TAK KOMPETEN TANPA TANDING
(Translater : Risky)
"Eh? Hajime-kun?
Tunggu, Nagumo-kun?
Eh? Apa? Apa maksudmu?”
Teriakan gembira Kaori
membuat Shizuku, yang ada di sampingnya,
bingung dan berulang kali melihat antara Hajime dan Kaori. Sepertinya, Kaori
bisa menyadari kalau pria berambut putih, memakai penutup mata, dan bermantel
hitam itu adalah Hajime hanya dengan sekali pandang, tapi Shizuku tidak bisa
mengenalinya.
Namun, saat dia melihat
wajah pria itu yang menoleh sambil menunjukkan senyum kecut, wajah itu segera
tumpang-tindih dengan Nagumo Hajime yang ada di ingatannya, dan Shizuku, dengan
mata terbuka lebar, mengeluarkan suara terkejut.
"Eh? Eh? Apakah dia benar-benar
Nagumo-kun? Eh? Apa? Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"
"Yah, tenanglah,
Yaegashi. Bukankah bersikap tenang adalah daya tarik utamamu?"
Bahkan Shizuku tidak bisa
tetap tenang setelah urutan kejadian yang tak dapat dipercaya itu. Beberapa saat
yang lalu dia sudah bersiap untuk mati, dan sekarang dia dihadapkan dengan
teman sekelasnya yang seharusnya sudah mati. Saat Shizuku masih mengeluarkan
suara tidak jelas, Hajime menatap ke arah lubang tempat dia masuk, merasakan keberadaan mereka. kemudian, jatuhlah seorang gadis berambut pirang, Yue,
yang ditangkap olehnya dengan gendongan ala tuan puteri dan menurunkannya
dengan hati-hati. Berikutnya, dia menangkap gadis bertelinga kelinci, Shia,
yang melompat turun dengan cara yang sama.
Terakhir yang datang adalah seorang pemuda berpakaian serba hitam, Endou Kousuke.
“N-Nagumooo! Kau—! Aku
terhempas gara-gara itu! Tunggu,
apa-apaan yang barusan!? Kau langsung menembus
tanah menggunakan itu…"
Dia menatap sekeliling saat
dia mengeluh. Kemudian, dia melihat sahabat
baiknya, bersama dengan rekan-rekannya yang lain, sedang dikepung oleh
segerombolan monster. Setelah menyadari
bahwa dia tengah ditatapi oleh teman-teman sekelasnya yang membeku,
"Nuoh!", dan berteriak aneh. Bagi Endou, suara mereka setengah
ungkapan kegembiraan karena pertemuan mereka kembali, dan kemarahan karena dia
kembali.
”Kousuke!"
”Jyuugo! Kentarou! Aku membawa
bala bantuan!"
Mendengar kata ”bala
bantuan," Kouki dan wanita Ras Iblis itu menoleh ke arah Hajime dan kedua
gadis yang datang bersamanya. Namun, Hajime mengabaikan tatapan itu dan mulai
memberikan perintah kepada Yue dan Shia
dengan ekspresi sedikit kesal.
”Yue, maaf, bisakah kau
melindungi orang-orang bodoh di sebelah
sana? Shia, tolong rawat
kesatria yang pingsan di sebelah sana. Orang yang
mengenakan armor penuh itu."
”Nn... serahkan padaku.”
”Baik!"
Yue berjalan dengan tenang tanpa
mempedulikan monster-monster yang mengepung mereka.
Sementara itu, Shia melompat dengan hebatnya
melewati sekumpulan para monster dan mendarat di sebelah Meld yang terkapar.
”H-Hajime-kun..."
Kaori kembali memanggil
Hajime, dengan suara gemetar. Nada mungkin
dipenuhi kebahagiaan karena reuni ini, namun juga ada rasa sedih. Itu karena
dia berpikir kalau Hajime datang kemari untuk mati. Meskipun
Kaori tidak tahu
bagaimana dia bisa sampai ke sini,
tapi ekspresinya mengatakan pada pemuda itu untuk segera
pergi dari tempat ini.
Mengangkat bahu,
dia menatap kembali Kaori. Hajime berkata singkat, ”Jangan
khawatir, semuanya akan baik-baik saja. Duduk manis saja dan lihatlah."
Setelah mengatakan itu, dia mengaktifkan ”Light Speed" yang meningkatkan persepsinya secara drastis. Lalu, dia
mengeluarkan tiga buah Cross Bits dari "Treasure Box" yang kemudian
mengelilingi Kaori dan Shizuku seperti perisai.
Objek mirip salib yang
tiba-tiba muncul entah dari mana membuat Kaori dan Shizuku terkejut. Dengan
punggung menghadap kedua gadis itu, Hajime mengajukan
usulan kepada wanita Ras Iblis itu dengan sikap sombong. Itu
adalah rasa belas kasihannya karena
wanita ras iblis itu masih belum menjadi musuhnya.
”Wanita rambut merah yang
ada di sana.
Aku tidak akan melakukan apapun jika kau segera pergi dari sini. Cepat enyahlah
dari sini jika kau tidak ingin mati."
"... Apa katamu?"
ltu bukanlah perkataan yang
bisa dikatakan oleh seorang manusia biasa yang dikepung oleh monster. ltulah alasan kenapa
wanita ras iblis itu bertanya balik. Menanggapi hal itu, Hajime mengulangi
perkataannya dengan ekspresi heran.
”Keputusan yang tepat itu
diperlukan di medan pertempuran. Itulah sebabnya aku mengatakan, cepat enyahlah
dari sini jika kau tidak ingin mati. Sekarang sudah paham?"
Setelah memastikan dia tidak
salah dengar, wanita ras iblis itu menghapus ekspresi dari wajahnya dan
memerintahkan para monster
sambil menunjuk ke arah Hajime, “Bunuh dia."
Kali ini, situasi yang
terlalu mendadak—khususnya
kematian Ahatd kesayangannya karena serangan misterius membuat wanita ras iblis
itu kehilangan ketenangan dan membuat sebuah kesalahan besar.
Meskipun Hajime memiliki
tujuan tersendiri, wanita ras iblis itu terlalu marah kepada Hajime yang
menginjak-iniak Ahatd, seekor monster
yang dia jaga baik-baik karena itu adalah pemberian petinggi terhormatnya.
Selain itu, ada kebingungan karena situasi tak dapat dipercaya dimana
langit-langit dungeon telah dihancurkan hanya karena dia ingin turun ke bawah.
Pokoknya, dia pasti bisa membuat keputusan yang lebih hati-hati jika itu adalah
dirinya yang biasanya. Namun, nasi sudah menjadi bubur.
”Begitu... Jadi, aku anggap kuanggap kau itu adalah "musuh",
ok?"
Gumam Hajime di saat bersamaan dengan
serangan dari seekor Chimera. Dibelakang Hajime, "Hajime-kun!" dan
"Nagumo-kun!" suara peringatan yang dipenuhi dengan desakan bisa
terdengar. Hajime dengan santai mencengkeram Chimera yang menyerang dari sisi
kirinya dengan tangan buatannya dan mengangkatnya dengan mudah.
Chimera itu terkejut dan
berusaha untuk melepaskan diri yang membuat ruang terdistorsi parah. Melihat
hal itu, Hajime melihatnya dengan tatapan mencemooh.
”Oi, oi apa-apaan ini? Sihir setengah matang ini. Apakah
kau seniman jalanan?"
Karena tidak ada artinya
meskipun keberadaan dan sosok seseorang menghilang jika ruang terdistorsi saat
mereka bergerak. Hajime tanpa sadar mengomentari itu. Bahkan di dalam jurang,
terdapat monster yang dapat menyembunyikan keberadaannya dan mengetahui
keberadaan mereka adalah hal yang merepotkan. Dibandingkan dengan mereka,
Hajime berpikir bahwa itu terlalu kekanak-kanakan karena sihir penyembunyi
langsung terbongkar saat dia bergerak.
Berdiri diam sambil
mengangkat tubuh besar Chimera yang memiliki berat ratusan kilogram itu saat
dia berusaha melepaskan diri di tengah udara, Hajime membuat wanita ras iblis,
Kaori, dan yang lainnya tercengang.
Hajime melirik ke arah
mereka dan menggunakan "Great Arm" untuk membonting Chimera itu ke
tanah seolah-olah dia sudah tidak tertarik lagi dengan makhluk itu.
BoOoOoOmM!!
BaAaAaAaNNNG
Dengan sebuah suara keras,
Chimera itu mendapati kepalanya dihancurkan dan menciptakan kawah di atas
tanah. Selanjutnya, setelah mengeluarkan Donner, Hajime mengarahkan railgun-nya
ke arah ruang yang sekilas tampak kosong dan menembakkannya.
BAAANG
BAAAAANNNG‼
Suara ledakan kering
terdengar dan dia buah kilatan cahaya membelah udara, tanpa ampun mengenai
targetnya masing-masing. Ruang terdistorsi untuk sesaat, lalu seekor Chimera
dengan kepala hancur dan sesosok Brutal dengan jantung tertembak
muncul di tempat
itu. Mereka berdiri mematung untuk sesaat, dan roboh ke tanah.
Tidak bergerak tetapi tidak
dapat menyembunyikan aliran angin, getaran angin dan tanah, tatapan, niat
membunuh, aliran sihir, dan suhu mereka membuat mereka menjadi target tak
bergerak bagi Hajime.
Bahkan tanpa melihat monster
yang baru dia
kalahkan, Hajime melangkah ke depan ke dalam medan pertempuran, tidak, ke area eksekusi. Apa yang
dimulai bahkan tak dapat disebut pertempuran. Itu adalah pembantaian satu sisi
oleh monster yang seharusnya tidak mereka jadikan musuh.
Wanita ras iblis itu
terkejut melihat para monster dibunuh dengan mudah sementara teman sekelasnya terdiam membeku merasa merinding melihat senjata yang seharusnya tidak ada
di dunia ini. Mengabaikan orang-orang yang membeku itu, para
monster menyerang Hajime satu demi satu, dengan patuh menjalankan perintah
wanita ras iblis itu.
Seekor kucing hitam
menyelinap di belakangnya dan menembakkan tentakelnya, tapi Hajime tidak
berbalik dan hanya memutar pergelangan dari lengannya dimana Donner itu terpasang
dan menembak ke belakang. Peluru berkecepatan supersonik dengan mudah menembus
dahi kucing hitam itu.
Tanpa berhenti untuk melihat
rekan-rekannya, serigala bermata
empat berlari ke arahnya dari kiri dan kanan di saat bersamaan. Namun,
Schlag, yang entah kapan sudah dikeluarkan, menerbangkan musuh di sebelah
kirinya sementara Donner menghancurkan musuh di sebelah kanannya.
Pada saat itu, kucing hitam
yang bersembunyi di balik
mayat serigala bermata empat menembakkan tentakel mereka bekerja sama dengan
Chimera yang mendekat dari belakang Hajime. Namun, Hajime melompat beberapa
meter ke atas, bersalto di udara, dan saat sedang menghadap ke bawah, para
kucing hitam yang melayang dan dua Chimera, yang kehilangan jejak dari target
mereka, menjadi sasaran railgun Hajime.
Di antara daging dan darah
yang berceceran seperti badai bunga, dua Brutal
yang terlihat mirip satu sama lain datang sambil mengayunkan
gada mereka, mengincar saat dimana Hajime mendarat. Namun, masa depan yang
dapat ditebak dengan mudah seperti itu tidak akan mempan pada monster seperti
Hajime, dan dia kembali melompat di udara menggunakan ”Aerodynamic". Dia
kemudian menembakkan Donner dan Schlag di sebelah kiri dan kanannya sambil
berputar seperti gasing.
Tembakan mematikan yang dia
keluarkan tidak hanya bergerak ke arah dua Brutal
yang menunggunya, tetapi juga menembus dan menghancurkan kepala milik Chimera
dan serigala bermata empat yang mendekat dari belakang. Saat
masing-masing monster itu menyemburkan darah, Hajime mendarat seakan-akan
mengikuti hukum inersia dan memperlambat momentumnya tepat sebelum dia
mendarat.
Mendarat tanpa suara di
tengah-tengah mayat dan tanah yang diwarnai oleh darah, Hajime mengeluarkan
peluru dari ruang kosong dan menggunakan gunspin untuk mengisi ulang kedua senjatanya..
Dan disaat bersamaan, "KuWAaAA!," sebuah suara aneh
tiba-tiba terdengar. Hajime
menoleh ke arah suara itu dan di sana
terdapat seekor monster mirip kura-kura berkaki enam, Absod, yang mengarahkan
mulut terbuka-nya kepada Hajime. Di dalam mulutnya terdapat sebuah kompresi
kekuatan luar biasa yang bersinar dengan warna putih.
Itu adalah kekuatan sihir
besar yang disimpan sebelumnya dari 'Last Loyalty' milik Komandan Meld.
Jangkauan ”Last Loyalty” hanya
beberapa meter tapi kekuatannya sudah lebih dari cukup untuk memusnahkan
seseorang.
Kekuatan sihir itu
dikompresi sampai batasnya dan sesaat kemudian ditembakkan seperti laser ke
arah targetnya, Hajime. Cahaya mematikan itu mendekat sambil menghancurkan
tanah yang di jalurnya. Namun, Hajime dengan tenang mengeluarkan sebuah perisai
besar mirip peti mati dari ruang kosong, memasangkannya ke tangan kirinya, dan
mengaktifkan ”Vajra” pada saat dia mengangkat perisai itu. Sama seperti pohon
besar yang akarnya tertanam kuat di tanah, tidak ada rasa gelisah di mata
Hajime yang menunjukkan tekadnya yang tak tergoyahkan.
Sebuah ledakan besar bergema
saat kekuatan sihirmirip laser itu mengenai sasarannya, dan udara yang bergetar
menunjukkan seberapa kuatnya serangan itu. Namun, Hajime, yang menerima
serangan langsung, bahkan tidak bergerak selangkah pun, dan malah menunjukkan
senyum licik, dan mulai mengayunkan perisainya untuk menangkis serangan itu.
Tujuan serangan itu di arahkan adalah...
"Khl? Sialan!"
Itu adalah si
wanita ras iblis. Sejak saat Hajime mulai membunuh para monster
dengan mudah, dia merasakan keadaan darurat dan mulai merapalkan sihir kuat
dengan rapalan yang panjang, tapi Hajime menyadarinya dan mengarahkan serangan
Absod ke arah wanita ras iblis itu untuk menggagalkannya.
Situasi tak terduga itu
membuat wanita ras iblis itu mengambil tindakan penghindaran dengan panik, tapi
Hajime hanya menyesuaikan sudut dari perisainya agar serangan itu mencapainya.
Tembakan cahaya mendekatinya dan menghancurkan dinding, membuat wanita ras
iblis itu berlari di sisi dinding dengan panik. Ekspresinya sama sekali tidak
menunjukkan ketenangan yang tersisa.
Namun, serangan itu perlahan
mulai mendekati punggungnya, dan saat dia berpikir bahwa dia akan dihantam oleh
serangan yang milik bawahannya, kekuatan sihir yang disimpan Absod habis dan
serangan itu berakhir.
”Cih...”
Tanpa sedikitpun kesempatan
untuk menanggapi decakan lidah Hajime, wanita ras iblis itu menghembuskan nafas
lega hanya untuk terdiam membeku beberapa saat kemudian.
BaAaAaNNNG!!
Sebuah suara ledakan menderu
bersama dengan perasaan panas yang lewat tepat di samping pipi kanannya, dan
sesuatu berwarna putih tercecer.
Sesuatu itu adalah sisa-sisa dari gagak putih
yang sebelumnya berdiri di bahu wanita ras iblis itu. Meskipun situasi tidak
berjalan seperti yang dia duga, Hajime menanggapinya dengan menembakkan Donner
ke arah Absod dan Schlag ke arah gagak putih itu.
Meskipun Absod mencoba untuk
menghindar untuk menahan peluru itu
sehingga dengan kecepatan luar biasanya peluru tersebut hanya meninggalkan
suara kecil, tapi Absod bahkan tidak dapat merasakan
peluru yang berakhir menembus mulutnya yang terbuka dan kesadarannya terjatuh
menuju kegelapan tiada akhir.
Bahkan gagak putih itu
mendapati tubuhnya hancur dan mati dalam sekejap, menyebarkan bulu putih
bersama dengan daging dan darah. Menerima dampak dari railgun, wanita ras iblis
itu kehilangan keseimbangan, jatuh terduduk, dan tanpa sadar mengelus pipinya.
Apa yang tertempel disana adalah daging dan darah milik gagak putihnya, dan
disaat bersamaan dia merasakan panas dari luka bakar yang parah.
Jika sarangan itu bergeser
beberapa centimeter saja...
Wanita ras iblis itu gemetar saat membayangkan apa yang mungkin akan terjadi.
Dengan kata lain, Hajime yang memiliki kekuatan tanpa tanding yang dapat
mengalahkan pasukan monster dengan mudah seolah-olah dia sedang membunuh
serangga di depan matanya, dan juga dapat membunuhnya kapan saja. Bahkan saat
ini, nyawanya berada di genggaman tangan Hajime.
Wanita ras iblis itu
memiliki kebanggaan yang kuat sebagai warrior, tapi dia tidak bisa menghentikan
tubuhnya yang gemetar dihadapan entitas mirip monster itu. Apa-apaan
itu? Kenapa hal seperti ini bisa ada? Bagaimana aku bisa lolos dari monster
itu!? Pikiran seperti itu memenuhi kepala wanita
ras iblis itu, dan itu terus berputar-putar di dalam dirinya.
Kouki dan yang lain
merasakan hal yang sama dengannya. Mereka tidak bisa langsung menyadari kalau
pemuda berambut putih dan memakai penutup mata itu adalah Hajime. Mereka tidak
bisa memahami siapa orang misterius yang dapat dengan mudah membantai monster
yang membuat mereka terpojok.
“'Apa-apaan itu...? Siapa
dia sebenarnya!?"
Gumam Kouki saat tubuh tak
berdayanya terbaring di tanah. Semua orang di sekitarnya juga memiliki
pertanyaan yang sama di kepala mereka. Orang yang menjawabnya adalah orang yang
mereka suruh untuk melarikan diri tapi malah kembali kesini lagi, Endou.
”Haha, aku tahu ini sulit dipercaya...
tapi dia adalah Nagumo."
" "
" " " Hah?" " " " "
Perkataan Endou membuat
Kouki dan yang lain kehabisan kata-kata
di saat
yang bersamaan. Sambil melihat
Endou, mereka berpikir, “Apakah ini anak masih waras?", dan menunjukkan
beberapa gestur menggunakan tangan mereka. Berpikir, mau
bagaimana lagi, huh~, Endou hanyo bisa mengangkat bahunya karena dia mengatakan
yang sebenarnya.
“Seperti yang kukatakan, dia
adalah Nagumo, Nagumo Hajime.
Nagumo yang jatuh dari jembatan saat itu. Dia bertahan hidup di kedalaman dungeon dan mendaki ke atas dengan
kekuatannya sendiri. Saat datang kemari, dia memperlakukan para monster
seakan-akan mereka hanyalah serangga. ltu benar-benar sulit dipercaya! Aku juga
berpikir demikian... tapi itu adalah kebenarannya. "
”Nagumo, eh? Maksudmu Nagumo
masih hidup!?"
Kouki berkata dengan
terkejut. Oleh karenanya, yang lain bersama-sama mencoba menatap ke arah pemuda
dengan kekuatan luar biasa yang terus membantai para monster... tapi seperti
yang diharapkan mereka mencoba menyangkalnya sambil berpikir, "Bagaimana
mungkin dia bisa Nagumo?" Endou memahami perasaan mereka dan dengan sebuah
gestur dia berkata, ”Yah, itu benar. Meskipun dia benar-benar berubah, aku
telah melihat status plate-nya,” Endou kembali memberitahu mereka bahwa pemuda
itu adalah Nagumo Hajime sambil menunjukkan senyum kecut.
Semuanya merasa bahwa itu
adalah hal yang mustahil saat mereka melihat kekuatan tanpa tanding milik
Hajime, dan seseorang yang paling kebingungan berkata,
"B-Bohong. Nagumo sudah
mati. Bukankah itu yang terjadi? Semua orang melihatnya. Tidak mungkin dia
masih hidup! Kita sudah menyetujui hal itu!”
”Uwah, ada apa denganmu! Aku
sudah melihat status plate-nya jadi tidak salah lagi kalau itu memang
dia."
”Bohong! Pasti ada semacam
trik! Dia pasti sedang menyamar dan mencoba menipu kita !"
”Tidak, apa yang sedang kau
katakan? Tidak ada alasan baginya untuk melakukan hal itu."
Orang yang mengatakan hal
tak masuk akal sambil menggenggam kerah Endou adalah Hiyama. Dia menyangkal
keselamatan Hajime dengan ekspresi sangat pucat. Kondou dan orang lain di
sekelilingnya sedikit terkejut dengan penampilan Hiyama.
Hiyama yang gelisah disiram
dengan air dingin, dalam artian
sebenarnya. Sejumlah besar air tiba-tiba muncul di atas
Hiyama dan tersiram padanya seperti
sebuah air terjun
kecil. Hiyama agak
gelagapan karena air itu disiram
tepat saat dia sedang menghirup
nafas. Setelah disiram dengan air, dia mulai terbatuk-batuk. Apa-apaan itu? Kebingungan Hiyama hanya diiawab oleh suara
yang jauh lebih dingin daripada air yang barusan.
"... Diamlah. ltu
menjengkelkan."
Meskipun Hiyama tampak jadi lebih gelisah dan mencoba menanggapinya, dia secara
insting menelan perkataannya saat dia memalingkan pandangannya ke arah suara
itu. Bagaimanapun, sumber suara itu, Yue, sedang menatap Hiyama dengan tatapan super dingin
seolah-olah dia sedang melihat serangga. Di saat bersamaan, tidak
sedikit orang yang melupakan situasi mereka setelah mereka tergoda oleh gadis
ideal yang kecantikannya sama seperti boneka kelas tertinggi.
Hal yang sama dapat
dikatakan pada party Kouki. Pandangan mereka secara alami tertarik pada gadis
cantik tidak peduli apakah mereka perempuan atau laki-laki. Bahkan Suzu
jelas-jelas tergoda dan berkata, ”Whoaaa-," dengan suara aneh. Itu bukan
hanya karena kecantikannya, dia juga terselimuti oleh atmosfer yang
berkebalikan dengan penampilan mudanya yang membuat party Kouki tergoda.
Dan pada saat itu, mungkin
karena perintah wanita ras iblis itu, beberapa monster datang untuk menyerang
party Kouki. Dia mungkin berencana untuk menjadikan mereka sebagai sandera sama
seperti dia menggunakan Meld. Itu adalah tanggapan normal karena dia bahkan
tidak bisa membayangkan untuk menangkap Hajime dalam pertarungan adil.
Suzu segera berpikir untuk
menciptakan perisai. Setelah mengaktifkan sihir terus-menerus, tubuhnya yang
kelelahan mulai berteriak. Dia menggigit bibirnya untuk mencegah dirinya
pingsan... tapi Yue dengan lembut menghentikan Suzu menggunakan tangannya.
Mendapati Yue menepuk kepalanya, Suzu tanpa sadar mengatakan ”Ehh?" dengan
suara santai dan
menghentikan rapalannya.
"… Jangan
khawatir."
Gumam Yue, dan Suzu berkata,
”Ah, sekarang sudah aman," tanpa dasar apapun dan tanpa sedikitpun
kekuatan meninggalkan tubuhnya. Bahkan dirinya sendiri tidak tahu kenapa dia bisa menerima perkataan
Yue dengan mudah, tapi dia merasa seperti sedang dilindungi oleh seorang kakak
perempuan yang dapat diandalkan.
Yue berpaling dari Suzu dan
menatap para monster yang telah mempersiapkan taring, cakar, tentakel, dan gada
mereka. Lalu, dengan sebuah kalimat dia mengaktifkan sihirnya.
""Blue Dragon".”
Sesaat kemudian, sebuah bola
bemama kebiruan dengan diameter sekitar 1 meter muncul di atas Yue dan yang
lainnya. Mereka yang menggunakan sihir atribut api mengetahui kalau itu adalah
sihir tingkat tertinggi, sebuah sihir api biru yang bisa mengubah semuanya
menjadi abu, ”Blue Imperial”. Sungguh abnormal bisa mengaktifkannya tanpa satu
rapalan pun dan dalam waktu sekejap. Khususnya kelompok garda belakang; mereka
mengetahui apa yang terjadi dan hanya bisa mendongak ke atas ke arah api biru
itu dengan terkejut.
Namun, itu hanyalah awal
dari apa yang akan membuat mereka benar-benar terkejut. Api biru yang terbakar dengan cemerlang itu
tiba-tiba berubah bentuk menjadi seperti ular, menyerang Brutal yang hendak mengayunkan
gadanya dan para monster lainnya dengan cara menelan mereka. Mereka langsung
mati dalam sekejap, dan bahkan tidak menyisakan abu sedikitpun.
Tak lama kemudian, bentuk
dari api biru itu berubah dan berenang di udara. ltu adalah seekor naga api
berwarna biru, dengan panjang sekitar 30 meter. Dengan Yue di tengah-tengahnya,
naga biru itu melindungi Kouki dan yang lain dengan cara melingkari mereka.
Lalu, dia mengangkat kepalanya, dan membuka rahangnya ke arah para monster yang
berdiri mematung karena dia tidak bisa mendekati api neraka biru yang akan
memusnahkan segalanya.
RoOoAAAR!!!
Naga itu meraung. Dan dalam
sekejap, tubuh para monster itu beterbangan. Seakan-akan tubuh mereka ditarik
oleh gaya gravitasi, mereka melompat ke dalam rahang naga itu satu per satu.
Meskipun yang lain memahami kalau itu bukanlah aksi bunuh diri karena para monster
itu berusaha keras untuk melepaskan diri di udara dengan panik karena situasi
yang tiba-tiba itu. Melihat para monster melemparkan diri mereka secara
berurutan ke dalam pemusnahan yang bahkan tidak menyisakan abu sedikitpun,
membuat mereka merasa kalau itu adalah sebuah lelucon yang buruk.
"Apa-apaan sihir
ini...”
Gumam seseorang. Sihir
misterius itu telah memusnahkan para monster, yang membuat party Kouki tidak dapat menutup mulut mereka yang
terbuka lebar. Tapi itu tak dapat dihindari. Bagaimanapun, sihir ini sama
seperti ”Thunder Dragon", sebuah sihir orisinil milik Yue, yang terbentuk
dengan cara mengombinasikan sihir elemen api tertinggi, ”Blue Imperial,"
dan salah satu sihir Zaman Dewa, sihir gravitasi.
Kebetulan, alasan kenapa dia
menggunakan “Blue Dragon” bukannya "Thunder Dragon" adalah karena Yue
ingin melatih dirinya sendiri. Thunder Dragon adalah kombinasi antara sihir
gravitasi dan sihir atribut angin tingkat tinggi, petir, jadi "Blue Dragon”
memiliki tingkat kekuatan dan kesulitan yang lebih tinggi. Karena dia baru saja
bisa mengombinasikan sihir tingkat
tertinggi, dia ingin menjadikan ini sebagai debutnya.
Tentu saja, party Kouki yang
tidak mengetahui hal itu mengalihkan tatapan mereka dari "Blue
Dragon" ke arah Yue, hendak meminta penjelasan. Namun, dengan
tenang menegakkan punggungnya, Blue Dragon itu berhenti dan apinya bersinar
semakin terang.
Bersama dengan sosok cantik Yue, itu membuat party Kouki menahan nafas mereka,
dan mereka tidak dapat mengutarakan satu pertanyaan pun. Beberapa orang segera
mendapati hati mereka tercuri oleh Yue… khususnya Suzu; dia mengeluarkan seruan
gembira seperti seorang pria tua.
Di sisi lain, saat wanita
ras iblis itu melihat "Blue Dragon” yang mengerikan itu dari kejauhan, dia
mengumpat dalam hati, "Disini hanya
ada monster, huh!". Kesal melihat para monster dimusnahkan satu per
satu, dia mengubah sasarannya kepada wanita kelinci yang ada di samping Meld yang terluka
parah, dan dua orang gadis yang terpisah dengan yang lainnya.
Namun, wanita ras iblis itu
semakin terjerumus dalam keputusasaan.
Brutal yang datang untuk
menyerang Shia mendapati kepalanya terlempar seperti pinball dengan sebuah ayunan dari Doryukken. Dia kemudian memutar
tubuhnya menggunakan momentum dari serangan pertamanya ke arah serigala bermata
empat yang datang mendekat dari belakangnya dan serigala itu mati dengan mudah
karena serangan yang mengandung kekuatan sentrifugal cukup besar.
Sekali lagi, Chimera dan
para kucing hitam hendak menyerang Kaori dan Shizuku. Shizuku menggertakkan
giginya, dan mempersiapkan pedangnya yang patah untuk menghadapi monster yang
datang. Namun, seakan-akan untuk menghentikan mereka, cross bits yang melayang
di sekitarnya datang ke antara Shizuku dan Chimera.
Shizuku agak terkejut oleh
salib misterius yang bergerak seakan-akan melindungi dirinya. Tiba-tiba, sisi
yang lebih panjang dari salib itu berputar ke arah Chimera dan terdengar suara
bergemuruh. ”Serius, benda apa
itu!?" teriak Shizuku dalam hati, saat sesuatu yang berputar hampir
menggores pipinya dan jatuh ke tanah dengan suara metalik. Suara bergemuruh
yang sama terdengar dari samping Kaori, dan suara metal yang sama kembali
terdengar.
Meskipun bingung, Kaori dan Shizuku mengembalikan
perhatian mereka ke arah para monster yang berdatangan, dan apa yang mereka
lihat hanyalah sosok monster dengan kepala hancur berantakan... Mereka
kehabisan kata-kata dan mengalihkan pandangan mereka ke arah sumber suara
metalik dan memastikan apa itu.
”Bukankah itu… selongsong
peluru?”
”Selongsong peluru... sebuah
pistol?”
Kaori don Shizuku saling
menatap satu sama lain saat mereka mengatakan istilah aneh itu dengan keras.
Mereka semakin yakin setelah melihat sosok Hajime yang mengamuk dengan senapan
di kedua tangannya. Salib yang melayang untuk melindungi mereka mirip dengan
senjata jarak jauh dari suatu tempat.
”M-Menakjubkan... Hajime-kun
bisa menggunakan Funnel."
"Hanya saja, sejak kapan kau menjadi NewType...’
Kaori don Shizuku mendapatkan kembali ketenangan mereka setelah monster yang
mengepung mereka dibantai dalam sekejap. Mereka menyuarakan tanggapan aneh yang
disalurkan ke telinga Hajime melalui Cross Bits itu. Dan sebaliknya, Hajime
ingin menanggapi balik perkataan mereka tentang bagaimana mereka berdua
mengetahui referensi semacam itu. Namun, Hajime tidak mengkhawatirkan hal itu
berkat skill yang dia asah saat bersama dengan Yue dan gadis lainnya,
"Biarkan saja."
”Serius... apa-apaan
ini."
Wanita ras iblis itu
bergumam tak berdaya. Tidak peduli apapun yang dia coba, semuanya gagal dan
dihancurkan dengan kekuatan murni. HaI-hal mengesalkan itu membuat pikirannya diserang oleh
perasaan kekalahan. Hampir tidak ada lagi monster yang tersisa, dan sudah jelas
bagi siapapun siapa pemenang dan pecundangnya.
Harapan
terakhirku! Wanita ras iblis itu menembakkan sihir ke arah
Hajime agar bisa lolos yang melarikan diri ke arah salah satu pintu keluar
dengan sekuat tenaga. Sihir yang ditembakkan ke arah Hajime adalah "Final
Prison." Sihir itu meledak tepat di samping Hajime, dan asap pengeras
menyelimutinya.
Party Kouki menahan nafas mereka sementara Kaori dan Shizuku meneriakkan nama
Hajime.
Melirik party Kouki yang
terguncang, wanita ras iblis itu akhirnya mencapai salah satu pintu keluar.
Namun...
"Haha... aku sudah skak
mat, huh."
"Benar sekali.”
Di hadapan wanita ras iblis
itu melayang cross bits dengan moncong bemama hitam sedang terarah kepadanya
dari dalam lorong. Dengan sebuah tawa kering, wanita ras iblis itu baru
menyadari kalau dia sudah skakmat sejak saat sebelum dia menyerang Hajime, dan
dia tanpa sadar mengeluarkan tawa kering. Sebuah suara tenang penuh kebencian
terdengar dari belakang.
Kali ini,wanita ras iblis
itu menoleh ke belakang dengan putus asa dan melihat Hajime berjalan semakin
mendekat di dalam asap pengeras seolah-olah tidak terjadi apa -apa.
Selanjutnya, dia menyebarkan asap pengeras itu ke lorong lain dengan cara
menyapunya menggunakan gelombang merah dan" ”Magic Emission."
“Dasar monster. Untuk bisa
menggunakan sihir tingkat tinggi seperti mainan anak-anak... Kau, apakah kau
benar-benar manusia?"
"Sebenarnya, aku
sendiri juga meragukan hal itu. Tapi, menjadi monster itu tidak buruk juga, kau
tau?"
Haiime dan wanita ras iblis
itu berkata dengan sikap bercanda dari jarak cukup dekat. Saat wanita ras iblis
itu melihat ke dalam ruangan, para monster sudah benar-benar dimusnahkan tanpa dia
sadari. Sekali lagi dia mengumpat dengan suara kecil, ”Dasar monster."
Mengabaikannya, Hajime
mengarahkan moncong Donner ke arah wanita itu. Senjata kematian yang sedang di
arahkan tepat di depan matanya itu membuat wanita ras iblis itu menyadari bahwa
itu adalah saat kematiannya, dan dia menatap ke belakang.
”Baiklah kalau begitu, 'Apakah kau memiliki kata-kata terakhir?
Adalah apa yang biasanya dikatakan dalam situasi seperti ini... Sayangnya, aku
sama sekali tidak tertarik untuk mendengar harapan terakhirmu. Yang lebih
penting, tentang kenapa seseorang dari ras iblis datang kemari... dan darimana
kau mendapatkan hewan-monster itu… Bisakah aku mendengar jawabannya darimu?”
”Apakah menurutmu aku akan
mengatakannya? Itu bisa saja menjadi keuntungan bagi ras manusia, kan? Kau kira
aku sebodoh itu."
Wanita iblis itu berkata
dengan nada mencemooh, yang membuat Hajime menatapnya dengan mata dingin.
Karena itu, tanpa ragu, dia menembakkan Donner ke arah kedua kaki wanita itu.
"AgaaAH !!"
Wanita ras iblis itu
berteriak dan roboh ke tanah. Teriakan itu bergema di dalam ruangan sunyi
dimana para monster sudah tidak lagi bernafas. Hajime tahu kalau teman sekelas yang
ada di belakangnya sedang menelan ludah karena tindakan tanpa ampunnya. Namun,
tidak mengkhawatirkan hal semacam itu, Hajime kembali bertanya dengan Donner terarah ke wanita itu.
”Apakah itu ras manusia atau
ras iblis, aku tidak peduli dengan masalah duniamu. Aku bertanya kepadamu bukan
sebagai seseorang dari ras manusia. Aku bertanya hanya karena aku ingin tahu. Jadi, jawab itu
sekarang."
“... ...”
Wanita itu melotot ke arah
Hajime sambil menggertakkan giginya karena rasa sakit. Melihat matanya, Hajime
menyadari kalau
sepertinya dia tidak akan berbicara, jadi sebagai gantinya dialah yang mulai
berbicara.
“Yah, aku sudah bisa
menduganya dengan samar. Kau datang kesini untuk menaklukkan "Dungeon
Besar,” kan?
Alis wanita ras iblis itu
mengedut mendengar perkataan Hajime. Hajime melanjutkan perkataannya sambil
mengamati reaksi wanita itu dengan seksama.
"Para monster itu
dibuat menggunakan sihir Zaman Dewa... sepertinya aku benar. Begitu, jadi
perubahan di sisi ras iblis terjadi karena mereka menaklukkan Dungeon Besar dan
mendapatkan sihir Zaman Dewa yang dapat memperbudak monster, huh... Hasilnya,
sisi ras manusia juga bergerak untuk menaklukkan Dungeon Besar dengan cara
menyelidiki dan memanggil para pahlawan…"
”Bagaimana... jangan-jangan..."
Hajime telah mengatakan
cerita yang tepat sasaran, dan hal itu menggetarkan wanita ras iblis itu.
Dengan ekspresi terguncang,
dia mempertanyakan bagaimana Hajime mengetahui hal itu saat sebuah kemungkinan
melintas di pikirannya. Melihat ekspresinya, Hajime menyadari kalau Hajime juga
merupakan seorang penakluk dungeon. Dengan sebuah lirikan, Hajime menjawab,
”Benar.”
"Begitu, jika kau sama dengan orang
itu... maka aku bisa memahami kekuatan monstermu... Ah, bukankah ini sudah
cukup? Cepat bunuh aku. Bagaimanapun, aku tidak berniat menjadi tawanan…"
”Seperti orang itu… kan.
Yang kau maksud pasti adalah penakluk yang memberikan para monster itu kepadamu,
huh..."
Ekspresi yang wanita itu
tunjukkan mengatakan bahwa dia lebih baik melakukan bunuh diri daripada menjadi
tawanan. Oleh karenanya, dia setidaknya ingin mati di dalam sebuah pertarungan.
lnformasi tentang penakluk dungeon lainnya sudah cukup bagi Hajime, jadi dengan
niat untuk mengakhirinya, niat membunuh muncul di matanya. Sebagai balas dendam
karena mati di tengah jalan, dan keengganan untuk mengakui kekalahan, wanita
ras iblis itu bergumam kepada Hajime.
”Suatu hari, kekasihku akan
membunuhmu."
Perkataannya membuat bibir
Hajime melengkung dan menunjukkan senyum tak kenal takut.
”Aku akan membunuh musuhku,
meskipun itu adalah Dewa. Dan jika itu adalah seseorang yang menari di
genggaman Dewa, maka dia tidak akan bisa mencapaiku."
Tidak ada lagi hal yang
perlu dibicarakan, jadi keduanya menutup mulut mereka. Hajime mengarahkan
moncong Donner ke arah kepala wanita itu.
Namun, pada saat dia hendak
menekan pelatuknya, sebuah suara keras menghentikannya.
”Tunggu! Tunggu dulu,
Hajime! Dia tidak bisa lagi bertarung lagi, kau tidak perlu membunuhnya!"
Dengan jari masih di pelatuk
Donner, Hajime menoleh dengan ekspresi ragu yang seakan mengatakan, ”Apa yang
orang ini katakan?”. Kouki berhasil berdiri dengan terhuyung -huyung dan
kembali melanjutkan perkataannya.
”Tangkap, benar, kita akan
menjadikannya tawanan. Membunuh
seseorang yang tidak melawan adalah hal yang tak termaafkan. Aku adalah seorang
pahlawan. Dan Nagumo adalah rekanku, jadi tolong mundurlah demi diriku.”
Alasan yang mengandung
terlalu banyak sanggahan adalah sesuatu yang menurut Hajime tidak layak untuk
didengarkan dan dia segera mengabaikan mereka. Dalam diam… dia menekan
pelatuknya.
BaAaAaANNNG!
Sebuah suara ledakan
terdengar di ruangan itu. Niat membunuh diarahkan dan sebuah tembakan
ditembakkan di dahi wanita ras iblis itu yang langsung membunuhnya dalam
sekejap.
Kesunyian menyelimuti
sekeliling mereka. Para teman sekelasnya akhirnya memahami dan hanya bisa
menahan nafas mereka, bingung dengan pemandangan dimana salah satu teman
sekelas mereka telah membunuh seseorang tanpa keraguan sedikitpun. Di antara mereka semua, Kaori
lah yang paling terkejut dengan hal itu.
Itu bukan tentang dirinya
yang membunuh seseorang. Bagaimanapun, Kaori sendiri sudah bersiap untuk hal
itu. ltu adalah hal yang wajar karena mereka telah memasuki peperangan di dunia
ini. Bagaimanapun, bertarung melawan monster di dalam dungeon hanyalah sebuah
latihan tempur.
Itulah sebabnya, hari dimana
dia akan membunuh orang lain pasti akan tiba, karena dia harus membunuh para
musuh, dan dia sudah siap untuk melakukannya. Dia adalah penyembuh yang berada
di belakang, tapi memikirkan Shizuku, Kouki, dan teman lain yang ada di garis
depan—saat dimana tangannya dan
teman-temannya akan dikotori oleh darah, meskipun itu hanya sedikit, membuat
hatinya bertekad untuk tidak berpaling dari situasi seperti itu meski hanya
sesaat.
Apa yang mengejutkan Kaori
adalah karena dia tidak dapat merasakan sedikitpun keengganan, jijik, dan
keraguan pada pembunuhan yang dilakukan Hajime. Dia membunuh seseorang
seakan-akan itu sama wajarnya seperti bernafas. Hajime yang Kaori kenal adalah
seseorang yang meskipun tidak bisa melawan orang lain, dia adalah orang lembut
dan kuat yang mampu melompat ke dalam pusaran air demi orang lain.
Bentuk dari kata 'kuat' itu
bukanlah kekuatan yang berasal dari kekerasan. ltu adalah kekuatan karena
”memikirkan orang lain" tidak peduli kapanpun dan situasi seperti apa yang
dia hadapi. Itulah sebabnya, Hajime yang bisa membunuh seorang musuh yang telah
kehilangan semangat dan tidak akan melawan tanpa keraguan ataupun emosi
mendalam, telah menjadi seseorang yang benar-benar berbeda dari Hajime yang dia
kenal, dan itu mengejutkannya.
Shizuku adalah sahabatnya,
jadi dia memahami bahwa Kaori telah menerima kejutan yang sangat kuat.
Namun,dia bisa menduga dari mana rasa terkejut itu berasal dari percakapan
merasa tentang Hajime saat masih berada di Jepang.
Shizuku menatap Hajime
dengan ekspresi tenang dan dia berpikir bahwa dia memang telah berubah, tapi
dia tau kalau dia tidak bisa mengeluhkan hal itu karena dia bukanlah
siapa-siapa. Itulah sebabnya, sebagai hasilnya, dia tidak bisa melakukan apapun
selain berhenti berada terlalu dekat dengan Kaori.
Namun, tentu saja, gumpalan
keadilan yang disebut pahlawan tidak akan diam saja tentang hal itu. Suara
Kouki bergema seolah-olah untuk menyelimuti ruangan yang dipenuhi oleh
kesunyian itu.
"Kenapa, kenapa kau
membunuhnya. Apakah kau perlu membunuhnya...”
Hajime berjalan menuju sisi
Shia dan membalas pandangan Kouki dengan tatapan menusuk. Dia ragu sesaat
tentang bagaimana harus menjawabnya, tapi beberapa saat kemudian, sejak awal, jawaban adalah hal yang tak
diperlukan!, pikirnya dan memutuskan untuk mengabaikan Kouki.
Namun, apakah pihak lain akan
mengabaikan sikap Hajime adalah masalah yang berbeda...
10 Comments
feel so good
BalasHapusMantabb!!! Lanjut mieeennn!!!!
BalasHapusnice min
BalasHapusSungguh nikmat rasanya membaca terjemahan yang bagus 😅 terima kasih KimiNovel
BalasHapusMakin kesini cerita nya makin bagus aja
BalasHapusdi bantai hajime semua XD
BalasHapusMemang Hajime da bestt
BalasHapusMantap
BalasHapuslanjut
BalasHapusKontol
BalasHapusPosting Komentar