SESUATU YANG MENGINTAI DALAM OASIS
(Translator : Dhien Sei)

Sesuatu yang muncul di dalam oasis memiliki panjang 10 meter, sosok itu memiliki beberapa tentakel yang bergoyang di sekitarnya dengan batu sihir bersinar kemerahan yang bersinar di dalamnya. Seekor Slime... itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkannya.
Akan tetapi, ukurannya tidaklah normal. DB(Demonic Beast) bertype Slime biasanya ukuran terpanjang yang dimilikinya hanyalah satu meter. Terlebih, tidak ada seorangpun yang dapat memanipulasi air sekitar. Yang mungkin hanyalah memanipulasi tentakel yang merupakan bagian tubuhnya.
"Apa… apa-apaan DB itu? Apa itu seekor… Vachram?"
Randzi bergumam sambil terkejut melongo. Vachram sendiri adalah salah satu DB jenis slime di dunianini.
"Yahh, aku tak peduli apapun dia. Pada akhirnya, bukankah makhluk ini yang mengotori Oasis? Jadi sepertinya dia memiliki sihir tertentunyang mengeluarkan racun."
"… Yang kau pikirkan seharusnya benar. Tapi, apa Hajime-dono dapat mengalahkannya?"
Selagi Hajime dan Randzi berbincang, Vachram Oasis itu masih menyerang dengan marah menggunakan tentakelnya. Yue dan Tio sedang berurusan dengan tentakel-tentakelnya dengan sihir es dan api secara berurutan. Hajime juga tak tinggal diam dengan menggunakan Donner-Schlagnya dan dia mengincar batu sihir merah yang seperti pusatnya, dia tidak dapat mengenainya dengan mudah karena batu sihir itu bergerak-gerak di sekitar tubuh seolah memiliki kemauan sendiri.
Melihat artifuck Hajime dan sihir dari Yue dan Tio, Randzi sudah menyerah untuk terkejut lagi dan mengabaikannya yang membuatnya dapat menanyai Hajime dengan tenang.
"Nn~… yah, tak perlu khawatir. Aki telah menangkapnya sekarang."
Sambil menjawab pertanyaan Randzi dengan santai, Hajime meletakkan Schlag ke sarungnya dengan santai dan menggunakan kedua tangannya untuk mempersiapkan Donner sambil menyipitkan matanya yang lalu mengincar batu sihir yang bergerak. Lengan kanannya dia luruskan dan lengan kirinya sedikit ia tekuk. Kakinya satu di depan dan satunya di belakanh. Itu adalah postur menembak yang disebut kuda-kuda Weaver(penenun), pose yang digunakan untuk menembakkan Donner dengan akurat.
Mata Hajime dia sipitkan dengan tajam seperti halnya seekor elang, benar-benar menangkap gerakan batu sihir itu. Lalu…
KABOOM!!
Dengan suara ledakan yang nyaring, sebuah kilat memotong lurus udara kosong seolah ditarik oleh kekuatan magnetis. Batu sihir yang bergerak itu, seolah mengabaikan hukum inersia, tertembak oleh kilatan itu dan bisa dikatakan kalau batu sihir itu menyerahkan diri untuk ditembak.
Dampak dan panas dari railgun dengan segera menghancurkan batu sihir itu, dan di saat bersamaan, Vachram Oasis kehilangan kekuatannya dan air yang dikendalikannya kembali normal. WoOoOoOSH-! Sejumlah besar air berhujanan, Randzi dan anak buahnya sedang memperhatikan gelombang kasar yang muncul.
"… Apa ini berakhir?"
"Ah, sudah tak ada lagi kekuatan sihir dari Oasis itu sekarang. Aku tidak tahu apa menghancurkan sumbernya sama saja dengan memurnikan airnya kembali."
Ucapan Hajime yang menunjukkan bahwa dia dengan mudah telah membereskan penyebab situasi yang buruk di Ancadi membuat Randzi dan anak buahnya terheran-heran. Meskipun begitu, karena penyebabnya telah dimusnahkan di hadapan matanya sendiri, salah satu anak buah Randzi datang untuk memeriksa kandungan air dengan panik.
"…Bagaimana?"
"…Tidak, ini masih terkontaminasi."
Randzi bertanya dengan nada berharap, tetapi anak buahnya menggelengkan kepalanya dengan kecewa. Mereka tahu bahwa orang-orang terinfeksi oleh air dari Oasis, tapi mereka tidak dapat menyembunyikan kekecewaan mereka saat mengetahui bahwa air itu masih terkontaminasi meskipun penyebabnya telah dimusnahkan.
"Yahh, tidak perlu kecewa. Dengan musnahnya penyebabnya, kontaminasi tidak akan berlanjut. Dan air dari Oasis datang dari aliran air segar bawah tanah, jadi Oasis akan dapat kembali ke kondisi normal setelah kontaminasi berakhir."
Tio memberitahu Ramzk dan anak buahnya untuk menyemangati mereka, oleh karena itu Randzi dan anak buahnya mulai bangkit kembali menunjukkan tekadnya. Penampilan mereka, dengan Randzi sebagai penguasa Ancadi berada di tengah-tengah menunjukkan betapa mereka mencintai negerinya. Negeri itu adalah negeri yang berada di lingkungan yang parah, jadi patriotisme mereka pun tinggi.
"… Tapi, aku heran apa yanh DB seperti Vachram ini lakukan di gurun… Apa itu jenis baru DB yang muncul dari aliran air bawah tanah?"
Hajime ikut membangkitkan dirinya juga, Randzi memiringkan kepalanya sambil memandang Oasis. Dan Hajime lah yang menjawabnya.
"Ini hanya tebakanku, tapi… mungkin ini adalah perbuatan dari ras-Iblis bukan?"
"!? Ras-Iblis!? Hajime-dono, karena kau mengatakan itu pasti kau tahu tentang sesuatu bukan?"
Randzi terkejut dengan ucapan Hajime , tapi dengan segera dia mendapatkan kembali ketenangannya dan meminta Hajime untuk menjelaskan. Randzi memandang Hajime yang telah mengamankan air dan membasmk sumber kontaminasi dengan rasa hormat dan percaya. Tidak ada lagi tanda kecurigaan di wajahnya seperti yang di milikinya di awal.
Hajime menebak bahwa Vachram Oasis adalah DB baru yang dibuat dengan sihir Masa Kedewaan(Age of God) yang dimiliki ras-Iblis. Ada keanehan dari Vachram Oasis disertai dengan fakta bahwa ras-Iblks juga sedang mengincar Aiko di Ul dan para pahlawan di Orcus.
Mungkin itu adalah rencana yang dibuat ras-Iblis demnggunakan DB. Ras-Iblis telah menyelidiki dan menghapus beberapa element berbahaya dan tidak diketahui dan kunci penting di bagian utara benua sebelum perang. Buktinya adalah bagaimana mereka mengincar Aiko yang keberadaannya mempengaruhi persediaan makanan dan para pahlawan dari dunia lain yang dipanggil oleh Gereja para Saint untuk berperang melawan mereka.
Dan untuk Ancadi, itu adalah kota yang menjadi kunci penting persediaan makanan yang menjadi titik transit produk laut dari Elisen dan juga sebagai penghasil bermacam-macam bahan makanan dalam jumlah besar. Terlebih, jika Ancadi diserang, merupakan hal yang sulit untuk meminta bala bantuan karena letaknya yang ada di tengah Gurun Agung. Jadi bukan hal yang aneh bagi ras-Iblis untuk mengincar Ancadi.
Mendengar itu membuat Randzi mengerang lirih dengan ekspresi pahit.
"Aku telah mendengae tentang para DB. Kami juga telah menyelidiki tentang itu… Aku tidak pernah menyangka bahwa mereka dapat membuat hak seperti itu… betapa naifnya aku."
"Yahh, mau bagaimana lagi kan? Bagaimanapun, Pusat Kerajaan sendiri tjdak memiliki informasi tentang DB jenis baru. Terlebih, kasus dimana regu para pahlawan diserang hanya baru-baru ini terjadj. Dan itu pasti telah membuat keributan di mana-mana sekarang."
"Mungkin ini saat yang tepat untuk melakukan pergerakan, huh… Hajime-dono… meskipun kau memperkenalkan dirimu sebagai seorang petualang… artifak dan kekuatan itu, seperti yang diduga, kau sama seperti Kaori-dono…"
Tanpa mengatakan apapun, Hajime mengangkat bahunya, Randzi pun berhenti bertanya, berpikir bahwa Hajime pasti punya alasannya tersendiri. Tidak peduli apapun alasannya, hal itu tidak mengubah fakta bahwa regu Hajime telah menyelamatkan Ancadi. Tidak perlu melakukan penyelidikan yang tidak penting untuk penyelamat mereka.
"… Hajime-dono, Yue-dono. Biarkan penguasa Ancadi ini, Randzi Fuad Zengain menunjukkan rasa terima kasih mewakili negeri ini. Kau menyelamatkan negeri ini."
Sambil mengatakan itu, Randzi dan para anak buahnya menundukkan kepala mereka. Itu bukanlah hal yang mudah bagi seorang penguasa untuk menundukkan kepalanya senduri, tapi terlepas dari apakah Hajime seorang 'Utusan Tuhan', Randzi tetap akan menundukkan kepalanya. Dan meskipun itu hanyalah sebentar, Hajime mengerti bahwa Randzi memiliki rasa patriotisme yang tinggi. Itu juga alasan kenapa para bawahannya tidak menghentikan Randzi untuk menundukkan kepalanya kepada seseorang yang memperkenalkan dirinya sebagai petualang biasa, dan merekapun juga menundukkan kepala. Sikap itu juga diturunkan kepada anaknya, Viz. Gestur tubuh, gaya bicara dan perilakunya pun mirip.
Hajime tersenyum lebar sambil mengatakan kepada mereka,
"Ah kau telah menunjukkan rasa terima kasihmu. Juga jangan lupakan permintaan besar ini."
Hajime meminta mereka mengabulkan keinginannya. Yahh, itu bukan hal yang baru. Hajime mengatakan "Tidak, jangan khawatirkan itu. Ini adalah hal yang wajar dilakukan orang-orang" dengan jelas dan singkat, oleh karena itu Randzi hanyang bengong memikirkan Hajime yang dengan santuy meminta sesuatu. Randzi sendiri sebenarnya tidak mempersalahkan untjm memberikannya apapun sebagai rasa terima kasih ke penyelamat negerinya, tapi dia tidak menyangka Hajime mengatakannya secara gamblang.
Hajime telah memikirkan dia tidak perlu rasa terima kasih karena untuk membuat Ancadi aman karena dia memerlukan itu untuk menitipkan Myuu dan memenuhi permintaan Kaori juga.
Akan tetapi, karena mereka punya cara tersendiri untuk berterima kasih, bukan hal yang buruk untuk memiliki lebih banyak orang sebagai sekutu untuk keadaan darurat, jadi Hajime mengatakan ke mereka kalau itu adalah sebuah permintaan. Hajime pikir Randzi akan dengan ikhlas menerima itu, tapi dia juga seorang politikus jadi Hajime perlu memastikannya.
"Ah, ahh. Tentu. Itu akan kuingat terus… Tapi, masih ada banyak penderitaan di Ancadi, apa aku bisa meminta bantuanmu sebagai perwakilan mereka?"
Itu adalah hal yang biasa bagi Randzi sebagai politikus dan juga bangsawan, tapi juga Randzi agak bingung karena permintaan Hajime yang secara langsung. Tidak lama, seolah dia telah setuju, Randzi mengangguk dengan senyum masam. Setelahnya, dia meminta Hajime untuk mendapatkan "Batu Serene" untuk menyelamatkan orang-orang yang terinfeksi.
"Tujuan utamaku adalah . Jadi tidak ada masalah sama sekali untuk mendapatkannya. Hanya saja berapa jumlah yang harus kukumpulkan?"
Dengan diterimanya permintaannya oleh Hajime, Randzi mengelus dadanya lega, lalu dia memberitahu Hajime jumlah pasien dan jumlah batu yang harus dia kumpulkan. Meskipun jumlahnya cukup banyak, itu bukan masalah bagi Hajime yang memiliki 'Treasure Box'. Petualang biasa mungkin tidak akan dapat menyelamatkan semua orang yang terimfeksi, jadi Randzi bersyukur telah dipertemukan dengan Hajime.
***
Ditemani dengan Shia di pusat kesehatan, Kaori terlihat benar-benar sibuk. Ia secara serentak mengekstrak kekuatan sihir dari pasien-pasien yang parah dan mengisi kristal batu sihir. Ia juga menghambat kerja penyakit dari para pasien yang berkumpul dengan radius 10 meter di sekitarnya dan menggunakan sihir penyembuhannya di saat yang bersamaan untuk memulihkan para pasien dari kondisi mereka yang lemah.
Shia menggunakan tenaga supernya untuk menggerakkan para pasien yang tak dapat bergerak secara serentak. Ia tidak menggunakan pengangkut, melainkan ia mengangkat pengangkut yang berisi para pasien dan melompat di atas bangunan-bangunan, keluar masuk fasilitas kesehatan. Itu karena lebih efisien untuk mengumpulkan para pasien yang mendesak di sekitar Kaori dibandingkan ia harus lari mengelilingi setiap fasilitas.
Cara itu membuat sebuah tontonan yang sulit dipercaya yang dilakukan oleh gafis bertelinga kelinci yang seharusnya tidak becus, hal itu membuat banyak pasien mulai berpikir bahwa penyakit mereka malah bertambah parah dan membuat beberapa ilusi. Keputus asa-an memenuhi fasikitas kesehatan dan membuat kekacauan yang tidak perlu.
Para petugas kesehatan sendiri telah menggunakan sihi tingkat tinggi secara bergantian dan mereka tercengang ketika melihat Kaori menggunakan beberapa sihir penyembuhan secara bersamaan seolah itu adalah hal yang biasa. Setelah lepas dari ketercengangan mereka, mereka pun menaruh rasa hormat pada Kaori dan mulai merawat pasien sesuai arahan Kaori.
Hajime dan yang lainnya sampai di grup yang berkumpul di sekitar Kaori. Setelahnya, Randzi berbicara keras mengenai air yang telah dimurnikan dan bagaimana penyebabnya telah dubasmi yang membuat semua orang berteriak gembira bersamaan. Senyum kembali ke orang-orang yang berputus asa karena jumlah air yang terbatas dan bagaimana mereka tidak dapat memurnikan air di tengah gurun itu.
Informasi itu dengan segera tersebar ke fasilitas lain. Orang-orang yang terinfeksk mendapatkan tenaga mereka kembali karena mereka hanya perlu untuk menahannya sedikit lagi sampai mereka diselamatkan.
"Kaori, kita akan pergi menantang . Jadi berqpa lama kau dapat bertahan?"
"Hajime-kun…"
Di dalam fasilitas kesehatan dipenuhi dengan teriakan-teriakan kegembiraan. Hajime berjalan menuju Kaori yang tidak berhenti merawat pasien dan menanyainya.
Kaori sangat senang saat melihat sosok Hajime, tapi dengan segera ia kembali memasang eskpresi serius, seperti sedang mrlamun. Selanjutnya, ia selesai memperhitungkannya, berbalik ke Hajime dan menjawabnya, "Dua hari". Ia mungkin telah memperkirakan bahwa itu adalah batas tertinggi kekuatan sihir dan ketahanan para pasien.
"Hajime-kun Aku, Aku akan tetap di sini dan merawat mereka. Tolong kumpulkan batu Serene. Sepertinya itu adalah mineral yang berharga… tapi tak ada seorangpun selainmu yang mampu mengumpulkan sebanyak yang dibutuhkan. Maaf... walaupun aku tahu Hajime tidak peduli dengan dunia ini…"
"Kalau hanya itu, aku bisa mengumpulkannya selagi menjelajah lebih dalam ke gunung berapi. Tidak masalah jika aku perlu mencarinya di permukaan… Intinya, aku hanya perlu menakhlukkan dungeon lebih cepat. Juga, kau tidak perlu untuk meminta maaf. Bagaimanapun, ini hal yang kuputuskan sendiri… Selain itu, aku tidak bisa meninggalkan Myuu begitu saja di tempat yang penuh orang-orang sakit dan mati, bukan?"
"Fufu… aku mengerti. Kalau begitu semoga beruntung, dan serahkan Myuu padaku."
Kaori telah mendengar tentang para Dewa yang Marah dan tujuan perjalanan Hajime melewati Ancadi. Ia juga mendengar bagaimana Hajime akan kembali ke dunia asal mereka meskipun dia harus mengabaikan dunia ini. Hajime juga memberitahunya untuk kembali bersama Kouki dan yang lainnya jika ia tidak setuju. Mendengarkan semua itu, Kaori tidaklah bimbang, ia ingin terus mengikuti Hajime.
Meskipun dalam kasus ini, jika Hajime mengabaikan Ancadi, dan meskipun Kaori mencoba untuk membujuknya, Kaori akan menyerah jika itu tak berhasil.
Akan tetapi, Kaori juga benar-benar ingin menjadi kekuatan untuk orang-orang Ancadi jika dimungkinkan. Ia tanpa sengaja menatap Hajime dengan pandangan yang seolah meminta pendapatnya saat itu ketika Hajime sedang memikirkan keputusannya. Kaori tak merasa sangat yakin bahwa keinginannya akan sama dengan keputusan Hajime, tapi pandangan Kaori pasti telah mempengaruhi keputusan Hajime karena dia sedikit mengangkat bahunya dengan senyum masam ketika menerima pandangannya.
Itulah kenapa, cara Hajime yang sejalur dengan keinginannya membuat Kaori memiliki perasaan yang rumit.
Akan tetapi, Hajime acuh tak acuh menggoyang-goyangkan tangannya kepada Kaori yang meminta maaf. Hajime yang dapat menebak perasaan Kaori mengatakan padanya untuk tak memikirkannya karena itu adalah apa yang dia putuskan. Kaori tersenyum ke Hajime yang khawatir ke Kaori meskipun dia mengatakannya dengan sikap yang blak-blakan dan yang biasanya menunjukkan sifat seperti seorang ayah. Kaori memandangnya dengan tatapan yang dipenuhi kepercayaan dan rasa sayang.
"Aku juga akan melakukan yang terbaik… jadi tolong kembalilah dengan selamat. Aku akan menunggu…"
"…O-oke."
Kaori yang menyipitkan matanya dengan manis dan memancarkan Aura seorang istri yang mengantar kepergian suaminya ke medan perang tanpa sengaja membuat Hajime gagap.
Dari dulu, Kaori adalah orang yang blak-blakan. Bahkan saat mereka masih di Jepang, Kaori tanpa kasihan menghentikan kesalahpahaman Kouki, mengatakan hal-hal yang tak terduga ke Hajime yang membuat seisi kelas dipenuhi dengan rasa iri… hal itu telah menjadi keseharian mereka. Dan ia juga telah menjadi semakin berterus terang sejak ia menyatakan perasaan padanya.
Hajime entah bagaimana berhasil mengalihkan pandangannya, tapi tempat di mana dia mengalihkan pandangannya adalah… tempat di mana Yue berada. Dia melijatnya; Yue diam-diam memperhatikan Hajime dengan mata yang dingin dan mati. Hal itu sangat menakutkan. Insting Hajime membuatnya mengalihkan pandangannya lagu, dan Kaori ada dj sana tersenyum dengan rasa sayang…
Tetapi melihat suasana hati Kaori, idola kita, Myuu mengatakan hal yang mengejutkan dan tak terduga-duga.
"Kaori-oneechan, Kaori-oneechan terlihat seperti Yue-oneechan sebelumnyam Apa Kaori-oneechan akan mencium Papa~?"
"Oya? Jadi dikau melihatnya, Myu?"
"Uh~? Myuu melihatnya dari celah di jari-jari. Yue-oneechan terlihat sangat manis~. Myuu juga ingin mencium Papa~"
"U~m. Bahkan daku saja belum pernah melakukan itu, tahu? Jadi Myuu harus menunggu sampai menjadi lebih besar."
"Uu~"
Kepolosan Myuu membuat Hajime mengatakan, "Dasar tak berguna!" sebuah kemarahan sepohak yang diarahkan ke Tio. Seperti yang diduga, "Mata itu! Mata itu! Tres Bien!" Tio mulai terangsang, tapi itu adalah hal yang sepele untuk saat ini.
Alasan utamanya, sesosok Hanya yang sedang memegang Katana muncul di sisi kanan Hajime. Tentu saja itu adalah Kaori.
"… Apa maksudnya itu, ah? Bukankah Hajime akan pergi bekerja atau semacamnya? Jadi kenapa kau mencium Yue? Katakan, kenapa jadi begitu? Apa perlu untuk sampai melakukan itu? Ketika aku sedang mati-matian merawat pasien, kalian berdua menikmati dunia kalian sendiri, ah? Apa kau sampai lupa denganku? Malahan, apa kita berpisah supaya kau dapat sendiri?"
Mata yang tanpa cahaya, Kaori menatap Hajime dengan sesosok Hanya di belakangnya. Keringan dingin mengalir di pipi Hajime. Hajime ingin mengatakan tentang tindakaj penyedotan darah; dia dan Yue tidak akan berpisah sampai mereka berciuman. Tapi Yue maju lebih cepat darinya.
Hajime telah menduga ia datang unthk menjeladkan kesalahpahaman, tapi Hajime cukup bodoh untuk mengharapkan itu dari Yue di saat-saat seperti ini.
Yue dan Kaori saling bertatapan, dan Yue membusungkan dafanya dengan bersikap gengsi. Tersenyum setelah mengatakan fu,
"… Rasanya lezat." Ia memberitahu Kaori.
"Aha, ahahahahaha."
"Fufu, fufufufufufu."
Tawa ngeri datang dari dua gadis cantik yang bergema di pusat kesehatan. Sampai sekarang, para pasien dan petugas pusat kesehatan dan mengira Kaori sebagai saint, tapi sekarang mereka terkejut dan memalingkan wajah sehingga mata mereka tidak saling bertatapan.
Itu adalah seduatu yang tidam bisa diapa-apakan lagi. Tidak seorang pun berpikir bahwa seseorang dengan Hanya yang mengayunkan katana di belakangnya adalah seorang saint. Terlebih, orang yang ia hadapi diselubungi oleh awan hitam dan petir. Tak ada yang bisa mereka lakukan selain memalingkan pandangan.
Hajime menghela nafas dan memutuskan dengan cepat untuk mendekati Kaori dan Yue yang sedang beradu tatap sambil tertawa. Shwip! Sebuah suara yang tidak dapat dipercaya terdengar dari efek kibasan. Yue dan Kaori secara spontan mengerang dan beejongkok. Dengan mata berair, mereka menatap ke atas, yang mengekspresikan, "Apa yang kau lakukan", yang membuat Hajime memasang raut takjub.
"Kaori. Ini bukannya aku dan Yue ingin melakukan hal seperti itu. Kau paham bukan? Disamping itu, Yue adalah kekasihku. Kami tak perlu ijin darimu untuk melakukan itu."
"Uh… begitukah… tapi kupikir itu bukan alasan sebenarnya…"
Marah oleh hal itu, Kaori menolak Hajimme, Hajime menghela nafas kembali dan mengatakan,  "Yue juga, tidak perlu selalu mencari masalah seperti itu". Akan tetapi, hmph!, Yue memalingkan wajahnya dan menolak mendengarkannya, "Ini adalah pertarungan antar wanita… Hajime tidak perlu ikut campur".
Randzi dan yang lain hanya bisa diam di tempat dikarenakan keributan yang tiba-tiba terjadi itu. Shia bercermin diri, "Aku sadar akhir-akhir ini keberadaanku semakin menipis". Sementara itu Tio masih terengah-engah dengan hebat, selagi itu Myuu menjadi marah karena Yue dan Kaori bertengkar kembali.
Hajime menyerah untuk mengendalikan situasi dan memutuskan unthk pergi ke <> secepat mungkin. Kaori bukan satu-satunya yanv menjadi sibuk di pusat kesehatan, meskipun Hajine telah memberitahu Randzi sebelumnya, sekali lagi dia memintanya untuk menjaga Myuu. Tersenyum masam melihag hubungan Hajime dan regunya, Randzi menyetujui untuk merawat Myuu.
Myuu sudah dicoba untuk dibujuk sebelumnya, tetapi sesaat setelah ia menebak bahwa Hajime akan pergi, Myuu merunduk dengan ekspresi kesepian. Hajime menunduk menyamakan pandangannya setingkat dengan Myuu dan mengelus kepalanya.
"Myui, aku akan pergi. Jadi anak baik dan tunggu aku kembali oj?"
"Uh, Myuu akan jadi anak baik. Jadi cepatlah kembali Papa."
"Ah, aku akan kembali secepat mungkin."
Memegang kencang kedua ujung bajunya dengan tangannya, Myuu sedang menahan tangisannya. Dan sosok Hajime yang mengelus Myuu, meskipun mereka tanpa hubungan darah membuat semua orang menganggapnya tak lain dan tak bukan sebagai ayah dan anak. Suasana dingin seusai peranh selesai berubah menjadi hangat. Hajime mendorong Myuu kembali ke sisi Kaori. Yue, Shia dan Kaori pindah secara berutuan.
Hajime baru saja akan membalikan langkahnya  ketika Kaori tiba-tiba memanggilnya.
"Ah, Hajime-kun… anu, hati-hati di jalan."
"Ou, tolong jaga Myuu."
"Un… juga, anuh… apa aku boleh meminta sebuah ciuman? Seperti… ciuman harapan untuk keselamatan di jalan."
"… Tentu saja kau tidak bisa. Malahan, ada apa dengan itu?"
"Di pipi juga tidak apa kok? Masih tidak mau?"
Meskipun ia memainkan jemarinya dengan pipi yang merona. Tanpa disangka suara Kaori terdengar kuat. Sepertinya persaingannya dengan Yue membuatnya berpikir bahwa ia tak boleh mundur di saat seperti itu. Hajime mengingat bahwa Kaori cukuplah proaktif saat mereka masih di Jepang, tapi Kaori yang setelah menyatakan perasaannya sekarang terlihag lebih proaktif baginya.
Hajime mengabaikan si telinga kelinci yang mengatakan, "Ah, kalau begitu aku juga!" dari belakangnya dan memutuskan untuk menolak Kaori mentah-mentah, tapi dia diserang oleh musuh yang tak diduga-duga.
"Myuu, juga~. Myuu ingin cium papa juga!"
Kaori mengambil keuntungan dari Myuu, yang dengan polos mendekati Hajime. Hajime ingin mengatakan banyak hal dan menghindarinha (Bagaimanapun Myuu tidaklah kuat), tapi akhirnya.
"Papa, Papa membenci Myuu?"
Mengatakan hal itu dengan mata berair, Myuu menahan diri untuk menangis.
Pada akhirnya, Kaori, Myuu, dan entah bagaimana Shia juga mendapatkan ciuman di pipi. Dan di saat ini, di tempat di mana banyak pasien terbaeing, mereka dilihat dengan pandangan-pandangan yang hangat meskipun mereka tidak tahu kenapa. Setelahnya, Hajime, seolah kabur, pergi menuju <>.
Ngomong-ngomong, meskipun Tio juga menginginkan sebuah ciuman, Hajime memaki-makinya dengan kasar karena ia terlalu percaya diri yang malah membuatnya semakin merasa senang. Bisa dibilang, hal itu berubah menjadi hal yang menjijihkan.