PERAPIAN MAGIS DAN BLURITE
(Translater : Hikari)

Suara logam keras yang sedang dipukuli terdengar bergema di bengkel Atelier.
Menuangkan logam leleh panas dari cetakan ke cetakan, aku memukulinya dengan palu, membentuknya.
Gumpalan logam murni dari bijih logam telahlus berubah menjadi banyak Fine Iron Ingot dan Iron Ingot. Saat ini, di sampingku terdapat segunung bijih logam yang menumpuk.
"Fyuuh, untuk saat ini aku dapat mengubah bijih jenis besi menjadi batangan logam. Tapi apa yang akan kulakukan dengan ini?"
Hawa panas yang keluar dari perapian portabel yang terpasang di bengkel terasa seperti membakar wajahku dan menyeka dahiku dengan bagian belakang tangan untuk mengelap keringatku.
Selain Iron Ingot terdapat Silver Ore, Black Iron Ore dan Blurite Ore yang tidak kukerjakan sampai sekarang.
"Kupikir Blurite Ore material yang sama tingkatannya dengan Iron, tapi sekalipun aku menaruhnya ke dalam perapian, benda ini sama sekali tidak meleleh."
Aku mencoba memasukkan Blurite Ore ke dalam perapian untuk percobaan, tapi mungkin karena panasnya tidak cukup saat benda itu terus berada dalam perapian, bijih logam itu pada akhirnya menghilang sebagai crafting yang gagal.
Meskipun aku sudah memprediksikan terjadinya fenomena ini saat performa perapian tidak cukup, ada juga penyebab lain kegagalan ini, jadi aku mematikan api perapian secepatnya.
Merasa bahwa perapian portabel itu tidak memadai untuk membuat equipment, aku memutuskan untuk mengupgradenya.
Tetap saja, karena aku tidak tahu bagaimana caranya untuk mendapatkan perapian yang baru, aku memutuskan untuk mengandalkan perajin senior.
"——Dan begitulah, tolong katakan padaku di manakah aku bisa membeli perapian yang baru."
"Yun-kun, ternyata kau masih menggunakan perapian portabel. Onee-chan sedikit terkejut."
Saat aku mengunjungi toko Magi-san, Open Sesame dan saat aku bertanya sambil menundukkan kepala, dia bergumam terkesima sambil menumpukan sikutnya di konter.
"Tidak, aku biasanya menggunakan Craftmanship untuk memoles permata, jadi…"
"Tetap saja, karena kau punya uang, kau bisa membeli perlengkapan yang memadai lebih cepat."
Magi-san tersenyum getir dan mendengarkan keadaanku.
"Berapa banyak kekuatan api yang kau perlukan, Yun-kun? Kau bisa segera membeli sebuah perapian untuk mengubah Iron menjadi Steel dan memproses Silver Ingot, tapi lebih dari itu akan merepotkan."
"Saat ini, bijih logam yang tidak bisa kuproses adalah Silver Ore dan Black Iron Ore. Juga, ada Blurite Ore yang sama sekali tidak bisa kutangani."
Aku mengeluarkan sampel dari setiap bijih logam dan menaruhnya di depan Magi-san.
Alasan kenapa aku datang berkonsultasi pada Magi-san bukan hanya untuk mengkonsultasikan sebuah perapian dengan seorang perajin kelas atas, tapi juga untuk menanyakan Blurite Ore yang tidak bisa kutangani.
"Ini…tunjukkan padaku."
Magi-san menyipitkan matanya, ekspresinya berubah menjadi serius. Dia mengangkat bijih logam itu dan memperhatikannya dari berbagai sudut.
Setelah mengamati bijih logam berwarna biru itu cukup lama, dia menoleh padaku.
"Yun-kun, dari mana kau mendapatkan ini?"
"Aku menambangnya dari area gunung di utara. Apa kau tahu soal bijih logam ini, Magi-san?"
"Ya, aku kadang-kadang membelinya satu atau dua. Aku memang pernah mendengar ini ditambang di area sebelah utara, tapi…"
Apakah ada sesuatu yang terjadi yang membuatnya berbicara dengan tidak nyaman? Saat aku penasaran soal itu, Magi-san membuka mulutnya dengan berat.
"Bisa kau katakan padaku di mana kau mendapatkannya?"
"Ya, tempatnya bukan area tersembunyi. Hanya saja kau haru menambangnya dengan memanjat tebing gunung."
"Me-memanjat tebing katamu…"
Kebetulan saja aku mendapatkan Sense Climbing dan menggali di titik penambangan tebing saat kami memanjat. Tidak ada terlalu banyak Blurite Ore saat aku menggali di bawah tebing, tapi semakin dekat ke puncak, jumlah Blurite Ore yang kutambang pun bertambah.
"Haa, kau benar-benar agresif ya, Yun-kun."
"Tidak, aku hanya terbawa arus suasana."
Aku tidak berniat menyangkal bahwa aku bergerak cukup aktif, tapi itu sampai ke tingkat di mana aku berpikir positif tentang kenyataan bahwa caraku untuk menambang bijih logam jadi bertambah, jadi itu bukan sebuah kesalahan.
"S-sudah cukup tentangku. Magi-san yang tahu tentang Blurite Ore membuatku menghemat waktu. Sebenarnya, aku perlu menentukan harga untuk itu…"
Saat aku berkata demikian, Magi-san bersuara "aaah" dan membuat ekspresi aneh. kenapa Magi-san yang pernah membelinya bereaksi seperti itu?
"Asal kau tahu, sebenarnya aku tidak bisa menentukan harga dari Blurite Ore juga."
"Eh, Magi-san tidak bisa?"
"Meman benar aku sudah pernah membeli Blurite Ore yang dibawakan padaku, tapi aku belum sukses memurnikannya menjadi batangan logam. Karena itulah, saat aku membelinya, aku membayarnya tiga kali lipat dari harga Black Iron Ore."
Saat aku pertama kali membelinya, performa perapianku tidak cukup, kemudian aku tidak punya cukup teknologi untuk melakukannya, levelku tidak cukup tinggi, tidak cukup kekuatan api…dan sebagainya. Sekarang aku dalam situasi di mana aku menunggu untuk mengumpulkan cukup bijih logam untuk membuat sebuah batangan logam, katanya.
Ada sebuah tanda tanya bagi Magi-san yang muncul di pikiranku.
"Um, tapi Magi-san seharusnya punya Making Box, 'kan? Bukankah kau bisa mengumpulkan jumlah yang dibutuhkan dengan menggunakan fitur pelipatgandaan?"
Making Box adalah salah satu hadiah dari event perkemahan musim panas. Fungsinya ditujukan bagi para perajin, dengan pengiriman item secara acak setiap harinya dan menggandakan item tertentu.
Karena aku memilih hadiah yang sama, aku teringat dengan hal itu. Tapi kupikir Magi-san bisa mendapatkannya dari pengiriman acak atau penggandaan item untuk mengumpulkan bijih logamnya…
"Aah, itu. Aku sedang menggandakan bijih logam lainnya yang kudapat dari pengiriman, jadi aku tidak bisa menggunakannya untuk yang satu ini."
Ahahaha, Magi-san tertawa hambar. Sepertinya tidak ada yang bisa dilakukan.
"Kalau begitu, aku akan mendepositkan Blurite Ore yang kupunya."
"Ehh?! Tapi, ini bisa membuatmu rugi."
"Aku bisa pergi dan mengambil lebih banyak lagi, jadi tidak masalah. Lagipula aku juga tidak bisa menggunakannya."
Bagiku, yang memiliki perapian yang hanya bisa memproses Iron, ini adalah harta yang tidak berguna. Karena itulah, aku ingin memastikan nilai Blurite Ore sekalipun aku harus menyerahkannya pada Magi-san untuk mempelajarinya.
"Uuu, aku masih tidak yakin."
"Aku hanya ingin tahu berapa harga yang masuk akal untuk Blurite Ore, jadi jangan dipikirkan."
"…Aku mengerti."
Meskipun dia masih merasa tidak puas dengan perkataanku, dia memejamkan mata dan bergumam lirih.
"Kalau aku tidak bisa menyelesaikan situasi ini, ini akan menjadi hal memalukan bagiku sebagai seorang perajin kelas atas! Karena itu, aku akan mengajukan sebuah syarat pertukaran padamu, Yun-kun!"
"Syarat pertukaran?"
"Benar. Yun-kun akan menyediakan Blurite Ore. Aku akan membuatkanmu equipment dengan Blurite Ore itu dan memberikanya pada Yun-kun. Tentu saja, secara gratis."
Bagaimana? Saat Magi-san menelengkan kepalanya, aku menerimanya tanpa masalah.
"Aku mengerti. Kalau begitu, silakan. Aku akan menyerahkan Blurite Ore padamu kalau begitu."
Berkata demikian, aku memberikan 47 Blurite Ore pada Magi-san. Itu cukup untuk membuat 9 batangan logam. Kalau berjalan lancar, dia akan bisa membuat setidaknya satu batangan logam.
"Jadi, kontraknya sudah dibuat. Tapi sebelum itu, kita harus membeli sebuah perapian untukmu."
"Ya, ngomong-ngomong soal itu…"
Aku terbawa masalah harga Blurite Ore dan lupa soal itu.
"Kita akan membelinya dengan segera, tapi ada dua pilihan yang kurekomendasikan."

Setelah kami meninggalkan Open Sesame, Magi-san berkata sambil kami berjalan menuju NPC penjual perapian, mengangkat kedua jari sambil menjelaskan.
"Pertama, ada Blast Furnace yang bisa secara stabil memproses Gold dan Silver serta Black Iron. Biasanya, kau secara bertahap membeli dengan meningkatkannya setiap tahap, tapi karena kau punya uang, Yun-kun kurasa kau bisa segera membelinya."
Level Blast Furnace yang lebih tinggi mustahil untuk dibawa-bawa seperti perapian portabel dan harus dipasang di dalam bengkel, tapi performanya terjamin.
"Itu kedengarannya cukup bagus untuk membuat aksesoris."
"Benar. Pilihan lainnya adalah perapian yang dapat memproses logam magis. Itu disebut Magical Furnace."
Yang satu ini juga peralatan pembuat equipment yang perlu dipasang seperti Blast Furnace, tapi memiliki fitur yang berbeda dari Blast Furnace.
"Magical Furnace dapat secara sementara meningkatkan kekuatan api dengan menggunakan MP player. Di sisi lain, kalau MP-nya habis di tengah-tengah pembuatan dan kekuatan apinya berkurang secara mendadak, maka proses craftingnya gagal."
Blast Furnace yang memiliki performa yang stabil atau Magical Furnace yang memiliki performa yang lebih tinggi tapi lebih sulit untuk ditangani.
Dari kedua pilihan yang Magi-san ajukan, aku memilih——
"Lebih baik terlalu besar daripada kecil, kata orang——Kurasa Magical Furnace."
"Sudah kuduga. Kalau begitu, kau harus berjuang dengan questnya."
"Eh, itu…"
Apa maksudnya? Aku mencoba bertanya, tapi Magi-san telah memasuki sebuah bangunan di pinggiran kota.
Aku mengikutinya dengan tergesa-gesa dan di dalam bangunan aku merasa tidak dapat bernapas karena uap dan udara panas di dalam bangunan tersebut.
"Yun-kun, NPC tukang batu bata di sini menjual Blast Furnace dan Magical Furnace."
"Selamat datang. Apa kau perlu batu bata?"
Orang yang muncul adalah NPC pria bertampang kasar dengan apron yang kotor oleh lumpur. Saat aku mendongak menatap pria bertubuh kekar itu, dia meninggalkan sekop yang dia pegang di tangannya untuk mencampur tanah liat dan berbalik ke arah kami.
"Um…aku ingin Magical Furnace yang bisa memproses logam magis."
"Maaf. Magical Furnace dibuat dari batu bata yang dibuat secara khusus dan kami tidak punya bahannya untuk itu."
Pria bertampang kasar itu alis menurunkan alisnya saat terlihat meminta maaf. Aku penasaran apa yang harus dilakukan dan mengarahkan tatapanku pada Magi-san untuk meminta bantuan, yang kemudian mengangguk dengan seulas senyuman.
Haruskah ini diteruskan seperti ini?
"Akan tetapi, kalau kau membawa bahan-bahannya, aku akan bisa membuatnya. Akan kuberitahukan padamu di mana kau bisa menemukan bahannya."
"Ah, jadi begitu. Aku menerima kalau begitu."

——Quest: Mencari Fine Magical Clay Balls telah diterima .
Kumpulkan 30 quest item, Fine Magical Clay Balls

Aku membuka peta yang muncul saat quest tersebut diterima dan memeriksa lokasinya. Sepertinya ada beberapa tempat untuk mendapatkan item quest itu di sekitar Kota Pertama.
"Kau bisa mengumpulkan 3-4 clay ball di setiap tempat. Bawalah ke sini begitu kau mengumpulkan jumlah yang dibutuhkan."
Setelah berkata demikian, si NPC Tukang Batu Bata membalikkan punggungnya ke arah kami dan mulai menguleni tanah liat di tempat pembakaran di depannya.
"Terima kasih telah membantuku, Magi-san."
"Baiklah kalau begitu, bantuanku sejauh ini saja. Aku akan mencoba mengolah Blurite Ore, jadi kau juga berjuanglah, Yun-kun."
Aku menatap kepergian Magi-san yang menuju jalan ke Open Sesame sambil melambai selamat tinggal dan memotivasi diriku sendiri.
"Aku terbiasa berjalan-jalan di sekeliling Kota Pertama, jadi tidak perlu khawatir."
Sepertinya ini akan pengumpulan item yang santai yang tidak berbeda dengan piknik dan jalan-jalan yang biasanya.
Karena itulah, aku memanggil keluar rekan-rekanku untuk berkeliling.
"Sekarang, ayo pergi! Ryui, Zakuro—— Summon!"
Aku memanggil young beast partnerku, Ryui si unicorn dan Zakuro si rubah hitam berekor dua.
Aku mengelus leher Ryui dan Zakuro yang telah dipanggil dan membawa mereka untuk berjalan-jalan di luar kota.
·
Sambil mengumpulkan quest item Fine Magical Clay Balls, aku juga mengumpulkan berbagai item lainnya di perjalanan.
Dahan-dahan yang dibutuhkan untuk membuat panah dan batu permata serta herba. Memutar sedikit, aku juga mengumpulkan herba langka dari lokasi-lokasi terpencil sambil terus mengumpulkan clay ball.
"Fyuuhh, aku telah mengumpulkan dua pertiga clay ball yang dibutuhkan. Tapi aku sedikit lelah, jadi ayo istirahat."
Menemukan lokasi di mana aku bisa mengumpulkan clay ball adalah hal mudah, tapi menggali ke bawah tanah untuk mengumpulkannya membutuhkan banyak usaha.
Aku menggali lapisan demi lapisan tanah liat yang tepat sama warnanya dengan tanah di sekeliling sampai ke kedalaman tiga puluh sentimeter dan kemudian aku membentuk sebuah bola tanah liat seukuran bola basket dengan tanganku sendiri.
Membuat dua sampai tiga clay ball dan menyimpannya di dalam inventory cukup melelahkan.
Aku mengumpulkannya sambil bergerak dari bagian timur ke area sebelah selatan, dan begitu aku memasuki safety area di sisi barat, aku memutuskan untuk duduk dan beristirahat sebentar di bawah naungan pohon.
"Haa, Ryui, berhentilah meletakkan kepalamu di atas lututku seperti biasa. Juga Zakuro, kenapa kau mencoba memasuki tempat sesempit itu?"
Aku mengelus Ryui yang meminta bantal pangkuan serta Zakuro yang mencoba memasuki pakaianku dari samping dan sementara itu, aku mencari makanan di inventoryku yang kira-kira sesuai dengan suasana hatiku saat ini.
"Minatku hari ini…ahh, ada Cold Crimsin Glory Vine."
Aku mengeluarkan anggur yang Taku temukan di hutan area lereng gunung utara.
Saat aku memasukkan sebutir ke dalam mulut, sari buah yang manis menyebar di dalam.
Aku mengambil beberapa ikat anggur dan memberikannya pada Zakuro karena dia berdiri dengan kedua kaki belakangnya dan sepertinya ingin beberapa. Dia mulai memakannya sekalian dengan kulit-kulitnya.
"Biasanya anggur terasa pahit kalau dimakan tanpa mengupas kulitnya, tapi kurasa ini menghemat tenaga dengan memakannya bersama dengan kulitnya."
Aku mengambil lagi sebutir dan memasukkannya ke dalam mulut.
Karena aku teralihkan oleh Zakuro untuk sesaat, ketika aku merasa berat di pangkuanku berkurang dan menoleh ke arah Ryui, aku melihatnya memakan satu ikat penuh anggur.
"Woaah, apa-apaan makan dengan rakus seperti itu? Memangnya tidak apa-apa memakannya sebanyak itu?"
Aku berkomentar menanggapi pemandangan itu, tapi Ryui terus mengunyahnya dan hanya mengeluarkan batang-batangnya.
Dia benar-benar memakan habis buah tersebut.
"Aaa-aah, dan aku bahkan belum memakannya."
Dan aku ingin memakan beberapa. Aku merasa sedih sekali, tapi si rubah kecil membeku saat dia menelan anggurnya.
"…Zakuro. Tidak apa-apa, kau bisa memakan semua sisanya."
Aku mengambil anggur yang tersisa dan menghela napas dalam diam.
Itu bukannya karena anggurnya tidak biasa, jadi kenapa Ryui memakan semuanya sekaligus? Aku bertanya-tanya dan jawaban yang kutemui adalah kami belum makan buah apapun akhir-akhir ini.
"Mau bagaimana lagi. Setelah mengumpulkan item quest, ayo ke area utara dan mencari Cold Crimson Glory Vine."
Satu dorongan lagi, aku menampar ringan pipiku sendiri dan melanjutkan pengumpulan clay ball.
Dia area sebelah barat terdekat, di gua dangkal habitat para kelelawar yang berdekatan dengan kolam, aku menggali clay ball dan menyelesaikan pengumpulan. Kemudian, aku pergi untuk mencari Cold Crimson Glory Vine di utara.
"Ryui, sembunyikan dirimu dengan ilusi seperti biasanya dan lindungi Zakuro. Kita akan menghindari pertempuran sebisa mungkin."
Aku memberi instruski pada Ryui di depan hutan utara dan mulai berjalan ke dalamnya dengan hati-hati.
Menggunakan efek tambahan Recognition Inhibition dari armorku, aku berjalan maju supaya kami tidak ditemukan oleh monster-monster lawan.
"Meskipun hanya bijih logam di lereng, ada banyak permata di dalam hutan. Walaupun ada sedikit herba, sepertinya itu banyak bahan makanan dapat ditemukan di sini."
Mulai dari item makanan selain Cold Crimson Glory Vine, aku juga menemukan Mountain Apple yang mirip dengan buah apel biasa, lalu buah berwarna biru yang mirip dengan buah plum, Shiyu Fruit serta Tou Fruit yang memiliki aroma manis yang mirip dengan buah apricot.
Cold Crimson Glory Vine mudah untuk diambil karena buah-buahnya bergelantungan di posisi rendah, tapi pohon-pohon yang lain tinggi dan untuk mengambilnya sepertinya sulit.
"Haruskah aku menjatuhkan mereka dengan busur? Tapi aku lebih memilih tidak melakukannya karena buah-buahnya akan rusak."
Mungkin aku sebaiknya mengambil saja yang berada dalam jangkauan tanganku, pikirku, tapi mengingat bahwa aku memiliki Sense Climbing, aku menggunakannya dan memanjati pohon-pohon itu dengan dibantu motion assist untuk memetik buahnya.
"Aku lupa dengan Sense ini karena aku mendapatkannya belum lama ini. Sekarang, ayo cari yang berikutnya!"
Empat macam buah-buahan yang masing-masing memberikan kekebalan terhadap status buruk yang berbeda. Shiyu Fruit meningkatkan kekebalan terhadap Poison dan Charm, Tou Fruit kekebalan terhadap Paralysis dan Stun, Cold Crimson Glory kekebalan terhadap Confusion dan Anger, serta Mountain Apple menambah kekebalan terhadap Curse dan Sleep.
Seandainya aku bisa menanam buah-buahan ini di ladangku, pikirku dan mencoba mencari-cari biji buahnya, tapi aku tidak dapat menemukan satu pun. Sebagai gantinya, aku menemukan sebuah pohon kecil bernama Shiyu's Seedling dan meraupnya dari tanah, aku berhasil menyimp[annya di dalam Inventory.
Meskipun aku berjalan berkeliling mencari-cari bibit tiga pohon buah lainnya, tapi karena aku hanya bisa menemukan satu Shiyu's Seedling, aku memutuskan untuk datang ke sini sesekali untuk melanjutkan pencarian.
"Fyuuh, kurasa ini cukup?"
Karena setiap kali aku menemukan buah-buah ini Ryui dan Zakuro minta untuk mencicipinya, daripada disebut mencari, ini lebih seperti semacam perburuan buah untuk Ryui dan Zakuro.
Sebagai tambahan pengumpulan clay ball, aku pergi mengumpulkan buah. Karena aku melakukan banyak pekerjaan lapangan, sekarang waktunya untuk kembali. Saat aku memutuskan hal itu, sebuah warna merah menyala muncul di depanku.
Ngomong-ngomong tentang warna merah di hutan utara, itu seharusnya adalah Mountain Apple, jadi aku memutuskan untuk kembali dan menyelesaikan quest setelah memetik apel-apel tersebut.
Saat aku bergerak ke arah warna merah tersebut, aku keluar ke sebuah area terbuka kecil.
Berbaris di sana, terdapat pohon-pohon yang ditutupi bunga-bunga merah. Kelopak-kelopak bunganya setengah terbuka seperti sebuah mangkuk. Dan juga, seluruh bunganya berjatuhan dari pohon.
Di bawah kakiku, tersebar begitu banyak bunga, masih mempertahankan bentuknya.
"Jadi ini adalah safety area, ya. Juga, kurasa aku pernah mendengar 'Bunga yang jatuh seluruhnya' sebelumnya…"
Zakuro berjalan melewati bunga-bunga yang tersusun dan Ryui dengan takut-takut berlompatan ke sana sini supaya tidak menginjaknya.
Aku berjalan melihat-lihat pohon-pohon tersebut satu demi satu saat mencari-cari ingatanku.
"Aku merasa pernah melihat ini belum lama ini. Kira-kira di mana ya?"
"Oh, benar. Ini mirip dengan diagram untuk material yang kuambil dari buku ini."
Aku mengeluarkan buku dari inventory dan membuka halaman yang berkaitan.
"Apakah ini Double Camellia? Kalau ya, dengan memerasnya bijinya, aku seharusnya bisa mendapatkan minyak."
Meskipun seharusnya ini memiliki buah kamelia, aku tidak menemukan apapun yang mirip dengan biji di dalamnya. Aku hanya dapat menemukan beberapa biji yang rusak dari waktu ke waktu. Akan tetapi, jumlahnya sedikit.
"Artinya, aku tidak bisa mengumpulkan bijinya dalam jumlah banyak dengan mudah, ya."
Dan, saat aku berjalan di antara pepohonan dengan bunga kamelia yang bermekaran, aku menginjak sesuatu yang keras.
Apa itu? Aku melihat kakiku dan menemukan sebuah biji keras seukuran bola golf.
Tersembunyi di bawah bunga-bunga Double Camellia, terdapat sebiji benih yang jatuh.
"Tempat yang paling gelap adalah di bawah lampu,[1] ya."
Aku memungut biji kamelia itu dan mulai mengumpulkan biji-biji yang jatuh tidak jauh dari situ. Menatapku dengan bingung sekaligus takjub, Zakuro mencoba meniruku dan membawakan sebutir biji di mulutnya. Tapi karena dia tidak tahu kegunaan biji-biji tersebut, dia menggigitnya sambil memiringkan kepala.
"Terima kasih, Zakuro. Kalau kita mengumpulkan banyak biji-bijian ini, aku akan membuat minyak."
Aku membuka buku dan memastikan diagramnya untuk mengeluarkan minyak dan cara penggunaannya.
Double Camellia's Oil bisa digunakan untuk Mixing maupun Cooking. Terlebih lagi, ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk di ladang.
"Selain itu, Double's Camellia's Oil adalah material dasar pembuatan salep."
Menurut resep pembuatan salep untuk luka dan krim, minyak, air dan bahan penstabil diperlukan untuk krim dasarnya.
Menurut materialnya, Double Camellia's Oil digunakan sebagai minyaknya dan Water of Life sebagai airnya, tapi bahan penstabilnya masih belum diketahui.
Di buku dikatakan bahwa sumac wax[2] yang didapat dari jenis tanaman tertentu digunakan sebagai penstabilnya, tapi sayangnya tidak ada material yang muncul dalam pikiranku.
"…tapi, sumac wax. Lilin, ya. Kalau aku tidak salah, lilin sarang lebah juga bahan untuk lilin."
Saat aku mengumpulkan biji kamelia sambil berpikir, sebelum aku menyadarinya, banyak biji terkumpul di kakiku.
Karena Zakuro menggoyangkan kedua ekornya dengan senang, aku mengelus kepalanya sebagai tanda terima kasih dan mengambil biji-biji yang dia bawakan.
"Tidak ada yang bisa kulakukan meskipun aku tetap di sini dan berpikir tanpa henti, jadi ayo sekarang kita pulang. Ryui, Zakuro, kita pergi."
Aku mengelus kedua hewan itu yang lari ke arahku menanggapi suaraku, dan tanpa memutar-mutar lagi, kami langsung menuju ke Kota Pertama.
Dan, kami berhenti di toko NPC Tukang Batu Bata yang berada di pinggiran kota untuk melaporkan quest.
"Aku sudah selesai mengumpulkan clay ball untuk quest!"
"Aku mengerti. Aku bisa membuat Magical Furnace dengan ini. Untuk membuat perapian dan memasangnya akan memerlukan biaya 1,2 juta Gold. Kapan aku mulai mengerjakannya?"
"Umm, aku tidak membawa uangnya, jadi tolong datang dulu ke Atelier dan pastikan lokasi untuk memasangnya di bengkel sebelum memulainya."
"Baiklah. Ayo pergi kalau begitu."
Aku menyerahkan semua clay ball yang kupunya dan dapat membeli Magical Furnace tersebut, kemudian aku membawa si NPC Tukang Batu Bata bersamaku dan kembali ke Atelier.
Setelah bertukar sapa dengan Kyouo-san si NPC, aku memandu NPC Tukang Batu Bata ke bagian belakang toko, kemudian setelah menyampaikan permintaanku tentang pemasangannya, aku membayar lunas perapian tersebut.
"Baiklah kalau begitu, di dekat tempat perapian, pasang pelindung sihir untuk mencegah udara panas menyebar ke seluruh ruangan, catat."
"Karena aku juga mempunyai material lain untuk Mixing, kau tahu. Juga, aku tidak ingin beristirahat di ruangan panas."
"Baiklah. Aku akan mulai mengerjakannya dengan ini untuk sementara waktu."
Tapi, si tukang bangunan yang akan kembali ke tokonya untuk memulai pemasangan Magical Furnace menjatuhkan bom saat dia pergi.
"Pemasangan perapian akan memakan waktu tiga hari. Selama itu, mustahil untuk masuk ke sini."
"Hee? Tidak, ini pertama kalinya aku mendengar hal ini. Itu akan merepotkan."
Si NPC Tukang Batu Bata meninggalkan Atelier sebelum aku menanggapi. Tidak mungkin, pekerjaan konstruksinya sudah dimulai? Saat aku meletakkan tanganku di pintu bengkel bagian toko, sebuah pesan yang berbunyi Dilarang Masuk pun muncul.
"… Kyouko-san, apa kita punya cukup stok untuk tiga hari?"
Saat aku menanyai Kyouko-san yang mengurusi toko, dia menjawab dengan seulas senyuman bahwa semuanya baik-baik saja, dan itu membuatku merasa sedikit lega.
"Tapi tetap saja itu mengganggu. Kalau aku tidak bisa membuat campuran untuk krim dasar, maka…"
Tidak, kalau dipikir lagi, masih ada pilihan untuk membuat campuran dengan peralatan crafting untuk pemula yang sudah lama tidak kugunakan.
"…haa, ya ampun. Yah, ayo pastikan resepnya dan khawatirkan peningkatan performanya nanti saja."
Untuk saat ini, demi melanjutkan persiapan krim dasar, aku mengeluarkan buku dan mulai memeras minyak dari biji Double Camellia sambil mengkonsultasikan metode dengan resepnya.
·
"Hmm. Aku membuat penstabilnya untuk saat ini, tapi sepertinya tidak bagus."
Aku mengendusnya, tapi aroma yang muncul dari penstabil yang ditaruh di hadapanku saat ini jauh dari kata menyegarkan.
Dua hari telah berlalu sejak saat itu. Sampai pemasangan Magical Furnace selesai, aku perlahan mengeringkan Double Camellia's Seed di bawah atap Atelier dan dek kayu yang menghadap ke ladang. Aku mengerjakan penstabil dengan bahan-bahan yang kupunya.
Bahan yang kupakai untuk penstabil adalah Bark of the Fragrant Moss Wood】, yang merupakan bahan untuk Insect Repelling Incense dan dengan menggunakan itu, aku melanjutkan dengan mengekstrak penstabil.
Aku merebus sejumlah besar Bark of the Fragrant Moss Wood di air panas lebih dari tiga puluh menit.
Saat aku mengaduknya, mewarnai air tersebut dengan lumut kayu, pada akhirnya air tersebut bercampur dengan warna hijau lumut dan sesuatu seperti minyak perlahan muncul mengambang di permukaannya. Begitu aku merebusnya untuk waktu yang lama, cairan itu berubah menjadi lapisan minyak yang tebal dan sisa dari lumut serta kulit kayu mengapung di dalam panci.
Kemudian, aku mengangkat panci itu dari atas api dan menunggunya mendingin secara perlahan.
Dengan menggunakan perbedaan temperature antara air, minyak, dan penstabil, aku menunggu zat padat hijau di permukaan— Moss Wax untuk mengeras.
Akhirnya aku mengeluarkan benda hijau itu dan membuang sisa air, minyak, lumut dan kulit pohon. Aku mendapatkan sejumlah Moss Wax, tapi bau rumputnya tidak menghilang.
"Aku sebaiknya bertanya pada Lily tentang bahan yang cocok untuk membuat lilin."
Lyly si tukang kayu seharusnya tahu tentang material penstabil untuk membuat lilin atau pernis untuk memoles pemukaan busur dan tongkat, pikirku. Apa yang harus kulakukan? Aku penasaran.
"Aku datang! Hei, apa yang sedang kau lakukan?"
Saat aku sedang memeriksa tekstur dari lilin yang kusiapkan, si Peri Nakal datang bermain.
"Selamat datang. Ada kue yang disiapkan di belakang."
"Yayy! Baiklah kalau begitu, ambil ini sebagai gantinya."
Si Peri Nakal yang kadang berkunjung, menaruh sebuah pot kecil penuh dengan madu di meja dan terbang menuju toko untuk mengambil beberapa kue.
"Dasar, bersemangat sekali."
"Yahoo! Hari ini permen."
Permen-permen rasa apel dan anggur adalah sesuatu yang kubuat dengan mencampurkan sari buah yang kukumpulkan belum lama ini, gula dan air. Aku memutuskan untuk menggunakan Shiyu Fruit dan Tou Fruituntuk lain kali.
Sedangkan untuk Shiyu's Seedling dan biji Double Camellia, aku telah menanam mereka saat ini di dalam tempat pembibitan dan menunggu mereka tumbuh.
NPC Petani yang sering kudatangi mengatakan bahwa Shiyu's Seedling dan biji Double Camellia akan tumbuh di tempat pembibitan dalam dua minggu sebelum mereka bisa dipindahkan untuk ditanam di ladang. Dan, aku diberitahu bahwa mereka akan mulai menghasilkan buah sebulan setelah ditanam di ladang. Aku sudah menyiapkan tempat untuk menanam mereka.
"Mm? Adha afha? Adha fefhuathu ndhi wuahjaku?"
"Tidak, aku hanya berpikir kalau kau makan dengan enak sekali."
Si Peri Nakal memasukkan permen ke dalam mulutnya dan menjilatinya dengan pipi yang benar-benar rata.
Dia tidak bisa berbicara dengan benar karena itu, tapi 'Ada apa? Ada sesuatu di wajahku?'. Dia pasti ingin mengatakan itu. Melihatnya yang seperti itu, seulas senyuman muncul di wajahku.
Meskipun dia terus menjilati permen tersebut untuk sementara waktu, di tengah-tengah, dia mulai mengunyahnya. Begitu dia selesai, dia terbang ke hadapanku.
"Gumpalan yang aneh, dan lumayan bau."
"Aku berniat membuat lilin dari tanaman. Sebenarnya, aku akan senang kalau aku punya lilin lebah."
"Apa yang kau bicarakan? Kau punya lilin lebah, 'kan?"
Berkata demikian, si Peri Nakal menunjuk pada madu yang dia bawa.
"Maksudku, pot Fairy Village's Honey Crown dibuat dengan memproses sarang lebah yang ringan dan kuat."
"Serius?"
"Aku benar-benar serius. Tidak mungkin kami membawa pot biasa yang berat, 'kan."
Gunakan nalarmu dan kau akan menyadarinya, hmph!  Aku sedikit kesal dengan cara dia mendengus, tapi aku merasa menemukan sebuah metode baru.
"Baiklah kalau begitu. Nantinya siapkan keik!"
"Tidak, meskipun kau memintanya, aku tidak akan…dasar, dia sudah pergi!"
Aku mendapatkan petunjuk besar dari si Peri Nakal yang bebas dan tak terkendali.
Mengeluarkan pot-pot kecil yang Peri Nakal gunakan untuk membawa madu selama ini, aku memeriksanya.
Memang benar, pot ini ringan dan tahan lama. Ada tekstur lembap yang cukup berbeda dari keramik.
"Baiklah. Sekarang aku memiliki propsek untuk membuat penstabil. Ayo siapkan krim dasar!"
Aku menyiapkan dua panci kecil.
Aku mengisi panci-panci tersebut dengan air dan menaruh mangkuk yang mana satunya berisi Beeswax (lilin lebah) dan Moss Wax, membuat mereka mengapung di air panas.
Karena pot Beeswax cukup besar, jadinya cukup sulit untuk dilelehkan sehingga aku menghancurkannya dengan palu terlebih dahulu. Sedangkan Moss Wax dimurnikan secara perlahan saat aku sedikit demi sedikit menambahkan air dan menghilangkan kotorannya.
"Aku tidak punya sarang lebah, karena itu aku harus bisa membuatnya dengan bahan yang bisa kudapat."
Adalah penting untuk bisa membuatnya kapan saja daripada mengandalkan item berkualitas tinggi yang langka dan tidak bisa kubuat sendiri.
Sementara itu, karena Beeswax yang hancur sudah meleleh dan menjadi kumpulan besar, aku mengeluarkannya dari dalam air panas untuk mendinginkannya.
Setelah membuang kotorannya tiga kali, warna hijau dan bau rumput Moss Wax pun menghilang, menyisakan warna hijau terang dan aroma yang menyegarkan.
"Karena Beeswax tidak ada banyak kotorannya sejak awal, jadi tidak ada banyak perubahan, ya. Dan untuk Moss Wax, begitu aku menghilangkan kotorannya, baunya tidak begitu buruk."
Malahan, karena memiliki aroma yang menyegarkan, mungkin malah lebih baik seperti ini.
"Hmm. Ayo buat dengan keduanya."
Aku berhenti memanaskannya dan menghancurkan gundukan Besswax dan Moss Wax yang sudah dingin menjadi beberapa botol.
"Yang tersisa adalah…oh, friend call dari Taku?"
Berikutnya adalah panci besar untuk mengekstrak minyak dari biji Double Camellia dan sejumlah besar air. Dan saat aku sedang menyiapkan steamer, sebuah friend call datang dari Taku.
"Yun, bagaimana kabarmu?"
"Kita bertemu di sekolah sepanjang waktu, 'kan?"
"Haha, iya juga sih. Aku akan mampir ke tokomu sekarang. Tidak apa-apa? Aku ingin membicarakan sedikit tentang dataran tinggi di utara"
"Tidak masalah. Aku ada di Atelier sekarang."
"Baiklah, aku akan ke sana sekarang juga!"
Tiba-tiba sekali dia menghubungiku, tapi aku mengerti begitu dia berbicara mengenai area dataran tinggi. Segera kami mungkin akan menjelajahi tempat itu, pikirku dan selesai menyiapkan steamer lalu menunggu airnya mendidih.
Setelah menunggu beberapa lama, Kyouko-san membawa Taku dan yang lain dari toko Atelier ke dek kayu.
"Selamat datang. Jadi Gantz, Minute dan yang lainnya bersamamu."
"Yah, kami akan mengganggu sedikit. Ngomong-ngomong, ada banyak barang aneh di sini."
Mengikuti Taku adalah Gantz, Minute, Mami-san, Kei. Juga, Ivan si pemanjat juga ada bersama mereka.
"Eh? Ini kombinasi yang kelihatan aneh. ada Pak Tua Ivan."
"Hei, aku ingin melihat toko Nona, jadi aku meminta si Bocah Taku untuk mengajakku."
"Yah baiklah kalau begitu, santai saja melihat-lihat sekitar. Kita bisa mengobrol begitu aku menyelesaikan pekerjaan ini."
Saat Ivan menunjukkan gigi geliginya yang putih, santai saja, kataku dan kembali bekerja di depan Taku dan yang lainnya yang menyaksikan dengan penuh minat.
Saat steamernya penuh dengan uap, aku memasukkan biji Double Camellia yang sudah dikeringkan.
"Sekarang, persiapannya sudah selesai. Baiklah, ayo bicarakan tentang area dataran tinggi di utara."
Bertindak sebagai perwakilan obrolan ini adalah Taku dan Ivan, yang lainnya melihat-lihat Wisteria Peach Tree dan herba-herba yang ada ladang Atelier, atau menatapi peralatan yang tersebar di meja dek kayu yang sedang dalam proses.
"Sederhananya, aku ingin mengajakmu untuk menjelajahi area itu. Gantz, Minute, dan yang lainnya juga kelihatan berminat dengan area itu. Jadi sebelum yang lainnya mendapatkan Sense Climbing, kau mau ikut melihat-lihat tempat itu denganku, Yun?"
Aku tidak keberatan, tapi…saat aku bergumam demikian, aku menoleh ke arah Gantz dan yang lainnya, yang menanggapiku dengan penuh semangat.
"Itu area baru! Aku ingin ke sana juga, tapi karena aku tidak punya Sense Climbing, aku tidak bisa pergi! Kenapa aku tidak log in waktu itu!"
"Gantz bertingkah terlalu semangat begitu. Tapi, aku sedikit cemas membiarkan Taku dan Yun-chan pergi berduaan saja ke tempat yang tidak diketahui."
Meskipun merasa seram dengan Gantz yang mengepalkan tinjunya sambil berkata "Aku iri", Minute cemas dengan kami berdua yang pergi ke dataran tinggi.
"Karena itu, Ivan mengajari kalian tentang Sense Climbing sendirian saja?"
Ivan yang menyilangkan lengannya di samping, memperlihatkan senyum bahagia dan menggelengkan kepala.
"Ternyata para kenalanku yang mempunyai Sense Climbing berkumpul dan kami akan melakukan pelajaran memanjat dalam skala besar. Aku datang untuk berkonsultasi tentang item yang dibutuhkan untuk mempersiapkan hal itu."
Aku mengerti. Jadi Taku ingin mengajakku ke area dataran tingi dan Ivan ternyata datang untuk meminta saran dariku dan Taku yang pernah mempelajari Sense itu darinya.
Pertama-tama, ayo menanggapi Taku——
"Aku tidak keberatan pergi ke area dataran tinggi, tapi aku tidak menjelajah terlalu dalam. Kalau cuma sedikit, tidak apa-apa."
"Tentu, serahkan saja padaku."
Taku mengatakannya dengan sangat percaya diri, tapi apa benar tidak apa-apa? Aku menelengkan kepalaku dengan penasaran.
Kemudian, aku mengeluarkan buku catatan dari dalam inventory dan menuliskan beberapa item dan resep Mixing untuk Ivan.
"Makanan dan item konsumsi seperti potion sangat penting. Juga, karena Bunker Bee muncul di tempat itu, kita harus menyalakan Insect Repelling Incense dari resep ini supaya para lebah itu tidak menyerang meskipun saat siang hari. Aku sudah menuliskan tempat di mana semua bahan itu bisa ditemukan."
Aku menuliskan hal-hal yang kuperlukan saat aku menaikkan level Sense Climbing.
Kalau mereka memiliki kenalan perajin selai aku, sebaiknya meminta mereka saja untuk menyiapkannya. Akan jadi terlalu merepotkan menyediakan item dalam jumlah besar bagi orang-orang yang belajar. Demi mengurangi beban tersebut bagi diriku sendiri meskipun sedikit, aku memberinya resep tersebut.
"Tidak masalah mengambil ini? Bukankah resep perajin adalah sesuatu yang rahasia?"
"Baru pertama kali mendengarnya. Ah, juga, aku sudah mengecek harga untuk bijih-bijih logamnya, tapi karena harga Blurite Ore masih belum ditetapkan, mau menjualnya sedikit lebih mahal daripada yang lain?"
Untuk Blurite Ore yang kupercayakan pada Magi-san, mengikuti contohnya, aku membelinya dengan harga tiga kali lipat daripada Black Iron Ore. Bersama-sama dengan bijih logam yang lain, harganya lumayan tinggi.
"Itu sudah lebih dari cukup. Tapi, kalau kau uang sebanyak itu Nona, sepertinya kau bisa mengumpulkan item yang dibutuhkan dengan mudah. Jika dibutuhkan, aku akan patungan dengan para kenalanku untuk mendapatkan bahannya. Maaf, aku jadi merepotkan!"
Sepertinya urusan Ivan sudah selesai setelah aku membeli bijih-bijih logam itu darinya, dan kemudian dia meninggalkan toko lebih dulu.
Setelah itu, aku mendiskusikan jadwal untuk pergi ke area dataran tinggi dengan Taku dan melakukan penyesuaian.
"Hei, Yun-chan. Apa ini?"
Saat aku sudah selesai berdiskusi dengan Taku, Gantz menunjuk pada biji-biji Double Camellia di dalam steamer. Minute juga menatapnya dengan berminat.
"Kurasa itu bahan untuk salep? Setelah menguapinya, aku berencana untuk memeras minyak biji kamelia dari biji-biji itu."
Awalnya, aku bermaksud untuk menghancurkan bijinya di mesin penggiling di bengkel dan kemudian menaruhnya ke kain linen dan memerasnya, tapi karena aku tidak dapat memasuki bengkel karena pemasangan Magical Furnace, aku harus menghancurkannya dengan palu yang digunakan dalam craftsmanship dan memerasnya.
"Karena itu adalah biji-biji kamelia, maksudmu Camellia Oil?"
"Kurasa begitu. Kalau aku memerasnya, minyak yang kudapat adalah bahan serba guna yang bisa digunakan untuk memasak dan Mixing. Juga, itu bisa digunakan untuk membuat obat. Ngomong-ngomong, kurasa itu bisa diklasifikasikan sebagai kosmetik.
Mami-san bertanya karena penasaran, jadi aku menjawab untuk memastikannya dan kemudian mengeluarkan biji-biji yang diuapi itu supaya mendingin sedikit.
Sementara itu, Minute menatapi biji-biji kamelia itu dengan mata berbinar-binar.
"Apa maksudmu itu bisa digunakan untuk rambut dan kulit?"
"Mungkin? Tapi kurasa karena ini adalah material untuk sesuatu seperti krim tangan, seharusnya tidak ada bahayanya."
Setelah biji-bijinya dingin, aku memeriksa resep salep menggunakan Camellia Oil di buku yang diletakkan di samping.
Hal mendasar adalah salep dan krim, tapi dengan mengubah resepnya, sepertinya aku bisa membuat benda-benda seperti krim bibir.
"Bagus, ini benar-benar bagus! Karena kau akan memerasnya, kau perlu tenaga! Gantz, kemari dan gunakan kekuatanmu menggantikan Yun-chan!"
Mendengar tentang item yang berhubungan dengan perawatan kulit dan kecantikan, Minute menjadi begitu bersemangat dan memukul-mukul punggung Gantz berkali-kali.
Dia melakukannya dengan begitu kuat sampai Taku dan Kei melarikan diri dari bagian toko Atelier.
"Ahh, Taku, Kei! Jangan korbankan aku dan kabur begitu saja!"
Gantz memanggil kedua orang itu yang telah menghilang dan mencoba meloloskan diri, tapi Minute telah menekan tengkuk lehernya sambil tersenyum.
"Nah, kalau kau laki-laki, maka kerjakanlah."
Diancam dengan seulas senyum lebar, Gantz menggunakan tinju bela dirinya untuk memeras biji kamelia. Berkat hal itu, banyak minyak yang terperas keluar, lebih daripada yang kudapatkan dengan melakukannya sendiri. Tidak sengaja, tangan Gantz pun basah kuyup berlumuran minyak.
"… …"
"Um, terima kasih untuk kerja kerasnya, Gantz."
"…s-siaaalll‼"
Dengan berlumuran Camellia Oil, Gantz menuju ke bagian toko di mana Taku dan Kei berada.
"Hei, Yun-chan. Apa yang akan kau lakukan sekarang?"
Minute mendesakku, ingin aku melanjutkan ke proses berikutnya. Di sampingnya, Mami-san berdiri dalam diam dengan antusiasme di matanya.
"Um, pertama-tama aku akan memadukan Camellia Oil, Water of Life dan penstabilnya dengan rasio 5-6-1."
Kali ini, aku melarutkan Beeswax di dalam air panas dan mencampurkannya dengan Camellia Oil. Setelah menambakan sejumlah kecil Water of Life ke dalamnya, aku kembali mengaduknya sama mereka tercampur rata. Pekerjaan ini akan lebih cepat jika aku menggunakan pengaduk otomatis di bengkel, tapi kali ini aku melakukannya secara manual, mencampur dengan perlahan Water of Life dan minyak menjadi krim.
"Ugh, ini sangat sulit, tapi dengan melakukan ini kita mendapatkan krim dasar."
Walau dalam kondisi ini item tersebut tidak memiliki efek apapun, aroma Beeswaxnya bagus.
"Hebat. Boleh aku minta sedikit?"
"A-aku juga, aku juga."
"Silakan."
Saat aku menyodorkan krim dasar yang masih baru dibuat itu pada mereka, keduanya mencoleknya dengan telunjuk dan mengoleskannya di lengan mereka, memastikan rasa nyamannya. Aku juga mengoleskannya di belakang tanganku dan saat aku mendekatkannya ke hidung, aku bisa mencium samar-samar aroma manis madu.
Meskipun tidak ada perubahan dalam stats, itu membuatku sedikit senang.
"Bagaimana? Rasanya di kulit, aroma dan semacamnya."
"Aromanya sedikit matnis. Bagaimana caranya kau membuat krim bibir?"
"Untuk itu, aku akan menambahkan lebih banyak penstabil untuk membuatnya lebih padat."
"Kalau begitu, bagaimana kalau nantinya kau juga menambahkan madu atau ekstrak bunga untuk aromanya?"
Aku cepat-cepat menulis usulan Minute.
Meskipun ini rasanya sesuai dengan selera Minute, tapi Mami-san mengerutkan alisnya sedikit saat menanggapi aroma manis itu.
"Mami-san, kalau aroma Beeswax tidak cocok, bagaimana dengan yang satu ini?"
Saat aku menggunakan material lainnya sebagai pengganti dan menyodorkan Moss Wax yang telah dimurnikan, sepertinya Mami-san lebih menyukai aroma menyegarkan dari pepohonan.
"Aku mungkin lebih suka yang ini."
"Aku mengerti. Jadi minat orang-orang dapat berbeda tergantung dari satu bahannya saja."
Sedikit terkesan, aku telah memisah-misahkan contoh krim dasar ke dalam wadah-wadah kecil. Saat ini, persiapan untuk krim dasar adalah tujuan utamanya, tapi secara keseluruhan ini seharusnya dapat mengeluarkan sebuah efek dengan menambahkan material sesudahnya.
Porsi kecil dari krim dasar ini untuk memastikan kombinasi dengan material lainnya.
"Ngomong-ngomong, Camellia Oil, ya. Mungkin ada bagusnya memakaikannya langsung ke rambut."
"Kalau begitu, kenapa tidak kau coba? Rambutmu mungkin jadi berkilauan."
Saat aku bergumam setengah bercanda begitu, Minute di ujung jangkauan penglihatanku memperlihatkan senyum cerah.
"Benar. Ayo kita coba pakaikan pada Yun-chan kalau begitu. Mami, tahan Yun-chan!"
"Y-ya!"
Mami-san menggelayut di pinggangku saat aku membuat krim dasar. Meskipun itu tidak terlalu mengekangku, melihat kegigihannya, aku jadi ragu untuk melawannya.
"Yun-chan memiliki rambut hitam yang panjang, jadi kita akan mencobanya sedikit."
"H-hei, Minute. Bisa tenang sedikit? Aku tidak masalah, serius. Lagipula, aku ini laki-laki."
Aku mencoba menahannya dengan kata-kata, tapi Minute mendekatiku dengan tangan yang sedikit dilumuri Camellia Oil.
"Pasrahkan dirimu!"
"Hhyah?!"
Dia menyambar kepalaku dari belakang dan menahannya sekuat tenaga untuk mengoleskan minyak tersebut di rambutku.
"Bagaimana! Ini adalah perawatan rambut dengan Camellia Oil!"
"Uu-faa, tu-tunggu, ini…"
Aku tanpa sadar bersuara, rasanya nyaman. Saat minyak tersebut digosokkan ke kepalaku dengan tenaga yang cukup, rasanya begitu nyaman sampai aku secara refleks merilekskan tubuhku.
Sebelum aku menyadarinya, kekangan Mami-san telah menghilang dan aku terjatuh lemas di meja yang ada dek kayu.
"K-kau mengerikan."
"U-uwoaa. Aku bisa melihatnya berkilauan."
"*glek*, ini efek yang cukup menyeramkan."
Saat mereka berdua menatapiku, aku mengeluarkan cermin untuk memantulkan penampilanku dan memastikan efek dari Camellia Oil.
Rambut hitam panjangku semakin berkilauan dan benar-benar memantulkan cahaya, bercahaya. Saat aku menyelipkan ujung-ujung jariku, tekstur rambutku menjadi semakin lembut.
Tapi masalahnya adalah, karena pijatan yang Minute berikan, wajahku jadi bersemu merah dan air mata muncul di sudut-sudut mataku.
Aku berjongkok di tempat untuk menutupi wajahku yang terlihat memalukan.
"Ini bukan aku!"
"Hebat. Rambutmu menjadi semakin indah sekarang."
"Aku tidak perlu pujian semacam itu!"
Aku duduk dan menarik leherku seperti seekor kura-kura, menunggu diriku sendiri kembali tenang. Sementara itu, Minute dan Mami-san melumuri rambut satu sama lain dengan sisa Camellia Oil dan suara riang mereka mencapaiku.
Rambut pirang bergelombang Minute menjadi halus dan rambut lembut Mami-san yang ada di bawah topi menjadi terlalu lembut, sampai ikat rambutnya merosot jatuh.
"Kau sebaiknya lebih menikmatinya, Yun-chan. Hei, apakah kau berikutnya akan membuat lip balm?"
"Aku mau krim tangan dengan aroma yang menyegarkan."
"Apa? Kalian bersenang-senang, ya."
"Taku, kau di sini! Hentikan mereka berdua…"
Sepertinya Taku, yang melarikan diri dari tugas memeras minyak dari biji bunga kamelia, telah kembali. Aku berbalik untuk meminta bantuan Taku menangangi kedua gadis yang bersikap penuh semangat tentang kosmetik dan mencoba membuatku menjadi kelinci percobaan, tapi saat aku melihatnya, aku terdiam.
"Hm? Ada apa, Yun? Tiba-tiba terdiam begitu."
"Aa-a-apa-apaan kilauan itu!"
Apa ada yang aneh? Taku kebingungan sendiri saat mengusap lehernya, tapi rambutnya terlihat jauh lebih baik dan berkilauan dibandingkan sebelumnya. Entah kenapa, dia terlihat lebih keren sekarang.
Sesuatu terjadi selama waktu yang singkat itu.
"Oh, Gantz menyentuh seluruh kepalaku dengan tangannya yang lengket karena minyak."
Benar-benar menyebalkan. Sementara Taku berkata demikian, di sampingnya ada Gantz, dengan Camellia Oil di seluruh wajahnya dan kulitnya berilauan, tetap dengan ekspresi puas di wajahnya. Tidak ada perubahan tertentu di penampilan Kei, tapi bagian-bagian yang bergerak pada armornya jadi lebih mulus dengan minyak yang dioleskan di sana, gumamnya.
"Uwoah, Taku-san bahkan kelihatan lebih menyegarkan."
"Hoee, jadi ada efeknya juga untuk laki-laki."
Karena karakterku adalah perempuan, Camellia Oil semakin menekankan pada sisi feminin, tapi beda efeknya pada Taku. Padahal kami sama-sama laki-laki di dunia nyata, pikirku dan air mata muncul di mataku.
"Diam! Taku bodoh! Jangan tunjukkan dirimu di hadapanku untuk sementara waktu!"
"Ada apa, Yun?"
"Hmph!"
Aku melampiaskan rasa marahku, tapi 'dia sedang malu-malu', 'dia sedang malu'. Minute dan Mami-san telah memutuskan begitu. Sama sekali bukan itu!
Sementara itu, dengan seulas senyuman di wajahnya, Gantz memperlihatkan ekspresi kesal dan 'kau sedang pamer ya, dasar riajuu?!' dan melancarkan serangan badan pada Taku dari samping.
Entah bagaimana aku dapat menyingkirkan Taku dan kemudian aku meringkuk di balik konter, memeluk kakiku.
"Kenapa hanya Taku yang kelihatan semakin gagah? Saat rambutku berkilauan, aku hanya semakin terlihat feminin. Padahal aku ini laki-laki di dunia nyata."
*hiks* Aku duduk sambil menunggu energiku kembali.
Membenci diriku sendiri karena menyingkirkan Taku saat aku melampiaskan amarahku, sepertinya aku tidak akan bisa bertemu dengannya sementara waktu.
"…Taku bego."
Sebuah gumaman pelan muncul dari bawah konter.



[1] Secara kasarnya, "tempat yang paling tersembunyi justru adalah tempat yang paling terdekat"
[2] Lilin yang didapat dari tanaman beri khas Jepang dan Cina dan biasa digunakan sebagai pengganti lilin lebah