MASALAH SAAT INI DI GURUN PASIR BESAR
(Translater : Dhien)

Dunia yang coklat.
<> adalah sebuah tempat yang kata itu gambarkan dengan sempurna. Pasir yang coklat, terbentuk dari jutaan butiran-butiran berukuran kecil. Angin yang berhembus dengan konstan meniup pasir dan mewarnai udara dengan warna kecoklatan, dan dalam radius 360 derajat, hanya terdapat warna coklat yang dapat dilihat.
Terlebih lagi, terdapat beberapa bukit pasir baik besar maupun kecil, permukaannya selalu teraduk oleh angin. Lambat laut, pola permukaan bukit itupun berubah dengan konstan, seolah mengatakan "Aku Hidup". Panasnya matahari dan terik yang menyengat membuat suhu pasir dan tanah naik dengan drastis, dan dengan mudah mencapai 40 derajat celsius. Bersamaan dengan pasir yang berterbangan, tempat itu adalah tempat terburuk untuk berpergian.
Akan tetapi, itu hanya berlaku untuk pengembara normal.
Saat ini, di dalam lingkungan yang buruk itu, sebuah kendaraan hitam berbentuk kotak, sebuah kendaraan sihir beroda empat nyatanya sedang melaju dengan santai di tengah badai debu. Meskipun tak ada aspal ataupun jalan, hal itu dapat diselesaikan dengan kompas yang terpasang di dalam kendaraan.
"… Di luar terlihat hebat… Aku sangat bersyukur ini bukan gerobak biasa."
"Daku setuju. Daku tak tau kenapa lingkungannya menjadi seperti ini… tapi memang ini bukanlah tempat yang seseorang ingin berlama-lama di dalamnya."
Selagi duduk di jok belakang sambil mengamati pasir yang terhmpaskan ke jendela dan nelihat coklatnya dunia, Shia dan Tio menggumamkan itu dengan sepenuh hati. Tak peduli berapa banyak M yang Tio pikirkan, lingkungan sekitar hanya membuatnya depresi.
"Ini benar-benar berbeda dengan saat Myuu di sini sebelunya! Di sini dingin dan mata Myuu tidak sakit! Papa hebat!"
"Ya benar~, Papah Hajime memang hebat, kan~ Myuu-chan, kau ingin minum air dingin?"
"Aku mau~. Kaori-oneechan, makasih~,"
Selagi duduk di pangkuan Kaori yang duduk di samping jendela di kursi depan, Myuu tertarik karena ini sangat berbeda dibanding dengan saat ia di sini saat diculik sebelumnya. Myuu memperhatikan Hajime yang membuat ruang senyaman itu dengan mata berbinar.
Itu wajar. Itu merupakan hal yang mengerikan bagi Myuu yang merupakan bagian dari suku penyelam laut untuk menyeberangi gurun. Bagi anak kecil berumur 4 tahun sepertinya, bukan hal yang aneh jika ia mati dalam kondisi tubuhnya yang lemah.Telah menahan lingkungan yang seperti itu membuat keterkejutan Myuu semakin bertambah antara selang waktu dahulu dan sekarang. Bagaimanapun, mobil sihir ini dilengkapi dengan AC.
Selanjutnya, orang yang setuju dengan Myuu mengeluarkan air dingin yang normalnya tidak ada di gurun meskipun mereka mencari sekuat tenaga, ia adalah orang yang membuat pernyataan penuh kesan kepada Hajime dan mendeklarasikan perang kepada Yue di Hol-ad dan sebelum Hajime sadari ia telah menjadi salah satu kawannya. Ia adalah Kaori. Kebetulan, airnya telah diambil keluar dari lemari es yang terpasang di mobil.
"Kau tahu Shirasa-… Kaori. Tolong berhenti memanggilku Papah-Hajime. Entah kenapa itu membuatku merasa sangat geli."
"? Tapi, bukankah Myuu mengatakan itu seolah itu hal yang normal?"
"Yahh aku tak mempedulikan Myuu. Akan tetapi, untuk seorang teman sekelasku memanggilku papah itu sangat…"
Karena sifatnya yang suka menolong, entah bagaimana Kaori menjadi orang yang menjaga Myuu dan ialah yang paling sering memanggil Hajime sebagai Papah-Hajime ketika ia di samping Myuu. Dan sebagai teman sekelas dan gadis yang sedang puber untuk memanggilnya papah, Hajime merasakan sensasi penolakan yang berbeda dibanding ketika Myuu yang memanggilnya, dan Hajime pun memasang ekspresi yang bener-bener halus.
Tanpa sengaja, bagi Hajime untuk memanggilnya 'Kaori' adalah hasil dari permintaan Kaori. Ia beralasan 'Hajime selalu memanggil semuanya dengan nama panggilan mereka sendiri, jadi hal yang tidak adil bagiku untuk dipanggil dengan nama keluargaku!', kurang lebih seperti itu.
"Seperti itukah? Kalau begitu aku tidak akan… tapi, saat nanti aku juga sudah punya anak… saat itu…"
Kaori mengatakan itu dengan pipi yang merona kemerahan, selagi mengintip ke arah Hajime. Lalu sebuah suasana aneh menyelimuti semua orang yang ada di dalam mobil, kecuali Myuu. Kemudian Yue pun menjawab Kaori menggantikan Hajime yang pura-pura tak mendengar apapun."
"… Sayangnya, aku telah membuat perjanjian itu terlebih dahulu. Hajime menjanjikannya padaku."
"!?… Hajime-kun, apa maksudnya?"
"… Kupikir itu bukan hal yang aneh. Bagaimanapun, itu sesuatu yang masih akan jauh terjadi."
"…, fufu, Hajime berjanji mengenalkanku ke orang tuanya."
"!?"
"… Dia sudah sepenuhnya membuat rencana keluarga yang cerah."
"!?"
"… Bahkan kencan di kota asal Hajime."
"!?"
Serangan kuat Yue tak terbendungkan! Kalimat itu, satu persatu, menumpuk, menusuk dada Kaori. Akan tetapi, Kaori bukanlah wanita yang dapat berakhir dengan semudah itu. Ia percaya keselamatan Hajime bahkan dalam situasi yang begitu tanpa harapan dan ia tetap teguh menantang Yue yang jelas-jelas sudah memiliki ikatan spesial dengan Hajime. Di saat itu Yue menghentikan kalimatnya dan Kaori memulai serangan balik!
"Aku, Aku tahu banyak hal tentang Hajime-kun yang tak Yue tahu! Misal, impian Hajime di masa depan, hobbinya, bahkan genre favoritnha! Apa Yue tahu anime dan komik apa yang Hajime-kun suka?"
"Hmph… itu… tapi, hal itu sudah tak ada hubungannya lagi dengan kita sekarang. Hajime dapat mengajariku saat kita datang ke Jepang."
"Naif sekali. Lihat saja Hajime-kun yang sekarang. Bukankah dia sudah terlihat seperti karakter anime?"
"Geh?"
Itu seharusnya menjadi pertarungan antara Kaori dan Yue akan tetapi entah kenapa Hajime juga menerima dampaknya.
"Rambut putih berpenutup mata, terlebih lagi mata sihirnya… itu benar-benar hal yang dimiliki karakter favorit Hajime-kun… bahkan senjatanya, Cross Bit dimodel dari … ah, tapi yang paling Hajime-kun sukai itu 00, jadi itu adalah GN Bit bukan? Apapun itu, Hajime-kun yang sekarang tetaplah seorang Otaku."
"GAH!? K-Kaori…"
"Mu, muu… untuk senjata Hajime dimodelkan dari hal seperti itu."
"Yue, apa kau bisa bilang kau menang jika kau saja tidak tau apa hal yang disukai orang yang kau suka?"
"… Kaori… berani juga kau… kalau begitu, biar kuajarkan langsung oadamh. Tentang apa yang Hajime suka di atas… ranjang."
"!?… A-,a-,a-, di atas ranjang, uu~ seperti dugaanku…"
"Fufufu… bagus kalau kau tahu perbedaan kita."
Selama perjalanan mereka, Yue dan Kaori telah membuat banyak sekali percikan-percikan api di antara mereka sampai membuat anggota yang lainnya tak mempedulikan mereka lagi. Pada awalnya, Shia memperhatikan mereka dengan gelisah, tapi pada akhirnya, hal itu tak menjadi masalah yang serius, jadi iapun memutuskan untuk berhenti terlibat dengan mereka lagi.
Selagi itu, Hajimelah yang terkena dampak paling besar. Hajimelah sumber keributan mereka, jadi isi keributan yang mereka buat membuatnya sakit hati. Bahkan sekarang, dia menerima kerusakan mental karena hal yang paling dikhawatirkannya sedang dibahas.
Sekarang Yue menceritakan dengan jelas tentang aktifitas 'malam' yang membuat Kaori menutup telinganya, tak ingin mendengarkannya. Hajime sendiri tidak ingin hal itu diketahui oleh Myuu  jadi dia mencoba menghentikan Yue.
Akan tetapi, mendahului Hajime, Myuu tanpa diduga mencoba menghentikan perselisihan mereka.
"… u~, Yue-oneechan dan Kaori-oneechan selalu bertengkar! Myuu benci jika kalian tidak akur!"
Mengatakan hal itu, Myuu berpindah dari pangkuan Kaori ke pangkuan Shia di kursi belakang. Terlebih lagi, Yue dan Kaori menjadi bingung. Itu karena gadis berusia 4 tahun mengatakan ia akan membenci mereka.
"Geez, kalian berdua terlihat tidak pantas di hadapan Myuu-chan. Sebaliknya, itu menjadi hal buruk dalam pendidikannya. Aku juga mengerti berapa banyak kalian memikirkan Hajime-san,  tapi tolonglah lebih bijaksana."
"!… Betapa gagalnya kalian sampai dimarahi oleh Shia…"
"Ma-Maafkan aku, Myuu-chan, Shia."
Untuk sampai ditegur oleh Shia membuat pundak mereka berdua lemas.
Bagi Yue, Shia mirip dengan teman dan adik, dan walaupun Shia juga memiliki perasaan terhadap Hajime, Shia juga memikirkan hal yang sama ke Yue sehingga tidak membuat Yue menganggapnya sebagai saingan cinta. Dan tentang Tio, ia hanyalah seorang mesum. Makanya, Kaori yang membuat deklarasi perang scara frontal kepada Yue adalah saingan cinta pertama yang ia miliki.
Yue yakin terdapat ikatan yang absolut antara dirinya dan Hajime. Ia memiliki keyakinan teguh bahwa ia adalah 'seseorang yang spesial' bagi Hajime. Makanya, ia begitu yakin bahwa ia akan dapat mengalahkan dengan mudah penantangnya, Kaori, saat pernyataan dan deklarasi perang terjadi.
Akan tetapi, meskipun kepercayaan dirinya tidaklah berubah, Kaori terkqdang membuat bunga bermekaran di antara dirinya dan Hajime ketika mereka mengenang tentang Jepang yang merupakan hal tidak diketahui oleh Yue dan yang lainnya. Kepada Kaori yang mengetahui masa lalu Hajime yang tidak dijetahuinya, Yue merasakan tunas persaingan tumbuh tak lama kemudian.
Sebagai hasilnya, seperti anak-anak yang memamerkan koleksinya, perselisihan dj antara mereka berubah dari hal serius ke situasi seperti itu dan hari ini, Myuu dan Shia akhirnya marah juga kepada mereka.
Biasanya, Hajimelah yang menghentikan Yue, tapi dialah yang menerima dampak paling besar dari perselisihan mereka. Dan sekarang, dia hanya dapat memandang ke kejauhan, seolah hal ini tak ada hubungannya dengannya, hal ini dilakukan untuk mengobati sakit hatinya.
"Nn? Apa itu? Master, terlihat seperti ada keributan di arah jam 3 tepat."
Yue dan Kaori berusaha sekuat mungkin untuk terlihat akrab untuk mengembalikan mood Myuu dan Shia yang menenangkan Myuu dengan senyum masam. Hajime bergumam, "Aku bukan seorang chuuni" dengan mata yang kosong. Selagi hal itu terjadi, tanpa disangka, Tio yang memerhatikan mereka dengan rasa tertarik memanggil Hajime. Ia terlihat seperti menemukan sesuatu di luar jendela.
Hajime melihat ke ara tempat yang Tio tunjuk, sebuah bukit pasir besar di sebelah kanannya. Di sana ada beberapa DB (demonic beast) yang mirip cacing, lebih tepatnya cacing tanah, sedang berkumpul. Kepala mereka beberapa dapat terlihat ada di atas bukit.
Cacing pasir itu rata-rata memiliki panjang 20 meter, DB berukuran besar selagi yang terbesar berukuran sekitar 100m. Mereka hidup di <> dan biasanya menyelam ke dalam tanah dan menyerang mangsa di sekitarnya dari bawah dengan mulutnya yang besar dan penuh taring. Mereka ahli dalam serangan kejutan karena sulit dideteksi dan ditakuti sebagai dewa kematian oleh orang-orang yang melintasi padang pasir.
Untungnya, para cacing itu sendiri tidaklah terlalu tanggap, jadi selama tidak ada yang kebetulan mendekati mereka, mereka tidak akan mengincar siapapun yang ada di kejauhan. Dengan begitu, bisa dibilang ada orang yang cukup tidak beruntung di bukit itu, tetapi…
"? Kenapa mereka hanya menggeliat-geliat?"
Itu benar, Tio tidak akan membuat wajah ragu dan memanggil Hajime jika hanya ada cacing pasir yang muncul. Dengan kemampuan persepsi Hajime, dia dapat menyadari serangan kejutan apapun dari para cacing, dan mereka akan dapat keluar dari jangkauan para cacing dengan kecepatan mobil mereka. Hal yang tidak normal adalah jika para caing itu menyerang seseorang, dibanding disebut dengan menyerang, mereka hanya menggeliat-menggeliat di sekitaran.
"Ini seperti mereka kebingungan apa mereka akan makan atau tidak, bukan?"
"Yahh, dari yang kulihat, bukankah begitu?"
"Daku tidak memiliki pengetahuan akan tempat ini. Tapi makhluk pemakan segala itu, mereka seharusnya tidak ragu untuk memakan apapun…"
Meskipun Tio adalah si mesum masokis, ia telah hidup jauh lebih lama dibanding Yue dan tidak seperti Yue yang terpenjara, pengetahuannya cukuplah luas. Itulah kenapa ia memiliki informasi yang dapat diandalkan tentang DB. Baginya untuk terlihat ragu pasti berarti sesuatu yang tak biasa telah terjadi.
Akan tetapi, mereka tidak memiliki alasan untuk terlibat dengan hal itu. Hajime memutuskan untuk pwegi sejauh mungkin tanpa memastikan ataupun ikut terlibat.
Dan saat itu,
"Kh!? Semuanya, persiapkan diri kalian!"
Hajime menyerukan hal itu dan dengan segera mempercepat laju mobil. Lalu, dari belakang mobil, dimulai dari sebagian kecil tubuhnya yang muncul, sebuah sosok raksasa dengan warna yang sama seperi gurun melompat keluar. Dengan mulutnya yang terbuka, itu adalah cacing pasir. Sepertinya, kelompok Hajime juga termasuk salah satu yang tidak beruntung.
Hajime lalu menyetirkannya ke arah kiri dan kanan, melaju lewati pasir dengan kecepatan tinggi. Di bawah mobil yang membentuk huruf S, cacing pasir kedua dan ketiga pun melompat keluar.
"Kyaaaa!"
"Hyu!"
"Wawawa!"
Dari urutan yang berteriak, mereka adalah Kaori, Myuu, dan Shia. Akibat dari gaya sentrifugal yang kuat, Kaori berpindah ke belakang, mengkhawatirkan Myuu yang ada di kursi belakang. Tapi keseimbangannya goyah dan ia jatuh ke pangkuan Hajime dengan pinggulnya di atas pangkuan Yue.
Kaori mengedipkan matanya, pipinya merona, dan ia pun memeluk erat pinggang Hajime. Posisinya cukuplah buruk. Hal itu membuat pipi Hajime menegang. Tanpa sengaja, setengah bagian tubuh Kaori yang lain menabrak Yue.
"Oi, Shira~… Kaori! Apa yang kau lakukan di saat seperti ini!"
"Ini berbahaya! Situasi yang berbahaya! Jadi aku hanya bepegangan ke Hajime-kun!"
"… Sialan kau, Kaori. Untuk memojokkanku, apa ini… serangan kejutan?"
Selagi menerima sergapan dari para cacing, Kaori menggunakan kesempatan ini untuk memeluk Hajime. Yue pun menabok pantat Kaori bahkan sampai sekarang, tetapi Kaori yang merona masih menempel ke pinggang Hajime, tak bergerak sedikitpun.
Selagi mereka seperti itu, tiga cacing yang muncul, dengan tubuh bagian atas di atas tanah, memelototi mobil yang menghindari semua sergapan mereka. Kali ini, sosok raksasa itu maju dari arah depan.
Jika itu adalah kendaraan biasa, semuanya pasti akan berakhir dengan serangan itu  Akan tetapi, mobil itu adalah artifak yang dibuat dengan sebagian jiwa otaku Hajime. Mobil itu bahkan tak tergores sedikitpun meski dijadikan mangsa.
Di samping itu…
"Ah, ini pertama kalinya aku menggunakan INI!"
Sambil mengatakan itu, Hajime memutar balik mobil itu dengan sebuah drift, melaju ke belakang, dia menuangkan sihirnya dan mengaktifkan sebuah fungsi yang dipasangnya.
CLANK! KA-THUNK! KA-THUNK!
Di saat yang bersamaan sebuah suara mekanik terdengar, sebuah bagian dari kap mobil bergeser terbuka dan sebuah senjata yang dilengkapi dengan 4 set roket yang keluar. Senjata itu keluar seolah mencari mangsanya dan ketika mengarah ke para cacing yang datang, wooosh!, sebuah suara seperti efek sfx keluar bersama dengan kepala misil mematikan bertebaran dengan percikan api.
Mengeluarkan sinar berwarna jingga, roket-roket masuk tepat ke dalam mulut para cacing yang terbuka dan setelah beberapa daat, roket-roket itu membuat ledakan yang menghancurkan para cacing dari dalam. Darah merah dan daging para cacing pasir bercipratan seperti sebuah pancuran dan beberapa tertahan di penahan angin hang sekarang ada di bagian belakang mobil yang melaju.
"Uhee... Shia, jangan biarkan Myuu melihatnya."
"Aku sudah melakukannya~. Anh! Myuu-chan, apa itu menyakitkan? Tapi tolong tahanlah sebentar lagi."
Hajime meminta Shia untuk melakukannya saat roket-roket ditembakan ke para cacing yang datang karena dorongan yang muncul mungkin terlalu kuat untuk Myuu. Seperti itulah, selagi menyinkronisasikan diri dengan Hajime, Shia telah memeluk Myuu dengan erat di dadanya jadi Myuu tidak dapat melihatnya. Akan tetapi, mungkin karena Myuu tidak dapat bernafas akibat wajahnya yang terkubur di dada Shia, Myuu mencoba untuk menyelip keluar dan tanpa sengaja menyentuh sebuah bagian tubuh Shia. Tanpa disengaja Shia pun mengerang. Hajime memutuskan bahwa ia tak mendengar apapun.
Saat jni, meskipun Kaori sedang menempel di pinggang Hajime, Yue akhirnya dapat membenarkan sabuk pengamannya. Memang, ini bukanlah situasi di mana Hajime dapat dikalahkan oleh hasratnya sendiri, meskipun telinganya telah berwarna kemerahan dengan wajahnya yang kram.
"P-Permiisi, Hajime-kun. Maafkan aku. Aku melakukannya secara refleks… aku tidak bermaksud melakukan hal mesum. Itu, untuk sedikit saja, aku hanya ingin sebuah pelukan."
"… lalu jika semua berjalan dengan lancar, kau ingin memuaskan Hajime dengan cara itu?"
"Uh, itu terlalu… tunggu, tidak! Yue, jangan membuatku mengatakan hal yang aneh. Aku tidak sevulgar Yue."
"… Kau bilang aku vulgar… tentunya, aku tak dapat membantah itu saat sendirian bersama Hajime."
"… Kalian, hentikanlah. Juga, Yue, tolong jangan bahas aktifitas malam kita lagi karena itu memalukan."
Dengan tiga cacing yang hancur oleh roket yang terpasang di mobil, Hajime menajamkan pandangannya karena cacing yang sebelumnya ada di bukit pasir dapat terlihat bergerak karena suara dan dampak ledakan yang dirasakannya.
Akan tetapi, di sisinya, Kaori dan Yue sedang berbincang seperti biasa yang mengendurkan tekanannya, Hajime menegur mereka karena telah membuatnya malu.
Pada awalnya, di batinnya, 'malam' yang dksebut Yue memanglah malam yang vulgar, dan saat dia sendirian bersamanya, Hajime memikirkan hal yang erotis tentangnya, Kaori yang sepertinya dapat membaca pikirannya membuat matanya berair. Yue, dengan senyum seringainya, memandang Hajime sambil menjilat bibirnya. Kaori yang melihat hal itu, mengeluarkan geraman yang imut. Tanpa disadarinya, semangat bertarungnya meningkat.
Dari kursi belakang, Shia mengatakan, "Aku mengerti perasaanmu, Kaori-san. Kita kawan di sini," selagi mengelus pundak Kaori dengan mata yang kasihan.
Hajime mengabaikan mereka dan menjalankan mobil ke atas bukit yang lainnya. Dia dapat melihat gerombolan cacing pasir di sisi bawah permukaan dengan bagian bawah tubuh masih di bawah tanah. Mereka tak menyembunyikan apapun selagi perlahan naik ke atas pasir. Mereka mungkin telah menebak bahwa kelompok Hajime telah menyadari mereka, jadi mereka lebih memilih bergerak lebih cepat dibanding melakukan serangan kejutan.
Hajime menaruh peluncur roket menjauh dan mengaktifkan potongan senjata lainnya sebagai gantinya. Bagian tengah kap mobil bergeser dan sebuah mesin berbentuk persegi panjang muncul dari dalam. Selanjutnya kotak persegi panjang itu memanjangkan laras tembaknya dengan bunyi 'kashun!' dan mesin itu menjadi senapan seperti Schlagen.
Berikutnya, percikan api kemerahan menyembur keluar Schlagen Mobil. Dengan laras yang sedang mengatur sudut tembak, DUuuoo!, terdengar gemuruh, menembakan suara bersamaan dengan garis bersinar yang merobek menembus dunia yang coklat.
Peluru yang ditembakkan dengan kecepatan tinggi, melaju sambil mengangkat pasir yang ada di tanah karena dampak yang dihasilkan dan dengan hebat membuat badai debu pasir. Di ruang di mana pasir-pasir yang terangkat bagai erupsi, tentu saja terdapat banyak pasir berwarna seperti daging dan darah merah.
Schlage yang dipasang di mobil terus menembakkan sinar terang kemerahan, satu demi satu. Para cacing yang sedang memburu mangsanya meledak di tanah dan menjadi potongan-potongan kecil yang memupuk tanah yang tandus.
"Hajime-kun! Lihat itu!"
"… orang berpakaian putih?"
Ketika Schlagen mobil yang meninggalkan bekas asap putih masuk kembali, Kaori mengeluarkan suara terkejut sambil menunjuk dengan jarinya. Di tempat di mana Kaori menunjuk, seperti yang Yue gumamkan, adalah terbaring seseorang yang terbungkus pakaian putih. Itu mungkin adalah apa yang para cacing perhatikan sebelumnya. Akan tetapi, dari jarak mereka, masih tidak diketahui kenapa dia tak dimakan.
"Tolong, Hajime-kun. Ayo ke sana… Bagaimanapun aku seorang healer."
Kaori menatap Hajime sambil memohon. Bahkan Hajime pun tertarik kenapa orang itu tidak diserang oleh para DB di gurun dalam situasi seperti ini, jadi dia pun menerima permintaan Kaori. Hal yang mungkin jika orang itu memiliki cara atau benda yang dapat membuat para DB menjauh. Dan sebenarnya, ada sebuah kristal bernama Kristal Faeadren yang memiliki efek seperti itu di Lautan Pepohonan. Kristal itu hanya membuat para DB sulit mendekat, tapi ada kemungkinan benda yang lebih kuat pun ada.
Oleh karena itu, mobil pun mendekati orang yang terbaring itu. Orang itu mengenakan pakaian yang mirip galabeya (pakaian Mesir) dan mengenakan tudung yang cukup besar untuk dapat menyembunyikan wajahnya. Wajahnya tak dapat terlihat. Dia tengkurap dan tudungnya menyembunyikan wajahnya.
Kaori pun turun dari mobil dan lari dengan langkah kecil menuju orang itu
"!… Ini…"
Ketika tudung dibuka, sebuah wajah pria dapat terlihat, seorang pria muda yang berumur sekitar 20an. Akan tetapi, yang mengejutkan Kaori adalah kondisi pria itu. Dengan ekspresi kesakitan, dia basah kuyup oleh keringat, nafasnya terengah-engah, dan denyut nadinya cepat. Sekujur tubuhnya bersuhu tinggi yang bahkan dapat dirasakan dari pakaiannya. Terlebih, urat nadinya dapat terlihat seolah terdorong keluar dari dalam tubuh, dan dia juga berdarah di bagian mata dan hidung. Ini benar-benar situasi yang tak normal. Ini bukanlah sesuatu yang disebabkan panas matahari ataupun dingin.
Hajime menjadi waspada terhadap pria yang seperti membawa virus itu, tapi dia memutuskan untuk tetap diam dan memperhatikan selagi spesialis penyembuhan sedang memeriksanya. Kaori mengaktifkan skill 'Penyusupan dan Pemeriksaan'. Menggunakan sihir untuk menyusup ke tubuh orang lain, ia pun dapat memeriksa kondisi sesorang dan hasilnyabdapat dilihat di piringan statusnya.
Dengan satu tangan berada di atas dada pria muda itu, tangan Kaori yang lain memegang piringan statusnya di mana hasil pemeriksaan dapat terlihat. Hasilnya adalah…
"… Kekuatan sihir yang mengamuk? Apa ini artinya kekuatan sihir yang ada di dalam dirinya lepas kendali karena racun?"
"Kaori? Kau menyadari sesuatu sekarang?"
"Y-Yeah, tapi ini…"
Selagi mengatakan itu, Kaori menunjukkan apa yang tertera di piringan statusnya.

Kondisi: Penggunaan sihir yang berlebihan, tak dapat dilepaskan keluar.
Gejala: Demam, kaburnya kesadaran, rasa sakit di seluruh tubuh, pembuluh darah yang pecah dan pendarahan.
Penyebab: Ketidak normalan cairan tubuh.

"Ini hanya tebakanku, tapi dia pasti telah meminum sesuatu yang menyebabkan kekuatan sihirnya lepas kendali… terlebih, karena dia tak dapat melepaskannya keluar, kekuatan sihirnya menekannya dari dalam tubuh dan dia tak dapat menahannya… jika ini terus berlanjut, organ dalam dan pembuluh darahnya akan meledak. Mungkin juga dia akan mati lemas karena pendarahan besar yang terjadi… Aku menyarankan sebuah blessing (pemberkatan) di bagian ini, "Sepuluh Ribu Surga".
Dengan kesimpulan itu, Kaori merapalkan sihir penyembuhnya. "Sepuluh Ribu Surga" adalah sihir yang dia aktifkan. Itu adalah salah satu sihir penyembuh tingkat menengah dengan efek menyembuhkan kondisi yang tak normal. Ini adalah sihir yang menyembuhkan pembatuan Suzu.
Akan tetapi…
"… Hampir tidak ada perubahan… kenapa? Untuk sihir seperti ini tidak dapat menyembuhkannya… apa karena sudah terlalu lama?"
Sepertinya, 'Sepuluh Ribu Surga' tak dapat menyembuhkan pria itu, sihir itu hanya memperlambat prosesnya. Kemudian, mungkin karena tekanan dari dalam tubuhnya, pria itu mengerang kesakitan. Pendarahannya tidaklah berhenti. Di saat itu, karena ia tak memiliki cara penyembuhan yang tepat, Kaori menggertakkan giginya dan memutuskan untuk menggunakan tindakan gawat-daruratnya
"Di sinilah kunyatakan cahaya rahmat, di sinilah duniaku, tempat perlindunganku, yang menghancurkan semua kejahatan seperti yang kuinginkan, 'Tanah Suci'."
Sihir penyembuhan tingkat tinggi beratribut chaya, 'Tanah Suci'. Itu adalah sihir yang menyalurkan kekuatan sihir seseorang ke yang lainnya dalam suatu area  Pada dasarnya, dengan menyalurkan sihir seseorang ke orang lain, orang tersebut untuk sementara akan selamat dari kelelahan sihir. Ini adalah sihir yang bertujuan sebagai pendukung jika seseorang tidak memiliki sihir yang cukup untuk menembakkan sihir yang kuat.
Terlebih lagi, hal itu tidak dibatasi pada kekuatan sihir penggunanya, jadi pemindahan sihir seseorang dapat dilakukan secara paksa di dalam area. Ini menggunakan prinsip yang seperti magic drain (penyerapan sihir). Akan tetapi, dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengekstrak kekuatan sihir orang lain dan hal yang mustahil untuk melakukan banyak pengekstrakan. Inilah alasan kenapa sihir ini termasuk tingkat tinggi.
Pada awalnya, sihir ini dapat digunakan karena Kaori dapat mengaktifkannya dengan menggunakan 3 sajak rapalan yang aslinya membutuhkan 10 sajak rapalan. Hal ini menunjukkan betapa ahlinya Kaori.
Alasan ia menggunakan sihir ini kepada pria muda yang menderita itu adalah untuk melepaskan kekuatan sihir yang mengamuk yang membuat tekanan di dalam tubuhnya ke arah ke luar. Hal itu tertera di piringan status pria itu dimana 'kekuatan sihirnya tidak dapat dilepaskan ke luar', jadi ia berusaha menggunakannya 'jika' hal itu dapat diselesaikan dengan menyerap paksa sihir menggunakan sihir tingkat tinggi.
Sebuah cahaya putih murni membesar dari tengah tubuh pria muda, dan sekilas sesuatu seperti kunang-kunang melompat keluar. Itu adalah tanda yang misterius. Dengan matanya yang tertutup, penampilan Kaori yang menaruh tangannya di dada pria itu selagi berkonsentrasi dan diselimuti dengan cahaya yang berterbangan, terlihat bagaikan orang suci.
Kaori yang dengan mudah mengaktifkan sihir tingkat tinggi, membuat orang yang berpengalaman di sihir yaitu Yue dan Tio, tanpa sengaja bergumam "Hou…," sebuah suara kekaguman. Selagi digendong oleh Shia, Myuu memperhatikan Kaori dengan ekspresi terpesona dan bergumam, "Cantik…"
Tanpa menyadari bahwa kawan-kawan baru di sekitarnya mengeluarkan suara kekaguman, Kaori menaruh kekuatan sihir yang diekstrak dari pria muda itu ke dalam gelang yang terbuat dari Kristal Dewa yang ia terima dari Hajime. Sepertinya, penyerapan paksa dari sihir tingkat tinggi itu efektif.
Tanpa sengaja,  alasan kenapa benda itu bukan berbentuk cincin karena Hajime tidak ingin mengulang kesalahpahaman di masa lalu.
Perlahan, nafas pria muda itu menjadi stabil. Kemerahan di tubuhnya pun menghilang bersama dengan pendarahannya yang berhenti. Setelah menon-aktifkan 'Tanah Suci', Kaori mengaktifkan sihir penyembuh tingkat pemula, 'Pemberkatan', yang menyembuhkan urat nadi pria itu.
"Dengan berlalunya waktu… Aku tidak berpikir efeknya akan dapat langsung terlihat karena aku tidak memiliki solusi yang pasti. Ada juga kemungkinan kematian secara perlahan karena pengekstrakan kekuatan sihir, jadi aku mengekstraknya sampai pada batas tekanan di dalam tubuhnya berkurang. Jika ini terus berlanjut, kupikir kematian secara perlahan baik karena tekanan dalam tubuhnya atau kelelahan… cukup tinggi. Dari yang telah kupelajari, aku juga tidak mengingat ada gejala yang seperti ini… Apa Yue dan Tio tahu sesuatu?"
Dengan keluarnya pria muda itu dari keadaan kritis, Kaori menjadi lega sekaligus gelisah karena tak dapat benar-benar menyembuhkannya. Oleh karena itu ia menanyakannya pada Yue dan Tio yang memiliki pengetahuan mendalam. Mereka berdua memandang sekeliling seolah sedang mencari sesuatu dalam ingatan mereka, tapi mereka tak mengingat apapun. Pada akhirnya, hal itu menjadi situasi di mana mereka bahkan tidak dapat mengatakan bahwa itu adalah penyakit dengan penyebab yang tak diketahui.
"Kaori, untuk amannya, coba periksa kami juga. Bagaimanapun, ada kemungkinan itu adalah penyakit yang dapat menyebar lewat udara. Yahh, tak perlu khawatir jika itu hanyalah kekuatan sihir yang mengamuk."
"Un, kau benar."
Kaori mengangguk ke perkataan Hajime, ia pun memeriksa semuanya dan tak menemukan ketidak normalan. Kemudian, karena sepertinya penyakit itu tak menyebar lewat pernafasan, regu Hajime mengelus dada mereka merasa lega.
Ketika mereka melakukan itu, pria muda itu mengerang dan kelopak matanya bergetar. Karenanya, dia pun terbangun. Perlahan dia membuka matanya dan melihat ke sekeliling, pria muda itu melihat Kaori yang ada di dekatnya yang memperhatikannya dengan khawatir, dia pun mengatakan, "Dewi? Ah begitu, jadi ini adalah dunia lain…"
Selanjutnya, karena beberapa alasan pria muda itu mulai memanas dan mencoba mengulurkan tangan pada Kaori hanya untuk berakhir dengan perut terinjak-injak oleh Hajime yang tidak menyembunyikan rasa kesalnya akibat panas dari pasir yang mengganggunya.
"Ufffph!?"
"H-Hajime-kun!?"
Sambil melirik pria mudah yang mengerang dengan bentuk tubuhnya yang melekuk seperti < dan juga melirik Kaori yang mengeluarkan suara terkejut, Hajime mulai menanyainya.
Hajime tahu bahwa pakaian yang mirip garaveya dan mantel yang dikenakan oleh pria muda itu merupakan keahlian dari <> yang terletak di oasis terbesar <>. Dia mempelajari itu sebagai cara untuk melarikan diri dari kenyataan saat dia masih dipanggil sebagai 'si tak becus'. Jika pria muda itu mengatakan bahwa wabah penyakit itu telah menyebar di Ancadi maka mereka akan mengubah tujuan selanjutnya karena tempat tersebut telah menjadi zona berbahaya. Lalu dia pun menanyakan pria muda tersebut.
Setelah tersadar akibat injakan Hajime, pria muda itu bahkan tidak memperhatikan regu Hajime yang ada di sekelilingnya dan mulai memperhatikan objek hitam, mengerjap kebingungan. Setelah mendengar penjelasan singkat dari Kaori, dan paham bahwa regu Hajime adalah penyelamat nyawanya, dia pun menundukkan kepalanya, mengucapkan rasa terima kasihnya dan mulai menceritakan kisahnya.
Mendengar kisah pria muda itu, 'apakah para Dewa itu sedang mempermainkan kita?', Hajime memandang langit dengan rasa ragu karena masalah yang selalu mengikuti mereka ke mana pun mereka pergi.