BERBAGAI HAL SETELAH PERTEMUAN KEMBALI
(Translater : Elsa)
Saat
suara putus asa Kouki menyelimuti kesunyian, orang yang dibicarakan
berpura-pura tidak mendengarnya dan berjalan mendekati Shia, di samping Meld
yang pingsan.
Karena
mengira sudah tidak perlu melindungi rombongan Kouki, Yue juga mendekati Hajime
dan Shia. “Ahh, Onee-sama!,” Teriakan Suzu terdengar dari belakangnya.
“Shia,
bagaimana kondisi Meld?”
“Semuanya
hampir terlambat. Dia tidak akan selamat andaikan kita melewatkan sedetik saja…
Aku menggunakan “Air Suci” sesuai instruksi, tetapi… apakah benar tidak apa
melakukannya?”
“Ah,
aku berhutang budi pada orang ini. Di samping itu, kekurangan sepeninggal Meld
terlalu banyak. Akan menjadi masalah jika ada orang aneh yang mengambil alih
pelatihan rombongan sang Hero. Yah,
melihat keadaan mereka sekarang, sepertinya Meld tidak mampu menyelesaikan
pelatihan mereka sebagaimana mestinya… tetapi memang benar, dia orang yang
baik. Orang yang akan disesalkan, dalam banyak arti, jika dia mati.”
Kouki
menatap tajam Hajime. Bersama Ryuutarou, dia berjalan ke arah Hajime diikuti
teman-teman yang lain. Shia menanyakan alasan penggunaan Air Suci itu untuk
Meld. Kebetulan, yang dimaksud “orang aneh” itu adalah mereka yang berasal dari
Gereja Orang Suci, seperti Ishtal.
“…
Hajime.”
“Yue.
Terima kasih sudah mendengarkan permintaanku.”
“Nh.”
Yue
datang ketika Hajime masih mengobrol dengan Shia. Sambil mengelus lembut pipi
Yue yang memandang ke atas, ke arahnya, saat memanggil namanya, Hajime menyampaikan
rasa terima kasih padanya. Pandangan Yue seakan mengatakan “Tidak masalah,”
saat menyipitkan mata dengan senang hati. Tentunya, pandangan Hajime melembut
dan mereka saling bertatapan.
“…
Kalian berdua, tolong lihat situasinya… Ayo, sadarlah! Semuanya hampir
berkumpul disini!”
Hajime
dan Yue mulai membuat dunia mereka sendiri, kebiasaan mereka ini bahkan sudah
bisa disebut sebagai ‘penyakit.’ Demikianlah, Shia menepuk-nepuk tangannya dan
membalas dengan tajam untuk menyadarkan mereka.
Rupanya,
sorot mata tajam Kouki semakin terlihat dan Hajime menyadarinya. Terutama
pandangan yang berasal dari arah berlawanan dari Kouki dan yang lainnya,
membuat Hajime agak bergidik ngeri.
“Oi,
Nagumo. Kenapa kau membunuh—…”
“Hajime-kun…
sebenarnya ada banyak hal yang ingin kutanyakan, tapi bagaimana keadaan
Meld-san? Kelihatannya, luka-lukanya sudah tertutup dan nafasnya juga stabil. Namun,
bukankah seharusnya dia terluka parah…”
Perkataan
Kouki, yang dimaksudkan untuk menekan Hajime, disela oleh Kaori yang duduk
berlutut di samping Meld, berwajah serius dan menanyakan pada Hajime tentang
kondisi Meld secara terperinci.
Sesaat,
Hajime agak merinding karena tatapan Kaori, tetapi dia rasa itu hanya
imajinasinya saja, dan memutuskan untuk menjawab pertanyaan Kaori.
“Yah,
karena… Aku menggunakan obat yang cukup istimewa. Obat itu berbentuk cairan
yang akan langsung menyembuhkan seseorang sepenuhnya, meskipun orang itu sudah
sekarat.”
“O-obat
yang seperti itu, bagaimana bisa aku tidak pernah mendengarnya?”
“Karena
dulunya obat ini hanyalah legenda… dan pada umumnya, tidak ada yang mampu
mendapatkannya. Karena itulah, Yaegashi, kau harus disembuhkan dengan sihir,
dan ini, obat untuk memulihkan kekuatan sihirmu.”
“Eh,
ya… Terima kasih.”
Setelah
terpanggil oleh Hajime, Shizuku menerima obat sambil sedikit tergagap saat
berterimakasih padanya karena perubahan yang terlihat antara Hajime yang dulu
dan yang sekarang. Hajime tidak mempermasalahkan reaksi Shizuku dan memberi
Kaori obat pemulih kekuatan sihir lagi. Kaori mengambil dan meminumnya setelah
berterimakasih pada Hajime. Saat rasa
seperti Lipovitan* tersebar di mulutnya, tenaganya perlahan pulih. Teman-teman
yang lain juga akan langsung pulih selama ia pulih.
Untuk
saat ini, Kaori dan yang lainnya bisa bernafas lega karena mereka mengerti,
tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan tentang Meld. Lalu, sekali lagi Kouki
membuka mulutnya.
“Oi,
Nagumo, aku berterimakasih padamu soal Meld, tetapi kenapa kau—…”
“Hajime-kun.
Terima kasih sudah menyelamatkan Meld-san. Juga, terima kasih… sudah
menyelamatkan kami.”
Begitulah,
sekali lagi kata-katanya disela oleh Kaori. Sekarang raut wajah Kouki menjadi tidak
jelas. Namun, Kaori sama sekali tidak memperhatikannya, karena pandangannya
terfokus pada Hajime. Meskipun ia benar-benar terkejut melihat perubahan pada
diri Hajime, tetap saja, ada beberapa hal yang ingin dikatakannya. Ia berjalan sampai
ada tepat di hadapan Hajime untuk berterimakasih tentang Meld dan bagaimana dia
menyelamatkan pria itu.
*sejenis
minuman energi
Setelah
itu, sambil memegang erat rok dengan kedua tangannya, guh, kata-kata yang ingin diucapkannya sudah ada di ujung lidah,
namun kata-kata sulit untuk keluar dan air matanya mulai berjatuhan. Meskipun
terisak, ia tidak mengalihkan pandangan dari Hajime untuk memastikan lelaki yang
ada di hadapannya itu nyata, bukan ilusi. Dalam diam, Hajime membalas tatapan
Kaori.
“Hajime-gun…
shyukurlah, gusuh, kau masih hidup.
Saat itu, Maafkan aku…hiks… yang
tidak bisa melindungimu… waaa…”
Di
antara teman-teman sekelasnya, pada gadis menatap hangat, karena mereka bisa
membayangkan perasaan Kaori. Beberapa laki-laki juga merasakan hal yang sama,
tetapi Kondou dan beberapa dari mereka mengeluarkan ekspresi pahit. Sementara
itu, Kouki dan Ryuutarou hanya ternganga karena tidak bisa memahami Kaori.
Tokoh utama yang paling bodoh di bumi ini, Kouki, dan yang lebih mengandalkan
otot daripada otaknya, Ryuutarou, menyulitkan Shizuku, dan itu terlihat pada
pandangan matanya.
Dengan
raut wajah khawatir, Shia berkata, “Uh, mungkinkah ia saingan yang baru?,” saat
Yue menatap Kaori dengan tenang dan tanpa ekspresi seperti biasanya.
Kaori
yang ada di depannya itu menangis, dan wajahnya terlihat berantakan. Raut wajah
Hajime tidak bisa dideskripsikan saat menyadari bahwa Kaori telah
mengkhawatirkannya sejak hari dimana dia jatuh ke lubang neraka itu, sesuai
yang dikatakan Endou.
Sebenarnya,
dia sudah memberitahu Yue tentang keadaannya, dan juga cerita mengenai Kaori,
tetapi itu dilakukan ketika mereka masih di lubang neraka, dan dia benar-benar
melupakan Kaori sampai bertemu dengan Kaori dan yang lainnya di Ul. Karena itu,
perlahan-lahan Hajime merasa bersalah karena Kaori benar-benar memikirkannya.
Setelah
memperlihatkan raut wajah bermasalah dan kebingungan, Hajime menjawab Kaori
dengan senyuman pahit.
“…
Bagaimana ya, kelihatannya aku sudah membuatmu khawatir. Maafkan aku karena
tidak langsung memberitahumu. Yah, sesuai yang kau lihat, aku masih hidup… jadi
tidak perlu minta maaf… Dan juga, umm, tolong jangan menangis.”
Kata
Hajime dengan tatapan lembut yang sama seperti dulu tiap mengkhawatirkan Kaori dan
berkata, “Tolong lindungi aku.” Saat melihat tatapannya, dada Kaori terasa
seperti dipenuhi kenangan pada malam itu, saat mereka mengucap janji. Tidak
sengaja, Huaaaaaa, ia menangis dan
melompat ke dada Hajime.
Kebingungan
atas apa yang akan dilakukannya terhadap Kaori yang menangis di dadanya, Hajime
mengangkat kedua tangannya. Jika teman sekelas yang lain melakukan itu, dia
pasti sudah menyingkirkannya tanpa belas kasihan karena merasa terganggu dan
melakukan tendangan yakuza agar orang itu kehilangan kesadaran. Namun,
ketulusan dan niat baik Kaori yang tidak berubah sejak dia jatuh ke lubang neraka
membuat Hajime tidak mampu memperlakukannya dengan kasar.
Tetapi
karena ada Yue di sisinya, dia tidak bisa memeluk wanita lain, dan hanya
mengangkat tangan seperti ada orang yang menodongkan mulut pistol ke arahnya.
Perilaku itu membuatnya terlihat seperti merespon Kaori dengan
setengah-setengah, karena hanya membiarkan Kaori menangis. Benar-benar tidak
seperti Hajime yang biasanya.
“Sahabatku
sedang menangis! Jadi, peluklah dia!,” seperti itu kira-kira gambaran yang
diberikan tatapan Shizuku yang saat itu ada di samping Hajime, tetapi dia sulit
bergerak karena Yue mengamatinya tanpa mengatakan apapun. Tak berdaya, Hajime
menepuk-nepuk lembut kepala Kaori untuk menghentikan tangisnya. Benar-benar,
Hajime menjadi tak ada gunanya.
“…
Fuu, Kaori benar-benar baik hati. Ia bahkan menangis bahagia karena keselamatan
teman sekelasnya… Namun, Nagumo membunuh orang yang tidak berdaya. Kita perlu
bicara. Karena itulah, sudah cukup, dan kau harus menjauh dari Nagumo.”
“Kau,
baca situasinya!,” kalimat itulah yang tergambar pada pandangan beberapa teman
Kouki. Bahkan di saat seperti ini, dia masih saja tidak bisa memikirkan
perasaan Kaori. Dia menatap tajam Hajime sambil menyalahkannya, dan mencoba
menjauhkan Kaori dari Hajime. Mungkin alasannya karena tidak ingin orang lain
menyentuh Kaori atau merasa waspada berada dekat dengan seorang pembunuh… atau
mungkin juga keduanya.
“Tunggu,
Kouki! Bukankah Nagumo-kun adalah orang yang menyelamatkan kita? Bagaimana bisa
kau berkata seperti itu?”
“Tetapi,
Shizuku. Wanita itu sudah kehilangan semangat bertarung, dia tidak perlu sampai
membunuhnya. Jadi aku tidak bisa membiarkan tindakan Nagumo.”
“Bagini
ya, Kouki, bisakah kau berhenti berbicara seperti itu? Lagipula…”
Bantahan
Kouki disangkal oleh Shizuku. Teman-teman yang lain kebingungan, tidak tahu
harus melakukan apa. Tetapi, Rombongan Hiyama, yang sejak awal tidak pernah
menyukai Hajime, mulai mendukung Kouki.
Lama-kelamaan,
mereka malah membahas tindakan Hajime. Kaori sudah lepas dari dada Hajime dan
membasuh air matanya, tetapi keterkejutan yang dirasakannya beberapa saat lalu
itu masih ada, jadi ia terdiam dengan raut wajah yang sulit ditebak, seperti
sedang memikirkan sesuatu.
Tiba-tiba,
sebuah suara muncul mematahkan semangat mereka.
“…
Orang-orang bodoh. Hajime, bisa kita pergi sekarang?”
“Ah~
ya, Ayo.”
Orang
yang memanggil Kouki dan yang lainnya “bodoh” dengan nada dingin tanpa memedulikan
apapun itu adalah Yue. Suaranya terdengar seperti gumaman, tetapi bisa menggema
dengan jelas, bahkan di tengah-tengah kerusuhan yang disebabkan oleh Kouki dan
yang lainnya. Sejenak, kesunyian menyelimuti tempat itu, lalu mereka
mengalihkan pandangan ke arah Yue.
Sejak
awal, alasan Hajime datang kemari setelah mendengar cerita Endou adalah karena merasa
berhutang budi pada Kaori, dan itu sudah berhasil dilakukannya. Demikianlah,
dia keluar dari ruangan itu, mengikuti Yue yang menarik tangannya. Shia
mengikuti tanpa menghiraukan kerumunan itu.
Begitulah,
perilaku rombongan Hajime membuat Kouki dan teman-temannya berhenti.
“Tolong
berhenti. Pembicaraan kita masih belum selesai. Aku tidak akan menganggap
Nagumo berada di pihakku jika tidak memberitahu niat aslinya. Lagipula, kau
kira kau siapa? Meskipun aku berterima kasih atas bantuanmu, menyebut kami
bodoh saat pertama kali bertemu… bukankah tidak sopan? Apa yang kau sebut “bodoh”
tentang kami?”
“…”
Sekali
lagi, Kouki membicarakan hal yang tidak ada hubungannya. Meskipun dia
mengatakan hal yang benar, jika melihat keadaan mereka saat itu membuat Yue
ingin berkata, “Cobalah berpikir sambil lebih menghargai orang lain.” Jika
sampai sejauh ini, bisa dikatakan Kouki sedang dikutuk oleh sesuatu.
Mungkin
karena Yue sudah mengabaikan Kouki; ia tidak menatapnya, menggambarkan bahwa
tidak akan ada artinya kalaupun melakukan itu. Kouki agak kesal dan mengerutkan
dahi karena perilaku Yue, tetapi dia langsung melayangkan senyum lembut,
mengira ia hanya gadis biasa, dan mencoba berbicara dengan Yue.
Karena
merasa ini semua tidak akan ada selesainya dan merasakan ketidaknyamanan Yue,
Hajime memutuskan untuk sedikit menjawab dan menghela nafas seakan mengatakan
bahwa menjawabnya adalah hal yang merepotkan.
“Amanogawa.
Aku tidak peduli dan merasa tidak wajib untuk menjawab segala pertanyaanmu yang
kehadirannya hanya bisa dianggap sebagai guyonan. Tetapi, aku akan sedikit
menyadarkanmu karena kau sangat keras kepala tentang hal itu.”
“Menyadarkanku,
kau bilang? Apa kau mencoba menyalahkanku? A, aku hanya mengatakan hal yang manusiawi.”
Kau memang sangat
merepotkan!, kata-kata itu tergambar pada raut wajah
Hajime. Kouki, yang diabaikan itu, dengan kesal memprotes Hajime, lalu Hajime
melanjutkan kata-katanya.
“Kau
tidak bisa menipuku.”
“Apa-apaan…”
“Kau,
kau tidak marah karena aku membunuh wanita itu. Kau hanya merasa gelisah
melihat kematian seseorang. Namun, kau mengerti bahwa menyalahkanku, yang
membunuh si pembunuh para kesatria sekaligus orang yang mencoba membunuhmu itu
bukan hal yang benar. Karena itu, kau menggunakan kata-kata “membunuh orang
yang tidak berdaya” sebagai pokok pembahasanmu, kan? Terpaksa melihat hal yang
tidak ingin kau lihat dan mengetahui orang lain bisa melakukan hal yang tidak mampu
kau lakukan dengan mudah … itulah penyebab kemarahanmu. Namun, kau mencoba menutupinya
atas nama keadilan. Bagian terburuknya, kau bahkan tidak menyadari itu. Kau
tidak pernah berubah, huh. Kau menafsirkan segalanya demi keuntungan pribadi
dengan mudah, semudah membalikkan telapak tangan.”
“K-kau
salah! Jangan mengatakan sesuatu demi keuntunganmu sendiri! Faktanya kau memang
membunuh orang yang tidak berdaya!”
“Aku
membunuh musuhku, apa salahnya?”
“A-!?
Apa katamu? Itu pembunuhan! Sudah jelas itu salah!”
“Haa,
aku tidak ingin berdebat denganmu, jadi bisakah kita menghentikannya sekarang?
———— Aku, aku tidak akan memberi ampun pada musuhku. Jika ada yang menentangku,
selama aku tidak ada urusan dengannya, aku pasti akan membunuhnya. Aku tidak
peduli orang itu baik atau jahat, menderita atau tidak. Aku tahu, aku akan mati
jika memperlihatkan kelemahan, bahkan dalam satu detik saja. Ini adalah penilaian
yang tertanam saat aku berada dalam lubang itu, dan aku tidak akan memaksakan
kepercayaanku ini pada orang lain. Tetapi, jika ada yang tidak menyukai dan
mencoba menghalangiku…”
Hajime
seketika mendekat dan menekan ujung senjatanya ke dahi Kouki. Di saat yang
sama, “Pressure” Hajime teraktifkan
dan niat membunuh yang pekat terasa di sekelilingnya seperti air terjun yang
besar dan sangat kuat. Nafas Kouki dan rombongannya tertahan. Bahkan Kouki,
yang mampu mengejar Shizuku, yang pergerakannya paling cepat di antara mereka
semua, tidak bisa menyimak pergerakan Hajime tadi dan gemetar ketakutan.
“Aku
akan membunuhnya, meskipun orang itu dulunya teman sekelasku.”
“K-kau…”
“Jangan
salah paham, ya? Aku tidak pernah mempunyai keinginan untuk kembali padamu.
Selain itu, aku bukan temanmu. Aku hanya datang kesini untuk membalas budi
kepada Shirasaki. Setelah keluar dari sini, kita akan berpisah. Aku punya
jalanku sendiri.”
Setelah
berkata demikian, dia menatap tajam Kouki yang kehabisan kata-kata saat menahan
nafasnya. Hajime mengembalikan Donner
ke sarung pistolnya, dan penonaktifan “Pressure”
membuat teman-teman sekelasnya menghela nafas lega sambil memperhatikan Hajime
dengan tatapan rumit. Namun, Kouki masih belum bisa menerimanya dan kembali
menentangnya. Namun tindakannya itu dicegah oleh perkataan tajam Yue yang
memasang raut wajah muak.
“…
Yang bertarung adalah Hajime. Pecundang yang kabur setelah dikalahkan oleh rasa
takut tidak pantas untuk mengkritiknya.”
“Ap—,
kau bilang aku kabur…”
Sebenarnya,
bukan suatu kebetulan jika rombongan Hajime bisa menunjukkan dengan tepat
dimana keberadaan mereka. Pada kenyataannya, Hajime menduga aliran deras
kekuatan sihir yang meledak-ledak itu datang dari rombongan Kouki ketika dia
masih berada di lantai atas. Lalu, dia memanfaatkan skill perception/penglihatannya
untuk mencari keberadaan orang-orang di lantai bawah dan menggunakan
transmutasi bersamaan dengan pilar benteng pertahanan untuk menembus
lantai-lantai itu.
Arus
kekuatan sihir yang dirasakannya saat itu adalah “Supreme Break” Kouki. Karena merasakan kekuatan yang dahsyat itu,
rombongan Hajime mengerti bahwa Kouki mampu mengalahkan wanita ras Iblis dalam
keadaan seperti itu. Karena itu juga, mereka bisa tahu keraguan Kouki untuk
membunuh dan mempersulit mereka saat sampai di sana. Sebab itulah Yue berkata,
“dia kabur setelah dikalahkan oleh rasa takutnya.”
Kouki
mencoba untuk menyangkal perkataan Yue, tetapi sebuah suara menghentikannya.
“Hentikan,
Kouki.”
“Meld-san!”
Kesadaran
Meld sudah kembali beberapa saat yang lalu dan dia mendengar percakapan mereka.
Dengan masih linglung, dia berdiri dan menggeleng-gelengkan kepalanya untuk
menjernihkan pikiran. Selanjutnya, dia memeriksa perutnya, yang seharusnya
terluka itu, lalu memiringkan kepala karena kebingungan.
Kaori
menjelaskan secara terperinci kepada Meld tentang apa yang terjadi. Karena tahu
dia secara ajaib terbantu oleh obat yang berharga dan pemiliknya adalah Hajime,
Meld merasa amat senang dari lubuk hatinya yang terdalam saat mendengar Hajime
masih hidup. Terlebih lagi, dia berterimakasih pada Hajime karena telah
menyelamatkannya. Dia membungkuk dalam-dalam karena tidak mampu
menyelamatkannya saat itu. Tindakannya itu membuat Hajime merasa tidak nyaman untuk
menerima permintaan maafnya.
Dengan
agak mengabaikannya, Hajime belum benar-benar lupa ketika Meld berkata, “Aku
pasti akan menyelamatkanmu,” …tetapi dia membaca situasi ketika Meld ada di hadapannya,
meminta maaf sambil membungkuk dalam-dalam.
Ketika
percakapannya dengan Hajime selesai, Meld berpaling ke arah Kouki dan meminta
maaf seperti yang dilakukannya pada Hajime.
“M-Meld-san?
Kenapa, kenapa Anda meminta maaf?”
“Tentu
saja. Aku pelatihmu… tetapi, aku lupa mengajarimu satu hal penting dalam
pertarungan. Itu adalah keputusan untuk membunuh seseorang. Saat waktunya tiba,
aku berencana membuatmu tahu, bagaimana rasanya membunuh seseorang, membuat orang-orang
yang akan kau bunuh terlihat seperti pencuri dan terlihat seperti suatu
kebetulan… Lagipula, pengalaman itu diperlukan jika ikut serta dalam peperangan
melawan ras Iblis… Namun, aku sudah menghabiskan banyak waktu berbincang
denganmu, dan menjadi ragu jika membuatmu mengalami kejadian itu. Jika
memikirkan posisiku sebagai komandan kesatria, aku pastinya akan mengajarimu
lebih awal, namun… sedikit lebih lama lagi, hanya sedikit lebih lama lagi,
sampai pada akhirnya kita mengalami ini. Masalahnya menjadi semakin
berlarut-larut dan terjadilah hal ini… Tindakanku setengah-setengah. Itu semua
adalah kesalahanku sebagai pelatihmu. Maka dari itu, karena membuatmu
menghadapi kematian… Aku minta maaf.”
Dengan
berkata demikian, Meld membungkuk sekali lagi, membuat teman-teman sekalas
mencoba menenangkannya dengan terburu-buru. Tampaknya, Meld sangat mengkhawatirkan
rombongan Kouki. Kemungkinan besar, dia sulit membuat keputusan dalam posisi
sebagai komandan atau sebagai seorang manusia.
Meld
adalah penduduk Kerajaan dan pengikut Gereja Orang Suci. Maka dari itu, tidak
aneh bila dia merasa bahwa bagi Kouki dan yang lainnya, para “Pengikut Dewa,”
melawan ras Iblis adalah suatu keharusan dan kehormatan. Namun, dia meragukan
hal itu saat bertarung bersama rombongan Kouki, yang artinya dia adalah orang
yang baik, dan benar-benar pria yang baik hati, sesuai perkataan Hajime.
Setelah
mendengar apa yang Meld rasakan, Kouki terdiam. Saat tahu bahwa suatu saat harus
membunuh orang lain, dia teringat kembali akan rasa takutnya pada waktu akan
membunuh wanita ras Iblis. Di saat bersamaan, dia mengalami keterkejutan yang hebat
karena kata-kata Meld, bahwa mereka akan membunuh orang-orang yang berpura-pura
menjadi pencuri demi pelatihan mereka. Jika
mereka pencuri, artinya kita punya kekuatan untuk mengalahkan mereka. Tetapi
bila membunuh dengan sengaja…pikirnya.
Di
sisi lain, Kaori juga terdiam. Tetapi bukan karena mendengar perkataan Meld.
Sejak tadi, ia memikirkan kata-kata Hajime.
Penilaian
yang tertanam dalam lubang neraka, dimana musuh akan dibunuh tanpa ragu,
meskipun musuh itu adalah teman sekelasnya sendiri… kata-kata yang tidak
mungkin diucapkan Hajime yang dulu. Namun, dia membuktikan kebenaran perkataan itu
dengan menunjukkan niat membunuhnya. Hajime yang lembut dan bertindak demi
kebaikan orang lain itu sudah tanpa ragu mengarahkan niat membunuhnya ke arah mereka.
Kaori bingung dan terguncang oleh karena perbedaan antara Hajime yang
dikenalnya dan Hajime yang ada di hadapannya. Membayangkan bahwa Hajime yang
mengkhawatirkannya tadi itu hanya ilusi, Kaori menjadi gelisah.
Saat
memikirkannya, tiba-tiba Kaori merasakan tatapan seseorang. Yang ada di
depannya adalah gadis cantik berambut pirang dengan mata berwarna merah.
Seorang gadis yang bahkan membuat Kaori terpesona secara alami. Ia
memperhatikan Kaori dalam diam dengan tatapan yang tak memperlihatkan perasaan
apapun.
Kaori
mengingat kembali, gadis itu cukup dekat dengan Hajime, yang membuat Kaori
tertarik untuk berpaling memperhatikan Yue. Sejenak, mereka berdua saling
bertatapan.
“…Fu.”
“Kh…”
Namun,
Yue lebih dulu mengalihkan pandangan sambil menyeringai.
Kaori
tidak sengaja menahan nafasnya, karena
ia menyadari arti dari perilaku Yue. Artinya, “Jika kau terguncang karena ini,
lupakan saja Hajime,” kurang lebih seperti itu.
Tentunya,
Yue menduga bagaimana perasaan Kaori terhadap Hajime dari tingkah lakunya.
Demikianlah, saat mendengar bahwa Kaori mempercayai keselamatan Hajime meskipun
dia sudah terjatuh ke lubang neraka, saingan
yang kuat dalam percintaanku akan muncul, aku harus berdiri tegap!, itulah
yang dipikirkannya.
Yue
melihat Kaori membandingkan Hajime yang dulu dan yang sekarang, lalu
kebingungan dan terguncang saat terkejut melihat perbedaan yang drastis.
Meskipun reaksinya sangat manusiawi… itu membuat Yue meremehkannya.
Kau bahkan tidak bisa
menjadi musuhku. Mulai saat ini, Hajime hanya milikku seorang. Orang yang
“istimewa” bagi Hajime adalah aku! Pernyataan tersirat itu
membuat wajah Kaori memerah; karena amarah dan rasa malu. Namun, Kaori tidak
bisa menyangkalnya karena ia kehilangan sesosok manusia bernama Hajime.
Pertemuan pertama antara mereka dimenangkan oleh Yue.
Saat
melihat situasi Kouki dan yang lainnya semakin tajam, Hajime membawa serta Yue
dan Shia, mengumpulkan pilar benteng, dan mencoba memasuki lubang yang dibuatnya.
Memperhatikan apa yang dilakukannya, Kouki dan yang lainnya mulai mengikuti
rombongan Hajime. Endou sudah mengusulkan agar mereka memanfaatkan rombongan
Hajime hingga sampai ke permukaan, dan Meld dibawa oleh Hajime setelah mereka
memohon dengan sangat kepadanya.
Dalam
perjalanan menuju permukaan, demonic
beast yang mencoba menghalangi mereka langsung terbunuh oleh Hajime,
membuat mereka lagi-lagi kagum pada kekuatannya. Teman-temannya menunjukkan
raut wajah yang beragam, dan berpikir, apakah dia orang yang sama dengan yang
dulunya disebut “tidak cakap.”
Hiyama
menatap tajam Hajime sambil memucat, rombongan Kondou menyampaikan tatapan iri
hati, dan rombongan Nagayama menatapnya kagum sambil berekspresi rumit karena Hajime dengan jelas berkata bahwa
dia bukan teman mereka.
Meskipun
rombongan Kondou sudah melihat kecakapan Hajime dan menciut karenanya, mereka
masih mengira Hajime adalah orang yang sama seperti dulu. Di sisi lain,
rombongan Nagayama tahu, perlakuan macam apa yang didapatkan Hajime dari Hiyama
dan teman-temannya, namun pura-pura tidak melihatnya, jadi sekarang mereka
merasa bersalah. Mereka rasa, mau bagaimana lagi jika Hajime tidak menganggap
mereka sebagai teman-temannya…
Walau
menerima berbagai macam pandangan dari Kouki dan teman-teman lain di
sampingnya, Hajime mengabaikan mereka dan melanjutkan perjalanannya.
Dalam
perjalanan, Suzu membuat keributan saat mencoba berbicara pada Yue tentang
berbagai hal. Ia juga menyerang Hajime dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai apa
yang telah terjadi, lalu menoleh ke dada besar Shia dan telinga kelincinya.
Ketika sadar mereka berdua tidak memedulikannya, ia dihentikan oleh Shizuku.
Kondou dan teman-temannya mencoba mengobrol dengan Yue dan Shia penuh hasrat.
Walau benar-benar diabaikan, mereka tetap saja keras kepala. Mereka mencoba
menyentuh telinga kelinci Shia tanpa izin dan membuat mereka mendapatkan
tembakan peluru karet dari pistol Hajime. Mereka muntah setelah terkena
tendangan yakuza, dan rasa takut menyelimuti ketika mereka mendapat sedikit
niat membunuh dari Hajime ———— berbagai hal terjadi, dan akhirnya mereka sampai
ke permukaan.
Kaori
masih menunduk, khawatir. Shizuku juga khawatir melihat Kaori dan mendekatinya.
Namun, suatu keadaan yang dampaknya menghembuskan seluruh kekhawatiran Kaori
terjadi. Itu adalah keadaan yang tidak dapat diabaikannya, sebagai seorang
wanita yang mempunyai perasaan pada Hajime.
Itu
semua terjadi ketika mereka sampai di pintu masuk «Orcus Great Dungeon».
“Ah!
Ayaah!!”
“Uh!
Myuu, huh.”
Itu
adalah kemunculan seorang gadis kecil yang memanggil Hajime “ayah.”
9 Comments
Ou, terima kasih sudah update, KimiNovel
BalasHapusteruskan performamu, mastahhhhh
BalasHapusMantap min
BalasHapusAyah
BalasHapusThank you... Next
buset ternyata masi uptodate wkwkwk ini versi wn apa ln ya?
BalasHapusWN
Hapuspapa hajime lanjottt haha
BalasHapusnext min
BalasHapusSemakin menarik aja nih
BalasHapusPosting Komentar