HANTU SERIGALA DAN RAID QUEST
(Translater : Hikari)

Tempat pertemuannya adalah pusat kota di mana portalnya terpasang. Di sana, saat aku muncul bersama Myu setelah log in, kebanyakan player yang ikut serta dalam raid quest ini sudah menunggu.
Para player yang kukenal sedang berbicara dengan orang-orang yang tidak kukenal. Sedikit player yang tidak mengenal satu sama lain telah selesai melakukan konfirmasi akhir dan membandingkan metodologi dan itemnya.
Aku juga mengecek Sense-ku. Sky Eyes hanya berubah sebanyak satu level yang tidak terlalu berarti, membuatku menghela napas.
"Yun-oneechan, kenapa kau menghela napas! Semuanya dimulai dari sekarang! Masa depan kita!"
"Ya, aku tidak apa-apa."
"Nah, kalau begitu, aku akan pergi menyapa semuanya!"
Sambil berkata demikian, Myu menjauh dariku dan melompat ke dalam kumpulan para player. Saat aku merasa sedikit iri dengan keaktifannya, sepertinya aku sedang diawasi dari suatu tempat yang jauh.
Para player yang berpartisipasi dalam raid quest ini adalah——
Party yang terdiri dari enam orang. Myu, Lucato, Toutobi, Hino, Rirei dan Kohaku.
Party yang terdiri dari lima orang. Taku, Gantz, Kei, Minute, Mami.
Sei-nee dan Mikadzuchi, juga dua belas anggota elit dari Eight Million Gods, menjadi dua party.
Pasukan yang tersisa terdiri dari para solo player yang dipilih secara seksama berdasarkan jenis yang dibutuhkan.
Dan akhirnya, aku dan Emily-san.
——Totalnya tiga puluh orang. Lima party ikut serta dalam raid quest kali ini.
Untuk pengaturannya, ada para mage sebagai penyerang utama, tanker, dan sangat sedikit healer (TL: Bagi yg masih bingung dengan istilah game MMORPG, silakan lihat di https://jalantikus.com/tips/istilah-dalam-game-mmorpg/)
Berbicara soal tanker, kenalanku, Kei, tadinya menggunakan equipment PvP dan tidak begitu aktif, tapi sekarang dia berganti ke perisai besar yang dikhususkan untuk pertahanan dan pedang pendek.
Terlebih lagi, Kei telah menjadi pusat dan pemimpin dalam posisinya. Dia berdiskusi dengan yang lain tentang formasi secara keseluruhan para player garis depan dan bahkan waktu yang tepat untuk serangan para penyerang barisan belakang.
"Hebat ya, Kei itu."
"Hm? Ah, Taku. Ya, benar. Meskipun aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan sebenarnya."
Aku hanya terpaku menatapinya, tapi aku bisa merasakan semacam perasaan suasana tenang dari para tanker.
"Orang-orang itu ahli dalam melindungi player barisan belakang di mana kau termasuk di dalamnya. Juga, karena mereka semua melatih kerja sama dalam PvP, mereka sepertinya memiliki stabilitas yang tinggi saat berimprovisasi. Itu adalah sesuatu yang layak untuk dilihat."
Taku tertawa seperti anak kecil.
"Kau tidak akan melihatnya karena kau bermain di garis depan, 'kan. Aku akan mengawasi mereka baik-baik dari belakang sebagai gantinya."
"Ya, kuserahkan padamu. Raid quest kali ini untuk pembalasan dendam kita. Aku juga akan melakukannya dengan kekuatan penuh."
Aku tahu itu meski dia tidak menyatakannya seperti itu. Aku mengangguk dalam diam.
Sementara kami membangkitkan semangat kami, para anggota telah berkumpul tepat waktu. Yang memimpin mereka dari bagian tengah adalah Mikadzuchi.
"Untuk menaklukkan raid quest kali ini, kita menggabungkan banyak party. Mungkin ada banyak alasan untuk bergabung. Mereka yang menemukan quest ini, mereka yang memiliki harapan tinggi pada quest skala besar ini, mereka yang ingin membalas dendam pada para pelaku PK yang menduduki area itu, penyelesaian quest kali ini memiliki lebih banyak makna daripada biasanya. Pastinya ada beberapa yang merasa gugup dengan hadiah questnya. Yah, tidak masalah untuk mengharapkannya, tapi kita harus mengalahkan bossnya sebelum itu."
Saat Mikadzuchi sambil bercanda mengumumkan questnya, aku menyunggingkan senyuman getir, tapi saat dia berhenti sesaat, semua orang memperlihatkan ekspresi serius.
"Ada banyak yang ingin kukatakan, tapi aku benci berbicara panjang berputar-putar. Jadi——ayo pergi!"
" " "——Yeahh!" " "
Para pria yang sangat bersemangat itu membentuk sebuah lingkaran dan berseru bersama-sama.
Kupikir itu terlihat bisa diandalkan saat melihat mereka. Setelah aku ditempatkan dalam posisi yang berbeda dari Emily-san, kami mulai bergerak.
Kami dikirim ke portal yang ada di Desa Terlantar dekat Wisteria Peach Flower. Beberapa orang termasuk aku memasuki bagian bawah tanah rumah kepala desa, memicu questnya.
—— R Quest: Taklukkan Serigala Raksasa Wisteria Peach Tree 1 —— Hancurkan batu-batu penjuru. —— 07

Pada saat yang bersamaan, quest itu aktif. Peserta quest maju menuju batu-batu penjuru itu, terus menghancurkannya satu persatu.
Akan tetapi——
"Kami sudah menunggu kalian semua datang!"
"Cih! Sudah kuduga, kalian tidak akan membiarkan kami menjalankan quest ini dengan begitu mudahnya. Semuanya, serang mereka!"
Sekeliling batu-batu penjuru menjadi area pertempuran. Di sana, para pelaku PK berkumpul dan dengan senjata di tangannya, mereka menghampiri kami.
Bersamaan dengan seruan Mikadzuchi, para peserta raid quest mulai menyerang balik. Sejak awal kami sudah tahu bahwa mereka tidak akan membiarkan kami mengambil quest ini begitu saja.
Para player elit berkumpul dan membalikkan keadaan melawan musuh. Para pelaku PK mencoba menyaingi dengan jumlahnya. Mereka membentuk dinding pengepungan, mengelilingi kami dan merintangi dengan kekuatan penuh.
"Kalau kalian ingin lewat, kalian harus terbunuh oleh kami terlebih dahulu! Juga, tinggalkan barang-barang konsumsi kalian!"
Dan, salah satu dari mereka mengucapkan kalian seperti seorang bandit atau perampok.
Sedangkan di sisi kami, para peserta tidak merasa terpojok dan malah balas menyerang para pelaku PK itu, merasa bahwa mereka itu beban.
Perlahan, jumlah pelaku PK yang dikalahkan meningkat dan sementara mereka tadinya memiliki semangat juang yang tinggi, kini mereka merasa benar-benar kehilangan kepercayaan diri. Yah, mereka juga punya resikonya sendiri. Ada cara lain yang lebih baik untuk mendapatkan EXP daripada membuat masalah dengan orang-orang yang tidak akan bisa mereka kalahkan.
Akan tetapi, pengepungan masih berjalan dan masih ada perubahan situasi di mana pelaku PK yang kuat menghadapi kami.
"Mikadzuchi-neesan! Meskipun terlambat, kami sudah datang!"
"Anego! Perlu waktu untuk membawa mereka yang belum terdaftar di portal!"
"Kalian semua! ——Kuserahkan area ini pada kalian! Berkelilinglah dan musnahkan para pelaku PK yang ada!"
" " "——Baik‼" " "
"Peserta quest, ikuti aku! Kita akan menerobos ke satu arah!"
Begitu Mikadzuchi berseru, dinding pengepungan terbuka saat itu juga dan kami bergegas melewatinya. Akan tetapi, ada dua belas pelaku PK di depan sana yang menunggu sambil mengawasi untuk mencegahnya.
Di antara mereka ada wajah-wajah yang tidak asing lagi. Salah satunya adalah guild master Flame Prison Corps, Flein. Juga, di sana ada si pelaku PK licik yang kami temui saat kehebohan di hari pertama.
Selain itu, ada beberapa anggota senior dari guild PK Fosch Hound.
Dengan rasa penasaran, emosi yang sama sekali berbeda dari rasa permusuhan dalam tatapannya, Flein yang berbicara pertama kali pada Mikadzuchi.
"Yō, apa kalian datang untuk mengalahkan kami?"
"Tidak. Kami datang untuk menjalankan quest. Karena itu, jangan menghalangi kami."
Sebuah percakapan singkat Flein dan Mikadzuchi.
Mendengar provokasi Mikadzuchi, ada kehebohan di antara para pelaku PK, tapi Flein sendiri yang berbicara hanya tertawa, merasa itu menarik.
"Kalau begitu, saat tugasmu selesai, apakah kau mau melawanku? Itu akan menjadi pertarungan penentuan yang ketiga."
"Ayo selesaikan kali ini. Setelah aku mendapatkan equipment langka. Persiapkan dirimu untuk menjadi subjek tes yang pertama."
"Itu menarik. Kalau begitu, aku tidak akan menghalangi. Kalian bebas untuk pergi."
Mendengar apa yang Flein katakan, beberapa pelaku PK yang lainnya ribut.
Ayo kalahkan mereka di sini. Ayo panggil pelaku PK lainnya dan kita akan mendapat keuntungan. Tidak perlu membiarkan mereka lewat. Itulah yang mereka katakan. Kenyataannya, tidak ada untungnya bagi guild PK ini membiarkan kami lewat.
Akan tetapi, Flein menatap pelaku PK yang lainnya tanpa emosi di matanya, seakan mereka membosankan.
"Bertarung dalam pengepungan semacam ini dalam jumlah yang besar tidak ada untungnya bagi kita, Flame Prison Corps."
"Apa?‼"
"Begitulah. Ayo mulai——pertengkaran besar!"
"Ayo pergi. Yun!"
Menanggapi suara Taku, kami pergi melewati bagian samping pihak Flein.
Menjadi sebuah dinding di belakang kami, Flein mulai bertarung dengan sesama pelaku PK.
Sambil berlalu, aku melirik Flein.
Apa yang kulihat, adalah para guild master dari guild PK yang sedang bertengkar.
"Kau adalah sesama guild master PK! Kenapa kau malah mengacungkan senjata padaku!"
"Sudah jelas! Karena aku ingin bertarung! Sama seperti kalian semua. Sekalipun kalian bekerja sama dengan orang-orang lemah itu, kalian ingin bertarung dengan orang yang kuat! Apa yang kuinginkan adalah pertempuran dengan darah yang mendidih dan cabikan daging yang menari-nari!"
"Kau gila. Untuk menaikkan level PK, kau harus mengurangi resikonya dan hanya bertarung dengan lawan yang sesuai!"
"Di situlah pendapat kita berbeda! Flame Prison Corps adalah kumpulan orang bodoh pencinta pertarungan! Sejak awal, kami merasa jengkel dengan cara kalian melakukan semuanya. Karena itulah, berakhirlah menjadi EXP-ku, brengsek!"
Dengan senyum buas, Flein menebas satu dari anggota senior Fosch Hound.
Menyadari arah tatapanku, untuk sesaat mata kami bertemu dan Flein mencoba menyampaikan beberapa kata hanya dengan menggerakkan bibirnya.
Aku tidak bisa membaca bibirnya, tapi membayangkan apa yang ingin dia katakan, aku mengingat gerakan bibirnya sambil kami bergegas menuju batu-batu penjuru, mencari kata-kata tersebut.
Dan, kata yang kutemukan adalah ——"Akan kutunggu."
——Akan kutunggu. Dia ingin Mikadzuchi memperkuat dirinya sendiri. Seperti yang kupikirkan, dia penggila pertempuran.
Juga, sementara Mikadzuchi memperkuat dirinya dengan raid quest, dia sendiri akan menghabisi para PK yang mengganggu sambil menaikkan levelnya sendiri. Aku bisa memahami cara berpikirnya ini.
Dan meninggalkan tempat tersebut pada Flein, kami mulai bergerak di antara batu-batu tersebut untuk melanjutkan quest.
Setelah kami melepaskan segelnya dan bergerak mendekati Wisteria Peach Tree, para pelaku PK yang menyerang dan player menghadapi mereka, menghilang dari sekitar kami dan kami mencapai pohon itu.
Bulan berwarna merah dan bunga-bunga merah muda memperlihatkan diri mereka dengan sangat jelas.
Saat semua orang melihat pohon yang menjulang di depan kami, para Skeleton Raider muncul dari dalam tanah dan memulai penyerangan.
"Sepuluh tanker, lindungi barisan belakang! Mage, tembak dari belakang para tanker! Healer, pastinya untuk mempertahankan jarak aman, tangani pengelolaan HP! Garis depan, ikuti aku!"
"Kali ini, kita akan mengalahkan dia!"
"Myu-chan, jangan terlalu berlebihan."
Myu dan Taku mulai berlari menuju Skeleton Raider mereka masing-masing. Yang mendapat peran yang sama di garis depan, yaitu Gantz, Lucato, Toutobi, dan Hino, menyerang sambil bekerja sama.
Tidak seperti saat penyerangan sebelumnya oleh Skeleton Raider, peperangan kali ini adalah bentrokan senjata sepenuhnya dengan semua musuh yang muncul.
Menyamai jumlah kami, banyaknya Skeleton Raider yang menyerang pun berubah.
Sama seperti waktu lalu, rangka-rangka normal dengan senjata telah membentuk dinding pengepungan dan mendekati kami. Akan tetapi, kami tidak membiarkan mereka mendekat seperti yang mereka inginkan. Tanker party menghambat serbuan mereka dengan berbaris di depannya.
Saat para tanker menghujamkan senjata mereka dari celah-celah antar perisai mereka, para kerangka itu berubah menjadi partikel-partikel cahaya. Meski demikian, para kerangka terus membanjiri dan memenuhi bagian yang kosong.
Sebagai tambahan, saat seekor Skeleton Raider elit melewati para tanker dengan memanfaatkan mobilitas serigala tunggangannya, barisan depan Mikadzuchi mengelilinginya dengan sejumlah player dan menumbangkannya.
"Ayo, kita juga. —— Ice Lance!"
Dimulai dari Sei-nee, Kohaku, Rirei, Mami dan mage lainnya menembakkan sihirnya, menembus sebuah area yang dipadati dengan rangka-rangka. Untuk membunuh Skeleton Magician yang keberadaannya tidak dapat kami pastikan di pertarungan yang lalu, para mage harus menembak dari atas kepala para tanker.
Dan kami, supporter yang juga termasuk healer——
"Jadi ada Skeleton yang menggunakan sihir. Serangan sihir akan berfokus pada tanker. Kalau seperti itu, Zone Enchant——Mind!"
"Kei, tolong terus urus pertahanan sebisa mungkin! ——Round Heal!"
"Aku mengerti, Minute! —— Calling Shield!"
" " " ——Calling Shield!" " "
Minute dan aku melancarkan penyembuhan dan enchant pertahanan sihir untuk area luas. Di sisi lain, para tanker termasuk Kei, memukul perisai mereka untuk mengeluarkan suara nyaring.
Skill tipe ShieldCalling Shield memiliki efek meningkatkan nilai kebencian. Skill ini membuat penggunanya lebih banyak memancing perhatian lawan pada mereka.
"Hebat. Jadi seperti ini pertempuran banyak party…"
"Ya, bertarung secara bekerja sama."
Merasa sangat bersamangat melihat pertempuran semacam ini untuk pertama kalinya, aku membidik barisan belakang musuh yang terdiri dari Skeleton Magician dan menembakkan sebatang panah.
Berdiri di sebelahku, Emily-san mengayunkan pedang tersambungnya, mengalahkan kerangka yang menyelinap dari kanan dan kiri.
Sejak awal hingga akhir, kami berinisiatif selama bertarung dengan para kerangka untuk membuat mereka kewalahan. Kami sama sekali tidak mendapat luka yang serius.
Setelah mengalahkan sejumlah besar kerangka, mereka pun menarik diri, terbagi ke kiri dan kanan, membuka jalan ke pohon.
Tapi, semua yang terjadi sampai sekarang hanyalah sekedar babak pembuka.

—— R Quest: Taklukkan Serigala Raksasa Wisteria Peach Tree 3 —— Kalahkan Serigala Raksasa Wisteria Peach Tree. Tersisa—— 0/1.

Boss raid quest yang sebenarnya, Garm Phantom, telah muncul.
"Jadi, kalianlah yang menghancurkan batu-batu penjuruku…"
Kata-kata yang persis sama. Dia adalah sesosok AI yang memiliki skenario tetap, jadi mau bagaimana lagi. Tapi rasanya seakan dia berbicara hampir tanpa memperhatikan kami.
Ini adalah konfrontasiku yang kedua dengan serigala raksasa yang menatap tajam itu. Aku menelan ludah karena tegang. Merasa cemas bahwa dia mungkin teringat dengan rasa syok setelah kalah, aku mengalihkan tatapanku dari si serigala raksasa ke Myu. Saat aku melakukannya, aku melihat pundaknya sedikit gemetar.
Tapi getaran itu bukan dari perasaan negatif seperti rasa marah atau gugup. Kenyataannya, hasrat di dalam matanya begitu kuat saat dia mendongak menatap serigala raksasa itu. Dia menunjukkan giginya yang putih dan ekspresi riang, membuatnya terlihat seakan dia akan melompat kapan saja.

Menahan dirinya sendiri seperti itu, sosoknya yang terlihat gelisah itu membuatku berpikir dia sedang bertingkah seperti anak kecil.
Tidak hanya Myu, Taku dan yang lainnya juga gemetar karena begitu bersemangat dengan raid quest pertama mereka ini. Ada beberapa orang yang menantikan pertempuran ini. Mencintai game ini, orang-orang bodoh pecinta game, begitulah kau memanggil mereka.
Aku menyadari bahwa rasa gugup tidaklah diperlukan. Aku merasa itu konyol.
Dan saat kami mengembalikan tatapan kami pada boss raid, Garm Phantom, mungkin karena kami telah mencapai jumlah orang yang ditentukan, ada perubahan dalam dialognya.
"Sempurna, Wisteria Tree kekurangan nutrisi. Juga, untuk menciptakan ulang batu-batu penjuru, jumlahnya sudah tepat. Anggaplah ini sebagai sebuah kehormatan, menjadi satu dengan pohon kesayanganku ini!"
"Datang!"
Itu adalah tanda dimulainya pertempuran.
Bersama dengan suara Mikadzuchi, kami menyebar seperti sebelumnya, membentuk sebuah formasi.
Mengeluarkan suara raungan dari tubuh yang besarnya lebih dari sepuluh meter, Garm Phantom memanggil sejumlah kerangka dari dalam tanah.
"Nona! Kontak pertama! Naikkan stats!"
"Baik! Zone Enchant ——Defence!"
Sama seperti sebelumnya, aku memasangkan enchant DEF pada para tanker yang berada dalam jangkauan dan segera sesudahnya, mereka diserang oleh para Skeleton Raider yang datang lebih dulu dan menahannya.
Berbaris dalam satu barisan, para tanker menembus dengan pedang dan tombak dari celah antara perisai yang terbuat dari berbagai bahan, mendorong musuh mundur. Dibandingkan dengan banjir serangan para kerangka, kepadatan serangan musuh termasuk rendah dan ada lebih banyak kesempatan untuk serangan balasan. Sedangkan untuk musuh, mereka tidak dapat mendorong balik dengan senjata, mereka menghantam dengan perisai mereka.
Rentetan serangan berakhir dengan kegagalan dan para Skeleton Raider membentuk lengkungan besar, mengelilingi sekitar bagian luar, bersiap untuk kembali menyerang.
Untuk mengisi celah, Skeleton Magician mengangkat tongkat tulang mereka dalam persiapan bagi barisan belakang untuk bergerak keluar.
"Mage! Bertahan, setelah itu, serang!"
Diarahkan oleh Mikadzuchi, para mage memperluas sihir pertahanan di depan para tanker, menahan serangan. Dan segera setelah serangan tersebut selesai, terbang keluar dari barisan pertahanan para tanker adalah penyerang garis dean yang mulai berlari ke depan. Di atas kepala mereka, berterbangan serangan berwarna-warni dari para mage, menembus Skeleton Magician.
Sebelum Skeleton Raider mendapatkan momentum untuk menyerang kembali, para penyerang garis depan sudah menyerang mereka.
"Yun-kun, aku juga akan ikut. ——Summon, Bronze Golem, Flame Beast, Ice Beast, Blood Shadow."
Apa yang Emily-san panggil adalah Bronze Golem dan Ice Chimera. Dan, aku yang melihat yang terakhir untuk pertama kalinya. Akan tetapi, itu entah bagaimana mirip dengan bos monster dari rawa-rawa di selatan, Darkman.
Sebentuk sosok manusia yang tak beraturan dengan permukaan yang halus.
"Menggunakan Magical Organism's Catalyst Metalyang kuminta dari Yun-kun sebagai pertukaran untuk membuat sebuah nucleus, aku membentuk seekor monster dari darah beracun kelelawar. Sekarang, pergilah!"
Jadi seperti itulah dia menggunakan item yang kami barter sebelumnya. Juga, dia pasti menggunakan darah beracun kelelawar yang dia dapatkan saat membentuk party untuk menaikkan level Raina dan Al.
Karena kami menitikberatkan pada pertahanan dan ada area yang kosong karena kekurangan tenaga, di situlah Emily-san mengumpulkan monster-monsternya.
Si Golem bertugas menyerang para Skeleton Raider.
Menggunakan mobilitasnya, para Chimera api dan es menggigit kaki Skeleton Raider, menariknya jatuh.
Pada akhirnya, organisme magis Blood Shadow mengubah tangannya menjadi sesuatu seperti palu dan menghantam dengan kekuatan penuh.
Dengan mengatasi para kerangka yang memiliki program pola tindakan, kami perlahan mengurangi jumlahnya.
Aku memulihkan MP yang terpakai saat Zone Enchant dengan sebotol MP Potion dan kali ini aku melakukan enchant INT dalam skala luas pada para mage di garis belakang.
Pada awalnya, pasukan hit and run (TL: Taktik "serang dan lari") dan para mage mengurangi jumlah Skeleton Raider yang mengelilingi kami. Para tanker menahan musuh, mengendalikan kebencian dan tidak membiarkan mereka untuk mengarah langsung ke barisan belakang.
Pada saat ini aku memegang busur, tapi sebelum situasi berubah, aku dilarang untuk menyerang.
"Haa, mengatur tingkat kebencian itu merepotkan. Kalau kita bisa menyerang, akan ada lebih banyak dampak serangan yang bisa dilakukan."
"Yun-chan, jangan bilang begitu. Ini adalah teknik yang penting untuk bertempur dalam grup yang besar. Selama pertempuran jangka panjang, healer dan penyerang utama adalah target yang diprioritaskan. Kalau itu sampai terjadi, tingkat penyelesaian questnya akan berubah. Meskipun memakan waktu, penting untuk secara stabil mengalahkan musuh."
Sambil berkata demikian, Sei-nee terus melepaskan serangan beruntun yang terlihat seperti karpet bom yang mengarah ke Skeleton Magician.
Selain itu, dengan enchant attack yang terpasang pada mereka, pasukan mage utama dengan cepat mengalahkan para kerangka.
Setelah beberapa saat, jumlah musuh berkurang. Sebuah jalan menuju serigala raksasa itu pun terbuka.dan Garm Phantom kembali meraung.
Sampai saat ini, si serigala raksasa itu terus mengawasai, tapi sekarang dia mulai bergerak.
Untuk menghadapinya, Myu, Taku dan yang lainnya dari pasukan hit and run yang terdiri dari para peserta yang ikut berpatisipasi pada detik-detik terakhir, mendekati Garm Phantom dan menyerangnya secara langsung.
"Ini adalah saat-saat yang krusial! Perisai, ke depan! Hit and run, ke kanan dan ke kiri! Aku akan memberi komando dari sebelah kanan."
"Bagian kiri, ke sebelah sini!"
"Bagian depan! Kalian yang paling besar kemungkinannya untuk mati, jadi perhatikan baik-baik HP kalian!"
Pasukan yang ada di sayap kanan dikomando oleh party Myu dan Lucato.
Pasukan yang ada di sayap kiri berfokus pada Taku dan ada party campuan yang di dalamnya termasuk Emily-san dan Gantz.
Kemudian, di bagian garis depan dan kami yang di barisan belakang, begitu pula monster-monster Emily-san yang berpusat pada si Golem. Mikadzuchi berdiri seperti bendera di depan, memberi instruksi pada Sei-nee yang adalah ajudannya.
"Semuanya, tekankan pada waktu! Saat target sepertinya akan menyerang pasukan kanan atau kiri, serang bersama-sama dan ambil alih target!"
" " "Ya!" " "
"Juga, Yun-chan. Setelah memastikan jarak aman melakukan kontak dengan bos, aku akan memberi arahan padamu."
"Baik! Hei, dia datang! Zone Enchant——Defence!"
Saat Garm Phantom menyerbu ke bagian depan, aku sekali lagi memasangkan enchant area luas pada para tanker yang memasang perisai mereka.
Dampak yang menyerang para tanker tidak dapat dibandingkan dengan serangan Skeleton Raider. Hanya dengan menerima serangannya, HP mereka terpangkas sebanyak 30%.
Mereka entah disembuhkan oleh healer atau potion hingga pulih sepenuhnya. Ini adalah bagian dari strategi "Nyawa adalah hal yang penting" yang diprioritaskan untuk memastikan batas aman. Untuk itu, mereka menggunakan item dengan bebas.
Sebagai tambahan, para player yang tidak bisa terjangkau dengan enchantku, memakai Enchant Stone dan item yang memperkuat diri sendiri, meningkatkan stats dasar mereka.
Setelah kami menahan serangan frontal dari Gram Phantom, pasukan hit and run menyerang balik.
"Aku tidak bisa berbuat banyak di PvP, tapi aku akan membuat ini menjadi sebuah kesuksesan besar! Haa, akan kuasah keberanianku padamuuu‼——Demon Hunter!"
Melompat tinggi, Gantz dari pasukan sayap kiri menghujamkan mata tombaknya untuk menyerang. Dia melakukan backflip, meninggalkan kelebatan bayangan dan melancarkan sebuah tendangan kuat.
"Jangan terlalu percaya diri, kau akan terkena serangan kaki depannya!"
"Kalau begitu, satu kali sebelum itu! —— Demon Hunter!"
Ciri khas dari petarung tangan kosong seperti Gantz——adalah jeda waktu yang pendek antar aktivasi Art mereka.
Saat serangan combo di tengah udara itu berpendar dengan cahaya biru yang memperpanjang waktu melayang, dia melanjutkan dengan melancarkan tendangan dan backflip secara terus menerus dan mengabaikan hukum fisika. Sebagai tambahan, mengikuti Gantz, seluruh pasukan juga ikut serta dalam serangan itu.
Akan tetapi, tidak ada satu serangan pun yang telak. Merasa mereka semua itu mengganggu, si serigala raksasa merundukkan badannya dan mengayunkan tapak depannya untuk menghancurkan Gantz.
"‼ Enchant ——Defence!"
Tepat sebelum dia terkena serangan Garm Phantom, aku tepat waktu dengan enchant DEF-ku. Gantz terhempas dari udara dan terbanting ke tanah, mendapat serangan yang mengurangi sekitar 40% HP-nya.
Gantz segera disembuhkan. Minute yang berperan sebagai healer untuk pasukan hit and run di sayap kiri menggunakan sebuah mantera penyembuh padanya.
Tentu saja, itu bersama dengan omelan.
"Kau, hanya karena kau merasa begitu percaya diri, kau ditampar jatuh seperti seekor lalat! Dengar, sekalipun kau tidak menderita tewas di tempat, dengan kehilangan HP sebanyak itu saat itu juga, kau akan terkena Stun!"
"A-ku hanya sedikit lengah!"
"Kalau. Begitu. Waspadalah!
Apa-apaan percakapan tanpa rasa tegang seperti itu? Kali ini hampir tidak sempat melancarkan enchant antara jeda waktu Zone Enchantku. Selisih waktu sedikit saja, aku tidak akan bisa memasang enchant defense padanya.
Saat si serigala raksasa itu memutar tubuhnya dan mengalihkan perhatiannya pada sisi kiri, pasukan di sisi kanan dan depan dengan aman menebasnya, melepaskan satu serangan dan kemudian mundur.
Dan tambahan di saat yang bersamaan dengan itu, banyak sihir melanda bagaikan air terjun dari depan.
Serangan sihir telah menjadi sumber utama serangan dan berhasil memangkas HP Garm Phantom sebanyak 20%.
"Semua pasukan! Persiapkan diri kalian! Ini masih baru awalnya!"
Mikadzuchi berkata membuat kami semakin tegang. Semua orang dengan segera cukup dilingkupi rasa tertekan.
"Hei, peran kita adalah menahan musuh dengan tubuh kita…ya 'kan?"
"Itu benar. Dampaknya terasa keras, tapi…begitulah perisai, ya 'kan?"
"Setelah ini selesai, aku akan beristirahat dan mencoba mempopulerkan posisi pengguna perisai!"
"Hei, kau! Hentikan itu! Itu isyarat kematian!"
Beberapa orang berbicara tentang hal-hal yang konyol, tapi pekerjaannya cukup serius.
Para tanker yang punya defence lebih tinggi daripada yang lainnya mendapat banyak serangan berat dan HP mereka berkurang secara pasti. Para healer di belakang mereka telah memulihkan HP para tanker itu, mempertahankan garis depan. Para tanker dengan aman menyerang dari balik perisai mereka, dengan mantap menyarangkan serangan.
Akan tetapi, isyarat kematian adalah sesuatu yang seperti janji.
"GRRRUOOOoOooo——"
"Ini gawat! Serangan besar datang! Kiri dan kanan, hindari!"
Bersamaan dengan suara desakan Mikadzuchi, serigala raksasa itu memasang kaki-kakinya seakan sedang menghujam tanah.
Karena ini adalah kali pertama melawan bos ini, tidak ada informasi dan setiap gerakannya harus ditangani dengan hati-hati. Menanggapi peringatan Mikadzuchi, pasukan di kiri dan kanan menyebar, mempersiapkan diri mereka untuk serangan yang mungkin datang. Para tanker di bagian depan membentuk formasi rapat, memperkuat pertahanan.
Sebuah serbuan dengan lebih banyak kekuatan yang dikerahkan oleh keempat kaki makhluk itu mendekati para tanker.
Aku memutar ide di dalam kepalaku. Hal lain apa yang bisa kuperbuat sebagai tambahan enchant defense dan merapal.
"Cursed ——Attack!"
Aku menggunakan Cursed untuk mengurangi stat serangan fisiknya. Serbuan serigala raksasa itu mengenai begitu banyak perisai. Akan tetapi, para tanker meredam paksa kekuatan tersebut dan mengalihkannya secara diagonal, entah bagaimana menangkisnya.
Percobaan untuk mengurangi dampak cederanya sepertinya sukses.
Akan tetapi, momentum serigala raksasa itu tidak melemah dan dia berlari ke samping kiri dinding tersebut secara paksa. Saat dia terus berlari, dia memperdengarkan suara lolongan nyaring.
Menanggapi lolongan itu, para kerangka bangkit dari dalam tanah sekali lagi. Dengan medan pertempuran yang sangat terganggu, anggota tambahan itu muncul kembali. Ditambahn lagi, tidak seperti di awal, Garm Phantom bertindak dengan bebas.
"Datang!"
"Zone Enchant ——Defence!"
Menanggapi serangan kedua itu, para tanker kembali ke kondisi sempurnanya dan membentuk formasi rapat lagi.
Begitu serangan itu datang, para tanker semakin meningkatkan defense mereka dengan bekerja sama. Tubuh mereka dan armornya mengeluarkan suara menderit. Terdorong oleh momentum Garm Phantom, mereka melubangi tanah dan HP mereka berkurang, tapi dengan mencondongkan tubuhnya maju dan menjulurkan perisanya, mereka berhasil menghentikan serigala raksasa itu.
"Sekarang! Setengah dari sayap kiri dan kanan menyerang bos, sisanya mengurusi kerangka-kerangka!"
Tubuh si bos menempel pada perisai dan seakan dia tidak dapat mengangkat kaki depannya, dia melakukan serangan dengan Art dari sayap kanan dan kiri.
Berkat kesempatan ini, para mage dapat menembakkan serangan sihir kuat secara beruntun. Menanggapi ini, seriagal raksasa yang mundur, membuat jarak di depan, juga membalas menyerang kembali dengan kaki belakang dan ekornya.
Terlebih lagi, kami menyerang balik, menangkis serangan tak beraturan dari sekumpulan kecil kerangka yang dipanggil.
"Aku tidak memanggil yang lemah! Kembalilah ke tanah!"
Serigala raksasa itu bergantian menyerang dengan menggigit dan mencakar, tapi dinding para player yang dibangun dari para tanker itu tebal, mendorong mundur makhluk itu sebisa mungkin.
Dalam situasi yang dipertahankan seperti ini, HP Garm Phantom perlahan terkikis.
Dan saat HPnya berkurang sampai 70%, serigala raksasa itu mundur dan mulai memancarkan gelombang kejut tembus pandang berwarna gelap dari tubuhnya, menghempaskan pasukan hit and run yang mengejar dia.
Gelombang kejut tersebut menghasilkan sedikit cedera dan efek memukul mundur. Pasukan yang bergerak di sayap kiri dan kanan harus kembali memfokuskan diri dan para Skeleton Raider muncul kembali menanggapi lolongan serigala raksasa itu.
"Sial! Kita belum selesai mengurusi para kerangka yang muncul sebelumnya dan sekarang ada lebih banyak lagi!"
Seseorang menyerapah saat mereka menumbangkan sesosok Skeleton Raider, tapi sebagai gantinya si serigala raksasa diabaikan.
Karena pasukan yang bergerak untuk sementara berkonsentrasi pada Skeleton Raider, kami harus ke depan dan bertempur untuk mengulur waktu sampai musuh tambahan itu dikalahkan.
Juga, kami harus berhasil mengatur tingkat kebencian karena ada resiko beberapa pasukan hit and run mungkin akan diserang secara langsung dari belakang Garm Phantom.
Itu adalah pertempuran sulit di mana bertukar antara monster tambahan dan target utama yang diperlukan. Dan Mikadzuchi dengan tepat mengarahkannya meskipun sulit.
"Jangan lakukan apapun selain mendapatkan kebencian! Mereka yang bisa menyerang, serang bos! Kebencian yang paling penting daripada dampak serangannya! Ulur waktu sampai yang lain datang!"
Akhirnya, pernyataan pengangkatan larangan menyerang muncul dari Mikadzuchi.
Aku mengeluarkan anak-anak panah dengan beragam status buruk sambil memastikan untuk tidak mengganggu orang lain di sekelilingku dan membidik lurus ke serigala raksasa itu, aku menembakkannya.
Poison, Paralysis, Sleep, Stun. Meskipun aku menembakkan beberapa jenis anak panah, itu tidak ada efeknya. Sebelumnya, Crused berhasil menurunkan kekuatan serangannya, tapi itu hanya sekedar keberuntungan.
Monster kelas Bos Raid pasti memiliki stats dan kekebalan yang lebih tinggi. Metode yang memutar-mutar seperti ini tidak bekerja dengan baik.
Kalau begitu, aku akan mengubahnya menjadi serangan langsung.
Aku mengeluarkan sebatang anak panah dari dalam tabung panan dan menembakkannya.
Tubuhnya besasr dan mudah dikenai anak panah. Karena itulah, satu serangan menghasilkan cedera kecil pada HPnya. Akan tetapi, anak panah ini menusuk dengan dalam ke tubuh yang terbentuk dari gas itu.
"GRRRUUuuu?‼"
"Equipment perak memiliki kompensasi cedera saat bertarung dengan undead karena karakteristik materialnya. Saat mempersiapkan ini, aku sangat boros. Aku ingin kau benar-benar menikmatinya!"
Apa yang kugunakan adalah Silver Arrows. Anak-anak panah yang mengunakan kepala panah dari perak memiliki peningkatan dampak serangan terhadap musuh tipe undead.
"Zone Enchant ——Defence!"
Sekali lagi, aku memperkuat pertahanan, kemudian menggunakan MP Potion untuk memulihkan diri. Selama waktu jeda setelah enchant, aku menembakkan panah, sedikit berkontribusi dalam pertempuran ini.
Dan setelah mengalahkan musuh tambahan, pasukan yang bergerak dari kiri dan kanan pun kembali. Aku sekali lagi memusatkan diriku untuk melancarkan enchant.
Sambil mengulangi pola ini, kami mengurangi HP serigala raksasa itu sampai 60 %. Sebuah perubahan dalam serangannya kemudian muncul.
Itu adalah pertanda bagian pertengahan pertempuran akan dimulai.
·
Di balik dari bagian pertengahan, tidak hanya boss, serangan kerangka tambahan pun perlahan semakin mengganas, memberikan sejumlah cedera yang cukup besar pada para player.
"Ghh…sembuhkan! Cepat!"
"Ya‼ ——Round Heal!"
Cedera yang dialami para tanker di bagian depan semakin meningkat seiring berlalunya waktu. Entah bagaimana, pertahanan berhasil mempertahankan ambang batas aman dengan enchant dan penyembuhan, tapi untuk melawan Garm Phantom, 50% HP atau lebih adalah suatu keharusan sebagai batas keamanan.
Juga, saat kami mulai melawan dia, pupil mata serigala raksasa itu mengingatkan pada kegelapan yang pekat, tapi semakin dia terluka, matanya menjadi semakin merah dan saat ini berwarna merah keunguan.
"Zone Enchant ——Defence!"
Enchant area luas untuk kesekian kalinya. Tidak hanya kekuatan serangan bos yang berkembang, interval antara pemanggilan bala bantuan kerangka pun perlahan menjadi semakin pendek, korban jiwa dari pertempuran jangka panjang ini menunjukkan dirinya.
Agar seseorang bisa mengatasinya, aku telah mencoba memasangkan Cursed ATK pada Garm Phantom, tapi perbedaan antara stats kami dan kekebalannya membuatnya menjadi sebuah kegagalan.
Dengan serangan bos yang meningkat, kalau kami kehilangan fokus kami maka akan ada resiko bos tersebut menembus garis pertahanan dan melukai kami.
"Saat berikutnya, ketika kita membasmi monster tambahan, semuanya menyerang secara bersama-sama! Kita akan menebasnya dengan serempak!"
Setelah si pemimpin, Mikadzuchi mengatakan itu, Lucato di sayap kanan dan Taku di sayap kiri yang bertugas memimpin pergerakkan pasukan mendengarnya, mereka bertindak sesuai perintah itu.
Party yang terdiri dari Myu dan yang lainnya telah memperkuat pertahanan terhadap Skeleton Raider yang melompat maju, mulai membuat jarak dari Garm Phantom.
Sebagai tambahan, party di mana Taku dan yang lainnya berada juga bergerak mundur menjauh dari Garm Phantom dengan cara yang sama.
Setelah pemanggilan ulang kerangka-kerangka diulangi kembali, pasukan yang bergerak di kiri dan kanan mengoptimisasi aksi mereka, menemukan cara yang mudah untuk menangani monster tambahan dengan pola kebiasaan mereka.
"Diserang oleh lawan-lawan lemah setiap waktu sudah pasti menurunkan semangat. Aku akan melakukan sesuatu yang lebih aktif seperti *wushh* dan *bam*."
"Oh ya sudah, buatku ini menyenangkan. Saat aku mengayunkan pukulan, aku mengenai beberapa dari mereka sekaligus dan mereka terbang seperti pinball."
Itu adalah Myu yang berbicara dengan acuh tak acuh menghajar Skeleton Raider dan Hino, yang mengayunkan palunya menghempaskan sejumlah musuh di medan pertempuran dengan suara desingan angin yang terbelah.
Di tengah-tengah pengepungan ini, Kohaku dan Rirei memulai persiapan sihir kuat mereka sementara Lucato dan Toutobi terus membantu.
"Ahh, ayolah! Dengan begitu banyak musuh seperti ini, tidak ada pilihan selain menyapu sekumpulan besar dari mereka sekaligus! Hino-chan, tolong ulur waktu untukku."
"Apa? Kau akan melakukan sesuatu yang menarik? Boleh saja. Tapi lancarkan sihir penyembuhan padaku nantinya."
Setelah berkata demikian, Hino yang melakukan ayunan besar dengan palunya, menggenggamnya sangat tinggi dan mulai bertarung dengan cara melakukan ayunan-ayunan yang lebih kecil dan tajam. Bagi para kerangka yang masuk terlalu dalam ke jangkauan palu itu dan tidak bisa diserang dengan baik, dia menghajar mereka dengan gagang palunya.
Tetap saja, mendadak ada beban besar bagi Hino yang membuatnya harus melakukan serangan biasa-biasa saja, tapi tidak lama kemudian persiapan Myu selesai.
"Ayo! —— Sunlight Showe!"
Saat Myu mengayunkan tangannya yang terangkat, cahaya mengalir turun ke sekitar mereka.
Pantulan sinar matahari, seakan diperkuat, cahaya yang kuat itu menghalau kegelapan malam, menyinari sekelilingnya.
Kerangka-kerangka yang berada dalam jangkauan cahaya itu terbakar dan membusuk.
Kebanyakan individu yang mendapat serangan dari sihir cahaya yang lebih kuat daripada Light Wave pun menghilang dan mereka yang bertahan perlahan berubah menjadi partikel-partikel setelah hanya terkena satu serangan.
Sementara Myu dan yang lainnya mempersiapkan sihir area, pihak Taku telah mempersiapkan serangan beruntun dan menangani musuh dengan cepat sampai ke tingkat di mana makhluk itu tidak akan mengurangi kemampuan mereka dengan serangan bertubi-tubi.
Penyerang garis belakang melakukan serangan dengan sihir pada para kerangka dan garis depan menghabisi mereka dengan tepat.
Meskipun kurangnya sarana serangan sekuat milik Myu, jumlah musuh berkurang secara bertahap. Monster yang dipanggil Emily-san memainkan peranan besar dalam penyerangan.
Dan, kami yang melindungi yang berada di garis depan——
"Sei. Saat pasukan tambahan telah dibereskan, persiapkan sihir untuk menahan dia."
"Aku mengerti. Meski begitu, karena ukurannya yang besar, aku hanya bisa menahan satu kakinya saja."
"Itu cukup. Sedangkan untuk Nona, perkuat para mage sebelum menyerang."
"Baik."
Dalam suasana yang tegang, jumlah kerangka berkurang dan akhirnya perintah tersebut datang.
"Sekarang!"
"——Icicle Lock!"
"Zone Enchant——Intelligence."
Jeratan dari Sei-nee dan enchantku dilancarkan dalam waktu yang hampir bersamaan.
Sementara hawa dingin muncul di kaki si serigala raksasa dan menjeratnya, enchantku menaikkan kekuatan serangan dasar sihir para mage yang akan menyerang dengan kekuatan penuh.
Sebagai tambahan, saat si bos ditahan dan diincar dengan baik, sisi kiri mengeluarkan rentetan serangan sihir untuk menghasilkan bonus serangan berantai, meningkatkan dampak cedera yang didapat. Serangan dari sisi kanan adalah kombinasi sihir Kohaku dan Rirei yang meledak dan memberikan dampak serangan yang sangat besar.
Dengan kekuatan serangan dalam tingkat maksimal di garis depan, sementara si serigala raksasa terjerat, seluruh grup mage dengan dampak serangan mereka yang ditingkatkan dan bonus serangan berantai termasuk Sei-nee, mereka menembakkan semua sihir secara bersama-sama.
Aku mengerutkan alis akibat efek  serangan-serangan sihir tersebut yang beresonansi satu sama lain bersama-sama.
Api dan es, badai dan cahaya. Kami mengarahkan perhatian kami pada hasil serangan itu dan semua orang terpaku di posisinya masing-masing sebagai persiapan untuk serangan berikutnya.
Di tempat ini, tidak ada seorang pun yang berpikir bahwa raid boss itu telah kalah. Semua memperkuat pertahanan mereka, menyembuhkan yang terluka dan memulihkan MP dengan item.
Akan tetapi, di saat-saat seperti itu, siapapun akan berkata seperti ini.
" " "Apa kita mengalahkan dia?" " "
Segera setelah dampak dari sihir tersebut, sebuah gelombang kejut muncul dari sekitar Garm Phantom.
Aku mengerti mengapa mereka ingin mengatakannya, tapi tetap saja, tidak perlu sengaja memunculkan benderar semacam itu. Tidak hanya itu, perkataan tersebut dikatakan oleh banyak orang.
"Cih. Semuanya, formasi bertahan! Kekuatan serangannya meningkat lagi!"
Tanpa sadar, Mikadzuchi mendecakkan lidah dan mengeluarkan peringatan.
HP Garm Phantom yang bisa terlihat telah terpangkas sebanyak 30% dan pupil matanya berubah dari merah keunguan menjadi merah, bersinar dengan cahaya yang kejam.
Pergerakannya cepat.
Pasukan garis depan mengangkat perisai mereka terhadapnya untuk menahan serangan. Aku pun memasangkan enchant pada mereka.
Sebagai tambahan, pemilik Sense  Shield memicu sebuah Art pertahanan bersama-sama sebagai sebuah grup. Saat kami berfokus untuk bertahan, kaki besar Garm Phantom diayunkan dengan efek cahaya berwarna ungu—dan sebagian dari pertahanan pun jebol.
Serangan serigala raksasa diterima dari bagian depan oleh para player yang dalam formasi dan kondisi yang sempurna, tapi dia dapat menerobosnya.
——Sebuah serangan mematikan.
Mereka yang menahan serangan itu mendapat cedera yang mengurangi 60% dari HP mereka, melewati batas aman 50%. Tidak dapat menahan dampak serangan itu, posisi mereka hancur dan dampak serangan mereka berkurang hingga 30%.
Beberapa menerima dampak serangan pada armor mereka dan yang lain mendapat status buruk Stunned.
Itu adalah situasi yang berbahaya di mana mereka bisa mendapatkan serangan lain dari Garm Phantom.
Meksipun penyerang garis belakang segera memulihan garis depan, serigala raksasa itu mencoba menerobos melewati lubang yang terbuka di bagian pertahanan.
"Summon——Semua yang ada, keluarlah!"
Pada dasarnya, seharusnya tidak ada pasukan tambahan yang digunakan untuk mengisi lubang yang terbuka di bagian depan. Akan tetapi, ada seorang player yang dapat membuat pasukan tersebut.
"Syukurlah aku tepat waktu."
Satu pasukan yang terdiri dari berbagai monster menghadapi Garm Phantom. Semuanya dipanggil oleh Emily-san, monster-monster yang dibuat untuk berfungsi sebagai sebuah dinding.
Sesosok golem yang dibuat dari tanah dan batu, Chimera yang dibuat dari bermacam monster lainnya. Humanoid, serangga, berbagai monster alkemis tak beraturan, monster sintetis, mereka semua menempelkan diri mereka pada kaki depan kiri serigala raksasa itu untuk mengulur waktu.
"——Icicle Lock!"
"——Mud Pool!"
Sei-nee dan aku melakkan kontak mata kemudian menggunakan sihir penjerat pada saat yang bersamaan.
Icicle Lock Sei-nee dilancarkan pada kaki belakang kiri dan Mud Poolku diaktifkan pada kaki depan kirinya, menelan sekaligus monster-monster sintetis. Tubuh Garm Phantom menjadi miring ke arah pasukan di sayap kanan.
Garm Phantom menjulurkan kaki-kakinya yang bebas dan mencoba sekuat tenaga untuk keluar, tapi pasukan hit and run  di sayap kiri mencegahnya.
"Makan ini!" "Tusuk tusuk tusukkkk!" "HAaaa!"
Kaki-kakinya yang besar seperti batangan kayu itu ditebas oleh long sword Taku yang dipegang dengan kedua tangannya dan berulang kali ditusuk oleh Gantz dan yang lainnya untuk mencegahnya bangkit lagi.
"Kita juga akan ikut!"
Para tanker yang sudah pulih kembali ke garis depan dan mulai maju ke depan untuk menghancurkan boss itu bersamaan dengan seruan Kei.
Garm Phantom tidak diserbu sendirian saja. Masih terjerat, dia memanggil para kerangka tambahan dan mencurahkan dirinya pada pertahanan.
Yang menangani gangguan itu di sisi sayap kiri adalah Golem dan Chimera milik Emily-san.
Pasukan di sayap kiri menarik diri seperti sebuah gelombang dan dengan memanfaatkan pergerakannya, mereka mulai memproses para Skeleton Raider.
Aku menarik tali busurku hingga batasnya dan melakukan yang terbaik untuk mengurangi jumlah monster tambahan, tapi terlalu terlambat untuk mencegah kembalinya Garm Phantom.
"Zone Enchant——Defence."
Mereka yang telah kembali ke medan pertempuran, memelototi serigala raksasa itu. Mereka membuat kuda-kuda seperti sebelumnya agar tidak melewatkan serangan sekecil apapun, menerimanya saat serangan itu datang kembali.
"Sayap kiri, berhati-hati!"
Serigala raksasa mengenyahkan monster-monster yang menempel di kakinya dan pada saat yang sama memusnahkan mereka lalu berbalik ke sayap kiri.
"Bagian depan, serangan penuh! Curi kebencian! Ambil jarak!"
Bersama dengan instruksi itu, Mikadzuchi segera bergegas ke garis depan. Aku menembakkan sebatang anak panah dari belakangnya. Meskipun terus menebas, menusuk, menggunakan sihir dan banyak jenis serangan lainnya, kami masih tidak dapat mengubah targetnya.
Pasukan sayap kiri, Taku dan yang lainnya yang bertugas mengambil jarak, tapi langkah mereka tidak sama dan salah satu sudut terlambat.
Mengarah ke situ, si serigala raksasa mengayunkan kakinya yang kuat, melepaskan efek cahaya ungu lagi.
Jangkauannya mencapai tiga orang. Si mage, healer, dan Emily-san. Jika saat ini pasukan sayap kiri tercerai-berai, kami harus menggabungkan mereka dengan garis depan dan entah bagaimana caranya bertahan.
Sementara aku memikirkan peristiwa yang akan datang, prediksiku meleset.
"Mana mungkin aku akan membiarkanmu! —— Shock Impact!"
Untuk menyamai perpanjangan kaki-kaki bagian depan dan cakar si serigala raksasa, Taku melompat dan menyerang dengan kedua pedangnya.
Cakar dan pedang berbenturan di udara, mengakibatkan gelombang kejut di sekitar. Tiga orang yang seharusnya berada dalam jangkauan serangan Garm Phantom juga terluka.
Setelah benturan singkat itu, tubuh Taku terhempas oleh dampaknya.
Emily-san dan yang lainnya yang seharusnya menerima serangan itu memang terluka, tapi selamat.
Kebingungan, mereka tidak mundur, tapi kami jadi dapat mengubah targetnya ke depan. Akan tetapi, bar HP Taku perlahan berkurang saat dia menerima serangan itu menggantik ketiga orang tersebut.
Melihat sosok Taku yang berguling seperti boneka, aku tidak bisa mempercayainya. Perasaan semacam itu muncul dalam diriku. Dan, Taku yang kehilangan seluruh HPnya, ambruk dan tidak bangkit lagi.
"…Ta…ku? Tidak mungkin."
Aku menyunggingkan senyuman hambar.
Apakah Taku, yang selalu bersikap seakan dia selalu penuh energi itu roboh?
Berdiri di sana sampai akhir, bersikap santai. Orang semacam itu dirobohkan.
Kata yang muncul dari dasar perutku terdorong dari dalam tenggorokan, meluap keluar.

"—Taku!"
"Oww, aaa-ah, aku terhempas sangat jauh, dan mati sekali."

Taku dengan gesit bangkit kemudian berdiri sambil melemaskan otot lehernya.
Semua yang melihat saat Taku dihempaskan, menatap khawatir saat dia jatuh, tapi dia bangkit berdiri seakan tidak ada apapun yang terjadi.
Meskipun semua orang terbelalak kaget, orang yang mengalaminya malah dengan cepat tersenyum setelah bangun.
"Seperti yang kuduga, mustahil untuk menghadangnya sendirian."
"Idiot! Hal idiot apa yang sedang kau lakukan!"
Setelah orangnya sendiri berkata demikian, seluruh pasukan sayap kiri mulai mengomeli Taku habis-habisan karena bertindak gegabah. Mempertahankan posisi mereka, mereka membentuk sebuah formasi untuk melindungi Taku.
Di tengah-tengah formasi, healer menyembuhkan HP Taku.
Setelah HPnya pulih sepenuhnya, Taku menuju Mikadzuchi yang ada di depan.
"Sekalipun kau mempunyai Revival Medicine, jangan lakukan hal-hal seperti melindungi orang lain. Yah, memang berkat itu penyerang garis belakang yang seharusnya runtuh jadi selamat, jadi itu tidak masalah…"
"Yeah, untunglah seperti itu. Orang yang selamat dari kematian ini siap melayani."
Saat dia menyengir melirikku, kenapa aku repot-repot mengkhawatirkan dia? Aku mengalihkan tatapanku sambil berpikir demikian.
Juga, aku tercengang dengan kebodohanku, lupa dengan keberadaan Revival Medicine sampai saat ini.
"Baiklah kalau begitu, karena si bocah Taku di sini, itu pasti berarti dia punya ide?"
"Yah, entah apakah kita akan terus menghadapi Garm Phantom dengan resiko runtuhnya pertahanan dari serangan, atau kita melakukan pertaruhan untuk mengalahkan dia."
Taku mengatakannya dengan nada serius. Di situlah kami mengambil tindakan secepat mungkin untuk membalas serangan luar biasa Garm Phantom.
Saat Skeleton Raider dipanggil kembali dan kemudian dikalahkan, restrukturisasi pasukan dan player pun dilakukan.
Pasukan bagian depan dan sayap kanan memperkuat pertahanannya dan dari belakang mereka, para mage mulai mempersiapkan mantera-mantera tingkat besar.
Dan di pasukan sayap kiri tempat Taku bertugas yang memiliki Myu dan sepuluh player lain yang mampu menggunakan skill penghambat, aku juga ditugaskan bersama mereka.
"Strateginya sederhana. Kita akan mengincar saat Garm Phantom terhambat dan terjerat. Untuk sedikit menaikkan tingkat kesuksesan meskipun sedikit, berikan semua orang enchant pada serangannya. ——Yō."
"Zone Enchant ——Attack!"
Bersamaan dengan perkataan Taku, aku melancarkan zone enchant serangan fisik sampai titik batas sepuluh player, kemudian kami semua berbalik ke arah Garm Phantom.
Karena kami tidak memiliki tanker, kami mengulangi taktik hit and run, terus mengumpulkan cedera dan kebencian. Aku juga menembakkan panah, mendapatkan kebencian meskipun kemampuanku payah.
Berapa lama lagi ini berlangsung? Sambil berpikir demikian, aku menembakkan sebatang anak panah kemudian mundur.
Yang lainnya, pasukan di bagian depan dan sayap kanan memiliki tanker dan mage, mencoba untuk tidak ikut serta dalam pertarungan sebisa mungkin, menyerang secara pasif agar tidak terjadi perubahan target. Dengan demikian mereka tidak dirobohkan oleh serangan mematikan Garm Phantom dan mereka dapat dengan segera memusnahkan monster tambahan dengan sihir yang mereka persiapkan sambil bersabar.
"Datang! Semuanya, bentuk barisan! Bersiap untuk bertahan!"
Serangan mematikan muncul lebih cepat daripada yang diperkirakan. Cahaya efek berwarna ungu dari gerakan awal pun meluap. Saat Taku memperkirakan itu adalah sebuah serangan yang luar biasa kuat dan memanggilku, aku merapalkan mantera sekali lagi.
"Zone Enchant ——Attack."
Begitu aku memastikan enchant serangan fisik telah terpasang pada kesepuluh orang itu, aku memulihkan MP dengan MP Potion. Tidak dapat memulihkan seluruh MP dengan satu potion, aku menggunakan yang kedua.
Pada saat itulah, kaki-kaki dan cakar serigala raksasa yang berselimutkan cahaya ungu terang itu terayun.
" " "——Shock Impact!" " "
Lusinan serangan penghambat bertumpuk dengan serangan si serigala raksasa. Aku melindungi wajahku dari dampak serangan tersebut dengan lenganku.
Seakan waktu berhenti——sebuah peristiwa yang tiba-tiba.
Saat lusinan penghadang bertahan melawan serangan itu, sebuah senjata remuk.
Shock Impact ada sebuah Art yang secara berlebihan menghabiskan daya tahan senjata dan sepertinya sebuah senjata telah rusak. Merasakan firasat kegagalan, keringat dingin mengalir menuruni punggungku.
Akan tetapi, orang yang senjatanya hancur itu tidaklah terhempas seperti Taku, malahan mereka mendarat di tanah di bawahnya tepat setelah jatuh bebas.
Sebuah pemandangan terlihat di sini.
Kali ini saat berbenturan, serigala raksasa itu ditangkis dan kami berhasil menggoyahkan postur tubuhnya.
Di bagian depan serigala yang dihalau itu, sihir yang sudah dipersiapkan dilepaskan oleh pasukan garis depan dan pasukan sayap kanan. Sebuah serangan yang diulangi beberapa kali pada boss ini. Dan sampai pada akhirnya, semua orang bertindak dengan tepat dan tidak membiarkan diri mereka lengah.
"GYArrruruuuu——"
Memperdengarkan suara jeritan bagaikan lengkingan kematian, Garm Phantom melompat dari tengah-tengah rentetan sihir dan menyerbu mendatangi kami. Pada akhirnya, dia ingin membawa serta meskipun hanya satu orang dengannya. Akan tetapi, karena itulah si serigala raksasa tersebut melonggarkan kewaspadaannya.
"Magic Sword ——Sol Ray."
"Element Enchant ——Weapon. Enchant ——Intelligence."

Dari antara banyak player yang berfokus untuk menghindar, Myu melompat sendirian ke depan Garm Phantom.
Mengacungkan pedangnya ke arah dahi si serigala.
Pedang yang bercahaya keperakan itu terbungkus sinar dan bilahnya memanjang beberpa sentimeter. Juga, setelah jeda waktu Enchant telah berakhir, aku semakin memperkuatnya.
Aku menggunakan sebuah Elemental Stone cahaya untuk memberikan enchant elemen cahaya dan juga menaikkan kekuatan dasar serangan sihirnya.
Pedang Myu semakin bercahaya, meninggalkan sebuah efek pendaran cahaya putih.
"AYOOOoOOoo!!"
Menghentakkan kaki ke tanah, seakan berpapasan satu sama lain, Myu bergerak ke kepala si serigala raksasa dan menebas lehernya. Pergerakan mereka berdua terhenti dan pedang itu tetap tertancap di leher si boss.
Si serigala raksasa itu mengayunkan kakinya sementara Myu berada dalam jangkauan serangan langsung jarak dekat. Myu tidak melepaskan senjata itu, malahan dia mendorong pedang yang menusuk leher itu semakin dalam——

"——Release."

Cahaya meluap dari ujung pedang yang tertancap itu. Menembus melewati bagian yang terbenam, cahaya keluar dari bagian lain leher tersebut. Pergerakan serigala raksasa itu terhenti sepenuhnya.
Magic Sword adalah sebuah Art yang menampung sihir yang tersedia dalam dirinya sendiri. Art itu memberi pedang sebuah bonus dengan elemen yang berhubungan dan mengaktifkan sihir yang terkandung di dalamnya dengan kata kunci Release.
Setelah menarik pedang dari leher serigala raksasa itu, Myu kembali dengan sempoyongan.
Meskipun ekspresinya terlihat lelah karena ketegangan, dia terlihat cukup puas.
"Serangan penghabisan, diterima."
"Ya ampun, jangan lakukan hal-hal yang berbahaya. Kita akan menang meski tanpa seperti itu."
Aku menangkap Myu yang terjatuh dan meyambutnta sambil menghela napas.
Bersama dengan Myu yang telah membalikkan badan, kami memandangi si serigala raksasa.
Setelah HP Garm Phantom terkuras, pupil matanya tidak lagi berwarna merah. Sebagai gantinya, pupil tersebut berubah menjadi bewarna biru cerah dan dia duduk sambil melihat ke arah kami.
Dia tidak terliaht seperti sesosok makhluk dengan kecerdasaan monster, tapi lebih seperti sebuah keberadaan dengan tingkat kecerdasan selevel NPC yang memiliki kepribadian virtual.