Memungutnya (1)

(Penerjemah : Ei-chan)


Larut malam.

Deputi butler Hans berdiri di depan Count Deruth. Dia mulai menyampaikan laporannya sementara Deruth mendengarkan dalam diam sampai selesai.

"Tuan Muda saat ini sedang tidur di kamarnya."

Hans akhirnya menyelesaikan laporannya dan Deruth mulai bicara.

"Kusir melaporkan bahwa dia pergi ke kedai teh putera tidak sah Serikat Pedagang Flynn. Hari ini, dia membawa seorang pria muda yang identitasnya tidak bisa kita pastikan. Dalam hal minum-minum, dia hanya minum sedikit dan tetap berpikiran jernih."

Laporan Hans singkat, tapi Deruth merasa laporan pendek itu menarik.

"Haruskah kita menempatkan orang untuk mengawasinya dari dekat?"

Dia mengibaskan tangan menolak pertanyaan Hans. Dia tidak ingin tahu sejauh itu apa yang puteranya lakukan sampai harus menempatkan penguntit.

"Tidak perlu. Selama dia berada di dalam kota ini, apapun yang dia lakukan berada di bawah otoritasku untuk kutangani."

Deruth paling menghargai Hans dari semua deputi butler muda. Itu karena dia memenuhi perintah dengan baik dan juga merupakan orang yang baik.

"Lakukan apa yang telah kau lakukan dalam hal mengawasi Cale di dalam rumah dan laporkan apa yang kau lihat."

“Saya mengerti.”

Hans tidak mengatakan apa-apa lagi saat dia menundukkan kepala.

Deruth. Dia adalah seseorang yang tidak memiliki kemampuan khusus atau jaringan khusus apapun. Akan tetapi, sama seperti Count sebelumnya, dia mampu memerintah wilayah Henituse dan mengembangkan kekayaannya dengan menjual marmer untuk melindungi wilayahnya dengan baik.

'Cale sudah berubah.'

Cale terasa berbeda daripada biasanya. Bukan berarti dia mendadak lebih pintar atau lebih kuat, tapi tindakan-tindakannya jelas tidak sama dibanding sebelumnya.

“Ah, Hans.”

“Ya, Count-nim?”

"Bawakan aku informasi tentang Serikat Dagang Flynn."

Si pemilik kedai teh, Billos. Deruth tahu tentang anak haram dari Serikat Dagang Flynn. Ini karena rekan dagang anggur terbesar keluarga Henituse adalah Serikat Dagang Flynn.

"Saya akan langsung membawakannya."

"Bagus." 

Deruth memperhatikan saat Hans berjalan keluar dari kantornya sembari mulai berpikir. Ada banyak hal baginya untuk dipikirkan selain perubahan sikap Cale.

Situasi di sekeliling benua sedang berbahaya. Seperti gunung berapi sebelum meletus. Deruth bisa dengan jelas merasakan suasana bahaya meskipun dia berada di sudut kerajaan. Ini karena dia selalu mendapat informasi yang tak terhitung banyaknya tentang hal itu. Tapi pesan dari Istana Kekaisaran yang dia dapatkan hari ini membuat Deruth jadi semakin yakin tentang situasi di benua ini.

Para Count sebelumnya dari wilayah Henituse selalu meneruskan satu nasihat kepada penguasa berikutnya.

'Tidak perlu tercatat dalam sejarah. Hiduplah untuk kedamaian dan kebahagiaan saja.'

"Kurasa aku perlu memperkuat tembok-tembok kota."

Dia mungkin bukan petarung yang baik, tapi Deruth selalu memikirkan cara untuk melindungi dirinya sendiri dan keluarganya.

* * *

Ada saat-saat di mana tubuh lebih kuat daripada pikiran.

"Tuan Muda, Anda semalam tidur begitu nyenyak sehingga saya tidak membangunkan Anda."

Cale ketiduran. Fakta bahwa Ron membawakan sari lemon alih-alih air dingin lagi membuat semuanya jadi lebih buruk. Akan tetapi, Cale tidak bisa berkata apa-apa tentang hal itu.

Itu karena ada perban di sekeliling leher Ron.

"Apa kau terluka?"

"...Apakah Anda mengkhawatirkan saya?"

"Tidak. Hanya sebal saja melihatnya."

"Bukan apa-apa. Saya hanya tergores cakar kucing."

Memangnya 'kucing' referensi lain untuk orang tidak bersalah?

Cale yakin bahwa ada yang telah mengalami pertemuan takdir mereka semalam. Dia mengalihkan pandangannya dari Ron, yang sedang tersenyum, dan menuju ke jendela kamar. Dia harus bergerak lebih cepat karena ketiduran.

"Apa Anda akan langsung pergi?"

"Ya. Aku akan mengurus semuanya sendiri di luar sana."

"Saya mengerti. Oh, Tuan Muda."

Cale melepaskan gagang pintu dan menoleh ke Ron. Pria tua itu menyunggingkan senyuman ganjil di wajahnya.

"Bagaimana menurut Anda tentang sari lemonnya?"

"Bagus. Ini enak."

Suara Ron jadi satu oktaf lebih rendah.

“…Benarkah?”

“Ya.”

'Pertanyaan macam apa itu?'

Karena Ron adalah seseorang yang tidak bisa dia abaikan, Cale hanya menjawab pertanyaannya sesopan mungkin sambil membuka pintu.

Brak! Dia kemudian cepat-cepat menutupnya kembali.

“…Ron.”

Ron mendekati Cale begitu dipanggil dan berbisik dengan senyum di wajahnya.

"Tuan Muda, apakah Anda terkejut? Tamu Anda kemarin sedang menunggu Anda di luar."

Cale terkejut. Cale telah melihat Choi Han menatapinya begitu dia membuka pintu, yang membuatnya menutup pintu karena kaget. Tangannya menuju ke saku bagian dalam kemejanya. Sepuluh juta gallon di sakunya itu menenangkannya.

Ron memandang Cale sambil melanjutkan bicara.

“Saya tidak ada kesempatan untuk memberitahu karena Anda langsung membuka pintu. Saya memberitahu dia untuk menunggu dengan nyaman di kamarnya, tapi dia menegaskan harus menemui Anda dan menunggu di luar pintu.”

‘Apanya yang tidak punya kesempatan memberitahuku, sialan.’

Cale tidak bisa berkomentar apapun pada pria tua kacau ini yang jelas-jelas punya kesempatan bicara tapi memilih untuk tidak memberitahu. Cale menjauh selangkah dari Ron begitu dia membuka pintu lagi.

“Ada apa?”

Cale berpura-pura seakan dia tidak pernah membanting pintu saat dia mulai bicara dengan Choi Han. Dia memperhatikan penampilan Choi Han saat bertanya.

Setelah mandi, merapikan rambutnya, dan mengenakan pakaian baru, kesan polos dan bersih muncul dari Choi Han. Akan tetapi, sulit untuk berpikiran begitu setelah melihat matanya.

Choi Han masih dalam kondisi mental yang terganggu. Karena itulah menatap matanya membuat Cale sedikit takut. Choi Han juga balas menatap Cale sebelum akhirnya mulai bicara.

“Membayar Anda kembali.”

“Huh?”

“Saya akan membalas Anda atas makanannya.”

Choi Han berbicara formal tidak seperti kemarin. Yang lebih penting, Cale mulai mengerutkan wajah terhadap kata-kata ‘membalas’.

‘Membalasku? Apa dia sedang mencoba membuatku kena serangan jantung?’

Apa ada orang yang berpikiran waras yang akan memanfaatkan Choi Han untuk tenaga kerja kasar? Cale hanya ingin Choi Han untuk keluar dari kota ini secepat mungkin.

Tentu saja, Choi Han akan setuju membantu Cale jika dia mengatakan itu untuk membalasnya. Dia memang orang yang seperti itu. Akan tetapi, Cale tidak punya apapun yang dia perlukan dari Choi Han.

“Tidak perlu. Apa ada hal lain yang kau butuhkan?”

Dia cepat-cepat menolak tawaran Choi Han dan menanyakan apa ada hal lainnya yang dia perlukan. Choi Han mulai mengamati Cale lebih dekat lagi. Pandangan itu membuat Cale berpikir tentang bagaimana Cale dihajar habis-habisan di dalam novel, dan lengannya mulai merasa merinding. Choi Han mulai berbicara pada saat itu.

“Ada sesuatu yang ingin saya minta tolong dari Anda.”

Cale menutup mata mendengar kata ‘tolong’. Dia tidak ingin terlibat dengan Choi Han. ‘Pertolongan’ yang akan Choi Han minta tidak lain adalah sesuatu yang berkaitan dengan Desa Harris.

Cale dalam novel menyebut para penduduk Desa Harris tidak berguna dan akhirnya dihajar sampai babak belur gara-gara itu. Cale memikirkan itu saat membuka mulutnya.

“Katakan pada Hans permintaanmu. Dia akan mengurus semuanya.”

Setelah membuka matanya lagi, Cale melakukan kontak mata dengan Choi Han, yang sedang berdiri diam seperti patung.

“Dia adalah deputi butler yang berbakat. Dia akan dapat membantumu dengan hampir semua permintaan yang normal.”

Cale kemudian menempatkan sebelah tangannya di bahu Ron. Dia bisa merasakan Ron yang terkesiap, tapi Cale memutuskan untuk menyingkirkan mereka berdua sekaligus dari pandangannya.

“Ron ini juga sangat berguna. Dia pun akan bisa membantumu. Ron, dia adalah tamuku. Pastikan untuk mengurus baik-baik apapun yang dia butuhkan.”

Cale juga memberi Ron sebuah perintah sebelum mengangkat tangannya dari bahu Ron. Dia kemudian mendengar Choi Han memanggilnya.

“Tapi Anda bahkan tidak mengenal siapa saya.”

Cale berbalik untuk menatapnya. Dia bisa melihat Choi Han masih mengamatinya. Perasaan menyeramkan yang memancar darinya telah menghilang, dan Cale hanya bisa merasakan kemurnian yang tidak bisa dijelaskan muncul dari Choi Han.

“Kenapa aku harus tahu siapa kau? Apa ada alasan membantu seseorang yang tidak memiliki sebanyak yang kupunya?”

Choi Han mulai mengerutkan wajah sedih mendengar perkataan Cale. Itu sangatlah samar, tapi Cale, yang telah mengamati Choi Han dengan cermat, tentunya melihat itu.

‘Apa dia kesal karena aku mengatakan seseorang yang tidak memiliki sebanyak yang kupunya?’

Cale buru-buru melanjutkan.

“Berdasarkan situasimu, aku sangsi kau akan meminta sesuatu yang sulit. Yah, sekalipun itu hal yang sulit, aku yakin Hans akan tahu batasannya.”

Dia mendorong Ron ke Choi Han saat dia berbalik dari mereka berdua. 

“Kalau begitu, sudah dulu. Ada banyak hal yang harus kukerjakan.”

Cale cepat-cepat menuju ke kantor ayahnya, Deruth. Dia perlu mendapatkan sejumlah besar uang saku untuk hari ini. Dia bisa mendengar suara Ron muncul dari belakangnya.

“Tuan Muda, saya akan melakukannya seperti yang Anda perintahkan.”

‘Aku tidak peduli apa kau akan melakukannya atau tidak.’

Berulah dan membuat keributan adalah hal yang dilakukan mereka sebagai tokoh-tokoh utama, bukan Cale. Bukankah mereka akan jadi semakin lebih cepat akrab karena bertemu empat hari lebih awal berkat dirinya?

* * *

Ron memperhatikan Cale, yang bergerak menjauh dari mereka berdua, sebelum menunduk melihat cangkir di tangannya.

“Menarik.”

Anak anjing yang tidak kenal takut itu tidak suka yang asam-asam. Dia masih tidak menyukainya. Akan tetapi, dia sekarang meminumnya.

Ron menyentuh lehernya. Dia telah terluka untuk pertama kalinya setelah sekian lama, tapi sesuatu yang lebih menarik daripada cedera itu terus mengganggunya.

Si anak anjing yang tidak kenal takut itu takut padanya.

Apa dia tahu sesuatu?

“Pimpin jalannya.”

Ron mengalihkan pandangannya ke sumber suara tersebut. Dia bisa melihat Choi Han menatapnya dengan rasa jijik. Bocah ini kelihatanya tahu bahwa dia adalah seseorang yang pernah membunuh dari pertarungan singkat mereka semalam.

“Tentu.”

Bocah ini, yang juga memancarkan aroma darah yang serupa, berpura-pura bersih. Ron merasa itu hal yang menggelikan karena bocah aneh ini bertingkah seperti itu.

Bocah ini, yang mereka temui semalam, memancarkan aura brutal, menjijikkan dan membunuh dari Hutan Kegelapan. Itu adalah aura yang Ron dan Beacrox bisa langsung kenali dari antara aura lainnya.

Tentu saja, aura membunuh itu bukanlah milik Choi Han. Choi Han mendapatkan aura itu dari para pembunuh yang telah dia bunuh, dan sekarang setelah dia mandi dan bersih-bersih, aura membunuh itu tidak lagi melingkupinya.

‘Kurasa tidak mungkin orang-orang itu akan menyeberang.’

Ron memikirkan tentang peristiwa semalam sambil mulai bicara dengan pemuda yang nampaknya telah melalui banyak hal dalam beberapa hari terakhir ini.

“Ikuti aku.”

Ron mulai berjalan untuk memenuhi perintah Tuan Muda anak anjingnya, dan Choi Han mengikuti di belakangnya. Pandangan Choi Han sekilas tertuju ke arah kepergian Cale sebelum kembali ke Ron.


PREVIOUS

TOC

NEXT