Gim Master Adegan Besar

Penerjemah: Zerard


“Yoo-hoo!”

“Ugh...” 

Adalah kota air—lebih tepatnya sebuah bangunan minum remang, pada sebuah stan yang berada di dalam, pada apa yang tampak seperti bagian tergelap dari ruangan.

Mereka yang berada di situ adalah seorang wanita muda kecik dengan rambut silver, yang melambai dengan riang, dan sang fixer, seorang pria muda yang mengernyit di kala wanita itu datang.

Perabotan restoran ini sangat tertata rapi, bukanlah tempat di mana rakyat biasa akan bernaung. Adalah suatu kewajaran untuk terkejut ketika melihat wanita itu dengan seragam pelayan, namun gadis itu sangat cocok dengan sekitarannya. Gadis itu cukup kecil untuk di sangka sebagai seorang rhea—yang di hasilkan oleh sebuah ilusi di mana kedua lengannya, tersembunyi dengan sihir.

Kurasa rumor tentang dia kembali dari Dungeon of the Dead itu bukan sekedar gosip... Kira-kkra dia sudah berapa ya umurnya? Sang fixer berpikir, akan tetapi tidaklah baik untuk membuat gadis itu marah.

“Dan apa yang bisa ku bantu hari ini?” dia bertanya kepada sang gadis, melihat kepadanya, “Seingatku, aku sudah melaporkan perkembangan kita.”

“Yeah, itulah yang aku mau bicarakan denganmu.” Sang gadis duduk pada sebuah kursi dan melambai kepada bartender, memesan sebuah minuman yang sangat mahal tanpa pikir panjang. Atau mungkin kita harus menyebutnya sebuah minuman yang sangat keras. Fire wine kaum dwarf bukanlah sesuatu yang dapat di tangani manusia biasa.

Seorang pelayan harefolk membawa minuman dengan kecepatan dan kepiawaian yang menunjukkan kualitas dari restoran ini, dan gadis itu menghabiskannya dengan sekali teguk. “Satu lagu, kalau kaamu nggak keberatan.”

“Ku kira alkohol itu di larang keras saat seseorang akan berbicara tentang pelarian.”

“Ini sih bukan alkohol. Ini lebih mirip air.”

Air! Jika seorang elf meminum itu, itu akan membuat kepala mereka meledak, sang fixer menggeleng kepala menyerah.

“Jadi ceritakan ke aku soal perkembangan ini,” sang gadis berkata.

“Oh, kamu tahulah. Semuanya lagi...rumit.”

Pelayan harefolk muncul kembali, ekornya berkedut dan pinggulnya berayun, dan pelayan berambut silver menerima minumannya kembali, kali ini dia menyeruputnya dengan perlahan. “Dan ini setelah kita menggunakan kemauan permaisuri sebagai alasan untuk meminta seorang scout.”

“Tetanggamu ya?” Sang fixer menyebut, dan pelayan berambut silver mengangguk menyetujui,

Namun alasan apa? Sang fixer tertawa pada dirinya sendiri. Semua hanyalah alasan sekedarnya untuk menyerbu ke dalam. “Permaisuri ini keliahatannya baik dan tenang dan itu yang terpenting.” Dia berkata, “Puji Ibunda Bumi.”

Ini mungkin terdengar seperti dia terlalu blak-blakan, namun itu bukanlah permasalahannya. Itulah gunanya toko ini. 

Kurasa nggak ada gunanya untukku mempermasalahkan sopan santun...

Sang fixer menghela, menyerah, kemudian memanggil “Mbak!” kepada pelayan dan memesan minuman, dia tidak yakin tentang apa yang dia rasakan di saat memesan minuman di kala partynya berada di luar sana bekerja keras, namun, yah, dia juga sedang dalam pertarungannya sendiri.

Membuat koneksi, membuat persiapan, mengumpulkan informasi, membersihkannya setelah itum memberikan banyptuan darurat, dan lain-lain. Bisa di bilang, pelarian itu sendiri adalah langkah terakhir dan yang paling mencolok dari sebuah proses yang panjang. Namun hanya karena itu sangat jelas, kamu harus sangat berhati-hati. Jadilah liar ketika mereka berpikir kamu sedang akan bertindak teknikal, dan jadilah teknikal ketika mereka berpikir kamu akan bertindak liar. Itu adalah kunci panjang umur di sini.

Hewan putih yang ada di kakinya, menyentuhkan tapak mungil itu pada kakinya, namun dia mendorong pelan dengan jempol kakinya.

Maaf, aku tahu dia sedang sakit, tapi kamu harus membiarkan aku kali ini—aku akan menjengutnga nanti.

Seorang mage yang dapat mengontrol beberapa familiar adalah sekutu yang tangguh, dan berkat wanita itu, mereka dapat menjaga koneksi ketat.

Mata-mata, elf wizard, supir pengguna roh, cleric dari Dewa Pengetahuan, wizard yang menggunakan familiar, dan dirinya sendiri. Mereka berenam menjadi party yang bagus, setidaknya dalam pendapat sang fixer. Dia berharap mereka semua juga akan berpikir demikian. Itulah mengapa ini adalah perannya untuk mengerahkan silat lidah dan ketangkasannya dalam berbicara dengan setiap orang, bahkan dia yang berada di depannya sekarang.

“Terus apa? Kita sudah membereskan permasalahan tentang penghujatan yang ada di sekitar anggur suci, kan?”

“Kamu membereskan goblin. Itu nggak terlalu berpengaruh.”

“Kirimkan saja pasukan ke desa, lebih aman seperti itu,” fixer berkata, untuk mengalihkan pembicaraan dan mungkin untuk memicu wanita muda ini.

Pelayan berambut silver mengendus. “Kalau kita punya dana tanpa batas, persediaan, dan personil. Dan setiap pria yang sudah di angkat bangsawan,” dia berceloteh sebelum bergumam. “Tapi sepertinya itu nggak akan terlalu bagus.” Kemudian dia mendengak menatap dirinya dengan lototan tajam. “Kamu tahu kan kami mempekerjakanmu untuk melakukan sesuatu yang lebih selain membunuh goblin kan?”

“Pastinya,” fixer membalas dengan tawaan. “Percaya deh, ini sangat menguntungkan. Lebih banyak masalah artinya lebih banyak bisnis.”

Sekte dan vampire dan demon, ketidakadilan dan korupsi, pembangkangan gubernur daerah dan bangsawan bersilsilah baik. Tak seorangpun yang menjadi kaya dengan mengusut kejahatan—apakah elf itu yang mengatakan ini? Tidak ada yang lebih benar dari mereka yang berlari melintasi bayang-bayang yang di pancarkan oleh peperangan antara Keteriban dan Kekacauan.

“Pertanyaan sebenarnya adalah siapa yang membantu para goblin itu,” gadis berambut silver berkata, menghela.

Bukan bagaimana. Bukan apa tujuannya. Namun siapa. Sang fixer memahami penuh apa yang gadis itu maksud. Pengertian itulah yang memicu perasaan tidaj nyaman yang berada di dalam dirinya. Dia merasa perlu bertanya: “Kamu nggak akan bilang untuk mengirimkan pahlawan tersayang kita kan?”

“Mustahil,” gadis itu mendengus. “Bakal bodoh buat menggunakan dia untuk di pakai dalam percekcokan antara individual pribadi.” Walaupun banyak yang berpendapat bahwa mereka harus—terutama bagi mereka dengan kekuatan sedang. Maid itu mengangkat bahu.

“Tunggu... Apa kamu menyarankan gang kita harus mengalahkan mereka?”

“Itu ajan berbahaya. Sangat berbahaya, namun itu bisa menghasilkan banyak uang. Beberapa investigasi latar belakang akan di perlukan. Adalah peran wajah untuk menghadapi untuk mengemban resiko dan hadiah dalam timbangan. Dalam bertarung dengan pedang, beberapa menembakan panah, yang lain menembakkan mantra; wajah melakukan pertarungan dengan kalimat.

Fixer merenung. Yang mana yang akan lebih mudah: sang “demon” kapten atau sebuah pertarungan di sini dalam kota air? Familliar pada kakinya, merasakan keadaan ini berjalan, mengambil sebuah posisi bersiap dengan hormat kepada wanita muda. Jika negosiasi ini gagal dan keadaan menjadi memanas, mantranya akan menjadi garis hidupnya. Adalah pilihan tepat untuk mempunyai dia di sini.

Namun kemudian wanita muda berambut silver, mungkin menyadari perubahan dalam sikap fixer, melambaikan tangannya menepis. “Nggak, seseorang yang lain sedang menanganinya. Nggak perlu kamu mengusik sarang lebah juga. Itu bakal jadi kayak seorang warrior yang berada di depat berlumuran dengan slime.”

“Oh?”

“Kita punya seorang spesialis untuk menghadapi goblin. Nona Archbishop dan teman pedagang muda sedang menanganinya.”

Fixer ber-hmm tidak tertarik, bahkan seraya dia mendengarkan dengan seksama pada apa yang di ucapkan wanita muda ini. Wanita itu menyebut hormat “Nona Archbishop,” namun nada suaranya sangat biasa seolah dia sedang berbicara dengan teman saudarinya. Wanita itu adalah salah satu dari Enam Pahalawan. Sedangkan untuk pedagang... Gadis itu pasti wanita bangsawan muda yang telah beralih dari berpetualang menjadi pebisnis.

Itu artinya akan ada hal menarik lagi di negara ini.


Dia harus bersiap. Dalam dunia para bayangan, kerja keras sama dengan potensial kesempatan bisnis.

“Yah, itu karma buatmu.” Gadis berambut silver berkata dengan tawa canda. “Satu giliran bagus, bakal di balas dengan kebalikannya.”

“Hidup dengan takdir, mati dengan karma?” sang fixer ikut tertawa. “Nasehat bagus, kalau kamu srorang anak kecil yang menyimpan sangunya.”

Dengan itu, sang fixer melirik mengarah gadis. “Jadi kamu kesini buat apaan sih?”

“Untuk mengeluh.” Tanpa adanya tanda emosi, gadis itu mengguncang sisa dari minumannya, kemudian memanggil pelayan. “Ada terlalu banyak serangga beracun di sekitar sini. Laba-laba dan kalajengking.” Dia mengeluh dalam, merebahkan tubuhnya di atas meja dan membiarkan rambutnya terurai di atas meja bar. Fixer tidaklah tertarik pada umur gadis itu, namun pada saat ini sang gadis menatap dirinya seperti anak kecil yang geram, “Terlalu sibuk dengan pembasmian akhir-akhir ini.”

“Yang mulia yang?”

“Anak ketiga dari bangsawan miskin dan bersama teman-teman kecilnya.” Secara keseluruhan, sang gadis hampir terlihat terhibur, dan sipu tipis dan pipi pucatnya menjadi merah yang di sebabkan sesuatu yang lain selain alkohol.

Apa yang gadis ini maksud adalah, dia nggak bisa membiarkan petualangan berlanjut. Sang fixer berpikir dan memutuskan untuk memesan minuman lagi untuk dirinya sendiri. Adalah minuman terbaik, ternikmat, dan terkuat; pasti. Harus pasti jika ini untuk menjaga kepulangan temannya dengan selamat, kemakmuran bisnisnya, upaya kardinal berambut merah, dan sebuah petualang menakjubkan.

“Yah, jamj harus menceritakannya padaku tentang quest itu suatu saat.”

“Mungkin, kalau ada kesempatan.” Gadis tertawa, memainkan cangkir anggur di tangan. Sang fixer hanya melihat akan betapa miripnya mereka dengan para petualang dan betapa tidak miripnya.

“Jadi apa yang kamu mau kita lakukan?”

“Cari seseorang dan lakukan pelarian, kurasa.”

Hanyalah mereka, kemampuan mereka, bayangan dan imperatif keras: Lakukan pekerjaan dengan benar.

Itulah mereka : pelari.

(TL Note : chapter yang membingungkan.)


Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya