SITUASI YANG ABNORMAL
(Translater : Elsa Junita : Editor :Hirosuke Nagato)

Dentuman senjata beradu, dan suara ledakan pun dapat terdengar jelas pada lorong-lorong ruang bawah tanah ini, dengan hanya mengandalkan sinar redup berwarna kehijauan.
Semua itu amat kuat hingga bisa dibilang parah, bahkan bebatuan pada dinding pun jauh akibat dari guncangan dari waktu ke waktu. Ada banyak sekali jejak bayangan berwarna perak dari sebuah pedang yang tergambarkan dengan indahnya pada ruang kosong itu. Peluru api, tombak api, pedang api, pedang angin, dan laser air beterbangan tanpa henti. Suara benda yang memukul-mukul daging dengan keras, raungan penuh amarah untuk teman-teman mereka, dan jeritan peperangan memenuhi ruangan sunyi yang seketika berubah menjadi medan perang.
“O’ cahaya yang memotong seluruh ciptaan, angin yang melahirkan kehancuran, berpencar, menarilah bagaikan pusaran air, dan jadilah semburan cahaya yang memotong musuh-musuhku! Soaring Severation (Lonjakan Pemutusan)!”
Senjata yang dipegangnya iala Holy Sword (Pedang Suci), saat ia bergerak dengan cepat pergelangan tangan dan seluruh tubuhnya terlihat kabur, juga banyak sekali pedang cahaya keluar bersamanya, Kouki, sebagai intinya. Demonic beast yang menyerang pun seketika terpotong menjadi sepuluh bagian, Democi beast itu seperti kelelawar dengan panjang sekitar 50 sentimeter, dan terjatuh ke tanah tanpa berhasil mendaratkan satu serangan sementara saat terjatuh darahnya menyembur keluar.
“Barisan depan! Perhitungan, sepuluh---!”
“””Roger!””’
Demonic beast mirip semut menggerakkan rahang mereka, demonic beast mirip kelelawar beterbang, dan demonic beast seperti anemon laut dengan banyak sekali tentakel yang bergeliut; bergeliut dan bergerak kesana kemari di dalam ruangan bundar berdiameter 30 meter. Para demonic beast datang dari delapan terowongan di sekitar ruangan itu.
Tempat ini adalah «Ruang Bawah Tanah Orcus» lantai 89. Barisan depan, Kouki, Ryuutarou, Shizuku, Nagayama, Hiyama, dan Kondou, mencocokkan waktu perhitungan mundur dengan sihir mati-matian melindungi orang-orang yang ada di barisan belakang. Para demonic beast, yang berhasil menyerang barisan belakang, telah ditangkis dan dikalahkan oleh Kouki dan yang sementara yang lainnya menggung waktu yang pas untuk itu.
Demonic beast mirip kelelawar bergegas mengambil kesempatan untuk menyerang barisan belakang menggunakan jarak antara pertahanan para barisan depan, tetapi terhenti karena kubu pertahanan yang dibuat oleh “Barrier-user(Pengguna penghalang)” yang bisa diandalkan.
"O' badai fana, O' perisai tak terlihat; mengamuk, meniup, berputar, dan hentikan semuanya, “Wall of Furious Tempest (Dinding Amarah Badai)” ”.
Taniguchi Suzu mengaktifkan sihir pertahanan ofensif. Mantra yang diucapkan tepat di depan barisan belakang, dan semilir angin bisa dirasakan oleh tangan mereka yang terulur. Tidak ada perubahan yang terlihat dengan mata telanjang. Bahkan demonic beast kelelawar  tidak menyadari kehadiran mereka, dan tidak peduli dengan instingnya. Mereka terus menyerang pasukan belakang yang akan mengaktifkan sihir penyerangan berskala besar.
Akan tetapi, sebelum mereka sampai, para demonic beast itu hanya bisa terjebak disebuah dinding udara yang terlihat seperti distorsi ruang yang muncul secara tiba-tiba. Sepuluh dari demonic beast kelelawar itu bertabrakan melawan dinding, secara bertahap, tetapi dinding udara itu hanya membengkok tanpa membiarkan satupun demonic beast melewatinya.
Ketika demonic beast kelelawar yang menyerang itu bertabrakan, ruang distorsi pun meledak, menyebabkan dampak seakan-akan ruang itu sudah mencapai batasnya. Dampak yang dihasilkan sungguh dahsyat, dan tubuh-tubuh yang tertindih olehnya seketika berhamburan di dinding ruang bawah tanah itu dengan dipenuhi suara-suara kematian.
“Hmph! Aku tidak akan membiarkanmu lewat begitu saja!”
Suara dari si penyemangat kelas, Suzu, terdengar di tengah-tengah suara pertempuran yang tajam itu. Di saat yang sama, pasukan belakang bersama-sama mengeluarkan serangan terbaik mereka. Itu adalah jenis serangan dimana mereka perlu berada di kejauhan, karena itu salah satu strategi untuk mengalahkan musuh, dan mengenai semua yang ada didekatnya.
“Mundur!” Dengan perintah Kouki, barisan depan segera mundur dari para demonic beast.
Selanjutnya, serangan sihir dari enam orang muncul tepat pada waktunya.
Bola api raksasa menghancurkan dan serentak mengakibatkan ledakan yang besar. Sementara itu, sebuah tornado menginjak medan perang, mengeluarkan pisau vacuum yang menghisap dan memotong para demonic beast. Di tanah, tombak-tombak batu ditembakkan dengan kecepatan tinggi dan menusuk tubuh bagian bawah para demonic beast. Di waktu yang sama, es-es runcing berjatuhan dari atas dan melubangi tubuh bagian atas para demonic beast.
Sangat mustahil bagi makhluk hidup untuk bertahan di dalam ruang yang kelihatannya seperti terkena murka alam. Serangan-serangan itu hanya berlangsung selama puluhan detik. Tetapi, lebih dari 90% demonic beast sudah mati sementara sisanya sekarat karena luka serius.
“Baiklah! Bagus sekali! Ayo selesaikan sisanya dengan cepat!”
Dengan teriakan Kouki, barisan depan maju sekali lagi, dan para demonic beast sudah berada di jurang kematian, yang bahkan membuat mereka tidak dapat melawan balik karena sihir yang mati-matian itu, dan mereka pun mati satu per satu. Tidak sampai lima menit ketika semua demonic beast musnah.
Pertarungan selesai, tetapi rombongan Kouki tidak bersantai-santai dan memastikan tidak ada musuh di sekeliling mereka.
“Phew, selanjutnya lantai 90, huh… Kita bisa mengalahkan demonic beast disini tanpa kesulitan… dan kelihatannya latihan pertempuran di ruang bawah tanah ini hampir selesai.”
“Karena itulah; jangan lengah. Lagipula, kita tidak tahu demonic beast dan jebakan-jebakan macam apa yang ada di depan sana.”
“Tidakkah kau terlalu khawatir, Shizuku? Bukannya kita baru saja menang dengan mudah di lantai yang tidak pernah dilalui siapapun? Tidak peduli apapun itu, aku akan mengalahkannya! Bahkan meskipun itu ras Iblis!”
Shizuku memperingatkan Kouki yang bergumam dan tenggelam dalam pikirannya, lalu Ryuutarou menjawab dengan tertawa keras. Namun, Kouki dan Ryuutarou saling tinju untuk mengucapkan salam, dan Kouki mengeluarkan senyum beraninya. Shizuku menghela nafas panjang dan mengusap dahi berkerutnya saat melihat mereka. Ia datang dan mengikuti keekstriman mereka berdua, yang membuatnya merasa seperti pria tua yang bijak. Kerutanku tidak bertambah lagi, kan?, itulah hal yang ia khawatirkan sementara ia semakin sering melihat ke cermin. Meski begitu, ia tidak membatasi mereka berdua saat ia mengikuti mereka; benar-benar orang yang baik hati.

***

“Hiyama-kun, Kondou-kun, kurasa kalian sudah sembuh sekarang. Tetapi tetap saja… bagaimana keadaan kalian?”
Sementara yang lain sedang mendiskusikan tentang pertarungan tadi, Kaori melakukan tugasnya; menyembuhkan mereka yang terluka karena pertarungan sebelumnya, karena ia adalah seorang “Healer”(Penyembuh). Perlu diingat bahwa ada gadis lain dengan kelas “Healer” di antara 15 orang yang telah menjalani latihan pertempuran dengan menaklukkan ruang bawah tanah itu, jadi tugas untuk menyembuhkan dibagi dua.
Himaya, yang disembuhkan oleh Kaori, melamun karena kedekatannya dengan wajah Kaori, dan menjawab dengan linglung. Terlihat jelas sekali dia terpukau olehnya. Bahkan Kondou berterimakasih dengan telinga memerah. Karena mereka barisan depan, Hiyama dan Kondou seringkali disembuhkan oleh Kaori. Meskipun sikap Kondou seperti seorang anak yang menjalani masa pubertas… ada suatu kegelapan di kedua mata Hiyama ketika dia menatap Kaori. Kegelapan itu semakin terlihat hari demi hari… tetapi hampir tidak ada yang menyadarinya.
Mendengar mereka berterimakasih, Kaori berkata, “Sama-sama,” sambil tersenyum. Lalu, ia berdiri dan melihat sekeliling. Ketika ia yakin tidak ada lagi yang perlu disembuhkan, ia diam-diam menghela nafas panjang dan mulai melihat ke bagian redup di depan dengan tatapan penuh kecemasan.
“…”
Menyadari keadaan Kaori, Shizuku mengerti bagaimana perasaan sahabatnya itu. Pikiran Kaori dipenuhi kekhawatiran. Masih ada sepuluh lantai lagi hingga lantai terbawah (ini hanya pendapat umum), tetapi mereka tidak menemukan tanda-tanda kehadiran Hajime sama sekali.
Meskipun itu artinya masih ada harapan, perasaan putus asa lebih mendominasi. Bahkan meski ia memilih untuk tidak mempercayai meninggalnya Hajime hingga ia melihatnya sendiri, lantai lain sudah ditaklukkan, dan pemikiran-pemikiran negatif yang melanda ketika mereka tidak menemukan apapun disitu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apalagi, sudah empat bulan berlalu sejak Hajime jatuh. Meskipun tekadnya kuat, masih ada cukup waktu bagi pemikiran negatif untuk menyerang pikirannya.
Melihat penampilan Kaori ketika ia memeluk artefaknya, sebuah tongkat putih, dengan erat, Shizuku memanggilnya seakan-akan ia sudah tidak tahan lagi melihat semua itu. Dan, sebelum Shizuku bergerak, si penyemangat kecil itu berkata, Tidak mungkin aku membiarkan Kaori terus khawatir seperti itu!, dan berlari mendekatinya.  Ia melompat dan memeluk erat Kaori dari belakang.
“KA-ORI~N!! Tidak perlu menyembuhkan orang-orang itu, sembuhkan saja Suzu, terus-menerus~! Sembuhkan aku dengan ini dan itu~”
“Hya! Suzu-chan! Apa yang kau pegang itu! Juga, Suzu-chan seharusnya kamu tidak terluka!”
“Aku terluka! Hati kaca Suzu terluka! Karena itu, manjakan aku! Sebaiknya, gunakan dada besarmu itu, Kaorin!”
“D-da---… Kubilang berhenti! Ah, hey! Yanh! Shizuku-chan, tolong aku!”
“Haa, haa, apakah ini enak? Bagaimana dengan disini? Nona muda, kau boleh juga!?”
“… Haa, hentikan, Suzu. Aku tahu kau tidak peduli dengan tatapan laki-laki… Tapi, kau harus…”
Suzu sudah berubah menjadi pria tua mesum dan meraba-raba dada Kaori dengan ekspresi sangat jorok yang seharusnya tidak ditunjukkan ke orang lain. Itulah kenapa ia mendapat head chop dari Shizuku, lalu pingsan. Kebetulan, beberapa pria yang melihat adegan yuri Suzu dan Kaori ikut pingsan. Suzu kejang-kejang dengan benjolan di kepalanya, dan dirawat oleh Nakamura Eri dengan senyum masam.
“Uu~ terima kasih, Shizuku-chan. Tadi memalukan sekali…”
“Baik, baik. Semuanya sudah baik-baik saja sekarang. Aku sudah membasmi si mesum itu, oke?”
Kaori, yang berpegang erat dengan mata berkaca-kaca, sedang ditepuk-tepuk lembut oleh Shizuku. Itulah hal yang biasa disaksikan belakangan ini. Shizuku melihat keadaan Kaori sementara ia mengusap pelan rambut halus Kaori. Kaori menatap Eri yang merawat Suzu dengan ekspresi  kesulitan, tetapi entah kenapa ia terlihat bahagia. Dan kecemasannya tadi pun hilang. Rupanya, perasaannya berubah meskipun hanya sementara. Juga, Shizuku merasa kagum sementara ia berpikir, Seperti yang diharapkan dari si penyemangat kelas, Suzu (versi pria tua).
“Tinggal sepuluh lantai lagi… Ayo kita lakukan yang terbaik, Kaori.”
Shizuku meletakkan tangannya di bahu Kaori, lalu memperkuat genggamannya sementara melihat lurus ke arah Kaori. Itulah caranya menyemangati sahabatnya, agar tidak putus harapan. Melihat Shizuku, Kaori sadar bahwa ia sedikit lebih pemalu, jadi ia menepuk kedua pipinya dan membalas tatapan Shizuku dengan tatapan yang kuat.
“Un. Terima kasih, Shizuku-chan.”
Kekhawatiran Shizuku membuat Kaori kembali sadar seberapa besar Shizuku mendukungnya, dan Kaori menyampaikan rasa terima kasihnya sementara pandangannya melembut ketika ia tersenyum. Shizuku mengangguk diam-diam, dan pandangannya ikut melembut… bunga Lily mekar di sisi mereka, tetapi mereka tidak menyadarinya. Kouki dan  yang lainnya melihat dengan canggung, itupun juga tidak mereka sadari. Mereka sudah ada di dunianya sendiri.
“Jika sekarang… Bisakah aku melindunginya?”
“Begitu ya… Aku yakin kau bisa. Kita sudah berbeda dengan waktu itu… Bahkan level kita sudah melebihi Meld-san dan Ksatria lain… Bagaimanapun, hehe, bukankah mungkin jika dia juga semakin kuat? Bahkan saat itu, pada akhirnya dialah yang membantu kita.”
“Haha, ya ampun… Shizuku-chan…”
Kaori percaya kalau Hajime selamat, tetapi ia meremehkan keadaannya saat ini, berpikir apakah ia bisa menjaga ‘dia’ kali ini, dan karena itulah Shizuku mengolok-oloknya dengan nada bercanda.
Sebenarnya, mereka akan tercengang karena berbagai alasan ketika menemukan tujuannya… Dan hal itu tidak lama lagi akan terjadi.
Kebetulan, disini ada Kouki, Ryuutarou , Shizuku, Kaori, Suzu, Eri, lima orang termasuk Nagayama Juugo, dan empat sekawan Hiyama; jumlahnya 15 orang, sementara Meld dan para Ksatria ada di lantai 70. Sebenarnya, mereka bisa memulai dari lantai 70, karena lingkaran sihir teleportasi yang munghubungkan lantai 30 dan 70 sudah ditemukan. Meskipun berpindah ke lantai bawah semakin mudah, lantai 70 adalah batas akhir Meld dan para Kesatria itu. Semula, hanya ada Meld dan beberapa orang lain yang bisa bertahan, sementara diikuti rombongan Kouki ketika mereka masih di sekitar lantai 60. Jadi, mereka hanya menjadi penghalang bagi rombongan Kouki ketika sampai di lantai 70.
Bahkan Meld sadar akan hal itu. Dia mengajarkan rombongan Kouki semua yang dia tahu tentang ruang bawah tanah itu. Karena itu, dia dan para Ksatria memutuskan untuk melakukan yang terbaik dalam mengamankan daerah di sekitar lingkaran teleportasi, dan hanya rombongan Kouki yang bisa berpindah lewat situ.
Meld ingin memperlihatkan senyuman pahit karena sudah dilampaui hanya dalam empat bulan. Tetapi meskipun begitu, sesudah bergaul dengan rombongan Kouki, dia dan para Kesatria sudah puas dengan kemampuan mereka jika bisa menjamin keamanan zona aman di lantai 70.

Status rombongan Kouki kira-kira seperti di bawah ini :
Nama
Amanogawa Kouki
Usia
17 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Level
72
Kelas
Hero (Pahlawan)
Kekuatan
880
Vitalitas
880
Resistensi
880
Ketangkasan
880
Sihir
880
Resistensi Sihir
880
Skill
*All Elements Aptitude (Kecakapan akan Seluruh Elemen)
o Peningkatan efektivitas elemen cahaya
o Peningkatan kecepatan pengaktifan
*All Elements Resistance (Resistensi Terhadap Seluruh Elemen)
o Peningkatan efektivitas elemen cahaya
*Physical Resistance (Resistensi Fisik)
o Peningkatan tingkat pemulihan
o Mitigation of Impact (Peringanan Dampak)
*Composite Magic (Sihir Gabungan)
*Swordsmanship (Pendekar Pedang)
*Herculean Strength (Kekuatan Hercules/Sangat Kuat)
*Ground Shrinker
*Prediction (Ramalan)
*High Speed Magic Power Recovery (Pemulihan Kekuatan Sihir Berkecepatan Tinggi)
*Sign Perception
*Magic Perception (Persepsi akan sihir)
*Limit Break
*Language Comprehension (Pemahaman Bahasa)




Nama
Sakagami Ryuutarou
Usia
17 Tahun
Jenis kelamin
Laki-laki
Level
72
Kelas
Fist Fighter (Petarung Tinju)
Kekuatan
820
Vitalitas
820
Resistensi
680
Ketangkasan
550
Sihir
280
Resistensi Sihir
280
Skill
Hand-to-Hand Fighting Techniques (Teknik Pertarungan Jarak Dekat)
o Body Strengthening (Penguatan Tubuh)
o Part Strengthening (Penguatan Bagian Tubuh)
o Concentrated Strengthening (Penguatan yang Dipusatkan)
o Penetrate and Destroy (Menembus dan Menghancurkan)
*Ground Shrinker
*Physical Resistance (Resistensi Fisik)
o Varja
*All Element Resistance (Resistensi Terhadap Seluruh Elemen)
*Language Comprehension (Pemahaman Bahasa)

Nama
Yaegashi Shizuku
Usia
17 Tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Level
72
Kelas
Swordswoman (Pendekar Pedang)
Kekuatan
450
Vitalitas
560
Resistensi
320
Ketangkasan
1.110
Sihir
380
Resistensi Sihir
380
Skill
*Swordsmanship (Pendekar Pedang)
o Rise in Slashing Speed (Peningkatan Dalam Kecepatan Sayatan)
o Rise in Sword Drawing Speed (Peningkatan Dalam Kecepatan Penarikan Pedang)
*Ground Shrinker
o Great Ground Shrinker
o Quivering Legs (Gentaran Kaki)
o No Beat
*Prediction (Ramalan)
*Sign Perception
*Stealth (Tipuan)
o Phantom Attack (Serangan Ilusi)
*Language Comprehension (Pemahaman Bahasa)

Nama
Shirasaki Kaori
Usia
17 Tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Level
72
Kelas
Healer (Penyembuh)
Kekuatan
280
Vitalitas
460
Resistensi
360
Ketangkasan
380
Sihir
1.380
Resistensi Sihir
1.380
Skill
*Healing Magic (Sihir Penyembuhan)
o Increase in Effectiveness (Peningkatan Efektivitas)
o Increase Healing Rate (Peningkatan Kapasitas Penyembuhan)
o Increase Imaginative Ability (Peningkatan Kemampuan Imajinatif)
o Permeation Detection (Deteksi Penembusan)
o Increase Effective Range (Peningkatan Tingkat Efektivitas)
o Increase in Effectiveness of Distance Healing (Peningkatan Dalam Efektivitas Penyembuhan Jarak Jauh)
o Increase in Effectiveness of Abnormal State Recovery (Peningkatan Dalam Efektivitas Penyembuhan Keadaan Abnormal)
o Decrease in Magic Consumption (Pengurangan Dalam Pemakaian Sihir)
o Increase in Magic Power Efficiency (Peningkatan Dalam Efisiensi Kekuatan Sihir)
o Continuous Activation (Pengaktifan Berkelanjutan)
o Simultaneous Activation (Pengaktifan Serentak)
o Delayed Activation (Penundaan Pengaktifan)
o Additional Activation (Pengaktifan Tambahan)
*Light Element Aptitude (Kecakapan akan Elemen Cahaya)
o Increase in Activation Speed (Peningkatan Dalam Kecepatan Pengaktifan)
o Increase Effectiveness (Peningkatan Efektivitas)
o Increase Duration (Peningkatan Durasi)
o Continuous Activation (Pengaktifan Berkelanjutan)
o Simultaneous Activation (Pengaktifan Serentak)
o Delayed Activation (Penundaan Pengaktifan)
*High Speed Magic Power Recovery (Pemulihan Kekuatan Sihir Berkecepatan Tinggi)
o Meditation (Meditasi)
*Language Comprehension (Pemahaman Bahasa)

Sihir Penyembuhan Kaori dan skill-skill Kecakapan Elemen Cahayanya pada tingkatan yang tinggi.  Khususnya pada Sihir Penyembuhan, ia berada di tingkat tertinggi yang bisa dicapai. Hanya dengan menilai jumlah skillnya, skill milik Kaori setidaknya cukup digunakan oleh empat orang. Selain itu, jumlah skillnya saat ini bahkan melampaui sang Hero (Pahlawan), Kouki. Tanpa sadar, semuanya pasti demi janjinya itu. Dengan rasa percaya bahwa ‘dia’ selamat, kali ini, ia lah yang akan melindunginya. Itulah hasil pemikirannya yang terus mengulang hal-hal yang dapat ia lakukan sambil menyisakan sedikit waktu untuk tidur.
“Kurasa sudah waktunya untuk pergi… Bolehkah?”
Kouki dengan segan memanggil Kaori dan Shizuku, yang masih menatap satu sama lain. Sebelumnya, dia menyaksikan Kaori dan Shizuku berpelukan di kamar Kaori, jadi terkadang sikap Kouki terlihat mencurigakan, yang mana mengejutkan Kaori, tetapi Shizuku mengetahui apa yang dia pikirkan dan hanya melihatnya diam-diam. Tatapan matanya benar-benar seperti mengatakan, “Sampai kapan kau terus menyimpan kesalahpahaman aneh ini, dasar bodoh.”
Dengan berpura-pura tidak menyadari tatapan Shizuku, Kouki memerintah anggota-anggota lain. Mereka sudah menjelajahi 90% dari lantai 89, dan rute yang akan mereka lalui sekarang adalah tempat terakhir untuk dijelajahi. Setelah cukup memikirkan tentang bagaimana susunan lantai sampai sekarang, sudah saatnya bagi mereka untuk menemukan tangganya.
Prediksi itu ternyata benar, dan rombongan itu menemukan tangga 10 menit setelah mereka pergi. Mereka menuruni tangga spiral yang redup itu sambil memastikan keberadaan suatu jebakan. Setelah mereka turun sekitar 10 meter, rombongan Kouki sampai di lantai 90.
Untuk saat ini, rombongan Kouki mencari dengan penuh kewaspadaan; segala hal yang mungkin akan terjadi karena mereka masih ada di titik awal. Akan tetapi, dari tampilan luarnya, tidak ada yang berbeda dengan lantai 80-an yang baru saja selesai mereka jelajahi. Mereka segera memulai penjelajahan sementara melakukan pemetaan. Meskipun susunannya sama, mereka tidak bisa lengah karena mungkin akan muncul demonic beast yang kuat.
Rombongan Kouki menjelajahi lorong-lorong dan ruangan-ruangan yang susunannya sama dengan waspada. Penjelajahan berlangsung dengan mudah. Atau seharusnya memang begitu, karena tidak lama setelah itu, satu per satu dari mereka semakin merasa ragu.
“… Ada apa ini?”
Saat rombongan mencapai ruangan luas di dalam sana, perasaan yang sulit dimengerti sudah mencapai batasnya, dan Kouki mengeluarkan suara seakan penuh pertanyaan dengan ekspresi bingung. Sepertinya anggota-anggota lain juga bingung, jadi mereka berhenti ketika Kouki bertanya.
“… Meskipun kita sudah menjelajahinya terus-menerus, kenapa kita tidak menemukan satupun demonic beast?”
Penjelajahan ini sudah sampai setengah dari bagian akhir, belum termasuk lorong-lorong yang tidak penting. Sampai sekarang, mereka tidak akan bisa maju secepat ini jika mati-matian diserang oleh demonic beast-demonic beast yang kuat. Biasanya, mereka butuh dua hari untuk melakukan penjelajahan sejauh ini. Akan tetapi, belum sampai tiga jam berlalu sejak rombongan Kouki mulai menjelajahi lantai 90. Alasannya mudah saja. Mereka tidak menemukan satupun demonic beast di lantai ini.
Pada awalnya, mereka mengira para demonic beast memperhatikan rombongan Kouki dari balik bayangan, tetapi malah tidak ada yang muncul meskipun sudah menggunakan skill penglihatan dan mantera sihir. Aneh sekali bagi mereka jika tidak merasakan keberadaan satupun demonic beast. Sudah jelas ini adalah situasi yang abnormal.
“… Bagaimana ya, rasanya mengerikan. Apakah memang tidak ada apa-apa disini sejak awal?”
Sama dengan Ryuutarou, anggota-anggota lain juga membicarakan tentang kemungkinan-kemungkinan lain yang tidak pernah terpecahkan. Kebingungan mereka terasa semakin mendalam.
“… Kouki, bukankah kita harus kembali sekarang? Entah kenapa aku merasakan firasat buruk. Meld dan para Ksatria mungkin mengetahui sesuatu tentang situasi ini.”
Shizuku memberi saran pada Kouki sementara ia meningkatkan kewaspadaannya. Kouki mempertimbangkan saran Shizuku karena dia juga merasa tidak nyaman tentang hal ini, tetapi mereka harus tetap maju tidak peduli apa yang terjadi, dan dia berpikir mereka akan baik-baik saja karena mereka bisa bersantai di lantai 89, jadi dia ragu untuk menjawab.
Sementara Kouki dipenuhi keraguan, para anggota rombongan yang menjelajahi daerah sekitar situ tiba-tiba berteriak ketika mereka menemukan sesuatu.
“Ini… darah…, kan?”
“Sulit untuk dibedakan karena darahnya berbaur dengan warna dinding yang kusam… Darahnya ada di seluruh dinding.”
“Oi, oi… ini… ini cukup banyak.”
Nagayama maju ke depan anggota rombongan yang pucat pasi, dan dia menyentuh cairan yang mereka anggap sebagai darah itu dengan jarinya. Setelah itu, dia memastikan perinciannya dengan melihat dan mencium bau darah yang ada di jarinya.
“Amanogawa… kita harus mengikuti saran Yaegashi… ini darah demonic beast. Apalagi, darahnya masih segar.”
“Ya, jika itu darah demonic beast, artinya semua demonic beast di sekitar sini sudah dibunuh. Bukan hanya itu, berarti ada demonic beast lebih kuat yang membunuh mereka… Tapi, bukankah kita tidak bisa maju kecuali jika kita mengalahkannya?”
Nagayama menggelengkan kepalanya karena bantahan Kouki. Meskipun tubuh Nagayama adalah yang terbesar kedua setelah Ryuutarou, dia amat bijaksana; tidak seperti Ryuutarou. Nagayama melihat sekeliling dengan teliti sementara bersiap untuk bertarung, dan mengatakan pendapatnya tentang situasi ini kepada Kouki.
“Amanogawa… demonic beast ini sepertinya tidak keluar dari sini sendirian. Kita juga belum menemukan satupun demonic beast di lorong-lorong maupun ruangan-ruangan sampai sekarang. Selain itu, ini pertama kalinya kita menemukan bekas. Dengan kata lain…”
“… Pasti ada yang menyembunyikan bekas demonic beast yang diserang, kan?”
Nagayama mengangguk kepada kata-kata Shizuku. Bahkan dari ekspresi Kouki terlihat jika dia menyadari sesuatu karena kata-kata itu. Lalu, seperti Nagayama, dia meningkatkan kewaspadaannya hingga maksimal dengan ekspresi tegang.
“Ada juga kemungkinan jika demonic beast menjadi semakin cerdas… Tetapi memang normal jika kita berpikir ada orang yang datang kesini sebelumnya… Selain itu, karena hanya bekas di ruangan inilah yang tidak disembunyikan, antara karena ‘dia’ tidak punya cukup waktu, atau…”
“Ini perhentian terakhir.”
Yang menyelesaikan kata-kata Kouki adalah suara wanita yang tidak pernah terdengar sebelumnya dan muncul tiba-tiba. Suaranya serak mirip seorang pria. Mata rombongan Kouki terbelalak, dan mereka langsung dalam suasana pertempuran. Mereka memandang ke arah sumber suara itu.
Suara langkah kaki menggema, tetapi yang muncul dari ruangan luas yang gelap itu adalah wanita muda dengan rambut merah membara. Telinganya agak runcing, dan kulitnya gelap.
Rombongan Kouki melotot karena rasa takjub. Mereka sangat mengenali ciri-ciri dari wanita ini. Meskipun mereka tidak pernah melihatnya sebelumnya, itu adalah ciri khas suatu ras yang selalu muncul pada pengajaran Ishtal dan yang lainnya--- musuh dari Tuhan Gereja orang-orang suci, dan juga musuh utama manusia. Itu adalah…
“… Ras Iblis.”
Seseorang bergumam, dan wanita ras Iblis itu memperlihatkan senyuman dingin yang samar-samar terlihat.