PEGUNUNGAN WYVERN DAN UNICORN
(Translator : Hikari)

Tpat kemarin, aku menyelesaikan praktek kerja sama dengan Raina dan Al, kemudian melaporkannya pada Letia dan Emily-san lewat friend chat.
Setelah kembali ke aktivitas solo lagi, aku menjani quest tipe pengantaran barang yang telah kubiarkan sebelumnya.
Ringkasan dari quest-quest yang telah kueselaikan dengan menggunakan item yang kuambil dari Atelier adalah——

Pengiriman Potion (30)──1 Quest Chip.
Pengiriman High Potion (30)──1 Quest Chip, 20kG.
Pengiriman MP Potion (30)──1 Quest Chip, 20kG.
Pengiriman Penawar Status Buruk (10 untuk setiap jenis)──1 Quest Chip.
Pengiriman Bijih Tembaga (30)──1 Quest Chip.
Pengiriman Bijih Besi (30)──1 Quest Chip.
Pengiriman Herba (30)──1 Quest Chip.
Pengiriman Medicinal Spirit Grass  (30)──1 Quest Chip.
Pengiriman Magical Spirit Grass (30)──1 Quest Chip.
Pengiriman Anak Panah (1 set berisi 30 batang)──1 Quest Chip.

Dengan melakukan pengiriman item, aku dengan cepat mendapatkan 10 Quest Chip.
Masih ada quest pengiriman yang tersisa untuk kulakukan, tapi saat aku melakukan quest pengiriman potion, kertas questnya telah berubah menjadi warna kuning, yang artinya quest itu belum sepenuhnya selesai, jadi aku memutuskan untuk menyelesaikannya terlebih dulu.
Setelah itu aku mengajak Ryui dan Zakuro keluar denganku dan pergi untuk mengantarkan item berikutnya ke NPC Quest lagi, lalu kembali ke papan quest dan mengambil quest potion berikutnya.
Saat aku menyelesaikan semua quest pengiriman potion, aku dipanggil oleh seorang NPC.
"Maaf aku menghentikanmu, tapi apakah kau yang membuat potion-potion ini?"
"Ya, itu benar. Kenapa?"
Berdasarkan situasinya, aku bisa mengira-ngira bahwa percakapan ini mengarah ke quest berikutnya.
"Aku bertugas di toko serba ada kota ini, kau tahu. Obaba si Ahli Obat yang mengirimkan potion pada kami telah jatuh sakit. Karena itulah aku membeli potion dari luar untuk mengkompensasi potion yang dia kirimkan. Tapi kami kini sudah sampai batasnya. Jika memungkinkan, bisakah kau pergi dan melihat apakah kau bisa melakukan sesuatu terhadap kondisi Obaba?"
"Baiklah. Di mana dia?"
"Di sisi Timur kota kau akan menemukan jalur menuju ke utara. Di sana ada sebuah toko obat dengan sebuah kebun kecil. Tolong urus hal itu."
Di saat yang bersamaan dengan selesainya si NPC Quest bicara, aku menerima quest baru bernama Sembuhkan Penyakit Si Ahli Obat.
Quest-quest yang kulakukan sebelumnya mudah diselesaikan, tapi kemungkinan besar untuk menerimanya kau harus memiliki Sense tertentu — dalam kasusku sepertinya adalah Sense Dosing Master.
Jika quest-quest ini ditujukan bagi para perajin, maka Magi-san, Lyly dan Cloude kemungkinan mendapatkannya. Tidak, beberapa kertas quest crafting berwarna merah, jadi pastinya mereka sudah menyelesaikannya.
Sambil memikirkan itu, aku menuju toko obat yang ditentukan bersama dengan Ryui dan Zakuro. Ketika aku mencapainya, aku menemukan sebuah bangunan yang terlihat seperti rumah seorang penyihir daripada sebuah toko obat.
Itu adalah sebuah toko yang menakutkan dengan dinding luar ditutupi dengan tanaman merambat. Tanda tokonya juga hampir ditutupi tanaman tersebut, dan di papan tanda toko tersebut ada sebuah gambar  kuali mendidih yang digunakan untuk melakukan Mxing, tapi warnanya yang luntur karena usia membuatnya simbol toko obat itu malah lebih mirip dengan kuali dari neraka.
"Ku-kurasa di sini."
Aku berdiri di depan toko obat itu dan menampar pipi, memantapkan diri dan membukat pintunya dengan perlahan, tapi…
"Permisi, apa ini toko obat? Aku diminta untuk memeriksa seorang nenek di sini."
"Ada apa? Datang untuk pekerjaan? Aku tidak bisa melakukannya sekarang."
Saat aku menghadap ke sumber suara, aku melihat seorang wanita tua sedang duduk di sebuah kursi.
Nenek yang terlihat goyah ini mencoba untuk berdiri, tapi aku mendekati dengan terburu-buru dan mengarahkannya untuk duduk di kursi lagi.
 "Ada apa ini? Kau di luar dugaan cepat tanggap. Kurasa kau dikirim oleh toko serba ada. Maaf, aku tidak bisa membuat obat apapun dengan tubuh seperti ini!"
"Nenek, memang benar aku datang karena aku diminta untuk memeriksa keadaanmu oleh seseorang dari toko serba ada. Apa kau sakit?"
Berdasarkan nama questnya, kurasa nenek ini menderita semacam penyakit.
Karena itulah aku bertanya begitu.
"Penyakitku menyebabkan kaki tanganku gemetar. Karena itulah berbahaya bagiku untuk berjalan. Aku juga tidak bisa pergi ke luar."
Sambil berkata begitu, dia menjulurkan tangan dan menunjukkannya padaku.
"Kalau gemetar, maka bukankah sebotol Paralysis Antidote Potion bisa menyembuhkannya?"
"Paralysis Antidote Potionhanya bisa meredakan gejalanya. Itu tidak berpengaruh terhadap akar permasalahannya."
Aku menggenggam tangannya yang berkeriput, tapi tidak dapat menahan getarannya dan tanganku pun ikut gemetar.
"Kalau aku sampai membuat kesalahan saat membuat obat dengan tanganku yang gemetar, itu akan berubah menjadi racun. Karena itulah aku tidak membuat obat sama sekali. Pergi dan katakanlah pada orang dari toko serba ada itu begini : kalau kau tidak mau membuatku menjadi seorang pembunuh, jangan minta obat lagi padaku."
"Sebenarnya, aku juga bisa melakukan Mixing. Bisakah aku membantumu menyembuhkan penyakitmu, Nenek?"
Jika penyakit wanita tua ini disembuhkan, semuanya akan terselesaikan. Mendengar kata-kataku, si nenek menggenggam tanganku dengan tangannya yang gemetar satu lagi.
Meskipun tangannya sangat kering, sentuhan nenek di luar dugaan lembut saat dia memeriksa telapak tanganku.
"Hmph. Pria dari toko serba ada itu sepertinya telah mengirimkanku orang yang cukup cakap."
"Artinya…
"Aku akan memintamu untuk mengumpulkan bahannya dan membuat obat untuk menyembuhkan penyakitku."
Dengan demikian, si wanita tua tersebut memberikan isi dari questnya padaku.
"Tiga bahan yang kurincikan ini harus dikumpulkan sebelum malam tiba. Itu adalah Waterfowl Grass】【Swamp Lotus Root dan Crimson Slime Mould. Juga, kesegaran bahan-bahan ini sangatlah penting. Pastikan untuk tidak menggunakan Portal atau semua bahannya akan langsung rusak!"
"Sebelum malam tiba?! Dan aku tidak bisa menggunakan portal?! Tidak ada waktu!"
"Kalau kau punya waktu untuk bicara, sebaiknya kau pergi sekarang juga!"
Begitu aku menerima quest tersebut, aku diusir keluar dari dalam toko.
Informasi sederhana tentang tiga jenis bahan quest ditambahkan pada deskripsi quest.
Setelah membacanya, aku mengerti bahwa semua bahan tersebut berada di lokasi yang memungkinkanku untuk mendapatkannya dengan berjalan kaki, meskipun akan membutuhkan waktu.
"Mau bagaimana lagi. Ayo bergegas dan selesaikan ini untuk membuat nenek sehat. Enchant— Speed!"
Memancarkan cahaya kuning, aku berlari menuju luar kota.
Sambil berlari, aku berencana mendapatkan item quest tersebut.
Waterfowl Grass berada di belakang hutan Kota Kedua, tumbuh di sebuah danau yang sedikit lebih jauh daripada lokasi tempatku dan Lyly melarikan diri waktu itu.
Sejujurnya, aku tidak pernah sampai sejauh itu sebelumnya, jadi aku berniat untuk pergi ke sana sambil mengabaikan musuh, menggunakan efek tambahan armorku, Recognition Inhibiton sepenuhnya.
Yang berikutnya adalah Swamp Lotus's Root. Kelihatannya sekumpulan tanaman itu tumbuh di bagian Barat dari Rawa-Rawa yang ada di Selatan Kota Pertama. Karena itu adalah sebuah tempat yang kudatangi beberapa kali sambil mengumpulkan material, itu seharusnya akan menjadi mudah untuk ditemukan.
Yang terakhir adalah Red Slime, sejenis slime yang kelihatannya tinggal di area gunung yang makanan utamanya adalah besi. Di depan Desa Terbuang di mana material Revival Medicine — Wisteria Peach Petal bisa dikumpulkan, terdapat Pegunungan Wyvern di mana slime tersebut bisa ditemukan.
Karena area tempat item quest dikumpulkan tersebut tersebar di mana-mana, adalah sebuah keharusan untuk mengumpulkan item-item tersebut secara efisien.
Untuk memulai, aku mengincar kumpulan Swamp Lotus' Root di Rawa-Rawa Selatan.
Mengabaikan titik-titik pengumpulan menggiurkan yang biasanya tidak pernah kubiarkan, aku menuju ke koloni Swamp Lotus' Root dan secara sepihak, menggunakan busurku dari jarak jauh untuk menyapu habis Moor Frog yang menguasainya.
Kemudian aku memasuki rawa-rawa. Mengabaikan fakta bahwa aku berlumur lumpur sampai ke pergelangan kaki, aku menarik keluar sebuah Swamp Lotus' Root dari dalamnya saat itu juga.
"Jadi ini yang namanya Swamp Lotus' Root… ini memang terlihat seperti akar dari bunga teratai sebenarnya. Mungkin ini bisa dimakan?"
Ryui dan Zakuro enggan untuk memasuki rawa-rawa, jadi mereka menjauh sementara aku mengumpulkan Swamp Lotus' Root.
"Nah, sebanyak ini seharusnya cukup…uups, aku tidak bisa keluar dari sini."
Aku bisa kehabisan waktu di sini! Mulai merasa tidak sabaran, aku entah bagaimana dapat mengeluarkan kakiku dari rawa-rawa da menju ke tepian selangkah demi selangkah.
Setelah aku keluar dari rawa-rawa, Ryui dan Zakuro tidak akan mendekatiku sampai lumpurnya menghilang seiring dengan waktu.
Tapi tetap saja, aku tidak berhenti dan menunggu itu terjadi. Malahan aku menuju ke Kota Kedua masih dalam keadaan kotor dan basah oleh lumpur.
Aku terus berlari sambil merasakan sensasi tidak nyaman air berlumpur di dalam sepatu botku, tanah dan kelembapan yang menghilang seiring waktu ketika aku mencapai Kota Kedua. Kemudian aku menuju ke hutan di pinggiran Kota Kedua.
Aku mengabaikan Fluff Cloud dan monster lainnya lalu tiba di danau. Tempat itu berukuran cukup luas dan ada beberapa player yang berkumpul di sana.
"Apa ada quest berbeda di sini juga…? Tapi saat ini aku tidak punya waktu untuk memeriksa detail quest tersebut."
Meskipun aku bisa melihat sosok-sosok para player di perahu yang sedang bertarung menghadapi sesuatu di dalam danau, aku harus mencari Waterfowl Grass.
Aku melihat sekeliilng danau dengan menggunakan penglihatan jarak jauh Sky Eyes dan menemukan Waterfowl Grass di perairan dangkal di sisi seberang.
Aku dapat menemukan Waterfowl Grass yang menjadi tujuanku, tapi merepotkan untuk memutari danau begitu saja untuk mendapatkannya.
"Mau bagaimana lagi. Ayo coba temukan yang terdekat."
Setelah mengganti Sense-ku, aku memerintahkan Ryui dan Zakuro untuk menunggu, dan aku menyelam ke dalam danau.
Di sini cukup dalam. Kuharap ada beberapa di dekat sini.
Tempatku melompat bukanlah perairan dangkal, malahan, cukup dalam di sini.
Dan setelah mencari-cari di dasar danau, kutemukan sebuah tanaman air putih kebiruan yang sepertinya adalah Waterfowl Grass.
Oh, bahkan tanpa pergi ke seberang, aku bisa mengumpulkannya.
Aku menyelam dengan kepala lebih dulu ke dasar danau dan mencabut beberapa tanaman air berwarna biru pucat yang tumbuh di sana.
Satu tidak cukup, jadi aku mengambil beberapa Waterfowl Grass yang tumbuh jarang di sekitar. Saat aku melakukannya, Waterfowl Grass telah berhenti terhitung sebagai target quest dan berubah menjadi objek normal. Dengan demikian, pengumpulan material kedua pun selesai.
Ini berakhir lebih cepat daripada kalau aku harus pergi ke sisi seberang danau. Dengan begini, aku mungkin telah menyisihkan waktu tambahan.
Sementara sebagian besar quest berpindah-pindah, aku merasa senang memikirkan bahwa aku mendapatkan tambahan waktu, dan mendongak ke atas permukaan air dari dasar danau.
Saat aku memandang ke atas, aku melihat bagian bawah sebuah perahu yang ada di permukaan. Ada player lain bersama denganku di air, yang terlibat dalam pertarungan sengit melawan seekor monster ikan raksasa.
Hanya untuk sekejap, mataku bertemu dengannya dan kami berdua mengangguk ringan.
Kemudian aku keluar dari dalam air, memunculkan diriku saat itu juga.
Suara dari atas terdengar teredam saat aku mendekati permukaan, dan kemudian langsung berisik begitu aku keluar dari air.
Kebanyakan suara tersebut berasal dari para player di beberapa perahu.
"Hei! Kapten tidak kembali!"
"Jangan menyerah! Dia adalah kapten kita! Orang yang menantang ikan sebesar itu sendirian!"
"T-tapi, heii. Ketiga belas anggota selain Kapten sudah melarikan diri ke perahu. Tamat sudah, mustahil, quest ini gagal."
Sementara para player di perahu yang mengapung di atas danau mulai menyerah——
"OKEEEE‼"
Mengangkat sebatang harpoon dari dalam air, player itu menunjukkan pada semua orang sesuatu yang sepertinya adalah item drop dari seekor ikan raksasa, sebuah sirip ekor raksasa.
Player yang kuanggukkan kepala tadi adalah kapten mereka dan sepertinya mereka dengan luar biasanya telah mengalahkan seekor boss dengan banyak party yang terlibat, dan berhasil dengan aman kembali ke perahu mereka.
Melihat kapten mereka hidup dan penaklukan bos pun selesai, para player di atas perahu berteriak satu sama lain dengan cara yang sama dengan kapten mereka.
Aku keluar dari air dan melihat pemandangan itu dan sekali lagi, mataku bertemu dengan para player yang mengalahkan boss. Kali ini dia menoleh padaku dan——
"OKEEEE!"
"O-okeee?"
Suaraku sedikit pelan karena aku merasa malu, tapi dia tetap mengangguk puas dan kembali pada rekan-rekannya.
"Itu pasti…. Shichifuku, ya."
Player dengan rambut perak pendek yang terlihat cedera oleh angin laut dan memakai kaca mata renang di kepalanya serta sebatang harpoon di tangannya adalah ketua guild OSO's Fishermen's Union, Shichifuku.
Dalam guildnya, dia tidak dipanggil "ketua guild" tapi "kapten". Dia adalah seorang spesialis pertarungan dalam air dan kenalan Taku.
Awalnya adalah sebuah guild berdasarkan hobi bagi orang-orang yang ingin memancing di hari-hari biasa, guild ini perlahan berkembang dan menjadi sebuah guild yang spesialisasinya adalah bertarung di dalam air karena situasi tertentu.
Akan tetapi, OSO Fisherman's Union adalah sebuah guild berukuran sedang dan tidak memiliki cukup player untuk melakukan raid quest.
Saat aku memperhatikan mereka dengan lebih rinci, aku melihat beberapa player di atas perahu yang memakai equipment yang tidak terlihat seperti sesuatu yang akan anggota OSO Fishermen's Union akan gunakan.
Fakta bahwa mereka bersama-sama dengan guild lain artinya adalah mereka menerima sebuah raid quest bersama dengan guild kecil dan menengah lainnya.
Aku teringat dengan yang Letia bicarakan tentang guild-guild kecil dan menengah yang sedang ikut serta bersama-sama dalam quest gabungan dan bergumam sendiri.
Selesai dengan apa yang harus kulakukan di danau, aku meninggalkan hutan untuk mencari item quest terakhir, Red Slime Mould, dan menuju ke jalan utama yang memanjang dari Kota Kedua.
Dan setelah terus berjalan sampai di mana jalan bercabang, aku berhenti di depan sebuah gua.
"Uugh, karena aku tidak bisa menggunakan portal, aku harus melewati tempat ini bagaimanapun juga."
Gua tersebut dipenuhi dengan suara jeritan kapanpun angin berhembus melewatinya—— Horia Cave.
Gua Horia yang dikenal banyak orang adalah sebuah lokasi di mana para monster seperti Skeleton dan Spectre bermunculan.
Akan tetapi, kecuali aku melintasinya, aku tidak akan bisa mencapai Wyvern Mountain yang memiliki Red Slime Mould.
"…..Penanggulangan adalah hal yang penting. Aku tidak akan gagal untuk kedua kalinya."
Memegang Confusion Antidote Potions di kedua tangan untuk berjaga-jaga bila [ara Spectre melancarkan status buruk Confusion padaku, aku memperlengkapi diriku sendiri dengan Spirit Tolerance dan meminta Ryui untuk berjalan di sebelahku, untuk segera menggunakan Purification jika sampai tindakanku menjadi aneh.
"Baiklah, ayo pergi."
Meskipun aku bersuara penuh semangat, aku memasuki gua dengan perlahan — nyaris menyeret diriku sendiri di dalam.
Kemudian setelah berjalan beberapa lama, aku mendengar suara tulang-belulang saling berantukan — aku menoleh ke belakang dan di sana aku melihat beberapa Skeleton muncul mendadak dari belakang dan sesosok Spectre menyelinap menembus dinding.
"Hiiiihhh, ini memang mustahil!"
Dengan kecepatan yang seharusnya mustahil bagi seseorang setakut ini, aku berlari dalam garis lurus melewati gua.
Di tengah-tengah gua, kerangka-kerangka tangan menjulur ke arahku dari dinding-dinding, membuatku menjerit. Kemudian bersama dengan Ryui yang membawa Zakuro, kami entah bagaimana berhasil dengan suksesnya berlari melewati Horia Cave.
·
"Haa, haa… Aku benar-benar payah melewati tempat itu bagaimanapun juga."
Berlari dengan kecepatan penuh, aku keluar dari gua tersebut dan bersandar pada air mancur rusak di dalam Desa Terbengkalai untuk menenangkan pernapasanku.
Aku berulang kali mengambil napas dalam-dalam dan melihat ke arah tujuanku berikutnya.
"Jadi itulah Pegunungan Wyvern di mana Red Slime Mould berada, ya."
Aku sedang melihat jalan yang berbeda dengan yang menuju ke bukit tempat pohon Wisteria Peach berdiri, ke jalur yang menuju ke jalan gunung.
Para musuh yang bermunculan di area itu kuat, monster tipe Wyvern yang sangat besar, tapi mereka tidak akan muncul kecuali kau mendaki gunungnya cukup tinggi. Selain itu, pegunungan juga dipenuhi dengan sejumlah gua-gua alamiah.
"Yah, menurut deskripsi quest, bahkan pintu masuk menuju tingkat gua yang lebih rendah juga memungkinkan untuk mendapatkan Red Slime Mould.
Aku sekali lagi mengatur ulang Sense-ku dan kemudian menuju ke Wyvern Mountain.
Meskipun aku melewati titik-titk pengumpulan dengan keengganan yang amat sangat ketika aku mencari-cari Red Slime Mould.
"Aku tidak menemukan satu pun. Apa aku harus mendaki sedikit lebih tinggi?"
Berkat fakta bahwa monster besar Wyvern tidak muncul di bagian terbawah, aku bisa bergerak maju tanpa bertarung, tapi aku masih belum bisa menemukan item yang kucari.
"Tidak ada satu pun di tingkat bawah. Artinya aku harus mencari di gua-gua dalam gunung."
Aku tidak tahu apa yang ada di dalam gunung itu sendiri, tapi aku tidak bisa melakukan apapun selain mencarinya.
Dan aku melangkah ke dalam pintu masuk gua yang berada di lapisan terbawah gunung.
"…Aku bisa merasakan tatapan seseorang padaku? Meskipun aku tidak bisa melihat siapapun di sini, mungkin itu hanya imajinasiku."
Untuk sesaat, aku merasa sepertinya Sense See-Through-ku bereaksi, tapi saat aku melihat ke sekeliling, aku sama sekali tidak menemukan seorang player pun.
Tidak lama kemudian aku lupa semua itu dan memasuki gua.
Gua alamiah Wyvern Mountains memiliki asal-usul yang fantastis dan diterangi oleh bijih-bijih logam yang memancarkan cahaya, jadi tempat ini sedikit remang-remang. Menggunakan Sense See-Through, aku dengan waspada mencari-cari Red Slime Mould, tapi hanya dapat menemukan satu titik penambangan bijih logam.
Setelah berjalan ke dalam gua selama beberapa saat, aku menyadari.
"…Jadi itu bukan hanya imajinasiku."
Berpura-pura seakan aku mencari item quest bersama Ryui dan Zakuro, aku dengan cepat bergerak maju ke bagian belakang gua.
"Ayo lari! Ryui!"
Dan menyamakan sinyal, aku bergegas jauh ke dalam untuk melarikan diri dari para player yang mengejarku, tapi mengintai di lorong-lorong depanku ada lebih dari satu player dan mereka semua melemparkan benda mirip shuriken padaku.
Untungnya, hanya aku yang terkena serangan serangan tersebut dan damage-nya tidak terlalu tinggi juga.
Saat senjata lempar itu mengenai para monster yang kulewati, para penyerang diincar oleh makhluk-makhluk itu dan malah diserang balik.
Metode melindungi diriku ini tidak begitu menyenangkan bagi orang-orang yang mengejarku.
Dan kemudian, di tempat di mana mereka menggiringku——
"—Tempat apa ini?"
Tempat ke mana mereka menggiringku adalah sebuah ruangan yang sangat besar. Di dinding, terdapat banyak lubang dengan di setiap lubangnya terdapat sebuah lorong di dalamnya. Mengarah ke lorong-lorong itu adalah tangga berbentuk spiral yang menuju ke perancah di bagian paling teratas.
"Di sinilah kau akan menemui ajalmu."
Dikatakan oleh seorang player, seorang pria muda berdiri di pusat ruangan. Aku mengarahkan pandanganku padanya.
Dia memiliki senyum yang tidak membuatnya terlihat seperti orang yang memperdaya orang lain, tapi itu sagat dibuat-buat.
Sebelum aku menyadarinya, para player yang telah mengejarku juga mulai berkumpul secara bersamaan lewat lubang-lubang yang tidak terhitung banyaknya di dinding-dinding ruangan itu.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku, sampai menggiringku ke sini?!"
Aku berteriak emosional sementara dalam pikiranku merancang jalan untuk melarikan diri.
Dikepung oleh sekitar tiga puluh player, aku dapat merangsek ke celah-celah di antara mereka, atau membuat kesempatan saat berbicara.
"Ngomong-ngomong, harus kukatakan bahwa kami akan melakukan PK padamu. Hanya itu."
"Kenapa di tempat seperti ini? Dan untuk apa? Tidak banyak yang bisa kau dapatkan dengan melakukan ini."
Keuntungan yang bisa kau dapatkan dari mem-PK player lain di OSO adalah setengah dari uang player yang di-PK diberikan pada si pelaku PK.
"Yah. Kalau aku harus menjawab pertanyaan itu – kami membutuhkan uang, kau tahu. Karena itulah kami mem-PK orang-orang di sini, di mana para player kuat berkumpul."
"Player-player kuat berkumpul di sini…?"
Aku menjawabnya dengan pertanyaan dan menatap lekat-lekat mata pria muda itu, sementara player lain di sekitarku menyiapkan senjata mereka yang mana sepertinya menandakan bahwa percakapan ini akan segera berakhir.
"Ini adalah lokasi untuk pertarungan melawan bos raid quest Wyvern Subjugation. Banyak party mencari item kunci di dalam gua ini untuk melanjutkan quest dan memanggil boss ke sini menggunakan item-item tersebut."
Pria muda itu, bukan, si player pelaku PK terdiam di sana, menarik keluar senjatanya sendiri – sebilah long sword – dan mengacungkan ujungnya padaku.
"Para player dari raid party yang bepencar akan digiring ke sini satu demi satu dan di-PK oleh kami semua. Sesuai dugaan, para player yang mengambil raid quest itu kuat, tapi berkat hal itu kami mendapatkan banyak uang sekaligus!"
Mabuk oleh rencananya sendiri, para pelaku PK menjadi semakin penuh semangat.
"Aku tidak mengira akan ada seorang player yang cukup bodoh untuk datang ke sini di mana kami menunggu. Kalau kau meninggalkan semua uang yang kau punya, kami akan membiarkanmu pergi – bagaimana?"
Pria muda itu memperlihatkan seulas senyum jelek saat mengajukan tawarannya.
Dan tanggapanku terhadap kebohongan yang sudah jelas itu adalah——
"Jawabanku sudah pasti. ——Tidak akan!"
"Aku mengerti. Kalau begitu—"Kalau begitu, apa?"—Huh?"
Begitu aku mendengar sebuah suara terkejut menyela si pria muda, dia sendiri, begitu pula yang lainnya yang berdiri di sisinya telah ditikam dari belakang dan jatuh ke depan.
Dan bersama dengan distorsi di udara, seorang player memperlihatkan dirinya.
"Apa kalian menikmati PK? Ini menyenangkan, ya 'kan! Melawan para player kuat benar-benar menyenangkan!"
"Kau….gh…"
"F-Flein?!"
Orang yang menikam si pelaku PK muda dari belakang itu adalah ketua guild dari guild pelaku PK Flame Crimson Corps, orang yang disebut sebagai pelaku PK "terburuk" – Flein. Dia menusukkan pedang tipisnya pada punggung si player  yang tumbang dan menginjaknya.
Rekan-rekan si pelaku PK yang tumbang itu tidak dapat mendekat karena Flein terlalu dekat dengannya dan bisa menghabisinya kapan saja.
"Aku juga sangat suka PK. Aku bisa bersenang-senang melawang orang-orang kuat sesukaku! Aku ingin menebas semua orang kuat dan mereka yang menggangguku. Tapi kau tahu, melakukannya tanpa prinsip sedikit pun akan merepotkan. Karena itulah aku telah, kami telah memutuskan untuk membuat peraturan. —Peraturanku tentang PK."
Pada saat yang bersamaan dia menarik pedang yang dihujamkannya dari si pria muda, menjauhkan kaki darinya, kemudian menendangnya di perut melambungkannya ke atas.
"Pertama, bagi player yang sopan, kau mendapatkan persetujuan mereka dulu dan melawan mereka dari depan. Kedua, kalau kau ingin membunuh seseorang, jangan memprotes kalau kau sendiri yang malah terbunuh. Dan semua orang yang menyebabkan masalah akan ditebas oleh kami.
Pria muda yang ditendang menjauh itu menabrak dinding gua dengan sangat kuat. Benturan yang didapatkannya tersebut hanya mungkin bagi mereka yang memiliki Sense yang terbatas untuk PvP. Setelah menerima damage karena menabrak dinding, si pelaku PK tersebut jatuh dan ambruk.
Kemudian, di saat yang bersamaan dengan Flein yang memberikan sinyal ke lubang-lubang yang ada di dinding, anggota Flame Prison Corps bermunculan di belakang pelaku PK yang sedang mengintai dan lokasinya dengan cepat berubah menjadi sebuah medan pertempuran antar pelaku PK.
Melihat pertempuran antara pelaku PK terjadi begitu saja, aku merasa ketinggalan alur peristiwanya dan berdiri di tempat dengan kebingungan, tapi setelah bajuku ditarik oleh Ryui, aku pun sadar kembali.
Menyadari bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk kabur, aku berlari lurus ke arah lubang terdekat.
"Hei, tunggu!"
"Heeei, berani juga kau mengalihkan perhatianmu dari kami di saat seperti ini. —— Killing Edge!"
"Guahh?!"
Salah satu pelaku PK dari pihak penyergap, melompat untuk menghentikanku, tapi seorang player laki-laki menebasnya dari belakang.
"Jadi kau ada di sini juga ya, Tobias!"
"Yō, lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?"
Wakil ketua guild Flame Prison Corps, Tobias juga memperlihatkan dirinya.
Di masa lalu, aku tidak akan pernah berpikir bahwa Tobias, seorang pelaku PK yang menyerangku di hutan sebelumnya, akan menyelamatkanku.
Mengingat kembali apa yang terjadi waktu itu, aku tidak berterima kasih padanya dengan benar. Saat aku berhenti di tempat untuk sesaat, sebuah cahaya kuning muncul di ruangan gua.
Sumber cahaya itu berada di dalam tangan si pria muda yang Flein tendang.
Kelihatannya dia menggunakan semacam item saat cahaya kuning itu melayang naik ke langit-langit gua.
"Ahahaha! Tolol! Aku tidak akan membiarkanmu mem-PK-ku! Bahkan guild PK Flame Prison Corps yang khusus dalam PVP tidak akan bisa mengalahkan seorang boss raid quest."
"Orang ini, bersiap untuk bunuh diri,  dia memanggil boss quest sialan! Dia datang, Flein!"
Cemas dengan langit-langit yang bersinar cahaya kuning, Tobias berteriak pada Flein.
Flein menebas pelaku PK lainnya, kemudian dengan senangnya mendongak ke langit-langit dengan senyum miring.
"Bagus! Bukan hanya pelaku PK, tapi boss quest untuk dikalahkan juga! Tidak disangka kita akan mendapatkan dua santapan nikmat sekaligus! Semuanya! Pastikan bahwa si calon kadal menyebalkan itu tidak memakan mangsa kita! Dan kita akan menyeret turun si calon kadal itu juga!"
Mendengar tentang boss raid quest, aku teringat bahwa boss ini memerlukan beberapa party untuk mengalahkannya dan ekspresiku pun menjadi kaku.
Tepat di arah yang kupandang, aku melihat sesosok organism dengan tubuh reptile dan sayap mirip kelelawar, menempel pada dinding dengan cakar-cakarnya menatap kami di bawah.
"Seekor Wyvern dan seekor boss subspecies quest juga."
Wyvern yang kulihat dengan Sense Sky Eyes-ku sama sekali berbeda dengan yang muncul di Wyvern Mountains. Dia adalah boss kelas raid quest.
Ukurannya saja lebih dari dua kali ukuran Wyvern normal. Kuku=kuku dan taringnya sama-sama lebih panjang dan tajam. Tubuhnya berwarna cokelat kelabu. Belum lagi, dia memiliki mata semerah darah dan liur yang menetes dari mulutnya itu terlihat seperti cairan asam yang kuat. Dia terlihat begitu buas.
"Sial, bukan waktunya memandangi makhluk itu dengan santai. Aku harus cepat-cepat lari—Nwahhh?!"
Aku melarikan diri ke lubang terdekat, tapi seakan mengikutiku, sub-spesies Wyvern itu telah menghembuskan napas api padaku.
"Ini gawat, benar-benar gawat! Ryui, Zakuro! Ke lorong samping!"
Aku melarikan diri dari napas api yang menghambur membakar bagian dalam gua dan di saat yang sama dengan Ryui dan Zakuro, kami melompat ke lorong samping, sementara Ryui membuat sebuah dinding pelindung sederhana dari air.
Perisai air itu dibuat untuk sesaat dan cukup menahan napas api tersebut, tapi tidak bisa menghentikan kekuatan serangan setinggi itu untuk waktu yang lama.
"—— Clay Shield!"
Aku mengeluarkan sejumlah besar Magic Gem dari dalam inventory-ku dan mengaktifkan semuanya sekaligus untuk menutup sementara waktu pintu masuk ke lorong dengan berlapis-lapis dinding tanah.
Beberapa napas api itu muncul dari celah-celah dinding dan seluruh dinding tanahnya pun retak, membuatku berkeringat dingin.
Berpikir bahwa ini mungkin akan benar-benar berbahaya kalau terus seperti ini, aku lanjut ke bagian belakang lorong sejauh mungkin dari dinding tanah tersebut.
Setelah beberapa puluh detik, api berhenti muncul dari celah dinding tanah itu dan raungan yang berasal dari sisi lain dinding telah berhenti. Sebuah keheningan pun muncul.
"…Sudah selesai?"
Tenagaku menghilang dan aku pun terduduk sambil bersandar pada dinding.
Jalan kecil yang kami lompati untungnya membuat kami dapat melanjutkan lebih jauh jadi tidak perlu kembali melintasi lorong yang dilewati napas api, tapi aku masih cemas berjalan tanpa arah tidak mengetahui di mana pintu keluarnya.
"Haa, tidak ada pilihan selain melanjutkan. Ryui, Zakuro, ada apa?"
Ryui dan Zakuro yang tadinya merapat ke sampingku mendadak berjalan lebih jauh ke dalam sisi lorong.
Saat aku mengangkat tubuhku dengan berat dan menyusul mereka, aku melihat Ryui mencoba menggerakkan sebuah batu besar dengan kepalanya dan Zakuro mencoba membantu dengan menggali sebuah lubang di bawahnya dengan kaki depan.
"Apa ada sesuatu di situ? Serahkan padaku. Enchant ——Attack."
Aku menyuruh Ryui dan Zakuro menjauh, kemudian berdiri di depan batu besar itu dan mengangkat batu yang kelihatannya berat itu dengan enchant attack terpasang padaku.
"Satu, dua—woah, ringan sekali?!"
Akibat mengangkat mati-matian batu yang lebih ringan daripada perkiraanku, aku pun terjatuh pada bokongku dan menjatuhkan batu tersebut ke kaki.
"Oww, ini gawat. Batunya hancur…hihh?! Menjijikkan!"
Saat aku mencoba untuk membalik batu tersebut, aku malah menyentuh cairan kental merah yang perlahan mengalir keluar dan menarik tanganku menjauh untuk sesaat.
Saat itulah aku menerima informasi dari reaksi Sense See-Through-ku dan mengerti bahwa itu adalah Red Slime Mould yang kucari-cari.
Aku tidak mau menyentuhnya, tapi aku harus melakukannya untuk mendapatkannya. Aku menyentuhnya dengan telunjukku sebelum cairan merah yang muncul dari retakan batu itu meloloskan diri ke tanah.
"Oh, aku mengerti."
Saat aku memastikan Red Slime Mould yang ada dalam daftar item quest berada di inventoryku, aku melihat sebuah ikon sebuah botol berisi cairan merah. Aku mengeluarkannya dan entah bagaimana mendapatkan Red Slime Mould dalam versi botol.
Tidak ada untungnya memikirkan kapan itu dibotolkan. Aku hanya memandang ke kejauhan sambil berpikir "ini benar-benar sebuah fantasi".
"Kenapa aku baru menemukannya sekarang?"
Kalau aku menemukan Red Slime Mould sebelum bertemu pelaku PK, aku tidak akan terlihat dalam semua masalah ini, pikirku dan menghela napas.
"Tapi aku tidak bisa menyerah begitu saja di tengah-tengah quest. Nenek itu sedang menunggu. Tidak boleh kalah di sini."
Aku menampar pipiku sekali dan menatapi lorong gua yang mengarah lurus.
Ayo cepat lanjutkan, kita harus menuju ke pintu keluarnya.
Dari waktu ke waktu ketika kami mendengar suara pedang berbenturan, Ryui dan Zakuro akan pergi lebih dulu untuk mengintai. Berkat hal itu, kami melanjutkan perjalanan dengan menghindari orang-orang.
Selain itu, kami melanjutkan sambil selalu mengambil lorong sebelah kiri di dinding. Itu adalah metode yang lebih pasti daripada pergi berdasarkan intuisi.
Di pertengahan jalan, kami bertemu monster yang muncul di dalam gua, jadi kami mengalahkan mereka dengan serangan kejutan atau melewati mereka, dan kemudian dengan perlahan terus melanjutkan perjalanan.
Sementara waktu terus berlalu, kami mengincar pintu keluar.
Dan kemudian——
·
Setelah terus berjalan di dalam lorong bercabang gua, aku kembali ke pintu masuk.
Saat aku melihat dari lokasi yang sediki lebih tinggi, cahaya matahari mulai tenggelam di barat. Karena aku berjalan di dalam gua yang tertutup untuk waktu yang lama, aku tercengang dengan ruang terbuka yang mendadak ini.
"…Kita akhirnya keluar, ya."
Aku bergumam pelan dan menghela napas. Ryui dan Zakuro yang berjalan di sisiku sampai saat ini merapatkan tubuh ke bawah tanganku, jadi aku mengelus mereka tanpa sadar. Dan Zakuro yang sedang berada di atas Ryui pun datang ke bahuku dan mulai menjilati pipiku dengan sangat bersemangat.
"A-apa ini, Zakuro? Hentikan, kubilang hentikan."
Saat aku memegangi Zakuro dengan kedua tanganku dan mengangkatnya untuk menghentikannya menjilati pipiku, dia sepertinya bertanya "merasa lebih baik?" jadi aku memeluknya di dadaku, berpikir dia sangat imut.
Saat itulah—arah pandanganku tertuju ke bawah.
"Huh? Kenapa aku duduk? Kenapa aku begitu lemas?"
Aku menaruh tangan kiriku di wajah dan menghela napas dalam-dalam lagi, tapi tidak dapat menemukan tenaga sedikit pun di kakiku.
Aku telah diserang oleh sekumpulan pelaku PK, menyaksikan pertarungan membingungkan antara mereka dan Flame Prison Corps, kemudian bersusah payah kabur dari serangan boss raid quest hanya untuk berkeliaran di bagian dalam Wyvern Mountain untuk waktu yang lama.
Merasa lega dengan fakta bahwa aku dapat keluar dari gua, sepertinya rasa tegangku pun lenyap.
Walaupun aku harus mengirimkan item quest Red Slime Mould ke si nenek ahli obat, aku tidak bisa memaksakan diriku untuk bergerak.
"——Kelihatannya kau keluar dengan aman dari gua itu."
Saat itulah aku mendengar sebuah suara muncul dari belakang dan berbalik secara refleks. Di sana, pada batu yang mencuat di atas gua, Flein sedang menatapku.
"…Flein."
"Karena kau lama sekali tidak keluar setelah kabur, kupikir kau sudah mati dan kembali ke kota, tapi ternyata kau gigih."
Hup, dia berkata dengan enteng dan melompat turun dari pintu gua dan mendarat di sebelahku.
"Aku tidak menyangka orang itu akan memanggil seekor bos ke sana. Meski begitu, pada akhirnya kami berhasil memburu semua pelaku PK sebelum dia datang dan aku sendiri pun menebas boss raid quest yang nikmat itu. Aku benar-benar puas sekarang."
"Flein, kenapa kau ada di sana? Tidak mungkin itu kebetulan."
Melihatku memelototinya dan Ryui yang berdiri di depanku seakan melindungiku, Flein tertawa.
"Alasan mereka melakukan PK adalah—pria itu mengatakannya sendiri 'kan? Mendapatkan uang, begitulah."
"…Apa maksudmu?"
Sementara aku berekspresi kebingungan, Flein dengan senang mengungkapkan kisahnya.
"Saat ini di Kota Pertama ada judi kasino. Kalau kau menang, kau mendapat sejumlah besar Quest Chip. Para pelaku PK ini mengumpulkan dana untuk kasino itu."
"Kalau begitu…aku diincar oleh mereka karena alasan itu, ya."
Dia mengatakan itu dengan senyuman menawan, tapi mendengar kebenaran tersebut, aku menaruh kedua tanganku di tanah, tercengang.
"Mereka tanpa pandang bulu menyerang player biasa, kau tahu. Untuk lanjut melakukan PK seperti biasa, kami harus memburu mereka sepenuhnya."
Sepertiya sifat anjing gila Flein dari waktu itu ketika tidak ada sistem perburuan berhadiah sama sekali tidak berubah.
"Saat kami memikirkan bagaimana caranya mengumpulkan para pelaku PK yang berpencar di sekitar gua dan mengalahkan mereka sekaligus, tiba-tiba kau pergi ke dalam gua sendirian saja dan diarahkan ke ruangan itu yang membuat kami dapat mengalahkan mereka dalam satu sapuan. Kami berterima kasih padamu."
"Aku tidak mau diberi ucapan terima kasih untuk hal semacam itu padahal…."
Aku memerosotkan bahuku dengan kesal, kemudian mendongak melihat Flein lagi.
"Heei, Flein-san! Sudah waktunya kita mundur!"
"Tobias memanggil, ya. Aku akan mencari mangsa lainnya. Pergi dan berkelilinglah, kemudian bawa mereka pada kami lebih banyak! Kami akan melahap semuanya."
Aku tidak ingin lebih banyak masalah mendatangiku! Aku memprotes dalam hati tapi tidak mengucapkannya secara terang-terangan karena aku bisa membayangkan dia mendengus padaku, jadi aku hanya menatap kepergian Flein, Tobias, dan anggota lainnya dari Flame Prison Corps sambil duduk.
Karena membutuhkan waktu ekstra untuk meloloskan diri dari gua, hari pun hampir berakhir.
Akhirnya dapat berdiri, aku menuruni Wyvern Mountains dan menuju ke Kota Pertama.
Akan tetapi, matahari tenggelam semakin cepat, lebih cepat dibandingkan kecepatanku berlari dengan enchant speed. Setelah turun dari gunung, aku berhenti di air mancur terbengkalai.
"Haha, ahaha…. Pada akhirnya, questnya gagal, ya. Sayang sekali."
Aku memandangi langit yang memerah. Meskipun ini hanya game, aku merasa sedikit frustrasi setelah melakukan semua pekerjaan ini begitu serius.
"Aku penasaran, apakah aku membuat nenek pembuat obat itu berharap banyak? Ah apa-apaan sih, dia hanya seorang NPC jadi kurasa tidak."
Aku menertawakan diriku sendiri mendengar kata-kata yang kugumamkan.
Aku tidak bisa bermain cerdas seperti Taku. Aku tidak bisa bertarung sekeren Myu. Aku tidak bisa menangani banyak hal sebaik Sei-nee.
Yang bisa kulakukan hanyalah tidak menyerah, bahkan saat aku melakukan berbagai hal dengan cara yang kasar dan tidak keren.
Dengan cara seperti itu aku mendapatkan kesempatan menang, atau bantuan dari salah satu kenalanku.
Akan tetapi, baru kali ini——
"Haa, aku tidak ingin menyerah tapi kali ini aku tidak bisa melakukan apapun."
Kali ini aku tidak bisa tepat waktu tidak peduli seberapa cepatnya aku berlari.
"Ya ampun, benar-benar menggelikan. Pantas saja aku mendapat julukan konyol seperti Nanny karena aku terlihat semenyedihkan ini."
Aku bergumam mengejek diriku sendiri dan duduk di pinggir air mancur menyaksikan matahari menghilang di balik gunung.
Ini berjalan dengan baik sampai saat pada akhirnya aku membuang-buang waktu ketika menarik perhatian sekumpulan pelaku PK. Terlebih lagi, aku menjadi lemas dan duduk setelah keluar gua, membuang lebih banyak waktu.
Dan setelah sampai sejauh ini, aku menyerah.
"Haa, aku benar-benar menyedihkan. Ah…."
Begitu aku bergumam demikian, Zakuro kabur dari lenganku dan—air diguyurkan ke kepalaku.
Aku mengangkat kepala untuk melihat apa yang telah terjadi, dan melihat Ryui menyundulku sambil mendengus kasar.
"A-apa yang kau…"
Aku ingin menanyakan kenapa dia melakukan itu, tapi dia tidak membiarkanku saat dia menuangkan air lagi dari atas kepalaku.
"H-hei, tunggu! Apa kau marah?! Kenapa?!"
Seember air lainnya diguyurkan padaku.
Aku melumuri diriku sendiri dengan lumpur, menyelam ke dalam danau dan pada akhir hari diguyur oleh Ryui.
Sambil memikirkan itu dan mengangkat rambutku yang tergerai basah kuyup oleh air untuk menatap Ryui, penampilannya mulai berubah.
Cahaya kuat memancar dari tubuhnya, begitu menyilaukan sampai aku tidak bisa tetap membuka mataku.
Garis luar tubuhnya yang nyaris terlihat dalam cahaya tersebut perlahan berubah dan ketika cahaya itu mereda, berdirilah Ryui versi dewasa dengan tanduk luar biasa di kepalanya.

——Monster jinak telah beralih dari Young Beast menjadi Adult Beast. Batasan kemampuan Young Beast telah dilepaskan.
——Akibat pertumbuhan ini, kau mendapatkan EX Skill Young Beast Form dan Adult Beast Form. Saat Adult Beast menggunakan wujud Young Beast, biaya pemanggilan berkurang sebagai ganti pembatasan kemampuannya.

Menerima dua informasi ini pada saat yang sama, aku menatap Ryui wujud dewasa.
Setelah bertumbuh menjadi unicorn yang luar biasa, Ryui mengeluskan lehernya pada wajahku dengan cara yang sama dengan saat sebagai young beast.
Zakuro, terkejut dengan perubahan tiba-tiba itu, melompat ke dadaku yang basah kuyup.
"Hahaha…. Kau bertambah besar di saat seperti ini, seperti dalam adegan manga."
Kemudian, Ryui dewasa menyamakan tingginya denganku dan menunjuk pada punggungnya dengan kepalanya.
"Naik, maksudmu? Apa kita bisa tepat waktu kalau kau lari dengan kecepatan tinggi? Aku sudah menyerah untuk mengantarkan materialnya pada si nenek ahli obat, tapi kau benar-benar Spartan."
Meski berkata begitu, aku memperbaiki posisi Zakuro di lenganku dan duduk di punggung Ryui.
Tidak ada sadel maupun tali kekang. Tidak memiliki pengalaman berkuda sama sekali, aku menaiki Ryui dengan mengandalkan apa yang pernah kulihat di TV.
Berpegangan pada leher Ryui, aku menjepit torsonya di antara kakiku.
Saat aku merasakan kelembutan surainya yang tidak berubah meski dalam wujud dewasa. Ryui kemudian bangkit dengan kaki belakangnya dan pandanganku langsung naik saat itu juga.
"Ini sedikit menakutkan."
Dengan gumamanku sebagai sinyal, Ryui mulai berlari.
Tubuhku mendadak tertarik ke belakang dan aku merasakan angin menekanku, membuatku merasa seakan sedang berada di atas sebuah roller coaster yang mendadak berakselerasi daripada sedang menunggangi kuda. Karena dia mendadak mulai cepat-cepat berlari, aku memeluk kuat-kuat leher Ryui dan menjepit tubuhnya dengan kakiku lebih erat.
Meskipun aku tidak dapat melihat sekeliling, kami meninggalkan Desa Terbengkalai dan mendekati pintu masuk Horia Cave.
"UWAaaaaah!"

Kami menyerbu ke dalam gua yang penuh dengan monster undead seperti Skeleton dan Spectre tanpa menurunkan kecepatan kami.
Sebagai tambahan perpaduan antara mesin rodeo dan roller coaster, situasinya menambahkan elemen horror sebagai latarnya. Dengan semua itu, aku hanya bisa menjerit menyedihkan.
"Kita akan lewat situ?! Itu rute terpendek, tapi ada hantu di sana!"
Saat kami melintas, sesosok Spectre yang muncul di sampingku saat aku melihatnya tapi langsung menghilang. Kemudian para Skeleton menjulurkan tangan pada kami satu demi satu tapi semuanya ditepis. Sementara itu jeritanku tidak berhenti.
"Ryui! Berhenti! BERHENTI! Jangan menyerbu ke sana!"
Begitu banyak Spectre sedang menghalangi jalan kami.
Tanpa ada cara untuk menghindari Spectre, Ryui semakin cepat dan menuju ke arah mereka ——dia melepaskan Puricification.
"…Ryui?"
Bersama dengan dinding putih bersih, Spectre di hadapan kami sosoknya berubah menjadi partikel-partikel cahaya dan terbawa hembusan angin, membuka jalan bagi kami.
Kemampuan Ryui dewasa bertumbuh secara drastis dan dia terus berlari sambil memancarkan rasa bangga.
Saat Skeleton bangkit berdiri, mereka terhempas dan menabrak Skeleton lain saling bertindihan, terlihat seperti bowling.
Dan dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada saat dia menyerbu lawan, Ryui bergegas melewati Horia Cavedan kemudian melompat keluar dari pintu masuk.
"HAaa?! ——‼"
Aku merasa seakan kami melayang karena lompatan yang besar sekali.
Aku berpegangan pada Ryui untuk menahan guncangan akibat mendarat.
Dan kemudian dia lanjut berlari di jalan utama, langsung melewati Kota Kedua dan menuju ke Kota Pertama.
Begitu sedikit terbiasa menunggangi Ryui, aku mengangkat kepala dan memeriksa posisi matahari. Matahari sudah terbenam di balik sisi lain kota.
"Kalau seperti ini, kita tidak akan tepat waktu untuk quest. Lebih cepat dari ini akan tidak bagus untuk jantungku, tapi ayo menangkan ini sampai akhir! Enchant ——Speed!"
Aku semakin meningkatkan kecepatan kami dengan enchant yang ditujukan pada Ryui dan angin yang melewati telingaku mulai terdengar melolong.
Kami melewati samping Blade Lizard, melompat tubuh besar Big Boar dan begitu mencapai padang rumput, kami menginjak beberapa monster kecil seperti Slime dan Herbivorous.
Tepat sebelum bergegas masuk ke dalam Kota Pertama, sebuah kabut membungkus tubuh kami.
Kalau seperti ini, kami akan menabrak orang banyak, pikirku, tapi tidak seorang pun yang terganggu oleh Ryui yang melintas dengan kecepatan tinggi.
Ini seakan-akan tidak ada satu pun yang melihat Ryui dan aku serta Zakuro yang sedang menungganginya…tidak, dia pasti telah menggunakan semacam skill saat dia melewati orang-orang satu demi satu seperti hantu.
Jadi inilah kemampuan asli Ryui yang tertahan oleh batasan sampai saat ini. Sementara aku berpikir begitu, kami melewati banyak orang dan akhirnya tiba di depan toko obat.
Kelelahan setelah berpegangan pada Ryui sepanjang waktu, aku menggelincir turun ke tanah.
"Makasih, Ryui."
Setelah menunggang kuda untuk pertama kalinya, aku mencoba untuk berdiri dengan kakiku yang gemetaran untuk mengelus Ryui, tapi aku malah hampir disundul oleh tanduknya yang luar biasa itu.
Dia kelihatan seperti berkata "tidak masalah, cepat pergilah", jadi aku dengan patuh menuju ke toko obat tersebut.
"…Aku mengumpulkan semua…materialnya."
Meskipun terhuyung-huyung ketika berjalan masuk, aku melangkah ke depan si nenek dan menyodorkan item quest padanya.
"Hmph. Kau nyaris tidak tepat waktu. Tapi ya sudahlah, kelihatannya kau memang punya kemampuan. Baiklah kalau begitu, aku memintamu untuk membuatkanku obat khusus dengan menggunakan material tersebut."
Ditarik oleh tangan gemetar si nenek ahli obat itu, aku diseret ke dalam bengkel kerja miliknya yang ada di belakang toko.
Kemudian, aku berdiri di samping si Nenek dan sambil mendengarkan kata-katanya tentang bagaimana memproses tiga jenis material itu, aku membuat obatnya.
Mengumpulkan materialnya adalah hal yang sulit, tapi membuat obatnya cukup mudah dibandingkan itu.
Metode terinci mengenai memproses dan mencampurnya mirip dengan yang kugunakan untuk Mixing dan Cooking, jadi aku dapat membuatnya dengan cukup baik.
Dan akhirnya, aku menaruh obat yang sudah selesai di depan si nenek ahli obat.
"Kerja bagus. Mengingat ini adalah kali pertamanya kau membuat ini. Aku akan menggunakannya."
Si Nenek meneguk cairan obat yang masih suam-suam kuku itu. Sepertinya itu cukup pahit.
Dia menutup matanya dan terdiam seakan sedang menunggu sesuatu.
Saat dia melakukannya, tangan dan bahunya yang samar-samar gemetar perlahan berhenti berguncang.
"Sepertinya obatnya berhasil. Berkat dirimu aku masih bisa tetap aktif sebagai seorang ahli obat."
Menyunggingkan seulas cengiran di wajahnya yang berkeriput, si Nenek mengulas sebuah senyuman yang lebih memberikan kesan menyinggung daripada kebaikan hati.
Dan dia lanjut bicara.
"Aku akan meneruskan pengetahuanku sebagai seorang ahli obat padamu, jadi datanglah kapan saja kau mau. Juga, panggil aku Obaba. Semua orang yang dekat denganku memanggilku begitu."
Bersama dengan kata-kata tersebut, si nenek, atau tepatnya, Obaba, meninggalkan ruang kerja Mixing dan duduk di kursi konter toko. Dengan demikian, quest ini selesai.

——Quest Sembuhkan Penyakit si Ahli Obat telah selesai.

Hadiah untuk menyelesaikan quest ini, 4 Quest Chip dan 50kG, termasuk tinggi, tapi setelah diserang oleh para pelaku PK aku merasa ini tidak cukup.
Akan tetapi, aku tidak mengatakan apapun soal itu saat meninggalkan toko obat dan——
"…Ryui."
Melihat Ryui menunggu di depan toko obat bersama dengan Zakuro yang tidak lagi menaiki punggung Ryui, aku akhirnya bisa menyunggingkan senyuman santai.
"Terima kasih. Aku dapat menyelesaikan quest berkat dirimu dan menyembuhkan penyakit nenek. Benar-benar terima kasih."
Saat aku mengelus leher Ryui, dia menyipitkan mata dengan nyaman.
Sementara itu, aku mendapat sebuah quest baru untuk mempelajari resep Mixing dari nenek ahli obat, tapi untuk saat ini aku ingin kembali ke Atelier dan menghabiskan waktu untuk bersantai dengan Ryui dan Zakuro.