Ciuman Ular

(Translator : Hikari)


“Prince, orang-orang yang kau bawa pulang ini sangat hebat, ya” Lolidragon bertanya curiga. “Dari mana sebenarnya kau menemukan mereka?”

Aku mengangkat bahu. “Jing dan Yun adalah teman-teman sekelasku; kebetulan saja kami bertemu. Ditambah lagi mereka baru tahu kalau adalah Prince. Sementara Kenshin dan Sunshine…” Aku ragu-ragu. Haruskah aku memberitahu dia?

“Mereka itu NPC dari hidden quest, ya ‘kan?” ujar Lolidragon begitu saja.

“Bagaimana kau tahu?” desakku, kaget.

Lolidragon membeku sesaat, dan kemudian dia membalas, “Aku ini GM rahasia, ingat?”

“Oh…,” aku menggaruk pipiku. Bukannya dia bilang GM rahasia itu sama saja seperti player normal? Karena itulah kupikir dia tidak akan tahu!

Lolidragon menghela napas dalam-dalam dan menggeleng tidak percaya. “Kau ini benar-benar luar biasa beruntung, bahkan sampai bisa menyelesaikan misi rahasia yang super-duper luar biasa sulitnya ini! Kau tahu, Lantis dan Kenshin hanya diciptakan untuk iseng saja; tidak ada yang pernah mengira siapapun bisa menyelesaikan misi ini!”

“Uh, sebenarnya ada alasan di balik itu.” Haruskah kuberitahu Lolidragon tentang ‘kebangkitan’ Kenshin dan Sunshine? Aku agak ragu; bagaimanapun, Lolidragon adalah karyawan Second Life. Bagaimana kalau dia sampai melaporkan kejadian ini?

“Akan lebih baik kalau kau secepatnya memberitahu semua orang kalau mereka adalah humanoid pet; aku sudah melihat banyak orang yang memperlakukan mereka seperti player,” omel Lolidragon

“Tidak, aku tidak bisa bilang.” Aku mengibas-ngibaskan tanganku dengan panik.

Lolidragon bertanya curiga, “Kenapa?”

“Uh, karena mereka sudah mendapatkan kesadaran-diri sekarang dan aku tidak ada niatan memperlakukan mereka sebagai humanoid pet. Malahan, aku ingin mereka supaya jadi seperti player biasa.” Aku menjelaskan semuanya dalam satu tarikan napas.

“Kesadaran-diri?” Lolidragon memucat.

Seperti yang kuduga, ini benar-benar mengejutkan… Aku menarik napas dalam-dalam, dan kemudian berkata dengan serius, ”Lolidragon, bisa tidak kalau kau tidak memberitahukannya? Jangan informasikan ini pada siapapun tentang hal ini, oke? Terutama pada orang-orang dari perusahaan game, atau kalau tidak Sunshine dan Kenshin akan berada dalam bahaya. Aku tidak mau mereka dihapus, jadi kumohon.”

Ekspresi tegas Lolidragon tetap terlihat untuk sejenak, membuatku tegang. Akhirnya, dia mengalah, mendadak tertawa terbahak-bahak. Melambaikan tangan, dia berkata, “Tenang saja, aku tidak akan mengatakan apapun. Tidak setiap hari ada NPC yang mendapat kesadaran-diri. Sesuatu yang menyenangkan seperti ini, bagaimana mungkin aku  memberi tahu perusahaan dan membiarkan mereka merusak kesenanganku?”

Aku terhenyak. Perusahaan manapun yang telah mempekerjakan Lolidragon pastinya sangat tidak beruntung.

Pintu terbuka dengan sebuah suara berdebam—Lolidragon dan aku menoleh ke pintu masuk, saat sebuah sosok mungil yang tidak asing lagi melompat ke lenganku dan bergumam di telingaku, “Prince, kau akhirnya pulang, oh betapa kangennya aku!”

Aku melihat ke bawah, tak berekspresi. Fairsky benar-benar seperti seekor kecoak tangguh tak terhentikan… Kemudian kepala berambut hitam yang sangat familiar menempel ke punggungku. Aku melihat ke belakang dalam keheningan. Yang satu ini bahkan lebih bersemangat daripada Fairsky—Gui, dengan kulit yang begitu keras bahkan peluru tidak bisa menembusnya, menatapku dengan mata berkaca-kaca. “Yang Mulia, kau akhirnya pulang! Aku khawatir sekali!”

Buruknya lagi, berdiri di depanku dengan begitu murkanya, Wicked sudah sejak lama menghunus pedangnya. Aku memandangnya datar saat dia menendang Fairsky dan Gui menjauh, dan kemudian menghajar mereka mati-matian… Si duo yang babak belur, tidak bisa diam saja menerima ini, mengeroyok Wicked. Fairksy menahan serangan Wicked, sementara Gui menembakkan panah-panah rahasia padanya, membuat Wicked menjadi bantalan jarum hidup.

“Tidak menghentikan mereka?” Lolidragon bertanya santai.

“Ini pertunjukkan bagus untuk ditonton, kenapa menghentikannya?” balasku sama santainya.

Tepat saat itu, pedang Wicked terlempar ke udara oleh Fairsky, menggores pipiku dan meninggalkan segaris darah… Perkelahian mereka bertiga berhenti sesaat untuk menoleh padaku dengan rasa bersalah dan hati pedih di mata mreka. Aku menyeka darah dari pipiku dengan punggung tangan, tersenyum tipis. “Mengenai aku juga? Menarik!”

Akhirnya, Lolidragon mengunyah kuaci sambil menonton aku yang menghajar ketiga orang itu, sambil terus mengobrol denganku. “Prince, kenapa kau tidak mengikutsertakan Phoenix juga? Dia terus-terusan meratapi Fan sepanjang hari; Nan Gong Zui frustasi, begitu pula White Bird.”

“Siapa itu White Bird?” Aku menjotos Gui dengan tangan kananku, menginjak Wicked dengan kaki kiriku, dan menggelitiki Fairsky dengan tangan kiriku sekuat tenaga.

“Oh, kau masih belum tahu. Aku akan memberitahukanmu apa saja telah terjadi!”

Lolidragon menceritakan padaku semua yang terjadi selama aku tidak ada.

“Apa? Rose dan Broken Sword jadi pasangan?” Aku memucat; kaget, bertanya-tanya apa aku harus memberi mereka angpao nikahan dalam waktu dekat. Tidak mungkin, ‘kan? Akhir-akhir ini Ibu pergi bermain sepanjang waktu dan dia sama sekali tidak menulis naskah; keuangan rumah kami sedang kacau. Apa yang harus kulakukan untuk mendapat uang pengisi angpao? Saat aku memikirkan ini, aku jadi melampiaskan lebih parah pada ketiga orang itu di lantai.

“Apa kau cemburu|?” Lolidragon mengangkat sebelah alisnya.

Pada saat ini, si trio yang hampir mati pun mendadak melompat dari lantai, menatapku dengan wajah cemas. Aku membalas sengit, “Sama sekali tidak!”

“Baguslah,” seseorang dari samping menghela napas lega. Aku menoleh untuk mendapati Broken Sword, Rose, dan….semua orang.

“Kapan kalian semua sampai?” tanyaku bodoh.

“Mereka mulai berdatangan saat kau mulai menghajar si trio,” Lolidragon mengangkat bahu.

Aku tersenyum canggung pada mereka semua. “Uh, hai semuanya.”

“Pfft!” Yun mendadak meledak tertawa… Hei, ada apa denganmu. Cowok tidak melakukan “pfft”, hanya cewek yang melakukan itu! Memangnya kenapa kau, pria dewasa, harus tertawa seperti itu? “Dàgē, bagaimana bisa kau makin lama jadi makin bodoh? Awalnya, kau bahkan terlihat sangat tegas.”

Aku mengarahkan sebuah tendangan terbang padanya. Berani membuka aibku? Kau minta mati, ya? Setelah menendang dia, aku merapikan bajuku, dan memberi tanda pada keempat orang yang akan kuperkenalkan pada semua orang. “Ini adalah Gu Yun Fei, seorang barrier master; Lu Jing, seorang exorcist; Sushine, si mage, dan Kenshin, warrior.”

Yun, yang telah terjengkang ke lantai karena tendanganku, terlihat cemberut sebelum berpose seperi seekor duyung. “Hai semuanya, aku adalah Gu Yun Fei yang selalu dijahati dàgē.”

“Aku Lu Jing. Aku sangat senang bertemu dengan semuanya,” Jing berpose imut tanpa tahu malu di depan semua orang.

“Aku Sunshine, senang bertemu kalian,” Sunshine tersenyum anggun menyiratkan kehangatan.

“Kenshin,” ujar Kenshin singkat.

Melihat keempat orang itu telah menyelesaikan perkenalan diri mereka, kurasa waktunya bagiku untuk memperkenalkan yang lain pada mereka. Tapi… aku menghitung jumlah orang yang hadir, dan memutuskan untuk melewatkan perkenalan. Aku berkata acuh, “Kalian semua berbaurlah perlahan dan saling mengakrabkan diri dengan yang lain.”

“Prince, rekan-rekan yang kau bawa pulang kali ini benar-benar berbakat!” Wolf-dàgē mengelus kepalaku dengan sayang.

“Tentu saja mereka kuat; kau tidak tahu berapa banyak waktu dan usaha yang kuhabiskan untuk mereka!” aku menghela napas, mata berkaca-kaca, memikirkan kembali saat-saat itu….


Aku telah selesai melakukan pendakian yang sulit ke puncak tertinggi, Azure Mountain, hanya untuk menemukan ketiga peramal tua yang sedang berdiri di depan monumen batu, berkata, “Ayo! Anak Muda, kalau kau bisa mengalahkan kami, kau bisa menjadi Raja Iblis…” Ah, itu tidak benar! Kalahkan mereka, dan mereka akan memberiku seonggok kotoran. Aku menatapinya, dengan raut wajah sangsi, sambil berpikir, Kenapa aku butuh seonggok kotoran? Aku tidak menanam tanaman, jadi aku tidak butuh pupuk, ya ‘kan?

“Tujuan utama dari misi ini adalah memberikanmu Great Returning Pill. Nama monumen batu dan ramalan-ramalan hanyalah tambahan,” Kenshin menjelaskan perlahan. Melihat ekspresi jijik di wajahku saat aku melihat ‘Returning Pill’, Kenshin menambahkan, “Kalau kau memakan Great Returning Pill, EXP-mu akan jadi sepuluh kali lipat selama tiga hari.”

“Oh? Itu sangat bagus,” aku tersenyum senang pada ketiga pria tua bau itu. Menghormati orang yang lebih tua adalah pemikiran yang asing pada saat itu.

Kenshin dan aku menghajar ketiga orang tua itu dengan baik sebelum mengambil kotoran tersebut dan monumen batu menuruni gunung bersama kami, menemukan kedua orang yang tidak asing sedang asyik melakukan barbekyu.

“Kalian berdua berbagilah kotoran itu dan kemudian kita akan pergi ke Ghost Cove dan berlatih.” Aku menyambar daging yang baru saja selesai dipanggang dan, mengabaikan ekspresi terkejut di wajah mereka, mencekoki mereka masing-masing setengah potong. Melihat mereka berdua pingsan tidak lama setelahnya, Kenshin dan aku tidak punya pilihan selain masing-masing kami membawa mereka secepat mungkin ke Ghost Cove.

Saat kami kembali ke Ghost Cove, aku berjuang seperti tanpa akhir di Broken Cliff sebelum ditendang oleh Kenshin yang tidak sabaran… Setelah menyelamatkan Sunshine, kami membantu Jing dan Yun untuk berlatih seperti orang gila di Ghost Cove. Dengan bantuan Great Returning Pill, mereka berdua berhasil naik level hampir 15 level. Terakhir, kami menggunakan karpet terbang Sunshine untuk bergegas ke Infinite City. Karena aku takut kami tidak akan tepat waktu, aku bahkan mengancam si karpet, memaksanya terbang dengan kecepatan paling tinggi… Kalau dia tidak melakukannya, aku akan menggunakannya sebagai keset di pintu masuk Infinite City, bebas bagi siapapun yang lewat untuk membersihkan sepatu mereka.

Haah! Dua teman karibku dan dua NPC yang mendapat kesadaran-diri ini menghabiskan banyak waktu dan usahaku! Ah, ya sudahlah, yang penting akhirnya bagus.


Aku berhenti mengenang kembali dan melihat yang lain, hanya untuk menyadari bahwa mereka semua terlihat frustasi sekaligus tidak tahu harus melakukan apa. Saat aku mengikuti pandangan mereka, aku melihat… Ice Phoenix! Ah, aku menghela napas, Aku sudah berjanji pada Nan Gong Zui kalau aku akan mengurus adik angkatnya ini, ditambah lagi Lolidragon juga menyuruhku agar melindungi Phoenix, jadi kelihatannya aku tidak bisa melepaskan diri dari masalah ini lagi.

“Phoenix…” Aku memperlihatkan ekspresi gelisah di wajahku dan berjalan mendekati Phoenix.

Phoenix berteriak panik padaku. “Jangan mendekat!”

Aku berhenti di pertengahan langkahku dan dengan lembut mengatakan satu kalimat. “Aku tidak tahu kau sebenci itu padaku.”Tidak, tidak, hanya saja kau…” Phoenix tidak tahu harus berkata apa sementara itu, dan kemudian dia mulai menangis.

Aku ternyata membuat Phoenix menangis! Aku sendiri jadi kebingungan. Di saat seperti ini, apa yang seharusnya kulakukan? Di tengah-tengah kepanikan dan kewalahan, aku sepertinya mendengar Lolidragon berbisik, “Ayo peluk dia, dasar bodoh.”

Grawr! Gampang kalau cuma ngomong! Tapi melihat Phoenix yang menangis begitu sedihnya, aku hanya bisa mengubur helaan napas dalam hatiku dan memeluk Phoenix dengan lembut, sambil menghibur dia. “Tidak apa-apa, jangan menangis, tidak akan ada yang menyalahkanmu.”

Awalnya, Phoenix menggeliat dalam rengkuhanku, tapi semakin dia memberontak maka semakin erat aku memeluknya sampai akhirnya dia nyaman dalam pelukanku, tersedu-sedu mengeluarkan isi hatinya.

“Maaf, aku tidak bermaksud begitu, ka-karena Fan me-memohon padaku, dan aku masih tidak bisa melupakan dia…” ratap Phoenix sambil menjelaskan dalam dekapanku.

Apa aku terlalu berbaik hati pada Fan, membiarkan dia lepas seperti itu? Ay, aku makin lama makin kurang berdarah-darah; aku akan memperbaiki diri di saat berikutnya!

“Tidak apa-apa, kau bisa mulai melupakan sekarang. Kalau kau memikirkan dia, kau bisa datang saja memelukku.” Sambil bicara, aku mengelus rambut panjang Phoenix; aku mulai mengerti kenapa para pria sangat suka gadis berambut panjang; halus dan wangi, rambut panjang memang sangat menyenangkan untuk disentuh.

“Prince…” Phoenix dengan malu-malu membenamkan wajahnya di dadaku sampai hanya dua ujung telinga yang memerah yang terlihat.

“Hmm?” Aku mengangkat hidungku dari rambut halus Phoenix dan menyadari aku seharusnya tidak mengangkat kepala, karena aku langsung melihat tiga arwah penasaran… Gui sedang menggantung ditahan oleh Wolf-dàgē dengan kaki-kakinya menendang-nendang udara kosong; Wicked sedang ditahan oleh Zui dan White Bird, matanya semerah darah; Fairsky ditarik mundur oleh Rose dan Broken Sword, begitu marah sampai pipi-pipinya menggembung.

Aku berkeringat dingin dan menjadi kaku—Phoenix jelas menyadari itu juga karena dia mengangkat kepalanya malu-malu. Dia kemudian menyadari ketiga arwah pendendam itu… Ekspresinya berubah; dia menatapku dengan tekad yang aneh… Ugh, aku mendadak mendapat firasat yang sangat buruk, dan sementara instingku tidak pernah benar untuk prediksi yang bagus, malah luar biasa saat berurusan dengan prediksi buruk.

“Prince, kalau kau benar-benar menerimaku, maka ciumlah aku.” Phoenix menutup matanya dan mendongakkan kepala tinggi-tinggi, setiap incinya adalah gambaran seorang perawan yang menunggu untuk diserang.

Ugh… Aku benar lagi. Mencium dia seharusnya sama sekali tidak masalah, karena aku sudah mencium orang-orang yang lebih menarik—untuk gadis, aku sudah mencium sepupuku sendiri, untuk laki-laki, aku sudah mencium NPC game, Kenshin. Apa lagi yang bisa membuatku takut? Akan tetapi, kalau aku mencium dia di depan ketiga arwah murka itu, aku tidak akan pernah mendapat hari-hari damai lagi. Gui akan menangis sampai Tembok Besar Cina runtuh, Wicked akan mengomeliku tentang kesucian seorang gadis, dan Fairsky akan menggila; dia bahkan mungkin saja menantang Phoenix untuk berduel.

Dalam keraguanku, Phoenix telah membuka matanya yang dipenuhi air mata, tapi dia sedang melakukan usaha terbaiknya untuk menahan itu. Benar-benar… sangat menyayat hati!

Aku menetapkan keputusanku. Tidak lagi ragu-ragu, aku mengangkat wajahnya yang kaget, dan menciumnya dengan kasar.

“Ciuman ular, Prince, berikan dia ciuman ular, maka dia akan benar-benar jadi milikmu, hati dan jiwanya.” Lolidragon tidak seperti biasanya terdengar sangat antusias sementara dia menyemangati kami dari pinggir.

Ciuman ular? Apa itu ciuman ular? Mencium ular? Aku kebingungan.

“Julurkan lidahmu ke dalam mulut Phoenix dan gerakkan ke sana-sini; itulah ciuman ular.” Suara Lolidragon terdengar dari channel PM.

Oh…. Aku melakukannya seperti yang diinstruksikan, dan menjulurkan lidahku ke mulut Phoenix dan memutar-mutarnya… Akhirnya, saat aku kehabisan napas, aku menghentikan ciuman ular itu, dan menjilati bibirku sendiri, bertanya-tanya Apa Phoenix tadi makan permen? Kenapa mulutnya terasa manis?

“Sangat menstimulasi…” Lolidragon berkata dengan terperangah. Aku meliriknya sekilas, berpikir, Lolidragon, sekalipun kau ingin mencobanya, tolong jangan kelihatan begitu bernafsu! Kendalikan dirimu, mengerti?

Aku menunduk untuk melihat bagaimana kondisi Phoenix, hanya untuk mendapati matanya sudah membentuk dua hati raksasa dan seluruh tubuhnya lemas, bisa tetap berdiri hanya karena bantuan dari kedua lenganku… Bagaimana bisa begini? Aku hanya merasa itu sedikit membuat kebas, dan manis! Aku menggaruk pipiku dan memutuskan untuk tidak memikirkannya terlalu jauh. Selama aku bisa menggoda Phoenix menjauh dari Fan, semuanya tidak masalah! Tapi aku masih ada urusan dengan ketiga arwah pendendam yang harus kubereskan!

Aku menyerahkan Phoenix yang masih tidak sadarkan diri pada kakaknya, White Bird, dan berpindah menuju ke tim arwah penasaran yang berdiri seperti patung, membeku akibat terguncang dengan apa yang baru saja kulakukan. Pertama-tama, aku berjalan ke sisi Fairsky dan tersenyum padanya. Dia pun balas tersenyum, kemudian…aku mengulangi aksiku dan memberinya sebuah ciuman ular. Melihat gadis bermata-hati lainnya di pelukanku, aku merasa ini amat sangat menyenangkan!

Aku melempar Fairsky pada Rose dan menoleh pada kedua pria yang tersisa. Aku mengerutkan wajah. Aku tidak keberatan mencium gadis, tapi kalau pria… Bagaimanapun, aku adalah seorang wanita muda; tidak akan kelihatan terlalu bagus kalau aku melakukannya, ya ‘kan? Tapi benar-benar ingin tahu manakah yang lebih nyaman antara mencium laki-laki atau perempuan.

“Prince, Yang Mulia…” Air mata Gui telah membentuk dua air terjun, dan wajahnya penuh dengan kesedihan mendalam.

Aku tadinya berpikir, Oke, aku akan menciumnya sekali, melihat dia begitu menyedihkan… Tapi tepat saat aku akan berjalan mendekatinya, dan Gui terlihat luar biasa gembira, saat itulah…

“Kau tidak diizinkan untuk mencium dia; aku akan membiarkan masalah kau mencium para gadis itu, tapi… Kau! Tidak! Boleh! Mencium! Gui!” Api kemurkaan Wicked begitu kuat, hampir bermaterialisasi. Aku berhenti berjalan, demi keselamatan nyawaku, dan mengangkat bahu pada Gui.

“Wicked, kau ada masalah apa denganku?” Mata Gui dipenuhi dengan rasa sakit hati dan kemarahan.

“Kebencian sedalam Lautan Darah!” Wicked balik memelototi.

Aku berbalik, tidak lagi peduli tentang perseteruan kedua orang itu dan meregangkan tubuh dengan malas, hanya untuk menemukan bahwa… aku lapar. “Lolidragon, aku lapar.”

Lolidragon terlihat tidak terpengaruh, seakan-akan dia sudah tahu itu akan terjadi. “Makanan sudah disiapkan, dan kau bisa mengakrabkan dirimu dengan anggota-anggota baru seperti White Bird, suaminya Outside Window, ‘orang tua’ Feng Wu Qing, dan yang lainnya sambil makan.”

“‘Orang tua’ Feng Wu Qing?” Aku menekankan pada kata ‘orang tua’. Kalau aku tidak salah, bukannya Feng Wu Qing punya orang tua yang sama denganku?

“Yah, dalam pengepungan kali ini, ‘orang tua’ Feng Wu Qing banyak membantu, ditambah lagi mereka sudah memutuskan untuk tinggal di Infinite City,” kata Lolidragon, menekankan kata ‘orang tua’ seperti yang kulakukan.

“...” Bahuku merosot; aku baru saja berhasil keluar dari satu badai, dan badai lainnya datang—aku mulai curiga kalau aku belum berdamai dengan dewa-dewa yang tidak senang manapun di suatu tempat. 

Aku mengikuti Lolidragon ke ruang makan…dan mulai berkeringat parah. Apa ada orang yang akan menikah? Bagaimana bisa ini kelihatan seperti pesta pernikahan?! Aku hanya bisa melihat barisan-barisan lentera dan pita, semuanya bertema warna merah, dan menghitung ada banyak meja-meja bundar dengan semua orang duduk sesuai tempatnya, mata melebar dengan penuh semangat, menyaksikan kedatanganku. Mendadak aku merasa seakan-akan Lolidragon dan aku adalah pasangan pengantin yang sedang ditunggu-tunggu. Kata ‘Selamat’ menempel di dinding di belakangku.

Apa…? Itulah yang kudapat saat membalikkan badan untuk melihat; tidak diketahui apakah itu ditulis dengan cat atau benar-benar dengan darah. Kelihatannya itu baru saja dituliskan karena masih menetes-netes.

“Tuan Penguasa, apakah Anda akan mengurus kepengurusan kota atau keuangan lebih dulu?” Sebuah wajah yang tidak kukenal… Dia seharusnya adalah White Bird yang Lolidragon bicarakan! Dia sedang memegang sebuah tumpukan tebal kertas, menghalangi jalanku menuju ke meja makanku yang manis, ekspresinya penuh hormat tapi tidak begitu merendah.

“Ayo akan dulu!” Aku megibaskan tangan; tidak ada yang lebih penting daripada makananku yang menyenangkan.

Mendengar itu, White Bird menyimpan kertas-kertas di tangannya dan berkata, “Ya, Tuanku. Kalau begitu, maukah Anda mengumumkan dimulainya makan malam?”

Aku menggosok hidungku; aku tidak terbiasa dipanggil begitu sopan begini. “Semuanya, waktunya makan.”

Kerumunan yang hening mendadak kembali riuh, dan aku sangat bersemangat untuk duduk dan menikmati makan mewahku dengan… Nasi putih, abon daging, dan sup telur? Aku mengerjapkan mata tapi masih hanya ada tiga hal itu. Tidak mungkin… Apa ini makanan pembuka? “Lolidragon, ini…”

“Hidangan utama.” Kelihatannya tahu apa yang sedang kupikirkan, Lolidragon membalas tanpa keraguan sedikit pun.

“Ini…,” Ujung mulutku menjadi kram saat mengingat Zhuo-gēge memberitahuku sesuatu tentang keuangan Infinite City yang kacau. Tapi benar-benar separah ini?

“Ada masalah apa? Orang yang menghabiskan 5000 koin kristal untuk menaiki kapal ke Benua Timur tidak puas dengan makanannya?” Suara hanya Yu Lian-dàsăo terdengar, tapi aku merasa telah jatuh ke dalam sebuah lubang es dan tidak bisa berhenti gemetar. 

“Hidangan-hidangan ini luar biasa; aku sudah lama sekali tidak mendapatkan makanan sesehat ini!” Untuk membuktikan maksudku, aku bahkan mengangkat mangkuk nasiku dan mulai menjejalkan sejumlah besar nasi polos ke dalam mulut.

Yu Lian-dàsăo tersenyum kecil sekali lagi. “Prince tentunya makan dengan baik selama perjalanan ini, benar ‘kan?”

Benar… Aku mulai berkeringat hebat. Mendadak, aku mendapat inspirasi yang kuharap akan menyelamatkan wajahku; aku menyambar tas ranselku dan mengeluarkan sebuah batu rubi merah berkilau (Ingat ini dari mana? Batu dari pintu besar seseorang…. Aku mencongkelnya sebelum pergi.) Aku mempersembahkannya dengan tangan gemetar. “Dàsăo, ini adalah hadiah kecil tanda terima kasih dari adikmu, tolong terimalah.”

Yu Lian-dàsăo memberi sinyal pada Phoenix untuk mengambil batu rubi itu. Phoenix ternyata… mengendus batu tersebut sebelum berkata, “3000 koin kristal.”

Oi, kau itu burung phoenix, bukan anjing….tapi kau mengendus?

Yu Lian-dàsăo menggunakan matanya untuk memberi tanda berikutnya pada Lolidragon, yang buru-buru menaruh sumpitnya untuk berkata dengan tenang dan bermartabat, “Prince, karena krisis ekonomi kota, kami telah memutuskan untuk mengirim kau keluar untuk menghasilkan uang.”

Aku menuding hidungku sendiri, dengan wajah terkejut, berpikir Aku? Menghasilkan uang? Yang ada malah menghabiskan uang… Jangan-jangan! Jangan-jangan mereka benar-benar ingin aku bekerja sebagai sesuatu seperti pria penghibur? Aku memucat dan bertanya, “Bagaimana aku akan melakukan itu?”

Doll mendadak tersenyum cerah, “Prince-gēge penampilannya sangat menarik.”

Loliragon menambahkan. “Ditambah lagi nama Blood Elf sangat dikenal.”

Tamat aku, tamatlah aku; mereka benar-benar ingin aku bekerja sebagai pria penghibur? Pekerjaan paruh waktuku yang pertama adalah menjual tubuhku? Tidak mungkin, tidak akan pernah kulakukan, jika berita ini tersebar, bagaimana aku, seorang perawan, akan melanjutkan hidup? Ini mustahil… Tapi—aku mengerling senyum Yu Lian-dàsăo yang melebar… Ugh, aku paling-paling akan menjadi pendamping pria, menjual senyum dan bukan tubuhku; aku masih bisa menoleransi itu… Aku menatap wajah tersenyum Yu Lian-dàsăo lagi… Ugh, paling tidak, aku akan menerima menjual tubuhku pada ‘orang-orang cantik’.

“Menurut yang Lolidragon bilang, kau bisa menyanyi cukup bagus?” Wolf-dàgē mendadak bertanya begitu saja.

Aku tertegun. Memangnya aku menyanyi dengan bagus? Aku menoleh pada Lolidragon, wajahku penuh dengan tanda tanya.

“Bukannya dulu kau menyanyikan ‘It’s My Life’ untukku?” Lolidragon mengangkat sebelah alisnya. “Aku berani bilang paling tidak kau sebanding dengan penyanyi aslinya.”

“Prince, bernyanyilah, dan aku akan membantumu dengan memainkan musik pengiringnya!” Gui mengangkat guqing-nya dan mulai menyetem nada.

Menggunakan guqing untuk memainkan musik rock’n roll? Sebaiknya tidak, ya ‘kan? Sekalipun si penyanyi aslinya tidak terganggu di dalam kuburnya, senar guqing-nya pasti akan putus… Tapi, melihat antisipasi di mata orang banyak, aku terlalu malu untuk berkata tidak, jadi aku tidak ada pilihan selain mendiskusikan pilihan lagu dengan Gui. “Ayo ubah jadi lagu yang lebih sentimental, yang satu itu sangat tidak cocok untuk diiringi guqing.”

“Lagu apa kalau begitu?” tanya Gui.

Aku tidak perlu berpikir dua kali, “Bermimpi Ingin Terbang.”

Sementara Gui memainkan nada pertamanya, diriku pun larut dalam lirik lagu itu. Aku membuka mulut dan bernyanyi:


Bermimpi untuk terbang

Terbang dengan sayap tidak lagi terasa hebat, dengan bulu-bulu yang terlalu lembut.

Impian-impian terasa berat dan membebani, tidak ada lagi yang lebih sulit daripada lepas landas

Aku melompat, aku melonjak, aku akan mencoba 

Aku terjatuh, aku terluka, aku mengasihani diriku sendiri


Melintasi hati, melintasi kesulitan, tapi tidak dengan perasaan

Mengambil langkah terakhir, menyakiti diriku sendiri, menyakiti orang lain, tapi aku tidak bisa menyakiti keabadian

Legenda-legenda, diciptakan dengan kesedihan, kegetiran dan kedukaan

Tersentuh hanya oleh keinginan untuk terbang, dan terbang

Bermimpi ingin terbang


<Bermimpi Ingin Terbang> oleh Yu Wo


Aku berhenti menyanyi, menarik napas dalam-dalam, dan kembali ke kenyataan. Saat aku membuka mataku lagi, semua yang menyaksikan terlihat hanyut dalam nyanyianku. Aku hanya bisa menggaruk pipiku; memangnya aku benar-benar menyanyi sebagus itu?

Yu Lian-dàsăo menjadi orang pertama yang membuka mata; matanya berbinar-binar dengan penuh semangat saat berkata, “Kita untung besar!”

“Huh?” Apa maksudnya? Kenapa aku merasa cemas lagi, terutama setelah melihat orang tuaku yang sedang duduk di meja sebelah kiriku, terlihat seperti sedang berpikir serius? Jantungku mulai berdebar-debar karena pikiran itu.

[½ Prince Jilid 4 Bab 2 End]


Catatan kaki:

- “…menangis sampai Tembok Besar Cina runtuh” : Ada sebuah tentang pepatah ini. Pembangunan Tembok Besar Cina menyebabkan banyak kematian orang-orang sehingga orang-orang di masa kuno tidak bersedia pergi untuk membangunnya. Akan tetapi, kaisar pada waktu itu memaksa para pria untuk meninggalkan rumah mereka untuk membangun Tembok Besar tersebut. Seorang wanita bernama Meng Jiang Nu baru saja menikah ketika suaminya dipaksa untuk membangun Tembok Besar, dan pria itu pun tewas. Legenda mengatakan Meng Jiang Nu menangis sepanjang hari dan malam di bawah Tembok Besar setelah kematian suaminya sampai bagian Tembok Besar yang belum selesai itu terguncang dan runtuh.

- Ciuman Ular: Ciuman ular diucapkan dalam bahasa Mandarin sebagai ‘ciuman lidah’... yang mana, seperti yang bisa kalian duga, itu adalah French Kiss.

- Kebencian sedalam Lautan Darah : Biasanya ungkapan ini digunakan untuk kebencian yang benar-benar mendalam, sebagai contoh saat musuh membunuh orang tuamu… dari situlah bagian lautan darah. Lautan darah juga bisa berarti bahwa kau begitu membenci musuhmu sampai-sampai kau ingin melihat darahnya mengalir begitu banyak sampai bisa membentuk sebuah ‘laut’