PATUNG IBLIS DAN PENGHANCURAN PERSEMBUNYIAN
(Translator : Hikari)

Hari berikutnya, kami berkumpul di depan Persembunyian Kultus Iblis dan kemudian menyusup ke dalam wisma lewat sumur kering.
"Baiklah. Hari ini kita akan memeriksa lantai dua. Berjuanglah, Yun, Gantz."
"Gantz, aku membuat ini dengan memikirkan kau mungkin bisa menggunakannya. Bagaimana menurutmu?"
"Apa ini? Hadiah darimu, Yun-chan…hm?"
Yang kuserahkan pada Gantz adalah dua jenis jarum lempar logam
Dia menjadi kaku begitu melihatnya. Sementara itu Minute mengintipnya dari samping——
"Ini…. Aku mengerti. Yun-chan ingin Gantz menelan ini dan bungkam selamanya, ya."
"Itu cara yang bertele-tele untuk mengatakan supaya aku bunuh diri, ya 'kan?!"
"Uh, bukan. Gantz  punya Sense Throwing, jadi kupikir dia bisa menggunakan jarum-jarum  yang kusintesiskan dengan status buruk Sleep dan Stun ini untuk melumpuhkan NPC petugas patrol tanpa bahaya."
Saat ini Sense Throwing telah diintegrasikan ke dalam Sense Martial Art, tapi koreksi awal dari kemampuan melempar itu seharusnya masih diwarisi oleh Sense baru.
Jarum-jarum yang kuberikan padanya masing-masing disintesiskan dengan bad status Sleep atau Stun yang kuat. Misalnya musuh tidak memiliki kekebalan terhadap status buruk, mereka seharusnya tidak dapat bergerak selama sekitar 20 detik.
Gantz menarik beberapa jarum besi dari bundelannya dan menaruhnya di antara jemari di tangan utamanya, kemudian menyentakkan pergelangan tangan, dia melemparkan semuanya ke dinding.
Tanpa suara, jarum-jarum itu menancap sedikit ke dinding.
"Ohh, kelihatannya menggunakan ini memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk skill ilmu beladiri yang baru."
"SERIUS?! Persyaratan seperti apa?!"
"Yah, ini bukan murni skill ilmu beladiri, sih. Ini skill senjata ilmu beladiri. Namanya Needle Strike. Kau mendapat skill ini saat menggunakan ilmu beladirimu dan melakukan serangan menusuk dengan senjata sekali pakai, katanya begitu.
"Kenapa reaksimu payah begitu, Gantz? Kau mendapat skill gratis jarak jauh. Kau beruntung 'kan?"
"Aku sudah punya skill Strike dan Flying Skill untuk  serangan jarak jauh, jadi aku tidak yakin bagaimana aku harus bereaksi terhadap yang satu ini."
"Yah, dengan begini kau mungkin lulus persyaratan skill lainnya," kata Taku, dan percakapan ini pun berakhir.
Kami menaiki tangga spiral di dekat pintu masuk di lantai pertama dan akhirnya melanjutkan pemeriksaan lantai kedua.
"Seperti yang kita pikirkan, ada lebih banyak patrol di lantai kedua daripada yang ada di lantai satu."
Sementara Taku bergumam pelan, di depan arah pandangannya ada seorang NPC Pengikut Kultus Iblis yang memegangi sebuah wadah lilin, yang sedang berjalan mengelilingi wisma. Karena banyaknya jumlah petugas patrol, interval antara giliran keliling mereka jadi cukup pendek. Kami menyadari itu tidak laa setelah keenam anggota party kami mulai bergerak.
"Pertama-tama, Yun, Gantz, bisakah kalian menemukan tempat aman bagi kita?"
"Baiklah, ayo buat sebuah ruangan sebagai markas operasi kita dan kemudian perlahan melanjutkannya."
Bergerak maju, Gantz dan aku mencari-cari sebuah tempat yang aman.
Saat kami menghindari jebakan-jebakan dengan Sense See-Throughku, kami tiba di sayap kiri, ruangan terdekat ke tangga di pintu masuk.
Setelah aku memastikannya bersama Gantz bahwa ruangan itu aman, kami memberi sinyal pada Taku dan yang lainnya yang sedang menunggu di lantai bawah dan kami semua menyelinap ke ruangan itu.
"Kita akan membuat ruangan ini sebagai markas kita dan memeriksa lantai dua, tapi pertama-tama ayo periksa ruangan ini dulu."
Kami sebagai kedua pengintai mendengarkan apa yang Taku katakan dan kemudian sekali lagi mulai memeriksa di dalam ruangan ini.
Tidak ada item ataupun informasi quest di dalam ruangan ini, tapi perabotan dan semacamnya jauh lebih mewah dibandingkan ruangan-ruangan di lantai satu.
"Mungkin setting di lantai pertama adalah area pemukiman para pelayan dan tempat kerja, sementara lantai dua digunakan oleh pemiliknya?"
"Kalau begitu, berdasarkan tata letak lantainya, seharusnya ada ruangan lebar di sayap kanan, seperti sebuah aula dansa."
Mendengar kesan Mami-san, aku menanggapi dengan memperhatikan tata letak lantai yang kugambar sendiri.
Ngomong-ngomong, NPC yang berpatroli berkeliling searah jarum jam di dalam wisma ini, jadi akan sulit untuk pergi langsung ke ruangan itu karena melawan arah keliling patrol.
Karena itu kami sebaiknya bergerak searah jarum jam dan mengumpulkan petunjuk-petunjuk di sepanjang jalan. Itulah yang kupikirkan.
"Jadi tidak ada apa-apa di sini, ya. Ayo, Yun dan Gantz periksalah ruangan berikutnya kalau begitu."
"Serahkan pada kami!"
Balasan penuh semangat Gantz yang seperti biasanya membuatku tidak tenang saat mendengar langkah-langkah kaki dari NPC petugas patrol yang melintas, setelah itu aku menyelinap ke lorong.
Bergerak sebisa mungkin tanpa diketahui oleh petugas patrol, kami memerika setiap ruangan satu demi satu, tapi ada lebih banyak ruangan yang terkunci daripada yang ada di lantai pertama.
Gantz berhenti di salah satu ruangan yang terkunci.
"Bisa tunggu sebentar, Yun-chan? Aku ingin mencoba sesuatu."
"Apa itu?"
"Sebuah ide melintas di kepalaku, sama seperti yang terjadi padamu kemarin."
Saat dia berkata begitu, Gantz berlutut di depan sebuah pintu untuk memastikan tidak ada perangkap di situ.
Saat aku bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan, Gantz mengeluarkan sebatang jarum lempar besi yang kubuat dan memuntirnya paksa.
Kemarin, Gantz mendapatkan tingkat keberhasilan rendah dengan skill Unlock-nya, tapi dengan membuat alat pembobol kunci dari jarum besi bengkok, dia kelihatannya berniat untuk membuat kunci tersebut dengan itu.
Meskipun dia dengan keras kepala menantang kunci itu, Sense Trap Disarmnya tidak begitu tinggi jadi dia kesulitan dengan alat yang dia buat secara mendadak ini.
Terlebih lagi, dia melakukannya dengan sebuah lubang kunci yang kecil di lorong yang temaram, sehingga sangat mengandalkan umpan balik rangsang sentuhan untuk melakukannya.
"Rasanya tidak akan berhasil."
"Tidak, ini membutuhkan banyak waktu. Ayo kembali ke tempat Taku dan yang lainnya, kemudian mencari…."
Ruangan aman lainnya, itulah yang akan kukatakan saat aku menyadari sebuah cahaya liling yang memanjang ke arah kami.
Kami harus bergegas kembali ke ruangan tempat kami berada sebelumnya.
Akan tetapi, kalau kami tidak cukup cepat, NPC yang berpatroli itu mungkin akan melihat kami memasuki ruangan tersebut. Kalau sampai terjadi seperti itu, sisa party di dalam ruangan tidak akan bisa meloloskan diri dan kami akan harus menghadapi NPC yang datang satu demi satu.
"Gantz, menyerahlah! Kita akan datang lagi nanti!"
"Tinggal sedikit lagi…"
Mungkin karena dia merasakan respon yang baik dari kunci itu, Gantz tidak menjauh dari pintu tersebut meskipun aku menepuk bahunya
Dipenuhi ketegangan saat berpikir kami akan ketahuan, aku merencanakan tindakan penanggulangan untuk berjaga-jaga.
Menghabisi si NPC petugas patroli? Tidak, para NPC ini sangat kuat dan yang bisa kami lakukan mungkin hanyalah menghentikan lajunya. Kalau kami menyerang dan dia memanggil bantuan tambahan, kami akan berada dalam masalah.
Dalam kasus seperti itu, kami sebaiknya untuk sementara waktu bersembunyi di ruangan kosong terdekat sebelum bergabung dengan Taku.
Atau mungkin mencari salah satu lubang perangkap yang ada di wisma ini dan sengaja menjatuhkan diri ke lantai pertama, kemudian melarikan diri?
Beragam pikiran melintas di kepalaku sementara si NPC petugas patrol mendekat, tapi kami tidak bisa berbuat apapun selama Ganz tidak menjauh dari tempat itu.
Dia masih berkonsentrasi pada pintu tersebut, jadi aku bertekad untuk mempercayainya.
Dan——
"KALIAN, siapa kalian!"
Suara menjijikkan dari NPC cacat terdengar dari bawah jubah saat dia menarik keluar sebilah pisau ramping yang dia sesuai untuknya.
Saat si NPC melewati ruangan tempat Taku dan yang lainnya sedang menunggu—dia mendadak ambruk ke samping.
"Heei, kenapa kalian membiarkan diri kalian ketahuan?"
Taku yang seharusnya sedang menunggu di dalam ruangan, kini berdiri dengan marah-marah di belakang si NPC yang roboh.
Sekejap kemudian, Gantz berhasil membobol kunci dan pintu pun terbuka bersamaan dengan suara keras.
"Ayo periksa ruangan ini sekarang!"
"Kita akan masuk sebelum NPC itu terbangun."
Dipanggil oleh Taku, Kei dan yang lainnya keluar dari ruangan tempat mereka menunggu dan bergerak untuk memasuki ruangan yang Gantz buka. Sementara itu, aku mengamati si NPC yang roboh.
Menancap pada jubah di bagian punggungnya terdapat empat jarum besi. Aku menyadari itu adalah jarum lempar yang kusintesiskan dengan status buruk dan berikan pada Taku.
Dalam party kami, Gantz adalah satu-satunya orang yang memiliki Sense Throwing dan dapat memberikan damage dengan melemparkan barang, tapi meskipun Taku tidak memiliki Sense yang membuatnya dapat menghasilkan damage, efek jarum-jarum yang disintesiskan itu tetap bekerja dengan baik.
Setelah memastikan itu, aku menyelinap ke dalam ruangan tersebut setelah Taku dan yang lainnya.
Kemudian aku menempel pada pintu untuk mendengarkan apa yang terjadi di koridor. Si NPC yang dilumpuhkan kesadarannya oleh Taku, dibangunkan oleh NPC lain dan mulai bergerak.
"Kelihatannya dia tertidur cukup lama."
"Ada jarum lempar dengan Sleep 2, 'kan? Keilhatannya efeknya berlipat ganda kalau kau menggunakan banyak jarum sekaligus, dan kekebalan status buruk si NPC mungkin telah diatur sangat rendah."
Sementara kekuatan para petugas patrol diatur sangat tinggi, kebalikanya, kekebalan status buruk mereka diatur begitu rendah, begitulah menurut Taku.
Kelihatannya si NPC di balik pintu ini berpikir mendadak ketiduran akibat efek dari perubahan bentuk fisik dan ingatannya sebelum kehilangan kesadaran jadi berantakan.
Akan tetapi, ada lebih banyak masalah dibanding itu.
"Gantz, kenapa kau mengambil resiko seperti itu?! Kau hampir ketahuan!"
Kalau Taku tidak menemukan waktu yang tepat untuk menidurkan si NPC, ada kemungkinan kami akan dikepung oleh NPC lain yang dia panggil.
Minute memarahi Gantz karena melakukan itu. Sebagai balasan, Gantz menggaruk belakang kepalanya sambil tertawa hambar.
"Tidak, kau benar. Tapi akan lebih mudah untuk bersembunyi sambil berpindah-pindah jika kita memiliki lebih banyak ruangan aman. Jadi kupikir kita bisa membuat yang sedekat mungkin… ahaha."
Dia mengatakannya dengan nada menyesal dan tertawa, membuatku dan Minute tercengang dan menyerah.
Karena dia memikirkan party saat dia melakukan itu, kami tidak bisa terlalu menyalahkan dia.
"Baiklah, ayo kita masuk lalu mulai memeriksa ruangan ini sebelum bergerak."
Mengikuti perkataan Kei, kami mulai bergerak menjelajahi ruangan itu.
Kami telah memastikan tidak ada perangkap di pintu, tapi kami harus berhati-hati saat menyelidiki ruangan ini karena bisa saja ada di dalam ruangan ini.
Akan tetapi, alih-alih perangkap, kami menemukan beberapa equipment yang sangat berharga dibandingkan dengan aksesoris kemarin.
"Aksesoris-aksesoris ini kelihatan cukup berguna. Kita akan membaginya begitu kita selesai quest. Apa yang kita lakukan sekarang kalau begitu?"
Aku membentangkan gambar tata letak lantai ini pada meja yang pas dan memetakan rute yang telah kami lalui dan pintu-pintu yang telah kami periksa, kemudian semua orang melihatnya.
"Karena Gantz bisa membuka pintu, kita akan menyelidiki pintu-pintu tertutup terdekat?"
Taku mengangguk menanggapi pertanyaan Kei dan melirik Gantz.
"Kurasa kita sebaiknya melakukannya. Meski begitu, kita harus mengutus Minute untuk pergi dengan mereka berdua kali ini untuk mengawasi Gantz."
Dia meminta Minute, yang mengangguk mengiyakan.
Barusan saja dengan rasa sesal aku berpikir seandainya aku menghentikan tindakan tak beralasan Gantz, aku dapat mengurangi resiko ketahuan, tapi sekarang aku lega mendengar bahwa Minute akan ada untuk mengendalikannya.
Saat NPC petugas patrol berikutnya melintasi pintu ruangan tempat kami berada, kami bertiga cepat-cepat bergerak ke koridor dan mulai membobol pintu terdekat.
Karena ini adalah kali kedua untuknya dan dia mulai terbiasa serta bantuan dari sistem setelah naik level, Gantz dapat membobol kuncinya lebih cepat daripada sebelumnya.
Ruangan itu adalah ruangan di sebelah kamar dengan sebuah balkon yang mengawasi pintu masuk dan di mana si NPC Pengikut Kultus Iblis mengawasi sekeliling. Ada sebuah lubang di tembok dan kertas dindingnya sehingga kami dapat mengintip ke ruangan sebelah.
Gantz dan aku mengintip ke dalam lubang sementara yang lain menguping lewat dinding. Kami dapat mendengar percakapan antara NPC penjaga dengan seorang NPC petugas patrol.
"Aku mendapatkan penampilan ini BERKAT kekuatan PENDIRI, tapi aku masih BELUM merasa dalam kondisi yang sempurna. Ingatanku kadang terasa KERUH."
"Menurut pendiri, kau nantinya akan terbiasa dengan kekuatan itu. Tapi tetap saja, jangan terlalu memaksakan dirimu.
"AKU TAHU. AKAN TETAPI, kita harus sepenuhnya waspada agar sukses dalam MELAKUKAN ritual pemanggilan iblis berikutnya. Ngomong-ngomong, apa ada ANOMALI apapun di sini?"
"Tidak, dari waktu ke waktu ada beberapa manusia yang mengendus ke sekitar sini, tapi kita membuat mereka tidak dapat bergerak dengan Binding Bell ini dan melemparkan mereka keluar."
Si NPC penjaga berkata begitu dan menarik kabel yang menghubungkan dua bel. Keliahatannya itu adalah bel yang mencegah semua orang untuk masuk.
Setelah itu, kedua NPC pengikut Iblis tersebut melakukan percakapan pendek tentan pekerjaan sebelum kembali melakukan tugas mereka masing-masing.
Kami melihat mereka pergi dan kemudian saling bertatapan satu sama lain.
"Quest-nya berlanjut. Percakapan barusan pastinya telah menyertakan informasi minimal yang dibutuhkan untuk tujuan yang harus diselesaikan."

——CQuest – Penghancuran Persembunyian Kultus Iblis——
Menghalangi ritual pemanggilan iblis ——3 / 4

Satu-satunya informasi segar untuk kemajuan quest adalah lokasi pemanggilan iblis. Kami masih belum memiliki cukup info.
Taku kelihatannya juga berpikir demikian, saat dia menatap semua orang dan berbicara lagi.
"Secara pribadi, kurasa kita sebaiknya pertama-tama mengumpulkan informasi mengenai ritual pemanggilan iblis yang akan mereka lakukan."
"Kurasa tidak ada masalah? Masih ada banyak ruangan yang belum kita periksa."
Aku menjawab dengan ringan. Yang lainnya pun setuju untuk mengumpulkan informasi mengenai ritual.
Setelah itu, kami berkeliling membuka pintu sambil berhati-hati agar tidak ditemukan petugas patrol. Dan hasilnya adalah——
·      Ritual pemanggilan iblis melibatkan pemanggilan roh iblis ke dalam sebuah objek yang mewakilinya dan merasukinya.
·      NPC yang berubah wujud dirasuki oleh roh iblis tingkat terendah
Dua potongan informasi inilah yang kami dapatkan.
Akan tetapi, yang sedang kami cari adalah metode untuk menghalangi ritual dan metode untuk mengeluarkan roh iblis yang merasuki NPC yang cacat itu. Kami belum menemukan informasi apapun mengenai kelemahan musuh.
Kemudian sekali lagi, demi mengumpulkan informasi lebih lanjut, aku, Gantz dan Minute bergerak lebih dulu. Begitu Gantz membobol pintu ruangan, sebuah alarm terdengar ke penjuru wisma.
Mendengar suara buatan yang melengking tinggi itu, kami secara refleks menjauh dari pintu. Minute menatap Gantz.
"Gantz, apa kau melewatkan sebuah perangkap?"
"Kurasa tidak, Minute. Aku memeriksanya juga. Bagaimanapun, ayo kembali ke tempat Taku dan yang lainnya berada sekarang."
Gantz sendiri berpikir dirinyalah yang menyebabkan alarm menyala dan di luar dugaan memucat.
Kami cepat-cepat kembali ke ruangan di mana yang lainnya sedang menunggu dan menantikan alarm tersebut berhenti berdering, tapi tidak ada tanda-tanda hal itu terjadi.
Gantz yang mendengarkan apa yang sedang terjadi di balik pintu, menyampaikan apa yang sedang terjadi.
"…Kelihatannya mereka sedang memeriksa ruangan satu demi satu. Ada suara pintu yang dibuka dan langkah-langkah kaki dari beberapa orang."
"Haah, tidak disangka ada perangkap seperti itu…"
Taku memegangi keningnya dan menghela napas, membuatku melontarkan pertanyaan.
"Kau tahu sesuatu soal ini, Taku?"
"Kita membuka banyak ruangan untuk mengumpulkan informasi, tapi ada sebuah mekanisme yang membuat alarm berbunyi jika pintu dalam jumlah tertentu dibuka."
Sebuah mekanisme yang membunuh semua orang di saat pertama, kata Taku.
Sementara itu, Gantz mendengarkan situasi di koridor, mengatakan bahwa para  NPC perlahan semakin mendekati ruangan ini.
Memantapkan dirinya saat mendengar laporan Gantz, Taku merengut dan mengeluarkan sebuah item dari dalam inventory.
Itu adalah hadiah dari quest yang kami selesaikan di rubanah perpustakaan Kota Pertama.
Sebuah item yang dikatakan sebagai harta karun pengetahuan—— Oracle Orb.
Taku mengeluarkan sebuah item yang memberikan petunjuk saat ditanyai dan mengajukan sebuah pertanyaan.
"——Katakan padaku bagaimana caranya kami keluar dari kesulitan ini!"
Ini pertama kalinya aku melihat Oracle Orb digunakan. Bola bercahaya itu berubah menjadi partikel-partikel cahaya dan membalas secara mekanis.
"——Jalur pelarian ada di jalan buntu koridor."
Hanya dengan kata-kata itu, partikel-partikel cahaya tersebut meninggalkan kami tercengang melihatnya.
"Yun, tunjukkan padaku gambar tata letak bangunannya!"
"B-baik!"
Aku membentangkan gambar buatanku, menunjukkannya pada Taku.
Mengelilingi gambar tersebut, kami membandingkan tata letak lantai pertama dan kedua untuk menemukan lokasi yang disebutkan oleh petunjuk tersebut.
Itu adalah sebuah jalan buntu di persimpangan di sebelah kanan luar ruangan ini.
"Kalau terus begini, kita akan ketahuan. Ayo pergi ke lorong dan menuju ke jalan buntu itu!"
Semua mengangguk mendengar instruksi Taku dan bersiap di depan pintu.
Kemudian, mengikuti sinyal dari Gantz, kami semua berlari ke luar.
"KALIAN, dari mana kalian DATANG?!"
Salah satu NPC cacat itu mendekati kami, tapi begitu kami melompat keluar ruangan, Gantz melemparkan jarum-jarum untuk mengulur waktu sehingga kami bisa berlari melintasi koridor.
Di persimpangan, kami melihat ke samping. Di sisi kiri mengarah ke beranda dan di sisi kana nada sebuah pintu besar yang dijaga dua NPC cacat.
Kedua NPC yang waspada itu pun berlari tergesa-gesa saat melihat kami.
"Mana mungkin kami diam saja ditangkap! ——Clay Shield!"
Saat kami mencapai jalan buntu itu, aku berbalik dan menyebarkan Magic Gem untuk menciptakan tiga lapis dinding tanah yang akan menghentikan para NPC.
Meskipun para NPC ditahan oleh dinding tersebut, kami dapat dengan segera mendengar suara dinding yang dihancurkan dari sisi lain. Jadi kami benar-benar terpojok saat ini.
Dengan petunjuk dari Oracle Orb, kami mati-matian mencari titik tersebut.
"Menemukan sesuatu?! apapun?!"
Taku mencari-cari di jalan buntu tersebut, tapi itu hanyalah ruang kosong seperti ada yang di lantai pertama.
Akan tetapi, bagaimana kalau ada arti di balik ruang kosong itu?
Aku mengeluarkan rancang bangun yang kubuat dan membandingkan ruangan itu dengan tata letak lantai pertama.
Dengan menghitung langkah, aku membandingkannya dengan lantai pertama dan menemukan tempat ini sedikit lebih pendek.
Dan saat aku fokus, aku merasakan respon kecil yang sedikit dari Sense See-Throughku.
"Di sini, Taku! Ada ruangan di balik dinding ini!"
"Di sini….? Dinding ini?! Tapi bagaimana cara kita memasukinya?!"
Mengetuk-ngetuk dinding yang kutunjukkan, Taku memastikan ada perbedaan dalam bunyinya, tapi kami tidak tahu bagaimana cara memasukinya.
"Taku! Coba tanyai Oracle Orb sekali lagi!"
Kai melakukan body blow ke dinding dan berseru. Taku mencoba mendorong dinding dengan cara yang sama dan juga membalas dengan suara keras.
"Aku hanya punya satu!"
Gantz memeriksa dinding dengan bantuan Sense Trap Disarmnya, tapi tidak bisa menemukan apapun.
Sementara kami menjadi semakin tidak sabaran karena suara dinding tanah yang diruntuhkan di belakang kami, Minute, Mami-san dan aku menjauh dari ketiga orang itu dan mencari-cari yang lain. Saat itulah Mami-san menemukan sesuatu.
"Hm…? Ada yang aneh."
Dia menunjuk dengan jarinya ke wadah-wadah lilin yang disusun dalam jarak tertentu di lorong. Entah kenapa hanya satu dari mereka yang dipasang dalam sudut 90o dan dalam posisi horizontal.
Aku dengan hati-hati menyentuh wadah lilin itu dan mengembalikannya ke posisi yang benar.
Saat aku melakukannya—bersama dengan suara 'klik', dinding yang ditekan Taku dan yang lain pun bergeser ke pinggir.
"Itu terbuka! Semuanya, lompat!"
Taku melompat ke dalam pintu tersembunyi itu tanpa memeriksa apakah ada perangkap di dalamnya. Gantz, Kei, dan yang lain mengikutinya.
Dinding ini mirip dengan pintu tersembunyi rumah ninja, pikirku saat memasuki lorong bersama dengan Minute dan Mami-san. Dinding itu berputar sepenuhnya dan kembali ke posisinya semula.
Setelah itu aku mendengar suara 'klik' lain dan dinding tersebut menempel sendiri di tempatnya.
Pada saat yang sama di sisi lain dinding itu, NPC musuh menghancurkan tembok yang kubuat dari Magic Gem dan mencari-cari di jalan buntu itu, tapi tidak lama kemudian aku bisa mendengar suara langkah kaki mereka yang perlahan menghilang saat mereka pergi.
·
"Fyuuh, nyaris saja. Siapa sih, yang memikirkan perangkap yang membunyikan alarm saat kau membuka terlalu banyak pintu?"
"Itu pasti tim pengembangan OSO. Haah, candaan yang mematikan, ya."
Mendengar percakapan antara Gantz dan Minute setelah kami sepertinya menjauh dari para NPC, aku menyunggingkan senyum getir lemah.
Saat kami menjadi sedikit lebih tenang, kami menemukan sebuah bola kristal yang berfungsi sebagai lubang intip yang membuat kami dapat melihat apa yang sedang terjadi di luar dan memastikan tidak ada satu pun musuh yang mengikuti kami. Alarmnya juga berhenti berbunyi.
"Kurasa kita aman sekarang."
Aku bergumam begitu, dan dengan bantuan bola cahaya yang diciptakan dari sihir cahaya Minute, aku menyelidiki sekeliling. Di sisi lain pintu rahasia itu adalah sebuah ruangan dengan perabotan sederhana dan sebuah lorong yang berlanjut ke belakang.
Kemudian, Taku menemukan selembar kertas tua di meja ruangan itu dan mengulas senyum berani.
"Item utama untuk ruangan rahasia ini adalah ini."
Melihat isi yang tercantum dalam kertas itu, aku terbelalak.
"Bukankah itu rancang bangunan seluruh wisma?! Dan ini juga lengkap!"
Aku membandingkannya dengan gambar yang kubuat.
Aku berniat untuk menggambar punyaku dengan sangat akurat, tapi ada ruangan tersembunyi di lantai pertama yang gagal kutemukan.
Dan yang mengagumkan dari persembunyian ini adalah ruangan rahasia ini mengarah ke ruangan lain.
Tentu saja ini mengarah ke ruangan-ruangan di lantai pertama, tapi juga termasuk ke ruang beranda si penjaga, koridor, dan bahkan ada pintu rahasia menuju ke kamar besar di lantai kedua yang berada di ujung quest ini.
"Haah, tidak disangka kita akan menemukan item seperti ini. Sketsaku tidak akurat jika dibandingkan."
"Apa yang kau bicarakan? Punyamu juga sangat bernilai."
"Tidak, tidak, Yun-san! Ini mungkin tidak lengkap, tapi jarak dan semacamnya mudah untuk dipahami!"
"Kei, Mami, terima kasih telah menyemangatiku."
Kei mengerutkan alisnya dan Mami-san berbicara terburu-buru saat mereka berdua mencoba untuk menghiburku, tapi aku menyunggingkan seulas senyum samar saat menanggapi. Meski begitu, semua orang menatapiku dengan aneh.
"Malahan, hanya sedikit player yang bahkan bisa membuat gambar tata letak setepat ini."
Berkata begitu, Taku menepuk punggungku untuk menyemangati jadi aku membalas dengan tidak senang.
"Yang benar saja. Siapapun bisa melakukan ini kalau mereka mau. Yang kau butuhkan adalah kertas dan pulpen…mm? Kalian semua tidak bisa membuatnya?"
Aku memiringkan kepala dan menanyai yang lain, tapi mereka semua membalas dengan menggelengkan kepala.
"Kalau ada yang bisa membuatnya, itu adalah beberapa komplesionis yang memverifikasi segalanya. Saat ini, guild Eight Million Gods sedang melatih para player untuk dapat membuat peta, sehingga mereka dapat secara efisien menyelesaikan area yang belum dijelajahi."
Mempelajari sesuatu yang baru pada titik ini, aku merasakan dua emosi muncul dalam diriku.
Pertama adalah rasa senang, bahwa kemampuan kartografiku diperlukan untuk quest dan merupakan skill yang dinilai tinggi oleh player. Yang kedua adalah untuk menggunakannya aku harus secara aktif ambil bagian dalam eksplorasi area baru yang belum dijelajahi dan quest-quest, yang mana bertentangan dengan gaya bermainku yang santai.
"Dasar. Yun, kenapa kau punya kemampuan membuat peta semacam itu?"
"Itu salahmu! Kau menyuruhku membantumu dalam game yang tidak ada fungsi auto-mapping!"
"Ohhh, waktu itu!"
Pernah suatu ketika Taku ingin sekali memainkan game dengan tingkat kesulitan tinggi, dan setelah dia membeli sebuah game baru entah dia mana, dia menyuruhku untuk membantunya menyelesaikan itu.
Sementara Taku berulang kali mati dalam game retro itu, aku mengerjakan PR-ku dan di saat yang sama, aku melakukan pemetaan dan mencatat item dan percakapan para NPC.
"Ya, ya, walaupun aku penasaran dengan cerita kalian, kurasa kita sebaiknya melanjutkan questnya."
"Whoa?! Kau benar!"
Diingatkan oleh Minute, aku ingat kembali apa yang seharusnya kami lakukan dan kembali ke gambar tata letak bangunan itu dengan Taku.
"Untuk saat ini, ayo bergerak ke belakang ruangan yang tidak dijaga. Kelihatannya tidak ada perangkap di jalannya."
Taku bergerak ke depan sambil memeriksa gambar tersebut.
Kita masih belum memastikan kalau tidak ada perangkap, pikirku dan melangkah maju dengan waspada sambil memastikan tidak adanya jebakan dengan Sky Eyes dan See-Through.
Setelah maju beberapa saat, kami dengan selamat dapat bergerak ke belakang ruangan yang dijaga, dan Taku menggunakan bola kristal untuk memastikan situasi di dalam saat kami mendekati pintu rahasia. Kami mendengarkan dengan cermat.
"Apa yang kau lakukan! Kita sudah hampir di ritual yang penting‼"
MAafkan SAYA, PENDIRI."
Setelah mendengar suara teriakan seorang pria, kami mendengar suara si NPC yang meminta maaf."
"Kau tidak hanya gagal menculik seorang gadis berdarah biru, yang mana diperlukan untuk ritual. Kau bahkan membuat wisma ini diterobos dan membiarkan mereka melarikan diri. Kalau begini, ritual ini tidak akan berjalan sesuai rencana."
Pria yang dipanggil "Pendiri" berbicara sendiri dengan frustrasi, sebelum menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.
"Mm, baiklah. Bahkan tanpa tumbal, ada banyak pengikut yang dirasuki dalam wisma ini. Kita seharusnya bisa memanggil iblis kelas atas kalau kita memanfaatkan kejahatan yang memenuhi wisma ini."
"Hei, biasanya modifikasi rencana seperti ini adalah tanda untuk kegagalan atau semuanya berjalan di luar kendali."
Semua orang tersenyum simpul saat mendengar gumaman Gantz, tapi kami terus mendengarkan apa yang Pendiri katakan untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi.
"Aku akan menuju ke tempat ritual sekarang. Suruh semua pengikut yang dirasuki, kecuali para penjaga, berkumupl di ruang makan lantai satu dan persembahkan niat jahat mereka. Aku akan menyerapnya ke dalam ruang dansa di lantai kedua dan melakukan ritual pemanggilan."
"MeNGERTI, PenDIRI."
Berkata begitu, pria bawahan itu kelihatannya meninggalkan ruangan.
"Khukhukhu, sekarang, aku harus mulai menyiapkan ritual."
Dan si Pendiri pun meninggalkan ruangan.
Taku, yang memperhatikan situasi di dalam ruangan itu mengatakan pada kami apa yang terjadi di dalam sana.
"Tidak ada siap-siapa di dalam. Juga, kalau apa yang orang tadi katakan itu benar, maka semua NPC cacat di dalam wisma ini seharusnya akan berkumpul di ruang makan di lantai pertama. Apakah itu artinya kita dapat bergerak dengan bebas?"
"Tidak, NPC cacat yang berpatroli mungkin digantikan dengan NPC Pengikut Kultus normal sebagai gantinya. Akan tetapi, kita jadi mengetahui di mana ritual itu akan dilakukan."
Berdasarkan peta Taku, ruang dansa ada di atas ruang makan yang ada di sisi Timur lantai pertama. Selain itu, karena lorong rahasianya mengarah ke sana, kami dapat pergi ke lokasi ritual secara langsung.
Tapi, sebelum itu——
"Bawa——apa yang bisa kita bawa."
Mengikuti perkataan Taku, kami membuka pintu rahasia dan memasuki kamar yang tidak dijaga itu dan menjarahnya.
"Rasanya aku benar-benar tertula kalian. Ah, Taku, laci itu ada dua dasarnya, jadi serahkan pada Gantz."
"Baik, Gantz, urus ini."
Taku dan Gantz menemukan sebuah lubang kecil di bagian belakang laci dengan dua dasar, dan setelah menyelipkan sebatang jarum di sana, mereka mendorongnya dan menemukan sebuah kotak perhiasan rahasia yang Taku masukkan ke dalam inventory-nya bahkan tanpa memeriksa isinya.
"Hei, Kei. Karena kita tidak punya waktu untuk membukanya, bantu aku menghancurkan brankas yang kutemukan tersembunyi di belakang rak buku ini."
"Baik. HNGH!"
Minute dan Kei menghancurkan sebuah kotal logam yang kelihatannya adalah kotak peralatan dengan gada dan pedang mereka, dan kemudian mengumpulkan item-item yang ada di dalamnya.
Aku juga mencari-cari di sekitar ruangan itu bersama Mami-san, dan kami menemukan aksesoris, perhiasan, dan item yang sepertinya akan terjual dengan harga tinggi.
Memandang ini secara objektif, akan sulit menentukan siapakah penjahatnya, tapi aku mengabaikan itu dan kami dapat mengumpulkan item tanpa terlalu memakan banyak waktu.
Kelihatannya ini adalah sebuah ruangan penting dalam persembunyian, jadi kami tidak hanya mengumpulkan informasi tapi juga barang-barang bagus. Meninggalkan barang untuk dicek nanti, kami kembali ke ruangan rahasia dan mencapai aula dansa yang telah diubah menjadi tempat ritual.
"Kelihatannya ritual telah dimulai."
Sama seperti pintu rahasia lainnya, saat kami melihat melalui bola kristal yang ditempatkan di sebelahnya, kami bisa melihat para pengikut kultus dan NPC cacat yang memunggungi kami.
Di hadapan para NPC, ada sebuah lingkaran sihir berbentuk bintang bersudut lima di lantai dansa. Di pusat lingkaran itu ada sebuah patung iblis yang terbuat dari batu hitam dengan ekspresi kaku di wajahnya.
Si NPC Pendiri merapalkan semacam mantera. Berdiri di sebelahnya adalah dua NPC cacat yang bertindak sebagai pengawal, dan asap berwarna ungu membumbung naik dari mereka. Tidak hanya itu, asap ungu yang sama juga naik dari bawah lantai ruangan tersebut dan berkumpul pada lingkaran sihir itu.
"Jadi itu yang disebut niat jahat. Baiklah, kita akan menyerbu dan melumpuhkan yang dua itu agar tidak bisa bergerak, kemudian menghadapi si Pendiri itu untuk menyelesaikan quest."
Semua menangguk membalas perkataan Taku dan dia menaruh sebelah tangannya pada pintu rahasia.
"Ayo——"
Dia membuka pintu sambil memberikan sinyal dengan suara rendah, dan kami pun berlari cepat ke dalam aula dansa.
"Enchant——Attack, Defense, Speed!"
Sementara Taku, Gantz, dan Kei menyerbu ke arah para NPC cacat, aku memasangkan tiga enchant pada mereka dari belakang.
Taku, yang melintasi ruangan dalam satu tukikan, menebas salah satu NPC pengawal cacat itu sebelum musuh dapat bereaksi, membuatnya tidak dapat bergerak.
Mengikuti itu, kami masing-masing beraksi di  barisan belakang sebelum NPC lain dapat bergerak.
"HAaa—— Aero Cannon!"
"——Mud Pool!"
Meriam tak kasat mata Mami menghempaskan NPC kedua dan aku menciptakan sebuah kolam lumpur di tempatnya mendarat untuk menghentikan pergerakannya.
Kei berdiri di atas NPC cacat yang terjatuh untuk menghindari terkena pengaruh lumpur itu dan menghujamkan pedangnya pada leher NPC, memenggalnya.
"Kita sudah menghabisi pengawalnya, sekarang si Pendiri!"
Melihat kedua pengawalnya dikalahkan, si Pendiri membelalakkan matanya dengan kaget.
Kalau kami mengalahkan orang ini, kami akan dapat menghentikan ritual dan menghancurkan persembunyian kultus ini, pikirku.
Akan tetapi, asap ungu mulai berhembus dari tubuh para NPC cacat yang kami kalahkan sebelumnya, yang  mana kemudian diserap oleh lingkaran sihir.
"Kh-hahaha! Jadi dengan dihancurkannya inang, iblis-iblis tingkat rendah meninggalkan jasadnya dan menjadi tumbal untuk ritual! Dengan begini, aku memiliki material untuk memanggil iblis yang lebih tinggi lagi!"
Quest mengalami kemajuan bersamaan dengan pernyataan gembira si Pendiri.

——CQuest – Penghancuran Persembunyian Kultus Iblis——
Bunuh iblis yang dipanggil——4 / 4

Karena tahap sebelumnya dari quest ini melibatkan tindakan menghalangi ritual, iblis yang dipanggil kemungkinan adalah rute yang muncul karena gagal dalam quest tersebut.
Lingkaran sihir berbentuk bintang bersudut lima itu menghisap asap ungu yang memenuhi aula dansa dan cahaya misteriusnya dengan cepat menjadi semakin terang. Kelihatannya itu memberikan kekuatan pada patung batu iblis hitam di tengah-tengah aula.
Dan——
"UOOOooOonnn!"
Patung hitam itu tiba-tiba menekuk torsonya, mengembangkan sayap, dan meraung sambil mengangkat cakarnya.
"FUHAHAHAHA! Ritualnya sukses! Pergilah, gargoyle! Habisi para penyusup itu untuk awalnya!"
Si Pendiri mengayunkan lengan dan memerintahkan patung bergerak itu untuk menyerang kami.
Patung tersebut mengepakkan sayap batunya dan melompat ke antara Taku dan si Pendiri.
"Gargoyle biasanya musuh lemah dalam game. Bagaimana denganmu?!"
Taku dengan terampil mengayunkan kedua pedangnya untuk terus-menerus menebas patung berisi iblis itu, tapi makhluk itu mementalkan serangan-serangannya. Kelihatannya proses kerasukan itu membuat patungnya menjadi semakin keras.
"Khh! HPnya sama sekali tidak berkurang!"
"Aku berikutnya! Kalau tebasan tidak berhasil, mungkin serangan tumpul bisa!"
Menyelinap ke belakang gargoyle, Gantz menendang pangkal sayapnya dan kemudian menyerang dengan tinjunya, tapi dia malah menderita luka akibat reaksi balik.
"OWWwww‼"
"Ayolah, apa yang kau lakukan. ——High Heal!"
HP Gantz disembuhkan oleh sihir pemulihan Minute, tapi Taku maupun Gantz tidak dapat memberikan damage apapun pada si gargoyle.
Kemudian, gargoyle itu yang tidak terganggu oleh serangan mereka, berbalik ke arah Kei untuk alasan yang tidak diketahui. Kei pun mengangkat perisainya dengan waspada.
"KUOooON——"
Iblis itu mengembangkan sayapnya dan menyerbu dengan posisi tubuh rendah, hampir berseluncur di lantai sebelum menyerang perisai dari depan.
"Kei! ——Aero Cannon!"
Mami-san menembakkan meriam tak kasat mata tepat setelah serangan gargoyle itu, tapi tubuh batu ekstra keras itu memantulkan manteranya.
Sebagai tambahan kebal terhadap serangan fisik seperti tebasan dan serangan tumpul, itu juga kebal terhadap serangan sihir Mami-san. Melihat itu, semua orang menjauh dari si gargoyle. Taku menyuarakan pendapat analitisnya mengenai kemampuan si gargoyle.
"Pertahanannya terlalu tinggi. Akan dibutuhkan beberapa jam untuk mengalahkannya dengan serangan normal, dan senjata kita akan hancur sebelum itu. Pasti ada semacam mekanisme khusus untuk mengalahkannya, entah waktu atau kondisi tertentu."
"Apapun yang terjadi, aku akan melindungi barisan belakang."
"Baiklah, serahkan padaku urusan mengulur waktu. Malahan, ayo kalahkan si NPC Pendiri lebih dulu kalau bisa."
Sambil menyiapkan sebuah rencana, Taku mengangkat kedua pedangnya. Kei berdiri di depan barisan belakang dengan perisai teracung dan Gantz melompat-lompat sedikit di tempat untuk menenangkan diri.
"Ayo, lakukan!"
""——Ya‼"
Mereka bertiga menyerbu bersamaan dengan seruan Taku sebagai sinyalnya. Selama kami tidak menemukan mekanisme untuk mengalahkan si gargoyle, kemungkinan kekalahan kami akan terus meningkat. Meski begitu, dilihat dari begitu senangnya ketiga orang itu menyerbu si gargoyle, membuatku, Minute dan Mami-san tersenyum simpul.
"Yah, ayo coba menyerangnya dari jauh dengan sihir."
"Setuju, kita tidak bisa menyerahkan semuanya begitu saja pada barisan depan!"
Minute dan Mami-san juga menunjukkan keinginan mereka untuk bertarung saat menyiapkan mantera mereka.
Mencocokkan diri, aku memperlemah si gargoyle.
"Cursed——Defense, Mind!"
"Ayo! ——Light Shoot!"
"——Flame Circle!"
Gargoyle itu, diperlemah oleh mantera Cursed-ku, menerima peluru-peluru Minute dan serangan lidah-lidah api.
Akan tetapi, gargoyle itu tetap utuh bahkan setelah menerima dua serangan sihir itu. Tebasan Taku yang bertujuan untuk mencegah serangan balasan gargoyle pun tidak melukainya juga.
Mami-san menggunakan serangan sihir dari berbagai elemen untuk memeriksa apakan ada perbedaan dalam damage yang diberikan, tapi semua serangan itu hanya meyebabkan sejumlah kecil damage.
"Aku tidak bisa memberikan damage besar seperti Taku atau Mami-san, tapi aku akan mencobanya juga!"
Menyemangati diriku sendiri, aku melepaskan sebatang panah dengan efek status buruk disintesiskan ke dalamnya, tapi itu dipantulkan oleh tubuh si gargoyle.
Kalau begini, kami tidak punya pilihan selain mengincar si Pendiri yang memberi perintah pada si gargoyle.
"Taku! Incar si Pendiri! Cek bagaimana reaksinya!"
"Yah, kalau si gargoyle kebal terhadap serangan, kita hanya bisa mengalahkan orang yang mengendalikannya! Ayo, Gantz!"
Taku mengabaikan si gargoyle yang terkunci dalam pertarungan langsung melawan Kei, dan mengincar si Pendiri yang berdiri di belakangnya.
Menyadari hal itu, si Pendiri memberikan perintah baru pada si gargoyle.
"Gargoyle! Lindungi aku!"
"KUOOOON!"
Menjauhkan diri dari Kei yang dihadapinya, gargoyle tersebut melompat dan meluncur dengan sayap batunya untuk menyelinap masuk ke antara Taku dan Gantz.
Musuh biasa hanya akan fokus pada player dengan nilai kebencian tertinggi, tapi gargoyle itu memprioritaskan serangannya dalam prinsip yang berbeda, membuatnya menjadi musuh yang sulit untuk dilawan.
Gargoyle itu berdiri melindungi si Pendiri, menggunakan pertahanan yang tinggi untuk menahan serangan apapun sebelum melakukan hempasan kuat sebagai balasan.
Juga, karena pergerakan gargoyle itu termasuk gesit, dia menghancurkan semua usaha aktivasi Art Taku dan Gantz. Terlebih lagi, sementara dia melindungi dirinya sendiri dari semua serangan fisik yang digunakan untuk melawannya, dia juga berdiri di jalur antara para penyerang jarak jauh dan si Pendiri, melindunginya dengan tubuhnya.
"Bagaimana dengan yang ini? Apakah ini akan membuatmu menyerang kami?!"
Minute, Mami, dan aku membidik si Pendiri yang berada di belakang gargoyle, tapi dia dengan bebas memanipulasi sayap batunya untuk memblokir serangan jarak jauh, tidak membiarkan serangan apapun mengenai si NPC.
Sebagai tambahan, karena gargoyle kini berada jauh dari Kei, dan si Pendiri yang masih berada di belakangnya semakin menjauhkan diri, diperlukan tindakan pengaturan ulang posisi.
"Sial, bagaimana dengan yang ini!"
Pada saat itu, Gantz dengan putus asa melemparkan sesuatu pada si Pendiri, tapi itu diblokir oleh sayap si gargoyle.
Akan tetapi, aksi tersebut menjadi pemicu penemuan mekanisme dalam pertarungan boss kali ini.
·
"Ini tidak berhasil. Tidak peduli apapun yang kita coba, kita tidak bisa mengalahkan gargoyle ini."
Bahkan setelah berulang kali menyerang tubuh batu si gargoyle, dia menahan serangan-serangan itu dan kami tidak dapat memangkas bahkan 10% HPnya. Dia juga memiliki sayap dan dapat bergerak ke sana ke mari dengan bebas, jadi sekalipun aku menciptakan kolam lumpur di lantai dansa, dia dapat dengan mudah keluar dari itu.
Selain itu, kami juga mencoba melakukan banyak hal seperti menjatuhkan lampu gantung untuk menghentikan pergerakannya, serta memeriksa lingkaran sihir dan item di sekitar untuk mencari petunjuk. Akan tetapi, kami tidak bisa menemukan apapun yang mungkin bisa membantu kami mengalahkannya. Dan saat kami hampir kehilangan ide——mataku berhenti padanya.
"…Apa itu?"
Sesuatu menembus sayap batu si gargoyle. Benda itu luar biasa tipis dan terlihat tidak bisa diandalkan, tapi itu menembus sayap sekeras besi tersebut.
"Bukankah itu sebatang jarum…?"
Itu adalah salah satu jarum lempar yang disintesiskan dengan efek status buruk yang kuberikan pada Gantz.
"Apakah serangan menusuk berpengaruh? Tidak, panahku tidak menembusnya, jadi bukan itu. Kalau begitu itu, apa…?"
Menggunakan Sky Eyes semaksimal mungkin, aku mencari-cari cara untuk mengalahkan boss. Dan yang kutemukan adalah——
"…Aku mengerti, efek khusus berdasarkan material yang digunakan pada senjata."
Di antara jarum lempar yang kuberikan pada Gantz, yang kubuat dari besi terjatuh di lantai, tapi jarum lempar emas menembus tubuh batunya.
Kalau dipikir lagi, kami menemukan sejumlah besar senjata yang terbuat dari emas di lantai pertama.
Dan tidak hanya itu, emas juga digunakan untuk tiang-tiang lilin, lampu gantung, dan senjata-senjata yang menghiasi dinding.
"Ayo gunakan ini untuk memastikannya."
Itu adalah panah emas yang ada di antara senjata yang kami temukan di lantai pertama, dan satu-satunya yang tersisa dalam inventory-ku. Kupikir tidak ada gunanya karena tidak praktis, tapi sekarang aku memasangnya pada busurku dan membidik si gargoyle.
"Enchant——Attack, Speed!"
Mengincar tengah-tengah gargoyle yang belum melakukan aksi menghindar sedikit sejauh ini, aku menarik tali busurku.
"——Bow Skill – Arrow Stiching!"
Panah emas yang diperkuat dengan Art itu langsung melesat melintasi aula dansa dan mendekati si gargoyle, yang saat ini sedang terkunci dalam pertempuran melawan Taku.
Merasakan panah emas yang mendekatinya, si gargoyle mengambil tindakan yang tidak dia lakukan sebelumnya dan menjauhkan diri dari Taku dan yang lainnya.
"Dia…menghindari serangan?"
Sementara Taku tercengang saat melihat sikap aneh si gargoyle, aku berteriak.
"Kelemahannya adalah senjata emas! Sama seperti perak bekerja dengan baik melawan undead, senjata emas efektif untuk melawan dia!"
Begitu waktu jeda Art berakhir, aku segera mengincar si gargoyle dan melepaskan anak panah lainnya.
Akan tetapi, bahkan peningkatan hit rate dari tingginya dexterity-ku, anak panahku dihindari si gargoyle, yang dapat terbang dengan bebas di sekitar aula dansa.
"Senjata emas mungkin mengakibatkan damage, tapi harus kena secara langsung, 'kan? Ini tidak akan membantu kita sama sekali kalau dia terbang berkeliling dan menghindari kita!"
Minute terus menembakkan sihirnya setelah mengganti senjatanya menjadi gada yang mewah, tapi itu tidak memberikan damage pada si gargoylw meskipun mengenainya.
Kelihatannya, seperti yang Minute katakan, efek khusus senjata emas itu hanya akan bekerja dengan serangan langsung.
Serangan jarak jauh Minute dan Mami tidak berhasil, dan penyerang garis depat tidak dapat mencapai si gargoyle karena makhluk itu terbang di langit-langit.
"Yun! Incar si Pendiri! Gargoyle itu pasti akan melindunginya, jadi manfaatkan itu!"
"Baik!"
Saat aku mengubah arah panahku dari gargoyle yang sedang terbang di dalam ruangan ke si Pendiri, gargoyle menyadari itu dan memasuki jalur serangan secepat mungkin untuk melindungi si NPC.
Dan saat panah emas tersebut menancap pada tubuh batu si gargoyle, itu mengakibatkan damage tertinggi sejauh ini, meskipun si gargoyle masih memiliki HP lebih dari 90%.
"Baiklah, giliran kita!"
Taku dan Kei mengganti pedangnya menjadi pedang emas dan menebas si gargoyle yang mendarat di tanah, tapi makhluk itu dengan cepat meloloskan diri.
Kami berhasil menemukan cara untuk mengalahkan si boss, tapi itu masih belum cukup.
"Hei, Yun-chan. Apa kau punya alat emas apapun yang bisa kupakai?"
"Alat emas yang bisa digunakan, ya… Maaf, tapi selain panah, aku telah melelehkan semua yang kita dapatkan kemarin dan membentuknya ulang menjadi batangan logam…."
"Kalau begitu, bisa kau tunjukkan padaku batangan logam yang kau punya?"
Meskipun aku penasaran apa yang dia rencanakan dengan itu, aku mengeluarkan sebuah Gold Ingot yang kupunya dalam inventory dan menyerahkannya pada Minute.
Setelah menerimanya, Minute memeriksa ukuran dan beratnya dengan lengannya yang kurus, dan kemudian mengangguk.
"Bisakah kau memberikanku enchant serangan fisik, Yun-chan? Juga, aku akan meminjam batangan emas ini sebentar."
"Eh? Ah, tentu. Enchant——Attack."
Meskipun aku masih bertanya-tanya apa maksudnya itu, aku memberinya cnehant, seperti yang dia minta. Minute kemudian mengganti senjatanya dari gada mewah yang tadinya dia pegang menjadi gada yang kelihatannya berat yang terbuat dari Black Iron.
Dan kemudian, setelah memposisikan dirinya seperti seorang batter (TL : orang yang memukul bola dalam permainan kasti/baseball), dia melemparkan batangan emas berat itu ke udara dan mengayukan gada itu dengan kedua tangannya.
"Hei‼ Apa?!"
Gada yang diayunkan itu dengan mantapnya menangkap Gold Ingot tersebut, mengirimnya terbang menuju si Pendiri berputar-putar karena hambatan udara.
Dan saat si gargoyle berdiri di depan NPC untuk melindunginya, batangan logam itu menancap di perutnya.
"Sebenarnya, bola yang berbentuk bulat adalah yang terbaik, tapi ini juga ada bagusnya. Siapkan aku peluru-pelurunya, Yun-chan!"
"Ah, aku akan melakukannya juga! Ayo lakukan ini!-—--Coin Toss!"
Saat dia berkata begitu, mata Gantz berbinar saat melemparkan barang-barang dia yang pegang pada si Pendiri dengan sentakan pergelangan tangannya.
Benda yang dia lemparkan adalah koin-koin Gold, yang melesat terbang bagaikan shuriken dan menancapi tubuh batu si gargoyle.
Meskipun Mami-san dan aku tercengang oleh pemandangan di mana Gantz dan Minute melemparkan Gold Ingot, uang, dan benda-benda emas lainnya pada lawan, kami segera mengeluarkan benda-benda emas di dalam inventory kami untuk menyediakan amunisi barang lemparan mereka.
Untungnya, ada banyak amunisi karena si Pendiri memiliki koin-koin emas di ruangannya.
Pada akhirnya, tak terhitung banyaknya Gold Ingot dan koin tertancap pada tubuh si gargoyle, menyebabkan dia tertutupi retakan-retakan.
"HIIiiiihh‼ Gargoyle! Lindungi, lindungi akuu!"
Si Pendiri berteriak-teriak kalang-kabut, tapi yah, aku bisa mengerti bahwa mendapati dirimu dilempari Gold Ingot dan koin sepertinya adalah sebuah mimpi buruk, pikirku, Sebatang Gold Ingot yang dilemparkan Minute menancap pada pangkal sayap batu gargoyle, membuatnya pecah dan berjatuhan ke lantai.
Hasilnya, gargoyle dipaksa untuk turun ke tanah karena dia kehilangan kemampuannya untuk terbang, membuat Taku dapat menyerang.
"Nah, ayo!"
"Ya. ——Shiled Bash!"
Saat diserang perisai emas Kei, retakan-retakan pada tubuh gargoyle terus menyebar dan pergerakannya terhenti.
Dan begitu gargoyle terpukul balik, Taku menghunuskan pedangnya.
"——Shock Impact!"
Saat Art tebasan pedang digunakan Taku, lengan kiri gargoyle akhirnya hancur.
"KUOoooON!"
Gargoyle itu mengayunkan lengan kanannya seakan menunjukkan dirinya masih ingin bertarung, tapi kali ini lengan tersebut tertahan oleh pedang Kei, yang menyebabkan pergelangan tangan boss itu hancur karena efek khusus senjata emas tersebut.
"Ini akan mengakhirinya! ——Power Buster!"
Long sword Taku, yang diayunkan dari atas kepala, memangkas HP gargoyle yang tersisa, menyebabkan keseluruhan patung itu hancur.
Dengan demikian, kami akhirnya berhasil mengalahkan patung iblis itu.
"Ahhh, iblis yang kami panggil…"
Si Pendiri bergumam lirih saat dia memandangi patung itu.
"Dengan begini questnya selesai."
Sambil berkata begitu, Taku berbalik dari sisa-sisa si gargoyle. Segera sesudah itu, asap ungu naik dari puing-puing itu.
"Taku! Belakangmu!"
"?‼ Whoa, pertempuran dua tahap?"
Dia berbalik dan mulai melompat ke belakang sambil mengangkat pedangnya lagi.
Apa yang muncul dari asap itu adalah roh mirip iblis yang tembus pandang dengan taring panjang dan cakar.
"Ohh! Keberadaan iblis itu tidak menghilang bahkan setelah wadahnya dihancurkan! Sekarang, pergilah! Bunuh mereka!"
Si Pendiri girang melihat iblis jahat yang muncul kembali dan mencoba memberikannya perintah, tapi si iblis melihat dari balik bahu padanya dan menarik napas dalam-dalam seakan memenuhi rongga dadanya——
"Ghhh, sakiiit! Tidak mungkin, kau….! Aku memanggilmu, tapi kau mengambil jiwaku…?! GAHHH‼"
Sesuatu yang putih, kelihatannya adalah jiwa, menyelinap keluar dari mulut si Pendiri dan dihisap ke dalam mulut si hantu iblis.
Para NPC Pengawal yang roboh di lantai pun jiwa ungu mereka ditarik keluar dari tubuh mereka dan dihisap ke dalam mulut si iblis juga.
Sebagai tambahan, ada jiwa-jiwa ungu kecil yang bermunculan dari bawah lantai, yang mana kemungkinan berasal dari ruang makan di bawah. Jiwa-jiwa ini berlompatan ke dalam mulut si iblis satu demi satu dalam cara yang sama dengan jiwa para pengawal barusan.
"Hei, NPC cacat itu kembali normal."
"Artinya masalahnya adalah si bos kedua."
Gantz menyadari perubahan mendadak dari NPC cacat, tapi mendengar analisis Taku, kami menilai bahwa para NPC yang mati itu bukan lagi ancaman. Dengan demikian, kami mendongak dan fokus pada roh iblis itu.
Setelah menghisap semua iblis-iblis tingkat rendah yang merasuki para pengikut kultus cacat, tubuh semi-transparan roh iblis itu dipenuhi dengan warna yang menyeramkan, menunjukkan bahwa itu semua mengisinya dengan kekuatan——dan kemudian, Devil Geist memandang kami dari atas sambil tersenyum sadis.
"Dia datang!"
Melihat aksi musuh lewat Sense See-Through-ku, aku memperingatkan party. Dengan demikian, semua orang kembali ke senjata mereka semula dan mulai bergerak.
Segera setelah itu, roh iblis itu merentangkan lengannya dan mulai memanipulasi objek-objek yang ada di aula dansa.
Objek seperti wadah lilin emas, pot, lukisan, dan pedang pun naik ke udara sebelum menghujani kami dari atas.
"Gargoyle itu tidak memiliki serangan jarak jauh, tapi yang satu ini menggunakan sihir! ——Sonic Edge!"
Sambil berlarian menghindari objek-objek yang dimanipulasi oleh si roh iblis Taku mengaktifkan Art serangan jarak jauhnya.
Tebasan terbangnya mendekati si iblis, tapi boss tersebut memblokirnya dengan menggunakan objek di sekitar sebagai perisai.
"Dia memblokirnya, tapi objek yang digunakan sebagai perisai pun menghilang setelah diserang!"
Objek-objek yang dihancurkan tebasan Taku berubah menjadi partikel-partikel cahaya sebelum sempat menyentuh tanah dan menghilang. Ini artinya begitu si boss tidak memiliki objek lagi untuk dimanipulasi di dalam ruangan ini, dia akan tidak memiliki apapun untuk melindungi dirinya.
"Aku akan menggunakan sihir area luas untuk membersihkan ruangan ini kalau begitu! ——Down Burst!"
Mami-san, yang tidak bergerak sampai saat ini, melepaskan sihir yang telah dia kumpulkan.
Sebentuk massa udara berhembus turun seakan menghancurkan roh iblis itu dari atas. Sebagai responnya, boss itu menggerakkan semua objek di ruangan, mencoba untuk mencegahnya, yang mana semuanya itu kemudian diserang jatuh ke lantai satu demi satu, menghilang setelah berubah menjadi partikel-partikel cahaya. Akhirnya, si roh iblis itu sendiri terpojok ke tanah.
Tapi, tetap saja tidak satupun dari kami yang berpikir dia sudah dikalahkan.
Kei memposisikan dirinya di depan Mami-san dan mengangkat perisainya untuk melindunginya.
"Yun!"
"Enchant ——Defense, Mind!"
Menanggapi panggilannya, aku meletakkan enchant dua lapis pada Kei.
Dalam sekejap berikutnya, sebuah bola hitam melompat keluar dari ujung jari roh iblis jahat itu mengincar Mami-san yang mengumpulkan banyak kebencian dengan Down Burstnya.
Kei, yang berdiri di jalur serangan, memegangi perisainya di depan dan menangkis serangan itu.
Sebelum bola hitam itu kembali ke si roh jahat, benda itu melompat dan melarikan diri.
Menantikan saat itu, Minute, Gantz, dan aku menyerang bersamaan.
"Element Enchant ——Weapon. ——Magic Bow Skill – Phantom Arrow!"
Aku menghancurkan sebuah batu elemen cahaya dan mengenchat busurku dengan elemen cahaya, kemudian melepaskan sebatang panah perak.
Mengikutinya, lima panah sihir tercipta dari jejak yang ditinggalkan oleh panah perak dan menyerang tubuh si roh iblis.
Kelima panah sihir itu menancap pada kaki tangan boss dari sudut yang berbeda, dan panah perak yang melambat di belakang menancap di dadanya.
"Terima ini——Angel Ring!"
Sebuah cincin bercahaya dilepaskan dari gada yang Minute angkat tinggi-tinggi. Cincin itu menahan tubuh roh iblis yang melayang-layang di udara dan baru saja menerima panahku, memaksanya jatuh ke tanah.
"Ayo, Gantz!"
"Serahkan padaku! ——Multiple Kick!"
Begitu iblis yang terikat itu akan jatuh ke lantai, Gantz menyelipkan diri ke bawahnya dan melancarkan beberapa pukulan berat ke tubuhnya.
Bahkan dari jauh, suara dari serangan-serangannya cukup keras untuk kudengar. Saat serangan itu berulang sampai dua atau tiga kali, iblis yang terikat oleh mantera Angel Ring pun berubah menjadi kantung pasir yang melayang di tengah udara.
"Sekarang, satu combo untuk penghabisan!"
Gantz menghempaskan si roh iblis dengan sebuah roundhouse kick bertenaga. Di tempat dimana iblis itu dikirim, Taku menyilangkan long sword yang dia pegang di kedua tangannya, siap untuk menebas boss itu.
"GAAAAaAaaaa."
 "——Cross Excecution!"
Tebasan-tebasan itu memotong tubuh roh iblis tersebut seperti gunting, membelahnya. Potongan-potongan tubuh yang dilewati Taku, berubah menjadi partikel cahaya dan menghilang.
Kemudian, semacam jiwa putih yang masih tetap ada setelah si boss dikalahkan pun melesat terbang langsung ke mulut NPC Pendiri.
"Fyuuh, lumayan juga untuk boss tahap kedua. Hah, bukankah dia ternyata lemah? Gargoyle barusan lebih kuat daripada ini."
"Tidaktidaktidak, kurasa ini juga sama sulitnya."
Aku menyangkal kuat-kuat gumaman Taku, membuat semua orang tertawa dengan ekspresi tak jelas.
Walaupun memang benar kekuatanya diatur cukup biasa-biasa saja mengingat ini adalah pertarungan boss beruntun, aku masih tidak merasa itu bisa dianggap "lemah". Aku berpikiran begitu, tapi kemudian aku teringat sesuatu.
Oh, benar. Anggota party Taku adalah player-player kelas atas OSO.
Untuk para player sekelas itu, boss sihir sederhana seperti Devil Geist akan lebih mudah daripada gargoyle, yang memerlukanmu untuk menemukan mekanisme khusus untuk mengalahkannya.
"Yah, kelihatannya dengan begini quest ini selesai."
Suara langkah-langkah kaki dapat terdengar di koridor dan pintu pun terbuka ke arah kami.
Dari pintu masuk, NPC Penjaga berpakaian armor mengalir ke dalam aula dansa dan menangkap si Pendiri dan para NPC yang tadinya berubah bentuk.
"Aku adalah komandan dari pasukan penjaga kota ini. Aku ingin berterima kasih atas kerja sama kalian dalam penghancuran Persembunyian Kultus Iblis ini. Meskipun klien kalian secara langsung adalah sang bangsawan, aku ingin sekali lagi berterima kasih karena telah menumpas benih kekacauan yang kami miliki di kota."
Setelah berkata begitu, NPC Komandan Penjaga memberikan perintah pada salah satu NPC Penjaga, yang kemudian memberikan sebuah kantung kulit pada kami masing-masing.
"Ini adalah hadiah dari klien kalian, sang bangsawan, yang dititipkan pada kami. Sekarang, kami permisi dulu. Kami harus membereskan urusan sesudah ini."
Para penjaga menghilang dalam sekejap dan kami membuka kantung-kantung yang diberikan pada kami. Di dalam kantung itu adalah hadiah quest 20 Quest Chip, juga hadiah misterius yang ditandai dengan ???]].
Itu adalah——

Tattoo of Samsara Aksesoris (Berat:1)
Efek Tambahan : HP Recovery Increase (Medium), HP Recovery Restriction Decrease

Ada sebuah stiker perak yang terlihat seperti sebuah bulu malaikat pada kertas keras dan licin.
"Apa ini? Apakah tato dianggap sebagai aksesoris?"
"Heeh, ini seperti stiker. Menarik."
Berkata begitu, Minute segera mencoba memakai item hadiah itu. Karena stiker tersebut adalah aksesoris unik, kelihatannya bisa ditempelkan di mana saja pada tubuhmu.
Itu kelihatannya bisa digunakan berkali-kali, jadi dia mencoba memakainya di pipi, dan di belakang tangan serta di tempat-tempat lain.
"HP Recovery Increase ini sempurna untukku!"
Minute benar-benar senang menerima sebuah aksesoris yang sesuai untuknya, dan dia akhirnya memutuskan untuk menaruh stiker itu di bahunya.
"Bagaimana?"
Dia bertanya, menunjukkan bahunya padaku.
Aku menjawab, "Kurasa itu kelihatan bagus. Meski begitu, rasanya sedikit disayangkan itu tersembunyi di bawah pakaian musim dingin."
"Benar, tapi kalau tidak bisa terlihat artinya tidak seorang pun yang akan tahu aku memilikinya, dan itu memberiku keuntungan dalam PvP," balas Minute.
Setelah itu, kami melihat-lihat sekitar wisma untuk mencari dan mengumpulkan beberapa item lagi, tapi——
"Kelihatannya para NPC Penjaga mengumpulkan semuanya sebagai barang bukti. Tidak ada item yang tersisa di sini!"
"Yah, tidak ada yang bisa dilakukan soal itu. Kalau cara kerjanya seperti ini, maka mengumpulkan item dari sekeliling wisma pastinya adalah salah satu elemen utama dalam quest ini."
Taku tersenyum simpul sambil menepuk pundah Gantz yang memprotes kekurangan item untuk dikumpulkan.
Menyeret Gantz bersama kami sementara dia meratapi item-item yang telah kami lewatkan, kami berkonsultasi satu sama lain tentang bagaimana kami akan membagi item yang telah kami dapatkan selama quest ini.
Item-item itu bisa dijual untuk sejumlah besar uang dan kemudian uangnya akan dibagi di antara kami. Item-item berguna akan disisihkan dan diberikan pada orang yang paling membutuhkannya, dan item yang tidak diperlukan juga akan dijual dan didistribusikan secara merata.
Negoisasi sengit antara Taku dan anggota yang lain tentang item-item yang berguna memakan waktu yang lebih lama daripada pertarungan boss tahap kedua.
Aku tertarik pada beberapa aksesoris yang bisa digunakan sebagai referensi saat aku mengcrafting dengan Sense Engraving. Tapi tetap saja, aku tidak begitu membutuhkannya sampai harus bernegoisasi untuk mendapatkannya tidak peduli apa yang terjadi, jadi aku memilih beberapa aksesoris terkutuk dan serba guna.
"Yun, kau benar-benar tidak masalah dengan ini semua?"
"Yah, semua ini kelihatannya tidak berguna, tapi barang-barang seperti ini kelihatan menarik."
Tetap saja, aku MEMANG berpikir kalau ada yang salah denganku karena mengambil aksesoris-aksesoris terkutuk hanya karena "mereka cukup menarik". Bagaimanapun, dengan begini quest berantai yang dimulai dengan kami yang mengawal seorang bangsawan pun selesai.
Pada akhirnya, kami dapat menyelesaikan quest sebelum batas waktu yang kami tetapkan untuk diri kami sendiri, jadi ini adalah sebuah hasil yang memuaskan.
Kemudian, begitu semuanya selesai, Taku teringat sesuatu.
"Ngomong-ngomong, Yun."
"Ada apa?"
"Bukannya kau bisa menggunakan combo Sky Eyes dan Eart Element Talent untuk meledakkan si Pendiri tanpa membiarkan si gargoyle menghalangi?"
"""——Ah."""
Semua orang, termasuk aku, benar-benar lupa soal itu.
Kenyataan bahwa aku tidak terpikirkan metode serangan ini meskipun aku memilikinya, membuatku merasa sedikit tertekan.