NGARAI BESAR RAISEN DAN KELINCI YANG SENGSARA
(Translater : Hikari)

Pandangan mereka dipenuhi cahaya dari lingkaran sihir, udaranya jelas terasa berbeda meskipun tidak ada yang terlihat. Itu sudah jelas berbeda dibandingkan dengan udara dari dalam neraka. Merasakan udara segar dari suatu tempat, pipi Hajime mengendur.
Pemandangan yang muncul di penglihatannya setelah cahaya tersebut memudar adalah…
Sebuah gua.
"Uwapaaa?!"
Tanpa pikir panjang, Hajime yang yakin bahwa di sisi lain lingkaran sihir adalah permukaan, tanpa sengaha menyelipkan tsukkomi pada pemandangan di hadapannya yang tidak lebih baik dari sebelumnya. Sejujurnya, dia amat kecewa.
Menghadapi Yue yang menarik-narik kemejanya dengan tatapan tanda tanya, Yue mengatakan pendapatnya untuk menghibur.
"…Terowongan rahasia…biasanya tersembunyi."
"A, ah, begitukah? Memang seharusnya begitu. Tidak mungkin jalan yang langsung mengarah ke markas para pemberontak tidak tersembunyi."
Tidak menyadari hal semudah itu, Hajime merasa begitu malu. Dia tenang kembali sambil menggaruk kepalanya. Tanpa bantuan dari Green Light Stone, Hajime dan Yue bergerak maju melewati gua gelap gulita tanpa masalah apapun.
Di perjalanan, meskipun ada banyak pintu dengan segel dan jebakan, Cincin Orcus akan bereaksi dengan membatalkan aktivasi semua itu. Mereka berdua waspada pada awalnya, tapi segera kehilangan minta karena tidak ada apapun yang terjadi sejauh ini dan terus maju, sampai akhirnya mereka menemukan cahaya. Itu adalah cahaya dari permukaan. Cahaya yang selama beberapa bulan ini bagi Hajime, dan Yue selama tiga ratus tahun dambakan.
Hajime dan Yue berhenti saat mereka melihatnya, menatap satu sama lain bertuka pandang, mereka sama-sama menyengir, dan serempak mulai berlari ke arah cahaya yang mereka rindukan.
Saat mereka mendekati cahaya yang perlahan semakin besar, mereka dapat merasakan dan menghirup udara permukaan. Itu berbeda dengan udara stagnan dari neraka. Udaranya terasa sejuk dan segar. Hajime tidak pernah merasakan udara senikmat ini.
Kemudian, Hajime dan Yue sama-sama melompat ke dalam cahaya……dan mencapai permukaan yang lama dinantikan.
Bagi manusia yang tinggal di atas permukaan tanah, tempat ini adalah neraka, tanah kematian. Di bawah jurang, sihir sangat sulit untuk digunakan, meski begitu, ada begitu banyak monster kuat dan brutal yang tinggal di situ. Dengan rata-rata 1-2 kilometer datalamnya dan 900 meter lebarnya, memanjang sampai 8 kilometer dari [Gurun Besar Guryuen] di barat dan [Lautan Pepohonan Haltina] di timur, goresan luar biasa besar itu membagi utara-selatan benua tersebut, begitulah orang-orang menyebutnya.
"Ngarai Besar Raisen"
Hajime dan Yue saat ini berada di luar gua di bawah Ngarai Besar Raisen. Meskipun mereka berada di bagian bawah bumi, matahari dari atas melimpahi dengan cahaya yang terang dan hangat. Wangi permukaan bercampur yang dengan angin menggelitik hidung mereka.
Dibandingkan dengan tempat apapun yang mungkin, tempat ini sudah pasti adalah permukaan. Terpana sambil menatap matahari yang ada di atas kepala mereka, ekspresi Hajime dan Yue perlahan berubah menjadi senyuman. Bahkan Yue, yang tanpa ekspresi sejak dulu, dapat terlihat sedang tersenyum lebar oleh siapapun yang melihat.
"…Kita kembali, ya 'kan…?"
"…nn."
Mereka berdua akhirnya diserang oleh perasaan luar biasa senang akan kenyataan ini, mengalihkan pandangan dari matahari, melirik satu sama lain dan saling dengan sekuat tenaga.
"Yeaaaaahhhh~~‼ Kita kembali~~‼"
"Hnn~~‼"
Sambil memeluk Yue, yang tubuhnya lebih kecil, Hajime berputar-putar. Dalam waktu singkat, sebuah suara tawa yang tidak sesuai dapat terdengar dari tempat yang disebut orang sebagai neraka. Di pertengahan, bahkan terantuk pada tanah yang tidak rata pun terasa begitu menggelikan, mereka berdua terkekeh dan tertawa.
Pada akhirnya, setelah tawa kedua orang itu mereda, mereka benar-benar……dikepung monster.
"Haa~ mereka ini benar-benar bodoh, ya? ……Seingatku, kita tidak bisa menggunakan sihir di sini, 'kan?"
Hajime menelengkan kepalanya sambil mengeluarkan Donner & Schlag. Hajime yang pernah berusaha sambil belajar, tahu bahwa kalau tempat ini memang benar Ngarai Besar Raisen, maka sihir tidak bisa digunakan.
"…Aku tahu. Meski begitu, aku tetap akan melakukannya, tapi hanya dengan kekuatan semata."
Alasan kenapa sihir tidak bisa digunakan di dalam Ngarai Besar Raisen adalah karena kekuatan sihir yang dimuat ke dalam sihir yang dilancarkan akan hancur dan memencar. Tentu saja sihir Yue bukanlah pengecualian. Tapi Yue yang dulunya adalah Putri Vampir, sebagai tambahan kekuatan sihir yang sangat besar yang dimilikinya, dia juga memiliki tanki sihir eksternal yaitu Magic Crystal Series.
Dengan kata lain, Yue mengatakan sesuatu seperti dia akan membasmi mereka sebelum kekuatan besarnya menghilang.
"Kekuatan semata…Seberapa besar efisiensinya?"
"…Sekitar 10 persen."
Sepertinya, untuk menggunakan sihir tingkat dasar, diperlukan kekuatan sihir kelas tinggi. Jangkauannya juga akan sangat diperpendek.
"A~ kalau begitu, aku akan melakukannya. Yue fokus saja mempertahankan dirimu sendiri."
"Uu……tapi"
"Tidak apa-apa. Orang yang tepat di tempat yang tepat. Tempat ini buruk untuk pengguna sihir, 'kan? Serahkan saja padaku."
"N……baiklah."
Yue dengan enggan menarik diri. Meskipun mereka telah mencapai permukaan tanah yang lama dinantikan. Sulit untuk menerima bahwa dia dikecualikan dari pertarungan pertama. Harga dirinya sedikit terluka. Bibirnya cemberut tidak senang.
Melihat penampilan Yue yang memberengut, Hajime mendadak menembakkan Donner sambil menyunggingkan senyuman miris. Tanpa melihat pihak lawan, dia mengarahkan moncong pistol pada monster yang mendadak mencaploknya dan dalam sekejap menarik pelatuknya.
Tanpa menyadari serangan mendadak itu, kepala monster di sekitarnya meledak dan berhamburan yang berakhir dengan mereka tewas tanpa perlawanan sedikit pun. Hanya ada gema suara pistol yang tersisa di sekitar. Para monster membeku di tempat tanpa mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tentunya jika 10% sihir bisa digunakan, bahkan "Lightning Clad" pun bisa digunakan di sini. Kemudian rail gun bisa dilancarkan tanpa masalah apapun.
Terhadap para monster yang kebingungan, Hajime menunjukkan seulas senyum tanpa takut.
"Nah sekarang, monster-monster dari neraka dibandingkan dengan kalian semua, mana yang lebih kuat……biar kucoba."
Dengan cepat mengambil kuda-kuda Gun Kata, niat membunuh memenuhi mata Hajme. Saat monster di sekeliling melihat mata itu, mereka tanpa sadar mengambil satu langkah mundur. Bahkan meskipun mereka tidak menyadarinya, sudah pasti insting mereka merasakannya. Bahwa mereka telah membuat, seorang 'monser' yang seharusnya tidak mereka jadikan musuh.
Orang biasa akan kehilangan kesadarannya hanya dengan berada di dalam jangkauan tekanan yang luar biasa ini. Setidaknya ada satu monster yang tidak dapat menahan ketegangan lagi, makhluk ini pun meraung dan melompat keluar.
"Graaaaaa‼"
Dor‼
Tapi, pada saat yang sama, bergemalah suara letusan pistol diiringi dengan segaris kelebatan cahaya. Bukannya mengelak ke tempat lain, monster itu bahkan tidak memiliki waktu untuk merespon dan meledak.
Apa yang terjadi setelah itu bukan lagi bisa dikatakan sebuah pertarungan tapi sebuah pembantaian. Monster-monster itu tidak dibiarkan untuk melarikan diri meski satu langkah pun, seakan itu adalah hal yang lumrah bahwa kepala mereka meledak dan bagian dalam mereka terburai. Ada bangkai-bangkai monster yang memenuhi pandangan sejauh mata memandang hanya dalam lima menit.
Menaruh Donner dan Schlag di tempatnya masing-masing di sebelah pahanya, Hajime menatap gunungan bangkai di sekelilingnya sambil menelengkan kepalanya sedikit.
Dari belakang, Yue mendekat dengan langkah-langkah kecil.
"….Ada apa?"
"Tidak, hanya sedikit kecewa…… Monster-monster di Ngarai Besar Raisen terkenal akan kebrutalannya. Aku hampir saja berpikir bahwa tempat ini sama sekali lain.'
"…Hajime itu 'monster'."
"Kau kejam, ya. Yah, itu berarti monster-monster di dalam neraka itu terlalu kuat."
Hajime mengatakannya sambil mengangkat bahu dan mengalihkan tatapannya dari bangkai-bangkai monster itu saat dia kehilangan minatnya.
"Nah sekarang, kurasa kita bisa mendaki tebing ini……apa yang harus kita lakukan? Kalau kita pikirkan ini adalah Ngarai Besar Raisen, seharusnya ada salah satu dari Tujuh Dungeon Besar di sekitar sini. Setelah semua kerepotan ini, bagaimana kalau kita menuju lautan pohon dan melakukan pencarian sementara kita di sini?"
"…Kenapa lautan pohon?"
"Yah, setelah keluar dari ngarai, kau tidak mau tiba-tiba menyeberangi padang gurun, 'kan? Kalau lautan pohon, seharusnya ada sebuah desa terdekat."
"…Benar."
Yue mengangguk menerima usulan Hajime. Melihat betapa lemahnya monster di sini, sepertinya Ngarai ini sendiri tidak bisa terhitung sebagai sebuah dungeon. Kalau begitu, seharusnya ada pintu masuk ke dalam dungeon di suatu tempat. Jika mereka menggunakan "Air Walk" atau Sihir Angin Yue, mereka bisa dengan mudah mendaki tebing ini. Tapi apapun masalahnya, mereka perlu menginvestagasi Ngarai Besar Raisen ini, dengan demikian tidak ada lagi alasan untuk menolaknya.
Hajime menyalurkan sihir ke dalam "Gudang Harta Karun" di jari tengahnya dan mengeuarkan sebuah Kendaraan Beroda-Dua Bertenaga Sihir dari dalamnya. Melompat dengan lincahnya, Yue menaiki kendaraan tersebut secara horizontal dan berpegangan pada pinggang Hajime. Berbeda dari penggunaan bensin di Bumi, kendaraan ini menggunakan penggunaan sihir secara langsung untuk menggerakkan bagian-bagian yang terhubung dengan roda, jadi mesinnya tidak berisik, sama seperti kendaraan listrik. Hajime berpikir bahwa mesin yang meraung-raung akan terasa lebih romantis, tapi dia tidak tahu struktur lain selain menggunakan struktur sederhana, jadi dia tidak bisa menghasilkan suara tersebut. Ngomong-ngomong, penyesuaian kecepatannya tergantung dari banyaknya kekuatan sihir yang disalurkan. Yah, dalam kondisi normal, efisiensi tenaga sihir di dalam Ngarai Besar Raisen adalah yang terburuk, jadi tidak bisa digunakan untuk waktu yang lama.
Ngarai Besar Raisen pada dasarnya adalah sebuah tebing yang memanjang langsung dari timur ke barat. Hampir tidak ada persimpangan di situ, jadi hanya berjalan saja terus akan membawa mereka ke lautan pohon tanpa tersesat. Hajime dan Yue tidak perlu khawatir soal tesesat. Mereka dengan hati-hati mencari pintu masuk ke dalam dungeon, sambil dengan santai berpergian dengan Kendaraan Beroda-Dua Bertenaga Sihir. Di bahwa rangka kendaraan itu, terpasang sebuah mekanisme untuk memperbaiki jalan yang rusak di bawah tebing dengan transmutasi selagi mereka melaju. Ini benar-benar nyaman.
Meski demikian, selama perjalanan, tangan Hajime tanpa letih terus bergerak. Bahkan tanpa melepaskan setang, Hajime menendang kerumunan monster yang mencoba menyerang mereka.
Beberapa saat setelah mengendarai Kendaraan Beroda-Dua Bertenaga Sihir, sebuah raungan monster dapat terdengar tidak jauh dari tempat mereka berada. Itu terdengar cukup kuat. Setidaknya itu satu level lebih tinggi dibandingkan dengan monster-monster yang mereka temui di dalam ngarai. Sepertinya mereka harus menghadapinya dalam waktu 30 detik lagi.
Mengendari Kendaraan Beroda-Dua Bertenaga Sihir di sekitar bebatuan yang menonjol, sesosok monster muncul. Itu adalah monster mirip Tyrano, meskipun kepalanya ada dua. Ini adalah monster mirip Tyrannosaurus dengan dua kepala.
Tapi yang menjadi perhatian bukanlah si Tyranno berkepala dua, tapi gadis bertelinga kelinci yang melompat ke sana-sini dengan wajah setengah menangis.
Hajime menghentikan Kendaraan Beroda-dua Bertenaga Sihir dan menatap gadis bertelinga kelinci mencurigakan yang akan dimangsa itu.
"…Apa itu?"
"…Suku Kelinci?"
"Kenapa ada di tempat ini? Apakah Suku Kelinci penghuni tempat ini?"
"…Tidak pernah kudengar."
"Kalau begitu, apa karena itu? Dia dijatuhkan kemari sebagai seorang criminal? Bukankan tempat ini juga digunakan sebagai tempat eksekusi?"
"…Kelinci jahat?"
Hajime dan Yue memiringkan kepalanya, sambil berbicara santai tentang gadis bertelinga kelinci itu. Sepertinya tidak ada niat untuk membantunya. Terutama, fakta bahwa Ngarai Besar Raisen digunakan sebagai salah satu metode eksekusi. Mereka bahkan tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa gadis bertelinga kelinci itu mungkin adalah seorang penjahat. Daripada memikirkan sesuatu yang sama sekali asing, mereka berpikir bahwa itu akan merepotkan dan tidak memiliki minat apapun untuk melakukannya.
Tapi seperti yang diduga, efek sesudah perubahan mental dengan cara yang brutal dan keadaan yang berbeda dibandingkan dengan Yue. Tidak ada rasa simpati terhadap gadis bertelinga kelinci itu, terlebih lagi tidak ada keuntungan yang bahkan mencapai hati Hajime. Kalau dia selalu bereaksi terhadap permintaan tolong, tidak akan ada akhirnya. Hajime yang saat ini sudah mencampakkan dunia itu sendiri.
Akan tetapi, sepertinya gadis bertelinga kelinci itu telah mendeteksi Hajime dan Yue yang santai. Setelah terhempas oleh Tyranno berkepala dua itu dan terjatuh di bayangan sebuah batu, dia bergegas bangkit merangkak dengan tangan dan kakinya untuk melarikan diri, dan dalam pose itu dia menatap Hajime.
Dan sekali lagi Tyranno berkepala dua itu mengayunkan cakarnya pada batu di mana dia tadinya bersembunyi dan menghancurkannya. Menggerutu sambil berguling di tanah, gadis itu melarikan diri dari serangan membunuh yang sengit itu bersama dengan momentum tersebut…ke tempat Hajime.
Meskipun ada jarak di antara mereka, teriakan putus asa dari gadis bertelinga kelinci itu menggema melintasi ngarai dan mencapai tempat Hajime.
"Tolong akhuuu~u! Hii~~? Aku sekarat! Aku sekaraaat! Tolong akuuu~, kumohon~!"
Dia berlari mati-matian sementara banjir air mata mengalir di wajahnya yang sembap. Tepat di belakangnya terdapat Tyranno berkepala dua yang ingin menggigit si gadis bertelinga kelinci itu. Kalau seperti ini, gadis bertelinga kelinci itu akan dimakan bahkan sebelum dia dapat mencapai tempat Hajime.
Seperti yang bisa diduga, dimintai tolong secara langsung sampai sejauh ini, bahkan Hajime pun…
"Uwa, itu Kereta Monster. Jangan libatkan aku dengan itu."
"…Itu merepotkan."
Seperti yang diduga, mereka tidak punya motivasi untuk menolong. Bahkan terhadap jeritan putus asa itu, mereka tidak merasa peduli. Malahan, mereka merasa itu sangatlah mengganggu. Terhadap Hajime yang mengalihkan matanya dari tatapan putus asa si gadis bertelinga kelinci, mungkin gadis itu merasakan bahwa Hajime tidak ingin menolongnya, sehingga dari mata gadis itu, lebih banyak lagi air mata yang tumpah, tepat darimana air mata itu berasal muncullah tangisan semacam itu.
"Tunggguu~, jangan tinghalkan aku~uu! Kumohonn~‼"
Si  gadis bertelinga kelinci itu semakin berteriak nyaring.
Meski demikian, Hajime masih sama sekali tidak merasakan motivasi apapun untuk membantunya. Si gadis bertelinga kelinci itu tidak salah lagi akan dimakan. Benar, itu jika si Tyranno berkepala dua tidak melewati si gadis bertelinga kelinci dan mengarahkan niat membunuhnya kepada mereka berdua.
Tyranno berkepala dua itu pergi ke antara Hajime dan si gadis bertelinga kelinci, dan melepaskan sebuah raungan dengan niat membunuh.
""Gruuaaaaaaa‼""
Hajime bereaksi sensitif terhadap hal itu.
"Aa?"
Barusan saja, keberadaannya diabaikan. Objek mangsanya telah terlihat. Musuh berdiri di jalannya! Terhadap niat membunuh Tyranno berkepala dua itu, tubuh Hajime bereaksi, terhadap musuh yang memiliki niat membunuh! Seperti itu.
Tyranno berkepala dua itu menyusul gadis bertelinga kelinci. Salah satu kepalanya membuka rahang. Si gadis bertelinga kelinci, merasakan tanda-tanda tersebut dan menatap ke belakang, melihat tak terhitung jumlahnya taring-taring tajam mendekat di depan matanya. "Ah, ini akhirnya eh…" kata-kata putus asa seperti itu dapat terlihat di matanya.
Akan tetapi, saat berikutnya.
Dor‼
Sebuah suara ledakan yang tidak pernah dia dengar sebelumnya, terdengar menyeberangi ngarai. Sebuah kilatan cahaya dapat terlihat melintasi kedua telinga kelinci yang menegak karena ketakutan. Dan sekarang, satu dari kepala Tyranno berkepala dua itu ditembus dan dihancurkan dari bagian belakang kepala, tepat di depan matanya.
Kepala yang lain kehilangan kekuatannya dan menabrak tanah, diikuti dengan hukum inersia, meluncur di tanah. Tyranno berkepala dua itu yang kehilangan keseimbangannya tumbang di tempat sambil menciptakan suara gemuruh.
Akibat dari dampak benturannya, si gadis bertelinga kelinci sekali lagi terhempas. Tempat dia mendarat sudah jelas berada tepat di hadapan Hajime.
"Kyaaaaaa~! To, tolong aku~u!"
Sambil menjatuhkan diri ke arah Hajime yang berada di hadapannya, tangan gadis bertelinga kelinci itu menjulur ke arahnya. Pakaiannya compang-camping, dan sebuah tempat di mana seharusnya tidak boleh terlihat untuk seorang wanita dapat jelas terlihat. Dan dengan wajah menangis yang berantakan, itu adalah sebuah adegan di mana seorang pria tidak diragukan lagi akan menangkapnya.
"Kau bodoh, ya? Kurang ajar."
Akan tetapi, itulah Kualitas Hajime. Dalam sekejap, dia mengalirkan sihir ke dalam Kendaraan Beroda-Dua Bertenaga Sihir untuk mundur dan dengan luar biasanya menghindari si gadis bertelinga kelinci.
"Eeh~!?"
Seruan kaget si gadis bertelinga kelinci dapat terdengar sementara dia jatuh tepat di depan mata Hajime, mengejang sementara terbaring tertelungkup dengan kedua tangan dan kaki terentang. Dia tidak pingsan, tapi sepertinya dia tidak bisa bergerak karena menahan sakit.
"…Menarik."
Yue menatap pemandangan memalukan dari si gadis bertelinga kelinci dari balik bahu Hajime, dan memperlihatkan sedikit kesan kejam. Sementara itu, satu kepala yang lain dari Tyranno berkepala dua menggigit dan memakan kepala yang mati dan mendapatkan kembali keseimbangannya. Sekarang makhluk itu menjadi Tyranno yang lebih normal jika dilihat sekilas.
Tyranno normal ini dengan rasa murka dan kemarahan di matanya, mengeluarkan sebuah raungan. Gadis bertelinga kelinci itu melompat bangun karena suara tersebut, di luar dugaan tangguh, atau malahan keras kepala. Mati-matian mencoba untuk berdiri, si gadis bertelinga kelinci itu sekali lagi dengan mata berair dan dengan gerakan yang di luar dugaan ternyata cepat, bersembunyi di belakang Hajime.
Sepertinya gadis itu termotivasi untuk bergantung pada Hajime hingga saat terakhir. Yah, dia akan mati kalau sendirian, dan dia dapat mengerti bahwa Hajime telah melakukan sesuatu untuk mengalahkan satu dari kedua kepala itu. Tentu saja itu adalah sikap yang bisa diduga.
"Oi, bego. Telinga Kelinci konyol! Apa-apaan kau membuat kami menjadi perisaimu tanpa permisi?! Jangan libatkan kami. Beranikan dirimu dan lakukan serangan bunuh diri!"
Terhadap si gadis bertelinga kelinci yang mencengkeram keliman mantel Hajime 'aku sama sekali tidak akan melepaskannya!', dari dalam hati, Hajime memelototi gadis itu dengan tatapan jengkel. Yue yang duduk di bagian kursi penumpang, mendorong gadis bertelinga kelinci itu dengan kakinya, seakan berkata padanya 'Lepaskan!'
"T, tidak akan! Sekarang, kalian akan meninggalkanku kalau aku melepaskannya, ya 'kan!?"
"Bukannya itu hal yang alamiah? Kenapa aku harus menolong kelinci menyebalkan yang tidak kukenal?"
"Jawaban yang cepat!? Bagian mana yang alamiah! Bahkan kau seharusnya punya hati yang baik, 'kan! Tidakkah kau merasa bersalah di dalam hatimu karena meninggalkan seorang gadis cantik yang tidak berdaya?!"
"Aku sudah meninggalkannya di kedalaman neraka. Terlebih lagi, jangan sebut dirimu sendiri sebagai seorang gadis yang cantik!"
"Ka, kalau begitu, kalau kau menolongku......aku, aku akan mendengarkan satu permintaanmu, apapun boleh."
Si gadis bertelinga kelinci bersandar lebih dekat dengan wajah bersemu merah dan mata melirik ke atas. Licik, benar-benar tindakan licik. Kalau wajah itu tidak dikotori air mata dan hidung yang ingusan, itu sudah jelas terlihat menawan. Sebenarnya, kalau kau melihat gadis kotor itu lebih dekat, dia yang mengaku-aku dirinya cantik ini, penampilannya cukup bagus, seorang gadis cantik dengan rambut putih dan mata biru. Kalau laki-laki biasa, mereka akan tergoda meskipun dia.
Tapi orang yang ada di hadapannya bukanlah orang biasa-biasa saja.
"Aku tidak perlu itu. Daripada itu, jangan dekatkan wajah jorokmu, itu kotor."
Itu adalah hal yang brutal di manapun kau berada.
"Jo, jorok!? Hal pertama yang dikatakan dan itu adalah jorok! Keterlaluan! Aku sama sekali menentangn—'Uaaaghh!' Hii~! Tolong~!"
Begitu dia meninggikan suaranya untuk melawan perkataan Hajime, Tyranno itu mengeluarkan sebuah raungan yang seakan terdengar seperti 'Kalian semua, jangan berani-berani mengabaikanku' dan mulai menekuk tubuhnya untuk menyerang.
Si gadis bertelinga kelinci itu memperdengarkan jeritan menyedihkan sambil dengan paksa masuk di antara Yue dan Hajime. Terlihat jengkel, Yue menendang si gadis bertelinga kelinci yang mencoba naik ke Kendaraan Beroda-Dua Bertenaga Sihir, mencoba untuk menjatuhkannya. Si gadis bertelinga kelinci mati-matian bertahan "Aku sama sekali tidak akan melepaskannyaaa!" sementara mendapatkan bekas jejak sepatu tercetak di pipinya.
Seakan merasa dipermainkan sat melihat pemandangan itu, Tyranno tersebut memelototi Hajime dan yang lainnya dengan lebih banyak kemarahan di matanya, dan akhirnya, mulai menyerang.
Menanggapi dengan cepat, Hajime mengangkat tangannya dan mengunci moncong pistol ke dahi Tyranno tersebut. Dalam waktu kurang dari 0,1 detik, proses membidik dan menembak pun selesai. Dengan satu tembakan, sebuah garis lurus bercahaya menembus area di antara mata si Tyranno.
Dalam sekejap, setelah mengejang sedikit, Tyranno itu perlahan jatuh ke samping sambil membuat sebuah guncangan.
Terhadap getarannya, si gadis bertelinga kelinci itu secara refleks bersuara "Hue?" seperti orang bodoh dan dengan takut-takut menunjukkan wajahnya dari antara ketiak Hajime untuk melihat akhir dari nasib si Tyranno.
"Dia mati… Daihedoa itu, dengan sekali serangan…"
Si gadis bertelinga kelinci membuka matanya lebar-lebar dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Kelihatannya si Tyranno berkepala dua itu dipanggil "Daihedoa".
Si gadis bertelinga kelinci itu kebingungan dan menatap kaku bangkai Daihedoa, sambil ditendang oleh Yue dan menempel pada Hajime. Sejak beberapa saat yang lalu, telinga kelinci panjang gadis itu menyapu mata Hajime. Dengan suasana hati yang benar-benar buruk, 'Cukup', Hajime menyikut gadis itu di kepala dan menjatuhkannya.
"Hebuu‼"
Mengeluarkan suara erangan, dan sambil berseru "Kepalaku~ kepalaku~", si gadis bertelinga kelinci menggunakan kedua tangannya untuk memegangi kepalanya sambil meringis kesakitan di tanah. Setelah melihatnya dengan tatapan dingin, Hajime menyalurkan sihir ke dalam Kendaraan Beroda-Dua Bertenaga Sihir dan maju ke dapan seakan tidak ada yang terjadi.
Merasakan tanda-tanda itu, si gadis bertelinga kelinci berguling di tanah dan tiba-tiba melompat untuk bangun dengan semangat yang mengerikan, "Aku tidak akan membiarkanmu pergi~!" dan sekali lagi bergelantungan pada pinggang Hajime. Seperti yang diduga, dia sangatlah tangguh.
"Terima kasih banyak atas pertolongannya! Aku berasal dari klan Kelinci di Hauria. Namaku Shia! Sekarang tolong bantulah teman-temanku!"
Dan, sangat tidak tahu malu.
Hajime melirik ke samping pada si garis bertelinga kelinci yang menempel padanya itu. Dengan demikian, tepat setelah keluar dari dalam neraka, dengan masalah merepotkan lainnya, dia menghela napas lagi.