EPILOG

(Translater : Fulcrum)

 

“Kapal terbang itu sebenarnya barang curian. Menurut TV, kode yang digunakan di permintaan layanan terbang itu juga curian.”

Saat ini, Tatsuya sedang berbicara dengan Fujibayashi lewat telepon yang ada di kamarnya.

Pembicaraan ini tentang kapal terbang yang mereka temui malam itu. Ini adalah laporan investigasi tentang siapa yang bertanggung jawab atas serangan bunuh diri pada Tatsuya yang berakhir dengan pengalaman tak mengenakkan itu adalah teroris atau bagian dari organisasi kriminal.

“Sayangnya, satu-satunya hal yang kita tahu adalah mereka terhubung dengan organisasi kriminal Cina.”

Tapi, seperti yang dikatakan Fujibayashi, hasil investigasi ini tidak membawa kemajuan.

“Organisasi kriminal Cina. Apa itu berarti kau sudah tahu identitas mereka?”

“Hmm, tapi tidak semuanya. Dia adalah orang yang punya sejarah denganmu, Tatsuya-kun.”

“…….Maksudmu bukan No Head Dragon, ‘kan?”

“Yah, sisa-sisanya. Robert Sun adalah sepupu dari keponakan Richard Sun, pemimpin No Head Dragon. Dia sudah dipastikan memimpin sebuah pembajakan helicopter sebelumnya.”

“Sepupu keponakan…….?”

Tatsuya menelan kata-kata “bukannya sama saja orang asing” yang hampir saja dikatakannya. Itu karena dia mengingat contoh orang yang punya hubungan darah seperti itu yang kebetulan dikenalnya.

“Hmm, bisa dibilang itu orang asing. Itu mungkin kenapa hanya beberapa bawahan saja yang mengikutinya setelah kejatuhan No Head Dragon.”

Namun, sepertinya semua orang berpikir juga berpikir sama sepertinya. Tapi, ini bukan waktu dan tempat untuk memikirkan hal tidak penting seperti itu.

“Tentu saja, insiden kemarin malam di luar kemampuan kekuatan kecil seperti mereka. Kita tidak tahu apa mereka cuma konspirator saja atau mereka lah memang yang merencakan semua di balik layar, pasti ada pihak lain yang terlibat…..”

“Dan sisanya masih tidak tahu, benar begitu?”

“Ya.”

Situasi ini sepertinya jauh lebih buruk dari perkiraan Tatsuya. Awalnya, sebuah serangan teroris di jantung kota Tokyo sudah merupakan masalah serius, dan sekarang mereka didukung dari bayang-bayang oleh orang yang bahkan tidak bisa diketahui Fujibayashi. Tentunya, perlu diingat kalau mereka tidak punya bukti untuk saat ini. Walau begitu, ini bukanlah musuh yang bisa mereka sepelekan.

Tapi masih saja, hal yang terlintas di benak Tatsuya bukanlah “semoga ini tidak jadi semakin besar”, tapi lebih semacam keinginan egoisnya seperti “semoga masalah ini tidak mengganggu aku dan Miyuki.”

 

◊ ◊ ◊

Ini adalah jalanan yang bising di malam hari. Sedikit jauh dari keramian, sebuah toko kecil terlihat di gang.

Nakura menggunakan cahaya redup dari senternya untuk melihat nama tokonya.

Ini jelas tempat pertemuan yang ditentukan dengan kepala keluarga sekarang, Saegusa Kouichi.

Kalau dia tidak diberitahu tentang toko ini, Nakura yakin dia pasti akan melewatkannya. Membuka pintu yang terbuat dari campuran logam yang cukup berat, Nakura naik tangga ke lantai dua. Setelah dipandu ke sebuah ruangan oleh seorang pelayan pria tanpa emosi, orang yang akan ditemuinya sudah menunggu kedatangannya .

“Apa saya sudah membuat Anda menunggu lama?”

“Tidak juga. Saya sendiri baru sampai.”

Orang yang berbicara sambil berdiri dari kursinya adalah pria yang terbilang cukup muda yang memberikan karisma dan aura membara yang tidak bisa ditandingi Nakura.

“Nama saya Nakura.”

“Saya Zhou. Silakan duduk.”

Tidak seperti pelayan pria yang memandunya ke situ, ada seorang wanita muda yang manis dan cantik berdiri di ruangan itu. Mendengar perkataan Zhou, wanita cantik berseragam pelayan itu menarik kursi Nakura di seberang Zhou dengan praktis. Melihat Nakura duduk tanpa pikir panjang, Zhou kembali duduk.

“Apa anda ingin minum sesuatu.?”

“Betul juga. Bagaimana kalau wine putih?”

Alis Zhou mengerut terkejut. Sepengetahuan Zhou, sedikit tamu yang menerima tawaran minum darinya memilih minuman alkohol.

“…..Apa cukup satu botol wine maotai?”

“Terserah Anda.”

Wine yang Zhou pesan datang dengan cepat. Setelah gelas kecilnya terisi wine, Nakura dan Zhou bertukar pandang pada mereka yang sama-sama menghela napas dan menaruh gelas mereka bersamaan.

Menaruh gelas kosong itu di tengah meja, Nakura dengan hati-hati meneliti pandangan Zhou.

“Nakura-sama.”

Orang yang membuka omongan adalah Zhou.

“Tuan saya ingin menjalin hubungan persahabatan dengan tuan Nakura-sama.”

“Tuan saya bilang tidak ada masalah dengan tawaran Zhou-san.”

Mendengar respon Nakura, Zhou menunjukkan senyuman jahat.

“Oh baiklah, kepercayaan Anda membuat saya senang. Kalau begitu, apa bisa kita lanjutkan pembahasan yang lebih detail?”

“Kami sudah menyiapkan persyaratan-persyaratan dasarnya.”

“Tentu saja, saya sepenuhnya sadar akan itu. Kami tidak akan pernah melakukan apapun yang membahayakan Saegusa-sama. Lagipula, kami tidak punya tujuan yang sama seperti Great Asian Alliance.”

“Lalu tentang operasi media?”

“Kami juga paham tentang itu. Kami sudah diberikan perintah untuk membatasi propaganda yang ditujukan pada penyihir.”

“Saya mengerti. Kalau begitu mari kita bahas detailnya.”

Zhou sekali lagi menggunakan matanya untuk memberikan perintah pada pelayan wanita itu.

Wanita cantik yang menjadi pelayan mereka menunduk sebelum meninggalkan ruangan. Selain Nakuran dan Zhou, tidak ada yang mendengarnya diskusi mereka di ruangan itu.