Meninggalkan Rombongan Hero

(Penerjemah : E-Chan)


Sebenarnya, Ronaldo tidak pernah ikut menambahkan pernyataan tidak masuk akal Mirei tentang Eto. Tidak perlu dikatakan lagi, bahkan sekarang pun Mirei masih terus mengeluh tentang Eto. Akan tetapi, Eto kelihatannya merasa bahwa sekarang waktunya untuk perubahan.

“Hero-sama, Mirei-sama, seperti yang pernah kukatakan berkali-kali, tanpa tanda dari si penyihir itu sendiri, aku tidak akan bisa menyerahkan mana potion di waktu yang tepat seperti yang Mirei-sama inginkan. Dan kurasa tidak ada seorang pun yang bisa melakukannya. Yah, meski begitu, kecuali orang itu berasal dari rumah Mirei-sama yang bisa memahami semua pikiran Mirei-sama tanpa perlu diberitahu.”

Saat Mirei berhenti sebentar mengajukan keluhannya, Eto mengatakan itu. Walaupun itu sesuatu yang sudah dia jelaskan padanya berkali-kali, dia harus mengatakannya karena itu fakta, sekalipun orang yang diberitahu tidak suka mendengarnya.

“Alasan saja. Memang ada banyak orang di rumahku yang bisa mengerti yang kupikirkan. Aku akan memanggil mereka untuk melakukannya menggantikan Eto-san, jadi bisakah kau segera meninggalkan party ini? Kami tidak butuh orang tidak berguna lagipula. Ya ‘kan, Hero-sama?”

“Ya, kau memang benar. Aku sudah menahannya cukup lama sampai sekarang, tapi seperti yang diduga, Eto-kun tidak cocok untuk menjadi anggota dari party-ku. Eto-kun, kalau kau bisa berubah pikiran dan melakukan pekerjaanmu dengan benar, maka tidak masalah. Tapi kalau kau tidak bisa, aku ingin kau meninggalkan rombongan ini.”

Pada saat ini, Eto sama sekali tidak merasa ada gunanya mencoba untuk tetap berada di rombongan ini, sampai ke titik di mana dia harus menundukkan kepalanya pada Ronaldo dan Mirei. Tidak hanya dilarang menggunakan sihir pendukung, satu-satunya hal yang diperbolehkan untuk dia lakukan selama pertarungan adalah memberikan potion dan menghentikan musuh-musuh remeh yang mendatangi mereka.

Sementara menghentikan para goblin dengan sebilah pedang, yang tidak dia kuasai, dia juga diteriaki Mirei dan harus berlarian ke sana sini dengan potion di satu tangan. Terlebih lagi, saat pertempuran selesai, dia dicemooh tidak berguna dan menghambat. Pada akhirnya, dia bahkan tidak mendapatkan bagian dari hadiah penumpasan.

Belum lama ini, dia tadinya mencemaskan Lana, yang berasal dari desa yang sama dengannya, akan merasa kesepian kalau dia meninggalkan rombongan. Akan teapi, sejak dia mendapatkan profesi kelas atas, Sword Saint, dia menjadi keberadaan yang tak tergantikan di dalam party.

Dibandingkan dengan Lana, Eto berpikir bahwa yang bisa dia lakukan di party hanyalah sebuah tugas yang menyedihkan. Mungkin karena itu juga gadis itu memutuskan bahwa kata-kata Eto adalah sebuah kebohongan malam itu.

Dengan demikian, Eto menghela napas dalam-dalam, kemudian menatapi mata Ronaldo.

“Seperti yang Hero-sama dan yang lain katakan, aku tidak dibutuhkan dalam party ini. Dengan demikian, aku akan meninggalkan rombongan mulai hari ini. Terima kasih untuk semuanya.”

“Bagus sekali! Aku memang berpikir kalau itu akan lebih baik untuk kita semua. Eto-kun seumuran denganku dan masih sangat muda. Kurasa akan lebih baik bagi Eto-kun untuk mencari pekerjaan yang sesuai untukmu di kota daripada bertarung melawan monster. Baiklah. Sebagai pemimpin party, aku menghargai keinginan Eto.”

Setelah berkata seakan-akan keinginan Eto sama dengannya, Ronaldo segera mengabulkan permintaan Eto untuk mundur dari party.

“Terima kasih sudah memahaminya.”

Mendengar itu, Eto sekali lagi menundukkan kepala.

Kemudian, saat dia mengalihkan pandangannya pada Lana, dia mendapati Lana membelalakkan mata, terlihat terkejut dengan apa yang dia katakan. Eto memang merasa sedikit bersalah karena secara impulsif memutuskan untuk meninggalkan rombongan tanpa berkonsultasi dulu dengan Lana.

Tapi, dia yakin bahwa sekalipun dirinya tidak ada di sini, Lana tidak akan kesulitan. Karena sama seperti Lana yang menjauhkan diri darinya, Eto pun secara mental menjauhkan diri dari Lana, yang bahkan tidak mempercayai perkataannya.