BAB 1
(Translater : Fulcrum)


Kuil Kyuuchouji, tempat Kokonoe Yakumo menjabat sebagai kepala pendeta, berada di puncak bukit kecil di Kota Fuchuu, Metro Tokyo lama. Sebagai sebuah kuil yang ditujukan untuk relawan, para pengurus kuil menduga bahwa kuil ini mungkin ada hubungannya dengan praktik asketis, bagi orang di sekitarnya, kuil ini telah menjadi satu dengan pemandangan kota sebagai bagian komunitas regional yang tak terpisahkan.

Ditambah lagi, saat penduduk kota melihat peta lama, mereka sangat terkejut. Tidak peduli kalau ‘lama’ itu berarti seratus tahun, mereka sedang melihat sesuatu yang berbeda.

Mereka sadar bahwa sebelumnya tidak ada kuil di tempat itu.

Mereka sadar bahwa tidak ada bukit di tempat seperti itu.

Setelah Perang Dunia selama 20 tahun, pasukan keamanan ibu kota dikerahkan ke Choufuu, Fuchuu, Mitaka, and Musashino, dengan lapangan terbang Choufuu sebagai markas mereka. Dan sesuai dengan aturan pengerahan pasukan, para penduduk telah dievakuasi selama hampir sepuluh tahun. Bukit tempat kuil Kyuuchouji berdiri terbentuk dari galian tanah saat pembangunan bunker pertahanan di tempat itu.

Walaupun sangat disesalkan ibu kota terus-menerus mengalami kerusakan selama perang, berkat Benteng Musashino, bekas ibu kota lama itu tak tersentuh sedikit pun. Di sisi lain, pertahanan mereka membuat mereka menanggung serangan-serangan yang dari banyak pihak, tetapi bukan berarti evakuasi penduduk yang dilakukan sia-sia.

Apa yang sudah terjadi terhadap kota itu memang tak terhindarkan. Para penduduk kembali ke tempat tinggal mereka karena perang telah berakhir. Dan tidak lama setelah itu pemerintah setempat melakukan rekonstruksi kota. Meski semuanya tidak akan sama seperti sebelumnya.

Setelah melakukan penyegelan total, tanpa membongkar bunker bawah tanah yang ada, dan ditambah rancangan tata kota yang baru, jumlah keluarga yang dapat tinggal di tempat tinggal lama mereka semakin bertambah. Dan instalasi cepat sistem transportasi canggih memberikan pemandangan kota yang futuristik.

Apa yang ditambahkan bukan hanya fasilitas transportasi skala kecil model kereta, Cabinet, yang ada di kota. Terlepas dari hal-hal baru itu, hal-hal tradisional dan beragam fasilitas besar dan kecil ditambahkan menjadi bagian kota. Sebuah kuil besar di puncak sebuah bukit kecil, Kyuuchouji, merupakan salah satunya.

Kuil itu memiliki sejarah yang entah bagaimana bisa dibilang unik. Kepala pendeta sebelumnya, guru dari Yakumo, mendapat kesempatan untuk bekerja sama dengan Ninth Institute, dan mendapat tempat tinggal dan fasilitas untuk melatih murid-muridnya di jalan Shinobi, daripada kependetaan Buddha.

Dan karena itu, tampilan luar Kuil Kyuuchouji dibuat sebagai kamuflase dan dibangun mengikuti model kuno. Bahkan tanah di dalam kuil dibuat bergaya abad ke-20.

Anehnya, tempat latihannya berada jauh di bawah tanah, dalam sekali di bawah tanah, bahkan lebih lebar daripada area di atasnya, dan dikelilingi dengan teknologi-teknologi terkini. Tidak hanya digunakan untuk latihan Sihir Kuno, bahkan sekarang tempat itu sering digunakan untuk latihan Sihir Modern tingkat tinggi.

Kazama mengenalkan Tatsuya kepada Yakumo untuk membawanya ke fasilitas bawah tanah itu. Sebagai ahli taijutsu, kemampuan Yakumo sangat tinggi. Meski begitu, ekspektasi Kazama bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan taijutsu Tatsuya. Dia tidak membawa Tatsuya ke militer untuk menjadikannya ahli dalam pertarungan jarak dekat. Dia berharap, pada akhirnya nanti, akan ada seorang penyihir dengan kemampuan yang luar biasa kuat yang dapat bertarung di garis depan.

Ini merupakan tempat dilakukannya latihan taijutsu dan sihir. Segera setelah ia tahu bahwa jarak rumah Tatsuya dengan Kuil Kyuuchouji yang berada di kota sebelah cukup dekat, kuil ini menjadi satu-satunya pilihan Kazama.

Dan sekarang, Tatsuya berada di tingkat terendah di tempat latihan bawah tanah Kuil Kyuuchouji. Ruang latihan ini, dari lantai hingga langit-langitnya dan bahkan temboknya, dilapisi 3 lapis beton setebal 10 cm, timbal setebal 30 cm, dan beton berperisai neutron setebal 60 cm.

Ini bukanlah bunker nuklir, tempat ini sebenarnya dibuat untuk latihan sihir. Dan alasan adanya pelindung anti radiasi di tempat itu bisa ditarik dari sejarah perkembangan sihir abad ke-21.

Penelitian dan pengembangan Sihir Modern dimulai sejak tahun 1999, di sebuah insiden dimana seorang polisi Amerika menggunakan kekuatan yang tidak biasa (saat itu masih disebut Extrasensory Perception / ESP) untuk menghentikan teroris nuklir. Sejak saat itu dan selanjutnya, penelitian dan pengembangan Sihir Modern digunakan untuk menghadapi ancaman nuklir; pada dasarnya tujuan utamanya adalah untuk mengontrol dan mencegah adanya fisi nuklir, isolasi dan nulifikasi radiasi. 

Sebagai tempat penelitian saat itu, tempat ini aman untuk menghambat neutron dan menghalangi radiasi gamma. Namun, bahkan sampai hari ini pengembangan sihir untuk menghentikan reaksi nuklir merupakan data penting dalam sejarah perkembangan sihir. 

Meski begitu, apa yang dilakukan Tatsuya di ruangan itu bukanlah praktik sihir isolasi radiasi ataupun peningkatan sihir kontrol fisi nuklir. Bisa dibilang, ini kebalikannya.

Tempat latihan bawah tanah ini sekarang dijadikan kolam. Walau begitu, kolam itu tidak diisi air untuk keperluan berenang. Dengan bahunya yang berada di atas air, Tatsuya dengan baju latihan lengan pendek sedang memegang CAD bentuk pistol di satu tangannya. Walaupun ia tidak sedang berenang, baik kepala dan rambutnya basah kuyup.

Apa yang dipegang di tangan kananya bukanlah Silver Horn favoritnya. Terlihat jelas dari bentuknya kalau itu masih purwarupa. Perbedaan terbesarnya ada pada bayonet di ujung moncongnya. Imitasi, benda itu tidak tajam maupun runcing, dan hanya dibuat dengan lapisan besi yang tebal agar kelihatan seperti bayonet.

Dengan tangan kanannya di dalam air, Tatsuya menarik pelatuknya. Dua Rangkaian Aktivasi yang dihasilkan di dalam air masuk ke lengan kanannya. Gelombang pertama yang terbentuk merupakan hasil keluaran dari CAD berbentuk pistol. Yang satu lagi merupakan hasil keluaran dari benda yang mirip bayonet.

Rangkaian Sihir itu bereaksi dengan bayonet. Air bergelembung di ujung CADnya. Erangan Tatsuya semakin lama semakin keras dan membuatnya hingga berlutut. Tangan kanannya melepuh parah hingga merah karena panas yang tinggi, Tatsuya berakhir dengan menjatuhkan CADnya karena cidera yang dialaminya.

Tenggelam hingga ujung kepalanya, ia kemudian cepat-cepat berdiri. Rambutnya basah kuyup karena hal ini yang terjadi berulang kali. Napasnya tersenggal-senggal, Ia mengangkat tangannya hingga sejajar matanya dan menaik turunkan tangannya. Tidak ada sama sekali bekas luka bakar karena ‘Regrowth’, tapi keadaan setengah sadar itu akibat rasa sakit yang disebabkan luka yang dalam.

Dengan tangan kanannya yang sudah tidak mati rasa, dia merentangkan tangannya di dalam air. Jarinya telah meraih CAD yang mengapung. Bahkan benda yang seperti bayonet, yang terbakar ujungnya saat tadi di dalam air, telah kembali baik seperti semula karena ‘Regrowth’.

Lalu Tatsuya kembali memegang CADnya di dalam air. Tapi, tiba-tiba terdengar suara yang menggema di telinga Tatsuya.

[“Tatsuya-kun, ini sudah hampir tengah malam.”]

Dengan sihir getaran udara, aktivasinya berbeda walaupun isinya sama dengan yang digunakan oleh penyihir kelas Planet di STARS USNA, Sylvia Mercury First, Yakumo berbisik kepada Tatsuya dari luar ruangan.

“……Aku mengerti.”

Tatsuya berbicara dengan nada yang sama seperti sebelumnya tetapi Yakumo bisa paham apa yang terjadi dari suara Tatsuya menggunakan sihir tersebut.

Tentu saja, setelah Tatsuya menyelesaikan latihannya, air di ruangan itu mulai surut. Saat menunggu air itu surut, Tatsuya menggunakan Sihir Tipe Emisi untuk mengeringkan rambut, tubuh, dan bajunya.

Sihirnya sebenarnya tidak benar-benar mengeringkan bajunya sepenuhnya. Setelah bajunya sudah tidak terlalu basah dan nyaman dipakai, dia menggunakan Sihir Tipe Gravitasi untuk menyalakan saklar pintu di ruangan lain. Karena sifat ruang latihan ini, tidak ada benda elektronik apapun yang bisa dipasang di tembok.

(Ruangan yang tidak bisa diakses tanpa menggunakan sihir…)

Selagi memikirkan apa yang baru saja terjadi, Tatsuya mulai menaiki tangga yang akan membawanya naik dikarenakan Yakumo sudah mematikan listrik untuk elevator.

◊ ◊ ◊

Minggu, 23 September 2096. Walaupun Ia telah sampai di rumah kemarin malam, tepat sebelum hari berganti di tengah malam, Tatsuya masih keluar untuk latihan pagi-pagi. Ini membuat Miyuki, yang sedang memeriksa pesan yang belum terbaca di server rumah, merasa sedikit khawatir padanya.

Dia bukanlah seorang kakak yang akan berhenti jika diberitahu untuk tidak memaksakan diri. Tidak, mungkin jika dibujuk dengan air mata dia akan mendengarkan apa yang dikatakan adiknya, tapi mungkin itu tidak akan merubah apapun. Karena dia baru saja menggunakan senjata itu bulan lalu.

“Akan kusimpan taktik simpatik itu lain kali kalau ada masalah serius” pikir Miyuki tidak bisa berbuat apa-apa.

Di dapur Minami sudah mulai menyiapkan sarapan. Belum lama ini Miyuki dan Minami dengan mengejutkan mulai bekerja sama, dan merubah peraturan tentang siapa yang akan menyiapkan makan. Sejak awal, dengan adanya otomatisasi rumah, karena menyiapkan makanan secara manual hanya dilakukan untuk acara tertentu, perdebatan mereka di dapur terlihat lucu di mata orang lain, yang terlambat mereka berdua sadari.

Segera setelah itu Miyuki menyerahkan pekerjaan itu kepada Minami dan segera menuju ke kamar mandi. 

Ia kemudian menyalakan HAR di kamar mandi, mengambil baju Tatsuya termasuk pakaian dalamnya, tapi Miyuki tidak merasa malu akan itu.

Sebenarnya, sekarang ia sudah kelas 2 SMA dan berpikir apa ia masih harus malu-malu jika melihat pakaian dalam pria meski itu milik kakak kesayangannya. Meski begitu, saat dia membayangkan dirinya yang merah padam di depan pakaian dalam kakaknya, dia segera merubah pemikirannya yang tidak cocok dimiliki seorang gadis terhormat. Kalau ada orang lain melihatnya tersenyum saat sedang menyiapkan kamar mandi untuk kakaknya, mereka pasti akan mengira Miyuki sudah tak tertolong. Tapi mungkin orang itu tidak akan pernah mengatakan hal tersebut kepada Miyuki.

Saat sedang menyiapkan untuk kakaknya yang akan segera kembali, tugas terakhirnya adalah menyiapkan handuk, dengan kata lain memegang handuk di tangannya, dan berlari menunggu di pintu masuk. Dia tetap berlaku seperti gadis terhormat saat berlari di rumahnya. Walau tidak dilihat oleh kakaknya, Miyuki tidak berani untuk melakukan sesuatu yang membuat kakaknya merasa tidak nyaman.

Karena menggunakan pintu biometrik, bunyi dari pintu yang terbuka menggema di seluruh dapur dan ruang keluarga. Pada saat itu juga Minami langsung meninggalkan masakannya dan langsung keluar dapur, Miyuki sudah berdiri di pintu masuk.

“Selamat datang kembali, Onii-sama.”

“Aku pulang.”

“…Selamat datang kembali, Tatsuya-niisama.”

Minami sedikit terlambat karena ia berlari dari dapur menuju pintu masuk. Dia keluar dapur disaat pintunya dibuka, tapi hari ini Miyuki masih lebih cepat darinya. Saat ia pertama kali tinggal di rumah ini, ia tidak bisa menyembunyikan kejijikannya, tapi sekarang dia sudah menyerah.

Dan itu adalah hal yang tepat. Mereka memang bukan berada di tengah pertarungan, tapi rasanya aneh bagi Miyuki yang bisa merasakan dengan jelas kehadiran Tatsuya dari jarak lebih dari 50 meter. Minami yang tidak menunjukkan keterkejutannya layak diberikan pujian.

“Onii-sama, kamar mandinya sudah siap.”

“Terima kasih.”

Miyuki mengikuti kakaknya dari belakang, yang telah mengambil handuk di tangannya dan masuk ke kamar mandi, dengan wajah yang bahagia. Melihat semua ini, Minami menghela napas diam-diam. Bahkan sebagai pelayan, hal tersebut seharusnya bukan masalah.


Hari ini hari Minggu dan sesuai dengan yang telah diatur, Minggu pagi Shiba bersaudara berjalan sesuai dengan jadwal biasa. Itu berarti saat ini adalah jam minum teh sehabis sarapan. Dan bagi Miyuki, yang telah membiarkan Minami untuk menyiapkan sarapan, menyiapkan teh untuk Tatsuya merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkannya. Bagi Minami, dia akan belajar dan, mencoba menghindari suasana manis ini, dan kembali ke belakang untuk bersih-bersih dan mencuci baju.

Dirinya yang dengan sepenuh hati menyiapkan kopi mendapat pujian dari Tatsuya lalu duduk, baru setelahnya Miyuki,

“Onii-sama, aku ingin bertanya sesuatu.”

Tiba-tiba membulatkan tekad dan bertanya kepada Tatsuya tentang hal yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

“Apa?”

Responnya kedengaran ketus, tapi suara Tatsuya kepada adiknya tetap lembut. Hal itu memberikan keberanian kepada Miyuki untuk bertanya tanpa ragu-ragu.

“Mengapa Onii-sama tidak ikut Kompetisi Thesis tahun ini? Aku tahu kalau eksperimen solar furnace yang dilakukan di sekolah bulan April lalu dilarang diajukan untuk penyaringan tesis bagi para murid jurusan Teknik Sihir, tapi itu bukan berarti dilarang ikut, ‘kan?”

“Ayolah Miyuki, aku bukan sengaja tidak mau ikut.”

Pemikiran kalau dilarang ikut terdengar aneh, Tatsuya tersenyum sambil menggeleng-geleng.

“Lalu kenapa…?”

“Karena aku tidak punya waktu.”

Tatsuya menjawab pertanyaan singkat Miyuki dengan jawaban yang sama singkatnya, dan tepat seperti perkiraan Miyuki.

“Apa ini… ada hubungannya dengan sihir yang Onii-sama latih setiap hari sampai larut malam?”

Miyuki dengan ragu bertanya lagi. Dia tidak yakin baik atau tidak ia untuk terus  mengganggunya,

“Benar. Kau mengertiku dengan baik.”

Tangan Tatsuya memegang kepala Miyuki yang berada disampingnya. Dengan pujiannya, Tatsuya dengan lembut membelai rambut adiknya. Yang membuat keraguan di hati Miyuki hilang.

“Apakah yang selama ini Onii-sama lakukan bukanlah latihan sihir, tapi pengembangan sihir baru?”

“Seperti yang diharapkan, kau memang tahu apa yang kulakukan.”

Kata-kata itu membuatnya lebih malu daripada saat rambutnya yang dibelai, walaupun dia tahu jika sebenarnya itu hanya candaan.

Tatsuya tidak akan mengalami kesulitan kalau Ia berlatih sihir yang sudah ada. Area Kalkulasi Sihir buatan yang dipasangkan padanya mungkin hanya dapat mengeluarkan sihir tingkat rendah, tapi selain menyalin sebuah Rangkaian Aktivasi dan menggunakannya, itu dapat mengidentifikasi struktur Rangkaian Sihir apapun sihirnya dan mengetahui seperti apa sihir itu sebelum digunakan. Dari sini mulai muncul banyak masalah. Jika sihir yang dapat digunakannya dapat digunakan tanpa latihan, maka tidak latihan pun tidak apa-apa. Dan dengan ‘mata’nya dan kemampuan analisisnya, tidak ada satu sihirpun yang tidak bisa dianalisisnya.

Tidak peduli apapun yang menganggunya sampai larut malam, tidak mungkin itu karena sihir yang sudah ada.

“Aku sudah memulai pengembangan sihir ini sejak Maret. Itu alasannya, aku butuh beberapa waktu meski aku sudah mengklarifikasi teorinya sejak awal. Baru nanti bulan Juni aku selesai dengan tahap desain sihirnya.”

Dan karena itu aku tidak ikut Kompetisi Thesis, Tatsuya tersenyum. Walau begitu, Miyuki tidak tersenyum dengan apa yang didengarnya. Itu semua karena, fakta bahwa kakaknya ialah sang teoretikus jenius ‘Silver’ sang Insinyur Sihir Misterius ‘Taurus Silver’, butuh waktu 3 bulan hanya untuk menyatakan sebuah teori. Selain itu, karena waktu mulainya pengembangan ini di bulan Maret.

“Lalu sihir yang Onii-sama kerjakan sekarang … apa itu digunakan untuk berhadapan dengan Lina?”

“Kau mengerti dengan baik.”

Jawaban Tatsuya sama, tetapi dengan nuansa yang sangat berbeda. Kali ini jawabannya memiliki kejutan dan kekaguman. Tatsuya benar-benar merasa kagum kepada Miyuki yang dapat menebak hampir benar dengan petunjuk yang sedikit.

“Sihir yang kukembangkan sekarang adalah Rangkaian Sihir untuk serangan langsung jarak dekat yang menggunakan teori FAE.”

“Teori FAE….? Kalau aku tidak salah ingat, itu teori yang digunakan pada senjata Lina, ‘kan?”

“Ya, teori sihir itu merupakan fondasi dari apa yang digunakan Lina, senjata sihir Kelas Strategis ‘Brionac’. … FAE, Free After Execution.”

Ketegasan nada bicara Tatsuya tidak jelas antara rasa hormat atau kebencian pada…… yang menciptakan Brionac. Hal itu dirasakan Miyuki, bukan salah satunya, tapi keduanya.

“Fenomena yang dihasilkan dan dimanipulasi oleh sihir adalah sebuah fenomena yang pada dasarnya bukan bagian dari dunia ini, sehingga segera setelah manipulasi itu selesai perubahan pada hukum fisika akan melemah. Dan dalam waktu yang singkat hingga hukum fisika itu kembali normal, seseorang dapat menggunakan sihir dengan kekuatan gangguan yang jauh lebih kecil dari yang dibutuhkan untuk menggunakan sihir tersebut. Itulah kata hipotesisnya.”

Dan dari situ Tatsuya menyadari kesalahannya sendiri, dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit.

“Tidak, ini bukan hipotesis. Ini sudah didemonstrasikan oleh Brionac yang membuktikan jika teori FAE itu benar.”

“Onii-sama, maaf aku menyela.  Ada sesuatu yang baru saja kau jelaskan yang tak kumengerti, bisakah kau menjelaskannya kepadaku?”

Pertanyaan Miyuki bukanlah pertanyaan biasa, tetapi merupakan kesempatan untuk meluruskan keraguan pada dirinya yang senang belajar. Jika ini merupakan teori sulit biasa, mungkin dia tidak akan bertanya mengganggu kakaknya. Tapi FAE merupakan teori yang berhubungan dengan sihir yang digunakan Lina. Miyuki tidak bisa tinggal diam saja.

“Lanjutkan saja, katakan.”

“Asalkan bukan sihir proses tunggal, sihir tersusun dari berbagai proses yang berurutan. Dengan begitu, proses kedua yang dihasilkan akan mengambil alih dan berlaku pada hasil proses pertama. Tapi, untuk sihir seperti itu, aku tidak pernah bisa mengaktivasi proses keduanya dengan mudah, bukannya ini bertentangan dengan teori FAE?”

“Aku mengerti…”

Mendengar pertanyaan Miyuki, Tatsuya, kepalanya seakan diserang di titik butanya, mengangguk-angguk.

“Kesalahpahaman seperti itu umum di kalangan penyihir.”

Namun barusan adalah perasaan yang tak terduga kuat dirasakannya, bukan karena apa yang dikatakan Miyuki benar, tapi karena bahkan penyihir setingkat Miyuki bisa salah paham tentang hal seperti itu.

“Salah paham?”

“Kenyataannya sihir yang dibentuk oleh sihir itu sendiri bukanlah sihir.”

Dengan penjelasan singkat Tatsuya, Miyuki terlihat bingung.

Tentu saja Tatsuya akan terus menjelaskan hingga adiknya mengerti.

“Ambil saja contoh seperti ini”

Seperti katanya, Tatsuya membuka tutup toples gula, membuat gula batu di toples itu mengambang setinggi matanya dan menahannya di posisi itu, lalu beberapa detik kemudian dia mengembalikannya ke toples lagi.

“Onii-sama… itu mungkin hanya bumbu dapur, tapi kau tahu bukan kalau aku tidak senang membuang-buang makanan.”

“Oh, ya, maaf.”

Dan, melihat Miyuki menegur apa yang dilakukannya, dia hanya bisa meminta maaf apapun alasannya.

Miyuki tersenyum senang kepada kakaknya yang meminta maaf tanpa banyak alasan

“Baiklah kalau begitu,”

Merasa tidak nyaman dengan terbaliknya kedudukan kakak-adik mereka, Tatsuya kembali ke diskusi.

“Tidak butuh menjelaskannya kepadamu, tapi sihir yang barusan kugunakan adalah sihir latihan dasar yang umum digunakan. ‘Suspension’. Sihir yang terdiri dari empat proses, Sihir Anti Gravitasi Tipe Gravitasi membuat gula batu itu melayang, Sihir Tipe Gerakan untuk menahan gula batu itu di udara, Sihir Tipe Gravitasi untuk menurunkan gula batu tersebut secara perlahan ke dalam toples, dan Sihir Tipe Gerakan untuk membuat gula batu diam di dalam toples tanpa merusaknya. Dengan presentasi ini, sekarang kau sudah tahu, akan mudah menimbulkan kesalahpahaman.”

“Dimana aku salah pahamnya?”

“Aku tidak mengatakan kalau kau salah paham. Hanya saja untuk empat proses sihir itu, terkadang kita mengira kalau masing-masing sihir berdiri sendiri-sendiri.”

“Jadi itu … tidak benar?”

Tatsuya mengangguk kepada Miyuki, yang sedang tidak percaya dengan fakta yang mengejutkan itu.

“’Suspension’ merupakan sihir dengan empat proses, tapi empat proses itu menjadi satu sihir tunggal. Untuk dapat menggunakan sihir itu, penyihir perlu membentuk Rangkaian Sihir-nya sampai proses terakhir dan memastikan semua variabel dulu. Tanpa adanya Rangkaian Sihir yang lengkap,”

Tatsuya berhenti di sana dan matanya menatap Miyuki, seakan memastikan pemahamannya.

“Sihir itu tidak akan terganggu dalam aktivasi, itu dikarnakan proses anti-gravitasi tidak akan aktif.”

Ekspresi Miyuki terlihat terkejut

“Itu benar … jika setiap proses berdiri sendiri, momen dimana kekuatan suatu sihir tidak cukup, maka sihirnya akan berhenti di tengah jalan .. dan bukan hasilnya, sihir itu akan nonaktif sejak awal.”

Bergumam seperti bicara sendiri, Miyuki pada saat itu mencerna apa yang diajarkan Tatsuya dengan bersemangat.

“Proses sihir itu sendiri tidak berdiri sendiri. Mereka, bagaimanapun juga, bagian dari satu sihir. Itu maksud Onii-sama ‘kan.”

“Seperti yang kau katakan. Itulah Miyuki ku, kau memang cepat belajar.”

Tersenyum kepada Tatsuya, Miyuki memalingkan matanya dengan malu-malu. Itu adalah merupakan ekspresi kepolosan dan malunya, tetapi kali ini rasa malunya karena dia tidak mampu mengerti apa yang dikatakan Tatsuya hingga ia harus diajari sampai sedalam ini.

Pujian dari Tatsuya bukanlah sindiran untuknya, dia benar-benar memujinya. Miyuki malu akan dirinya yang baru mengerti, sementara dia adalah adik kakaknya yang mengerti segalanya.

Sekalipun itu, dia mungkin berpikir bahwa dia tidak bisa selalu membuang mukanya seperti ini. Miyuki tersenyum kepada Tatsuya dengan senyuman paksa.

"Sudah sudah, hal seperti ini akan bisa disalahpahami jika tidak punya pengalaman praktik, tidak peduli berapa banyak teori yang kau mengerti. Sihir bukanlah hal ilmiah, namun kemampuan teknis. Tanpa pernah gagal mengaktifkan sihir, kita tidak akan pernah memikirkan alasannya. "

Tatsuya bukanlah orang yang peka terhadap perasaan orang, tapi beda cerita kalau terhadap Miyuki. Baik itu melihat Miyuki sedih, atau dengan cepat menghiburnya.

“Selain itu, poin pentingnya bukan mengapa sihir gagal aktif, melainkan fakta kalau proses sihir tidaklah lebih dari suatu hal yang ringkas. Sebagian besar skema Sihir Modern sudah berwujud, mulai dari Rangkaian Aktivasi untuk konstruksi Rangkaian Sihir, sampai dengan berhasil menggambarkan Rangkaian Aktivasi itu hanya menyatakan kalau Rangkaian Sihir dibagi-bagi menjadi modul yang disebut proses. "

Lalu sekali lagi, Miyuki bukanlah tipe orang yang tidak sadar kalau dirinya saat ini sedang disemangati oleh kakaknya. Tatsuya peduli terhadapnya. Senang karena itu, senyum terpaksanya mulai melunak.

“Aku akhirnya mengerti apa yang Onii-sama bicarakan.”

Miyuki mengetuk kepalanya sendiri, dengan senyuman manis ‘Maaf, telah menjadi adik yang bodoh’. Melihat ekspresi yang akan membuat orang terlena dengan citra gadis cantik dinginnya, Tatsuya mengeluarkan kekuatan yang cukup untuk benar-benar mengabaikan hal itu tanpa mengabaikan adiknya.

“Proses sihir adalah bagian dari sihir. Karenanya hasil dari sihir yang melewati proses manipulasi adalah tunggal. Karena menyelesaikan satu proses saja masih tidak lebih dari setengah tahap manipulasi, sehingga manipulasinya tidak akan berhasil, penurunan kesulitan manipulasi fenomena yang dijelaskan oleh teori FAE tidak akan terjadi, bukan?”

“… Betul sekali. Seratus untukmu, Miyuki.”

Bahkan Tatsuya terpesona dengan adiknya yang agak mengayunkan kepalanya dengan manis. Dia mencoba menutupinya dengan berpura-pura diam, seakan mencermati jawaban Miyuki, tapi ia tidak percaya akan dirinya sendiri apakah dia benar-benar bisa menipu adiknya.

Senyuman Miyuki, yang membuat bunga-bunga bermekaran, menganggap apa yang Tatsuya lakukan sebagai suatu hal yang wajar. 

◊ ◊ ◊

Bagaimana mereka berdua menghabiskan waktu liburan mereka?

Bagi kakak kelas, teman, dan adik kelas yang lumayan mengenal Shiba bersaudara, maksudnya mayoritas murid SMA 1, ini adalah pertama kalinya mereka kepikiran pertanyaan seperti itu. Oleh karena itu,

(Aku rasa mereka menghabiskan berduaan, seperti sepasang kekasih?)

(Tidak, tidak. Terserah kamu tapi rasanya tidak sebegitunya…. Mungkin mereka cuma jalan-jalan berdua saja?)

(Ah, kalian polos ya. Mereka berdua? Aku yakin mereka pasti sudah sampai…..)

Pada saat itu banyak spekulasi-spekulasi liar menyebar di kalangan murid SMA 1.

Spekulasi-spekulasi mereka separuh benar. Memang benar setiap hari pasangan ini selalu menghabiskan waktu bersama, bahkan sampai jalan-jalan bersama.

Namun, tidak setiap hari. Faktanya seringkali Tatsuya tidak ada di rumah di hari Minggu. Kebanyakan dia pergi ke Laboratorium Pengembangan FLT atau dipanggil oleh Batalion Sihir Independen, tapi sejak Minami tinggal di rumah Shiba bersaudara, dia berhenti mengkhawatirkan Miyuki sendirian, dan frekuensi kepergiannya meningkat.

Tapi hari ini tidak seperti biasa, tidak ada janji yang dijadwalkan dengan Tatsuya. Bahkan Miyuki sedang tidak ingin mengajak jalan-jalan. Ini bukan karena pemilihan OSIS yang dipindah ke akhir pekan; sebenarnya ini karena Tatsuya kelelahan akibat latihannya.

Dengan begitu, Miyuki sedang tidak ingin untuk menerima tamu hari ini. Meski itu keluarga dekatnya. Dan menerima dua orang ini adalah sesuatu yang sangat ingin ditolaknya. Walaupun tamunya adalah keluarga dekat perasaannya tidak bisa tenang, meski dia tahu kalau mereka bukan musuhnya dia tetap tidak bisa lengah.

Tapi itu semua tidak lebih dari sentimen pribadi Miyuki. Terlebih lagi karna Tatsuya tidak masalah dengan kedatangan mereka berdua,  Miyuki, dari luar, tidak bisa menolak mereka.

“Fumiya, Ayako, terima kasih sudah datang.”

“Fumiya-kun, Ayako-chan, selamat datang.”

Tatsuya dan Miyuki menyapa dengan ramah tamu mereka yang baru saja dituntun masuk oleh Minami dan duduk di sofa. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya sikap Miyuki cukup diplomatis, sementara itu Tatsuya juga tidak pernah menurunkan penjagaannya saat bertemu dengan siapapun. Namun sikap tamu mereka terasa amat hangat.

“Tatsuya-san, Miyuki-oneesama, maaf mengganggu kalian.”

“Tatsuya-niisan, Miyuki-san, lama tidak bertemu.”

Berbeda dari sambutan Shiba bersaudara, respon dari Kuroba bersaudara terdengar kaku. Dibanding Tatsuya dan adiknya mereka seharusnya terbilang cukup berpengalaman. Dari segi usia Kuroba bersaudara lahir di bulan Juni dan itu berarti mereka sudah berumur 16 tahun, seumuran dengan Miyuki yang lahir di bulan Maret. Terlepas apakah anak 16 tahun sudah termasuk dewasa atau masih di bawah umur, mereka bisa dengan mudah menyembunyikan kegugupannya.

Dengan kata lain, kedatangan mereka hari ini mungkin ada hubungannya dengan urusan tertentu. Baik Tatsuya dan Miyuki menarik kesimpulan dari penampilan mereka.

“Aku baru ingat Fumiya, Minami berhutang budi padamu bulan lalu.”

Minami, berdiri di samping sofa, cepat-cepat menunduk kepada Fumiya yang kebingungan karena tiba-tiba mendapat terima kasih dari Tatsuya.

“Berkat Kuroba-sama yang mengalahkan petugas-petugas keamanan itu, saya bisa terlepas dari masalah.”

“O, oh … … insiden itu, ya?”

Mendengar kata ‘petugas-petugas keamanan’, Fumiya lama-kelamaan sadar kalau maksudnya adalah kejadian saat hari terakhir Kompetisi Sembilan Sekolah ketika ia mengalahkan petugas keamanan yang mengepung RV yang digunakan Minami.

“Tidak, itu bukan masalah besar.”

Jangan dipikirkan, Fumiya mencoba untuk menjawab balik. Namun, 

“Walaupun ini tidak akan dapat membayar apa yang telah kau lakukan”

Tatsuya dengan cepat menjawab.

“Apa ada yang bisa kubantu?”

Fumiya tak bisa berkata-kata mendengar hal tak terduga itu, sementara Ayako yang duduk di sebelahnya menghela napas dengan keras.

“…Memang, kita tidak ada apa-apanya banding Tatsuya-san. Dengan raut datar yang terlihat tidak peduli suasana hati orang, masih saja bisa memberikan kejutan pada kita.”

Menggoyangkan kepalanya dengan wajah riang sambil kebingungan mau mengatakan apa, dia mengalihkan fokusnya pada saudara kembarnya yang diam di sampingnya.

“Fumiya, ayo ambil tawaran ini. Lagipula kita hanya utusan, jadi tidak ada pilihan lain.”

“Ya..ya. Kau benar…”

Fumiya mengangguk dengan pasrah, lalu ia mengeluarkan surat dari saku dalam jaket yang ia kenakan dengan rapi.

Tidak ada alamat pengirimnya. Menerima dan membalik surat itu, Tatsuya agak menaikkan alisnya. Miyuki, mengintip dari samping kakaknya, dia tersentak seketika menaruh tangan menutup mulutnya.

Di baliknya tertulis nama bibi mereka, Yotsuba Maya.

“Kami datang kesini secara langsung untuk memberikan surat dari Nyonya.”

Mendengar perkataan Fumiya, Miyuki melihat kakaknya. Tatsunya mengangguk balik pada Miyuki, menerima pisau kertas yang diberikan Minami yang gesit, dan membuka segelnya.

Di dalam amplopnya terdapat selembar kertas. Tatsuya membacanya, dan ketika selesai dia memberikannya kepada Miyuki yang sedang menunggu dengan sabar.

“Fumiya, apa kau tahu isi surat ini?”

Wajah Fumiya terlihat sedikit ragu,

“Ya, aku tahu.”

Tapi ia tetap menjawabnya tanpa meminta bantuan kakaknya.

“Aku mengerti.”

Saat ini Tatsuya menaruh fokusnya kepada Miyuki. Miyuki baru saja selesai membaca suratnya, dan mengangguk halus sambil menyerahkan ‘panggilan’ ini pada kakaknya.

“Di sini tertulis permintaan kerja sama untuk penangkapan Zhou Gongjin?”

“Kami juga mengetahui itu.”

Kali ini, Tatsuya mengangkat alisnya.

“Aku mengerti. Permintaan ini tidak disampaikan secara langsung, ini berarti seperti yang tertulis di surat.”

Fumiya dan Ayako mengangguk bersamaan.

Miyuki setengah bangkit dari duduknya dan menghadap Tatsuya.

“Onii-sama … mengapa Oba-ue memberikan permintaan ini kepada kita?”

Maksud pertanyaannya ialah kenapa sampai meminta padahal bibinya bisa ‘memerintah’. Bahkan Tatsuya sepemikiran dengannya.

“Mengenai itu kami ada titipan pesan.”

“Pesan? Apa itu tidak bisa ditulis di surat ini?”

Kerahasiaan dokumen tertulis lebih tinggi dibanding data elektronik. Dia penasaran pesan seperti apa yang akan disampaikan bibinya sampai membuatnya ragu untuk menuliskannya di surat itu.

Namun, Ayako tidak menjawab langsung pertanyaan itu.

“Tidak apa-apa kalau Tatsuya-san menolaknya.”

“Oba-ue bilang seperti itu?”

Miyuki tidak sengaja membesarkan suaranya, lalu menghadap Tatsuya dan bergumam “Maafkan aku” dengan malu.

Tatsuya paham alasan adiknya terkejut. Namun ia sendiri tidak begitu terkejut. Maya memang kepala Keluarga Yotsuba, tapi karena status Tatsuya di Yotsuba sebagai Guardian, Miyuki lah yang memiliki kewenangan tertinggi untuk menyuruhnya. Dan dalam perjanjian rahasia yang dibuat antara Keluarga Yotsuba dengan Batalion Sihir 101, selain misi yang menyangkut perlindungan Miyuki, diputuskan bahwa Batalion Sihir 101 memilik hak istimewa.

Miyuki yang terbutakan oleh keabsolutan kekuatan Keluarga Yotsuba, atau lebih tepatnya karena dia tidak paham betul kompentensi organisasi-organisasi sihir atau kekuatan militer lain, saat ini ia mengira kalau ia tidak bisa membantah perintah Maya. Dengan kesepakatan itu, tidak banyak kesempatan bagi Maya memerintah Tatsuya.

Menurut Tatsuya ini bukanlah waktu yang tepat untuk menentang Maya. Dan keputusannya itu tidak akan berubah meski bibinya bersikap baik padanya.

“Fumiya, beritahu Oba-ue kalau aku menerimanya.”

Berdua Miyuki dan Ayako melihat Tatsuya dengan terkejut.

“Pasti akan kusampaikan…  maafkan aku, Tatsuya-niisan.”

Lalu Fumiya menghadap dan menunduk sangat rendah.

“Kenapa Fumiya meminta maaf?”

“Menangkap Zhou Gongjin sebenarnya merupakan misi yang diberikan kepada Keluarga Kuroba. Dan karena ketidakmampuan kami, kami jadi melimpahkan masalah ini pada Tatsuya-niisan?”

Ketidakmampuan yang Fumiya katakan merujuk pada keadaan mereka bulan lalu saat Maya memerintahkan Keluarga Kuroba ke Chinatown Yokohama untuk menangkap Zhou Gongjin. Waktu itu kepala Keluarga Kuroba, Mitsugu, sedang terluka parah dengan satu lengan putus, dan jebakan yang dibuat Keluarga Kuroba untuk menangkap Zhou Gongjin telah rusak yang mengakibatkan lepasnya Zhou Gongjin.

Wajah Fumiya, saat menjawab pertanyaan Tatsuya, melukiskan rasa malu yang mendalam.

“Fumiya, tidak ada salahnya meminta bantuan orang lain.”

Saat ini, Tatsuya bertindak seperti seorang kakak yang sebenarnya.

“Walapun ini masalah Keluarga Kuroba, kau seharusnya langsung mencariku bahkan itu berlawanan dengan perasaanmu.”

“Tatsuya-niisan…?”

“Aku bisa mengerti perasaanmu ingin menyelesaikan sendiri tugas yang diberikan kepadamu. Tetapi membuat misi ini berhasil prioritasnya lebih tinggi.”

Dengan melakukannya sendiri dengan kekuatan sendiri, bisa dibilang itulah perfeksionisme sekaligus obsesi berbahaya seorang anak muda.

“Kita berdua tidak boleh gagal dalam menjalan ‘pekerjaan’ kita.”

Suara Tatsuya berubah tegas. Tapi, di balik itu tersimpan kelembutan membuat Miyuki iri.

“…Tatsuya-niisan benar. Aku salah.”

Bahkan Fumiya, tanpa perlu dijelaskan lagi, tahu kalau Tatsuya sedang mengkhawatirkannya.

“Maafkan aku, atau lebih tepatnya, terima kasih banyak, Tatsuya-niisan.”

Melihat Fumiya menunduk lagi, Tatsuya membalasnya dengan anggukan.

“Kalau begitu mari kita dengar apa yang kau tahu sejauh ini.”

“Baiklah. Setelah melarikan diri dari Yokohama, Zhou Gongjin pergi ke arah barat melalui jalur laut melalui Samudera Pasifik, tapi kami berhasil menghentikannya. Setelah turun di Ise, Zhou tersudutkan di Jembatan Biwako Ohashi saat ia akan pergi ke arah utara, tapi berakhir dengan ia berhasil melarikan diri. Kami yakin dia sedang berada di Kyoto. Orang-orang kami sedang dalam pencarian di area Oohara.”

“Apa ada pihak yang membantunya?”

“Sepertinya para Traditionalist, organisasi penyihir kuno yang melawan ‘angka 9’, ada keterlibatan dalam pelariannya.”

“Para Traditionalist, ya…?”

“Tatsuya-niisan, apa kau tahu tentang mereka?”

“Aku pernah mendengar sedikit tentang mereka dari Master Yakumo. Mereka bukan hanya sekumpulan penyihir kuno, mereka punya penyihir kuno yang melarikan diri dari Cina Daratan, dan mereka bahkan juga punya ahli-ahli Taoisme, mungkin itu untuk meningkatkan kekuatan organisasi mereka. Terakhir kali kudengar ada pelarian-pelarian ahli Taoisme di dalam Keluarga Kudou, apa mungkin mereka juga terlibat?”

“Kita tidak perlu mengkhawatirkan itu. Ahli Taoisme di Keluarga Kudou pergi dari Ninth Insitute segera setelah Zhou Gongjin melarikan diri dari Yokohama dan telah bergabung dengan Traditionalist. Tidak perlu memastikan hal ini dengan Keluarga Kudou mengenai hal ini, karena mereka sendiri lah yang mengatakannya.”

“Fakta bahwa Traditionalist dan ‘angka 9’ bekerja sama di balik layar merupakan hal yang tak terduga. Kita tidak perlu khawatir jika Keluarga Kudou akan menusuk kita dari belakang.”

“Tatsuya-san?”

Ayako, yang sampai sekarang membiarkan adiknya menjelaskan, bertanya pada Tatsuya apa yang dipikirkannya sambil melamun.

“Tidak ada apa-apa, maaf. Akan kuingat hal itu.”

Setelah mendengar perkataan itu, Ayako dan Fumiya langsung berdiri di saat yang bersamaan.


Saat Tatsuya dan Miyuki mengantarkan Ayako dan Fumiya ke pintu, Minami sedang membersihkan meja dan menyiapkan teh hitam. Rasa bersalah karena sudah mendahului majikannya telah hilang. Dia menghormati Miyuki sebagai majikan, baik sebagai penyihir dan sebagai gadis muda. Di saat yang sama, dia agak tidak nyaman melihat majikannya melakukan pekerjaan pelayan, dan menyadari betul sikap brother complex parah majikannya.

Kembali ke ruang keluarga dengan cangkir teh di tangannya, Minami diisyaratkan untuk duduk di sofa tempat Fumiya tadi duduk. Dengan tidak nyaman, dia menaruh teh itu di depan Tatsuya dan Miyuki dan ia baru saja duduk saat Tatsuya mengerutkan keningnya.

“Errr, Tatsuya-sama…?”

Minami telah menganggap Tatsuya sebagai orang yang lebih ‘waras’ dari Miyuki. Singkatnya, lebih logis daripada majikannya. Ketika Miyuki tidak bereaksi apa-apa, Minami akan khawatir apakah dia melakukan kesalahan.

“Minami, siapkan satu cangkir teh lagi.”

“Ya…?”

Dia sadar jika ia menunjukkan ekspresi bodohnya saat ini; kebingungan Minami tergambar jelas di wajahnya.

(Apa akan ada tamu lain yang datang habis ini?)

“Bukan begitu.”

Dia sendiri mungkin tidak menyadarinya tapi wajah Minami tidak hanya terlihat kebingungan, bahkan keraguan pun terlukis di wajahnya,

Saat Tatsuya melihat itu, Tatsuya langsung menjelaskan sambil sedikit memasang senyuman.

“Maksudnya kau siapkan satu cangkir teh untuk dirimu karena pembicaraan kita akan panjang.”

Keraguan Minami hilang dengan penjelasan Tatsuya, tapi di saat yang sama muncul kebingungan baru.

Walau begitu Tatsuya tetap dapat melihatnya dengan jelas.

“Rasanya tidak enak saat aku dan Miyuki minum sedangkan kau tidak.”

“……Mohon tunggu sebentar.”

Karena dia telah mendapat jawaban yang jelas, ia langsung kembali ke dapur.


Sambil Tatsuya menunggu Minami kembali, Tatsuya menaruh surat Maya di atas meja. Yang tertulis di surat itu hanya perintah saja. Dia menggunakan ‘Elemental Sight’ miliknya tapi tetap tidak menemukan informasi pada surat ataupun amplop tersebut.

“Dengan kata lain, tugas dari Oba-ue hanyalah menangkap Zhou Gongjin.”

Menjelaskan hal itu, muncul kecurigaan di wajah Miyuki.

“Mengapa kali ini Oba-ue tidak langsung memerintah tetapi memberi permintaan?”

“Itu memang menggangguku. Tapi jika kita tidak bertanya kepada Oba-ue secara langsung kita tidak akan tahu…”

Tatsuya memandang Miyuki, lalu beralih ke Minami.

Tatapannya pasrah. Meski begitu, ketegangan menjalar hingga ke tulang belakang Minami.

“Mungkin kalian berdua tidak menyadarinya, tapi Oba-ue tidak punya wewenang apapun untuk memerintahku. Lebih jelasnya, perintah Oba-ue prioritasnya paling rendah.”

Kekagetan Miyuki dan Minami terpampang jelas. Mereka berdua yang kaget sampai menutup mulut dengan tangan mungkin adalah buah pendidikan karakter yang mereka terima atau bisa hasil pengaruh seorang majikan kepada pelayannya.

“Tidak perlu dikata lagi kalau keamanan Miyuki merupakan prioritas utama, lalu prioritas berikutnya adalah tugasku dengan Batalion Sihir. Perintah dari Oba-ue merupakan prioritas ketiga.”

Apa yang Miyuki lakukan disadari sepenuhnya oleh Tatsuya, tapi ia memilih untuk mengabaikannya. Bahkan Minami yang fokus pada kata-kata Tatsuya, tidak menghiraukan sikap Brother Complex Miyuki.

“Tapi sampai sekarang jika Oba-ue menginstruksikan sesuatu, itu selalu dalam bentuk perintah. Mungkin mereka tahu entah bagaimana caranya kalau aku tidak sedang bertugas, dan memang jika dipikir lagi memang seperti inilah aturannya.”

Tatsuya lalu meraih cangkirnya. Entah karena memang merasa haus setelah menjelaskan semuanya, atau dia sedang berpikir sambil mengangkat cangkirnya. Lalu ia menaruh kembali cangkirnya di lepek tapi lebih lambat dari biasanya.

“Karena ini tidak seperti biasanya, nampaknya ini keadaan yang tidak biasa. Misalkan, kasus ini butuh diatasi dengan cara khusus.”

Ekspresi paham terpampang di wajah Minami, berbeda dengan Miyuki yang menunjukkan ekspresi khawatir.

“Kalau begitu, tugas kali ini berbahaya, bukan?”

“Musuh kita kali ini adalah orang yang bisa melukai berat seorang kepala Keluarga Kuroba, dan masih dapat menghindari pengejaran Yotsuba. Bukan tugas mudah untuk menangkapnya.”

Seketika ia menjawab pertanyaan itu, ia membelai rambut Miyuki dengan halus sambil memintanya tidak perlu khawatir. Karena belaian itu, Miyuki sudah tidak merasa khawatir lagi.

“Masalahnya bukan tingkat kesulitan misi ini.”

Namun, apa yang dikatakan Tatsuya setelah menghentikan belaian rambut Miyuki membawa kembali ketegangan Miyuki dan Minami.

“Ini pertama kalinya bagiku menghadapi target yang keberadaannya tidak diketahui, dan kejadian seperti ini sangatlah jarang bagi Yotsuba. Dan aku belum pernah tahu ada orang yang bisa lepas dari tangan Yotsuba.”

Tatsuya mendesah membayangkan sulitnya misi kali ini.

“Musuh yang seperti ini di saat yang seperti ini. Bukan tidak mungkin misi ini akan jadi misi yang panjang.”

Ekspresi Miyuki berubah dari tegang menjadi khawatir dan kesepian. Melihat itu Tatsuya langsung melanjutkan kalimatnya.

“Bukan berarti aku akan pergi untuk waktu yang lama. Masih ada sekolah, dan sejak awal aku tidak tahu sama sekali cara mencari orang jadi aku perlu meminta tolong orang lain untuk mencari lokasinya. Giliranku akan dimulai saat Zhou Gongjin telah ditemukan.”

“….Apa akan ada pertarungan?”

“Miyuki, jangan seperti itu. Tidak mungkin aku melawannya sendirian. Tugasku hanya untuk menutup rute pelariannya.”

Saat berbicara, Tatsuya merujuk pada dirinya sendiri.

Miyuki, mengerti apa yang akan terjadi, bernapas lega.

“Walau begitu seiring waktu akan ada beberapa hari dimana aku tidak bisa ada di rumah.”

Tatsuya pura-pura tidak melihat ekspresi Miyuki yang seakan berkata “Itu tidak seperti yang Onii-sama katakan” dengan tatapan merajuk.

“Jika saat itu tiba, Minami, lindungilah Miyuki.”

Minami tidak sepenuhnya paham alasan dirinya diminta untuk duduk disini. Akibatnya, dia tidak terlalu mendengarkan pembicaraan Tatsuya dengan suasana hati seakan itu urusan orang lain.

“Ya--!”

Bagaimanapun juga, hal itu benar-benar mengejutkan. Minami, mendengarnya langsung dari Tatsuya yang memberinya tugas sebagai seorang penyihir dan Guardian, secara langsung menegakkan punggungnya lebih dari biasanya dan menjawab dengan nada terkejut.

Tatsuya tetap diam walau mendengar jawaban “Ya--!” darinya.

“Dari segi kekuatan, Miyuki lebih kuat darimu. Mungkin dia bisa menggunakan banyak sihir di simulasi pertarungan. Tapi itu tidak ada hubungannya dengan ini.”

“-Baik”

Mendengar nada serius Tatsuya, ia pun menjawabnya dengan tegas.

“Minami, bagi Yotsuba kau adalah Guardian Miyuki. Tapi bagiku kau lebih dari itu, kau merupakan salah satu dari beberapa penyihir yang bisa kupercaya.”

Suara Tatsuya benar-benar kelam. Tatsuya tahu bahwa Maya lah yang mengirimkan Minami ke rumah ini dan memiliki rencana rahasia dengannya; Minami pun sadar jika Tatsuya sudah mengetahuinya. Meski begitu, Tatsuya mengatakan kalau ia memercayai Minami. Dilihat dari tatapannya, apa yang dikatakannya bukanlah kebohongan.

“Saat aku tidak di rumah, aku percayakan Miyuki kepadamu.”

“Serahkan saja pada saya.”

Minami menerima kepercayaan itu.

◊ ◊ ◊

Dikarenakan pekerjaan Keluarga Kuroba, mereka memiliki perjalanan bisnis yang tak terhitung. Karena itu, mereka mempunyai banyak hotel di setiap penjuru Jepang. Di kota-kota besar ada hotel yang berada langsung di bawah pengawasan Yotsuba atau hotel yang dananya berasal dari Yotsuba. Bahkan kali ini Fumiya dan kakaknya tinggal di hotel yang berada di bawah naungan Yotsuba.

Dan karena itu mereka dapat menelepon rumah utama Keluarga Yotsuba tanpa khawatir akan disadap.

“Surat Nyonya telah diterima Tatsuya-niisan. Selain itu kami dititipi pesan langsung oleh Tatsuya-niisan.”

Fumiya sedang melaporkan apa yang terjadi hari ini semuanya kepada rumah utama Keluarga Yotsuba.

[“Dan apa yang Tatsuya-dono katakan?”]

Nomor yang dihubunginya adalah jalur telepon khusus Maya, tapi karena suatu alasan dia tidak bisa menjawab panggilan itu, dan karna itu mereka sekarang sedang berbicara dengan Hayama. Fumiya tidak masalah berbicara dengan si kepala pelayan tentang hasil tugas yang diperintahkan oleh Nyonya-nya mengingat Hayama-san lebih enak diajak berbicara.

“ ‘Diterima’, katanya.”

[“Apa ada yang lain? Apa Tatsuya-dono menunjukkan ketidaksetujuan, misalnya, menolak permintaan Nyonya?”]

“Tidak, Tatsuya-niisan tidak mengatakan hal seperti itu.”

[“Baiklah. Kerja bagus Fumiya-dono dan Ayako-dono. Mulai sini saya yang akan langsung menjelaskan rinciannya pada Tatsuya-dono.”]

“Aku mengerti, senang berbicara denganmu.”

Saat Fumiya mengatakan itu, Hayama menunduk di depan layar. Dengan berakhirnya panggilan ini. Fumiya pun menunduk saat menutup panggilannya.


“Dengan begini misi kita sudah selesai, ‘kan? Kali ini kita hanya sebagai penyampai pesan biasa, ‘kan?”

Ayako, yang mendengarkan panggilan itu sambil berada di sampingnya, berbicara dengan datar kepada Fumiya, yang mengambil napas dalam seteleh selesai melapor. Orang lain mungkin mengira mereka tidak senang dengan misi ini, tapi jika melihat ekspresi mereka akan membuat orang lain sadar jika dia menerima fakta kalau misi kali ini berakhir dengan cepat.

“Ini masih jam enam sore. Kita bisa pulang cepat sekarang, jadi apa selanjutnya?”

Fumiya, yang baru saja duduk, hanya menggeleng dengan pertanyaan Ayako.

“Kita akan istirahat hari ini. Keluarga utama sudah bersusah payah menyiapkan kamar mewah ini dengan menggabungkan tiga kamar sekaligus.”

“Jadi ini yang namanya mewah… Kalau kau terus berbicara seperti kelas menengah ke bawah, kau tidak akan bisa menggantikan Otou-san, apalagi Maya-sama .”

Setelah memotong omong kosong adiknya, Ayako menyadari bahwa omong kosong itu berisi pesan sinis kepada kakaknya.

“Fumiya, apa kau tidak senang dengan misi hari ini?”

Ayako merubah nada bicaranya, dan menanyakan maksud asli adiknya.

“Aku pribadi tidak punya masalah dengan misi ini.”

Dengan ekspresi yang berlawanan, Fumiya mengakui bahwa ia punya masalah dengan misi kali ini.

“Aku tahu kalau menjadi utusan itu merupakan tugas penting, dan aku juga tahu kalau aku adalah orang yang cocok untuk menyampaikan surat Maya-sama kepada Tatsuya-niisan. Tapi …”

“Kau tidak senang dengan syarat ketika membawa surat itu, ‘kan?”

Ayako melengkapi perkataan Fumiya yang kacau dengan suara lembutnya.

“Itu maksudku!”

Fumiya melepaskan emosinya mendengar perkataan kakaknya yang terdengar menggurui.

“Jangan lakukan apa-apa pada orang yang membuntutimu? Apa-apaan itu!?”

Itulah larangannya, bukan syarat, yang diberitahukan kepada Fumiya hari ini.

Di rumah keluarga utama, saat dia diminta langsung oleh Maya untuk membawa langsung surat ini kepada Tatsuya-san, Fumiya tidak ada masalah sama sekali dengan itu dan malah senang. Dia sudah senang bisa bertemu dengan Tatsuya, dan senang menjadi perantara untuk menyampaikan permintaan kepada Tatsuya yang sedang memiliki hubungan yang kurang baik dengan Maya.

Namun setelah Maya pergi, mendengar larangan itu sebagai poin penting misi hari ini dari kepala pelayan nomor dua di Yotsuba, Hanabishi, yang bertugas mengatur berbagai hal yang berhubungan dengan hubungan eksternal, ia merasa seakan kepalanya disiram air dingin. Bukan tidak senang bertemu dengan Tatsuya. Yang mengusiknya bukanlah kekecewaan, melainkan kekhawatiran.

“Dan aku tahu kita diikuti dan tidak bisa berbuat apa-apa! Karena mereka, kita berakhir memberitahu mereka lokasi rumah Tatsuya-niisan dan Miyuki-san!”

“Tidak apa-apa, Fumiya. Siapapun mereka, mereka tidak akan bisa mengungkap hubungan Tatsuya-san dengan Yotsuba. Orang itu mungkin tidak sadar, tapi data diri Tatsuya-san sudah dirubah sedemikian rupa sampai-sampai kalau ada yang menginvestigasinya makan akan semakin tidak menemukan hubungannya dengan Yotsuba.”

Kata-kata penghibur dari Ayako ini sayangnya tidak berpengaruh pada Fumiya sekarang. 

“Aku tidak khawatir tentang itu! Orang-orang yang membuntuti kita bisa saja mereka yang membantu Zhou Gongjin.”

Ayako tidak menganggap pemikiran Fumiya berlebihan. Sejak ia meninggalkan Yokohama, Zhou Gongjin sepenuhnya sadar bahwa yang mengejarnya adalah Keluarga Kuroba. Namun, sesuai perintah buat mereka, Fumiya dan Ayako tampil sebagai seorang Kuroba selama Kompetisi Sembilan Sekolah bulan lalu.

“Kita sudah merepotkan Tatsuya-niisan dengan kegagalan Keluarga Kuroba, tapi sekarang, karena kita membiarkan diri kita untuk diikuti, mereka mungkin akan diincar. Aku sudah tidak punya muka lagi di depan Tatsuya-niisan,” keluh Fumiya, wajahnya suram dan menunduk ke bawah.

“Fumiya”

Ayako berdiri di depannya dan memanggil nama adiknya.

“Apa yang kau-!?”

Ayako mencubit kedua pipi adiknya, yang mendongak.

“Apa yang kau lakukan!”

Fumiya cepat-cepat melepaskan tangan kakaknya dari wajahnya, tapi karena Ayako mencubitnya erat, pipinya sampai merah. Mendengar protes adiknya, Ayako membalasnya dengan senyuman sadis, dan cepat-cepat menggantinya dengan sebuah senyuman palsu.

“Nee-san?”

Dengan nada curiga, Fumiya meminta penjelasan kakaknya.

“Kau harus lebih tenang, Fumiya. Beda cerita kalau ini disebabkan kecerobohanmu, tapi karena ini perintah dari keluarga utama bukankah sebaiknya kau tidak melakukan apa-apa? Ini bukan misimu. Tidak peduli jika mereka pergi mencari Tatsuya-san. Bahkan jika mereka mencoba melakukan sesuatu, mereka hanya membuntuti kita.”

“Nee-san…”

Fumiya yang duduk mendongak melihat Ayako yang berdiri di hadapannya. Dari sudut pandang orang ketiga, dengan Fumiya yang kesal, ekspresinya bisa dibilang lucu, tapi kemudian Ayako tanpa banyak bicara dan menahan diri,

“Apa yang kau omongkan tadi memang masuk akal, tapi jika diingat kembali tadi rasanya menyenangkan.”

“Dengarlah Fumiya, ini seharusnya tidak apa-apa. Dan oh, kita tidak bisa pulang sekarang, aku harus merapikan bawaan kita.”

“Tapi kita tidak menyiapkan bawaan apapun untuk menginap!”

“Kalau begitu, Fumiya sampai jumpa saat makan malam.”

“Ah, hei, jangan melarikan diri!”

Gerakan Ayakon semakin cepat ketika ada orang yang menyuruhnya tidak melarikan diri. Ayako lari masuk ke kamarnya, dan menguncinya sebelum Fumiya bisa masuk.

◊ ◊ ◊

Sekarang sudah hampir kurang satu bulan lebih sedikit dari Kompetisi Thesis Nasional. Walau begitu, topik yang paling sering dibicarakan di kalangan murid SMA 1 bukanlah kompetisi thesis.

“Mungkin tahun ini tidak akan kacau seperti tahun lalu, ‘kan?”

“Sudah kubilang itu tidak akan terjadi. Dan sejak awal mungkin sudah tidak perlu diadakan pemungutan suara. Bahkan kalaupun, ini pendapatku ya, ada kandidat lain yang muncul itu akan tetap jadi kemenangan mudah bagi Shiba-san.”

“Shiba-san sehebat itukah, eh? Aku tidak sabar dengan pidatonya. Sial, andai saja tidak ada kakaknya.”

“Dasar bodoh, kau tahu itu? Dia tidak bisa punya pacar karena ada kakaknya. Ini bukan seperti dengan artis, kakaknya tidak akan pernah mengkhianatinya.”

Begitulah pembicaraan antar anak laki-laki kelas 2.

“Aku penasaran siapa saja yang akan dipilih Shiba-san?”

“Kurasa ini bakal seru… tapi ternyata sudah tidak lagi, ya ‘kan. Ini selalu seperti kontes kepopuleran setiap tahun. Dan terutama tahun ini, tidak ada seorang pun yang berani menantangnya.”

“Kalau begitu maka anak kelas 1 Saegusa-san akan jadi Wakil Ketua, dan Mitsui-san yang jadi Bendahara, bukan?”

“Eh? Si Kakak tidak dapat posisi?”

“Kakak… tunggu dulu, bukannya dia lebih muda darimu?”

“Hmmm… iya sih. Bukankah dia membuatmu takjub ketika melihatnya sebagai seorang kakak?”

“Kalau begitu kau juga bisa memanggilnya ‘Onii-sama’. Bahkan aku berharap punya ‘Onii-sama’ seperti itu.”

“Betul betul. Bukannya ‘Onii-sama’ yang jadi Bendahara? Kau tahu tidak ada yang dapat menahan Shiba-san, bukan?”

“Oh…, seperti kejadian tahun lalu, ya….”

Begitulah pembicaraan antar anak perempuan kelas 3. Juga membicarakan gosip yang sama dengan yang dibicarakan orang lain di kantin. Ketertarikan anak SMA 1 saat ini sedang tertuju pada Pemilihan Ketua OSIS akhir pekan ini.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini hasilnya juga hampir sepenuhnya tidak akan mendapat oposisi.

Dan tahun ini, tidak ada masalah khusus yang perlu dibicarakan di rapat OSIS seperti pergantian peraturan tentang hak menjadi anggota OSIS. Para murid laki-laki membicarakan sosok cantik Miyuki yang akan memberikan pidato, sementara para perempuan membicarakan tentang siapa yang akan menduduki posisi apa.

“Kau sekarang seorang Onii-sama, Tatsuya-kun.”

“Menguping tidaklah sopan, Erika.”

Pembicaraan itu juga terdengar sampai meja Tatsuya, orang yang sedang dibicarakan. Lupakan saja, bukan hanya suaranya saja. Meski tidak ada yang berani untuk melihatnya langsung, antena Tatsuya bisa dengan cepat menangkap banyak orang yang melihatnya secara diam-diam.

Sekarang ada lima orang di mejanya: Tatsuya, Erika, Leo, Mizuki, dan Mikihiko. Miyuki sebenarnya ingin ikut, tapi akan jadi masalah jika banyak yang memandangnya, jadi ia makan siang di ruang OSIS, bersama dengan Honoka dan Shizuku. 

“Tatsuya, kau tidak mencalonkan diri jadi Ketua OSIS tahun ini?”

“Aku juga tidak mencalonkan diri tahun lalu.”

Saat pertanyaan Leo berhubungan dengan pemilihan tahun lalu, Tatsuya sekali lagi menekankan kalau perolehan suaranya tahun lalu tidaklah sah. Banyaknya suara tidak sah tahun lalu merupakan hal yang tak terbayangkan bukan hanya bagi Miyuki, yang berakhir mendapatkan julukan memalukan, tetapi Tatsuya juga.

“Tahun ini tidak akan terjadi kegaduhan seperti tahun lalu, bukan?”

Menilai kalau ini belum waktunya untuk memprovokasi Tatsuya, Erika mengatakan hal-hal yang manis kepadanya.

“Aku yakin tidak ada orang yang dapat mengejek pidato Miyuki.”

Mikihiko pun sependapat dengan hal itu.

“Oh ya, Tatsuya-san, siapa yang ditunjuk Miyuki-san untuk mengisisi posisi kosong?”

Walau di meja itu hanya tiga orang mendengarkan pertanyaan Mizuki, masih ada orang-orang di meja dekat mereka yang ikut menguping pembicaraan ini.

“Aku tidak diberitahu tentang itu. Kami tidak banyak membicarakan itu di rumah.”

Tanda-tanda kekecewaan muncul di sana-sini setelah mendengar jawaban Tatsuya.


“Bukankah sudah kubilang kalau itu belum ditentukan? Pemilihannya belum selesai, jangan terburu-buru.”

Di saat yang sama di ruang OSIS, Miyuki kedengaran jengkel saat mengatakan hal yang sama.

“Honoka, di situasi seperti ini Miyuki menolak untuk mengatakannya, menyerahlah saja.”

“Uh … maafkan aku, Miyuki, sampai membuat keributan seperti itu.”

Honoka, yang sudah tidak berani melihat Miyuki, untungnya menyerah setelah ditegur teman dekatnya.

“…Kata-kataku juga agak kasar. Maafkan aku juga, Honoka. Aku hanya mencoba untuk mengerti alasan kenapa kau mengkhawatirkan apa yang Onii-sama lakukan.”

Miyuki mengatakannya saat dia sedang memandang punggung Honoka.

Honoka, terkunci oleh tatapan Miyuki, berbalik badan.

Berdiri Pixie yang baru saja selesai menyiapkan teh habis makan.

“Ugu…”

Ekspresi Honoka terlihat kaku, tetapi Shizuku menepuk bahunya.

Shizuku menggelengkan kepalanya kepada Honoka.

“Ini sudah terlambat, Honoka.”

Honoka menjatuhkan kepalanya, dengan kecewa.

Azusa, Isori, dan Kanon tersenyum kecut sekaligus simpati terhadap Honoka.

Izumi dan Kazumi melihat satu sama lain dengan ekspresi “Hmm?”


“Eh? Bukannya itu Minami-chan?”

“Hm, ya itu dia.”

Tatsuya berbicara dengan nada yang sedikit terkejut kepada Mizuki dan Erika.

“Terkadang Minami akan pergi makan bersama teman-temannya.”

Dia mungkin sadar jika dirinya sedang diperhatikan. Minami, sedang memegang nampan, jalan ke teman-temannya di antrian. Tatsuya mengangguk kembali kepadanya dan kembali fokus kepada dua teman perempuannya.

“Ya, kurasa begitu.”

“Betul, betul.”

Mereka berdua tertawa tetapi setelah itu,

“Aku jadi ingat, Tatsuya-kun, mengapa kau tidak ikut Kompetisi Thesis?”

Melihat keadaan yang mulai tidak enak, Erika mencoba untuk merubah topik pembicaraan.

Tatsuya bukanlah orang yang tidak bisa membaca maksud seorang gadis, tapi Tatsuya tidak bisa mengalihkan topik pembicaraan ini ke Minami lagi. Tatsuya menuruti alur Erika.

“Mudah sekali, karena aku tidak punya waktu untuk itu.”

“Eh, apa maksudmu?”

Mikihiko mungkin yang paling tertarik dengan topik pembicaraan ini. Bahkan sekarang dia masih mendengarkan apa yang dikatakan Tatsuya dengan seksama, menunjukkan kalau jawaban Tatsuya setelah ini sangatlah penting.

“Mau bagaimanapun juga, jawabannya masih sama seperti yang sudah kukatakan.”

Tatsuya menjawab seperti itu untuk mengakhiri diskusi ini, tapi dia cepat berubah pikiran karena tatapan kelima temannya yang menuntut penjelasan.

“Setelah percobaan Stellar Furnace, aku melakukan sebuah penelitian sendiri, tapi ini belum sampai tahap dimana aku bisa mengatakannya.”

“Oh … jadi kamu sedang melakukan sebuah penelitian, eh?”

Leo menghela napas sambil mengangguk. Sebenarnya dalam hati ia penasaran tentang apa yang sedang dikerjakan Tatsuya tapi,

“Bisa dibilang begitu. Tapi jelasnya rahasia.”

Dia tidak bisa bilang kalau dirinya sedang mengembangkan sihir tempur yang menggunakan teori FAE.

“Err..”

Dan seperti yang diharapkan, ketidakpuasan datang dari Erika. Namun,

“Erika-chan, kamu tidak sebaiknya bersikap seperti itu!”

“Erika, aku yakin Tatsuya punya alasan untuk merahasiakan apa yang dilakukannya. Apa setelah memberitahu kalau teori sihir yang diteliti Tatsuya sekelas Stellar Furnace tidak membuatmu puas.”

Kata-kata Mizuki ditujukan untuk menegur Erika, sementara kata-kata Mikihiko untuk menegur Erika dan Leo.

Singkatnya, Mikihiko mengatakan bahwa mereka tidak akan mengerti walau dijelaskan detailnya oleh Tatsuya, tapi kecerdasan mereka berdua tidaklah rendah. Namun, karena itu berdua Erika dan Leo tidak membantah apa yang Mikihiko katakan. Mereka berdua tidak cukup bodoh untuk mengetahui jika keras kepala akan membawa masalah bagi diri mereka sendiri.

“Ngomong-ngomong, Tatsuya-kun, apa mereka meminta bantuanmu?”

“Sampai sekarang belum.”

“Tahun ini ketuanya Kei-senpai, bukan? Hubunganmu dengan Kei-senpai baik.”

“Tentu saja aku akan membantu jika mereka memintanya, tapi tahun ini bukanlah waktuku.”

Tatsuya menjawabnya bukan dengan senyuman ataupun alasan, tetapi dengan jujur dijawabnya.

“Eh, kenapa begitu?”

Kali ini giliran Mizuki, memiringkan kepalanya dan terlihat ragu-ragu.

“Tahun ini akan diadakan di Kyoto.”

“Kompetisi Thesis selalu digelar bergantian di Yokohama dan Kyoto, namun penilaiannya akan berbeda berdasarkan lokasi. Mereka bilang kalau diadakan di Yokohama maka subjek praktik lebih dihargai, dan di Kyoto teori sihir lah yang lebih dihargai.”

Tatsuya mengangguk kepada penjelasan Mikihiko.

“Di kompetisi yang digelar di Kyoto, presentasi yang ditampilkan seperti hipotesis Cardinal Code, peningkatan Rangkaian Aktivasi, mesin yang menggunakan sihir, dan pengembangan Rangkaian Sihir.”

Leo akhirnya menggelengkan kepalanya berkali-kali dengan ekspresi kecewa.

“Jadi mereka tidak dapat menggunakan keahlian Tatsuya jika dia ikut.”

“Menurutku Tatsuya punya pengetahuan yang jauh melebihi anak SMA bahkan dalam bidang teori murni…”

Mizuki langsung menyampaikan protesnya, tidak dapat terima dengan itu.

“Ya, dan tidak sulit melakukannya.”

Erika menjawab pertanyaan Mizuki. Atau sebaliknya, dia hanya menyuarakan pendapatnya.

“?”

“Kei-senpai mungkin bukan takut atau iri, tapi saat di dalam satu tim ada orang yang punya metodologi yang berbeda maka itu akan menyulitkan satu tim dalam menentukan metode yang akan digunakan.”

“Apa seberpengaruh itu?”

“Jadi begini, CAD ditanamkan mantra oleh Kei-senpai, bukan? Dan dari waktu ke waktu, Tatsuya lah yang mengurusnya jadi Tatsuya juga tahu. Pendekatan seseorang akan berbeda walau pada satu sihir yang sama.”

“Aku mengerti.... CAD dengan tanaman mantra itu lebih mirip dengan jimat Sihir Kuno.”

Saat mereka semua baru saja akan melanjutkan topik itu, bel kelas siang berdering.

◊ ◊ ◊

Jam 19.30. Seharusnya ini masih waktu untuk makan malam. Tapi hari ini, ketika jarum jam menunjukkan pukul 19.25, meski sebenarnya jam mereka digital dengan jarum yang juga virtual, Tatsuya masuk ke kamarnya. Di sana, menggunakan telepon keamanan tinggi kamarnya, dia menghubungi nomor telepon pribadi seorang wanita.

[“Halo, ini Fujibayashi.”]

Telepon itu, mengalihkan kemampuan pemrosesan videonya ke enkripsi, memiliki enkripsi kelas tinggi dengan kecepatan yang  bisa menyamai panggilan yang berjalan.

“Ini Shiba. Maaf sudah menelepon malam-malam.”

Dia segera mengakhiri waktu bersama adik tercintanya untuk melakukan panggilan di jam itu, sesuatu yang telah diberitahukan melalui email sebelumnya pada lawan bicaranya.

[“Jarang sekali Tatsuya-kun menghubungiku. Ada apa, apa ada urusan penting?”]

“Ini memang urusan penting. Sesuatu yang jauh lebih penting daripada waktu.”

Muncul sebuah keheningan di wajahnya.

[“…Entah kenapa, aku jadi tidak mau dengar.]

“Aku pun tidak ingin mengatakannya kalau bisa.”

[“……………”]

Diamnya Fujibayashi membuat Tatsuya melanjutkan perkataannya. 

Tapi tetap saja, sudah tidak diragukan lagi kalau malam ini, perkataan Tatsuya tidak terpengaruh reaksi Fujibayashi sama sekali.

“Aku ingin meminta kerja sama Tetua Kudou.”

Dan permintaan Tatsuya disampaikannya dengan santai, meski dia baru saja mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak dikatakan.

[“Dengan Sofu-sama?”]

“Ya, permintaan ini bukan ditujukan untuk Letnan Fujibayashi dari Batalion Sihir Independen 101, tapi sebagai putri Keluarga Fujibayashi dan cucu Tetua Kudou. Dan aku ingin Fujibayashi-san yang menentukan hari dan waktu aku bisa berbicara pribadi dengan Tetua.”

[“Maksudmu pribadi itu, apa ada hubungannya dengan urusan Yotsuba?”]

Kali ini Tatsuya diam.

[“Mengingat apa yang terjadi bulan lalu, aku tidak bisa menolak, ya ‘kan?”]

“Benar.”

Fujibayashi dikejutkan hingga hampir mengatakan sesuatu. Dan terlepas dari apa yang Tatsuya katakan tadi, permintaan kerja sama Tatsuya terkesan sebagai balasan atas permintaan waktu itu; dia tidak mengira Tatsuya akan membenarkannya dengan santai begitu saja.

Butuh waktu beberapa detik untuknya bisa melanjutkan pembicaraan ini.

Dan Tatsuya lah yang melanjutkan pembicaraan itu.

“Tapi aku tidak punya pikiran untuk meminta yang tidak-tidak. Aku harap Tetua bisa memberikan bantuan sukarela.”

[“Apa aku boleh tahu apa urusannya?”]

“Lokasi dan penangkapan terhadap penyihir yang melarikan diri dari Chinatown Yokohama.”

[“…Aku mengerti. Sekarang aku tahu kenapa Yotsuba ingin menggunakan bantuan Sofu-sama.”]

Kegugupan Fujibayashi bisa terasa dari telepon itu.

“Sepertinya Fujibayashi-san tahu kalau Yotsuba sedang dalam masalah.”

Bukan Yotsuba lah yang ingin menggunakan bantuan Kudou Retsu melainkan Tatsuya, tapi ia tidak repot-repot meluruskan kesalahpahaman Fujibayashi.

[“Sebenarnya JSDF juga sedang kesulitan dengannya! Kalau kau mau mengurusnya, aku Letnan Fujibayashi akan senang.”]

Dirinya yang sengaja menyebut dirinya Letnan Fujibayashi adalah respon untuk perkataan Tatsuya sebelumnya. Walau begitu, tetap saja, bagi Tatsuya hal seperti ini tidak menyindirnya.

Bahkan Fujibayashi mungkin sudah bisa tahu itu. Sambil pura-pura batuk, dia berusaha untuk meluruskannya. Terlebih lagi, dia berbicara dengan serius untuk menjawab permintaan Tatsuya.

[“Baiklah, akan kusampaikan ke Sofu-sama kalau waktunya tepat. Untuk jawabannya apa bisa ku-email kepadamu?”]

“Tidak masalah. Gunakan saja enkripsi Batalion Sihir.”

Dengan kata lain, Tatsuya memintanya untuk tetap menjaga keamanan hal ini. Namun, bagi Fujibayashi ini merupakan penghinaan kepadanya yang bisa mengirim email anonim kepadanya sebulan lalu.

[“….Baiklah kalau begitu!”]

Tatsuya sedang bertanya-tanya apa yang dikatakannya sampai menyinggung Fujibayasi seperti itu, sampai-sampai dia langsung memutus panggilan itu.


Setelah selesai dengan panggilan itu Tatsuya merasa kalau tenggorokannya kering, jadi Tatsuya pergi ke ruang makan.

Disitu, Miyuki minum teh sendirian.

“Onii-sama, mau minum?”

Miyuki, yang duduk di depan meja makan, segera berdiri dan bertanya kepada Tatsuya.

“Ya, aku sedikit haus.”

Walaupun dia menjawabnya langsung, Tatsuya tidak bertanya dimana Minami. Belajar, bersih-bersih, mandi, atau apapun, Tatsuya tahu dengan melihat tidak adanya Minami, dan dia juga tidak punya tugas untuknya.

“Akan segera kubuatkan.”

Air sudah cukup untuk Tatsuya, tapi dia tidak memprotes Miyuki. Dia tahu kalau adiknya hanya ingin membantunya, dan selama ini bantuan Miyuki yang berlebihan tidak menyusahkannya.Sebaliknya dia tidak merasa perlu menolak.

“Tunggulah di ruang keluarga.”

Seperti yang diminta Miyuki, Tatsuya pindah ke ruang keluarga.


Setelah menunggu kurang dari 5 menit di sofa, Miyuki datang dari ruang makan, membawa nampan dengan dua gelas es teh susu. Miyuki sebelumnya membuat teh panas, jadi dia pasti baru saja membuat baru.

Miyuki tanpa banyak bicara menaruh alas dan gelas itu di atas kaca meja yang bersinar. Satu di depan Tatsuya dan satunya lagi di sampingnya. Lalu Miyuki, seperti sudah merencanakan semuanya, Tatsuya yakin dia sudah merencanakannya, duduk di samping Tatsuya.

Tatsuya duduk di sofa yang hanya cukup untuk satu orang, sehingga mustahil untuk menempel dengan kakaknya. Meski begitu, Miyuki tidak menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman. Tersenyum lembut, dia, bersama kakaknya, mendekatkan sedotan itu ke bibirnya.

Miyuki selesai terlebih dahulu. Dia dengan tidak banyak bicara menaruh gelasnya di atas meja, kembali duduk di sofa, dan menatap kakaknya.

Tatsuya segera menyadari tatapan itu. Dia langsung berhenti minum, menaruh gelasnya dengan sebuah dentingan kecil, dan membalas tatapan adiknya.

“Telepon tadi, ada hubungannya dengan pembicaraan kemarin, bukan?”

Saat Tatsuya masuk ke kamarnya, dia bilang akan menelepon seseorang, tapi dia menjelaskan siapa dan untuk urusan apa. Dan sepertinya Miyuki berhasil menebaknya tepat. Mungkin tidaklah sulit mengingat pembicaraan itu baru kemarin. Walau begitu, Tatsuya merasa kagum kepada adiknya.

“Betul.”

“Apa boleh aku tahu siapa yang Onii-sama telepon?”

Dia agak bingung dengan pertanyaan itu. Namun, dia tetap menjawabnya dengan jujur.

“Letnan Fujibayashi.”

“……Onii-sama, apa kau meminta bantuan dari Batalion Sihir Independen?”

Miyuki bertanya dengan lembut. Bahkan Tatsuya punya kekhawatiran yang sama dengan adiknya, apa tidak apa-apa membawa intervensi militer ke dalam urusan Yotsuba. Dan karena alasan itu dia tidak menelepon Kazama, melainkan Fujibayashi.

“Tidak, aku meminta Fujibayashi-san jadi perantara dengan Tetua Kudou.”

“Bukannya itu berbahaya? Komunikasi dengan Batalion Sihir Independen bisa saja disadap.”

Zaman sekarang, kebebasan komunikasi pribadi telah dijamin bahkan untuk anggota militer sekalipun. Meski begitu, teknologi pertukaran data ultrasonik via telepon suara sudah ada lebih dari 50 tahun lalu, sistem anti bug kebocoran informasi terpasang di telepon-telepon instalasi-instalasi vital. Pernah dikatakan kalau sistem itu mampu memotong semua gelombang suara kecuali yang frekuensinya bisa ditangkap telinga, tapi masih ada perangkat keras yang terpasang di pesawat telepon penerima dan pengirim yang bisa mencek gelombang suara yang ditransmisikan, mereka tidak bisa mengabaikan kemungkinan adanya perangkat keras itu. Bahkan Tatsuya sudah berhati-hati dan memerhitungkan itu.

“Tadi seharusnya aman. Nomor yang kuhubungi adalah nomor pribadi Letnan. Aku rasa bahkan Echelon III sekalipun tidak bisa menyadap jalur yang dipakai ‘Electron Sorceress’.”

Jangan khawatir, Tatsuya menjelaskan pada Miyuki. Namun, perkataannya menunjukkan kalau ia masih belum belajar dari pengalaman.

“…Aku mengerti. Nomor telepon pribadi Fujibayashi-san ya.”

Sudah terlambat untuk berpikir ‘Oh sial’. Tatsuya baru saja sadar kalau akan merepotkan untuk menenangkan adiknya sama seperti April tahun lalu.

“Ngomong-ngomong, Onii-sama. Dari mana kau dapat nomor telepon pribadi Fujibayashi-san?”

Bahkan nada bicara dan ekspresi Miyuki sama sekali persis saat kasus barikade ruang siaran di penyerangan Blanche. Waktu itu ada masalah yang perlu mereka selesaikan dulu, tapi kali ini….

(Sekarang, bagaimana cara aku menjelaskannya?)

Terus terang, Tatsuya saat ini tidak bersalah. Dia tidak hanya tahu nomor telepon pribadi Fujibayashi, tapi Kazama, Sanada, dan juga Yamanaka. Tapi dia tidak membayangkan kalau menyebutkan itu semua akan membuat Miyuki terima. Dia mungkin kelihatan terima-terima saja, tapi di dalam hatinya dia pasti tidak akan melupakannya.

Sepertinya akan susah sekali untuk membujuknya kali ini, pikir Tatsuya.

◊ ◊ ◊

Dan seperti Tatsuya perkirakan, kemarahan Miyuki tidak mudah untuk ditenangkan. Namun, dia tidak akan sampai meledak-ledak atau mengabaikan Tatsuya, jadi di mata orang lain mereka terlihat baik-baik saja. Sebenarnya Miyuki hanya sedikit kesal, tapi meski begitu Tatsuya sampai harus menjelaskan hubungannya selama dua hari penuh sampai Rabu untuknya bisa mengembalikan hubungannya dan Miyuki kembali normal.

Dan sekarang Jumat, 28 September. Malam sebelum pemilihan OSIS yang ditunggu-tunggu, rumah Tatsuya ditelepon Fujibayashi.


“Fujibayashi-san, apa tidak apa-apa menggunakan nomor ini?”

Tatsuya tidak memanggilnya ‘Letnan Fujibayasi’, tapi ‘Fujibayashi-san’ karena blus berenda dengan rok panjang yang dipakainya. Dan dia bertanya “Apa tidak apa-apa” karena dia tidak meneleponnya ke telepon terenkripsi di kamar Tatsuya tapi ke nomor yang terhubung ke videophone biasa.

[“Kita tidak sedang disadap sekarang. Mereka tidak melakukannya, sayang sekali padahal bisa kita lacak kalau mereka menyadap kita.”]

Tapi entah bagaimana sepertinya ini memang disengaja.

[“Baik, kita tetap aman walau mereka menyadap. Jaringan kita terlapisi tiga sinyal palsu.”]

Dia mungkin mengatakannya tanpa beban, tapi Tatsuya lebih merasa terkejut daripada kagum karena ia juga tahu banyak tentang teknologi mesin.

“…….Bagaimana caranya bisa menggunakan sistem publik untuk kepentingan militer?”

Namun, dia salah.

[“Ini bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dengan teknologi biasa.”]

Aku mengerti, pikir Tatsuya. Ini mungkin salah satu teknik rahasia ‘Electron Sorceress’ yang digunakannya dengan bebas. Kalau saja Tatsuya menggunakan ‘mata’nya dia mungkin bisa tahu caranya. Namun, dia tidak terlalu tertarik dengan hal yang tidak bisa dilakukannya.

[“Apalagi tidaklah mudah menggunakan ini dalam waktu lama, jadi aku akan singkat saja. Sofu-sama setuju dengan pertemuan itu.”]

Jawaban yang disampaikan Fujibayashi, bagi Tatsuya, adalah sebuah berita bagus.

[“Hari dan tanggalnya Sabtu, 6 Oktober, 18.00. Di rumah utama Keluarga Kudou di Ikoma. Apa kau bisa dengan jadwal itu?”]

Tatsuya mengingat-ingat jadwalnya, dan memastikan kalau hari itu dia kosong.

“Jadwalnya tidak ada masalah. Dan aku tahu tempatnya.”

[“Aku mengerti.”]

Lalu Fujibayashi menunjukkan wajah usil.

[“Sofu-sama senang sekali saat mendengar bahwa Tatsuya-kun ingin bertemu dengannya secara langsung.”]

“Akulah yang harusnya bilang itu, aku merasa terhormat.”

Ekspresi di wajahnya itu hilang saat melihat Tatsuya mengeluh, Fujibayashi tertawa.

[“Ekspresimu campur-aduk. Terima saja kenyataannya, begitulah rasanya saat kau meminta bantuan orang itu.”]

“Maksudnya aku harus bersyukur tidak ditolak mentah-mentah.”

[“Bisa dibilang iya. Persiapkan dirimu, Tatsuya-kun, kau sedang masuk ke dalam belenggu dunia sihir Jepang.”]

Tatsuya menerima nasihat Fujibayashi dengan santai, yang dikatakannya sambil tersenyum dengan mata mengancam.

“Aku sudah siap dengan itu dari dulu.”

[“Baiklah kalau begitu. Aku juga akan ada pada hari itu.”]

“Baiklah. Aku tidak sabar bertemu dengan Fujibayashi-san.”

Di saat yang sama Tatsuya menunduk, di layar menayangkan senyuman Fujibayashi yang tertelan oleh layar yang menggelap.


Telepon ini diterimanya di ruang keluarga. Mereka tidak ikut dalam pembicaraan, tapi Miyuki dan Minami mendengarkan pembicaraan Tatsuya dengan Fujibayashi, dan Fujibayashi tidak terlihat memermasalahkan hal itu.

“Onii-sama…..apa benar-benar tidak apa-apa?”

Miyuki dengan gelisah memanggil Tatsuya, yang baru saja selesai telepon. Saat Tatsuya melihat, Minami memasang tampang simpati juga…..Simpati, bukan khawatir, mungkin karena Minami paham betul akibat kalau punya hubungan dengan Tetua.

“Menemui Kudou Retsu? Tidaklah aneh kalau kau khawatir tentang itu.”

Tatsuya tersenyum sambil mengangkat segelas es teh. Tetapi karena percakapan itu lebih lama dari dugaan, esnya agak mencair, jadi dia menaruhnya kembali di meja tanpa meminumnya.

Kabut tipis berputar-putar di dalam gelas itu. Untuk menurunkan suhu isinya tanpa membekukan gelasnya, udara yang berkontak dengan es teh itu sedang mengalami proses kondensasi.

Sudah jelas itu sihir Miyuki. Sihirnya mengembalikan teh itu yang bersuhu kamar kembali jadi es teh, tidak sampai beku atau dingin sekali. Saat Tatsuya tanpa bilang apa-apa berterima kasih dengan senyumannya, Miyuki hanya bisa menunduk, malu.

Tatsuya membasahi tenggorokannya dengan teh yang dingin, dan lanjut untuk menjawab pertanyaan.

“Kudou Retsu tertarik denganku, jadi ini tidak ada hubungannya dengan tugas sekarang. Dan yang lebih penting ketertarikannya bukan tertarik pada sembarang orang. Mungkin Kudou Retsu sudah tahu tentang asal usul dan sihirku.”

Miyuki terkejut mendengarnya. Mungkin yang mengejutkannya adalah paruh akhir perkataan kakaknya. Inilah efek samping menjadi bagian Keluarga Yotsuba, tapi Tatsuya tidak punya perasaan khusus menanggapi hal ini. Saat ini, Miyuki cukup hanya waspada kepada Yotsuba saja. Tatsuya yang akan mengatasi pengintaian dari Sepuluh Master Clan dan organisasi-organisasi penyihir lain.

“Kudengar Kudou Retsu dekat dengan kepala Keluarga Yotsuba terdahulu, dan karena hubungan itu ia menjadi guru dari Yotsuba Miya dan Yotsuba Maya.”

“Kepala keluarga terdahulu… itu kakek kita, bukan?

“Ya. Pemimpin insiden saat keberingasan Yotsuba tersiar ke seluruh dunia.”

Untuk alasan tertentu Miyuki sedikit tersenyum. Saat Tatsuya terlihat bingung, dia dengan senang tertawa lagi dan lagi.

“….Maafkan aku. Onii-sama mengatakannya seolah-olah itu masalah orang lain.”

Tatsuya mengangkat alisnya ragu dengan itu.

“Apa maksudmu?”

“Ayolah, Onii-sama. Kalau dunia tahu tentang kebenaran di balik Scroched Halloween, mereka sudah tidak akan mengingat lagi apa yang kakek lakukan, bukan?”

Tatsuya, seketika, seakan meneguk sebuah minuma pahit dan bukan es teh, meski kenyataannya tidak seperti itu, ekspresinya berubah agak pucat yang entah bagaimana agar datar.

“…Bagaimanapun juga, karena itu, tidaklah aneh kalau dia bisa tahu banyak tentangku”

“…Dan apa Onii-sama tidak apa-apa dengan itu?”

Miyuki bertanya sambil malu-malu dengan suara yang tidak jelas.

Tidak peduli berapa banyak orang yang mendengarkan ini, seorang gadis 16 tahun tidak akan memerdulikan hal itu dan tetap menanyakan hal itu.

“Aku tidak akan diam saja.”

Tapi bagi Tatsuya, dia ragu-ragu mengatakannya.

“Musuh kita ini adalah orang paling licik di dunia. Apapun yang kucoba, itu akan sulit. Menurutku itu tidak perlu. Walaupun aneh rasanya dengar aku bilang seperti ini, tapi data yang dia tahu adalah data pribadiku sebagai Penyihir Kelas Strategis. Kudou Retsu jelas paham seberapa pentingnya menjaga rahasia itu.”

Tatsuya baru saja memanggilnya Kudou Retsu, bukan Guru Besar ataupun Tetua. Mungkin dia sadar dia sudah terlalu sering menyebutnya. Mungkin dia melakukan ini di tempat yang tidak ada orang luar, tapi dia menunjukkan tidak ada tanda hormat pada seorang Kudou Retsu. Karena eksperimen boneka Parasite, Tatsuya mungkin tidak akan pernah memandang Kudou Retsu sebagai orang baik.

Walau begitu, Tatsuya benar-benar mengakui kecerdasan dan kemampuan Kudou Retsu. Dia merasa tidak perlu membungkamnya karena dia rasa kalau orang tua itu paham betul keuntungan menyimpan kartu joker seperti Shiba Tatsuya tetap rahasia.

“Selain itu, akan jadi masalah kalau kita bermusuhan dengan Kudou Retsu. Mulai sekarang, kita perlu menjaga hubungan baik dengannya.”

“Kita bisa percaya dengan mereka, ‘kan?”

“Kita tidak perlu terlalu percaya dengan mereka. Yang penting mereka mau melakukannya seperti yang kita minta. Aku tidak masalah kalau harus membayarnya suatu saat nanti.”

Minami tidak terlalu paham apa yang mereka berdua bicarakan. Tetapi, dia tidak sampai menanyakan itu. Dia dididik kalau rasa ingin tahu yang berlebihan itu tidak boleh dilakukan seorang pelayan pada majikannya, dan sekarang dia hanya mengamati saja.