PENGGUNA SIHIR AGE OF GODS
(Translator : Elsa)

Tanpa adanya peringatan, sinar putih mendadak terjatuh dari langit.
Sinar itu menyerang Hajime pada saat yang tepat; saat dia akan membunuh Ular Magma yang terakhir. Demikianlah, Hajime ditelan oleh badai destruktif yang membawa suhu panas dan dampak yang dahsyat.
"Ha-Hajimee !!!"
Teriakan Yue terdengar keras. Agak jauh dari Hajime, Shia dan Tio hanya dapat melihat Hajime tertelan oleh sinar itu tanpa sadar, dan mereka berdua kembali tersadar ketika mendengar teriakan kesedihan Yue yang bahkan belum pernah mereka dengar sejak pertama kali bertemu.
Bermunculan dari atas Hajime, sinar itu pun menelan Ular Magma tadi dan menyentuh lautan panas; dengan megahnya menghanyutkan apa saja yang ada di sekitarnya, dan memperlihatkan dasar lautan magma tersebut. Sinar itu terus menusuk-nusuk lautan magma untuk beberapa saat, menjadi semakin tipis secara bertahap, sebelum akhirnya menghilang seakan-akan telah menyatu dengan udara.
Yue melompat dengan ketakutan, menuju ke tempat dimana Hajime berada. Hajime muncul dari arah cahaya yang menghilang tadi dan melayang di udara, terlihat berantakan. Akan tetapi, setelah menyilangkan lengan demi melindungi dada dan wajahnya, Hajime pun kehilangan keseimbangan dan mulai terjatuh ke arah lautan magma yang mengamuk.
“Kh! “Soar/Terbang”!”
Karena merasa bahwa Hajime telah kehilangan kesadaran, Yue menggunakan sihir agar Hajime tidak jatuh terlentang. Ia memeluk Hajime dan mereka mendarat pada pijakan terdekat.
“Kh! Hajime! Hajime! "
Kecemasan yang ekstrim dapat terlihat pada wajah Yue saat membantu Hajime meminum air suci yang diambilnya. Kondisi Hajime saat itu sangat menyedihkan. Lengan kanannya terbakar sangat parah; bahkan tulangnya bisa terlihat, sementara lengan buatannya setengah meleleh. Penutup matanya lepas dan darah terus mengalir melalui luka dalam yang berada di pipinya. Ditambah lagi, perutnya terbakar hingga berwarna hitam; mengkarbonisasi. Meskipun demikian, organ-organ dalamnya tidak rusak.
Ketika sinar itu hendak menelannya, Hajime memutar tubuh untuk menghadapi sinar itu dan menggunakan "Concentrated Strengthening/Penguatan Terkonsentrasi" dan " Strength Endowment/Penambah Kekuatan," skill turunan dari "Vajra". Berkat itu, kepalanya terlindungi oleh lengan buatan yang diperkuat. Sementara itu, jantung dan paru-parunya dilindungi oleh lengan kanannya dan Donner. Kekuatan pakaian yang berada di sekitar perutnya, yang terbuat dari kulit demonic beast khusus itu, semakin ditingkatkan oleh "Strength Endowment". Hajime sendiri memiliki resistensi sihir yang abnormal, jadi semua itu tidak membahayakan hidupnya. Tetapi...
"Nh... pemulihannya terlalu lambat!"
Jika melihat Yue yang bergumam kesal, bisa diketahui bahwa pemulihan menggunakan air suci tidak berjalan lancar. Karena itu, Yue mengertakkan giginya.
Sebelumnya, Hajime sudah terbakar dan pingsan setelah menerima serangan dari sinar demi melindungi Yue selama pertarungan melawan hydra di «Dungeon Agung Orcus». Karena itu, Yue tidak ingin melihat kejadian itu terulang lagi. Yue bersumpah bahwa ia tidak akan pernah membiarkan Hajime mengalami peristiwa semacam itu lagi. Namun, melihat Hajime ditelan oleh sinar tadi hingga pingsan tak berdaya rasanya seakan melihat kejadian itu terulang kembali. Hal ini membuat wajah Yue, yang biasanya tanpa ekspresi, menjadi dipenuhi penyesalan.
Dan seketika,
"Bodoh! Lihat ke atas!"
Tio memperingatkan mereka, dan di saat yang sama, terdapat kilatan meluncur ke bawah yang tak terhitung jumlahnya. Ini adalah versi kecil dari sinar yang menyerang Hajime. Masing-masing memiliki kekuatan dan skala yang sepersepuluh kali lebih kecil dari sinar yang sebelumnya. Tetapi, tiap-tiap cahaya kematian itu pasti dapat menghancurkan tubuh seseorang.
Namun, Yue tidak memperhatikan kilatan yang berada di atasnya karena sedang sibuk membantu Hajime meminum botol kedua berisi air suci. Ini adalah suatu keadaan di mana sihir Yue tidak akan malintas tepat waktu karena ia baru saja melihat ke atas karena peringatan Tio. Dalam tiga detik, tidak, satu detik ..., Yue mati-matian menciptakan sihir pertahanan di kepalanya.
"Aku tidak akan membiarkannya! “Tempest Void/Badai Kehampaan”!”
Tio memberi waktu tambahan selama beberapa detik. "Tempest Void," adalah sihir pertahanan elemen angin kelas menengah. Dinding angin itu menerima serangan dari 'hujan kematian'. Dinding pembatas angin sangat membengkok pada saat menerima serangan itu. Biasanya, serangan itu akan memantul, tetapi tidak ada waktu baginya untuk mengalami itu. 'Sinar-mini' yang mengenai satu per satu membuat udara menciptakan suara seakan menjerit. Hanya tersedia waktu beberapa detik untuk menghadang serangan sinar-sinar tersebut.
Namun, itu sudah cukup.
""Divine Interruption"!"
Sihir pertahanan Yue telah diaktifkan. Biasanya, ia akan menggunakan "Absolute Calamity", tetapi waktu yang ia miliki tidak cukup untuk mengaktifkannya, meskipun kemampuannya menggunakan skill tersebut sudah semakin meningkat. Sebabnya adalah karena waktu yang diperlukan untuk mengaktivasi sihir gravitasi tidak dapat dibandingkan dengan saat mengaktifkan jenis sihir lainnya. Demikianlah, ia memutuskan untuk menggunakan "Divine Interruption", sihir pertahanan terbaik yang dapat diaktifkannya secara langsung.
Dinding pembatas cahaya yang bersinar dengan indahnya muncul di depan tangan  Yue yang diulurkan itu, kemudian menyelimuti Yue dan Hajime yang tak sadarkan diri membentuk menyerupai setengah bola. Ditambah lagi, "Tempest Void" yang diaktifkan oleh Tio akhirnya tidak mampu menahan serangan sinar-sinar kecil yang membabi buta, kemudian hancur dan menciptakan suara yang mirip seperti udara yang dicabik-cabik. Pada saat yang sama, semburan kehancuran yang tidak dapat dihindari itu menyambar ke dinding cahaya di bawahnya.
WOOOOOOSSSHHHH!!!
Tekanan yang mengalir ke bawah menyerupai air terjun itu tidak menghancurkan Hajime dan Yue, tetapi tetap terus-menerus menyerang mereka. "Divine Interruption" Yue retak. Merasa bahwa kejadian ini akan berakhir buruk bila dinding pembatasnya terkena tekanan lebih banyak dari yang ia bayangkan, Yue merubah dinding itu menjadi perisai yang hanya melindungi bagian atas kepala di tengah-tengah penciptaannya.
Lingkungan sekitar mereka dihancurkan oleh sinar-sinar yang menyerang mereka dan beberapa bagian dari pijakan kaki mereka. Area selain tempat di mana Yue dan Hajime berada telah tenggelam ke dalam lautan magma.
Sinar-sinar ini dengan keras kepala mencoba menyerang Hajime, padahal tidak menyerang pijakan yang dekat dengan tempat Shia dan Tio berada untuk menghentikan mereka. Namun, Shia dan Tio dipaksa untuk tetap berada di sana, karena se-abnormal itulah kekuatan dan keketatan sinar-sinar itu.
"Hajime-san! Hajime-san!"
"Tenanglah, Shia! Kau akan mati jika keluar dari perlindungan-Ku!"
"Tapi! Hajime-san-!"
Tio dengan panik memperingatkan Shia, yang mencoba berlari dan menangis menghampiri hujanan sinar itu, sambil memindahkan perisai putaran anginnya.
Tio juga mengkhawatirkan Hajime. Ia memahami rasa sakit Shia. Namun, mereka tidak seharusnya menyerang sinar-sinar kecil yang menimbulkan luka parah terhadap Hajime dan yang berefek melemahkan kecepatan penyembuhan air suci. Mencengkeram Shia di lehernya, Tio mati-matian menghindari sinar yang mengancam.
Setelah sepuluh detik, atau mungkin satu menit... Serangan sinar-sinar yang seakan berlanjut selamanya itu berjatuhan dengan intens, dan bagian akhirnya bisa terlihat. Lingkungan di sekitar mereka terlihat dalam kondisi yang menyedihkan, dan asap-asap putih pun bermunculan dimana-mana.
Yue dan Tio sudah menggunakan seluruh kekuatan sihir mereka. Terengah-engah, mereka mengisinya kembali menggunakan kekuatan sihir yang tersimpan dalam batu Kristalisasi Sihir.
Saat itu terjadi, suara seorang pria yang terkagum-kagum terdengar dari atas langit.
"... Kekuatan yang tidak bisa diabaikan;menyergap kemari adalah keputusan yang tepat. Kalian semua terlalu berbahaya. Terutama, laki-laki itu ... "
Yue dan gadis-gadis lain melihat ke atas, ke arah langit-langit, sumber munculnya suara itu. Mengikuti itu, mata mereka terbelalak disebabkan oleh keterkejutan. Alasannya, beberapa naga, dan seekor naga raksasa berwarna putih bersih yang ukurannya tidak dapat dibandingkan dengan naga-naga lain yang beterbangan, dan ada juga seorang pria berambut merah, berkulit gelap, bertelinga agak lancip yang berasal dari ras Iblis berada di punggung naga putih itu.
"Hingga Nafas naga putihku sekalipun tidak mampu membunuhnya.... dan ditambah lagi, dia memiliki senjata kuat misterius yang tidak tertulis di laporan... wanita-wanita ini, juga. Tidak bisa dipercaya bahwa kalian tidak terbunuh oleh 50 Naga Abu. Kau, kau sebenarnya apa? Seberapa banyak sihir Age of Gods yang kau miliki?"
Pria itu menatap tajam dari atas langit, dengan kedua mata emasnya yang disipitkan, mirip dengan mata Tio. Dia bertanya demikian selagi merasa waspada terhadap Yue dan yang lainnya, yang juga menatap ke arahnya. Dia mengira kekuatan Yue dan gadis-gadis lain datang dari sihir Age of Gods yang berasal dari Dungeon Agung.
"Sebelum bertanya, bagaimana jika kau memperkenalkan dirimu dulu? Apakah orang-orang dari ras Iblis tidak punya sopan santun?"
Orang yang berkata demikian adalah Hajime yang tadinya tidak sadarkan diri. Pria ras Iblis itu mengerutkan dahi. Namun, suara Yue dan gadis-gadis lainnya terdengar sebelum pria itu membuka mulutnya.
"Hajime!"
"Hajime-san!"
Entah bagaimana, Hajime berhasil mengangkat bagian atas tubuhnya, namun kembali terjatuh karena lukanya yang parah. Yue segera menyokongnya, sementara Shia dan Tio melompat dari pijakan yang dekat dari tempat Yue dan Hajime berada, mengkhawatirkan Hajime.
Hajime tersenyum untuk memberitahu gadis-gadis itu, yang menatapnya khawatir, bahwa dia baik-baik saja, dan berdiri sendiri. Namun, Hajime tidak sedang dalam kondisi di mana dia bisa bertarung saat itu juga. Hal itu dapat dipastikan dengan melihat dahinya yang dipenuhi keringat yang berjatuhan karena rasa sakit yang menusuk-nusuknya. Meskipun demikian, Hajime mengalihkan pandangannya dari Yue dan gadis-gadis lainnya ke arah pria yang berada di langit itu, dan menunjukkan senyuman tak kenal takut.
"... Aku tidak perlu memperkenalkan diri pada orang-orang yang akan segera mati."
"Aku juga. Aku bertanya hanya karena itu adalah hal yang biasa dilakukan. Aku juga tidak tertarik, jadi tidak usah dipedulikan. Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan lengan temanmu?"
Hajime bertanya seakan untuk mengejek agar mendapat waktu lebih untuk pulih. Pria ras Iblis itu menyebutkan soal "laporan" dan "penyergapan", jadi Hajime teringat kepada ras Iblis yang berada di balik layar pada kota Ul, yang lengannya terputus itu. Begitulah, informasinya pasti datang dari sana.
Dengan alis yang seketika berkedut, pria ras Iblis itu menjawab dengan nada yang entah bagaimana lebih rendah dari sebelumnya.
Aku berubah pikiran. Kuburlah namaku ini ke dalam daging dan tulang-tulangmu. Namaku Freed Baghuar. Seorang Pengikut Dewa yang akan memberikan hukuman kepada orang-orang yang tidak percaya pada-Nya."
"Pengikut Dewa... Begitu ya. Melebih-lebihkan sekali. Apakah kau diperbolehkan memperkenalkan dirimu sebagai Pengikut Dewa karena mendapatkan sihir Age of Gods? Itu bukanlah sihir yang digunakan untuk mengontrol demonic beast, kan? ...Meskipun demonic beast-lah yang menembakkan sinar-sinar itu, sepertinya mereka melakukannya atas kemauannya sendiri. Jadi, sihir itu pasti adalah sihir yang mengontrol demonic beast, kan? Tentu saja, mereka yang dapat menciptakan tentara tak tertandingi dapat memperkenalkan diri sebagai Pengikut Dewa, heh."
"Kau benar. Bagi "Alv-sama", orang yang mendapatkan kekuatan Dewa, memberitahuku secara langsung, "Pengikut-Ku". Jadi, seluruh tubuh dan jiwaku ini dikhususkan untuk merealisasikan kemauan tuanku. Maka dari itu, aku akan menggunakan segenap kekuatanku untuk meniadakanmu, orang yang keberadaannya hanya akan menjadi penghambat."
Sangat mirip dengan Gereja Orang-orang Suci Ishtal, si ras Iblis, Freed Baghuar, juga menolak keberadaan rombongan Hajime di hadapan mereka. Namun, Hajime tertawa tanpa takut. Meskipun proses penyembuhannya lambat, Hajime sudah menggunakan "Recovery/Pemulihan", yang mana merupakan skill turunan dari "Magic Conversion/Konversi Sihir" untuk merubah kekuatan sihirnya menjadi pemulihan, dan pendarahannya pun terhenti. Meskipun tidak dapat menggunakan tangan kirinya, tetaplah mungkin bagi Hajime untuk menggunakan tangan kanannya, meskipun tulangnya sudah tampak.
Hajime merasa, "Aku masih bisa bertarung!"
"Seharusnya aku yang berkata demikian. Orang-orang yang menghalangiku adalah musuhku. Dan aku akan... membunuh musuh-musuhku!"
Setelah berteriak demikian, Hajime menahan rasa sakit yang tajam untuk mengarahkan Donner pada Freed dan menarik pelatuknya. Dia menahan lengan kanan dan tubuhnya yang berteriak, dan menggunakan killing intent/niat membunuh yang ditujukan pada musuh-musuhnya. Selanjutnya, dia mengaktifkan "Light Speed/Kecepatan Cahaya" dan mengeluarkan Cross Bit untuk menyerang. Pada saat yang sama, "Thunder Dragon" Yue, Nafas Tio, dan peluru-peluru timah peledak milik Shia ditembakkan.
Namun, ketika ada beberapa Naga Abu berukuran sepanjang 3-4 meter yang memasuki lintasan serangan, muncul tumpukan dinding pembatas berwarna hitam kemerahan berbentuk segitiga dengan jumlah yang tak terhitung, dan menerima semua serangan dari rombongan Hajime.
Dinding-dinding pembatas yang menerima kekuatan serangan-serangan dari rombongan Hajime bahkan tidak dapat bertahan selama beberapa detik sebelum retak. Tetapi, Naga-naga Abu dengan jumlah yang lebih banyak datang dari belakang dan menumpuk dinding-dinding lain yang mirip dengan dinding sebelumnya, dan demikianlah, menerobos masuk adalah hal yang tidak mungkin. Ketika mereka melihat dengan teliti, terdapat demonic beast seperti kura-kura pada punggung naga-naga itu. Tempurung kura-kura itu memunculkan kilauan berwarna hitam kemerahan, jadi demonic beast kura-kura ini kemungkinan besar adalah yang mengaktivasi dinding-dinding pembatas itu.
"Apa kau benar-benar berpikir aku hanya membawa demonic beast jenis naga ini? Kau tidak akan mampu menerobos pertahanan mereka dengan mudah, tahu. Baiklah, aku akan menunjukkannya padamu. Aku akan menunjukkan kekuatan lain yang telah kudapat — kekuatan para Dewa!"
Freed mulai fokus dan menggumamkan manteranya. Di tangannya, terdapat kain yang berisikan susunan sihir yang kompleks dan aneh. Menurut apa yang dikatakannya, itu adalah kekuatan Dewa. Mungkin yang dimaksud adalah sihir Age of Gods, yang didapatkannya di «Gunung Berapi Agung Guryuu-en» ini. Mengetahui efek hebat yang dihasilkan oleh sihir Age of Gods, rombongan Hajime mulai menyerang mati-matian agar Freed tidak dapat menyelesaikan mantera yang diucapkannya.
Akan tetapi ketika mereka berhasil menerobos dinding pembatas Naga-naga Abu, dinding lain akan aktif seketika di belakang dinding yang sebelumnya. Jaid, serangan-serangan mereka tidak dapat mengenai Freed. Biasanya, Hajime akan meminta Yue dan dua gadis lain untuk melindunginya dan langsung menggunakan "Aerodynamic", tetapi Hajime masih belum pulih sepenuhnya, jadi akan sangat sulit baginya untuk mengalahkan kumpulan Naga Abu itu. Berpikir demikian, Hajime menggertakkan giginya.
Hajime memasukkan Donner, dan menembakkan Orkan, tetapi dia hanya dapat merusak beberapa dinding penghalang saja- tidak dapat mengenai Freed. Bahkan Cross Bit yang cukup kuat itu tidak dapat menghancurkan semua dinding pembatas sepenuhnya.
Waktu mereka habis. Freed menyelesaikan pembacaan mantera-nya.
""Boundary Piercer/Penusuk Garis Batas.""
"Kh! Di belakangmu! Hajime-san!"
Di saat yang sama ketika huruf terakhir nama sihir itu diucapkan, Freed dan naga putih tadi menghilang. Lebih tepatnya, suatu benda yang berkilauan dan menyerupai selaput muncul dan mereka melompat ke dalamnya. Waktu penyebutan nama sihir itu dan peringatan Shia datang pada saat bersamaan, jadi rombongan Hajime, tanpa mempunyai waktu untuk melebarkan mata karena keterkejutan mereka, menoleh.
Tepat di hadapan Hajime... terdapat seekor naga putih dengan mulut yang terbuka lebar dan Freed yang menungganginya, membidik ke arah Hajime. Di dalam mulut naga itu terdapat suhu panas yang ekstrim dan kekuatan sihir yang terkonsentrasi serta mendapat tekanan hingga sampai batasnya. Hajime segera menggunakan Orkan sebagai perisai dan di saat yang sama, sinarnya tertembak dari jarak dekat.
BOoOoOoOoOOOM
“Ghh!! AaAAAH!!”
Diikuti oleh rauangan, Orkan yang berfungsi sebagai perisai itu terkena sinar tadi dan Hajime pun terlempar. Dampaknya yang parah itu membuat dagingnya menjerit, dan Hajime mengeluarkan erangan kesakitan yang bersumber dari mulutnya yang terkatup.
“Hajime!”
Ingin membantu Hajime yang terlempar, Yue dan gadis-gadis lain segera mencoba untuk menyerang naga putih, tetapi naga-naga Abu menyerang mereka dalam barisan seakan sudah tahu mengenai apa yang akan dilakukan gadis-gadis itu.
Meskipun Hajime tidak mendapatkan serangan langsung dari sinar itu, dampak yang dihasilkan dari terlemparnya Hajime membuat luka-lukanya terbuka kembali, dan darahnya pun tersembur keluar. Hajime dengan putus asa menggenggam Orkan menggunakan tangan kanannya yang tidak cedera dan menguatkan diri untuk menggunakan "Aerodynamic". Kemudian, berpikir bahwa akan dilemparkan ke dalam lautan mendidih bila kondisi ini tak kunjung mengalami kemajuan, Hajime pun mengaktifkan "Limit Break".
Mengaktifkan "Limit Break" menggunakan tubuh yang cedera luka-luka adalah keputusan yang berbahaya. Normalnya, dia hanya akan kelelahan setelah menggunakannya, namun bila melihat kondisinya saat ini, Hajime pasti akan lumpuh setelahnya. Meskipun demikian, Hajime menilai bahwa menggunakan "Limit Break" adalah hal yang penting untuk keluar dari kondisi saat ini.
Tubuh Hajime terbungkus dalam arus yang berkilau dan berwarna merah terang, dan kekuatannya membesar secara meledak-ledak.
“RAaAAA!!”
Meraung, Hajime memiringkan posisi Orkan untuk (dengan paksa) menghidari sinar itu. Meskipun begitu, Hajime tidak dapat menghindar sepenuhnya, dan terlempar selagi memuntahkan darah karena sinar tersebut.
Naga putih terus melanjutkan serangannya dengan menembakkan peluru-peluru cahaya yang jumlahnya tak terhitung, seperti milik Hydra. Namun, sinar naga itu jauh lebih kuat dari Hydra, jadi peluru-peluru cahaya-nya tidak bisa diremehkan. Ditambah lagi, karena sudah terkombinasi dengan sihir Age of Gods, sinar tersebut menjadi sangat, sangat, merepotkan.
Cross Bit!”
Dengan semakin mendekatnya peluru-peluru cahaya, Hajime berkonsentrasi, hingga mencapai batasnya, memasuki dunia yang melambat dan menghindari serangan seperti daun yang jatuh tertiup angin. Mengikuti itu semua, dia memasukkan Orkan yang menjadi tidak berguna karena sudah meleleh, dan menembakkan Donner, sambil menerbangkan Cross Bit untuk menyerang Freed di saat yang sama.
"Gigih sekali! Menghindari sebuah pukulan mutlak yang nyaris mengenaimu seperti itu-!”
Sekali lagi terlindungi oleh dinding pembatas yang dihasilkan oleh demonic beast kura-kura, Freed menggertakkan giginya ketika dengan sungguh-sungguh memperhatikan kegigihan Hajime yang cedera sambil merasa takjub. Kemudian, Freed sekali lagi mulai membaca mantera ketika naga putih terbang dalam kecepatan tinggi.
"Aku tidak akan membiarkanmu!"
Menuju ke arah Freed dan naga putih yang menghindari serangan ganas Cross Bit sambil menembakkan peluru cahaya dan mundur dari Hajime untuk di saat yang sama menyelesaikan pembacaan manteranya, sebuah suara misterius tiba-tiba menggema di seluruh ruangan itu. Pada saat yang sama, mereka terserang oleh dampak luar biasa yang berasal dari sayapnya.
Tertiup, Freed menghentikan pembacaan materanya dan secara naluri berpegang erat kepada naga putih. Kemudian dia melihat ke arah orang yang berhasil mengehembuskan naga putih berukuran sepuluh meter panjangnya. Freed lalu membuka matanya lebar-lebar yang menandai keterkejutannya.
"Naga hitam!?"
"Kelihatannya kau sudah melupakan kedudukanmu disini dan menjadi tidak tahu diri. Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Tuan lagi!"
Orang yang membuat Freed dan naga putih tertiup adalah "Wujud naga" Tio. Menerima resiko diketahuinya keberadaan ras Ryuujin oleh ras Iblis, Tio menunjukkan wujudnya. Meskipun ia satu ukuran lebih kecil, kekuatan tekanan udaranya masih jauh mengungguli naga putih.
Alasan Tio memutuskan untuk menjadi anggota rombongan Hajime dalam perjalanan mereka adalah karena ia mulai menyukai Hajime. Namun selain itu, ia juga ingin memperhatikan orang-orang yang datang dari dunia lain, dan mencari tahu apa yang akan dilakukannya pada masa yang akan datang. Dengan itu, ia ingin menyembunyikan fakta bahwa dirinya berasal dari suku Ryuujin. Hal itu juga adalah hukum yang ditetapkan oleh rasnya, jadi secara natural, ia pasti akan menyembunyikan identitasnya. Lagipula, tidak peduli seberapa kuat rasnya itu, mereka kalah jumlah. Pola pikir inilah yang melekat di pikiran ras Ryuujin pada pembantaian 500 tahun lalu.
Namun, Hajime, yang dia anggap sebagai orang yang tidak terkalahkan dan tidak dapat terluka, telah mengalami cedera yang serius. Begitulah, ketika melihat Hajime pingsan tak berdaya karena sinar yang terus muncul mengalir dari atas, isi pikiran Tio terserang oleh gejolak yang amat ganas.
Tio berpikir bahwa ia sudah salah paham mengenai satu hal. Hajime adalah manusia. Jika terluka karena kecerobohan kecil, Hajime mungkin dapat meninggal dengan mudah. Tio mengingat hal ini sedikit demi sedikit, dan ia, yang sudah melupakan hal wajar seperti itu karena umur panjangnya, kini menyadari perasaannya dengan jelas, semua karena kesetiaannya kepada Hajime. Hajime adalah orang yang disukainya, tetapi perasaan ini bukan rasa suka sebagai Tuan-nya. Kini ia paham bahwa Hajime adalah seorang 'pria', dan Tio, sebagai seorang wanita, tidak ingin kehilangan pria tersebut.
Karena alasan itu, ia memutuskan untuk memperlihatkan "Wujud naga"-nya di hadapan yang lainnya. Ia tidak akan bisa membusungkan dada dan menyebut mereka teman-nya bila tidak ingin melakukan itu dalam keadaan genting seperti saat ini. Di atas semua hal, harga diri Tio Clarce, seorang ras Ryuujin, tidak akan membiarkannya mementingkan hukum di atas nyawa orang yang penting baginya.
"Anak muda! Jangan lupakan ini! "Dragon's Breath/Nafas Naga!""
GrROooOOOOooOaaaAAR
Diikuti oleh suara raungan, sebuah kilatan cahaya hitam seketika muncul, menelan naga putih dan Freed. Naga putih itu memutar tubuhnya dan menembakkan cahaya dari Nafasnya ke arah nafas naga yang akan mendatanginya itu. Kilatan cahaya hitam dan putih bertabrakan, menyebarkan gelombang kejut yang terlihat ganas. Lautan magma yang berada tepat di bawah mereka, berpusat pada titik tengah pertabrakan cahaya, mengamuk dan menghasilkan tsunami magma raksasa.
Pada awalnya, Nafas Tio dan naga putih itu sama kuatnya, tetapi Nafas Tio mulai berangsur-angsur mendorong nafas naga putih.
"Kuh, aku bertemu korban selamat suku Ryuujin di sini... tidak mungkin. Meskipun berisiko, aku akan menggunakan sihir untuk memberi ruang..."
"Kau kira aku akan membiarkanmu melakukan itu!?"
"Kh!?"
Mungkin karena Freed tidak mendapatkan laporan mengenai ras Ryuujin, dia benar-benar terkejut. Melihat situasi ini, Freed menggertakkan gigi, mengambil kain lain dari sakunya, dan mencoba membacakan mentera sihir Age of Gods.
Namun, Freed tersela oleh tembakan yang diikuti suara di belakangnya.
Hajime-lah yang muncul di belakang Freed tanpa sepengetahuannya, dan berhasil menembakkan Donner selagi terdapat darah yang menyembur dari luka-lukanya. Enam peluru ditembakkan dengan hanya suara satu tembakan yang terdengar. Semua pelurunya, tanpa meleset satu milimeter pun, semuanya mengenai tempat yang sama.
Demonic beast kura-kura yang berada di sisi Freed telah mengaktifkan dinding pembatas lebih cepat dari kecepatan reaksi Freed; dinding pembatas tersebut memancarkan sinar hitam kemerahan dan dapat dihancurkan dengan mudah. Mengikuti itu, Hajime menyelinap menuju dada Freed yang memperlihatkan kekesalannya dan menjadi panik.
Mengktifkan "Wind Claw/Cakar Angin" pada Donner, Hajime mengayunkannya seketika
"Guaah!?"
Nyaris terkena, Freed lolos dari pemotongan diri-nya menjadi dua dengan terjatuh ke belakang. Namun, sebuah luka irisan horizontal terukir di dadanya. Hajime tidak menghentikan serangannya. Berputar setelah menebas Freed, Hajime mengaktifkan “Magic Shockwave/Gelombang Kejut Sihirskill turunan dari “Magic Power Conversion/Konversi Kekuatan Sihir” dan menendang Freed dari belakang.
BAAAM!
“GAaAHH!!
Freed hampir hampir tidak dapat melindingi diri menggunakan lengan kirinya, dan tidak dapat menghindari serangan, karena itulah, lengan kirinya hancur dan organ dalamnya rusak. Freed terlempar secara horizontal, menjauh dari naga putih.
Menyadari tuannya telah hilang, naga putih kehilangan konsentrasi dan Nafas hitam menghampirinya dengan cepat. Seketika setelah Hajime melompat dari naga putih, Nafas Tio dengan megahnya mengalahkan cahaya dan naga putih itu.
“GgRrRroarrrr!!”
Walau menjerit ketika tertiup, entah bagaimana naga putih itu berhasil mengembalikan keseimbangan tubuhnya di udara setelah perutnya menerima serangan dari Nafas Tio, dan seketika terbang menuju langit-langit. Sekali lagi, Freed menunggangi punggung Naga Abu. Ketika bertemu kembali dengan naga putih di udara, Freed menaikinya lagi.
Hajime mencoba untuk mengejar menggunakan "Aerodynamic", akan tetapi...
“Gh!? Gahakh!!”
Arus sinar merah terang yang membungkus Hajime menghilang dengan cepat, dan tidak hanya keluar melalui luka-lukanya, tetapi darah juga dimuntahkannya dalam jumlah yang banyak. "Limit Break"-nya sudah mencapai batas waktunya. Dalam kondisi yang cedera itu, cedera yang dialami Hajime semakin parah karena memaksakan diri untuk melampaui batas kekuatannya, dan karena itulah, batas waktu penonaktifannya datang lebih cepat. Hajime terjatuh ke lautan magma karena "Aerodynamic"-nya sudah tidak aktif.
“Tuan! Bertahanlah!”
“Guh, Ti-Tio…”
Tio terbang untuk meletakkan Hajime yang terjatuh itu ke punggungnya. Hajime, yang lukanya semakin parah karena efek penggunaan "Limit Break" dan seharusnya sudah pingsan, entah bagaimana berhasil bangun dalam posisi berlutut dan kedua matanya memunculkan kilauan saat menatap tajam Freed yang berada di atas sana.
Dari yang dilihatnya, bahkan Naga-naga Abu yang menyerang Yue dan gadis-gadis lainnya sudah berkumpul ke sisi Freed.
“Hajime!”
“Hajime-san!”
Meneriakkan nama Hajime, Yue dan Shia berlari mendatanginya. Tio mendarat di pijakan yang dekat dari posisinya sebelumnya. Ia melakukan itu karena adanya kemungkinan yang amat tinggi bahwa Hajime, dalam kondisinya sekarang, tidak akan mampu menahan pergerakan pertarungannya dan akan jatuh. Telah melompat ke pijakan kaki yang sama, Yue dan Shia segera mendekat menuju sisi Hajime dan menyokong tubuhnya.
"... Kekuatan yang mengerikan. Wanita-wanita itu juga tidak normal. Ras Ryuujin yang seharusnya sudah musnah, pengguna sihir tanpa mantera, dan seseorang dari suku Rabbitman dengan kekuatan yang tidak terduga serta kemampuan untuk melihat masa depan... Kemungkinan mereka juga pengguna sihir Age of Gods, dan berhasil memojokkanku sekarang... mungkin pihakku lah yang akan kalah dan mengalami luka-luka seperti itu jika aku tidak menyerang terlebih dahulu, huh..."
Menekankan kata-katanya, Freed bertukar pandang dengan Hajime, menciptakan percikan api. Terengah-engah, Freed menyentuh luka yang terukir di dadanya dengan tangan kanannya yang tidak terluka.
"Kenapa kau berasumsi bahwa pertarungan ini sudah berakhir? Aku masih bisa bertarung."
Raut wajah Hajime berubah menjadi sangat buruk karena kata-kata Freed. Tetapi bahkan dengan tubuh yang sedang dalam kondisi yang sangat tidak menyenangkan, kedua mata Hajime bersinar dengan niat membunuh saat menyatakan bahwa pertarungan itu masih berlanjut.
"... Tentu saja. Curahan niat membunuh yang mengalir deras melalui dirimu itu mengekpresikan bahwa kau tidak akan menyerah, tidak peduli seberapa parahnya luka-lukamu. Tidak hanya memiliki kekuatan yang mengerikan, kau juga memiliki niat membunuh yang dapat melahap musuhmu... Tidak, apakah itu karena keinginan kuat untuk tetap hidup..."
Sekali tebak, kemudian Freed menciptakan ekspresi penuh tekad dan kembali menatap tajam ke arah Hajime.
"Aku tidak ingin menggunakan cara ini... tetapi aku perlu menggunakannya jika itu berarti aku dapat membunuh musuh-musuh kuat sepertimu."
"Apa katamu?"
RUMBLE, RUMBLE, RUMBLE, RUMBLE, RUMBLE, RUMBLE, RUMBLE, RUMBLE, RUMBLE!
SPLASH!
KABOOM!
Getaran hebat mengguncang tempat mereka berada, bukan, seluruh «Gunung Berapi Agung Guryuu-en», dan lautan magma mulai mengamuk, disertai dengan suara gemuruh yang hebat.
“Uoh!?”
“Nnah!?”
“Kyaa!?”
“Nuoh!?”
Menderita karena gelombang kejut yang muncul tiba-tiba dari bawah, rombongan Hajime, dalam posisi merangkak, berteriak sambil mati-matian mencoba mengembalikan keseimbangan tubuh mereka. Getaran yang hebat itu menjadi semakin intens, dan bisa dibilang mencapai tujuh skala richter. Dari lautan magma, pilar api yang dengan jumlah yang tak terhitung, bukan, pilar magma mulai menyemburkan api.
“Hajime-san! Tingkat ketinggian magmanya-!”
Bersamaan dengan diucapkannya kata-kata Shia, magma yang mengelilingi pijakan kaki tempat rombongan Hajime berada, memang semakin meningkat ketinggiannya.
"Apa yang dilakukannya?"
Hajime menekankan kata-katanya dan menanyakan itu kepada pelaku yang sudah jelas siapa orangnya, Freed. Telah berpindah ke langit-langit di atas pulau tengah, Freed menjawab pertanyaan Hajime.
"Aku hanya menghancurkan keystone/Batu kunci-nya."
"Key... stone?"
"Benar. Bukankah kau sudah merasa aneh ketika melihat magmanya? «Gunung Berapi Guryuu-en» sudah pasti adalah gunung api yang aktif. Namun, tidak ada catatan mengenai meletusnya gunung itu hingga saat ini. Maksudku, pasti ada sesuatu yang mengontrol aktivitas penyimpanan magma di bawah tanah."
"Itu adalah "keystone"-nya, huh... Jangan bilang!?"
"Ya. Aku sudah menghancurkan keystone raksasa yang menenangkan penyimpanan magma-nya. Jadi, Dungeon Agung ini akan segera hancur. Dan meskipun aku amat menyesal karena tidak dapat memberikan sihir Age of Gods milik dungeon ini kepada kerabatku... hal itu tidak begitu patut disesali bila aku bisa membunuhmu di sini. Hancurlah bersama Dungeon Agung ini."
Memandang rombongan Hajime dengan dingin, Freed memegang sebuah liontin di lehernya dan menuju langit-langit. Kemudian, retakan yang berada di langit-langit pun terbuka. Bersamaan dengan lubang melingkar di langit-langit, beberapa pintu di atasnya juga terbuka.
Tampaknya, Freed telah membuka jalan pintas menuju dunia luar menggunakan bukti bahwa dia telah menaklukkan «Guryuu-en Great Volcano». Untuk terakhir kalinya, Freed menatap Hajime dengan tajam dan pergi bersama dengan naga putih, menghilang ke dalam lintasan pada langit-langit itu.
Dengan magma mengamuk yang menyerupai lautan yang terpengaruh oleh badai mengelilingi mereka, jumlah semburan pilar magma terus meningkat. Magma mulai menelan pinggiran pijakan rombongan Hajime. Pertunjukan semacam ini pantas disebut sebagai akhir dunia.
Tidak lama kemudian, Hajime menutup kedua matanya danberpikir. Telah memutuskan sesuatu, Hajime berdiri tanpa mempedulikan luka-lukanya. Seketika, Naga-naga Abu yang ditinggalkan oleh Freed dan naga putih mulai serentak menembakkan sinar-sinar kecil. Sepertinya mereka ingin membunuh rombongan Hajime di tempat ini dengan segala cara.
Ketika Yue menghadang sinar-sinar itu menggunakan “Absolute Calamity,” Hajime meletakkan tangannya ke “Treasure Box/Peti Harta Karun”. Kemudian dia menaruh tangannya ke sisik naga keras yang menutupi pipi Tio, yang menembakkan Nafas-nya ke arah naga-naga Abu di atas kepala mereka, agar ia menatap Hajime.
"Tio, dengarkan. Ambil ini dan kau, sendirian, harus melarikan diri melalui langit-langit itu, dan keluar dari sini."
Sesaat, Tio berkedip, tidak memahami apa maksud dari kata-kata Hajime. Kemudian, ia sadar dan memunculkan suara yang mengekspresikan campuran antara kesedihan dan amarah. Ucapan Hajime itu seakan mengisyaratkan bahwa Tio harus selamat, membuang Hajime dan dua gadis lainnya.
"Tuan, apakah Aku, Aku tidak pantas menghabiskan saat-saat terakhir bersamamu? Apakah Kau menyingkirkan-Ku? Aku..."
"Bukan begitu, Tio. Aku hanya akan mengatakannya sekali karena sisa waktu kita tidak banyak. Aku sama sekali belum menyerah. Aku akan mendapatkan sihir Age of Gods dan suatu hari membunuh bajingan itu. Juga, aku akan memenuhi janjiku untuk membawa kembali batu Serene. Namun, aku tidak mungkin melakukannya sendirian. Karena itu aku ingin kau meminjamkan kekuatanmu. Jika bukan kau, tidak akan ada lagi yang mampu menerobos semuanya dan kembali ke Ancadi... Tolonglah, Tio."
Hajime menatap Tio yang berwujud naga dengan serius; Hajime tidak pernah menatap dirinya seperti itu sebelumnya. Dengan keangkuhan dan sikap arogannya, Hajime telah berkata bahwa dia dapat melakukan semuanya sendiri, tetapi kini dia mengandalkan Tio. Hal itu menunjukkan bahwa Hajime membutuhkan bantuan Tio untuk mencapai apa yang diinginkannya, dan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada. Dia berkata bahwa dia membutuhkan kekuatan Tio. Tidak ada tanda-tanda bahwa Hajime akan menyerah, mengorbankan diri, ataupun mencoba mengecualikan Tio sama sekali.
Kesedihan dan amarah yang berada di hati Tio berubah sepenuhnya menjadi kegembiraan, dan Tio menjadi gemetar. Ia "dipercayakan" untuk melakukan hal yang penting oleh pria yang disukainya, bukan, pria yang ingin dijadikannya pasangan dalam situasi hidup dan mati ini. Ia tidak bisa dibilang seorang wanita bila tidak menjawab itu.
Karena itu, Tio hanya menjawab dengan satu kalimat.
"Serahkan saja pada-Ku!"
Hajime meletakkan “Treasure Box” pada bagian dalam sisik Tio. Saat melakukan itu, Hajime secara langsung menyentuh tubuh Tio ketika ia berada dalam wujud naganya.
Memastikan keberadaan “Treasure Box” menggunakan kulitnya, Tio menggosokkan kepala dengan tenang kepada Hajime. Tindakan itu adalah ungkapan rasa cinta terbaik yang bisa dilakukannya sekarang. Hajime juga mengusap Tio sekali dengan lembut sebelum mereka berpisah. Tio mengalihkan pandangan ke arah Yue dan Shia. Kemudian, ia mengangguk dengan kuat karena merasakan bahwa dua gadis itu juga masih belum menyerah.
"Tio, sampaikan pesan ini kepada Kaori dan Myuu. "Aku akan menemui kalian nanti" ya."
"Fufu, Aku mengerti."
Pesan Hajime yang terdengar terlalu tidak peduli itu membuat Tio tertawa secara tidak sengaja, dan setelah itu, ia terbang seketika, dibalut oleh angin yang kuat. Menggunakan barrelroll untuk menghindari sinar-sinar yang mendatanginya, Tio segera mencoba untuk menembus sekumpulan Naga Abu itu. Naga-naga Abu, merasakan suasana krisis dikarenakan pergerakan naga hitam, memusatkan serangan mereka ke arah Tio.
Sinar-sinar kecil yang bergerak cepat itu dapat diimbangi oleh nafas Tio, tetapi tidak mudah, karena sinar mereka mendatanginya secara terus-menerus. Namun, ketika keseimbangan mereka akan hancur, sebuah sinar menyembur keluar dari bawah dan melempar beberapa Naga Abu yang menyerang Tio.
Itu adalah sinar-sinar kecil yang ditempa dan ditembakkan oleh “Absolute Calamity” Yue. Selain itu, peluru Shia ditembakkan dan keterkejutan itu meniup Naga-naga Abu pergi.
Tiba-tiba, mungkin karena Freed dan naga putih sudah sampai di luar, pintu-pintu yang berada di langit-langit mulai menutup. Menyadari bahwa ia tidak mempunyai banyak waktu, Tio berfokus pada peningkatan kecepatan dan dengan sengaja menerima serangan meledak-ledak milik naga-naga itu. Kecepatan penerbangan Tio semakin meningkat, tetapi sinar-sinar kecil yang ditembakkan itu mulai menghancurkan sisik naganya.
"Hmph, rasa sakit yang tidak ada apa-apanya, rasa sakit itu terasa enak! Ayo~!"
Sesuai ucapannya, suasana hati Tio menjadi cerah bersamaan dengan peningkatan kecepatan setiap kali serangan dari Naga-naga Abu merusak tubuhnya. Itu adalah efek "Pain Conversion/Konversi Rasa Sakit" pada "Wujud Naga"-nya. Semakin banyak rasa sakit yang ia rasakan, semakin meningkat pula kecepatannya, seiring dengan peningkatan sementara kemampuannya, skill turunan yang mengerikan. Kebetulan, itu adalah sesuatu yang ia peroleh ketika bertemu Hajime, setelah hidup selama beberapa ratus tahun.
Ketika Naga-naga Abu sedikit terkejut, Tio melewati badai sinar-sinar kecil mereka, kemudian berhasil memasuki pintu, tepat ketika pintu itu tertutup. Melihat ke atas, sebuah cahaya kecil yang memunculkan perasaan nostalgia pun bisa terlihat. Itu adalah cahaya yang berasal dari dunia luar. Masih ada juga beberapa pintu yang mulai menutup satu demi satu.
Tanpa memikirkan konsekuensinya, Tio menggunakan sihirnya (tidak termasuk sihir-sihir yang digunakan untuk mempertahankan 'Wujud Naga'-nya) hingga mencapai batasnya dan memanipulasi angin. Mengingat kembali seberapa panjang hidupnya, kecepatan itu adalah kecepatan yang belum pernah ia gunakan sebelumnya. Tio benar-benar terbang, berubah menjadi sebuah angin topan.
Ia melalui satu, dua, tiga pintu, dan akhirnya berhasil sampai ke pintu terakhir; sebuah pintu yang tebal, terhubung ke dunia luar. Tio terus melaju ke depan seraya terkepung oleh angin hitam yang menyerupai peluru meriam, dan peluru-peluru cahaya menyerangnya dari atas.
Rupanya, Freed dan naga putih sudah menyadari keberadaan Tio, dan demikianlah, mereka berhenti menyerangnya. Kini, lebih dari setengah bagian pintu telah tertutup. Berputar sambil menghindar, Tio tidak mengurangi kecepatan meskipun tidak dapat menghindari serangan yang muncul terus-menerus itu, dan naga putih pun menembakkan sinarnya.
Dibuat kelelahan oleh kekuatan sihirnya, sinar itu tidak memiliki kekuatan yang sama seperti ketika penyerangan awal tadi. Setidaknya serangan itu hanya setengah dari kekuatan sebelumnya. Akan tetapi, jika Tio terkena olehnya, dampaknya masih akan melampaui yang ia dapatkan dari sinar-sinar kecil. Ditambah lagi, kecepatannya akan menurun bila ia menghindar atau menghadangnya. Jika demikian, mungkin Tio tidak akan sampai tepat waktu sebelum pintu tertutup.
Tio melapisi dirinya dengan baja, dan semakin meningkatkan kecepatannya menggunakan “Pain Conversion” tepat setelah penembakan peluru-peluru cahaya.
Dan saat itu, beberapa bayangan melewati sisi Tio, muncul di antara Tio dan sinar yang mendatanginya.
Bayangan-bayangan itu adalah hal yang bisa Tio kenali hanya dengan melihat saja. Palang-palang yang melayang, senjata jarak jauh; Cross Bit Hajime, semuanya mengikuti Tio dari belakang.
Tiga Cross Bit yang muncul itu terselimuti oleh cahaya berwarna merah cerah, mencoba untuk merubah sudut sinar, dan menghindarkannya ke pinggir. Meskipun Cross Bit hancur secara bergantian oleh karena kekuatan sinar itu, Cross Bit Hajime berhasil mengganggu penyerangan sinar dan melindungi Tio. Ditambah lagi, empat Cross Bit lain terbang ke sisi Tio untuk melindunginya.
"Nuhaa~, aku tidak bisa menahannya! Tuaannnn, Aku mencintaimu~!"
Meskipun Hajime mungkin akan dikalahkan oleh semburan magma, dia masih bisa mengontrol semua Cross Bit dari daratan untuk melindungi Tio. Kemudian, Tio meraung kepada dunia, meneriakkan rasa cinta yang dirasakannya. Sebagai wanita yang kuat, bahkan di antara ras Ryuujin, Tio belum pernah dilindungi oleh seorang pria sampai detik ini. Selama ini, semua perlindungan dilakukan olehnya. Karena itu, kenyataan bahwa ia dilindungi pada saat situasi yang sangat sulit itu membuat kebahagiaannya meledak-ledak, merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
“Guuroarrr!!!”
Bersamaan dengan raungan seekor naga, ia melewati pintu terakhir. Telah berubah menjadi gumpalan angin hitam, Tio terbang secara vertikal, menari-nari di bawah tumpahan sinar mentari dikelilingi oleh badai pasir raksasa.
"Situasinya sudah berubah menjadi seperti ini...-! Dasar monster! Tetapi naga hitam itu terselimuti oleh luka-luka. Aku akan membunu-!?"
Tio yang terbang di atas kepala Freed itu membuatnya yang berada di punggung naga putih tercengang, tetapi seketika dia mepertajam pandangannya dan mencoba untuk menyerang. Namun, rencana dan ucapannya itu tersela. Empat Cross Bit mengelilingi Freed dan naga putih dari segala arah sebelum mereka menyadari kehadiran Cross Bit tersebut.
Freed memerintahkan demonic beast berwujud kura-kura yang dibawa saat pelariannya itu untuk segera memasang dinding pembatas. Lagipula, telah terbukti bahwa kekuatan serangan Cross Bit tidak dapat menghancurkannya. Meskipun hasilnya akan berbeda bila mereka membawa peluru-peluru peledak, keberadaan peluru-peluru timah peledak yang dimiliki oleh serangan jarak jauh Shia itu langka, dan Hajime telah memprioritaskan peluru dalam Donner-Schlag. Demikianlah, dia tidak mempunyai waktu untuk mengimplementasikannya ke dalam Cross Bit.
Namun, Cross Bit memiliki satu lagi metode penyerangan yang kuat. Metode ini membuat raut wajah tenang Freed membeku, dibuktikan oleh caranya dia terlempar bersamaan dengan naga putih setelah mendapatkan damage yang sangat besar.
KABOOOOOOM!
Ketika berpikir bahwa Cross Bit anehnya tidak menembak dan tiba-tiba bersinar merah, pada detik selanjutnya, Cross Bit pun meledak.
Empat Cross Bit telah memposisikan diri pada semua sisi, tidak membiarkan target-nya kabur dari dampak yang disebabkan olehnya. Dampak yang besar nan kuat dan peluru-peluru yang menyebar seperti badai telah dengan mudah menghancurkan dinding pembatas, kemudian menyerang Freed dan naga-nya.
“GAaAAH!!”
“RUaAAAAn!!”
Sang tuan beserta pelayannya itu menjerit secara bersamaan saat mereka terbang terlempar.
Sebagai tambahan, Tio menyerang menggunakan tornado, mendorong Freed dan si naga putih menuju badai pasir. Tio tadinya ingin menembakkan Nafas-nya agar dapat membunuh mereka dengan pasti, tetapi tidak bisa, karena sisa kekuatan Tio tidak sebanyak itu.
Tio memperhatikan tempat di mana Freed dan naganya menghilang untuk beberapa saat, kemudian mengalihkan pandangan setelah memastikan bahwa tidak ada perubahan pada tempat itu. Tio dengan tenang memperhatikan «Gunung Berapi Agung Guryuu-en» yang berada di hadapannya tanpa ada tanda-tanda 'pemikiran mesum'-nya yang tersisa. Kemudian, Tio mengagguk seakan mengekspresikan "Aku akan mempercayaimu", dan berbalik arah; terbang menuju Ancadi.
Setelah beberapa puluh menit, gempa hebat dengan «Gunung Berapi Agung Guryuu-en» sebagai pusatnya, beserta suara keras yang melampaui suara raungan, sebuah ledakan hebat pun muncul yang bahkan sampai mampu memecahkan udara, serta untuk sementara waktu, menerbangkan badai pasir. Asap hitam timbul, berasal dari «Gunung Berapi Agung Guryuu-en» disertai beterbangannya bebatuan yang dapat membakar, juga percikan-percikan api tersebar dari gunung api itu.
Itu adalah letusan hebat dari «Gunung Berapi Agung Guryuu-en», yang tercatat tidak pernah meletus sepanjang sejarah. Bisa dibilang, itu adalah momen bersejarah. Setelah beberapa menit, gunung api itu kembali diselimuti oleh badai pasir raksasa, menyembunyikan peristiwa ajaib yang baru saja terjadi.
Meskipun demikian, suara raungan yang sepertinya adalah jeritan dunia bersamaan dengan muntahan asap hitam pastinya disaksikan oleh warga Ancadi. Kegelisahan mereka menjadi semakin kuat. Perasaan ini juga dirasakan oleh seorang gadis dan gadis kecil yang menunggu kembalinya orang-orang yang berharga bagi mereka.