BAHKAN TOKOH FIGURAN JUGA BISA MELAKUKAN SESUATU
(Translater : Elsa)
Lokasi
mereka saat ini ada di ruang terdalam lantai 89.
Sekarang
ini, ada empat pintu masuk di dalam ruang segi delapan yang sangat besar,
tetapi sebenarnya ada satu lagi jalan lintasan yang mengarah ke ruang rahasia
di antara dua pintu masuk. Ukuran dari pintu masuk menuju ruang tertutup ini
sekitar 10 tatami, dan jalan masuknya tersamarkan dengan baik sekali.
Di
dalam ruangan itu ada rombongan Kouki, yang sedang beristirahat dengan oenuh
kelegaan. Akan tetapi, ekspresi mereka terlihat suram. Hanya ada yang memandang
ke bawah dengan kekecewaaan yang mendalam. Mereka semua dipenuhi luka, jadi
banyak dari mereka yang terlihat kesakitan.
Biasanya,
Kouki akan menggunakan ‘karisma’-nya untuk menyemangati teman-temannya, tetapi,
sekarang sekujur tubuhnya sedang benar-benar kelelahan karena pengaruh “Limit
Break,” dan dia bersandar di dinding, menutup mulutnya dalam diam.
Dan
lagi, di saat seperti itu, sang penyemangat kelas yang tidak bisa membaca
suasana dengan baik itu berwajah pucat karena kehabisan darah. Ia sedang tidur
dengan pernapasan berat sementara mengerutkan dahi karena kesakitan. Ini juga
salah satu alasan kenapa mereka semua terlihat muram.
Tubuh
bagian bawah Suzu---dari lutut ke bawah---masih tidak bisa digerakkan, jadi
Kaori masih melanjutkan pengobatannya. Pahanya yang berlubang itu sudah sembuh.
Sekarang yang tersisa hanya melepaskan ‘keadaan membatu’-nya itu. Namun, Suzu
sudah kehilangan banyak sekali darah dari serangan tentakel-tentakel itu. Ada
kemungkinan bahwa pembuluh darah vitalnya rusak. Tapi bisa juga dibilang, Kaori
menyembuhkan tepat pada waktunya, karena ya, ia seorang ‘Kaori’.
Sejak
awal, bahkan seorang Kaori sekalipun tidak mampu mengisi ulang darah Suzu yang
habis itu. Jadi, ia hanya bisa sebatas menyuruh Suzu meminum obat penambah
darah dari dunia ini. Itulah alasan kenapa kondisi fisik Suzu tidak bisa
langsung kembali normal. Ia perlu istirahat.
Kaori
menghabiskan waktunya untuk Suzu, jadi teman-teman yang lain tidak disembuhkan
olehnya. Tentunya, Saitou dan Kondou yang membatu seperti benda-benda itu
dibiarkan saja. Setelah pengobatan Suzu
selesai, selanjutnya ada Saitou dan Kondou---dua orang yang membatu---para
anggota rombongan yang lain mengerti, bahwa mereka masih harus menunggu lama
hingga gilirannya; tidak ada yang mengeluh, kecuali sebagian kecil dari mereka.
Lagipula mereka tidak punya cukup tenaga untuk melakukan itu.
Dalam
ruangan redup dimana terhanyut suasana suram itu, Shizuku mengerutkan dahinya
dan bingung, bagaimana cara menyemangati mereka semua. Biasanya, Shizuku yang
pendiam itu tidak bisa mencairkan suasana dengan baik, tidak seperti Suzu.
Tetapi, tidak ada orang lain yang bisa melakukan itu saat ini; karena Kouki
juga melemah terkena efek “Limit Break” dan kekalahannya. Jadi, ia merasa harus
melakukan sesuatu, entah bagaimana. Ia berpikir begitu karena memang
mempedulikan orang lain. Ia orang yang amat bijaksana.
Shizuku
sendiri sudah hampir mencapai batasnya; baik secara fisik maupun psikis,
sedikit demi sedikit ia merasa kesulitan karena memikirkan apa yang harus
dilakukan. Demikanlah, ia memutuskan untuk membuat lelucon seakan tidak terjadi
apa-apa, dengan keteguhan hati untuk mati dengan terhormat. Namun, ketika
dipertimbangkan kembali, ia merasa seakan hancur. Lalu, terlihat Nomura dan
Tsuji Ayako muncul dari jalan lintasan sementara dan mereka berbincang.
“Fuu, entah bagaimana jalan masuk itu
penyamaran yang bagus. Tetapi, sesuai dugaan, aku kelelahan setelah menggunakan
sihir halus seperti itu… Aku sudah tidak kuat lagi.”
“Merubahnya
menjadi dinding itu bukan bidang keahlianmu… Kau bahkan hanya menggunakan satu
susunan sihir untuk melakukannya, jadi mau bagaimana lagi. Kerja bagus.”
“Kau
juga bekerja keras untuk benar-benar melepaskan ‘keadaan membatu’-ku, kan?
Terima kasih.”
Dilihat
dari percakapan dua orang ini, yang membuat dan menyamarkan pintu masuk ruangan
ini ke dinding sekitarnya adalah “Sang Pengguna Sihir Tanah,” Nomura Kentarou.
“Pengguna Sihir Tanah” memiliki kecakapan yang
tinggi kepada sihir elemen tanah yang secara langsung memanipulasi tanah,
tetapi tidak dapat melakukan pekerjaan halus seperti manufaktur dan membentuk
“Transmutation/Perubahan.” Contohnya, sihir ini bisa membuat tonjolan di tanah,
menerbangkan bebatuan dari tanah, mengeraskan tanah untuk menciptakan tombak
batu, atau mengontrol gumpalan pasir. Sebagai tambahan, untuk seseorang yang
sudah tingkat tinggi, ia bisa menggunakan mantra petrification/membatu dan
menciptakan Golem (boneka yang dikendalikan). Namun, seorang pengguna sihir
tanah tidak dapat menciptakan benda dengan mencampur barang-barang tambang.
Karena
itulah, meskipun dia bisa melubangi dinding menggunakan susunan sihir,
‘menciptakan’ dinding yang serupa dengan sekitarnya, Nomura tidak bisa
melakukan hal lain, selain menciptakannya hanya dengan satu susunan sihir.
Perlu
dicatat bahwa Tsuji Ayako telah mengobati Nomura setelah dia membatalkan
petrifikasinya.
“Terima
kasih atas kerja kerasmu, Nomura-kun. Kita bisa mendapat tambahan waktu karena
ini.”
“…Kuharap
begitu. Yah, aku tidak bisa melakukan hal lain selain berdoa agar kita tidak
ditemukan sampai mereka semua sembuh. Tentang Kousuke… kita juga hanya bisa
berdoa, huh.”
“…
Kousuke pasti akan baik-baik saja. Dia tidak akan kalah dari siapapun jika itu
mengenai hawa keberadaannya yang tipis,”
“Tidak, Juugo. Jangan mengatakan itu, aku merasa tidak nyaman hanya dengan mendengarnya…”
“Tidak, Juugo. Jangan mengatakan itu, aku merasa tidak nyaman hanya dengan mendengarnya…”
Pembicaraan
tentang meningkatkan keamanan tempat persembunyian mereka itu mengurangi
suasana suram yang terjadi, dan Shizuku tersenyum sementara memperlakukan
Nomura dengan baik; karena menggagalkannya meninggalkan kenangan buruk.
Di
sisi lain, Nomura tersenyum pahit ketika berdoa dan menatap ke kejauhan; menuju
salah satu sahabatnya yang tidak ada disini sekarang.
Benar.
Saat ini, salah satu teman mereka, Endou Kousuke, tidak ada disini. Dia, seseorang dari kelas
“Assassin/Pembunuh”, adalah sahabat Nagayama Juugo dan Nomura Kentarou. Endou
bukan orang yang suram maupun pendiam, hanya saja kehadirannya mudah dilupakan.
Dia anak SMA biasa yang bisa berbicara santai dengan siapapun, tetapi entah
kenapa “hawa keberadaannya tipis.” Sosoknya bisa seketika menghilang sebelum
orang lain sadar dan berkata, “Huh? Dimana dia?,” lalu mereka melihat
sekeliling dan terkejut karena dia ada tepat di samping mereka. Dia menunjukkan
sikap yang sulit dipahami tanpa niat melakukan itu sama sekali. Dan, tentunya,
hal yang sam terjadi ketika mereka masih ada di Jepang.
Meskipun
Endou sendiri sangat tidak berkemauan penuh, kemampuannya itu saat ini adalah
yang paling berguna. Dia sendiri terpisah dari rombongan dan pergi untuk
menjelaskan situasi itu kepada Meld dan para Kesatria. Biasanya, tidak peduli
seberapa baik tipuan yang dilakukan seseorang, melintasi lantai level 80-an
sendirian itu sama saja dengan bunuh diri. Bahkan, rombongan Kouki tadinya
kesulitan untuk menaklukkan lantai-lantai itu, karena hanya ada 15 orang di
rombongan itu.
Tetapi,
jika Endou, orang yang bisa membusungkan dada dan berkata, “Hawa keberadaanku
ini yang paling tipis di dunia!,” dia bisa memanfaatkan kemampuannya itu dan
mungkin bisa sampai di lantai 70, tempat Meld dan para Ksatria berada, tanpa
diketahui oleh demonic beast. Dengan pemikiran seperti itu, rombongan Kouki
mengutus Endou untuk pergi kesana.
Ketika
Endou pergi, matanya sedikit berkaca-kaca… tentunya, dia merasakan sesuatu saat
pergi sendirian dan meninggalkan teman-temannya. Bukan karena bujukan mereka,
seperti: “Jika kau, dengan hawa keberadaan tipismu itu, bahkan dengan kepekaan
para demonic beast sekalipun, mereka tidak akan bisa menyadari keberadaanmu!
Hanya kau, yang tidak akan kalah dari siapapun, jadi kau harus berhasil
melewati para demonic beast tanpa mereka sadari.”
Pada
kenyataannya, rombongan Kouki ingin segera meninggalkan lantai atas. Namun,
sayangnya, mereka tidak punya cukup kekuatan untuk melakukannya. Di antara para
anggota rombongan yang terluka itu, tiga dari mereka tidak bisa bertarung,
sementara itu Kouki juga dalam keadaan lemah, jadi mereka ragu bisa melewati
lantai 80-an.
Bahkan
dengan cara seperti itu, tidak akan ada artinya jika rombongan Kouki tidak
melewati lantai 80-an sendiri. Dengan kata lain, daripada memanggil bantuan,
tujuan Endou pergi adalah untuk memperingatkan tentang situasi mereka dan
wanita Ras Iblis yang memimpin para demonic beast.
Rombongan
Kouki pastinya sudah mendengar dari Ishtal dan orang-orang dari Gereja Suci,
jika Ras Iblis mengumpulkan para demonic beast, bukan dengan cuci otak, tetapi
perbudakan, karena mereka masih memiliki kehendak sendiri. Tetapi, mereka tidak
pernah mendengar soal demonic beast-demonic beast yang sekuat itu. Juga, hal
yang mencengangkan adalah “jumlah” dari demonic beast itu sendiri; bukan dari
kekuatan tiap individunya.
Sebenarnya,
para demonic beast yang dipimpin oleh wanita Ras Iblis, yang dengan mudahnya
melewati lantai 90 pada «Ruang Bawah Tana Orcus» dan membuat rombongan Kouki
kewalahan, bahkan dengan tipuan-tipuan mereka. Hal-hal seperti itu membuatnya
terlihat aneh jika umat manusia tidak dimusnahkan lebih cepat.
Dengan
kata lain, informasi Ishtal tidak salah dan kesimpulannya, demonic beast yang
dikendalikan Ras Iblis itu “menjadi lebih kuat.” Bukan hanya dalam jumlah,
tetapi kekuatan individunya juga menakjubkan. Rombongan Kouki menilai,
informasi ini harus bisa disampaikan dengan segala cara.
“Shirasaki-san.
Tolong urus de-petrifikasi Kondou-kun dan Saitou-kun. Akan membutuhkan banyak
waktu jika aku yang melakukannya. Tetapi, untuk pennyembuhan yang lainnya
serahkan padaku.”
“Un,
baiklah. Jangan terlalu memaksakan diri, Tsuji-san.”
“Aku
akan baik-baik saja. Sebaliknya, itu yang harus kukatakan padamu… maaf. Jika
saja aku lebih kuat, tanggung jawab Shirasaki-san bisa berkurang…”
Di
sisi lain---percakapan dengan Nomura dan yang lainnya--- Ayako sedang meminum
obat untuk mengembalikan kekuatan sihir dan ia berkata pada Kaori yang sedang
melanjutkan pengobatan Suzu. Meskipun mereka berdua “healer/penyembuh,”
kemampuan Ayako jauh dibawah, jika dibandingakan dengan Kaori. Meskipun Ayako tidak
memperlihatkannya, ia merasa menyedihkan dan dipenuhi permintaan maaf, karena
ia hanya merepotkan Kaori.
“Tidak ada hal yang seperti itu,” Kaori
menjawab dengan senyum masam, lalu Ayako kembali menyembuhkan teman-teman
mereka. Kegelapan sedikit menghilang dari wajah teman-teman mereka, ketika
disembuhkan oleh Ayako. Nomura memperhatikan Ayako dengan ekspresi seakan ingin
mengatakan sesuatu. Tetapi, dia tidak bisa mengeluarkan suara karena merasa
akan mengganggu pekerjaan Ayako.
“…
Di saat-saat seperti itu. Berbicaralah jika kau ingin mengatakan sesuatu.”
“…Diam.”
Nagayama
mengatakan pada Nomura dengan ekspresi seakan menemukan suatu hal yang lucu,
tetapi Nomura memalingkan wajahnya, seperti merajuk.
Sesudah
itu, beberapa puluh jam terlewati. Tubuh dan pikiran rombongan Kouki pulih
sedikit demi sedikit, dan mereka tidur bergantian.
*
* *
Di
sisi lain, Endou Kousuke mundur dengan informasi yang dipercayakan padanya
tentang Ras Iblis. Dia terus-menerus berjalan, menuju ke lantai 70, dimana Meld
dan para Ksatria berada, tanpa bertarung sekalipun.
Di
lantai 80, jika keberadaannya disadari oleh demonic beast, pertarungan satu
lawan satu entah bagaimana bisa berhasil dia taklukkan, tetapi dia tidak bisa
menang jika lawannya lebih dari satu. Itulah kenapa, sementara bergegas, dia
juga maju dengan hati-hati. Karena itu semua, sekarang pun dia bisa melawati
para demonic beast tanpa diketahui.
Sesudah
para demonic beast menjauh dari pandangannya, Endou turun dari langit-lagi,
tempatnya berpegang. Sosok dengan pakaian serba hitam itu menggunakan
“Invisibility/tembus pandang” dengan baik, yang mana membuatnya terlihat
seperti “Assassin.” Patinya, bahkan demonic beast yang lewat tadi akan
mengalami cedera cukup besar jika mendapat serangan kejutan dari langit-langit.
Dia tidak berpikir, “…Setidaknya rasakanlah sedikit hawa keberadaanku…” Tidak
ada kilauan di ujung matanya ketika dia melihat para demonic beast melewatinya
tanpa sadar. Tentunya tidak ada.
“Aku
harus cepat…”
Endou
memahami misi yang dibebankan padanya. Dia menduga, Kouki dan teman-temannya
menyuruhnya pergi untuk mengirimkan informasi, yang artinya dia harus selamat.
Nagayama dan Nomura berkata, “Jangan kembali kesini,” tetapi apa yang mereka
harapkan bisa tersalurkan tanpa kata-kata.
Namun,
setelah menyelesaikan tugasnya, Endou akan kembali ke tempat Kouki dan
teman-temannya. Tidak peduli apa yang mereka bilang, Endou tetap merasa tidak
enak jika dia satu-satunya yang mundur ke tempat aman.
Dia
merasa kosong karena para demonic beast tidak menyadari keberadaannya, tetapi
hal itu lebih baik baginya, ketika dia menelusuri kembali rute yang dihafalnya
di kepalanya. Akhirnya, dia sampai di lantai 70. Sementara menahan
ketidaksabarannya, dia pergi ke ruangan dengan lingkaran teleportasi; tempat
dimana Meld dan para Ksatria berada.
Beberapa saat kemudian, “Sign Perception/Pengelihatan” Endou merasakan
kehadiran enam orang. Dia benar-benar sudah sampai. Dengan jarak sedekat ini,
mereka pastinya sudah mengetahui keberadaannya karena dia sudah menonaktifkan
“Invisibility.”
Endou
berbalik ke sudut terakhir dan sampai di ruang teleportasi itu. Tetapi,
meskipun sosoknya bisa dilihat sepenuhnya, Meld dan para Ksatria tidak
menyadari keberadaannya sama sekali. Lalu, Endou menghampiri Meld; dengan
tatapan datar, dan memanggilnya.
“Komandan!
Ini aku! Tolong perhatikan aku! Ini keadaan darurat!”
“Uoh!?
Apa!? Apakah ada serangan musuh!?”
Disaat
Endou memanggilnya, Meld pun berteriak, menarik pedangnya, melompat ke
belakang, dan mengawasi sekelilingnya dengan penuh kewaspadaan. Bahkan para
Ksatria lain terkejut dan gemetar seketika, lalu mereka bersiap-siap untuk
bertarung.
“Seperti
yang kubilang, ini AKU! Astaga, tolong jangan bereaksi seperti itu!”
“Eh?
Tunggu. Kousuke, huh. Jangan mengagetkanku seperti itu. Juga, apa yang terjadi
pada yang lainnya? Lagipula, tidakkah kau terlihat agak acak-acakan?”
“Sudah
kubilang, ini keadaan darurat!”
Ketika
Meld dan para Ksatria sadar, itu hanya Endou, mereka lega; melemaskan bahu.
Mereka tahu, betapa tipisnya hawa keberadaan Endou. Namun, Endou kembali lebih
cepat, dan dia sendirian. Selain itu, dia terlihat berantakan dan penuh luka.
Karena itulah mereka menjadi tegang dan menduga telah terjadi sesuatu.
Sebenarnya,
dia juga terluka karena bahkan Ksatria elite Kerajaan tidak mampu menyadari
keberadaannya; kecuali dia memanggil memanggil mereka. Namun, Endou rasa ini
bukan saat yang tepat untuk memikirkan itu dan dia mulai membicarakan
situasinya dengan cepat.
Awalnya,
Meld dan para Ksatria terlihat ragu-ragu. Tetapi ekspresi mereka menegang saat
endou melanjutkan ceritanya. Lalu, mungkin karena hatinya terguncang ketika
menceritakan bagian dimana dia mundur sendirian, air matanya berlinang, dan
Meld menepuk kepalanya.
“Jangan
menangis, Kousuke. Kau sudah melakukan hal yang hanya bisa dilakukan olehmu.
Menurutmu apakah salah satu dari mereka bisa melintasi 20 lantai dengan cepat
tanpa bertarung? Kerja bagus. Aku mempercayaimu.”
“Komandan…
A-aku akan kembali sekarang. Meskipun mereka bisa kesini sendiri… meskipun kali
ini mereka bilang kalau tidak akan kalah… Amanogawa tidak mampu mengalahkan
musuh, bahkan menggunakan “Limit Break.” Kami hanya bisa melarikan diri. Mereka
semua sangat kelelahan, jadi meskipun sudah sembuh… jika mereka diserang… kami
masih belum mengetahui semua hal tentang demonic beast sialan itu… karena
itulah, tolong kembalilah ke permukaan dan sampaikan informasi ini.”
Endou
mengusap mata dengan lengan bajunya---ia malu karena menangis--- dan berkata
dengan tegas.
Meld
menggigit bibirnya sebagai tanda penyesalan, dan memberikan tas peralatan yang
dipenuhi obat-obat penyembuhan tingkat tertinggi dan benda-benda lain di
dalamnya. Ksatria lain melakukan hal yang sama, dan mempercayakan tas-tas
peraltan mereka kepada Endou sambil merasa hina.
“Aku
hanya bisa meminta maaf, Kousuke. Meskipun kami ingin menyelamatkan mereka
bersama-sama… kami hanya akan menghambatmu…”
“Ah,
tidak, jangan khawatir. Jumlah obat-obatan kami mengalami penurunan yang cukup
besar. Jadi, ini semua sangat membantu.”
Dengan
berkata demikian, Endou mengguncangkan tas-tas peralatan itu dengan senyum
masam; tetapi hal itu hanya membuat Meld semakin merasa tidak enak. Hal itu bukan
hanya karena dia merasa malu dengan
ketidakmampuannya membantu mereka, tetapi juga karena kepahitan ini.
“…Kousuke.
Aku akan mengatakan hal terburuk yang bisa kukatakan. Aku tidak peduli jika kau
memandangku rendah; karena itu memang pantas. Namun, aku ingin kau
mendengarkanku.”
“Eh?
Kenapa tiba-tiba…”
“…Tak
peduli apa yang terjadi, tolong bawa “Kouki” kembali.”
“Eh?”
Kata-kata
Meld membuat Endou tercengang.
“Kousuke.
Jika demonic beast itu benar-banar kuat dan mampu membuat keadaanmu menjadi
seperti ini… Umat manusia tidak akan memiliki masa depan jika kita kehilangan
Kouki. Tentu, aku percaya kalian semua bisa melewati ini dan bertemu lagi
dengan kami, dan aku harap begitu… Namun, aku harus mengatakan ini sebagai
Komandan Ksatria Kerajaan Herrlicht. Tolong, selamatkanlah “Kouki”.”
“…”
Akhirnya
Endou menduga apa yang dimaksud oleh Meld dan tercengang. Mengorbankan
siapapun, untuk menyelamatkan seseorang yang lebih penting; sebuah pilihan yang
haris diputuskan oleh seseorang yang bertugas. Endou tidak pernah memikirkan
hal itu. Karenanya, muncul ekspresi pahit pada Endou.
“…Kami,
apakah kami hanya “figuran” untuk Amanogawa?”
“Tentu
saja tidak. Memang benar, aku mengharapkan dan menginginkan semuanya selamat.
Tidak, kata-kata itu tidak ada artinya lagi setelah aku mengatakan semua itu…
Kousuke, setidaknya aku ingin kau menyampaikan semua itu kepada Shizuku dan
Ryuutarou.”
“…”
Kata-kata
Meld menggelapkan perasaan Endou. Meld, Endou dan yang lainnya sudah
menghabiskan banyak waktu bersama. Dia selalu ada di sisi mereka sejak awal,
dan mereka sudah bertarung bersama sejak lama. Sosok Meld itu seperti kakak
laki-laki bagi murid-murid yang ada di garis depan, dan seseorang yang paling
mereka percayai di dunia ini. Karena itulah, Endou merasa dikhianati oleh Meld
yang membuang mereka.
Tetap
saja, dia mengerti keterpaksaaan dari apa yang dikatakan Meld, jadi dia tidak
mengutuknya. Dengan ekspresi muram, Endou hanya mengangguk dan berbalik untuk
pergi.
Namun,
saat itu…
“Kousuke!?”
“Eh!?”
Seketika
Meld mendorong Kousuke ke samping dan cliiiiing!!, suara logam yang
saling bergesekan terdengar. Suara itu berasal dari pedang yang diayunkan dari
sebuah busur. Dia berputar sekali dan melakukan tendangan menuju daerah buram
itu.
BooOOOm!
Dengan
suara seperti itu, daerah buram itu terlempar ke belakang. Selanjutnya, ada
banyak bekas cakaran yang muncul di tanah; lima meter dari tempat mereka
berada. Cakar itu mungkin digunakan untuk mengurangi kecepatan.
Melihat
itu semua, Endou yang terjatuh pun memucat dan bergumam.
“T-tidak
mungkin. Mereka mengejarku sampai sekarang…”
Seakan
menggunakan kata-kata itu sebagai isyarat, para demonic beast yang mengikuti
jejak Endou dan para Ksatria itu muncul satu persatu. Endou tetap duduk di
tanah. Dia gemetaran karena bisa tertangkap secepat ini. Dia menggunakan skill
“Assassin” hingga sampai disini untuk menghilangkan hawa keberadaan, aroma, dan
jejak sihirnya ketika bergerak. Wanita Ras Iblis itu bergerak ketika mencari
Kouki dan teman-temannya, jadi seharusnya tidak mungkin ia bisa mengejar Endou
yang berlari langsung ke lantai 70.
Keraguan
Endou terhapuskan oleh seorang wanita bagaikan mimpi buruk itu yang muncul
setelahnya.
“Tch.
Hanya satu orang, huh… Kukira mereka kabur kesini, tempat lingkaran teleportasi
berada… Kelihatannya, mereka bersembunyi di suatu tempat.”
Dengan
jengkel, ia memutar-mutar rambutnya. Wanita Ras Iblis yang menaiki serigala
bermata empat itu membuat Meld dan para Ksatria memasuki mode pertarungan.
Dilihat dari kata-katanya, wanita itu mengira rombongan Kouki pergi ke
lingkaran teleportasi. Karena itu ia langsung datang kemari. Karena
perkiraannya salah, ia terlihat jengkel dan sekarang harus mencari Kouki dan
teman-temannya di sekitar sini.
Disaat
yang sama, bisa dikatakan bahwa Kouki dan teman-temannya masih selamat. Endou,
Mld, dan para Ksatria terlihat lega, dan sedikit tersenyum. Wanita itu
memperhatikan dan mendengus ke arah mereka.
“Terserah,
aku juga punya tugas disini… Ayo bunuh mereka dengan cepat dan memulai
pencarian kita.”
Seketika,
semua demonic beast datang menyerang mereka. Para Chimera menyerang dan
memburamkan ruang sekitar, sementara kucing-kucing hitam menutupi jarak mereka
seperti angin ribut. Demonic beast mirip Brutal itu mendekat dengan rongkat di
tangan mereka, dan serigala-serigala bermata empat sedang mencari celah untuk
menyerang dari belakang.
“Buat
lingkaran! Lindungi lingkaran teleportasi hingga akhir! Kousuke! Berapa lama
lagi kau ingin menunjukkan sikap memalukan seperti itu! Berdiri dan… lari! Ke
permukaan!”
“Eh!?”
Seperti
yang diharapkan dari kaum teratas Kerajaan. Meld dan para Ksatria dengan cepat
membentuk formasi dan bekerjasama dalam melawan para demonic beast yang akan
datang. Dari cerita yang disampaikan Endou, mereka paham bahwa penyerangan
mereka masih kurang dibandingkan para demonic beast itu.Jadi, mereka memilih
untuk bertahan dan menangkis semuanya.
Endou
terkejut ketika Meld berkata, “Kaburlah ke permukaan.” Jika melarikan diri, kurasa akan lebih baik jika kita semua pergi
bersama-sama. Ketika Meld menyuruhnya pergi dari sini, Endou rasa daripada
ke permukaan, dia bertanggungjawab untuk kembali ke tempat Kouki dan
teman-temannya berada.
“Berhentilah
melamun! Sampaikan informasi tentang Ras Iblis ke permukaan!”
“T-tetapi,
Komandan Meld dan para Ksatria…”
“Kami…akan
menjadikan tempat ini kuburan kami! Kousuke! Hancurkan lingkaran teleportasi
itu saat kau sampai di sisi lain! Setidaknya itu bisa menambah waktumu!”
“I-itu…”
Tujuan
Meld sudah jelas. Meskipun mereka pergi ke permukaan, para demonic beast akan
langsung menggunakan teleportasi juga. Jika itu terjadi, ada kemungkinan mereka
mati ketika para pengejar itu menyusul. Jadi, cara terbaik adalah membiarkan
salah satu orang pergi dan yang lainnya menambah waktu agar orang itu bisa
pergi. Jika berhasil, lingkaran teleportasi yang lain---pada lantai 30--- bisa
dihancurkan, dan dia bisa melarikan diri. Lingkaran teleportasi itu terukir di
tanah, jadi bisa diperbaiki menggunakan “Transmutation/Perubahan bentuk.”
Sesudah salah satu orang pergi dan memberi tahu kepada tenaga yang ada di
permukaan tentang ini, mereka hanya perlu memperbaiki lingkaran itu dan bisa
digunakan lagi oleh Kouki dan teman-temannya.
Orang
yang pergi itu adalah Endou, tetapi karena sebelumnya Meld berkata untuk
membuang orang lain selain Kouki, Endou kebingungan karena kali ini dia harus
melarikan diri sebagai pengganti dari para Ksatria. Itulah kenapa dia tidak
bisa langsung bergerak.
Kepada
Endou, Meld mengumandangkan keinginan terdalamnya saat pertarungan sengit itu
berlangsung.
“Maafkan
aku atas ketidakberdayaanku ini! Maafkan aku karena tidak bisa membantumu!
Maafkan aku karena kau bukan yang terpilih! Kousuke! Ini permintaan terakhir
dariku yang tidak berguna ini! Jadi tolong dengarkanlah!”
Kepada
Endou yang kebingungan, permintaan terakhir pria dengan sosok seperti kakak
laki-laki itu tersampaikan.
“Jangan
mati!”
Kata-kata
itu membuat Endou memahami semuanya. Meld, pada kenyataannya, tidak pernah
menginginkan siapapun mati. Jika seseorang harus dikorbankan untuk menyelamatkan
yang lainnya, dia lebih memilih para Ksatria untuk dikorbankan. Meld dan para
Ksatria ingin semuanya selamat, bukan hanya Kouki saja. Karena Kouki adalah
“yang terpilih”, Endou jadi merasa tidak enak.
Endou bit his lip and
used all of his might to turn on his heel towards the teleport circle. It was
because he felt he would not be a man if he didn’t answer the wish and
resolution of Meld here.
“Don’t
think you can!”
Endou
menggigit bibirnya dan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk kembali ke
lingkaran teleportasi. Dia merasa gagal menjadi seorang pria jika tidak
menanggung permintaan dan keputusan Meld disini.
“Jangan
harap kau bisa melakukan itu!”
Wanita
Ras Iblis itu mengangkat tangannya ke arah si kucing hitam sementara
mengaktifkan sihirnya. Kucing hitam itu menembakkan tentakel di punggungnya
dengan kecepatan tinggi. Ditambah lagi, tombak-tombak batu juga beterbangan di
udara; menunggangi hasratnya untuk membunuh.
Entah
bagaimana Endou bisa memotong tentakel-tentakel itu dengan pedang pendeknya,
dan membungkukkan tubuhnya. Dia tidak mampu menghindar, dikarenakan posisi
tentakel-tentakel dan tempo dari tombak-tombak itu. Endou menggertakkan giginya
dan bersiap untuk mendapat dampaknya. Meskipun dia terkena serangan, dia
bertekad untuk tetap berlari dan melompat ke lingkaran teleportasi.
Namun,
dampak yang disangka-sangka itu tidak datang juga. Salah satu Ksatria melompat
keluar dari formasi dan menggunakan tubuhnya untuk melindungi Endou.
“A-Alan-san!”
“Guh…
jangan khawatirkan aku, dan pergilah!”
Sementara
tombak-tombak batu menusuk perutnya, Ksatria bernama Alan itu mengayunkan
pedangnya untuk menangkis serangan para demonic beast yang mendekat, dan
berkata pada Endou dengan senyum jantan. Endou menggigit bibirnya kuat-kuat,
dan berlari ke arah lingkaran teleportasi itu berada.
“Tch!
Makhluk-makhluk yang gigih sekali! Bidik anak laki-laki itu!” Wanita Ras Iblis
itu segera mengeluarkan perintah baru… tetapi sudah terlambat.
“Hah, kemenangan ini milik kita! Jangan remehkan para Ksatria Kerajaan Herrlicht!”
“Hah, kemenangan ini milik kita! Jangan remehkan para Ksatria Kerajaan Herrlicht!”
Meld
memperlihatkan senyuman tak kenal takut saat dia berteriak. Disaat yang sama,
Endou mengaktifkan lingkaran teleportasi, lalu menghilang. Wanita Ras Iblis itu
mengabaikan kata-kata Meld dan menusukkan tangannya ke arah demonic beast.
Demonic itu bisa langsung memanipulasi kekuatan sihir, jadi lingkaran
teleportasi bisa diaktifkan tanpa mengucapkan mantra yang merepotkan. Demikian,
ia mengira masih bisa mengejar Endou, jika ia cukup cepat.
Namun,
“Aku
sudah bilang, jangan meremehkan kami!:
Meld
dan para Ksatria memiliki kecakapan dalam menggunakan teknik dan kerjasama,
yang mana tidak dimiliki rombongan Kouki. Dengan mengandalkan pengalaman,
mereka menghambat pergerakan demonic beast selanjutnya. Mereka kalah jumlah,
tetapi keterampilan dan kemampuan mereka patut dipuji.
Semula,
tidak biasa bagi Meld dan para Ksatria untuk menghadapi demonic beast kuat
sebanyak ini, tidak peduli seberapa besar keputusasaan mereka. Alan, yang
perutnya tertusuk tombak batu, pada akhirnya kelelahan dan keseimbangannya
hancur ketika dia jatuh berlutut, dan tidak bisa bertahan melawan demonic beast
itu lagi. Dengan kesempatan itu, salah satu Chimera menerobos garis pertahanan
mereka dan menjangkau lingkaran teleportasi.
Chimera
itu menghilang bersamaan dengan hilangnya cahaya lingkaran sihir.
“Kuh,
satu bisa lewat, huh… Kousuke… jangan mati.”
Gumaman
Meld terhapus oleh raungan demonic beast. Karena tidak bisa menerima kenyataan
bahwa ia membiarkan Endou kabur, wanita Ras Iblis itu menyuruh para demonic
beast secara bersamaan ke arah Meld dan para Ksatria.
“Fuh,
kita sudah memutuskan akan mati disini, jadi mari kita mengamuk hingga akhir.
Teman-teman, perlihatkan pada mereka semangat para Ksatria Kerajaan Herrlicht.”
“””””Ou!”””””
Mendengar
instruksi Meld, para Ksatria bawahannya menjawab dengan teriakan penuh
semangat. Semangat pada teriakan mereka itu, meskipun hanya sebentar, membuat
domonic beast di sekitar mereka tersentak.
…
Sepuluh menit kemudian
Kesunyian
sekali lagi memenuhi ruangan dengan lingkaran teleportasi di lantai 70.
* * *
“Uwaaaaa—!!”
Teriakan-teriakan,
jeritan peperangan, bercampur menjadi satu. Endou melompat keluar dari
lingkaran teleportasi di lantai 30 pada «Ruang Bawah Tanah Orcus», dan dia
seketika mengayunkan pedang pendeknya, dan mencoba untuk menghancurkan
lingkaran sihir di depannya itu.
“A-apa!?
Eh, kau! Apa yang kau lakukan!?”
“Hentikan
dia.”
“Tangkap
dia.”
Anak
laki-laki berpakaian hitam muncul dari lingkaran teleportasi itu, seketika
berteriak, dan mulai menghancurkan lingkaran sihir menggunakan pedang di
tangannya. Hal ini membuat orang-orang di sekitar---yang berpakaian Ksatria---
terkejut, dan mereka meraung penuh amarah. Mereka melompat ke arah Endou untuk
menghalangi tindakan merusaknya itu.
Orang-orang ini adalah bawahan Meld yang bertanggungjawab
untuk melindungi lingkaran teleportasi di lantai 30. Karena kekurangan tenaga,
ada beberapa orang yang mencapai batasnya hanya dengan menjaga lantai 30.
Endou
tidak dapat menghancurkan lingkaran sihir dengan serangannya. Dia memukul untuk kedua kalinya, ketiga kalinya,
dan ketika dia hanya membutuhkan satu ayunan lagi untuk menghancurkannya, dia
hampir tidak berhenti dari menghancurkan lingkaran sihir.
“L-lepaskan!
Jika tidak dihancurkan dengan cepat…mereka akan-! Lepaskan aku!”
“Apa-,
bukankah kau anggota rombongan Sang Pahlawan!? Kenapa kau…”
Setelah
memperhatikannya, para Ksatria tahu, orang yang bertingkah seperti orang gila
ini adalah salah satu teman sang pahlawan. Secara spontan mereka melonggarkan
pegangan, sementara berbisik menyatakan keterkejutan. Tidak melewatkan
kesempatan itu, Endou sekali lagi mengayunkan pedang pendeknya dan
menghancurkan salah satu bagian lingkaran sihir. Tetapi, dia satu langkah
terlalu lambat.
Lingkaran
sihir itu kembali bersinar dan aktif. Demikian, selanjutnya, sebuah ruang buram
menyerang Endou dan para Ksatria.
“Sial!”
“Apa—!
Guuaaa!!”
Endou
segera melompat ke belakang dan hampir tidak bisa menghindari serangan Chimera
itu. Namun, para Ksatria yang tidak mengetahui situasinya dan harusnya dapat
menghidar itu, tak berdaya, terkena
serangan cakar Chimera, dan mati dengan baju zirah yang robek.
Melihat
salah satu rekan mereka seketika menyemprotkan darah membuat Ksatria lain
panik. Endou berteriak dengan gelisah ke arah para Ksatria dengan penuh
ketidaksabaran.
“Itu
musuh kita! Berhati-hatilah dengan ruang buram itu! Akan ada lebih banyak yang
muncul jika kita tidak menghancurkan lingkaran itu!”
Suara
Endou yang seperti teriakan itu menyadarkan para Ksatria. Tetapi, disaat
bersamaan, satu orang lagi terpotong dan terlempar jauh. Ada tujuh orang yang
menjaga lingkaran teleportasi di lantai 30, dan sekarang dua dari mereka
terbunuh.
Endou
menggertakan gigi karenanya dan menggunakan skill “Assasin” yang disebut
“Wallrun,” untuk berlari di langit-langit dan bertujuan untuk menghancurkan
lingkaran sihir dari atas. Namun, Chimera menyadari itu dan mencoba melompat
untuk menghadangnya.
Meskipun
mereka masih tidak mengerti apa yang barusan terjadi, para Ksatria menduga
mereka perlu melompat ke arah Chimera yang mencoba untuk menyerang Endou.
Namun, para Ksatria hanya bisa melihat Chimera itu sebagai “ruang yang buram,”
jadi tentunya mereka tidak tahu serangan macam apa yang dilakukannya; mereka
tidak tahu apa-apa tentang hal itu. Karena itulah, Ksatria yang melompat ke
belakang Chimera itu lehernya digigit oleh ekor-ular, sementara Ksatria yang
ada di samping sayap terpukul oleh sayapnya dan terjatuh ke tanah.
Meskipun
begitu, semua itu tidak sia-sia. Chimera itu kehilangan keseimbangan dan Endou
mampu menghindari cakar dan taringnya yang berbahaya itu. Hal ini tidak bisa
dibilang sebagai penghindaran total, karena bahu dan panggulnya tergores,
tetapi ekor ular teriris, dan Chimera itu terjatuh ke tanah ketika mereka
melintasi satu sama lain.
Chimera
itu mengepakkan sayap untuk mengembalikan keseimbangannya agar bisa mendarat di
daratan yang jauh dari mereka, sementara itu Endou seketika berdiri setelah dia
jatuh dan serentak mengayunkan pedang pendek yang ada di tangannya ke arah
lingkaran teleportasi.
Disaat
yang sama ketika mendarat, Chimera itu berbalik dan sekali lagi bergegas untuk
membunuh Endou. Namun, saat itu, pedang pendek Endou sudah menusuk lingkaran
sihir dengan sekuat tenaga. BAM!, suara yang jelas pun terdengar. Itu
adalah tanda bahwa lingkaran sihir sudah dihancurkan. Jejak sihir ketika
lingkaran sihir teleportasi digunakan itu menghilang.
“Dengan ini—… kh…
gaa, AaAAAAAH!!!”
Endou
tidak sengaja mengeluarkan hembusan nafas lega ketika berhasil menghancurkan
lingkaran teleportasi, karena tidak akan ada lagi pengejar yang datang. Namun,
taring Chimera itu memotong lengan kanannya, dan dia berteriak kesakitan.
Rahang yang kuat itu mencoba untuk menggigit lengan kanan Endou.
Para
Ksatria menyerang Chimera sekuat tenaga mengacaunya. Chimera yang bagian
samping tubuhnya tertusuk tombak pendek yang diperkuat itu tidak sengaja
melemahkan gigitannya. Endou menarik lengan kanannya, mengeluarkan pisau
tersembunyi dari lengan baju kirinya, dan menyayat mata Chimera itu.
Chimera
yang mengamuk itu memotong dua Ksatria lagi hingga mati ketika mereka mendekat.
Endou melempar pisaunya, tetapi Chimera itu, yang matanya tersayat, menggunakan
instingnya untuk menghindar.
Tiba-tiba,
salah satu Ksatria berteriak. Dia tidak sengaja melihat ke sumber suara dan
melihat Ksatria yang lehernya digigit oleh ular tadi dipukul ke tanah. Bibir
Ksatria itu menjadi ungu, menggeliat kesakitan, dan mati seketika.
“Sial!”Melihat
kejadian itu, Ksatria terakhir berlari untuk membunuh ular itu, sayangnya itu
kesalahan fatal. Chimera yang punggungnya berbalik ke arah Ksatria itu dan
langsung menyerangnya. Dengan dipenuhi luka-luka, Endou memeras sisa kekuatan
yang dia punya, dan mengaktifkan serangan membunuh khusus-nya ke leher Chimera
yang menyerang Ksatria itu.
“MatiiIIIII!!”
Terpisah
dari teman-temannya, dipaksa untuk meninggalkan Meld dan para Ksatria---Ksatria
yang dia kenal terbunuh, dan rasa dendam
tercampur aduk dalam teriakannya, dia melakukan serangan fatal yang
mempertunjukkan seluruh kekuatannya. Dia mencabik leher Chimera itu dari
tengkuknya, dan makhluk itupun mati seketika.
Karenanya,
Endou yang melompat dari sisi Chimera itu melintasinya, dan berguling setelah
mencapai daratan. Dia menahan rasa sakit di bahu, lengan kanan, dan panggulnya.
Endou mengangkat tubuh bagian atasnya dengan tangan kirinya, dan menyaksikan
kematian Chimera itu dengan kedua matanya sendiri.
Chimera
itu terbaring tenang, kelihatannya benar-benar sudah mati karena lehernya tercabik.
Namun, ekspresi Endou melemah seakan dia akan menangis; tidak merasa gembira,
dia berbisik, “Sialan!”
Di
depan matanya ada sosok Ksatria yang berlari tadi. Dia jatuh tengkurap.
Wajahnya berwarna ungu, dengan pedang yang digenggam pada tangan kanannya itu,
wajahnya berubah menjadi ungu. Di sampingnya ada ular yang terkoyak. Mungkin,
tepat sebelum Chimera itu menyerang, dia mencabik ular yang bermunculan
dihadapannya, dan wajahnya bermandikan
racun dari dalam tubuh ular itu. Hasilnya, seluruh Ksatria yang menjaga lantai
30 sudah musnah.
Karena
Endou tidak bisa menyelamatkan satupun orang, dia menangis ketika berteriak,
“Sialan!,” berkali-kali. Dia meneriakkan kata-kata yang sama, dan Endou, yang
mengira dirinya sudah mati karena kehabisan darah, mengambil obat gosok dan
obat-obatan penyembuh dari tas peralatan yang dia dapat dari Meld dan para
Ksatria. Setelah luka-lukanya diobati, dia menjajarkan mayat para Ksatria tanpa
suara di ujung ruangan tempat lingkaran teleportasi itu berada.
Endou
memperhatikan sosok para Ksatria itu sebentar, dan perlahan berbalik untuk
melanjutkan perjalanannya ke permukaan. Wajahnya pucat pasi, dan tatapan
matanya kosong, tanpa ambisi. Dia berpikir, “Sekali lagi, aku selamat,” hati
Endou seakan diikat kuat oleh rantai dingin dan berat. Dia yang sekarang
menggerakan tubuhnya seperti mesin yang hanya perlu memenuhi peran yang sudah
dipercayakan padanya, dan tujuannya hanya sampai ke permukaan saja.
2 Comments
Mantap
BalasHapusLanjut min
BalasHapusPosting Komentar