BAB 7
(Translator : Hikari)

Bagian 1
—[Tablet Lautan Bintang]. Di depan pahatan Raja Naga Lautan Bintang.
Saat pilar api muncul di tengah-tengah arena, Izayoi dan Mandra telah tiba di bagian terdalam Koridor Pameran—Aula Pameran Khusus.
Ini adalah area terlarang yang tidak memperbolehkan pengunjung biasa untuk memasukinya karena ini adalah ruang penyimpanan yang menyimpan pahatan-pahatan dan ornamen-ornamen terbaik dari seniman terbaik. Pahatan Raja Naga Lautan Bintang yang dipamerkan saat Festival Kelahiran Naga Api juga dikatakan dipahat oleh tangan Sala sendiri; dan kristal hijau tektite juga disimpan dengan aman dalam aula ini.
"Tapi tentang potongan Moldavite[1] besar ini… …dari mana benda ini ditambang?"
"Tidak. Itu sama sekali tidak ditambang. Itu adalah sesuatu yang Onee-san ciptakan dengan menempanya di puncak-puncak tinggi di belakang Istana menggunakan kekuatan Tanduk [Raja Naga Lautan Bintang]."
"Hou? Kalau begitu artinya gunung di belakang Istana adalah gunung berapi aktif?"
"Itu sudah menjadi gunung berapi dorman sekarang… …tapi kembali ke masalah yang lebih mendesak. Apa Sandra benar-benar di tempat ini?"
"Hm? Itu tidak mungkin, 'kan? Aku hanya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengunjungi bagian terlarang dari Pameran."
"… …apa?" Mandra tertegun.
"Oi, Mandra."
"Hentikan omong kosongmu. Aku masih harus menemukan Raja Iblis dan Sandra. Tidak ada waktu bagiku untuk mengajakmu berkeliling melihat-lihat."
"Oh, ayolah, jangan merusak kesenangan orang lain. Apa kau kenal si pemahat karya seni di sana? … …Yang bernama Koumei?"
Mandra berhenti melangkah. Bahkan walaupun dia jelas-jelas marah sebelumnya, tapi begitu mendengar nama 'Koumei', wajahnya segera membeku.
Mengerjapkan mata dengan terkejut beberapa kali, Mandra berbalik untuk bertanya:
"… ….kenapa kau bertanya padaku?"
"Karena pahatan ini ada di tempat penyimpananmu, 'kan?"
"Tidak. Maksudku seharusnya ada orang tertentu yang tahu lebih banyak tentang Koumei-sama, 'kan?" Mandra bertanya dengan raut wajah tercengang.
Hanya untuk sekejap, Izayoi juga terlihat tertegun, tapi dia segera pulih begitu memahami makna kata-kata Mandra.
"Apa mungkin… …Tidak, apa ini benar-benar seperti yang kupikirkan?"
"Yah, kau memang tahu soal itu ternyata."
"Tidak, coba pikirkan ini. Kita berurusan dengan sebuah kemungkinan dari banyak jumlah kemungkinan astronomis, kau tahu? Ini adalah sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan jumlah angka dalam enam puluh sembilan digit. Atau haruskah kukatakan bahwa ada cara khusus yang tidak masuk akal yang ada di Little Garden agar memilih target yang dipanggil adalah individu yang spesifik?"
"Tentu saja ada."
Mandra membalas pertanyaan itu tanpa ragu.
Izayoi begitu terkejut sampai-sampai dia hampir melepaskan genggamannya pada pahatan yang ada di tangannya.
"… …Tidak, itu tidak benar. Tolong tunggu sebentar, itu tidak mungkin 'kan? Menurut deduksiku sejauh ini, dunia Little Garden ini seharusnya berada dalam garis waktu di mana semua kemungkinan berkumpul. Kalau seseorang memanggil satu individual secara spesifik, itu akan benar-benar menjadi sebuah tekhnik ilahi menemukan sebatang jarum di lautan."
"Yah, siapa yang peduli soal itu?"
Mandra memberikan jawaban singkat sementara kerutan alis Izayoi menjadi semakin dalam saat kepercayaan diri absolut dalam dugaan-dugaannya terguncang.
Trio Sakamaki Izayoi, Kudou Asuka dan Kasukabe Yō telah dipanggil melintasi periode waktu yang berbeda ke garis waktu yang sama. Dengan kata lain, mungkin saja menyimpulkan bahwa dimensi spasial [Little Garden] selalu terhubung dengan garis-garis waktu dunia lain atau sebuah dimensi yang melingkupi tingkat-tingkat waktu yang berbeda.
Dengan hanya satu petunjuk untuk dugaan ini, tidak mungkin memastikan hal tersebut dan dia hanya bisa membiarkannya dalam tahap spekulasi. Tapi mengingat kembali tentang semua Raja Iblis yang telah menjadi lawan-lawan mereka sejauh ini, pemikiran semacam itu tidak akan selalu benar.
Sebagai contoh, kasus [Perseus]. Mereka dikatakan sebagai penghuni yang bermigrasi dari mitologi dunia Izayoi dan mereka tidak benar-benar ada. Tapi jika nenek moyang mereka adalah seseorang seperti Izayoi dan yang lain yang telah dipanggil dari luar ke dalam dunia [Little Garden], itu akan membuktikan bahwa [Perseus] berasal dari garis kemungkinan lain; dan Leticia serta rekan-rekan Vampirnya yang berasal dari masa depan yang melampaui ras Manusia juga akan melengkapi bagian lain dari buktinya.
—Sebuah dunia yang menggabungkan garis-garis waktu dari masa depan, masa kini dan masa lalu, sekaligus kenyataan dan fiksi.
Jika seseorang berhipotesis bahwa Little Garden adalah sebuah dimensi yang berada atau terhubung dengan beragam garis waktu, segalanya akan menjadi lebih masuk akal.
(… …Tapi apakah mungkin juga untuk memanggil orang-orang tertentu secara spesifik dari kemungkinan yang tidak terbatas?)
Itu benar—Dapat memanggil dari suatu tempat di persimpangan garis waktu yang tak terhitung banyaknya bisa berarti mungkin juga untuk memanggil 'Izayoi' yang tak terbatas jumlahnya. Di saat yang sama, mereka akan memanggil 'Izayoi yang bukan Izayoi'. Izayoi-Izayoi yang lain mungkin tidak memiliki minat yang sama dengannya dan akan menjadi orang yang berbeda dari dirinya sendiri, memiliki jalan yang berbeda dalam kehidupan. Yang lain bahkan bisa juga seorang wanita.
Pertemuan dari banyak variasi yang berbeda dari orang yang sama yang eksis di waktu yang sama akan sangat mungkin terlihat dalam situasi legenda [PIED PIPER OF HAMELIN] yang menunjukkan sebuah perbedaan jelas antar individu. Berakar dari kenyataan yang sama, legenda yang sama yang ada dengan berbagai faktor menuju ke hasil yang sama juga alternatif karakter yang berbeda yang muncul dalam mitos, menyimbolkan kemungkinan yang tidak terbatas——
Mereka adalah penghuni yang tinggal di dunia semacam ini.
Samudera kemungkinan yang lebih luas dari alam semesta.
Izayoi sama sekali tidak dapat memahami metode yang memungkin seseorang untuk menemukan individu secara spesifik dari samudera seluas itu.
(Sial. Rasanya aku seperti hampir mendapatkannya sekaligus tidak mendapatkannya di saat yang sama. Sepertinya entah bagaimana aku kehilangan faktor paling penting dalam persamaan ini.)
Setidaknya untuk saat ini, hal tersebut benar-benar telah melampaui kapasitas Izayoi untuk memproses informasinya.
Tidak dapat memperkirakan penjelasan dari misteri ini, Izayoi hanyut dalam pikirannya dengan ekspresi serius di wajahnya.
Di sisi lain, Mandra menyadari bahwa kata-katanyalah yang telah mengarahkan ke situasi di hadapannya ini dan dia berdeham untuk menambahkan:
"… …Hm. Kelihatannya kata-kataku ada yang kurang."
"Apa?"
"Lebih akuratnya, harus kukatakan bahwa aku tahu seseorang yang mampu melakukan metode pemanggilan itu. Meskipun baru beberapa bulan sejak kalian tiba di dunia ini, kurasa kau pastinya pernah mendengar nama ini selama kalian di Little Garden. Raja Iblis dari Portal Bintang-Bintang dan Emas—legenda [Queen Halloween].
Mata Izayoi melebar tercengang dan bersinar-sinar seperti mata seorang bocah yang mendengar tentang sebuah mainan baru.
"[Queen Halloween]… ..Hah, aku memang mendengar legenda tentang dirinya. Dia adalah salah satu dari [Tiga Anak Bermasalah Terbesar] di Little Garden, ya 'kan?"
"Kurasa istilah semacam itu sepertinya lebih dikenal. Tapi dia benar-benar terkualifikasi menjadi seorang perwakilan Little Garden. Kenyataannya, ada tak terhitung banyaknya Raja Iblis yang berkeliaran di dunia Little Garden tapi satu-satunya yang disebut sebagai 'Queen'… …hanya dia."
"Itu benar-benar sesuatu yang patut diperhatikan. Tolong berikanlah aku kehormatan untuk bertemu orang sehebatitu." Izayoi memberikan pahatan tersebut, yang mana dipahat atas nama 'Koumei', sebuah ketukan ringan dari tinjunya.
Meskipun dia masih belum memahami misterinya, tapi dia telah menemukan kuncinya.
(Bagaimanapun, ayah Kasukabe pastinya telah masuk dan meninggalkan Little Garden sebelumnya. Kalau memang benar-benar memungkinkan untuk memanggil individu tertentu ke Little Garden… …mungkin saja bisa menemukan dan menyelamatkan ibu Lily.)
Anggota asli dari [No Name] yang mana termasuk Canaria mungkin telah terlempar ke dunia luar dan ibu Lily, yang adalah salah satu dari mereka, mungkin telah menemui nasib yang sama.
Katanya ibu Lily telah menerima anugerah Gift Divinity dari Ukanomitama dan kalau dia telah terlempar ke dunia luar, ada kemungkinan untuk menelusuri pengaruh dari Divinity-nya dalam teks-teks sejarah untuk menentukan era di mana dia saat ini berada.
(Pertama-tama adalah mencoba mencari metode untuk mengamati perubahan waktu. Hanya setelah itu semua siap sedia, pergi mengunjungi [Queen Halloween] setelahnya, sepertinya tidak akan terlalu terlambat.)
Meskipun dia telah menyerah untuk mengejar jawaban atas pertanyaannya di tengah-tengah percakapan tersebut, tapi dia masih dapat meraih hasil informasi yang tak terduga.
Ini mungkin adalah kesempatan untuk memanggil semua anggota [No Name] hanya dengan gerakan itu.
"Terima kasih, Mandra. Berkat dirimu, aku sepertinya menemukan rencana yang bagus."
"Benarkah? Kalau begitu, aku juga membutuhkan bantuanmu. Ayo cepat temukan Sandra kem——"
'Kembali' adalah kata yang tidak pernah keluar dari mulutnya saat sebuah guncangan di tanah memotong ucapannya.
Guncangan itu cukup buruk sampai menyebabkan ruang penyimpanan tahan gempa berguncang dan cukup hebat sampai menyebabkan beberapa artifak di pameran rebah ke samping.
Izayoi mencengkeram lemari pajang terdekat untuk menegakkan tubuhnya sambil melancarkan tatapan tajam ke arah arena.
"… …pusat gempa ini sepertinya sangat dekat." Dia bergumam sambil bersiaga penuh.
Gempa barusan sudah jelas bukan benturan biasa.
Jika gelombang kejut barusan adalah dampak dari pertarungan, itu berarti para lawan tandingnya berada di level kekuatan yang tidak biasa; dan peserta [Duel Para Kreator], yang diadakan di arena di samping koridor pameran, seharusnya adalah Asuka dan Yō.
Kalau mereka berdua melawan competitor sekuat itu——
"Maaf, aku ada perubahan rencana. Aku akan menuju ke arena. Bagaimanapun, ochibi-sama mungkin berada di arean juga."
"Ah, Mhm. Aku akan di sini setelah bertemu dengan pasukan polisi militerku."
Melirik pada Mandra yang menyakiti punggungnya akibat gelombang kejut barusan, Izayoi berpacu ke jalanan.
——benar-benar firasat buruk.
Dia yang telah menyeberangi perbatasan antara hidup dan mati berkali-kali kini merasakan hawa dingin yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya menuruni punggung. Menyadari ancaman tersebut lewat intuisinya, Izayoi menyerbu ke arah arena dengan wajah suram penuh tekad.

Bagian 2
—Memutar waktunya mundur sedikit..
Di sudut tribun penonton.
Game skala besar yang diadakan tahunan telah membuat kerumunan bersorak gegap-gempita, tapi suasana di sudut ini sedikit berbeda dibanding sekelilingnya.
Begitu melihat pemuda berambut hitam dengan iris mata emas, mata Laius menyipit dengan sedikit kegelisahan merayap ke dalam suaranya saat dia mengajukan pertanyaan.
"Kau… …Apakah kita pernah bertemu sebelumnya di suatu tempat?"
Laius terus menatap dengan raut wajah bingung dan terkejut di wajahnya.
Itu pasti alasannya mengapa dia menatapi Yang Muli sejak tadi. Hanya untuk sekejap, Yang Mulia membelalakkan matanya dengan kaget tapi wajahnya dengan cepat menyunggingkan seulas senyuman saat dia menganggukkan kepala.
"Yah, mungkin kita pernah bertemu sebelumnya. Lagipula, mungkin saja kita pernah bertemu saat perdagangan dengan [Perseus]. Terutama mengingat Komunitasku berfokus pada perdagangan."
"Nn, Mhm. Itu memang memicu ingatanku. Aku ingat melihatmu sebelumnya dari sudut penglihatanku saat salah satu negoisasi skala besar tentang sebuah perdagangan……"
Laius menautkan alisnya saat berpikir keras ketika dia hampir mengingat sesuatu tapi gagal. Tersenyum getir, Jin memutuskan untuk menyela lalu berdiri di antara Yang Muli dan Laius.
"Laius-san… …Yah, mengenai peristiwa itu…."
"Ah… …apa?"
Jin dengan santainya berpindah dari posisinya di depan Sandra sambil mengenyahkan senyum dari wajahnya dalam sekejap.

"Peristiwa yang kau maksudkan itu—apa itu saat kau bernegoisasi untuk membeli Leticia-san?"

"!"
Karena memburuknya keadaan yang di luar dugaan, Yang Mulia memperlihatkan rasa  tidak percaya dan kaget di wajahnya. Kata-kata yang begitu tepat sasaran itu membuatnya kehilangan kata-kata dan menoleh untuk menatap Jin.
Percher yang berdiri siaga di belakang Jin juga merasa sulit untuk mempercayai pendengarannya saat rangkaian pemikiran di kepalanya mendadak terhenti.
(Jin… …kapan dia… …)
"JANGAN BERGERAK!"
Kuro Usagi berteriak saat berdiri di belakang Yang Mulia.
Tombak Indra telah berada di tangannya.
"Sandra-san, tolong pergilah! Panggilah pasukan polisi militer ke sini secepatnya!"
"Ke…Kenapa…?"
"Pemuda ini dari Aliansi Raja Iblis! Komunitas yang menjual Leticia-sama hanya bisa satu Komunitas itu—bukan begitu, Jin-bocchan?"
Jin mengangguk.
Melihat betapa sigapnya anggukan yang datang, membuat Percher semakin kebingungan karena itu artinya Jin berhasil menyadari identitas sebenarnya dari Yang Mulia tanpa dirinya yang memperingatkan hal itu.
Tidak jelas apakah Yang Mulia juga memikirkan hal yang sama tapi dia terus menatapi Jin dengan rasa terguncang dan terkejut di hatinya sambil mengerjap-ngerjapkan matanya terus. Tapi dia masih belum menurunkan kewaspadaannya dengan menunjukkan kesempatan apapun sementara ini.
Pemuda berambut pucat dan beriris mata emas ini masih bersikap santai. Bahkan sekalipun dia ditodong Tombak Indra, dia tidak menganggap ancaman Kuro Usagi sebagai sesuatu yang harus diperhatikan.
Dia menatap lurus Jin sambil bertanya dengan seulas senyum penasaran dan tertarik:
"Jin, sebagai subjek referensiku di masa depan, aku ingin menanyakan ini. Kapan kau menyadari tentang organisasi tempatku berasal? Aku tidak mrasa Percher-lah yang memberitahumu soal itu."
"… …Sejak awal. Percher merespon saat bertemu kalian dengan 'lama tidak bertemu'. Tapi——KAPANKAH kalian berdua pernah bertemu satu sama lain?"
Sandra menarik napas tajam saat sebuah kesadaran menerpanya.
Saat dia bertemu Jin lebih dulu hari ini, Jin juga mengatakan ini:
"Selama dua bulan terakhir, Percher telah pergi bersama kami sebagai pengawal… …"
"Itu benar. Selama dua bulan saat Percher telah melakukan kontrak denganku, dia telah berada bersamaku sepanjang waktu. Itu berarti tidak mungkin baginya untuk berhubungan dengan kalian tanpa kuketahui. Kalau kalian benar-benar mengenal satu sama lain—satu-satunya kemungkinan adalah saat dia masih dipanggi [Raja Iblis Kematian Hitam]."
"Aku mengerti. Kau sudah mengetahui tentang sandiwara sejak awal? Kelihatannya aku benar-benar membuat sebuah kesalahan besar… …Tidak, harus kukatakan bahwa prestasimu terlalu luar biasa. Sejujurnya, ini benar-benar mengubah pendapatku tentang dirimu."
"Kalau begitu, kau… dan Rin……?"
"Ya, itu benar. Maaf telah berbohong padamu selama ini, Sandra. Kami adalah orang-orang yang kau sebut sebagai anggota Aliansi Raja Iblis."
Yang Mulia memberikana cengirannya yang biasa seperti itu.
Saat itulah Sandra benar-benar menerima kenyataan bahwa pemuda itu adalah anggota dari Aliansi Raja Iblis.
Akan tetapi, dalam situasi semacam ini, Sandra cukup dewasa untuk tidak hanyut dalam kesedihan karena pengkhianatan dari orang yang dia anggap sebagai temannya.
"… …! [Bangsawan Little Garden]-sama. Tolong tahan dia di sana. Aku akan segera kembali."
"YES, serahkan padaku."
Sandra dengan perih menahan kata-kata yang ingin dia katakan saat dia berbalik untuk pergi.
Kuro Usagi mengangkan tombak sucinya sambil memberikan sebuah anggukan sebagai balasan.
Memahami bahwa Sandra meninggalkan area arena, Yang Mulia mengembalikan perhatiannya untuk fokus pada Jin saat dia bertanya:
"Bolehkah aku mengajukan pertanyaan lain?"
"… …apa?"
"Jin, pada tahap apa kau menyadarinya? Kurasa kau tidak terperdaya oleh kata-kataku tentang [Kamikakushi]—— Malahan, kau sudah menebak siapa pelakunya, 'kan? Wajah sebenarnya dari semua masalah [Kamikakushi]."
Iris mata emas Yang Mulia dipenuhi dengan rasa penasaran saat bertanya.
Jin membalas tatapannya saat menjawab dengan nada tenang:
"… …Mhm, yah itu salah. Itu hanya dugaan lain dan jenis penjelasan lainnya. Aku takut bahwa orang yang menyebabkan [Kamikakushi] kali ini adalah [Demon King of Confusion] yang telah tercatat dalam catatan . Raja Iblis ini memiliki kebencian yang sangat besar terhadap [Great Sage Equalling Heaven] dan berspekulasi bahwa dia keluar untuk menyerang saudara sumpah darah dari [Great Sage Equalling Heaven]—Kouryuu-san, tidak akan terlalu aneh. Jadi tujuan sebenarnya dari [Demon King of Confusion]—adalah mengincar Kouryuu-san sejak awal."
"… …"
"Menurut legenda, [Demon King of Confusion] ini telah menculik para monyet muda dari tempat asal [Great Sage Equalling Heave]. Kelihatannya seperti seorang penculik Ape Ghost…tapi tidak seperti itu kenyataannya. Identitas sebenarnya dari [Demon King of Confusion] adalah reinkarnasi dari kekuatan spiritual yang mewakili 'Hati yang Buruk'. Dia adalah kekalutan terkacau dan mengisi celah dalam hati-hati orang untuk mengubah kepribadian mereka menjadi '一事无成‘—Jiwa yang tidak mampu mencapai apapun. Kekuatan dari iblis ini dapat menyebabkan orang-orang dewasa menjadi depresi dan menyebabkan kebingungan lahir di dunia. Di saat yang sama, ini juga dapat memperkuat keburukan dalam hati anak-anak dan membuat mereka menjauhkan diri dari orang tua mereka. Dan itulah [Kamikakushi anak-anak yang tidak dewasa]— identitas sebenarnya dari Demon King of Confusion."
—Karena itulah [Demon King of Confusion] kalah dari [Great Sage Equalling Heaven] yang baru saja mendapatkan kultivasi dari kebajikan keilahian. Ini juga bukti dari pembebasan Sun Wukong dari konotasi negatif apapun berkaitan huruf "" untuk menjadi [Great Sage Equalling Heaven].
"… …Yang Mulia, harus kukatakan bahwa kita telah menghabiskan waktu seharian dengan seorang gadis yang sepertinya mirip dengan situasi yang kujabarkan, bukan?"
"Ah, kau benar soal itu."
Yang Mulia bahkan tidak mencoba menyangkalnya saat dia menganggukan kepala dengan jujur.
Jin menggertakkan gigi saat dia menahan amarah dan kesedihan dalam dirinya yang mencoba untuk membuncah keluar dari hatinya saat dia menegaskan dengan nada tenang:
"Yang Mulia… …motif sebenarnya di balik tindakan-tindakanmu itu adalah untuk melakukan kontak dengan [Demon King of Confusion]… …dan untuk meminjam kekuatannya agar menyebabkan Sandra di[Kamikakushi]!"
"Wow, ini benar-benar menakjubkan. Kau benar-benar tepat untuk semuanya itu. Aku sama sekali tidak menyangka kau akan dapat menyadari semua tindakan kami sampai sejauh itu. Jin, kau benar-benar membuatku berubah pikiran tentang dirimu."
Mata emas Yang Mulia berkilat saat dia tertawa parau.
Mendengarkan percakapan mereka berdua di sampingnya, Percher memucat saat dia menyimpulkan seluruh kejadian itu dari awal.
(Dengan kata lain… …menyelinapnya Sandra keluar dari istana sama sekali bukanlah niatnya tapi dia sebenarnya 'diculik' dari istana sebagai korban dari [Kamikakushi]… …)
Kebenaran tersebut membuat hawa dingin menuruni tulang punggungnya.
Kalau Jin tidak bertemu dengan Sandra di istana, diapasti telah di[Kamikakushi] saat ini dan menghilang tanpa jejak. Kalau gadis yang memainkan peran penting sebagai tuan rumah Konvensi menghilang, pastinya akan menyebabkan [Salamandra] bubar dan Master yang lain akan kesulitan untuk berkolaborasi bersatu ke depannya. Malahan, saat di mana mereka berpapasan dengan Sandra adalah sebuah keajaiban takdir.
(Aku tidak menyangkan bahwa Jin… …akan bisa memikirkan semua dugaan ini sendirian)
Percher meninjau ulang evaluasi yang dia miliki mengenai Jin saat itu juga.
Jin telah berpatisipasi dalam pertarungan-pertarungan sebelumnya, tapi mungkin karena performanya yang biasa paling bagus hanya sedang-sedang saja dan terlihat sedikit tidak bisa diandalkan, dia kemudian bekerja sangat keras untuk memperbaiki ketertinggalannya untuk mencapai titik ini.
Untuk dapat mengikuti yang lainnya dari [No Name] yang telah mengumpulkan banyak jenius nakal di bawah naungannya akhir-akhir ini, Jin Russel mengerahkan segenap kekuatannya untuk mengumpulkan pengetahuan dan memoles kemampuannya.
"… …Yang Mulia, kuharap kau akan menyerah dengan tenang karena kau tentunya tahu bahwa adalah sebuah pemikiran bodoh mencoba melawan di situasi semacam ini, bukan?"
"Hng~ menyerah…?"
Yang Mulia berjuang menahan dorongan hatinya untuk tertawa saat dia melihat ke sekeliling memastikan identitas orang-orang yang di sekitarnya.
Pemimpin [Perseus], Laius.
Ahli Strategi dari [Will-O'-Wisp], Jack.
[Bangsawan Little Garden], Kuro Usagi.
Mantan Raja Iblis yang kini berada di bawah bendera [No Name], Percher.
Memberikan pandangan sekilas pada mereka semua, Yang Mulia berekspresi mengejek saat tertawa:
"Oh ya sudah, mari lakukan seperti ini. Ayo kita bertransaksi."
"… …transaksi?" Jin begitu terkejut sampai-sampai dia mengulangi kata tersebut seeprti seekor burung kakatua yang meniru perkataan manusia.
Tersenyum cerah seakan dia baru saja menemukan sesuatu yang bagus, Yang Mulia berkata——

"Aku akan membiarkan kalian pergi dalam keadaan tetap bernyawa, jadi bergabunglah denganku, Jin dan Percher."

"Apa?!"
Selain Yang Mulia, yang lainnya kehilangan kata-kata.
Meskipun kelihatan tidak dapat dipercaya, dia sama sekali tidak peduli situasi di mana dirinya berada. Bahkan kelihatannya dibanding dengan tombak suci Indra yang ditodongkan padanya, dia sepertinya lebih tertarik dengan jawaban dari Jin.
Yang nyawanya sedang dipertaruhkan bukanlah dirinya tapi Jin dan Kuro Usagi—keyakinan semacam itulah yang membuat dia percaya diri untuk mengajukan transaksi semacam itu.
Mengenali suasana berbahaya yang menyelubungi pemuda di hadapannya, Kuro Usagi mulai berkeringat dingin.
"Jin-bocchan, kau tidak perlu menjawabnya. Orang ini… …sangat berbahaya!"
Iris mata emas yang tenang itu dengan santai melirik Kuro Usagi. Tatapan dingin itu cukup untuk memunculkan ancaman tanpa kata-kata pada Kuro Usagi.
"Tidak ada yang perlu ditakutkan. Selama Jin menyetujuinya, aku akan membiarkan Komunitasmu. Bagaimanapun, itu hanya Konvensi para Master. Bagiku untuk menutup sebelah mata atas semua peristiwa ini juga tidak masalah untukku. Hanya saja ini adalah tawaran besar yang kuberikan untuk kali ini saja."
Iris mata kuning keemasan itu terlihat memerangkap Kuro Usagi.
Sama seperti seekor katak yang mendapat tatapan ular, Kuro Usagi yang telah menjadi kaku, dalam sekejap—
"… …Siapkan dirimu—!"
Diikuti suara raungan guntur yang menggelegar, Kuro Usagi melepaskan segel tombak suci Indra.
—Aku tidak bisa membiarkan pemuda ini hidup.
Darah dari Pembawa Berita Dewa Perang yang mengalir ke seluruh tubuhnya mengatakan padanya untuk menghabisi lawan sebelum kesempatan itu sendiri datang. Walaupun dia mungkin saja adalah petunjuk yang sangat penting, tapi saat ini bukanlah waktunya untuk mengkhawatirkan semua itu.
Kalau dia tidak menghabisinya dalam satu serangan detik ini juga, semua orang yang hadir akan berada dalam bahaya terbunuh!
"Baiklah… …[Bangsawan Little Garden] ingin bertarung? Yah, kurasa tidak ada pilihan kalau begitu."
Yang Mulia tetap menujukan punggungnya pada Kuro Usagi sambil merentangkan lengannya lebar-lebar dengan santai.
Kelihatan seakan berkata 'Ayo saja, kau boleh menjadi yang pertama kali melakukannya', Yang Mulia memperlihatkan senyum tanpa rasa takut di wajahnya.
Mengangkat tombak sucinya, Kuro Usagi membungkam pikirannya yang kacau untuk memfokuskan perhatiannya saat mengambil satu langkah maju.

"TEMBUSLAH… …[Mock History of Poetry. Indra's Spear]——! !"

Sebuah suara ledakan guntur yang membahana terdengar.
Dan tombak suci yang membawa kumpulan takdir kemenangan itu dihujamkan ke punggung Yang Mulia dengan nyala api petir yang luar biasa.
Senjata yang bahkan dapat menjatuhkan para Dewa—tombak yang pasti akan mengenai dengan tepat target yang diincar itu melepaskan petir jutaan volt dan menghanguskan tanah sampai tidak bisa dikenali lagi saat benda itu melayang ke arah targetnya.
Tombak suci itu, yang adalah materialisasi nyata dari Takdir itu sendiri dalam bentuk sebuah Gift, hanya perlu dilemparkan sekali untuk menolak semua masa depan yang mungkin ada demi menembus musuh.
Tidak peduli siapakah si pemuda berambut putih beriris mata emas ini sebenarnya, dia tidak akan dapat meloloskan diri dari serangan ini!
"Apa, apa yang terjadi?!"
"Ada yang bertarung di bangku penonton!"
Kilatan petir yang mendadak menyebabkan kerumunan penonton yang terganggu berteriak dan menjerit terkejut ketika mereka saling berdesakan dan berebut untuk menjauh. Meskipun pecahnya pertarungan bukanlah sebuah pemandangan langka, pertarungan kali ini sepertinya dalam skala yang berbeda.
Tombak Suci itu memancarkan sejumlah besar hawa panas dan tekanan dari keberadaannya sehingga juga menyebabkan atmosfir mendadak melebar akibat pemanasannya. Guntur terus menggelegar saat rangkaian ledakan berhenti. Tidak heran pada penonton ketakutan.
—Akan tetapi, Kuro Usagi jauh lebih terkejut daripada mereka semua.
Tombak suci Indra tidak dapat menembus punggung pemuda itu dan hanya terpantul begitu saja.(Ini… …tombaknya tidak dapat menembus? Apa-apaan—)
"Kurasa ini adalah ketidakcocokkan elemen. Melawan senjata-senjata semacam itu, aku sudah jelas kebal terhadap mereka."
Seulas senyuman tetap tersungging di wajahnya sementar petir terus menyerangnya.
Bahkan sekalipun tombak suci itu tidak dapat menembusnya, hanya dengan kelebihan pancaran hawa panas seharusnya sudah membakarnya habis. Tapi semua itu masih tidak efektif melawan pemuda ini.
Yang Mulia berputar di tempat dengan ringan untuk menghadap Kuro Usagi.
"Aku sebenarnya di sini hanya untuk mengamati situasi hari ini. Sayangnya semuanya jadi seperti ini, Wahai Dewi Bulan."
"Jin-bocchan! Lari sekarang—!"
Kuro Usagi berteriak selantang mungkin tapi sayangnya, itu terlalu terlambat.
Yang Mulia dengan santainya mementalkan tombak itu dengan sebuah tinju sebelum melompat ke bagian perut Kuro Usagi untuk melancarkan sebuah serangan. Kuro Usagi yang kehilangan keseimbangan masih berhasil memutar tubuh ke samping untuk menghindari tinju yang nyaris mendatanginya.
Melakukan jungkir balik di udara dan memanfaatkan kekuatan sentrifugal untuk memutar tombak, dia mengayunkan turun senjata tersebut pada Yang Mulia. Akan tetapi, Yang Mulia bahkan tidak repot-repot melindungi dirinya sendiri terhadap serangan itu selain menahannya begitu saja dengan lehernya.
(Sudah kukira.. …ini pasti sebuah Gift yang berkisar pada konsep menjadi 'Tidak Tembus'…)
Hanya itu satu-satunya kelemahan Tombak Suci Indra.
Tombak suci ini ditanami takdir 'memastikan keberhasilan tusukan pada target yang diincar'. Karena itulah, senjata ini tidak dapat menunjukkan kekuatan penuhnya saat digunakan melawan musuh yang tidak bisa ditusuk.
(Tapi, karena kami telah menyadari aspek tersebut dari dirinya sekarang, akan lebih mudah untuk mengetahui identitas dirinya nanti…!)
Kuro Usagi melakukan peninjauan singkat pada keseluruhan bank ingatannya.
Itu karena bagi seseorang dilindungi kekuatan dengan konsep sekuat itu, itu hanya bisa berarti bahwa Gift tersebut ada lewat penyerah melalui warisan dan pencapaian.
Dengan cara elimintasi, dia dengan cepat mempersempit kandidat-kandidat yang dapat menjadi identitas sebenarnya dari pemuda itu. Akan tetapi, Yang Mulia tidak setoleran itu untuk membiarkan dia memiliki waktu senggang untuk memikirkan masalah itu lebih dalam.
Mencengkeram gagang tombak tersebut, Yang Muli terus tersenyum santai dalam cara yang membuat bulu kuduk merinding.
"Aku akan memberimu sedetik. Kalau kau tidak ingin mati, panggilah 'armor'mu."
"Ugh, kau….!"
Mendengar pernyataan serangan membunuh itu dengan sedikit kemurahan dan kebaikan hati, Kuro Usagi mengenyahkan pikirannya.
Menurut aturan yang sebenarnya, [Tombak] dan [Armor] seharusnya tidak digunakan secara bersamaan. Tapi serangan berikutnya dari si pemuda itu akan mustahil ditahan karena gadis itu telah memperhitungkan semua reskiko yang ada. Di samping itu, instingnya juga berteriak padanya bahwa pukulan berikutnya akan menghancurkan tubuh dan tulangnya.
Kuro Usagi mengeluarkan potongan catatan kuno kuning— [History of Poetry·Mahabharata's Paper], untuk memanggil Sun Armor yang bersinar menyilaukan. Dengan itu, dia yang sekarang telah memakai armor keabadian akan terlindungi dari kematian.
Memastikan cahaya dari armor itu dengan matanya sendiri, Yang Mulia menyalurkan kekuatannya ke dalam tinjunya yang lain—
"Selamat tinggal kalau begitu. Aku tidak mengira akan begitu bersenang-senang denganmu, Wahai Demi Bulan."
Dan melayangkan tinju tersebut. Kuro Usagi, yang terkena serangan tersebut lewat armornya, mencoba untuk memantapkan kuda-kudanya dengan mengerahkan tenaga ke kaki-kakinya. Akan tetapi, kekuatan luar biasa Yang Mulia benar-benar seperti monster hingga ke titik tidak masuk akal dan tinju tersebut menembus torso armor.
(Bagaimana ini bisa……?!)
*Kluack* Tinju tersebut membenamkan dirinya pada Sun Armor dan dengan kekuatan yang mustahil dari tinju Yang Mulia yang dapat menghancurkan Gunung dan Sungai—Kuro Usagi melayang dengan kecepatan sebanding Kecepatan Kosmis Ketiga.
"Kuro Usagi-dono!"
Jack, yang sejak tadi diam di pinggir menyaksikan peristiwa-peristiwa yang terjadi, bergerak untuk memeluk Kuro Usagi yang terlontar terbang untuk menurunkan kecepatannya.
Akan tetapi, kekuatan yang dapat menghancurkan Gunung dan mengguncangkan Bumi itu terlalu kuat untuk mereka berdua memperlambat diri dan mereka pun menghantam bangku penonton bersama-sama. Tribun penonton menjadi remuk sepenuhnya akibat dampak benturan tersebut dan suara ledakan membahana ke penjuru arena. Asap dan debu membumbung bagaikan awan dari titik tabrakan. Puing-puing yang bertebaran terlontar ke udara dan jeritan-jeritan peringatan serta rasa sakit mulai menyebar.

"―AaaaaaaaaaaaaahhhhhHHhhhhh!"
Para penonton berhamburan keluar dari amphitheater, menjerit dan berteriak saat terdorong keluar dari pintu masuk begitu cepatnya sampai terlihat seperti itulah asap menghilang ditiup angin.
Meskipun Kuro Usagi mencoba mengangkat tubuh bagian atasnya ke posisi duduk, hal terbaik yang bisa dia lakukan adalah menopang tubuhnya sedikit sebelum dengan lemah menundukkan kepalanya yang lemas.
"Kuro, Kuro Usagi-dono! Tolong tetaplah bersama kami!"
Kepala labu Jack juga setengah meledak akibat tabrakan tersebut tapi dia tidak terlihat mempedulikan bagian yang rusak itu saat dia menopang Kuro Usagi untuk membantunya menahan aliran darah. Saat dia menyangga Kuro Usagi, Sun Armor juga kehilangan sinarnya dan kembali menjadi Paper of Ancient Annals of Poetry. Meskipun disebut sebagai Armor Keabadian, benda ini masih terbatas pemakaiannya.
Kehilangan armor dan terus pendarahan parah, Kuro Usagi jelas berada dalam kondisi kritis yang mengancam nyawa.
(Pemuda itu… …sekalipun itu adalah elemen yang bertentangan, dia masih mampu untuk membuat Kuro Usagi-dono keluar dari pertempuran dengan satu pukulan… …)
Si kelinci yang terkenal luas sebagai [Bangsawan Little Garden] sebagai Pembawa Kabar Indra, Kuro Usagi—telah dirubuhkan dengan hanya satu jotosan. Sekalipun dia terlihat seperti anak kecil, identitas sebenarnya tidak mungkin Manusia.
Serangan ini cukup menyebabkan cedera parah pada [Kelinci Bulan] yang terkenal ciri khasnya adalah ketahanannya yang luar biasa. Dan dengan perlengkapan medis yang ada padanya saat ini, mustahil untuk memberikan perawatan yang memadai pada Kuro Usagi.
Jadi, Jack berteriak lantang pada Laius yang berdiri melongo:
"Laius! Pergi ruang kerja dan bawakan perlengkapan medis! Kau yang bisa terbang seharusnya bisa melakukan itu dengan cepat!"
"HA, HAH? Kenapa aku——"
"Cukup bicaramu, pergi sekarang! Dasar Murid Bodoh! Setidaknya turuti perintah Mastermu sesekali!"
Menghadapi wajah Jack yang menegur keras, Laius menyusut sesaat sebelum mendecakkan lidah lalu ke langit.
Merobek kain using yang dia gunakan, Jack menggunakannya sebagai pengganti perban untuk menghentikan pendarahan.
Kuro Usagi yang tidak sadarkan diri, menggeliat kesakitan sambil mengigau:
"Jin…bocchan… …Asuka-san, Yō-san… …Semuanya…cepat lari… …"
Meskipun Kuro Usagi kehilangan kesadarannya, dia masih mencemaskan teman-temannya.
Dalam situasi semacam ini, rasa pengorbanan dirinya membangkitkan perasaan yang bertolak belakang dengan keinginannya.
Di area arena, Asuka dan Yō yang sedang berada di tengah-tengah rencana pertarungan mereka yang baru, menangkap pemandangan Kuro Usagi yang terluka dan segera mengenyahkan akal sehat mereka dan mearung marah.
"Beraninya…Beraninya kau melakukan itu pada——"
"Pada Kuro Usagi kami——!"
Duo gadis itu segera mengalihkan fokus mereka dari Game pada Yang Mulia.
Willa yang awalnya menghadapi mereka, dengan panik buru-buru ke arah mereka dengan niat untuk menghentikan mereka.
"Tidak, Jangan… …Tidak mungkn hanya dengan kalian berdua!"
Tapi kedua orang itu tidak mendengar seruannya.
Kemarahan Asuka dan Yō begitu berat sampai itu mengalir keluar dari diri mereka dalam bentuk gelombang. Tapi itu bisa dimengerti.
Kuro Usagi selalu menjadi sosok yang penting dalam Komunitas dan pemeriah suasana yang selalu membuat semua orang riang dan optimis. Hanya karena usahanyalah maka semua orang di [No Name] dapat melalui hari-hari mereka dengan senang di Komunitas.
Karena keberadaannya yang seperti itulah—— Kedua orang itu menemukan hal yang menyelamatkan mereka di dunia Little Garden.
"Aku akan memimpin! Kuserahkan support padamu, Asuka!"
"Baik! Ayo, Deen!"
Meskipun mereka memancarkan hawa amarah yang luar biasa, pikiran mereka masih cukup jernih untuk tetap tenang membagi tugas hanya dengan bertukar tatap sekilas.
Mengenakan Pegasus Boots, Yō mengumpulkan angin yang berkilauan saat dia mendekat.
Sementara itu, Asuka memanggil Red Iron Giant dari kartu Giftnya yang berwarna merah anggur.
"―—DEEEeeeEEEEN—!!!"
Si raksasa besi turun dengan suara raung yang gagah.
Deen yang mendapatkan [Dragon Horn] kini memancarkan api dari pusat matanya yang berlubang dan dia memberikan kesan harapan yang bisa diandalkan.
[Dragon Horn] terintegrasi sepenuhnya dengan Sacred Rare Iron Hull of Deen berkat pengerjaan tangan Jack dan Laius. Karena itulah, Deen jauh lebih kuat dalam tenaga dan ledakan api yang dahsyat, dengan hawa panas yang mengelilingi sekujur tubuhnya dalam gelombang-gelombang.
Sementara itu, Yō mulai mengumpulkan angin yang berkilauan di bawah kakinya untuk mempercepat pergerakannya.  Maju melesat, dia ke belakang Yang Mulia untuk melancarkan sebuah tendangan dengan seluruh tenaganya.
Kelihatan menunggu tanda itu, Asuka juga menyuruh Deen.
"Lakukan Pincer Attack! Deen, majulah!"
"DEEEEeeeEEEN!"
Lengan besi itu, yang memiliki kemampuan untuk memanjang dan meregang dengan bebas, dikelilingi lidah-lidah api saat mendekati Yang Mulia.
Di saat yang sama, Yō dengan anginnya yang berkilauan mengkonsentrasikan  Pegasus Boots-nya mendekat untuk serangan langsung.
Yang Mulia yang sedang termenung, mengerjapkan matanya beberapa kali saat dia terlihat terkejut dengan pertunjukkan kartu andalan mereka yang tiba-tiba. Akan tetapi, detik berikutnya dalam sekejap, sebuah cengiran kejam muncul di bibirnya saat dia bersiap tempur dengan tinju-tinjunya.
"Terlalu lemah dan lambat!"
Yang Mulia berteriak sambil memukul mundur lengan logam Deen dengan bagian belakang tinju kanannya dan memanfaatkan momentum selanjutnya untuk melakukan sebuah ayunan pada Yō yang dengan nyaris gadis itu hindari dalam jarak sesenti.
Yō menggunakan kesempatan itu untuk meningkatkan kecepatannya berputar ke belakang pemuda itu dan menendang ke bagian punggung yang tak terlindungi.
"Dasar Brengsek!"
Yō meraung sambil melancarkan serangannya. Melihat bagaimana Yang Mulia sekarang kehilangan keseimbangan karena tinju kosongnya, Yō sangat percaya diri bahwa dia tidak akan bisa mengelak kali ini.
Tapi serangan itu masih tetap luput.
"Naif sekali!"
Yang Mulia yang kehilangan keseimbangan, hanya membiarkan dirinya jatuh ke tanah pada punggungnya dan menendang Pegasus Boots untuk mementalkannya menjauh. Penilaian dan reaksi sekejap semacam itu benar-benar sebuah kendali yang luar biasa atas tubuhnya.
Walaupun itu adalah sebuah tendangan yang diarahkan pada sepatu bot bersisiknya, Yō masih terpental melayang ke kursi penonton akibat serangan Yang Mulia. Bahkan dengan Gift dari Pegasus dan Gryphon yang mengurangi dampak benturannya, rasa sakit yang merontokkan tulang menyiksa seluruh tubuhnya.
"Itu sakit… dia benar-benar kuat…"
Menggunakan momentum tendangannya yang membuat Yō terlempar, Yang Mulia melakukan dua salto penuh untuk mundur.
Asuka menggertakkan giginya saat dia memerintahkan Deen untuk melanjutkan serangannya.
"Jangan berhenti! Terus tekan dia!"
"DEEEEeeeEEEN!"
Lengan kiri dan kanan terus memanjang dan tertarik kembali serta memaksa Yang Mulia ke sebuah sudut di tribun penonton. Akan tetapi, karena perbedaan kecepatan, Yang Mulia dengan mudah mengelak di antara lengan-lengan logam itu.
Mempertahankan jarak yang cukup di antara mereka, Yang Mulia menggelengkan kepalanya dengan raut wajah kesusahan.
"Benar-benar membuat sakit kepala… Kalian semua adalah bakat-bakat yang kuinginkan berada di sisiku… …tapi aku tidak pintar dalam menahan diri. Kalau kalian benar-benar ingin bertarung, bisakah kalian lebih serius tentang itu?"
Yang Mulia menepuk-nepuk tanah yang mengotori pakaiannya saat dia mengatakan itu semua tanpa niat jahat di dalamnya.
Menatapi kedua orang itu dengan lengan yang santai.
Posisi tubuh seperti itu bisa dibilang sebagai sebuah keangkuhan yang dekat keegosentrisan. Menghadapi dua Manusia yang bisa dibilang sebagai puncak tertinggi bakat, pemuda itu sama sekali tidak menunjukkan adanya tanda-tanda rasa takut dalam dirinya.
Kebalikannya, Asuka dan Yō mulai memahami perbedaan antara level kekuatan mereka.
Bahkan sekalipun mereka meneruskan pertempuran serangan dan pertahanan ini sepanjang hari, mereka akan tetap tidak bisa mengalahkan pemuda berambut putih beriris mata emas ini.
Kedua gadis itu akhirnya menyadari bahwa mereka seharusnya tidak menahan-nahan diri.
".. …Almathea, Deen, maaf memanggil kalian semua untuk mencapai potensi kalian yang sebenarnya… …Ayo berjuang sebaik mungkin."
"DeN."
{"Tidak masalah, tuanku."}
Red Iron Giant dan Silvery-white Mountain Goat merespon tekad tuan mereka.
"Kekuatan tempur utama sebuah Komunitas tidak boleh menunjukkan kartu andalan mereka." ——Sampai saat itu, Asuka selalu dapat mengikuti ajaran Garol tanpa masalah.
Tidak peduli betapa kuatnya kekuatan Willa, dia tidak akan pernah menunjukkan kartu andalannya dalam [Duel of Creator]. Itulah penilaian yang dia buat. Tapi melawan pemuda berambut putih beriris mata emas ini, membiarkan kartu semacam itu sudah pasti akan menyebabkan kekalahannya.
Asuka mengeluarkan kartu Giftnya dan hampir melepaskan Gift ketiga yang Jack berikan padanya saat—Yō dengan tenang menghentikan lengannya.
"… …Asuka, tidak perlu lagi bertarung."
"Eh?"
"Tidak apa-apa sekarang… …Dia di sini."
Asuka menarik napas tajam saat dia melihat ke arah pintu masuk Barat tribun penonton.
Meskipun Yang Mulia juga dibingungkan ooleh perubahan tindakannya yang mendadak itu, dia juga menolehkan kepalanya untuk melihat ke mana arah tatapan Asuka.
 l
——Sakamaki Izayoi berdiri di sana sendirian, mengamati pemandangan sekitarnya dengan tatapan kosong.



[1] Moldavite dikatakan tercipta saat meteorit menabrak Bumi dan merupakan sejenis tektite yang berwarna hijau. Menurut penjelasan Wikipedia : kaca alamiah berwarna hitam, hijau, cokelat atau kelabu yang terbentuk dari puing-puing bumi yang muncul saat berbenturan dengan benda-benda luar angkasa. Moldavite yang berkualitas tinggi adalah batu permata yang berkilauan, sedangkan yang berkualitas rendah warnanya hijau kehitaman. Mustahil untuk tercipta di Bumi secara teori namun sepertinya mungkin dalam cerita-cerita.