KAMP PELATIHAN
(Bagian 1)

Penerjemah: Ridho H.


Part 1

Hari itu adalah tiga hari terakhir di bulan Juli. Musim hujan telah berakhir, dan sekarang adalah musim panas dimana kepulan-kepulan awan putih membumbung tinggi. Masa-masa sekolah selama pertandingan seleksi telah berakhir, dan Akademi Hagun telah memasuki liburan musim panas. Beberapa murid pergi berlibur, dan banyak yang kembali ke rumah, sehingga hanya ada beberapa orang yang tersisa di sekolah.

Apakah satu-satunya yang tersisa adalah mereka yang menginginkan liburan musim panas yang bebas di Tokyo? Atau apakah mereka yang ingin melatih diri dengan fasilitas akademi yang memadai? Atau mungkin, mereka tidak bisa pulang karena masalah yang menghadang di sana.

… Namun, Ikki Kurogane secara mengejutkan bukanlah salah satunya. Demikian pula, teman-teman dan adiknya juga tidak ada di sana. Kenapa bisa begitu?

Itu karena Festival Seven Stars Sword-Art semakin dekat. Festival ini dibuka pada pertengahan Agustus. Dan sama seperti turnamen olahraga pada umumnya, menghadiri kamp pelatihan adalah hal yang biasa dilakukan. Hagun mengadakan kamp pelatihan setiap tahun. Pelatihannya akan menjadi pelatihan yang difokuskan selama sepuluh hari di pondok pelatihan di Okutama. Instruktur kesatria-sihir profesional yang telah berpartisipasi dalam liga King of knights telah dipanggil untuk ini, jadi tidak menghadirinya akan menyebabkan perbedaan besar dalam perkembangan, saat hari Festival tiba. Ikki dan yang lainnya tidak berada di sekolah itu karena mereka berpartisipasi dalam kamp pelatihan sebagai tim perwakilan, atau sebagai asisten.

―Namun, tempatnya bukan berada di Okutama. Karena hiruk-pikuk yang dibuat oleh raksasa Okutama, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Masalah itu tetap tidak terselesaikan pada akhirnya. Setelah itu, tidak ada laporan tentang raksasa batu yang menyerang kelompok Ikki terlihat lagi, tetapi tentu saja tidak ada yang bisa mengatakan mereka puas dengan keamanan tempat tersebut.

Oleh karena itu, Ketua Dewan Shinguuji meminta izin kepada Akademi Kyomon untuk mengadakan kamp pelatihan gabungan dengan perwakilan Kyomon di pondok mereka sendiri di pegunungan.


Part 2

The Crimson Princess, Stella Vermillion.

Seorang gadis yang datang dari negeri yang jauh ke negari samurai demi memperkuat dirinya, dia saat ini berada di tengah pertarungan yang dimintanya, di sini di pegunungan setelah tiba dari Tokyo.

Di arena di kamp pelatihan Kyomon, nyala api merah dan petir emas saling beradu, menciptakan percikan ledakan.

Dia yang dibalut oleh api merah tua dan memegang pedang raksasa adalah Stella. Kekuatan dan kecepatannya adalah gerakan performa tinggi yang dapat disebut kekuatan terbesar, dan kekuatan magis yang luar biasa.

Ksatria bernama Stella Vermillion pada dasarnya tidak bisa dikatakan tidak memiliki kelemahan. Dia memiliki kemampuan ofensif yang sangat tinggi, tetapi keunggulan utamanya adalah puncak seluruh kekuatannya. Dalam serangan, pertahanan, dan kecepatan, yang dilengkapi dengan keseimbangan kemampuan dan bakat. Itulah mengapa dia seorang ksatria tingkat A—

Namun, ada seseorang di depan matanya saat ini, lawan yang beradu pedang dengannya, yang juga menahan serangan ganasnya secara spontan. Pada saat ini, lawannya melakukan hal itu dengan keterampilan yang layak untuk menjadi lawannya.

Orang biasa pasti akan mendapatkan cedera parah apabila melawan kekuatan fisik Stella yang teramat besar. Namun, lawannya ini memiliki pertahanan fleksibel yang tidak hanya menghentikan kekuatan pedangnya yang menghunjam, dan pertahanan yang tidak sekedar menangkis serangannya, tetapi juga menahan refleks untuk melancarkan serangan balik.

Ini adalah jenis lawan yang akan Stella hadapi, tapi ini adalah hal yang tidak terduga. Kenapa? Karena yang berperan sebagai lawan Stella, yang berpartisipasi sebagai mentor sukarela bersama dengan sisa anggota OSIS, tidak lain adalah kandidat kesatria Hagun ― Touka Toudou, “Raikiri”.

“Shh―!”

Di tengah pertarungan pedang mereka, Touka menunjukkan tekniknya. Dalam sekejap benturan kedua pedang baja itu melontarkan bunga api, dan dengan memanfaatkan benturan tersebut, dia menekan pergelangan tangan Stella. Dalam gerakan yang diadopsi dari Aikido, tubuh Stella membungkuk begitu rendah. Alhasil bilah pedang lawannya melintas di atasnya.

“Kuh!”

Tentu saja, Stella juga seorang ksatria kelas atas. Meskipun pedangnya ditarik, keseimbangannya hancur. Tubuh bagian bawahnya yang terlatih menahan Stella dengan kokoh pada tanah..

Namun, gerakan itu jelas menciptakan celah di antara mereka. Celah itu ― Raikiri tidak dapat mengabaikannya.

Segera, Touka mengembalikan Device-nya, Narukami, ke sarungnya yang hitam, dan dia membentuk kuda-kuda, serta menuangkan energi petir ke sarung pedangnya.

Pada saat itu, gemetar menjalar di tulang belakang Stella. Serangan seperti apa yang akan meluncur dari postur itu? Dia tahu.

The Noble Art― Raikiri.

Kartu as Touka yang menghabisi lawannya dalam satu tebasan. Meskipun itu juga akan sangat membebaninya, Raikiri dapat membanggakan kekuatannya yang luar biasa dalam jarak dekat.

Meskipun dia disebut The Crimson Princess, Stella tidak memiliki teknik yang dapat digunakan untuk melawan Raikiri. Kalau dengan menghitung jarak, dia bisa saja menang dengan menggunakan Katharterio Salamandra, tetapi karena kecepatan yang akan menentukan, dia pasti akan kalah.

Jadi ketika Touka membentuk kuda-kuda Raikiri, Stella hanya bisa jatuh. Lalu….

Inilah yang kutunggu-tunggu!

Tidak menyerah pada rasa gemetar yang melanda tulang punggungnya, Stella menendang tanah untuk keluar dari jarak dekat.

Memang, setelah bertarung sampai saat ini dalam pertarungan pedang jarak dekat, ini menuntun kepada digunakannya Raikiri. Raikiri adalah tebasan pedang yang memancarkan energi listrik yang sangat kuat dengan melalui gaya elektromagnetik yang ditanamkan ke dalam pedang itu. Daya ledakan yang ditimbulkan oleh energi tersebut adalah sesuatu yang bahkan tidak bisa dihentikan Touka. Itu adalah teknik yang tidak bisa dibatalkan begitu dimulai. Karena itulah, Stella sengaja menempatkan dirinya dalam jangkauan Touka, lalu menjauh dari jangkauan Touka begitu dia membentuk kuda-kuda untuk kartu asnya, yang mana ini akan membuat seragan Touka sia-sia.

…Namun….

Kartu as-nya tidak muncul. Touka berdiri diam dalam posisi menarik pedang, dan menatap diam-diam pada Stella yang telah melarikan diri. Pada saaf iu, Stella mengeluarkan decakan kagum dari dalam lubuk hatinya.

Lagipula, rencana sederhana seperti itu tidak akan berjalan sesuai keinginanku, kan?

Menipu lawannya menggunakan kartu asnya supaya terbuang percuma? Siapa pun bisa memikirkan taktik seperti itu. Itu adalah taktik umum untuk melawan Raikiri. Tentunya Touka telah menghadapi banyak lawan yang menggunakan taktik tersebut. Tidak mungkin dia akan tertipu pada cara yang sama.

-Kalau begitu.

Aku harus menggunakan rencana yang hanya bisa kugunakan, bukan?

Boom! Stella menendang tanah untuk kedua kalinya, mundur selangkah lebih jauh lagi. Dia mengambil jarak lebih dari sepuluh meter dari Touka. Itu berada di luar jangkauan pedang atau tombak dapat mencapainya. Itu adalah jaraknya yang hanya untuk bisa dicapai oleh serangan jarak jauh seperti dari busur atau senjata, atau sihir.

Ya. Stella bukan seorang ksatria yang hanya unggul dalam pertarungan jarak dekat. Pada jarak yang sangat jauh ini, Stella juga unggul dengan elemennya. Karena dia adalah, di antara para ksatria yang dikenal saat ini, seseorang yang memiliki keterampilan sihir terbaik.

Pada pertarungan sihir jarak jauh, mereka yang memiliki kapasitas sihir besar akan memiliki keuntungan luar biasa. Meskipun Touka juga memiliki teknik untuk bertarung jarak jauh, kemampuan Stella dalam pertarungan sihir jarak jauh sangat melampaui teknik Touka.

Karena itulah, Touka melesat ke depan untuk menutup jarak. Namun, keputusannya itu agak sedikit lambat.

“Haaaa!”

Menjauh dari jangkauan Touka, Stella menuangkan lebih banyak kekuatan ke Dragon Breath’s yang mengelilingi Device-nya, Lævateinn. Dilahap oleh sihir sebesar itu, aura pedang berapinya membesar dengan cahaya dan panas. Saat api menyelubungi ujung pedangnya, Stella menghadap Touka yang sedang melesat.

“Rasakan ini! Dragon Flame!”

Itu menjadi serangan.

Lævateinn ― api yang melonjak dari ujung pedangnya dalam sekejap mengambil bentuk makhluk hidup.

Itu adalah ― seekor naga. Seekor naga dengan tubuh yang panjang seperti ular. Naga berapi itu membuka rahangnya yang penuh dengan gigi dan menghantam Touka.

Touka berhasil menghindari rahang naga yang terbakar itu. Pada saat itu juga, naga itu memutar tubuhnya untuk mengejar Touka lagi.

Lævateinn bukanlah senjata api biasa. Dengan taring yang membakar segalanya, yang bertujuan menggigit lawannya, itu adalah serangan yang akan mengikuti targetnya sampai ke ujung bumi. Melarikan diri darinya sangatlah tidak mungkin. Touka tidak dapat melawannya.

Rata-rata Blazer tidak memiliki peluang melawan Lævateinn. Sihir yang berasal dari kapasitas sihir Stella yang luar biasa mampu menghasilkan kekuatan yang dapat membunuh lawannya. Jika seorang penantang memulai pertarungan dengan serangan setengah-setengah, dia akan dikalahkan di dalam permainannya. Karena itu Touka―

“—Raikiri.”

Pada naga api yang mendekat, dia merespons dengan serangan terkuat dan tercepat yang dia miliki.

—Dia kehabisan trik. Dan itulah tujuan Stella.

Dapat kau!

Tebasan plasma bertumbukan dengan kepala Naga. Dalam sekejap, Stella melesat ke depan dengan seluruh kekuatannya, dan mendekati Touka dengan kecepatan tinggi.

Touka telah jatuh ke dalam perangkap Stella, dan menggunakan Raikiri. Saat ini, dia tidak dapat membatalkan tekniknya ― yang berarti dia benar-benar tidak berdaya. Inilah saat ketika pertarungan akan diputuskan.

Untuk sesaat Stella terengah-engah ketika menutup jarak dengan kekuatan ledakan, dan memberikan pukulan KO. Serangan penutupnya adalah tebasan vertikal ke bawah. Saat ini, Touka yang baru saja menggunakan teknik pembunuhnya tidak dapat melakukan apa-apa—

“Eh …?”

Seharusnya tidak bisa melakukan apa pun. Serangan Stella pastinya telah memukul.

Tetapi pada saat itu, Touka menunjukkan gerakan yang tidak diantisipasi Stella.

Dia tentu saja pulih dari Raikiri ― tapi … gerakannya tidak menghentikan tekniknya.

Dia menggunakan momentum Raikiri untuk memutar tubuhnya, dan menyerang dua kali …!?

Tenaga penggerak dahsyat yang berasal dari gaya elektromagnetik yang ekstrem. Itu adalah serangan kedua yang menggunakan rotasi kecepatan tinggi.

Ya, Touka telah sepenuhnya memprediksi taktik yang akan digunakan Stella. Jadi Touka ― sengaja menggunakan Raikiri, untuk memicu Stella melesat sehingga membuat dirinya tampak terlihat tidak berdaya.

Dan skema itu berhasil dengan sempurna. Perut Stella, di mana Touka mengincar serangan keduanya, telah dipertemukan oleh Raikiri―

“Ah … guh ….”

Wujud ilusi ― terhadap pedang yang membuyarkan daya tubuh tanpa melukai daging, Stella jatuh berlutut.

Dan pada detik berikutnya, Narumaki jatuh tepat di belakang leher Stella. Itu adalah saat yang menentukan pertempuran.

“… Aku tidak tahu kalau kau bisa melakukan serangan balik seperti itu.”

“Itu karena ini adalah pertama kalinya aku menggunakannya dalam pertarungan. Menyerang kelemahan musuh pada dasarnya tepat, tetapi sekarang kau berada di tingkat yang sama dengan yang terbaik di negara ini, lawanmu akan mengambil keuntungan dari kelemahanmu. Untuk menang melawan lawan pada tingkat ini, sangatlah penting supaya tidak membiarkan dirimu dibaca seperti itu. “

Kepada junior yang sedang menatapnya, Touka menjelaskan alasan kekalahan ini.

“Kamu belum sampai di sana, Stella-san.”

Dan dia memberikan senyum yang sangat tenang.

Menghadapi itu, Stella hanya bisa merasa frustrasi.

“Uuu ….”

Dia mengucapkan erangan yang terdengar sangat menyesal.


Part 3

“Astaga, Crimson Princess kalah?”

“Ya, ini tidak mungkin.”

Dua gadis yang menyaksikan konfrontasi itu dari kejauhan menghela nafas. Di lengan mereka ada pita kuning yang menyatakan mereka sebagai anggota klub koran; mereka adalah klub koran Bunkyoku, yang datang ke kamp pelatihan untuk meliput berita di sana. Kamp pelatihan festival Seven Stars Sword-Art adalah kesempatan untuk mengumpulkan informasi mengenai tim sekolah-sekolah lain yang jarang didapatkan. Itu adalah topik penting bagi klub koran di semua sekolah, jadi mereka berdua dari Bunkyoku datang jauh-jauh dari Kyushu untuk menulis artikel tentang putri kesatria yang dirumorkan, Stella Vermillion, tapi—

“Ini sedikit mengecewakan!”

“Raikiri menang dengan sangat mudah! Meskipun aku sedikit antusias tentang pertandingan ini.”

“Jadi pada kenyataannya, dia lemah! Itu artinya tidak ada yang bisa diliput disini.”

Mereka ingin menulis berita tentang Stella yang pantas diunggulkan, tetapi kekalahannya akan merusak dampak dramatisnya. Klub koran Bunkyoku merasa dikecewakan.

Terhadap gumaman mereka … Kagami Kusakabe, yang mengenakan ban lengan klub koran yang sama dan telah mendengar mereka dari tempatnya berdiri agak jauh, bergumam kagum.

“Astaga, apa yang anak-anak Bunkyoku itu sebenarnya cari?”

“Aku tahu, kan? Mereka datang kesini mengharapkan hasil yang mereka inginkan, yang membuat mereka menutup mata pada kenyataan. Mereka tidak layak disebut wartawan.”

Orang yang berbicara adalah Nagi Arisuin, yang telah menyaksikan latih tanding antara Raikiri dan Crimson Princess dari tempatnya berdiri di sebelah Kagami. Mereka berdua tahu apa yang sedang terjadi, karena mereka telah menyaksikan banyak pertarungan Stella. Mereka tahu hasil dari pertarungan ini bukanlah pertanda Stella menjadi lemah seperti yang dikatakan pengamat Bunkyoku.

Meskipun begitu ― di antara sekolah yang berbeda lainnya, ada juga orang-orang dengan mata tajam di sana. Ini merujuk pada anak laki-laki dan perempuan yang menonton pertarungan agak jauh dari tempat Kagami dan Arisuin berdiri.

“Whoa ― pertarungan yang luar biasa! Kamu benar-benar bisa memasang bayaran untuk itu!”

“Seluruh peserta Hagun semuanya sangat kompeten tahun ini. Benar kan, Kusakabe?”

Kagami tersenyum pada dua orang yang berbicara sambil mendekat.

“Yagokoro-san dan Komiyama-san, kalian juga menonton?”

“Tentu saja. Kalau ada latih tanding antara Raikiri dan Crimson Princess, reporter mana pun akan meliputnya.”

“Benar sekali.”

Setelah menyapa keduanya, pundak Kagami disodok oleh Arisuin yang berdiri menyendiri di belakangnya.

Kagami menoleh untuk bertanya mengapa, tetapi Arisuin bertanya terlebih dahulu.

“Kagamin, siapa mereka ini?”

Diminta demikian, Kagami menyadari bahwa ini adalah pertama kalinya Arisuin bertemu keduanya.

“Ah, aku harus memperkenalkan kamu, ya? Gadis ini adalah Yagokoro-san dari klub surat kabar Bukyoku Academy, dan anak ini adalah Komiyama-san dari klub koran Donrou Academy.”

“Senang bertemu denganmu, Arisuin-san.”

“Senang bertemu denganmu.”

“Begitu, mereka di bidang yang sama denganmu.”

“Begitulah. Lagipula, kita memakai ban lengan yang sama.”

Pasti. Arisuin mengangguk setuju. Yagokoro mendekatinya setelah berkenalan.

“Yah, ada banyak kabar burung, tetapi bertemu langsung denganmu, kamu benar-benar buaya darat, ya? Kamu bisa menggoda dengan wajahmu itu, kan?”

“Yagokoro, itu tidak sopan.”

Terhadap Yagokoro yang mengatakan hal seperti itu sambil menatap lekat-lekat ke wajah Arisuin, Komiyama yang berdiri di sebelahnya menyikutnya.

Tapi Arisuin tidak terlalu peduli. Dia tersenyum.

“Ahaha. Aku tidak masalah soal itu. Baik bunga dan wanita harus dicintai.”

“W-Wanita …?”

Mendengar kata-kata yang diucapkan Arisuin, Komiyama mulai bergetar seolah dia tidak bisa sepenuhnya memahami maksudnya.

“Oh, Alice-chan adalah orang seperti itu. Jangan khawatir soal itu, Komiyama-san.”

“A-aku akan mengabaikannya saja kalau begitu ….”

“Apa, Komiyan tidak tahu bahwa Nagi-san seperti itu? Intelmu itu buruk sekali, ya.”

“Kuh. Aku tidak mengerti sejauh mana fetisnya itu….”

Kagami berpikir kata-kata itu mirip sekali dengan Komiyama. Bahkan sebagai wartawan, ada sesuatu yang disebut preferensi. Yagokoro dan Kagami lebih suka menulis artikel berita yang menggabungkan fakta tentang para kontestan dan kehidupan sosial mereka. Sebaliknya, Komiyama adalah tipe yang lebih objektif yang memaparkan fakta sambil menjauhi dramatisasi, sama seperti siaran pemerintah. Reporter seperti itu mungkin tidak akan memeriksa hal-hal seperti kecenderungan seksual.

“Tapi Nagi-san, karena kamu juga salah satu wakil kontestan, apa tidak masalah bagimu menonton orang lain bertarung dengan begitu santai?”

“Aku mendapat sedikit keberuntungan, karena itulah aku berhasil sejauh ini. Awalnya, aku tidak tertarik pada festival Seven Stars Sword-Art. Meskipun itu agak tidak adil bagi orang-orang yang kalah dariku. Lagi pula aku hanya datang ke kamp pelatihan ini untuk menemani teman sekamar saya. Itu sebabnya saya santai saja.”

“Keberuntungan, ya? Tapi kurasa tidak ada yang bisa memenangkan dua puluh pertandingan berturut-turut karena keberuntungan.”

“Tapi karena aku menang, tidak ada yang bisa kita lakukan soal itu, kan?”

“Yah, ada berbagai macam orang yang ikut dalam pertandingan, kurasa. Sepertinya bagus juga ada kontestan semacam ini.”

“Oh astaga, kau orang yang open minded kan?”

“Tolong maafkan aku atas apa yang kukatakan sebelumnya ….”

Melihat tatapan Arisuin yang menawan, Komiyama memucat dan mundur.

Sambil menonton adegan aneh itu, Kagami tiba-tiba menanyai dua orang di dekatnya apa yang ada di dalam pikirannya.

“Ngomong-ngomong, Yagokoro-san dan Komiyama-san. Apa yang kalian pikirkan tentang pertarungan barusan?”

“Pertandingan antara Raikiri dan Crimson Princess?”

“Ya.”

“Oh, benar. Sederhananya ― pertarungan itu adalah pertarungan tingkat tinggi.”

“Siapa yang kau maksud?”

“Apa maksudmu? Tentu saja keduanya.”

Mendengar itu, Kagami terkikik. Mereka berdua mengerti. Ya, Yagokoro dan Komiyama telah melihat alasan sebenarnya Stella kalah dalam latih tanding itu.

Crimson Princess memiliki kekuatan seperti yang dirumorkan. Tidak ada yang keberatan soal itu. Kemampuan ofensif untuk melepaskan serangan demi serangan destruktif … berada dalam tingkat sempurna. Seorang siswa tahun pertama seperti itu hanya datang sekali dalam satu dekade. Jadi dalam pertandingan itu, alasan kekalahannya bukan karena dia punya kelemahan. Crimson Princess tidak lemah ―, Raikiri lah yang terlalu kuat. “

“Aku juga berpikir begitu. Komiyan dan aku sama-sama tahun ketiga, jadi kami mengambil data tentang Raikiri tahun lalu, tetapi keindahan dan kekuatan tekniknya bahkan tidak sebanding dengan tahun lalu.

“Mungkin di tahun lalu, dia telah memoles tekniknya demi menaklukkan Seven Stars Sword King. Tapi itulah kenapa ini masih sulit dipercaya. Meskipun dia sekuat ini, Raikiri berpartisipasi dalam kamp pelatihan ini bukan sebagai perwakilan, tetapi sebagai seorang pelatih sukarelawan. Dan posisinya sebagai wakil direnggut bukan oleh ksatria Rank-A, tapi Rank-F. “

Mengatakan demikian, Komiyama mengalihkan pandangannya ke tepi arena pelatihan.

Dan ada ― orang yang telah mengalahkan Raikiri dan mencuri tempatnya sebagai wakil. The Worst One, Ikki Kurogane.

Sebagai seorang ksatria Rank-F, meskipun memiliki kekuatan terlemah, dia adalah orang yang telah mengalahkan orang-orang di atasnya sampai dia mencapai posisi sebagai siswa perwakilan di Seven Stars Sword-Art Festival.

“Ngomong-ngomong apa yang dia lakukan disana?”

“Dia akan melakukan latih tanding, kurasa? Karena dia mewujudkan Intetsu.”

“Yang di dekatnya adalah Hagure bersaudara, yang merupakan perwakilan sepertiku.”

“Latih tanding … melawan mereka berdua?”

“Untuk Senpai, sesuatu seperti itu bukan masalah besar.”

Dugaan Kagami memang benar. Tepat di depan mereka berempat, di sana dan saat itu, Ikki sedang bertempur satu lawan dua melawan anak kembar siswa tahun ketiga Kikyou Hagure dan Botan Hagure, yang dia undang.

「Dapat kaaaaaaaaaau!」

Kikyou Hagure, yang telah mewujudkan Device berbentuk tombak, menggunakan Noble Art akselerasi instan dan menyerang dengan lesatan supersonik. Tapi Ikki, dengan kecepatan absurd melawan serangan itu, tidak menunjukkan kepanikan.

「Hup.」

―Bersiap menghadapi bilah tombak yang mendekat, dia segera membenamkannya ke dalam tanah.

「Whoooaaaaah !?」

Kikyou yang tombaknya telah terbenam di tanah terlempar ke udara seolah-olah seperti melompat galah, dan momentum mengirimnya ke udara.

Dan ketika dia terbang di atas Ikki …

「Eh?」

Dia menabrak adiknya Botan, yang membidik punggung Ikki dengan Device pistol dan hendak menarik pelatuknya.

「Eek!」

「Tidaaaak!」

Dan keduanya terguling-guling di permukaan tanah berpasir. Cemas, Ikki memanggil dan mengejar mereka.

「Apakah kalian berdua baik-baik saja?」

「Ow ow ow … yeah. Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu, Botan-chan? 」

「Uuu … kurasa aku melukai lututku.」

「Shizuku.」

「Ya, serahkan padaku, Onii-sama.」

Mendengar suara Ikki, Shizuku yang sedang menunggu di pinggir arena menyelimuti lutut Botan yang terluka dengan sihir penyembuhan. Dan pada saat yang sama, Ikki berbicara kepada para Hagure bersaudari.

「Kikyou-senpai, kau mengandalkan kecepatan, tetapi itu kurang menguntungkan saat kau menggunakan tombak melawanku, yang bertipe jarak dekat. Hal itu membuatmu melepaskan keunggulan jangkauanmu sendiri. Kurasa kau sebaiknya juga mempertimbangkan sedikit taktik ofensif. Dan juga, memasuki garis serangan Botan-senpai itu—」

Dia memaparkan masalah dalam pertarungan barusan, itulah yang dipikirkan Arisuin, yang melihat situasi itu dari kejauhan.

“Latih tanding ini, rasanya Ikki seperti melatih mereka berdua.”

Karena latih tanding itu terlalu berat sebelah. Faktanya, latih tanding ini adalah latihan yang diminta Hagure bersaudari kepada Ikki, jadi apa yang Arisuin katakan ada benarnya.

“… Melatih, ya? Yang jelas, dia luar biasa. The Worst One tidak hanya lihai dalam mengayunkan pedang, ya”

“Kagami-chan, apakah Hagure bersaudari itu lemah?”

Mendengar pertanyaan Yagokoro, Kagami menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.

“Tidak mungkin. Tentu kau boleh menganggap kalau Hagure bersaudari beruntung karena tidak menghadapi petarung yang kuat seperti Senpai atau Stella-chan, tetapi tidak mungkin mereka lemah. Mereka berdua mengalahkan para anggota top akademi yang jauh lebih kuat dari mereka, dan mereka adalah ksatria yang mencetak dua puluh pertandingan tanpa kekalahan. Kalau mereka dibandingkan dengan Raikiri atau Runner’s High, kurasa mereka akan kalah, tetapi mereka jelas mereka punya kapabilitas. “

“Kami memperlakukan mereka seperti anak kecil, ya. Mereka masalah yang lebih besar dari yang diperkirakan.”

“Pokoknya, mereka kelihatan tenang soal ini, saat mereka menerima latihan di kamp pelatihan ini.”

“Senpai suka ikut campur urusan orang lain, jadi ini agak melegakan ‘kan?”

“Lagipula, dalam tiga hari Ikki mengalahkan semua pelatih yang dibawa Kyomon.”

Apa yang dikatakan Arisuin adalah benar. Ini adalah hari keempat di kamp pelatihan, tetapi Ikki sudah mengalahkan setiap pelatih profesional yang disewa Kyomon dalam latih tanding.

Itulah kenapa dia tidak punya lawan untuk melakukan latih tanding. Bahkan Raikiri yang merupakan pelatih terkuat di kamp pelatihan saat ini sudah dikalahkan oleh Ikki dalam pertandingan resmi.

“Yah, kurasa terkait hal ini, sponsor Kyomon agak sedikit kehilangan harga diri mereka. Karena itulah mereka memanggil pelatih khusus untuk The Worst One ‘kan?”

“Aku penasaran siapa yang akan datang? Ketua Shinguuji dan Saikyou-sensei mungkin akan segera datang ke sini, tapi karena sudah waktunya persiapan untuk festival Seven Stars Sword-Art dan ajang kejuaraan KOK, sepertinya mustahil bagi mereka berdua datang dari Osaka. Di sisi lain, para pelatih yang telah dikalahkan olehnya semuanya adalah anggota tinggi liga nasional Jepang, jadi tidak mungkin mereka akan memanggil ksatria biasa. “

“Jika mereka memanggil orang-orang sekuat itu, itu akan menjadi pemandangan yang tidak biasa dimana lawan tidak akan setara dengan level kontestan, kan?”

“Ya, benar sekali. Hagun luar biasa tahun ini. Semua orang di Bukyoku juga dalam bahaya.”

Yagokoro memuji perwakilan Hagun dengan nada pasrah. Namun sebagai tanggapan, Kagami tertawa tanda ketidaksetujuan.

“Sekali lagi, kau bercanda, berpura-pura seperti kau sudah akan kalah. Nona Bukyoku, bukankah kalian juga memiliki beberapa orang-orang luar biasa yang akal mengikuti festival?”

Bukyoku adalah sekolah paling bergengsi di antara sekolah-sekolah bergengsi lain, setelah menguasai podium pemenang selama beberapa tahun berturut-turut. Kekuatan tim mereka termasuk salah satunya adalah Seven Stars Sword King, wakil Yuudai Moroboshi, terkenal tidak hanya di Jepang tetapi juga di luar negeri.

Namun ― ada satu anggota tim itu, seorang pria yang mengumumkan dirinya sebagai wakil Bukyoku setelah mengirimkan entrinya pada menit-menit terakhir. Pria itu adalah satu-satunya ksatria Rank-A di antara para siswa Jepang, dia adalah yang mendapat julukan “Sword Emperor of Wind”, Ouma Kurogane.

“Ksatria tingkat A itu mengikuti festival Seven Stars Sword-Art sebagai tahun ketiga meskipun dia tidak berpartisipasi pada tahun pertama atau keduanya. Para wakil Bukyoku benar-benar terkejut melihatnya untuk pertama kalinya.”

“Aku juga terkejut. Aku juga berpikir kalau pria itu pasti juga tidak akan berpartisipasi tahun ini. Apakah entrinya dimasukkan oleh Bukyoku dalam rangka meningkatkan lebih banyak kekuatan dalam turnamen?”

The Crimson Princess, seorang ksatria peringkat A, berasal dari negara asing.

The Worst One telah mengalahkan Raikiri dengan satu tebasan.

Dari akademi lain juga, tahun ini punya ada lebih banyak tahun pertama yang abnormal.

Bahkan sebelum kompetisi dimulai, sepertinya ini sudah menghasilkan kegemparan. Sepertinya tidak ada pilihan selain menurunkan Ouma, yang bahkan merupakan ksatria yang lebih tinggi daripada Seven Stars Sword King, Moroboshi. Bukankah itu alasan entri itu dibuat? Inilah yang ada di dalam pikiran Komiyama dan Kagami.

Namun Yagokoro menggelengkan kepalanya.

“Tidak, tidak. The Sword Emperor of Wind bukan tipe orang yang mendengarkan kata sekolah. Pada awalnya, dia tidak pernah masuk sekolah, jadi siapa yang tahu cara menghubunginya? Mengikuti kompetisi itu adalah keputusan dari The Sword Emperor of Wind itu sendiri. Karena itulah, kami juga sana terkejutnya. “

“Jadi itu bukan perbuatan akademi?”

“Tidak.”

“Begitu, ya? Yah, kalau itu adalah keputusannya sendiri, mungkin itu hal yang juga diinginkan akademi.”

“Sepertinya begitu. Jadi mereka segera mengadakan pertandingan seleksi dengan peringkat enam, Shibata-kun, untuk melihat siapa yang akan dikirim sebagai wakil.”

“Dan Ouma-san memenangkannya?”

“Sejujurnya aku tidak bisa menyebutn itu sebagai pertandingan. Anggap saja lawannya terlalu unggul.”

Wajah Yagokoro tampak sedih saat dia menjawab. Shibata sepertinya mengalami kekalahan yang menyakitkan. Namun-

“Mungkin itu buruk bagi Shibata-san, tetapi kabar soal The Sword Emperor of Wind adalah kabar baik bagi kita di klub berita, kan?”

“Begitulah. Untuk menghormatinya, kami akan memberikan halaman khusus untuk kisah ini.”

“Ada banyak komentar di Internet yang menantikan pertandingan antara The Crimson Princess dan The Sword Emperor of Wind.”

“Itu dapat dimengerti. Siapa saja pasti ingin melihat pertandingan antara siswa A-rank yang dibesarkan oleh World Clock dan Putri Yaksha.

Pertarungan legendaris antara keduanya sudah menjadi topik hangat. Pertarungan itu anehnya dianggap sebagai persaingan antara Hagun dan Bukyoku, timur versus Jepang barat, dan sudah membangkitkan atensi publik.

“… Yah, itu cerita memalukan bagi kita Donrou yang juga di Tokyo.”

“Tapi aku juga tertarik dengan rematchThe Worst One dengan Sword Eater.

“Jujur, itulah satu-satunya berita baik bagi kami. Kami juga menaruh harapan kami padanya tahun ini. Perilakunya bermasalah, tetapi kemampuan bertarung jarak dekatnya sangatlah piawai. … Tetapi meskipun begitu, pada akhirnya kompetisi tahun ini difokuskan pada … The Worst One.“

Meskipun dia telah mengantisipasi bagaimana teman satu sekolahnya Sword Eater akan tampil, reporter Komiyama berkata kepadanya kalau kuda hitam pada kompetisi tahun ini bukanlah Sword Eater tetapi Ikki.

“Dengan rumor soal hubungannya dengan Crimson Princess, dan popularitasnya setelah merai kemenangan atas Raikiri, orang-orang penasaran apa yang akan dilakukan oleh juara nasional lain kepada Rank-F ternama ini. Itu adalah topik yang menarik untuk dibahas. Selain itu, tampaknya ada banyak orang yang ingin menyusun laporan khusus tentang The Worst One sebelum festival Seven Stars Sword-Art dimulai. “

“Adik dari The Sword Emperor of Wind, yang mengalahkan Crimson Princess dan mempermalukan Raikiri dalam satu tebasan …. Yah, itu sepertinya hal yang wajar.”

Yagokoro setuju.

Di dekatnya, Kagami diam-diam tersenyum. Dia merasa bahagia untuk orang yang dia kenal, yang selalu dia ikuti dan amati. Itu adalah konfirmasi kalau dia punya mata tajam, tetapi lebih dari itu, dia tahu bagaimana keadaan ksatria bernama Ikki Kurogane yang telah mengatasi segala macam rintangan untuk mencapai titik ini, jadi itu membuatnya lebih bahagia.

“Yah, tidak baik mengabaikan anggota tim lain, “

Tapi Kagami memutuskan hal itu tidak bisa dihindari, mengingat hubungannya dengan Ikki.

Lagi pula, tidak ada gadis yang tidak akan bersorak untuk anak laki-laki yang tulus dan bekerja keras.

Jadi itu hal yang wajar. Yeah.

“Hmm?”

Tiba-tiba, ketika dia mengembalikan pandangannya ke Ikki, Kagami melihat seseorang dari ujung matanya. Itu adalah wanita muda beramput abu-abu pirang, yang menonton Ikki dari sela-sela mereka.

“Hei, bukankah itu Kyomon ‘Icy Laughter’?”

“Itu benar. Apakah dia datang untuk menonton The Worst One?”

“Aku pergi.”

“Aku pasti akan mendapatkan komentarnya ― wow, Komiyama-san sudah pergi!”

“Tunggu aku, Komiyan! Aku tidak akan memaafkanmu jika kau merebutnya! Nagi-san, aku akan kembali mewawancaraimu, hei!”

Setelah mendapatkan persetujuan Arisuin, Yagokoro berlari mengejar Komiyama.

Tapi Kagami belum mengikuti mereka. Dia tinggal bersama temannya, Arisuin. Lagipula, akan sangat buruk meninggalkannya seperti itu, jadi Kagami bertanya kepada Arisuin.

“Alice-chan! Aku juga harus pergi, jadi maukah kamu menungguku di sini !?”

Tapi Arisuin tidak segera menjawab. Dia menunduk dengan ekspresi serius, seolah pikirannya ada di tempat lain.

“… Alice-chan?”

“Eh? Ah, maaf Kagamin. Aku sedikit melamun. Apa yang kamu katakan?”

Kepada Arisuin yang telah merespons setelah kedua kalinya, Kagami menyampaikan masalah mewawancarai Icy Laughter lagi. Arisuin dengan cepat membalas senyumnya.

“Tentu saja tidak apa-apa, Kagamin. Semoga beruntung dengan wawancaranya. Aku akan berada di sini.”

“… Ya. Kalau begitu, sampai jumpa!”

Setelah mengatakan itu, Kagami berlari mengejar dua temannya yang sudah pergi.

Ketika dia melakukannya, dia memikirkan apa yang Arisuin lamunkan. Mengapa dia melamun? Sudah beberapa bulan sejak mereka bertemu, tetapi hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Arisuin gagal mendengarkan apa yang dikatakan orang lain? Itu tidak pernah terjadi.

Mungkinkah itu karena, Alice-chan gugup menjelang festival Seven Stars Sword-Art?

Kalau bukan karena itu, maka topik yang mereka diskusikan sebelum Arisuin bungkam adalah—tentang Ouma Kurogane, mungkin dia mengkhawatirkan sesuatu terkait hal itu?

Tapi setelah merenungkannya sedikit, Kagami berpikir—

Yah, setiap orang pasti punya beban pikirannya sendiri.

Bagaimanapun, dia harus mengambil kesempatan untuk mewawancarai Icy Laughter. Kagami segera menyingkirkan keraguannya. Untungnya, wawancara Komiyama baru saja dimulai pada saat Kagami menyusul.

“Halo! Saya Komiyama dari klub koran Donrou. Mikoto ‘Icy Laughter’ Tsuruya-san, setelah melihat latih tanding barusan, apa pendapatmu soal Ikki Kurogane, The Worst One ― Maksud saya, The Crownless Sword King? Dia telah melampaui delapan terbaik negeri, seperti dirimu, kan? “

Wawancara mendadak. Tetapi seorang reporter sepertinya sudah terbiasa menghadapi seseorang yang sama pentingnya dengan Tsuruya. Dalam situasi yang tidak terlalu mengejutkan ini, ekspresinya tampak biasa.

“Hmph. Kau seharusnya tidak terburu-buru, Tuan Reporter.”

Dengan ekspresi yang terlatih, dia memberikan senyum cerah.

“Apa pendapat saya soal dia? Kurasa tidak ada gunanya membicarakan hal itu. Bagi kami para ksatria, yang penting hanyalah hasil akhir pertarungan. Dan arena pertarungannya sudah ada dipersiapkan ― jadi apakah dia melampaui kami atau tidak, hal itu akan menjadi jelas segera. Dengan begitu, pendapat saya adalah tidak bisa diungkapkan melalui kata-kata. “

Setelah menyatakan ini, Tsuruya menampakkan sedikit senyum di bibirnya. Senyum itu, yang lebih dingin dari apa pun, membuat ketiga reporter itu gemetar ketakutan.

“Haha. Baiklah, permisi—”

Menyatakan niatnya kepada tiga orang yang membeku ketakutan terhadap senyumnya, Tsuruya berbalik ke arah keluar dari arena latihan. Jawabannya yang sederhana menyatakan dengan jelas kepada ketiga wartawan, tetapi kepergiannya yang bermartabat juga tidak meninggalkan keraguan sedikit pun dalam kepercayaan diri dan kekuatannya.

“Itu sikap yang kamu harapkan dari delapan terbaik, ya?”

“Sungguh hawa kehadiran yang luar biasa. Kupikir aku sedikit membeku.”

Yagokoro dan Komiyama mengeluarkan pernyataan kagum. Kagami memiliki perasaan yang sama, tetapi keyakinannya pada Ikki lebih besar. Karena Ikki telah mengalahkan Sword Eater yang juga salah satu dari delapan terbaik, dan bahkan Raikiri yang merupakan salah satu dari empat terbaik.

Karena itulah, aku tidak boleh kehilangan ketenanganku.

Tetapi tetap saja-

Delapan terbaik bangsa bukan sekelompok orang semudah yang dipikirkan Kagami. Tsuruya, yang telah meninggalkan arena latihan, telah berbicara dengan seorang teman sekolah yang mewakili di jalan keluar.

“Ah, Mikocchan. Apa pendapatmu soal Hagun tahun ini? Kalau itu dirimu, kurasa kau bisa menang tanpa masalah.”

Dia menjawab dengan senyum yang sesuai sekal dengan julukannya, Icy Laughter.

“Itu mustahil.”

Itu pernyataan yang jelas. Ya, Icy Laughter Mikoto Tsuruya jauh lebih kuat daripada yang Kagami dan lainnya pikirkan. Jadi, dia bisa mengukur kekuatan dan kapabilitasnya secara akurat. Karena itu, jauh dari ketiganya di arena, perasaan sebenarnya Icy Laughter membisik.

Dia tahu dia tidak bisa menang melawan The Worst One.

“Maksudku, dia bahkan dikelilingi tiga ksatria profesional. Itu mustahil bagiku.”

Berbicara dengan suara pasrah, Tsuruya bersandar di dinding di dekatnya. Di telinganya, dia bisa mendengar hiruk-pikuk arena latihan.

「Hei, bukankah itu Torajirou Nangou !?」

「Pelatih yang mereka bawa untuk The Worst One adalah God of War! Itu terlalu berlebihan! 」

“Mustahil….”

Merosot ke dinding, Tsuruya merosot tanah. Dia hanya berharap untuk satu hal.

“Ahh, kenapa aku tidak bisa menghindari pertempuran melawan gerombolan monster itu … !?”

―Dengan begini, keberadaan abnormal yang dikenal sebagai The Worst One telah menjadi sangat terkenal.

Yuudai Moroboshi, The Seven Stars Sword King.

Ksatria Rank-A Stella Vermillion, The Crimson Princess.

Sesama kesatria Rank-A, Ouma Kurogane, The Sword Emperor of Wind.

Menyebutkan para kontestan favorit di kejuaraan Seven Stars Sword-Art, ini adalah orang-orang yang telah memperkenalkan nama mereka.

Seberapa jauh dia bisa maju bertarung melawan sekelompok prajurit ini? Berapa banyak kehebohan yang dapat dibuat oleh ksatria rank-F dapat ciptakan?

Anggota tim dan penonton, semua orang sudah mulai menantikan perjuangannya.


Part 4

Kamp pelatihan Kyomon tidak memiliki jadwal. Para pelatih yang dipanggil di sana membuka kelas, tetapi ingin berpartisipasi yang mana tergantung pada preferensi masing-masing wakil. Ini karena setiap Blazer memiliki kemampuannya sendiri. Keberagaman ini bagus, sehingga ada berbagai gaya latihan, jadi mengatur pelatihan mereka bersadarkan jadwal sangatlah tidak efisien. Oleh karena itu, semua siswa boleh memilih program pelatihan mereka sendiri secara individu dan dengan bantuan teman-teman mereka.

Karena itu, Stella meminta Ikki untuk pergi berlari dengannya sebelum makan malam. Dari kamp pelatihan ke pusat perbelanjaan yang berjarak sepuluh kilometer, itu adalah perjalanan pulang pergi sejauh dua puluh kilometer. Bagi mereka berdua, itu tidaklah melelahkan. Kalau salah satu dari mereka ditanya, mereka akan menyebut itu sebagai relaksasi.

Stella berlari untuk mengalihkan dirinya dari kekalahannya pada Raikiri sebelumnya. Namun-

“Uuu! Ahh! Ini sangat menggangguku ~!”

Di bangku tempat mereka berdua beristirahat, di sebuah taman dekat distrik perbelanjaan yang merupakan titik balik mereka, Stella menyentakkan kakinya dengan gaya kekanak-kanakan.

“Lari belum membuatmu lega?”

“Belum! Belum sama sekali!”

Mereka berlari dua kali lebih cepat dari biasanya, dan dia membasuh wajahnya di air mancur di taman, tetapi suasana hati Stella tidak membaik sedikit pun.

—Sejujurnya, Stella juga samar-samar merasakannya, firasat bahwa Touka lebih kuat darinya, dari insiden di Okutama atau melihat pertandingannya melawan Ikki. Tetapi sekarang karena hasil akhirnya telah ditunjukkan di depan matanya sendiri, itu terasa menjengkelkan.

“Maksudku, aku tahu ini dari sebelum bertarung, kalau orang itu benar-benar terlalu kuat.”

“Kemampuan jarak dekat Touka-san tidak perlu diragukan. Melesat secara frontal adalah taktik yang sulit untuk digunakan.”

“Tapi Ikki, bukankah kau menggunakan taktik itu?”

“… Yah, aku tidak punya pilihan. Di jarak lain, aku akan kalah.”

Kekasihnya tersenyum tulus, dan Stella merasa sedikit iri. Kepada Raikiri, yang tidak bisa dia lawan, lelaki ini tersenyum karena menang dengan melesat dari depan dengan menawan. Pertandingan sekali tebas antara Touka dengan Ikki: bentrokan itu membakar mata Stella. Itu tampak indah, dan pada saat yang sama membuat frustrasi. Dia masih belum memiliki cukup pengalaman untuk mencapainya.

“Yang jelas, kalau orang sepertinya hanya mencapai empat besar tahun lalu, level Jepang benar-benar tinggi.”

“Yah, selalu ada keberuntungan berdasarkan hasil undian siapa yang kau hadapi di turnamen, jadi kurasa mungkin ada yang lebih tinggi dari Touka-san yang hanya mencapai empat besar. Di perempat final, pasti ada yang gugur karena mengalami cedera yang serius. “

“Itulah kenapa aku tidak punya alasan untuk kalah! Sudah ada dua orang yang telah mengalahkan Touka-senpai, kau dan Seven Stars Sword King saat ini, jadi aku tidak mungkin kalah di sini. Tujuanku adalah mengalahkanmu dan semua orang untuk menjadi Seven Stars Sword King. Ditambah lagi― ada lawan yang sedikit kukhawatirkan. “

“Lawan yang kamu khawatirkan?”

“Yang berasal dari Akademi Bukyoku, sama seperti Seven Stars Sword King. Ouma Kurogane.”

Saat nama itu terucap dari mulut Stella, ekspresi Ikki menegang. Melihat reaksinya, Stella menjadi yakin.

“Seperti dugaanku, dia adalah keluarga Kurogane sama sepertimu dan Shizuku, kan?”

“Ya. Dia kakakku.”

“Aku tidak tahu bahwa kamu memiliki kakak. Tidak, bahkan ini pertama kalinya aku tahu kalau ada seorang ksatria Rank-A sepertiku di antara murid-murid Jepang.”

“Yah, begitulah, selama dua tahun dia memasuki sekolah ksatria, tidak, bahkan lima tahun sebagai siswa di sekolah menengah, keadaannya hampir tidak diketahui.”

“Eh? Apakah dia menghilang?”

“Tidak, itu tidak benar sama sekali. Itu hanya terjadi sesekali, tetapi dia masih menjaga kontak, dan dia juga terlihat di muka umum. Tapi sepertinya dia akan pergi ke suatu tempat selama satu atau dua hari. Dan dia tidak mengikuti kompetisi apa pun selama lima tahun. Dia adalah juara di liga sekolah dasar, dan ada banyak orang yang memberinya perhatian lebih, tetapi setelah lima tahun tidak menunjukkan bakatnya, masyarakat kehilangan ketertarikan padanya. Melihat dari situasinya, kurasa Shizuku lebih kuat darinya saat ini. Jadi wajar kalau tidak tahu tentangnya, Stella. “

“Begitu. Kalau dia absen dari pertandingan publik selama lima tahun, hal itu memang bisa terjadi.”

Tapi kalau memang begitu—

“Aku ingin tahu kenapa seseorang sepertinya akan muncul lagi disini? Ikki apakah kamu tahu soal itu?”

Stella menanyakan hal ini pada Ikki, dan dia menggelengkan kepalanya.

“Tidak, aku tidak tahu.”

“Meskipun dia kakakmu sendiri?”

Mendengar kata-kata itu, Ikki tertawa renyah.

“Selain aku yang diusir dari keluargaku, kakakku Ouma juga diusir, jadi kami tidak pernah berkontak. Bagiku, dia seseorang yang bahkan lebih jauh dari Ayah. Karena itulah, dia adalah seseorang yang benar-benar tidak kukenal. Hanya saja, yah, jika aku harus mengatakan kesan apa yang kumiliki soal dia, dia adalah orang yang sangat tabah. “

“Sangat tabah?”

“Dilahirkan berarti menjadi kuat … dia adalah orang seperti itu.”

“… Bukankah itu sepertimu, Ikki?”

Kepada Stella yang mengatakan apa yang dipikirkannya, Ikki menggelengkan kepalanya lagi.

“Kamu tidak bisa membandingkanku seperti itu. Ouma tidak tertarik pada apa pun selain menjadi lebih kuat. Dia tidak tertarik pada adik laki-lakinyanya yang lebih lemah darinya. Dia tidak tertarik pada adik perempuannya yang lebih lemahnya. Dia tidak tertarik pada Ayah lebih lemah darinya… Dia bahkan menyatakan dalam sebuah wawancara bahwa alasannya untuk tidak mengikuti festival Seven Stars Sword-Art adalah karena ‘tidak ada lawan yang pantas bagiku’. “

“Dia sepertinya orang yang sangat percaya diri.”

“Tapi dia memiliki kekuatan yang setara dengan sikap percaya dirinya. Dan bagi kakakku Ouma yang tidak peduli tentang apa pun kecuali semakin kuat tampil di festival Seven Stars Sword-Art, dia pasti tidak memiliki motif lain selain menjadi lebih kuat. Jadi ― ini hanya dugaanku, tapi kurasa tujuan Ouma adalah kamu, Stella. Murid Rank-A seperti dirinya. Kamu bukanlah seseorang yang akan sering dia jumpai di dunia ini. Jika aku jadi dia, aku pasti akan berpikir untuk bertarung denganmu. “

Mendengar kata-kata itu, Stella juga setuju. Adalah suatu kebohongan baginya kalau berkata bahwa dia tidak tertarik dengan sesama murid rank-A. Kalau dia bisa, dia akan mencoba bertanding dengannya. Kemungkinan lawannya akan memikirkan hal yang sama.

“Ngomong-ngomong, Ikki, dari yang sudah kamu lihat, menurutmu seperti apa kekuatan Ouma?”

“Persis seperti yang dia katakan.”

“Seperti yang dia katakan?”

“‘Tidak ada lawan yang layak untukku.’ Kekuatannya sama seperti sikap percaya dirinya.”

Mendengar ketegangan Ikki saat dia menyatakan ini, Stella merasa merinding. Singkatnya, apa yang Ikki katakan adalah bahwa Ouma Kurogane memiliki kekuatan di mana, dia mampu mengungguli Raikiri, dan bahkan melampaui Seven Stars Sword King saat ini.

Ketegangan yang menyebar dari kata-kata Ikki, membuatnya secara pribadi mengingat tekanan dari kakaknya yang ikut mengambil bagian dalam kompetisi. Di masa lalu ketika Ouma masih kecil, dia bukan orang biasa. Dan kalau Ikki harus bertemu lawan seperti itu dalam kompetisi―

Bagi Stella juga, itu menjadi situasi yang semakin tidak menguntungkan dimana dia bisa kalah dari seseorang setingkat Raikiri.

“Aku sudah membuat keputusan. Sebelum kamp pelatihan ini berakhir, aku benar-benar akan menjadi lebih kuat dari Touka-senpai!”

Kamp pelatihan hanya lima hari tersisa. Dengan satu latih tanding sehari, hari ini berarti total enam pertarungan yang harus dilakukan. Dia akan menang lebih banyak daripada kalah. Dengan suara lantang, Stella menyatakan tujuannya. Dan karena Stella dapat menetapkan tujuannya, tubuhnya berdenyut yakin. Dia sudah tidak berminat untuk beristirahat di taman. Stella bangkit dari bangku, dan menghadap Ikki.

“Ikki! Ayo segera kembali ke kamp pelatihan! Setelah makan malam, kita akan melakukan lebih banyak pelatihan-“

Tetapi pada saat itu.

* Menggeram ~ *

Suara sangat lucu terdengar dari perut Stella. Selain itu, tidak ada anak-anak yang bermain di luar pada jam ini. Taman itu sepi, yang berarti suaranya bergema ke seluruh penjuru—

“Ha ha, suaranya lucu.”

Dia ditertawakan oleh Ikki. Wajah Stella memerah seperti apel karena malu.

“A-aku tidak bisa menahannya! Aku banyak bergerak hari ini! Dan itu sebelum makan malam—”

“Ya, itu benar. Merasa lapar adalah bukti bahwa kau sudah bekerja keras, Stella. Tidak perlu malu.”

“B-Benar. Bagus kau mengerti.”

“Tapi menahan lapar selama itu juga tidak baik, jadi mari kita cari sesuatu untuk dimakan.”

Mengatakan ini, Ikki berdiri dan memegang tangan Stella yang wajahnya memerah malu.

“Ah.”

Stella terkejut melihat tangannya tiba-tiba digenggam. Tapi Ikki tidak memperhatikan itu.

“Kalau kita pergi ke distrik perbelanjaan, kita seharusnya dapat menemukan sesuatu, jadi tahan sebentar.”

Sambil tersenyum, ia menarik tangan Stella dan mulai berjalan.



Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya