DURI-DURI DAN ARACHNE
(Translater : Hikari)

Lorong sekolah. Melihat anggota komite kelas, Endo-san yang ciri-ciri khususnya adalah kaca mata berbingkai rendah dan kepangan rambut panjang serta sedang membawa sejumlah besar sesuatu yang nampak seperti catatan-catatan dan formulir. Aku memutuskan untuk membantunya dan selama waktu yang singkat kami membawa itu, kami bertukar informasi mengenai OSO di antara kami berdua.
"Hei, Shun-kun. Apa kau ingat tentang planter[1] yang kubicarakan denganmu?"
"Ah, cerita tentang item untuk berkebun, ya? Ada apa?"
Aku mengingatnya dengan baik cerita yang kami obrolkan saat kami bercakap-cakap tanpa arah. Sementara aku berpikir demikian, aku mendengarkan apa yang Endo-san akan katakan.
"Aku berpikir untuk mampir melihatnya, tapi aku tidak tahu di mana mereka menjualnya. Apa kau mau ikut denganku?"
"Oh, aku mengerti. Memang sulit untuk menjelaskannya dengan kata-kata bagaimana menemukan tempatnya."
Aku mengingat NPC yang menjual barang-barang untuk berkebun. Lokasinya berada di belakang gang. Karena tempatnya sangat jauh di belakang, sulit untuk menjelaskan rutenya. Hanya perlu satu tikungan untuk tersasar.
Alasan kenapa aku memasuki belakang gang itu adalah karena aku sedang menjelajahi kota untuk mengubah suasana hati. Karena menutup diri di dalam Atelier tidak bagus untuk kesehatan mental, selain ke perpustakaan tempatku membeli suplai alat-alat tulis seperti buku catatan dan pena celup, aku juga berjalan-jalan mencari toko yang menjual peralatan pertanian dan perkebunan untuk mengolah lahan.
Selain itu, ada tempat bersantai yang lengang dengan banyak tempat kosong dan rerumputan yang tumbuh di sana. Aku benar-benar suka suasananya.
"Tapi, kenapa?"
"Tidak, um, hadiah dari raid quest yang lalu, punyaku, um….sebuah bibit."
"Oh, aku mengerti."
Raid quest yang berkaitan dengan Wisteria Peach Tree. Endo-san dan aku yang berpatisipasi dalam quest itu mendapatkan hadiah karena menyelesaikannya. Salah satu dari hadiah itu adalah item yang disebut sebagai Bibit Wisteria Peach.
Dengan menanam dan merawatnya, seseorang akan bisa mengumpulkan sehelai Wisteria Peach Petal setiap harinya. Itu adalah salah satu bahan yang digunakan dalam membuat Revival Medicine.
Dan, Wisteria Peach's Seedling yang ditanam di lahan di belakang Atelier telah bertumbuh besar setiap harinya. Sekarang sudah lima hari dan begitu pohon tersebut mencapai ukuran maksimalnya, dia akan bisa dipanen sebanyak sepuluh kelopak setiap harinya.
Akan tetapi, karena ada sangat sedikit player yang memiliki lahan sendiri sepertiku, ada banyak player yang tidak bisa menggunakannya.
"Tentu saja, mau bagaimana lagi kalau aku hanya mendapatkan sebuah bibit. Orang-orang mungkin berkata begitu."
"Itu cukup sulit untuk digunakan, 'kan? Aku mengamatinya dan itu sepertinya tidak bertumbuh dengan sepenuhnya, tapi jumlah yang dikumpulkan akan meningkat sampai ke tingkat tertentu."
"Aku mengerti. Tapi toko itu hanya buka saat siang hari, jadi aku akan mengajakmu ke sana besok. Besok adalah akhir pekan jadi itu sempurna."
"Aku paham. Lagipula hari ini ada update dan kita tidak bisa log in. Baiklah kalau begitu, aku akan menantikannya."
Setelah itu, aku bertukar informasi dengan Endo-san dan membicarakan janji temu besok, kemudian aku pulang ke rumah.

Keesokan harinya, aku log in dan menuju ke toko Endo-san—tidak, karena ini adalah karakter game—toko Emily-san untuk menjemputnya.
Tanda di belakang gang yang gelap itu di mana sinar matahari tidak mencapainya, menandai toko yang disebut para perajin sebagai Pedagang Material.
"Halo. Emily-san, apa kau di sini?"
"Ya, Yun-kun. Aku sudah menunggumu. Ayo kalau begitu, kita pergi."
Emily-san mengenakan topi dan topengnya. Berubah menjadi si cantik bertopeng Emilio, dia pergi ke luar.
"Jadi kau akan menggunakan di luar ruangan ternyata."
"Aku terbiasa dengan ini."
Dia menyunggingkan senyuman getir.
"Padahal wajah aslimu cantik."
"Sekalipun kau mengatakan kalimat rayuan seperti itu, dengan penampilanmu sebagai perempuan, rasanya aneh."
"Tidak, aku tidak berniat untuk merayu sama sekali. Selain itu, aku sendiri merasa terganggu dengan penampilan karakterku ini."
Aku menjumput rambut panjang yang tergerai hingga ke pinggangku dan menghela napas.
Akibat menerima koreksi tubuh karakter saat pengeditan karakter, aku berakhir dengan karakter wanitaku saat ini.
"Karena identitasmu sudah diketahui Taku sekarang, tidak ada alasan lagi untuk memakainya, 'kan?"
"Aah, kurasa begitu. Tapi, bukankah lebih misterius seperti ini?"
Dia memiringkan topengnya ke samping dan mengedip padaku. Tentu saja, itu bisa dianggap sebagai item fesyen seperti kaca mata.
Juga, topeng Emily-san, Topeng Penerima Rasa Sakit itu berguna sebagai equipment karena itu adalah langkah yang baik untuk penggunaan daya tahan armor.
Bersama dengan Emily-san, kami melewati jalan utama. Meskipun tujuan kami adalah toko yang menjual perlengkapan berkebun, entah kenapa kota terasa berbeda daripada biasanya.
"Hari ini sepertinya terlihat lebih ramai dibanding biasanya."
"Itu karena bertepatan dengan sesudah update. Semua orang ingin menikmati konten baru meskipun sedikit lebih awal."
Dikatakan seperti itu, aku sekali lagi memandang ke sekeliling dan melihat para player yang begitu resah seakan mereka akan melompat ke suatu tempat. Menggeliat, mereka melihat-lihat ke sekitarnya seakan sedang mencari sesuatu.
"Saat pengumuman setelah update muncul, Fairiy Quest yang berbatas waktu akan dimulai. Juga, sepertinya bos unik akan muncul secara acak di lapangan. Selain itu, ada beberapa tambahan minor, perbaikan bug dan ada banyak lagi."
"Fairy Quest dan bos unik, ya."
Aku penasaran soal itu, gumamku. Para peri bisa disebut sebagai elemen khas dari dunia fantasi. Karena monster jinak Letia, Fairy Panther, juga mempunyai sayap transparan mirip peri, kurasa itu adalah sesuatu seperti manusia yang sangat kecil dengan sayap semacam itu? Aku mencoba membayangkannya.
"Yah, aku berniat untuk memulainya begitu ada cukup informasi. Kurasa aku tidak perlu terburu-buru."
"Ahh, aku juga merasa begitu."
Karena aku tidak termotivas untuk menjadi seorang pionir untuk quest itu sendiri, dalam pikiranku aku mengirimkan semangat pada para player yang menggeliat mencari para peri dan menuju ke toko peralatan berkebun yang ada di belakang gang bersama dengan Emily-san.
Di sana, kami menemukan toko khusus dengan banyak planter di bawah lis atap yang dipenuhi bunga yang bermekaran. Pada saat ini, NPC pegawai toko sedang menyirami bunga-bunga tersebut.
"Halo."
"Selamat datang."
NPC penjaga toko yang terlihat seperti seorang gadis toko bunga membungkukkan badan dan memasuki toko.
Di sana, sebagai tambahan bunga-bunga yang berada di luar di bawah lis atap, ada juga peralatan berkebun.
Benih bunga, bibit, dan barang konsumsi. Pot dan planter untuk menumbuhkan tanaman. Pupuk untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman. Ada beragam kategori item yang berbeda.
"Hee, ada banyak hal di sini. Hei, untuk apa alat besar itu?"
Emily-san mengabaikan peralatan yang dia tahu kegunaannya dan berdiri di depan sebuah alat yang berdiri menarik perhatian.
Benda itu memiliki tutup semi-bulat dan sebuah nampan diletakkan di atasnya. Sebuah lingkaran sihir digurat pada sebongkah besi. Aku ingat kalau aku memiliki pertanyaan yang sama saat pertama kali datang ke sini sendirian.
"Itu——sebuah Pembuat Benih."
"Pembuat Benih? Maksudmu, itu bisa membuat benih?"
"Ah, sebagai contoh, kalau kau menaruh sebuah herba di panci ini, kau akan mendapatkan benihnya. Dengan kata lain, kalau kau memanen herba yang ditanam, kau mendapatkan satu herba untuk satu benih. Jadi secara teorinya, kau bisa meningkatkan jumlah herba dari satu jenis."
"Jadi ini sama dengan Konversi Zat Tingkat Rendahdari Alchemy. Tapi, menurut yang kau katakan, rasanya ada yang janggal."
Secara teori, karena kata itu, Emily-san melihatku dengan curiga, tapi dia memang benar.
"Sebenarnya, efisiensi konversinya buruk. Alchemy Skill mengubah satu herba menjadi dua benih, sedangkan Pembuat Benih ini mengubah satu herba menjadi satu benih."
"Ah, jadi kecocokkannya berkebalikan dengan Sense Alchemy】"
Kenyataannya, efisiensi Sense Alchemy termasuk buruk di tempat pertama. Mendengar bahwa bahkan ini lebih kurang efisien, Emily-san sedikit meringis.
"Kalau begitu, bingkai lukisan itu?"
"Itu——"Ini adalah Bingkai Hijau.""
Saat aku kehilangan kata-kata karena tidak mengetahuinya, NPC tersebut mendekat dari belakang dan menjelaskannya.
"Itu adalah produk yang kami dapatkan baru-baru ini. Kalau kau memasangnya ke samping dan menanam sebuah benih di dalamnya, itu akan berubah menjadi interior tiga dimensi untuk sebuah tanaman.Saat ini, itu hanyalah sebuah bingkai berwarna putih, tapi kalau itu sampai rampung, itu akan berubah menjadi seperti ini," katanya sambil menunjukkan yang sebenarnya.
Herba akan muncul dari bingkai dan tumbuh langsung ke arah matahari. Tanamannya akan memanjang dan melilitkan sulurnya untuk mengaitkan dirinya sendiri ke dalam bingkai, menciptakan sebuah seni alam. Ini adalah sebuah bingkai pendek dengan satu sisi untuk tanaman semacam lumut dan tanaman pendek jenis rumput yang tumbuh lebat. Ada juga beragam jenis bingkai di toko ini.
"Ini versi kecilnya, tapi yang lebih besar lagi akan cocok untuk menanam bibit."
"Hee, jadi kau tidak tahu, Yun-kun. Berarti, ini mungkin adalah salah satu tambahan kecil item dari update."
Entah kenapa aku merasa diuntungkan, Emily bergumam pelan dan menyentuh bingkai lumut itu, mengelusnya.
Dia mengelus lumut yang sejuk dan lembap yang terasa nyaman itu, menikmati dengan apa adanya. Berikutnya, Emily-san menikmati stimulus dari rumput yang kasar menggarut kulit sebelum fokus pada lumut lagi.
Ini…sepertinya dia tidak akan sadar untuk sementara waktu. Berpikir demikian, aku pergi ke depan toko untuk menikmati kehijauan dan bunga-bunga, menunggu sampai Emily-san puas.
"Aku puas sekarang. sekarang, ayo beli sebuah pot tanaman dan kembali."
"Jadi kau tidak membeli bingkai."
"Kalau hanya mengelus, monster sintetis tipe slime dan beast sudah cukup. Ayo cepat pulang."
Berkata demikian, dia membeli sebuah pot besar dan planter dari NPC dan membawanya di dalam inventory.
Karena aku mempunyai pupuk yang bisa kutaruh di dalam pot tanaman, kami mengarah ke Atelier terlebih dulu.
Akan tetapi, di tengah jalan Emily-san mengambil sedikit jalan memutar untuk mengirimkan barang sebagai Pedagang Material
Dan, setelah mengelilingi beberapa toko, mengirimkan barang, Emily-san mampir di toko perajin kenalanannya.
"Selamat datang, Nona Pedagang Material. Ada sesuatu yang ingin kukonsultasikan denganmu. Apa tidak masalah?"
"Ada apa? Kalau itu adalah pekerjaan sebagai Pedagang Material, maka aku akan senang hati. Tapi sebelum itu, aku harus mengirimkan material."
Setelah Emily-san menyerahkan material untuk menjahit pada penjahit kenalannya, aku mengikuti sesi konsultasi mereka berdua.
"Hei, Nona Pedagang Material, apakah kau bisa menyiapkan barang ini?"
Setelah mengirimkan bahan menjahit, si perajin wanita mengeluarkan seikat benang tertentu.
"Apa ini?"
"Ah, Benang Logam. Dan warnanya tembaga."
Sementara Emily-san menelengkan kepalanya penasaran, aku menggumamkan nama bahan yang kukenali itu.
"Wah, gadis yang di situ, kau ternyata mengikuti berita. Kau punya info yang bagus."
"Bukan, aku ini laki-laki, kau tahu."
"Ini adalah bahan baru yang mulai beredar hari ini."
"Hei, mengabaikan ucapanku?" Aku ingin menyahutinya seperti itu, tapi si perajin wanita itu menjelaskan lebih lanjut.
Monster apa yang menjatuhkannya, dibuat dari apa, itu adalah material yang misterius. Meskipun dia dengan penuh arti menjelaskan seperti itu, sebenarnya monster jinak Letia yang memakan material logam dan mengeluarkannya sebagai benang. Karena terlalu berlebihan, aku merasa membeberkannya semua.
"Jadi, aku ingin material yang sama atau mirip. Begitu aku melihatnya, ada banyak pakaian berbeda yang muncul dalam pikiranku!"
Aku mengalihkan pandangan saat si perajin wanita itu menekankan kalimatnya begitu kuat, tapi Emily-san menyunggingkan senyum lebar, termotivasi.
"Fufufu, diperlihatkan kemungkinan material baru, sebagai seorang Pedagang Material, aku ingin menyelesaikannya bagaimanapun juga."
"Ohh, sepertinya ada tombol yang tertekan."
"Meskipun seperti logam, ini fleksibel seperti sutera. Ini adalah bahan yang cocok untuk membuat cambuk menjadi bagian dari pedang bersambungku."
Saat Emily-san memastikan sifat dari Benang Logam Tembaga, matanya berbinar-binar. Emily-san bagaimanapun adalah seorang perajin. Begitu menyangkut spesialisasinya, tombolnya akan menyala. Aku berpikir, menerawang jauh.
Dan, begitu bahuku ditepuk oleh Emily-san, aku kembali pada kenyataan.
"Jadi, Yun-kun, bagaimana kau bisa tahu itu dengan begitu cepat? Ini baru diedarkan hari ini."
"Eh, ah, Emily-san, kau benar-benar menakutkan…"
"Aku bukannya menakutkan atau semacamnya. Hanya saja, aku ingin informasi yang bisa kugunakan untuk pola Synthesis berikutnya. Karena itu, katakan padaku semua yang kau tahu."
"…baik."
Tidak bisa melawannya, aku mengangguk patuh.
Setelah itu, begitu kami selesai mengirimkan dan kembali ke Atelier, aku menjelaskan secara detail.
"Aku mengerti. Jadi Benang Logam berasal dari Ragi milik Letia. Kalau hanya Letia saja, tidak mungkin dia bisa mempertahankan keseimbangan suplai dan permintaan."
Dia menyeruput teh dan menghela napas berat.
Dari dek kayu yang direnovasi, aku memandang ladang, meminum teh. Aku meminta Kyouko-san si NPC untuk menanam ulang bibit ke dalam pot tanaman dan menjelaskan hal lainnya pada Emily-san.
"Aku memang sudah mencoba menggabungkan material tipe menjahit dengan material tipe logam. Aku mencoba kombinasi material yang telah kau catat dan semuanya gagal."
"Itu semua 90% gagal, ya 'kan."
Beberapa usaha telah berhasil, tapi hasilnya adalah barang yang berbeda dari Benang Logam.
"Letia tidak melarangmu untuk membicarakannya. Dengan kata lain, dia pastilah merasa kesal dengan betapa merepotkannya hal ini. Juga, itu supaya informasi ini tersampaikan padaku."
Karena sulit untuk menemukan tokoku, dia bahkan tidak mencoba untuk mencarinya, ya 'kan. Emily-san berkata demikian dan melepaskan topengnya, tersenyum getir. Memang, toko Emily—san berada di belakang gang di tempat yang sulit untuk ditemukan, tapi Letia bisa saja mengatakan padanya tentang ini lewat friend call. Dia berpikir bahwa ini terlalu merepotkan untuk menjelaskannya berkali-kali, aku jadi berpikir demikian.
"Coba kita lihat. Aku punya informasi yang didapat secara sepihak darimu. Jadi Yun-kun, bagaimana kalau berpasangan dan membuat Benang Logam bersamaku?"
"Kalau aku bisa membantumu, yang adalah orang yang jauh lebih baik menangani Synthesis, maka aku akan sangat senang. Tapi, apa ada untungnya untukmu, Emily-san?"
"Yun-kun, aku akan mendapat untung yang sangat besar dari itu. Membuat resep Synthesis adalah hal yang sulit."
Emily-san yang menggabungkan begitu banyak material menggunakan Synthesis dan Alchemy telirhat sedang berada dalam perang dengan material dan uang.
Ada batasan jumlah material yang bisa dia kumpulkan seorang diri. Untuk mengimbanginya, dia meningkatkan jumlah rekan dengan monster sintetis dan alkemis, bertarung. Akan tetapi, dia membutuhkan material untuk mempertahankan mereka juga.
Intinya, material dengan permintaan yang sangat rendah dan monster dengan tingkat kesulitan tinggi untuk dikalahkan untuk mendapatkannya, keduanya sulit untuk didapatkan atau sangat mahal, membuatnya mustahil untuk mendapatkan jumlah yang dibutuhkan.
"Karena itulah, aku ingin bekerja sama dengan orang lain yang memiliki tujuan sama untuk menyelesaikan resepnya. Hanya dengan begini, begitu kita pergi ke area tertentu dan jumlah monster yang kita kalahkan meningkat, biayanya akan berkurang."
Aku terkesa mendengar penegasannya.
Memang, aku ini sebenarnya  lemah. Aku berjuang sendirian. Bahkan sekarang pun aku berjuang. Dan, sampai tokoku mulai berfungsi secara stabil, aku menderita kekurangan uang. Masa-masa ketika aku memiliki tiga atau empat digit uang jadi terasa membuat rindu.
Karena itulah, aku menawarkan diri untuk bekerja sama dengannya.
"Ayo kita berjuang bersama. Bukan, izinkan aku membantumu!"
"Terima kasih, Yun-kun——sebenarnya, selama pertarungana dengan Garm Phantom beberapa waktu lalu, aku menghabiskan hampir seluruh monster sintetis dan alkemisku."
"Apa kau mengatakan sesuatu?"
Karena aku tidak dapat mendengar gumam tertahan Emily-san mulai dari bagian pertengahan, aku memintanya untuk mengulanginya.
"Yah, begitulah. Kita harus mengumpulkan banyak sampel benang. Material yang tidak bisa kukumpulkan sendirian adalah——"
Emily-san menyebutkan beberapa jenis monster. Kami harus segera pergi untuk memburu mereka.
·
Bahan yang kami perlukan adalah Kantung Sutera Arachne, Potongan Sutera Magis, dan Bambu Magis.
Tempat di mana kau bisa mendapatkan masing-masing benda tersebut sama sekali berbeda, tapi dua dari ketiganya adalah material yang player garis depan seperti Taku, Myu, dan yang lainnya bawakan ke Atelier.
Dan, satu-satunya material di mana kami kurang cukup sampelnya adalah Kantung Sutera Arachne yang didapatkan dari para Arachne. Untuk mendapatkannya, kami harus datang ke Dungeon Tambang dekat Kota Ketiga dan menuruni tangga ke lantai tiga di Area A.
"Ueeh, rasanya sudah lama sejak aku sejauh ini ke dalam sini."
Terakhir kali aku berada di sini adalah untuk menghadapi sesosok bos monster untuk quest mendirikan guild, tapi kali ini kami harus melangkah lebih jauh daripada itu.
"Yun-kun, apa persiapanmu tidak bermasalah?"
"Ya, baik Sense maupun item konsumsi."
________________________________________
Possessed SP23
Bow Lv40 Longbow Lv14 Sky Eyes Lv5 Speed Increase Lv28 See-Through Lv15 Magic Talent Lv46 Magic Power Lv49 Enchant Arts Lv26 Dosing Lv28 Cooking Lv27
Unequipped:
Alchemy Lv32 Synthesis Lv33 Engraving Lv2 Swimming Lv13 Crafting Knowledge Lv34 Taming Lv8 Earth Element Talent Lv19 Linguistics Lv18
________________________________________
Sekali lagi aku memastikan Sense-ku dan mulai merasa cemas apakah aku akan bisa bertarung dengan cukup baik dengan semua ini.
 "Tidak apa-apa. Dibandingkan dengan lantai tiga Area B, Area A baik-baik saja untuk level kita. Pasti."
"Mungkin saja begitu, tapi…"
Dungeon Tambang tidak seperti dungeon pada umumnya di mana tujuannya adalah mengikuti rute jalur lurus ke bawah.
Setiap tingkat lebar dan rumit dan memiliki lebih dari satu pintu keluar.
Di lantai tiga Area A, Arachne muncul dan di Area B monster tipe Orc menyerang player dalam formasi.
Area A adalah sebuah gua yang sempit dan suram, dan Area B adalah tempat yang cerah dan cukup lebar untuk sebuah party lengkap untuk bertarung dengan nyaman. Setiap area memiliki ciri khasnya sendiri.
Tingkat terendah Dungeon Tambang masih belum dijelajahi. Melihat peningkatan besar dalam kesulitannya di tiap tingkat setiap kali kau menuruninya, aku jadi merasa gelisah.
"Ayolah, kita tidak bisa berbuat apa-apa meskipun kita berdiri di sini selamanya. Ayo."
"Uuh, aku mengerti."
Menguatkan diriku sendiri, aku turun ke lantai tiga.
Dalam kegelapan dungeon gua ini, Sense Mata Langitku yang telah berkembang memberiku kemampuan penglihatan malam dan aku dapat benar-benar mengetahui apa yang ada di depan. Karena itulah, aku dapat melihat Arahcne, monster tipe manusia laba-laba yang menjadi incaran kami. Dari dada ke atas mereka memiliki tubuh manusia dan di bawah dadanya adalah tubuh seekor laba-laba, termasuk lengan dan kaki laba-laba.
Entah kenapa, mereka tidak begitu terlihat seperti manusia dibanding yang kupikirkan sebelumnya."
"Yah, mereka semua hanyalah Arachne lemah. Bos Arachne lebih manusia."
Dengan kata lain, Arachne 30% manusia dan 70% laba-laba. Setelah kami pergi lebih dalam ke lantai tiga, dia mendekati kami, bergerak sepanjang langit-langit lorong yang sempit.
"Mereka memiliki gerakan yang tidak beraturan jadi berhati-hatilah!"
"Baik!"
"Yun-kun, suppot!"
"Enchant ——Attack, Defence, Speed!"
Aku menumpukkan tiga enchant yang berbeda pada Emily-san, memperkuat stat-nya.
"Shiiiii"
Makhluk itu mengayunkan kaki-kaki depannya dan menatap kami dengan mata laba-laba yang tergabung di wajah manusia. Monster itu memamerkan taring-taringnya mengancam.
"YAahhh!"
Emily-san mengangkat pedang panjangnya ke atas kepala dan mengayunkannya untuk menangkap kaki-kaki depan yang bersilangan, tapi dia tidak mengakibatkan cedera apapun. Akan tetapi, begitu dia segera menarik diri, aku menembakkan sebatang panah pada Arachne yang pergerakkannya terhenti.
"——Bow Skill-Arrow Stiching!"
Aku menggunakan sebuah art di lorong yang sempit ini tanpa ada tempat sedikit pun untuk lari, menyerang Arachne tersebut.
Panah tersebut menyelinap melewati kaki-kaki depan dan menciptakan sebuah lubang besar di bagian tubuh manusianya. Benda tersebut menancap pada dinding lorong.
Begitu panah tersebut menyerang, bahkan dari jarak jauh aku merasakan sebuah sensasi yang sangat lembut. Begitu pertahanan Arachne hancur, Emily-san menekannya.
"Haa!"
Sebuah tebasan dari pedang panjang. Kepala manusia makhluk itu terpenggal dan Arachne itu berubah menjadi partikel-partikel cahaya.
"……"
"Yun-kun, ada apa?"
Seakan memastikan sensasi lembut yang kurasakan itu, aku mengepalkan telapak tanganku beberapa kali, membuat Emily-san bertanya penasaran.
"Bagian torsonya sangat lembut. Maksudku, cederanya diterima dengan sangat baik."
Mungkin kelemahan Arachne adalah bagian torsonya. Untuk berikutnya, ayo gunakan Ingredient's Knowledge dari Sense Cooking untuk memeriksanya.
Saat aku mempertimbangkan penyusunan untuk pertarungan berikutnya, Emily-san memastikan item drop dari Arachne lewat menu.
"Baiklah kalau begitu, item drop pertama adalah kaki Arachne."
"Apa kau tahu bagaimana cara memanfaatkannya?"
"Kelihatannya enak, seperti semacam kepiting."
Dia mengeluarkan kaki panjang itu dari inventory dan menunjukkannya padaku. Memang, penampilannya sangat mirip dengan kepiting, tapi mengingat elemen manusianya, aku kehilangan selera.
"Entah kenapa, aku tidak merasa ingin memakannya."
"Apa yang kau katakan? Aku belum pernah merasakan dagin setengah-manusia sampai sekarang, jadi aku ingin mencobanya."
"Yang serius?!"
"Daging Orc yang muncul di Area B adalah perwakilan dari jenis monster ini. Itu adalah makanan yang populer mempertimbangkan bahwa itu menambah ATK."
Aku tidak benar-benar ingin mendengarnya. Berpikir demikian, aku melanjutkan penjelajahan ke lantai tiga.
Lorongnya sempit dan para Arachne sangat jarang sekali membentuk grup. Untuk berjaga-jaga semisal ada dua atau tiga dari mereka, aku memancing salah satunya dengan sebatang panah dan Emily-san akan menghabisi mereka.
Kami dapat menghindari perangkap dan serangan kejutan Arachne berkat Sense See-Through.
"Mereka tidak terlalu kuat ternyata."
"Yang kuat adalah serangan khusus bos Arachne. Lihat, sutera lengket datang!"
Arachne mengarahkan bagian belakangnya pada kami.
Sutera putih dikeluarkan dengan kecepatan tinggi dari bagian belakangnya dan mencoba untuk mengejar kami. Akan tetapi, serangan sutera lengket itu hanya melaju dalam garis lurus yang membuatnya mungkin untuk dihindari dengan pergi ke samping.
Awalnya, meskipun merasakan penggunaan sutera lengket, aku tidak tahu lingkup jangkauannya dan efeknya, berakhir dengan terkena secara langsung.
Saat kakiku tidak bisa bergerak karena sutera lengket dan tidak bisa melarikan diri, Arachne itu mengarahkan serangannya padaku secara serempak.
Sepertinya sutera lengket itu memiliki efek untuk menarik perhatian makhluk-makhluk sejenisnya jadi ada cukup banyak dari mereka yang berkumpul. Ada juga batasan banyaknya lawan yang bisa dihadapi Emily-san dalam satu waktu.
Pada saat itu, mungkin, aku berpikir untuk mencoba menggunakan Dupa Pengusir Serangga yang kubuat beberapa waktu lalu. Karena ini mempunyai efek untuk mengusir serangga, benda ini mungkin berefek pada Arachne.
Pada saat yang bersamaan, kupikir itu mungkin tidak ada efeknya karena laba-laba bukanlah serangga, tapi ternyata memang berefek.
Setelah menggunakannya, aku menunggu efek dari sutera lengket itu habis.
Sekalipun kami tertangkap dalam masalah antara dua grup, berkat kerjasama kami, efisiensi kami meningkat dan kami menghabisi Arachne satu demi satu seakan itu adalah pekerjaan kami.
"Emily-san, ada peti harta di ujung jalan sebelah sana."
"Oh, aku senang mendengarnya."
Lanskap Dungeon Tambang menjadi naik dan turun secara acak jadi sulit untuk menemukannya. Selain jalur utama menuju bos, ada sangat banyak jalan kecil lainnya. Tapi, selama kau mengikuti jalur utama, kau tidak akan tersesat.
Dan, di beberapa belakang jalan itu, ada tempat untuk menambang atau peti-peti harta karun. Kami bisa mengumpulkan material untuk sintesis dari kedua tempat itu.
"Aku penasaran ada apa di dalamnya."
"Yah, aku tidak berpikir bahwa itu adalah sesuatu yang luar biasa."
Peti-peti harta di tingkat satu dan dua Dungeon Tambang adalah peti harta karun yang biasa, tapi di tingkat ini, benda tersebut tidak biasa karena pada Arachne tinggal di sini dan berbentuk seperti sebuah kepompong.
Kepompong yang terbuat dari sutera laba-laba cukup besar sampai membutuhkan kedua lengan untuk mengangkatnya. Emily-san telah membukanya dengan membelahnya dengan pedang panjang.
"…yah, seperti yang diduga, tidak ada apapun yang benar-benar hebat di dalamnya."
Sambil berkata demikian, dia mengambil apa yang ada di dalamnya dan menunjukkannya padaku.
Itu adalah armor kulit dan pelindung kaki Arachne. Armor kulit itu memiliki performa yang sedikit lebih rendah untuk tingkat kesulitan dungeon, sementara pelindung kaki Arachne adalah perlengkapan ekstra langka yang merupakan bagian dari satu set item dan bagi para kolektor, ini adalah equipment yang sangat kuat.
"Luar biasanya ternyata ini adalah equipment yang tidak bisa kita gunakan. Apa yang akan kau lakukan, Emily-san? Menjualnya?"
"Karena kita tidak membutuhkannya, hanya itu pilihan yang tersisa. Kalau kita menjualnya satu set di lapak, itu mungkin saja terjual. Tapi hanya dengan satu bagian, kurasa tidak."
"Yah, kalau tidak terjual, paling buruknya kita bisa menjualnya ke NPC," aku tersenyum getir.
Dan kemudian, tiba-tiba, apa yang hampir terlewatkan olehku, tersembunyi di balik kepompong di depannya, ada satu peti lagi di belakang.
"Emily-san, ada peti harta karun lainnya."
"Eh, ah, kau benar. Tapi, kenapa ada dua peti harta yang begitu berdekatan satu sama lain?"
Meskipun kebingungan karena melihat peti harta karun kedua yang begitu dekat dengan peti yang pertama, Emily-san membelah kepompong itu dengan pedang panjangnya.
Dan, begitu dia melihat ke dalam kepompong untuk memastikan apa isinya——
"Orang? Terlalu kecil untuk pemikiran itu."
"Dia punya sayap di punggungnya. Jadi, itu adalah seorang peri?"
Makhluk itu adalah humanoid kecil dengan rambut dan sayap berwarna nila. Dia kurus, kaki tangannya terlihat seakan bisa patah dengan mudah saat dia meringkuk di dalam kepompong, hanya sayapnya yang bergerak saat dia bernapas, bergerak ringan.
Sosok ini mengingatkanku pada Fairy Quest berbatas waktu yang ditambahkan bersama dengan update.
Dan, saat kami menatapi peri yang muncul dari kepompong, dia menyibakkan sayapnya yang berkilauan dengan pendaran cahaya.
"Fuaa~, di mana aku!?"
Dengan tatapan mata mengantuk, peri itu memiringkan kepala dan mengepakkan sayapnya yang berpendar warna nila, dia menerangi gua yang suram.
"Aku adalah Peri Air. Aku tidak punya nama. Terima kasih telah menolongku."
"Eh, ya. Aku Yun."
"Saat ini, panggil aku Emilio."
Mengenakan topeng dan perlengkapan untuk memalsukan namanya sendiri, Emily-san memperkenalkan diri dengan nama samara.
"Karena kalian menyelamatkanku, aku ada permintaan. Bisakah kalian menyelamatkan Desa Peri kami?"

——Quest Terbatas : Selamatkan Desa Peri (sementara) telah dimulai

Meskipun aku bisa menduganya saat melihat informasi itu, ini adalah quest terbatas yang berkaitan dengan peri. Tapi, kenapa kata (sementara) ditambahkan pada keterangan quest itu?
"Emily-san, quest-nya sudah dimulai, 'kan?"
"Kelihatannya begitu."

——Quest Terbatas: Selamatkan Desa Peri (Sementara) 1 4——
Kalahkan Thorn Tokens. ——0 4
Ini adalah quest bagi rekan dari player yang menerima quest ini. Dengan melanjutkan quest utama, ada kemungkinan untuk menerima quest utama.

Meskipun di situ disebutkan sebagai tahap pertama quest, sepertinya aku menerimanya hanya sebagai tambahan dan orang yang menerimanya secara resmi adalah Emily-san.
Untuk mendapatkan informasi lebih terperinci, Emily-san menanyai si Peri Air.
"Nona Peri Air, bisakah kau menceritakan hal itu dengan lebih rinci?"
Mengumpulkan informasi lewat percakapan dengan NPC game adalah hal dasar. Meskipun sebenarnya sang peri jelas-jelas terlihat lesu, dia berbicara dengan jelas.
"Desa Peri kami diserang oleh para monster. Baik Desa Peri maupun Ratu Peri telah jatuh ke tangan para iblis. Karena itulah, tolong selamatkan kami."
"Aku mengerti. Jadi, apa yang harus kami lakukan?"
"Untuk bisa menangkap para peri yang melarikan diri, monster yang menyerang Desa Peri telah membuat monster-monster lain sebagai anak buahnya. Karena itulah, kalau kalian mengalahkan anak buahnya, kalian melemahkan tubuh utamanya dan kami bisa memandu kalian ke Desa Peri."
Jadi Peri Air ini adalah NPC yang bertindak sebagai seorang moderator dan pemandu quest. Baik Emily-san dan aku merasa yakin begitu.
Sang Peri Air duduk di atas bahu Emily-san, yang secara resmi menerima quest dan sesosok bawahan monster telah muncul di dalam tambang. Peri itu memberitahukannya.
"Kawan kami mungkin telah tertangkap. Karena itulah, tolong selamatkan dia."
"Yun-kun, apa yang harus kita lakukan? Tujuan awal kita sudah tercapai, jadi…"
"Yah, ayo lakukan yang bisa kita lakukan? Juga, dimintai tolong seperti itu, sulit untuk ditolak."
Melipat kedua tangannya di depan dada, Peri Air itu memohon dengan berurai air mata. Entah kenapa, itu seperti permintaan seorang anak kecil. Membayangkan rasa bersalah yang akan kami rasakan kalau kami menolaknya, kami memutuskan untuk menghadapi bawahan monster itu.
"Baiklah kalau begitu, keberadaannya bisa dirasakan di arah sini. Aku akan memandu kalian."
Terbang menjauh dari bahu Emily-san, sang Peri Air maju ke bagian belakang lorong.
·
Setelah mengalahkan beberapa Arachne, area yang kami tuju adalah sebuah ruangan besar dari lantai tiga Tambang Area B. Di jalur yang terhubung dengan ruangan itu terdapat beberapa Arachne.
"Apakah itu ruangan bawahan monster? Itu terlihat seperti Arachne normal untukku."
"Aku berpendapat sama."
Tidak mungkin, apakah kami harus mengalahkannya dengan cara yang sama saat kami mengalahkan Arachne sejauh ini? Saat aku berpikir demikian—
"Dia datang!"
Sang Peri Air bersuara lantang. Segera setelah itu, dengan suara tumpul, seluruh ruangan mulai bergetar.
Saat getarannya semakin menguat, Emily-san dan aku meletakkan di tanah dan menahannya.
Sementara tanah berguncang cukup kuat sampai kami tidak dapat terus berdiri, sebuah objek berwarna hijau muncul dari dalam tanah.
"Kyaahh! Tumbuhan?"
Duri-duri hijau tebal mengamuk menghajar tanah, tapi kebanyak itu menyerang Arachne, mengalahkannya. Di tengah-tengahnya, ujung dari duri itu menancap dalam-dalam pada bangkai Arachne.
"Ini pemandangan yang cukup menjijikkan. Terutama saat kau menganggap Arachne itu punya bagian manusia."
Aku mengerutkan wajah saat menyaksikan tragedi di hadapan kami.
Ini tidak masalah karena ini hanyalah sebuah game, tapi kalau darah memercik ke mana-mana, suasana hatiku sudah pasti akan lebih memburuk.
Akan tetapi, perubahan di hadapanku membuatku berada dalam suasana hati yang buruk dengan cara yang berbeda.
"——Duri-duri itu mengikisnya."
Emily-san menajamkan penglihatannya, menatap ke dalam gua yang suram. Aku bisa melihat dengan jelas pengikisan itu dengan kemampuan penglihatan malam Sky Eyesku dan aku bisa merasakan wajahku memucat.
Duri yang menembus punggung monster itu bertumbuh di dalam Arachne. Duri-duri tipis merayap di bawah kulitnya seperti pembuluh darah berwarna hijau. Menyamai pertumbuhan duri-duri itu, kaki tangan laba-laba tersebut menyentak-nyentak saat mengejang dan tubuhnya melebar, semakin besasr daripada awalnya.
Dan, duri-duri tajam muncul di dada manusianya dan dari situ sekuntum mawar merah mekar.
"——Thorn Token katanya."
Nama monster itu berubah dari Arachne menjadi Thorn Token dan kepalanya tertunduk tanpa kekuatan sedikit pun. Thorn Token tersebut, dengan Arachne yang seperti boneka itu, menggunakan kaki-kaki laba-labanya untuk melompat tinggi ke udara.
"Eh?‼ menghindar!"
Emily-san segera melompat ke kanan, aku menghindar dengan melompat ke kiri.
Thorn Token itu memanfaatkan massa dan kelincahan yang melampaui Arachne itu dan menyambar kami.
"Khh?‼ Enchant ——Speed!"
Kaki-kaki depannya yang menghujam tanah memanfaatkan berat tubuh monster membuatnya terbenam dan dengan sebuah ayunan, kaki-kaki itu meninggalkan sebuah goresan di tanah. Tanah yang menghambur bertebaran ke penjuru ruangan.
Aku telah menjadi target dari Thorn Token dan aku pun dikejar. Dengan tidak adanya waktu untuk memasang busur karena serangan beruntun, aku fokus untuk mati-matian menghindar.
"Yun-kun?!"
"Aku tidak apa-apa!"
Meskipun aku entah bagaimana dapat menghadapi monster itu dengan segera memasangkan speed enchant pada diriku sendiri, aku tidak bisa terus-terusan menghindar untuk selamanya.
Busur panjang adalah sebuah senjata yang sulit untuk digunakan dalam jarak dekat untuk sambil bermanuver, jadi caraku untuk menyerang dalam jarak dekat hampir-hampir tidak ada.
"HAa‼ ——Cracking!"
Saat Thorn Token menghadapkan punggungnya pada Emily-san, dia mengayunkan pedang bersambungnya, melepaskan serangan yang sangat kuat.
Akan tetapi, detik berikutnya dari serangan kuat pedang bersambung itu akan mengenai punggung Thorn Token, tubuh monster itu mundur dengan kuat dan membuat serangan Emily-san meleset.
"Apa-apan gerakan barusan."
"Duri yang terbenam dalam tanah telah menariknya. Itu merepotkan."
Duri-duri yang mengikis Arachne dari punggungnya telah memanjangkan diri dari tengah ruangan, menghubungkan Arachne dengan Thorn Token.
Duri-duri itu mampu untuk bergerak bebas dengan memanjang dan mengerut. Meskipun mereka dapat memanipulasi inangnya secara tidak beraturan, sepertinya mereka sangat tidak suka diserang dari belakang di mana duri tersebut berada.
"Ayo coba ini. ——Bomb!"
Menggunakan kemampuan menentukan target tingkat tinggi Sky Eyesyang dipertahankan dari Sense sebelumnya, aku membidik pangkal dari duri-duri tersebut di tempat di mana duri itu sudah pasti tidak dapat bergerak dan menyebabkan sebuah ledakan.
Meskipun itu adalah serangan terlemah dari sihir elemen tanah, sebagai responnya tubuh Arachne menjadi kaku untuk sesaat.
"Kau berhasil. Kalau kita tahu ke mana harus membidiknya, kita bisa melakukannya. ——Snake Bind!"
Emily-san mengayunkan pedangnya sedekat mungkin ke tanah dan melilitkannya ke pangkal duri-duri itu. Dia mempererat lilitan itu, mencederai duri-duri itu dengan menyayatnya sedikit demi sedikit.
Meskipun itu adalah hal yang merepotkan untuk bertarung dengan Arachne yang diperkuat, mengetahui ke mana kami harus membidik membuat kami bisa menghadapinya.
Sekali lagi tubuh Arahcne melambung kemudian jatuh ke arahku.
Menggunakan jurus yang sama lagi, pikirku dan mencoba menghindar ke kiri, tapi——
"Apa?‼"
Duri yang terhubung pada tubuh itu membengkok dan menyebabkan dia untuk beralih ke kanan saat di udara. Seakan sedang berayun di udara, Arachne itu menyambar ke arahku dari sudut yang tidak mungkin, membuatku tertekan.
"Yun-kun, aku akan membantumu sekarang!"
"Emily-san, kau tidak akan sempat!"
Potongan logam dari pedang bersambung yang melukai sekeliling duri telah menggores permukaannya, tapi serangan Thorn Token lebih cepat.
Mulut tanpa kehidupan itu terbuka lebar dan di dalamnya aku dapat meihat duri-duri kecil yang menggeliat-geliut.
Tiba-tiba, aku dapat merasakan hawa dingin di tulang punggungku dan pada saat yang sama aku didorong, mulut yang penuh dengan duri itu menancap di bahu kiriku. Aku merasakan sensasi mengerikan dari duri-duri yang menyerang bagian dalamku lewat bahu.
"?‼ Kau…lepaskan!"
Aku melepaskan busur dan memegang pisau dapur untuk  SenseCooking yang ada di sabukku dalam genggaman terbalik dengan tangan kanan. Aku menghujam Thorn Token, membuatnya terhuyung untuk sesaat. Kekuatan gigitannya juga melemah.
"Coba makan ini sebagai gantinya. —— Bomb!"
Aku meraup semua Magic Gem Bomb yang kupunya dengan tangan kiriku dan menjejalkannya ke dalam mulut penuh duri-duri yang menggeliat, kemudian aku menutup mulutnya dengan sebuah tendangan, mengaktifkan semua benda tersebut.
Sebuah ledakan berwarna kuning membungkus wajah manusianya. Si Thorn Token mulai mengamuk, menggaruk-garuk kepalanya sendiri seakan ingin mencabiknya lepas.
"Yun-kun, kau tidak apa-apa?!"
"Yah, aku mendapat cukup cedera, tapi aku baik-baik saja."
Dibantu oleh Emily-san yang berlari ke arahku, aku bangkit kembali. Saat aku menyentuh tempat yang digigit barusan, aku tidak merasakan apapun secara khusus, tapi itu membuat perasaanku kurang nyaman.
Aku mengeluarkan High Potion dari dalam inventory dan menuangkannya ke tempat yang digigit. Cedera yang diakibatkan oleh gigitan dan pengikisan itu perlahan pulih.
Tetap saja, begitu ledakan Bomb mereda, aku melihat Arachne Thorn Token yang sepenuhnya mengarah kepadaku yang memiliki tingkat kebencian tertinggi lalu menghela napas.
"Aku tidak menyebabkan cukup banyak cedera pada makhluk itu. Kenapa dia begitu sengit menyerangku? Aku penasaran."
"Makhluk ini tidak memulihkan HP-nya lewat penyerapan saat menggukan serangan gigitan?"
"Itu merepotkan. Yah, selama tidak semua serangan seperti itu, kita hanya perlu berhati-hati dengan yang satu itu."
Pola serangan musuh didasarkan pada gerakan Arachne. Akan tetapi, dengan tambahan pergerakan duri-duri, makhluk itu terkadang menunjukkan aksi yang tidak terduga. Tetap saja, mengingat aku tadi terdesak dan dapat lolos dari itu, kekuatanya secara keseluruhan tidaklah begitu hebat. Sepertinya aku dapat mengimbangi dia dengan menggunakan beberapa item.
"Emily-san, aku punya usulan. Aku akan bertindak sebagai umpan, jadi selama waktu itu, bisakah aku mempercayakan serangan ke duri-duri itu padamu?"
"Apa tidak apa-apa? Biasanya sebaiknya dibagi menjadi penyerang garis depan dan belakang, 'kan?"
"Kalau aku tidak mengatasi duri-duri itu, aku akan menyerahkannya padamu. Sementara itu, aku akan menggunakan kesempatan tersebut untuk lari dan kembali mengamatinya."
Sekalipun targetnya berubah dari aku ke Emily-san, aku tidak berpikir bahwa dia akan bisa merespon pergerakannya yang tidak teratur ini. Karena itulah, aku harus mendapatkan sebanyak mungkin waktu baginya untuk menyerang duri-duri itu.
"…aku mengerti. Baiklah kalau begitu, berjuanglah."
"Sekarang, aku tidak terbiasa dengan pertarungan jarak dekat, tapi ayo lakukan apa yang kubisa. Enchant ——Defence, Speed."
Setelah menggunakan enchant pada pertahanan dan kecepatan untuk memperkuat diriku sendiri demi pertarungan adu daya tahan, aku menggunakan Boost Tablet untuk meningkatkan SPEED-ku.
Menggenggam sebilah pisau dapur, aku melihat pergerakan lawan. Seperti sebelumnya, dia melompat tinggi ke udara dengan kaki-kaki laba-labanya.
Kalau aku menghindarinya terlalu cepat, duri-durinya akan mengubah arah Token dan aku akan berakhir dengan dihancurkan, jadi aku menunggu sampai detik terakhir sebelum menghindar ke belakang.
Segera setelah menghindar, Thorn Token menggunakan kaki-kakinya untuk menangkapku, tapi aku dengan mudah menghindar serangan monoton semacam itu.
Di belakangnya, Emily-san mengayunkan pedang bersambungnya pada duri-duri tebalnya, menyebabkan cedera.
Sadar bahwa aku tidak bisa berhenti meski untuk sekejap, aku terus menghindar.
"Haa, haa, Taku dan yang lainnya benar-benar hebat. Mereka melakukan hal semacam ini dengan senangnya."
Karena aku tidak terlalu banyak melakukan pertarungan jarak dekat sebelumnya, gerakanku perlahan menjadi lamban. Rambut hitam panjangku tergores oleh kuku-kuku Thorn Token dan armorku terkena.
Tetap saja, untuk titik-titik vital di mana sebuah serangan dapat berdampak kritis, aku menangkisnya dengan pisau dapur dan menghindarinya.
"Ini menjadi semakin buruk. Emily-san, cepatlah."
Aku bergumam seakan sedang berdoa, tapi kemudian, Thorn Token berhenti untuk sesaat. Apa yang dia lakukan? Aku bertanya-tanya dan berhenti bergerak untuk meningkatkan kewaspadaanku, tapi itu adalah kesalahanku.
Saat dia melengkungkan punggungnya ke belakang, aku menyadari bahwa itu adalah gerakan untuk mengeluarkan sutera lengket.
Sutera lengket yang dikeluarkan mengarah langsung ke tempatku berdiri.
Kalau aku terkena itu, aku sudah pasti tidak akan bisa melarikan diri. Kalau itu sampai terjadi, aku sudah pasti akan dikalahkan dan Emily-san akan harus bertarung sendirian.
Biasanya, aku tidak akan dengan santai memikirkan ini. Akan tetapi, tepat di saat ini, aku merasa seakan aliran waktu menjadi lebih lambat daripada biasanya.
("Ini——")
Aku maju selangkah, merasa seakan aku berjalan di dalam air.
Saat maju selangkah ke depan, mencondongkan diri seakan aku akan terjatuh, aliran waktu pun kembali.
Saat mengambil langkah itu, aku merundukkan tubuhku serendah mungkin sambil bergerak ke depan, menghindari sutera lengket dengan nyaris kena.
"‼ HAaa!"
Mengambil kesempatan ini, aku mendekati tubuh Thorn Token dalam sekejap.
"Terina ini!"
"—— Whip Slash!"
Aku bergegas dan menghujam bunga mawar yang mekar di dada Arachne. Pada saat yang sama, Emily-san mengeluarkan Art kuat tipe cambuk, menentukan akhir pertarungan.
Meskipun tidak diketahui serangan mana yang menjadi penentu, duri-durinya dengan tak berdaya terpisah dari tubuh Arachne dan menyelam ke dalam tanah.
Yang tertinggal, adalah kulit ari dari jasad Arachne Thorn Token.
"Kau berhasil. Kau mengalahkan bawahan monster. Selamat atas kerja kerasmu."
"Terima kasih."
Aku terduduk lemas di depan jasad Arachne yang sudah dikalahkan. Tepat sebelum serangan sutera lengket, ada satu saat di mana gerakan dari segala sesuatu di sekelilingku melambat. Tidak pernah hal seperti itu terjadi sebelumnya, pasti ada alasannya.
Saat aku meletakkan sebelah tanganku di dahi dan berpikir, aku menyadari,
"Mungkin, mata ini telah berevolusi dengan cara yang berbeda juga."
Sense Sky Eyes berkembang dari Hawk Eyes.  Mengambil alih penglihatan malam dan penglihatan jarak jauh dari Sense Hawk Eyes, juga kemampuan menentukan target dan kemampuan pelengkap Area Targeting. Selain daripada itu, mungkin ada kemampuan tersembunyi.
"Aku senang kau menghindarinya, Yun-kun. Kupikir kau tidak akan berhasil."
Sementara aku berkonsentrasi pada masalah tentang mataku, sambil Emily-san tersenyum ega, Peri Air yang berada di bahunya mengucapkan rasa terima kasihnya dari atasku.
Saat kami memastikan keselamatan satu sama lain, Peri Air melompat dari bahu Emily-san.
"Dengan begini, kekuatan dari monster yang menyerang Desa Peri telah dilemahkan. Juga, seorang rekan kami telah dilepaskan, terima kasih."
"Ngomong-ngomong, rekan tersebut——"
Di mana dia? Saat aku akan bertanya begitu, suatu massa di depanku bergerak dari dalam. Apa? Arachne Thorn Token di hadapanku seharusnya sudah dikalahkan. Sementara monster normal seharusnya menghilang dengan berubah menjadi partikel-partikel cahaya saat kalah, yang satu ini tetap berada di sana.
"A-apa i——"
Saat aku mencoba bangkit dari posisi dudukku, sesuatu muncul menembus sisa-sisa Arachne dan mengarah langsung ke wajahku.
Sesuatu yang berlendir dan hangat menempel tepat di wajahku.
Pada saat yang sama saat cairan tubuh berwarna hijau itu berceceran dari jasad Arachne, cairan itu menghilang menjadi partikel-partikel cahaya.
"Terima kasih telah menyelamatkanku! Aku adalah Peri Angin yang Nakal! Keahlian dan kesukaanku adalah berbuat onar! Senang bertemu denganmu!"
Saat aku menarik menjauh objek lengket itu dari wajahku, aku melihat itu adalah sesosok humanoid yang basah kuyup dengan lendir hijau dan melambaikan tangannya dengan riang padaku.
"…ganti."
"Kau kejam! Aku akan menempel padamu dan memandumu, jadi berterima kasihlah padaku!"
Tidak, aku tidak senang wajahku ditangkap oleh peri yang basah kuyup dengan lendir aneh berwarna hijau.
"Emily-san, tolong."
"Yah, kau sebagaimana mestinya mendapatkan seorang pemandu untuk quest ini, jadi tidak masalah, ya 'kan?"
Sementara Emily-san tersenyum geli, Peri Air yang berada di bahunya dengan ekspresi tenang menghasilkan air dan membasuh lendir yang menempel padaku dan si Peri Angin Nakal.
Sementara itu, Peri Angin memercikkan air ke seluruh wajahku, menganggapnya sebagai sebuah kejahilan. Itu benar-benar menyebalkan jadi aku ingin itu dihentikan. Dengan Peri Angin yang sangat suka membuat kenakalan, aku mau tidak mau merasa cemas.
"Shaaa——"
" "——?‼" "
Mengalahkan Thorn Token yang adalah tujuan dari quest ini membuat kami menjadi lega. Serangan terakhir dari Arachne yang memunculkan sutera lengket memiliki efek memancing para Arachne dari sekitar.
Dan, dua dari tiga lorong yang menuju ruang kecil ini, para Arachne berada di keduanya.
"Sial. Jalan keluar kita telah dihalangi!"
"Yun-kun, gunakan itu! Lemparkan Dupa Pengusir Serangga pada mereka!"
"Aku tidak membuatnya untuk waktu yang lama, jadi aku tidak punya lagi!"
"Kalau begitu, kita hanya bisa menerobos mereka secara paksa…"
Emily-san memegang pedang bersambungnya dan menghadapi para Arachne. Aku juga memegang busurku untuk siap kapan saja, tapi si Peri Nakal yang naik di atas kepalaku menarik-narik rambutku.
"Hei, hei."
"Ada apa? Aku sibuk sekarang."
"Aku tahu jalan keluar."
"——Eh??"
"Aku adalah Peri Angin! Aku bisa tahu di mana pintu keluar dari aliran angin! Ikuti aku!"
Berkata demikian, Peri Angin terbang dari kepalaku dan menuju ke lorong terakhir, yang tidak ada Arachne di dalamnya.
"Emily-san…"
"Ayo kita percaya padanya untuk saat ini."
Sambil tetap waspada agar tidak mendapat serangan dari Arachne di belakang kami, bersama dengan Emily-san, kami mengikuti si Peri Nakal.
Kami bergerak melewati lorong ke sebelah kanan dan kemudian ke kiri saat itu bercabang.
Ketika para Arachne menyusul kami, mereka akan menembakkan sutera lengket, semakin meningkatkan jumlah rekan-rekan mereka yang mengejar kami dan menembakkan sutera.
"Hiii! Arachne yang merayap di tanah itu benar-benar menakutkaaaan!"
"Kurasa film horror punya adegan semacam ini, ya 'kan. Fim-film dengan monser yang memiliki perawakan yang sangat rendah mengejar orang-orang."
Secara pribadi, mereka seperti karakter-karakter itu dari film-film pengusiran setan dari orang-orang yang dirasuki iblis. Dan semua itu sekarang sedang menyerbu melintasi lorong-lorong yang sempit.
"Ayo, kita hampir sampai di pintu keluar!"
"Bagus. Kita bisa melarikan diri sekarang!"
Aku mulai berlari lebih cepat menuju keluar di mana cahaya masuk dan bersama dengan Emily-san, kami melarikan diri dari lubang itu.
Di sana——sebuah perancah dari kayu dan seutas kabel tebal memanjang ke sisi lainnya.
"Lihat, pegang ini!"
Di depan di arah yang si Peri Nakal tunjuk, terdapat sebuah kait dan tali. Itu semua adalah tali Tarzan yang bahkan lebih kuat daripada yang digunakan di atletik.
Dia pasti bermaksud supaya kami menggunakan ini. Emily-san dan aku memegang masing-masing tali dan mengaitkannya pada kabel.
"Ayo kalau begitu! ——Wahai Angin, Bertiuplah!"
Memutuskan tindakannya sendiri begitu persiapan kami selesai, si Peri Nakal memasuki tudungku dan menghasilkan angin yang berhembus di belakang kami.
Ekor angin langsung mendorong punggung kami.
Saat kami meluncur menuju tebing di sisi seberang yang lebih rendah daripada tebing di tempat kami memulai, kami mati-matian berpegang erat pada tali.
Melihat kami menikmati angin yang mengelus pipinya, si Peri Nakal yang memasuki tudungku tertawa girang di dekat telingaku.
"Wohooo! Lihat! Musuh terlihat seperti sampah! Ahahahaa——"
Saat aku melihat ke arah yang ditunjuk Peri nakal, para Arachne yang menyerbu ke jalan keluar kecil tambang telah berkumpul menjadi sebuah bola. Saat mereka semakin mengecil dan mengecil, mereka memang terlihat seperti sampah.
"Haa, sudah selesai 'kan ya."
"Ahahahaa, anginnya terasa nyaman! Akulah angin!"
Dengan kepala yang mencuat muncul dari dalam tudung, si Peri Nakal terus tertawa dekat telingaku. Mungkin karena aku bisa santai setelah meloloskan diri dari musuh, aku berpegangan pada tali, menikmati angin dan pemandangan.
Sepertinya aku telah dikendalikan oleh seorang peri aneh, tapi itu mungkin luar biasa menyenangkan. Itulah firasatku.
  


[1] Sejenis pot tanaman. Umumnya pot tanaman biasa berbentuk tabung dari tanah liat dan ditempatkan di permukaan tanah sedangkan planter berbentuk kotak berbahan non tanah liat dan bisa digantung