Jangan Pernah Melakukan Kesepakatan Dengan Seekor Naga (Bagian 1)

Penerjemah: Zerard | Proofreader: Yon


Naga.

Apa lagi yang bisa di katakan tentang makhluk yang menyandang nama yang sudah disebutkan ini? Bumi bergetar, raungan pemecah langit. Sisik merah berkilau. Napas panas dengan bau sulfur miasma. Cakar, taring, dan ekor yang maha tajam. Makhluk dengan harta berlimpah, melebihi Negara, dengan kecerdasan yang bahkan melampaui sage terhebat, dan kehidupan abadi.

Dan salah satu dari mereka, di antara bentuk kehidupan terkuat di dalam Dunia Bersudut Empat, sekarang tengah berdiri di hadapan para petualang.

“GROOGB! GOORGGBBB!!” Dan pada punggungnya terdapat seekor goblin yang tertawa.

“…Ini seperti lawakan nggak lucu.” Goblin Slayer berkata, dan siapa yang dapat menyalahkannya?

Kemudian naga merah menjulurkan leher panjang melingkarnya, menghantam pilar di sekitar petualang. Para petualang melompat ke belakang sebelum naga itu bergerak, oleh karena itu mereka tidak terluka, namun reruntuhan dan koin emas bertebaran layaknya proyektil.

“GGOOOGRGGBB!!” Melihat para petualang mengangkat perisai atau berjongkok untuk menghindari lontaran puing, para goblin mengoceh kesal. Dia menarik tali kendali ke segala arah, dan setiap kali dia melakukannya, sang naga tampak terlihat marah.

High Elf Archer, yang telah melompat pada pilar lainnya, terdengar masam, tidak selayaknya untuk seorang high elf. “Bagaimana mungkin seekor naga bisa di tunggangi oleh goblin?!”


“Oh, saya rasa goblin itu hanya percaya bahwa dia yang mempunyai kendali.” Lizard Priest berkata, terdengar lebih santai—bahkan mungkin bersemangat—dengan situasi ini seraya dengan menepukkan ekornya ke lantai. “Menurut saya, naga itu sama sekali tidak mempedulikan goblin itu.”

“Menurutmu Communicate bisa menolong kita di sini, Scaly?!”

“Ha-ha-ha, makhluk ini baru saja terbangun dan tidak memiliki niatan untuk bercakap dengan siapapun. Bahkan doa saya tidak akan sama sekali membuat perbedaan.”

“Tapi kita nggak bisa bertarung dengan seekor naga…!” Ucapan itu keluar dari mulut Priestess tanpa di sengajanya. Apapun itu, ucapannya sama sekali tidak menunjukkan bahwa mereka akan kalah. Melainkan hanya kesadaran pada kenyataan yang ada.

Dragon Slayer! Dragon Buster! Dragon Valor! Nama-nama inilah yang di berikan hanya kepada pahlawan terhebat dalam legenda. Banyak petualang yang telah menantang monster-monster ini, dan hanya beberapa dari mereka yang berhasil menang. Adalah sebuah ujian yang berat. Party mereka baru saja selesai dari petualangan mereka di lahan gurun, di dalam kondisi mereka yang lelah, akan menjadi bunuh diri untuk menantang makhluk ini. Petualang selalu berurusan dengan bahaya, namun bukan berarti mereka harus ceroboh dan tidak berpikir panjang.

“Serangan setengah-setengah nggak akan bisa menghasilkan apapun,” Goblin Slayer berkata, dengan cepat menilai situasi dengan harapan dapan mendapatkan inisiatif. “Aku yakin serangan cepat adalah satu-satunya pilihan, tapi bagaimana menurutmu?”

“Saya sangat setuju.” Lizard Priest dengan cepat membalas. “Kita sudah melalui terlalu banyak pertempuran. Kita sangat kelelahan.”

“Dan kita nggak punya banyak persediaan sihir lagi. Kurasa kita lakukan ini pada serangan pertama, atau nggak sama sekali…walaupun aku nggak menyukainya.” Dwarf Shaman mengernyit, dia memegang katalis dari tas dan tengah mengumpulkan keseluruhan tenaga terakhirnya. “Stone Blast nggak bakalan bisa menggores makhluk itu.”

“Kalau begitu…”

Petir. Priestess mengucapkan kata itu tanpa berbicara. Waja Female Merchant menjadi gugup, takut, dan tekad, namun dia mengangguk. “Aku…aku akan berusaha sebaik mungkin!”

Mereka tidak mempunyai waktu lama untuk sesi strategi kecil ini dengan musuh yang ada di hadapan mereka, dan sekarang para petualang dengan cepat beraksi.

“Y-yaaahhh!” Female Merchant berteriak. Sekali lagi, petualangan itu selalu berbahaya, namun kecerobohan dan tidak pikir panjang bukanlah petualang. Akan tetapi, ketika Female Merchant mengumpulkan segenap keberaniannya dan berlari ke depan, tidak ada seorangpun yang dapat menyangkal keberaniannya. Berapa banyak orang yang mempunyai keberanian untuk melakukan apa yang dia lakukan ketika berhadapan dengan seekor naga?

“Aku lindungi kamu!” High Elf Archer berteriak dan beranjak melompati reruntuhan, menembakkan berbagai seri panah untuk menarik perhatian musuh. Tidak diragukan, walaupun tujuannya untuk menahan musuh, bidikannya semua mengenai sasaran. Dia mengenai mata naga dan mendaratkan tembakan pada goblin rider. Namun ketangguhan dari armor sisik itu sangat begitu tinggi.

Pada saat yang sama, Female Merchant membelitkan jemarinya, memfokuskan gambaran sebuah petir. Dia menggigit bibir, berkonsentrasi sekeras dia bisa pada mantranya, menatap naga walaupun tampak jelas dia pucat dengan rasa takut.

Atau mungkin menatap pada goblin pada punggung naga?

“Tonitrus…oriens…iacta! Bangkit dan jatuh, petir!” Dia membentuk sebuah lambang mantra dan mendorong tangannya ke depan, dan sebuah kilatan putih akan listrik datang menggelegar.

Terdapat jeda sesaat di antara ular menggelegar yang lepas dari jarinya dan ketika itu mencapai sang naga, dan Goblin Slayer tidak melewatkannya.

“Hraah…!” Dia memutar pedang di tangannya menjadi genggaman terbalik, kemudian mengambil satu langkah, dua langkah, tiga, dan melemparnya sekuat dia bisa. Lemparannya tampak tak terlihat di balik kilauan putih besar, senjata itu melejit di udara mengarah sang goblin.

Namun petir itu memantul menjauh. Mungkin kekuatan sihir di dalam sisik naga, atau di matanya, terlalu kuat. Makhluk itu mengepakkan sayapnya dengan malas, seolah hendak menepis seekor lalat, dan pedang Goblin Slayer terhantam dan hancur. “Ap…?!”

“Eek?!”

Dan kemudian sang naga merah meraung.

Getaran dari raungan itu melenyapkan deruan petir dari sebelumnya, menggetarkan udara di sekitar mereka. Jika seseorang memotong sebuah instrumen bersenar selagi menggunakan sarung tangan kulit tebal, mungkin orang itu dapat merasakan gema tipis dari suara ini.

Tekanan dari suara gelombang suara itu menyebabkan Female Merchant kehilangan keseimbangannya, dan dia pun terjatuh di lantai.

“Hrm…!” Sedangkan Goblin Slayer, sudah mulai bergerak. Mungkin ini adalah kepiawaian bekerja seorang petualang berperingkat Silver. Atau mungkin dia hanya tengah menerapkan saran yang di ajarkan master lamanya: “Pokoknya, terus bergerak!”

Apapun itu, dia tepat waktu. Dia mengangkat Female Merchant selagi wanita itu masih menjerit dan bergetar dan terjun memasuki bayangan dari tumpukkan jarahan.

“Eep?!” Female Merchant menjerit, namun dia menghiraukannya, menempatkan wanita itu di depannya dan melindunginya dari hembusan angin dengan punggungnya. Terdapat pusaran angin seraya naga itu menarik napas yang begitu dalam sehingga terlihat seperti naga itu menarik semua udara yang ada di sekitarnya, tenggorokan dan dadanya mengembang dengan dramatis.

“…?!” Bahkan Priestess dapat mengetahui apa arti ini. Dia meremas tongkat deriknya, hampir terjatuh ke depan seraya dia mengingat ucapan doa itu di dalam pikirannya. Tetapi…

Aku nggak akan sempat…!



Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya