LOG IN
(Author : Rafli Sydyq)

            Hanya tinggal beberapa jam lagi sebelum aku bisa Log In. Saat ini mesin Full Dive milikku masih dalam tahap pengisian ulang. Sampai saat itu, aku terus mengurus dokumen yang telah menumpuk.
Disaat aku akhirnya sampai didokumen terakhir, aku mendapati isi dokumen itu sangatlah merepotkan. Itu adalah laporan penyelidikan mengenai sebuah perusahaan tertentu.
Awalnya tidak pernah ada yang mendengar nama perusahaan itu sampai mereka mengumumkan produk mereka yang langsung membawa dunia menuju kegemparan.
LifeSafer Inc. Sebuah perusahaan yang mengembangkan model game terbaru yang saat ini sedang aku mainkan. Yup, merekalah yang mengembangkan game Another Soul Online.
Dari isi laporan itu, diketahui kalau mereka bukanlah perusahaan biasa. Tampaknya, mereka dibiayai sepenuhnya oleh lebih dari 20 negara besar diseluruh dunia.
Sungguh aneh bagi sebuah negara untuk menginvestasikan anggaran mereka kepada sebuah pengembang game belaka, apalagi ini dibiayai oleh banyak negara sekaligus.
Aku membaca isi laporannya dengan seksama. Semakin banyak aku membaca, semakin tidak tenanglah hatiku.
Setelah membaca keseluruhan isinya, aku segera mematikan tablet ku dan menyudahi pekerjaan untuk hari ini.
Aku segera menggerakkan kursi rodaku menuju kamar mandi untuk membasuh diri. Setelah selesai, aku segera memakai baju yang kurasa nyaman dan merangkak menuju mesin Full Dive.
Setelah mesin sudah menyala, aku segera Log In dan kembali masuk kedalam A.S.O.
...
            Aku kembali bermimpi, kali ini Ibu Rafael sedang membacakan sebuah kisah sebelum tidur, dengan sang kakak ikut berbaring disisnya, Rafael kecil dengan semangat penuh mendengarkan Ibunya yang sedang menatap kepada sebuah buku bergambar.
Buku itu menceritakan tentang kisah seorang Summoner legendaris yang memerintah tujuh Summon Monster terkuat yang sekarang disebut sebagai {7 Heavenly Beast}. Sedangkan sang Summoner itu sendiri mendapatkan julukan {Summoner of Forgotten Paradise}.
Setelah mendapatkan keabadian, dia membentuk tujuh dungeon yang tidak diketahui keberadaannya.
Dia memerintahkan ketujuh Summon Monsternya untuk menjaga masing-masing dari dungeon tersebut. Yang dimana membuat dungeon itu disebut sebagai {Dungeon of Heaven}.
Pada saat cerita hampir berakhir, Rafael sudah mengantuk dan memejamkan matanya untuk tidur. Disaat itulah, aku terbangun.
...
            Mentari pagi bersinar terang menyambut hari baru, burung-burung bernyanyi bersahut-sahutan, dan terdengar suara orang-orang yang telah memulai harinya lebih awal demi melaksanakan pekerjaan mereka.
Sedangkan aku sendiri masih berbaring disebuah ruangan yang terbuat dari kayu. Hanya terdapat sebuah lemari sederhana dan meja apa adanya yang menghiasi ruangan tersebut.
Tepat disampingku ada dia, seorang gadis dengan rambut crimson dan kulit seputih salju. Jika kau mendekat, kau bisa merasakan tubuhnya yang memancarkan aroma semanis madu.
Tidak salah lagi dia adalah Sherina Ara... bukan, sekarang dia bernama Sherina Dragnier. Istriku di dalam game yang biasanya kupanggil Shery.
Melihatnya sedang tertidur tak berdaya, membuatku tersenyum lembut. Dengan perlahan, aku mendekatkan wajahku padanya dan mencium keningnya.
Disaat aku hendak menjauhkan wajahku, aku melihatnya mata Shery telah terbuka dan pipinya mulai memerah.
“Selamat pagi”
“Sela- tunggu, Rafa, apa yang tadi kau lakukan?!”
“Hanya sekedar ciuman selamat pagi, memangnya kenapa?”
Shery memasang muka cemberut dan menatap tajam kearahku. Bersikap seolah tidak memperhatikan, aku segera memasang peralatanku dan menyuruhnya juga ikut bersiap.
Masih cemberut, tanpa berkata apapun Shery melengkapi dirinya sendiri. Setelah itu, kami berdua turun kebawah untuk sarapan.
“Kalian berdua, selamat pagi”
“Selamat pagi”
“Selamat pagi”
Disana, kami sudah disambut oleh seorang gadis dengan rambut dan mata berwarna silver platinum, dia adalah Noel Whitley, NPC sekaligus teman masa kecil dari Sherina.
Disaat kami menghampirinya, disepanjang jalan kami bisa melihat banyak orang baik itu NPC ataupun Pemain sedang tertidur diatas meja atau tersungkur dilantai. Mereka tampak berantakan dan kau juga bisa mencium aroma alkohol dari mereka.
Mengabaikan mereka semua, kami tiba ditempat Noel dan duduk dibangku yang kosong.
Kami lalu mulai memesan makanan dan sarapan bersama. Menu kali ini adalah sup panas dan roti kering, sedangkan minumannya hanya sekedar jus apel biasa untuk kami bertiga.
Disaat aku menanyakan kepada pelayan, dia bilang kalau persediaan makanan dan minuman sedang menipis dikarenakan para Petualang yang berpesta terus menerus semenjak penyerangan terakhir kali.
Dalam hati aku mengutuk para Petualang yang saat ini sedang tidak sadarkan diri yang membuatku tidak bisa menikmati sarapan yang enak untuk mengawali hari.
Meskipun sedikit kesal, aku tetap menghabiskan makananku. Setelah itu, kami bertiga merencanakan tujuan kami selanjutnya.
“Jadi, kemana kita akan pergi selanjutnya?”
“karena kebanyakan penyerangan Makhluk Buas terjadi di wilayah Selatan, kurasa akan lebih baik jika kita menuju tempat dekat dengan Ibukota di Barat, dengan begitu peluang kita terlibat dalam pertempuran seperti terakhir kali menjadi kecil. Juga, kita memerlukan peralatan yang jauh lebih baik”
Mereka berdua mengangguk atas proposalku. Sudah diputuskan kalau tujuan kami selanjutnya adalah menuju ke arah Barat.
Kami segera bersiap-siap. Setelah check out dari penginapan, kami segera membagi tugas. Shery dan Noel pergi berbelanja untuk persediaan, sedangkan aku pergi untuk menyiapkan kereta kuda. Setelah selesai, kami segera berkumpul di dekat gerbang kota.
“Apakah kalian sudah siap?”
“Tentu saja”
“Kami siap berangkat”
Dengan begitu, aku segera memacu kereta kami dan berangkat menuju kota selanjutnya dengan harapan, perjalanan kami akan aman tanpa adanya masalah berarti.