DRAMA DI PERTEMPURAN KOTA UL
(Translator : Dhien Ijoyen  Editor :Hirosuke Nagato)

(Apa ini... APA-APAAN INI!!)
Kerumunan besar demonic beast datang menyerang dari sisi pinggir kota Ul. Parit dadakan yang dibuat, pria itu, Shimizu Yukitoshi, yang mati-matian menenangkan tubuhnya yang gemetaran sambil membuat sebuah pelindung dengan histeris, hanya dapat menggumamkan bibirnya seolah tidak percaya dengan pemandangan mengerikan yang terjadi di depannya. Sebuah tontonan yang tidak dapat dipercaya dan tidak ingin dipercayainya, dia berulang kali mengumpat dengan kata-kata yang tidak dapat keluar dari mulutnya.
Itu benar, orang di balik kerumunan besar demonic beast itu tidak salah lagi adalah murid Aiko yang menghilang, Shimizu Yukitoshi. Dengan kontrak yang dia buat dengan orang tertentu, dia berencana untuk menjebak Aiko dan yang lainnya dalam rencana pembantaian di kota Ul. Akan tetapi, para warga kota yang dia kira akan mudah dihancurkan rupanya masih tersisa dan tidak sedikit yang terluka oleh penyergapan yang secara diam-diam dan mematikan itu. Sepertinya, semua hal yang terjadi sekarang bagaikan sebuah gambaran neraka baginya.
DOuRURURURURURURURURU!!!
DOuRURURURURURURURURU!!!
Terdapat suara yang aneh menggema di medan pertempuran, beberapa kilatan cahaya bersama dengan niat membunuh melintas di udara. Kilatan itu mencapai targetnya tanpa membiarkannya berkedip sedikitpun. Tidak peduli seberapa kuatnya sepsies deminic beast yang mengaum dan membuat tanah bergetar, mereka berubah menjadi bongkahan daging dalam sekejap tanpa sempat mengelak. 12.000 kematian/menit membuatnya menjadi sebuah 'tembok' yang tak mengenal belas kasih sambil mereka mendekati dan menembak target mereka dengan ucapan yang dingin "Satu peluru, satu mayat" sambil mereka berjalan melewati puluhan demonic beast di belakang mereka.
Para demonic beast yang tertembak mengabaikan hukum inersia, di mana mereka meledak dan terjatuh di tempat nereka berdiri. Para demonic beast dengan segera menyelamatkan diri ke samping kanan dan kiri untuk menghindari kematian. untuk kedua kalinya seperti menggunakan kipas lipat. Rentetan tembakan pun dikeluarkan dan mereka mendekati para demonic beast bagaikan sebuah benteng. Dalam sekejap mata, gunungan mayat dan sungai darah pun terbuat.
Di tambah, di sebelah kiri Hajime adalah Shia dengan Orkan di pundaknya dan berteriak, "Terbanglah sesuai yang kau inginkan~", sambil menekan pelatuknya. Terdengar suara Pashu bersamaan dengan meluncurnya sebuah roket.
Berkebalikan dengan suara konyol tersebut, ujung missile yang terbang ke tengah kerumunan demonic beast meninggalkan jejak berupa percikan-percikan api dan kemudian menyebabkan sebuah ledakan besar lalu menghempaskan para demonic beast dalam radius sepuluh meter. Tubuh para demonic beast yang terkena ledakan secara langsung tercerai berai sementara gelombang ledakannya merusak tulang dan organ dalam para demonic beast di sekitar. Terlebih, para demonic beast yang sudah tidak mampu untuk berdiri kembali terinjak-injak dan hancur sampai mati.
Meskipun Shia telah menghabiskan semua amunisinya, Shia mengisi ulangnya kembali dengan tumpukan missil yang berada di samping Hajime kemudian sukses menembakkannya kembali.
Roket-roket tersebut meledak di atas para demonic beast bagaikan sebuah granat, dan beberapa api yang terang membara tersebar ke bawahnya. Seperti sebuah granat pembakar, cairan seperti aspal dengan suhu 3000°C yang terbuat dari metrial kristal api dan berhamburan ke bawah bagaikan hujan yang menghujani para demonic beast dan mengubahnya menjadi abu. Mereka berteriak dan menggeliat bersamaan dengan api membara yang merambat menelan para demonic beast di sekitar. Jika dibandingkan dengan jumlah demonic beast yang meledak dengan yang berubah menjadi abu, di area sekitar Shia berada maka perbandingannya ada 2:1.
Tio ditempatkan di samping kanan Shia. Tangannya yang dibentangkan mengeluarkan aura hitam yang membakar udara di sekeliling sejak beberapa saat yang lalu. Itu adalah nafas yang dikeluarkan dari wujud naganya. Sepertinya, ia dapat mengeluarkannya meskipun dalam wujud manusia. Api hitam yang dapat menekan kekuatan penuh Hajime, pertahanan mereka pun buyar dan dengan segera menembus kerumunan besar yang ada di belakang dan membantainya. Dengan menggerakkan tangannya secara Horizontal, Tio dapat menggerakkan apinya mengikuti lengannya dan membunuh mereka semua.
Setelah pemboman telah selesai, tak ada yang tersisa kecuali tanah yang melengkung. Sebagai efeknya, hal itu membuatnya sangat lelahan. Bahu Tio melemas dan tubuhnya bergetar. Akan tetapi, ia dengan segera meluruskan badannya dan mencium cincin di jarinya. Ia menyerap kekuatan sihir dari dalam cincin batu kristal sihir yang diterimanya dari Hajime. Karena serangan nafas itu, pasukan depan demonic beast di area tempat Tio berada pun telah diratakan, dan hal itu mempermudah Tio dan membuatnya bisa menggunakan sihir dengan tingkat konsumsi kekuatan yang lebih sedikit.
"Angin yang berhembus dengan liar, arus yang terbakar dalam kemerah pekatan, BADAI API DUNIA."
Untuk menekan tingkat penggunaan kekuatan sihirnya, ia pun merapalkan mantra dan meningkatkan konsentrasinya. Selanjutnya sebuah tornado berapi pun dilepaskan. Besarnya sama dengan tornado berukuran F4 di bumi. Api yang berputar-putar dengan diameter 10m itu berjalan maju menuju kerumunan para demonic beast dan membuat mereka yang di sekitarnya terhempaskan. Demonic beast yang terhempas ke udara tidak dapat melakukan perlawanan dan terhisap masuk ke dalam pusaran api. Selanjutnya, tornado berapi itu mengeluarkan abu yang bertebaran bagaikan salju berwarna abu-abu. Tornado yang mengubah semuanya menjadi abu itu menginjak-injak medan pertempuran tanpa dapat ditahan.
(Editor : tornado F4 adalah tornado yang memiliki kecepatan angin 333-418 km/h)
Kekuatan penghancur Yue di sisi kanan Hajime melebihi mereka. Meskipun Hajime dan yang lainnya lah yang memulai serangan, Yue masih diam di tempat sambil menutup matanya. Para demonic beast yang menyadari bahwa serangan di sisi kanan lebih kecil, berkumpul di sana untuk menyelamatkan diri dari badai kehancuran dan menyerang dari sayap kanan. Para demonic beast yang berlari ramai datang menyerbu. Saat itu, jarak mereka sekitar 500 meter. Yue membuka matanya dan mengangkat tangan kanannya dengan perlahan, dan dengan 2 kata yang ia bisikan, ia mengucapkan sebuah nama sihir yang kuat seolah memberitahukannya pada dunia.
"Threat Destroyer" ( Ancaman sang Penghancur)
Itu adalah pemicu untuk mengaktifkan sihir Kekuatan Dewa (Age of God). Itu adalah sihir yang diberikan oleh Miledi Raisen merupakan salah satu sihir yang menentang hukum alam, 'memanipulasi gravitasi'. Untuk seorang putri vampir yang memiliki bakat alami dalam sihir, ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengkontrol kekuatan sihirnya dan memperbaiki gambaran sihir itu,  karena itu adalah sihir sulit yang tidak dapat ia rapalkan dengan begitu saja.
Bersamaan dengan rapalan mantra Yue, sebuah bola hitam besar yang berputar itu sama seperti saat mereka melawan Naga Hitam muncul di atas para demonic beast yang mendekat. Akan tetapi, ada perbedaan di mana bentuknya terlihat berubah. Bola itu menjadi semakin mengecil dan memipih sampai panjangnya menjadi 500 meter persegi di atas para demonic beast.
Lalu yang terjadi kemudian, bisa dibilang bahwa para demonic beast itu telah 'dibinasakan dari dunia ini'. Kenyataannya, para penduduk kota yang melihat Hajime dari belakang tembok terheran-heran melihat apa yang dilakukan Hajime dan party-nya seperti sedang mempermainkan para demonic beast; ya, tidak ada sebutan lain yang pantas.
Kenyataan yang mereka lihat membuatnya seperti sebuah hal yang gampang. Langit-langit gelap menjatuhi para demonic beast, mereka pun tenggelam ke dalam tanah bersama dengannya, dan sebuah kawah/cekungan di tanah dengan kedalaman 10meter dan lebar 500 meter pun terbentuk. Para demonic beast yang berkumpul dan menyerang tidak dapat memahami apa yang terjadi selagi seluruh tubuh mereka terhancurkan dan menjadi noda di dasar tanah. Dari sudut pandang yang lain, tempat itu menjadi seperti tempat pembuangan mayat demonic beast. Hanyda dengan sebuah serangan dari Yue sendiri, kira-kira 2000 demonic beast telah terbunuh dalam sekejap, ketidak beruntungan mereka membuat mereka hancur berkeping-keping dengan isi perut mereka yang berhamburan dengan menghunakan teknik yang telah kelewat batasan ini.
Demonic beast yang berikutnya jatuh satu persatu ke dalam lubang besar di tanah yang lenyap dengan tiba-tiba. Tidak dapat meredam momentum mereka, mereka pun terdorong dari belakang. Dalam sekejap mata, beberapa ribu demonic beast pun jatuh ke dalam lubang raksasa. Yue sekali lagi memanipulasi gravitasi dengan menggunakan kristal batu sihir di cincinnya. Mayat para demonic beast pun saling bertumpuk satu sama lain.
Angin yang berhembus membawa bau darah para demonic beast yang terbunuh ke dalam kota. Bau sekuat itu membuat para penduduk satu persatu tidak dapat menahan rasa mual mereka, meskipun begitu warga kota tetap membuat kegemparan karena kekuatan luar biasa Hajime dan party-nya yang dapat mempermainkan deminic beast. WAaAAA---, seruan kegembiraan terdengar di seluruh penjuru kota.
Para pemimpin dan penjaga kota dibuat tertegun ketika melihat kekuatan Hajime dan party-nya untuk pertama kalinya. Para murid yang melihat kekuatan itu sekali lagi merasakan perbedaan di antara mereka sambil menunjukkan ekspresi wajah yang bercampur aduk. Pada mulanya, mereka memcoba untuk melindungi warga kota dari para demonic beast, setidaknya mereka pernah menolak untuk melindungi di lokasi yang sama seperti para penduduk dimana mereka hanya dapat memandang punggung orang yang dulu mereka anggap tidak becus. Itulah kenapa pemikiran mereka menjadi rumit.
Sementara Aiko hanya memfokuskan diri untuk berdoa,. Untuk keselamat Hajime dan kelompoknya. Di saat yang bersamaan, ekspresinya berubah karena pandangan warga kota tentang dirinya yang tidak dapat diubah lagi. Dengan medan pertempuran mengerikan yang ada di depannya, hal yang berlawanan dengan sikap manisnya menyentuh hati para penduduk.
Dalam waktu yang tidak lama, jumlah para demonic beast benar-benar berkurang jauh dan tanah utara yang tertutupi dengan kerumunan kini dapat terlihat kembali, dan Tio pun akhirnya rubuh juga. Karena energi sihir di cincinnya telah habis, dia pun rubuh karena energi sihirnya telah terkuras habis juga.
"Muu, aku akan beristirahat... sudah tidak ada lagi api yang bisa kubuat...maaf."
Selagi dia rubuh dalam posisi bersujud, hanya wajahnya yang menoleh ke Hajime dengan pandangan meminta maaf dan parasnya berubah dari pucat menjadi benar-benar pucat. Secara teknis, penggunaan kekuatan sihirnya yang berlebihan dapat membawanya pada kematian.
"...Itu sudah cukup. Sepertinya kamu bukan hanya orang mesum. Serahkan sisanya padaku dan beristirahatlah."
"...Diperlakukan dengan begitu lembut oleh Master... meskipun kupikir aku bakal dimarahi... Tidak, pasti setelah ini kamu akan mencercaku kan... bolehkah aku mengharapkannya?"
"Mati saja kau."
Dengan wajah sepeeti orang mati yang telah dikuras darahnya, tubuh Tio mulai bergetar oleh kata-kata Hajime. Ekspresinya menunjukkan kepuasannya. Hajime melihatnya seperti melihat sesuatu yang menjijihkan dan mendecakkan lidahnya, kemudian dia kembali menoleh ke kerumunan demonic beast.
Sekarang jumlah mereka telah berkurang sekitar 80-90%. Jika mengingat betapa besarnya kerumanan itu di awal, kerusakan yang ditimbulkan bisa disebut sebagai pembantaian massal. Akan tetapi, para demonic beast itu masih melakukan serangan yang nekat. Lebih tepatnya, ada beberapa demonic beast yang terlihat seperti memberikan perintah. Para demonic beast normal pun mematuhinya dengan sepenuh hati, mengikuti perintah dari para pemimlin yang berbeda spesies dan mereka menyerang dengan kebingungan. Hajime dapat menyadari hal tersebut karena jumlah mereka telah menurun.
Dengan mengasumsikan bahwa Shimkzu Yukitoshi lah dalang dibalik semua ini, meskipun dia berbuat licik, kenyataannya, Hakime curiga dengan bagaimana dia bisa mencuci otak kerumunan beast sebesar itu sebagaimana dia mencuci otak Tio. Tetapi, tidak semua dari puluhan ribu demonic beast itu benar-benar dicuci otak, dengan mencuci otak pemimpin dari berbagai spesies, dia membuat para bawahannya untuk mengikuti pemimpinnya. Hal itu cukup efisien. Namu, masih ada keraguan bagaimana caranya untuk mengumpulkan jumlah sebesar itu dalam waktu yang relatif singkat ini...
Untuk sekarang, dia akan mengesampingkan pemikiran itu dulu. Karena pergerakan pemimpinnya yang monoton dan lambat, meskipun dia dapat bergerak bebas sepanjang para demonic beast yang terus menuruti perintah ceroboh dari para pemimpinnya, tetapi akan lebih baik jika dia segera membunuh pemimpinnya dengan cepat. Jika dia melakukan itu, maka para demonic beast yang percaya dengan insting mereka akan lari ke pegunungan utara karena perbedaan kekuatan mereka yang telah terukirkan ditubuh mereka.
Hajime memandang ke senjata pemusnah di tangannya, Matherai. Terlihat dua asap mengepul darinya dan sepertinya dia tidak memiliki cukup waktu untuk mendinginkannya. Jika dia terus menyerang Dengan itu, kemungkinan itu akan membuat rusak dan hancur. Tentu saja ada kemungkinan untuk memperbaikinya, tetapi dia tidak dapat melakukannya dengan cepat karena itu adalah benda yang dibuat dengan kehati-hatian. Dibutuhkan waktu untuk membuatnya dengan teliti. Itulah kenapa, karena akan merepotkan pada nantinya, dia mencoba untuk menggunakan cara penyerangan yang lain.
"Yue, seberapa banyak sisa kekuatan sihirmu?"
"... Nn,hanya dua kristal batu sihir yang tersisa... penggunaan sihir gravitasi memerlukan energi lebih daripada yang kuduga. Aku butuh lebih banyak berlatih untuk mengontrolnya."
"No no, bukannya kau baru membunuh sekitar 20.000 sendirian? Itu lebih dari cukup. Aku akan mengurus sisanya. Tolong bantu aku."
"Nnh."
Meskipun Hajime hanya sedikit berbicara, Yue dengan segera mengangguk memahaminya dan membantunya. Mereka terlihat kompak. Puas dengan hal itu, Hajime pun berbicara pada Shia.
"Shia, apa kau sadar perbedaan para demonic beast?"
"Ya, demonic beast yang dimanipulasi bersikap seperti Tio pada waktu itu dan terlihat seperti telah diperlemah bukan?"
"Diperlemah... yap, itu mungkin benar. Kemungkinan, para demonic beast yang terlihat seperti Tio itu adalah pemimpin grupnya. Yang lainnya akan langsung kabur begitu kita membunuhnya."
"Begitu... karena amunisiku sudah habis, aku akan membunuh mereka secara langsung."
"... Ah, aa. Bagaimana aku harus mengatakannya, kau terlihat lebih tegas sekarang..."
"Tentu saja. Jika itu demi keberlangsungan kita bersama."
Hajime membalasnya dengan senyum lembut yang di paksakan ke Shia yang sedang tersenyum. Namun, dia mengencangkan ekspresinya sambil menaruh Matherai ke dalam Treasure Box dan mengambil Donner Schlag. Di saat yang bersamaan, Shia menyingkirkan Orkan yang digunakannya dan mengambil Doryukken di punggungnya.

Jumlah pemimpin para demonic beast sekitar 100 orang. Mungkin, karena serangan bunuh diri, mereka kehilangan kepercayaan para anak buahnya dan membuat beberapa dari mereka kabur melarikan diri.
Serangan dari Matherai dan Orkan, silanjutkan dengan sihir Tio, mungkin dapat membuat para demonic beast putus asa dan dipukul mundur.
""THUNDER DRAGON""
Tiba-tiba seekor naga petir membuat sebuah petir yang dahsyat diiringi dengan suaranya yang menggelegar muncul dari langit yang diselimuti oleh awan hitam, dan itu menghantam garis depan musuh dimulai dari sisi kanan ke sisi kiri. Naga emas itu membuka mulutnya, dan melihat gerombolan demonic beast yang terbantai dan melompat dengan sendirinya, sekali lagi mereka mencoba untuk mundur. Di saat itu, Hajime dan Shia menyerang ke kerumunan.
DOPANh! DOPANh! DOPANh! DOPANh! DOPANh! DOPANh!
Hajime menggunakan 'Ground Shrinker' sambil menerjang maju dan berhasil menembakkan Donner Schlag. Matanya dapat menemukan celah diantara kerumunan, dia pun menembakkan peluru kematian dan berhasil mencapai targetnya melalui celah itu dengan mengenai tepat ke titik vitalnya tanpa belas kasihan.
Tanpa sekalipun menoleh ke demonic beast yang ada di garis depan, entah mengapa hanya para pemimpin yang ada di belakang yang meledak secara misterius satu persatu yang membuat para demonic beast di sekitarnya berhenti. Kemudian, sebuah bayangan muncul di atas salah satu demonic beast. Dengan segera, dia pun menoleh ke atas dan melihat seorang gadis dengan telinga kelincinya yang berkibar membawa sebuah gada besar jatuh dari langit dan sampai ke lokasi.
Gadis itu adalah Shia, ia melangkah di atas kepala demonic beast dan melompat di atas keramaian seperti seekor kelinci. Kepala demoniic beast terakhir yang diinjaknya hancur saelagi ia melompat dengan anggunnya dan ia pun kemudian terbang ke udara dengan menggunakan sihir gravitasi untuk meringankan berat badannya.
Selanjutnya, saat ia mencapai titik tertinggi, ia menaikkan berat badannya beberapa kali lipat sekaligus dan jatuh dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Yang menjadi targetnya tentu saja lokasi di mana para pemimpin sedang berkumpul. Kecepatannya saat terjatuh dipercepat dengan gaya dorong dari ledakan yang dihasilkan oleh Doryukken-nya, dan ia menggunakan jurus penguat tubuh sampai pada batasnya untuk menghasilkan daya hancur yang terbaik. Lalu, palu yang bisa disebut sebagai reinkarnasi kehancuran itu jatuh tanpa kehilangan momentumnya sedikitpun.
"RYAaAAAA!!!"
DOoGAaAAAA!!!
Serangan yang diiringin dengan teriakan yang manis itu bagaikan sebuah meteorit. Pemimpin demonic beast type Brutal yang menerima langsung serangan itu mati seketika dengan kepalanya yang terbentur ke tanah hancur dan membuat daging dan darahnya bertebaran. Daging dan darah yang berceceran di tanah dan juga batu yang terhempaskan itu menjadi pupuk yang akan menyuburkan tanah. Selanjutnya, takdir yang sama menimpa para dmonic beast di sekelilingnya juga. Daya hancur Doryukken yang luar biasa itu membuat tanah dan beberapa batu berterbangan bagaikan sebuah peluru dan mencabik-cabik daging para demonic beast seperti yang terjadi sebelumnya.
Shia ada di dalam kawah yang ia buat sendiri dan ia membuat reaksi dari ledakan Doryukken yang menancap di tanah untuk bergerak dengan cepat ke arah para demonic beast dan menyerang setiap pemimpin mereka sekali lagi.
Seperti yang diduga, ia tidak senaif itu untuk berbelas kasihan membiarkan demonic beast yang bertindak sewenang-wenang itu, dan Shia pun membuat mereka menjadi gunungan daging. Shia menggunakan trik yang dipasang dalam Doryukken untuk memanjangkan pegangannya lebih dari satu meter dan menggunakan daya ledaknya untuk melakukan putaran berkecepatan tinggi seperti sebuah gangsing. Selanjutnya, Doryukken yang memiliki gaya terjang yang cukup kuat itu menghantam para demonic beast yang mendekat.
Tak terhitung berapa jumlah brutal yang berterbangan akibat sapuan Shia. Gadis dengan penampilan lembut itu dengan mudah menghempaskan para demonic beast yang lebih besar darinya seperti sebuah bola pingpong. Penampilannya saat itu terlihat lucu. Shia mengembalikan keseimbangan tubuhnya dari daya putaran itu dan terlihat kesal saat mengetahui bahwa pemimpinnya telah mati terlebih dahulu akibat tertabrak oleh brutal yang dihempaskannya.
Lalu, di saat itu, telinga kelincinya menangkap sebuah suara sesuatu yang mendekat dari belakangnya dengan kecepatan tinggi. Tanpa terlihat panik, Shia memilih waktu yang tepat untuk memutar tubuhnya dan menggunakan Doryukken untuk mencegah serangan kejutan itu. Tapi, sosok makhluk yang baru datang itu adalah demonic beast dengan bulu hitam, empat mata berwarna merah ruby, dan terlihat seperti seekor serigala, dan dia telah menduga serangan Shia sambil memperlambat lanjunya dan menghindar dengan indahnya.
Jika mereka adalah demonic beast biasa, normalnya mereka akan terus menyerang dan mati dengan seketika terkena ayunan gada Shia. Kenyataannya, Shia juga memikirkan hal yang sama sambil mengkonsentrasikan jurus penguat tubuhnya pada kakinya, dan segera menang dengan menyerang mereka ka terlebih dahulu.
Akan tetapi, dugaan Shia salah. Entah bagaimana serigala bermata empat itu tidak melompat ke Shia yang menggunakan Doryukken-nya untuk memukul dengan sekuat tenaga. Tentu saja serigala-serigala itu tidak akan mampu menandingi jurus penguat tubuh Shia. Tetapi, karena ia dikejutkan oleh hal tak terduga itu, gerakannya pun berhenti untuk sesaat.
Dengan demikian, serigala hitam bermata empat itu pun memiliki waktu yang cukup. Di waktu yang tepat, serigala yang lainnya pun ikut mendekat sambil membuka mulutnya yang dipenuhi dengan taring tajam dari belakang Shia. Shia membelalakkan matanya dan dengan segera menghentikan jurus penguat tubuh yang terkonsentrasi pada kakinya menuju ke sekujur tubuhnya. Itu karena ia bersiap untuk menerima serangan.
Di saat taring-taring tajam itu hampir menancap di tubuhnya, sesuatu muncul di antara Shia dan para serigala. Dengan panjang sekitar 60cm dan lebar 40cm, itu adalah sebuah salib metalik yang bagian tengahnya seperti sebuah perisai bundar. Salib itu mencegah mulut para demonic beast untuk menggigit Shia.
Gari Gari, suaranya bergema dan para demonic beast dengan bersusah payah berusaha untuk menghalau benda asing yang meloncat dengan tiba-tiba itu, tetapi salib yang memancarkan cahaya merah padam itu tidaklah gentar sama sekali. Di detik berikutnya, rahang demonic itu terhantam dengan diiringi suara raungan.
(Editor : "Gari Gari" suara gesekkan gigi dengan gigi seperti orang yang sedang marah)
"GUuRUaAA!!!"
Salib itu kemudian dengan tanpa suara menerjang ke arah demonic beast yang meraung dan mengheliat kesakitan itu dan membuat sebuah peluru menembus kepalanya dengan diiringi suara raungan lainnya. Sebagai tambahan,
ZUDONh!!
Mendengar suara tembakan, Shia mengeratkan pegangannya ke Doryukken. Shia berbalik memandang serigala bermata empat itu yang menghalangi jalannya untuk sementara lalu badan dan kepala mereka pun tertembak seolah mereka dihancurkan oleh 2 salib lain yang melayang di tengah udara.
"Shia, jangan pernah lengah. Di antara para demonic beast pun ada beberapa yang memiliki pergerakan yang benar-benar berbeda. Musuh kita bukan hanya mereka yang dicuci otak ataupun para bawahannya. Bawalah 3 Cross Bits ini bersamamu. Bunuh 27 dari mereka yang ada di sebelah kanan. Yue dapat menahan garis depan mereka selama lima menit."
Shia pun akhirnya sadar bahwa ia telah selamat dari keadaan genting dan menerima teguran dari Hajime. Hah, Shia yang mendapatkan kesadarannya kembali pun meregangkan badannya dan mencoba menjawab melalui batu telepati yang ada di ikat lehernya (Shia tidak pernah menganggap itu sebagai kerah baju).
"Roger! Terima kasih banyak. Aku selamat!"
"Ou, hati-hati."
"... Fufu, akhir-akhir ini, sikap Hajime terasa jauh lebih lembut. Cuma selangkah lagi sebelum itu semua benar-benar jadi kenyataan!"
Menyadari bahwa komunikasi dengan Hajime telah terputus, Shia bergumam kepada dirinya sendiri sambil tersenyum karena Cross Bits yang mengelilinginya seolah menjadi pelindungnya. Selanjutnya, ia menyiapkan mentalnya dan mempersiapkan Doryukkennya, kemudian ia bergegas untuk membunuh para pemimpin pasukan musuh yang memiliki warna bulu berbeda dibandingkan demonic beast yang lainnya.
"Fuu, seperti biasa, ia selalu terlibat dalam masalah, dasar..."
Sambil bergumam, Hajime membantai demonic beast yang tersisa dengan kekuatan yang luar biasa. Terdapat 4 salib yang terbang mengelilingi Hajime.
"Cross Bits" adalah nama yang diberikan Hajime kepada salib-salib terbang itu, mereka terbang dengan prinsip yang sama seperti PPTB hanya saja mereka berspesialis dalam hal menyerang. Di dalamnya telah terisi peluru pistol dan senapan, mereka dioperasikan menggunakan gelang yang dipasangi dengan dengan 7 buah batu induksi. Terlebih, permukaan mereka dilapisi dengan mineral yang dimantrai dengan vajra yang dibuat oleh Sihir Pembentukkan, jadi mereka dapat menjadi sebuah perisai kuat seolah mengeluarkan reaksi dari batu induksi itu.
Hajime yang menggunakan Pistol=Kata sesukanya sambil mengontrol Cross Bits di saat yang bersamaan, serangan tanpa henti terus dilancarkannya tanpa memberikan ruang sedikitpun bagi mereka untuk lolos. Sudah 40 pemimpin demonic beast yang tewas dan ada juga demonic beast yang mulai lolos dari 'preassure' miliknya yang luar biasa.
Kemudian, sesosok bayangan manusia yang meneriakkan sesuatu kepada para demonic beast di kejauhan terlihat oleh Hajime. Karena dia hanya mengeluarkan kepalanya dari tanah tempatnya bersembunyi, untuk sesaat Hajime pikir itu adalah kepala demonic beast yang terpenggal, tetapi kemudian Hajime menghunakan 'Farsight' atau penglihatan jarak jauh miliknya dan melihatnya bergerak. Kepala itu ditutupi oleh jubah hitam.
Pria berjubah hitam itu/Shimizu, mengeluarkan umpatan-umpatan kepada para demonic beast yang kabur membuatnya terlihat seperti anak kecil, kemudian dia mulai membacakan sesuatu sambil memegang tongkat artifak yang diterimanya di ibukota kerajaan. Tentu saja, karena tidak ada kewajiban untuk menungu sampai ia selesai membaca mantranya, Hajime menembakkan Donner dan membuat tongkatnya terbang melayang ke udara. Sebagai akibatnya Shimizu pun terpental dan pingsan ke dalam lubang di dalam tanah.
Meskipun dia tidak tahu apa yang Shimizu coba lakukan, serigala hitam bermata empat yang dengan sabar menunggu Hajime di tengah keramaian pun meloncat secara serempak. Seperti yang diduga, mereka memiliki kemampuan koordinasi yang baik tidak seperti demonic beast yang lainnya. Hal itu membuatnya teringat akan setigala berekor dua yang pernah dilawannya waktu itu.
Sebenarnya, Hajime pikir mereka akan menjadi lawan yang cocok jika mereka melawan serigala berekor dua. Meskipun mereka tidak memiliki sihir untuk memanipulasi petir dan memiliki daya serang yang lebih rendah, terkadang mereka dapat menghindari serangan Hajime seolah mereka tahu akan hal itu, jadi sihir khusus mereka pastilah berkaitan dengan sesuatu yang berhubungan dengan sebuah prediksi. Selanjutnya, kekompakan mereka membuat mereka setara dengan serigala berekor dua... dengan kata lain, bukan hal yang aneh jika mereka juga berasal dari Jurang dengan kedalaman yang sama.
Kenapa demonic beast seperti itu ada di sini?, meskipun ada keraguan, dia sedang menerima serangan, jadi pemikiran seperti itu tidaklah penting sekarang. Hajime untuk sementara mengalihkan perhatiannya dari untuk mengalahkan para pemimpin menjadi fokus untuk mengalahkan 12 serigala hitam bermata empat.
Depan, belakang, kiri, kanan, terlebih ada juga yang mulai menyerang dari atas jadi dia pun memutarkan tubuhnya seperti gasing dan berhasil menembakkan donner-schlag. Mereka menggunakan 'Prediction' untuk menghindari lajur peluru dan Hajime pun juga ikut menggunakan 'Prediction' untuk menebak ke arah mana mereka akan bergerak selanjutnya. Meskipun begitu, dia terkejut karena masih ada beberapa yang berhasil menghindarinya juga. Sama seperti serigala berekor dua, mereka juga pasti memiliki cara berkomunikasi seperti telepati ke sesamanya, dan mungkin juga ada dari mereka yang bertugas sebagai pengawas.
Menghindari serangan Hajime, serigala hitam itu berhasil melompat dari belakang karena celah kecil di saat Hajime mengisi pelurunya di udara, kemudian salah satu Cross Bitsnya pun mengembang seperti sebuah mahkota bunga dan menghempaskannya. Dengan menggunakan demonic beast sebagai batu loncatannya, serigala yang lain pun ikut melompat menyerang, dan Cross Bit pun dengan segera berubah menjadi perisai untuk menahan serangan itu, kemudian Hajime pun menembakkan shotgun dari siku tangan palsunya.
Di dalam hujan darah dan daging yang berhamburan, 2 Coss Bit mengkonsentrasikan rentetan tembakan ke salah satu pojok para serigala yang mengepung. Ketika kepungan tersebut terbuka secara paksa, dia menyelinap menggunakan 'Ground Shrinker' dan menembak mati para serigala dari belakang diikuri dengan Donner-Schlag yang membunuh 2 serigala lainnya karena pelurunya telah selesai terisi.
Lalu, ada juga yang merelakan tubuhnya dari awal untuk dilemparkan menyerang Hajime seolah melompat dengan sendirinya. Hajime pun menghindar ke samping, menembak bagian bawah demonic beast yang terbang ke arahnya dan menghempaskan seigala bermata empat yang mencoba menyergap dari belakangnya. Menggunakan pendekatan yang pasif, Hajime pun berdiri dan telah ada serigala yang membuka mulutnya di atasnya seolah telah menunggu saat-saat ini yang kemudian dia mencoba untuk mencabik-cabik Hajime dengan taringnya. Itu adalah waktu yang sangat pas. Jika dilihat dari pinggir, pasti hal itu terlihat seolah demonic beast itu telah melahap tubuh Hajime.
Akan tetapi, sosok Hajime saat itu tiba-tiba terlihat seperti lenyap dengan perlahan  dan mulut serigala itu pun hanya gachin!, mengeluarkan suara seperti itu karena menggigit udara kosong. Tanpa pernah diketahui oleh mereka, tubuh Hajime telah selangkah lebih maju. Hajime menembak menembus perut serigala yang baru dilaluinya.
Terlebih, serigala lainnya ikut melompat menyerang Hajime, tetapi hal yang seperti sebelumnya terjadi, mereka selangkah lebih lambat untuk menyerang titik di mana Hajime berada. Setiap hal itu terjadi, Hajime menembak dan menghempaskan mereka.
Serigala hitam bermata empat itu seperti tidak yakin dengan penglihatan mereka dan deretan kejadian pun terjadi seperti demikian. Itu adalah skill turunan dari 'Sign Interception' yaitu 'Phantom Step'. Efeknya adalah disaat ia menghilangkan keberadaannya, dia akan meninggalkan keberadaannya di titik tertentu sebelum menghilangkannya dalam beberapa detik. Karena lokasi asli tubuhnya telah dihilangkan, maka lokasinya akan disalah artikan berada di titik sebelumnya.
Tentu saja karena dia hanya mengubah keberadaannya, akan cukup mudah untuk menyadari jika ada seseorang yang mengawasinya. Tetapi, di sebuah pertarungan di mana sedetikpun yang sangat berharga dapat menentukan kemenangan atau kekalahan, akan sulit bagi mereka untuk tidak dibingungkan. Keberhasilannya semakin meningkat jika musuhnya benar-benar sangat sensitif dengan hawa keberadaan.
Biasanya, Hajime menggunakan 'Light Speed' untuk mengontrol Cross Bitnya, jadi tidak peduli apakah para serigala itu memiliki kekuatan yang setara dengan monster dalam jurang, mereka tetap bukanlah tandingan Hajime. Pada akhirnya, walaupun para serigala itu mungkin adalah kartu andalan Shimizu, mereka bahkan tidak dapat menggoresnya sedikitpun dan dibantai dalam 2 menit.
Hajime menyebarkan Cross Bit yang membunuh para pemimpin pasukan musuh dengan kekuatan yang hebat. Dari informasi Cross Bit yamg ia taruh di sebelah Shia di tempat yang terpisah, hanya tersisa beberapa lagi sebelum semuanya habis di sisi itu. Bahkan para demonic beast yang mencoba menerjang kota benar-benar tak diperkenankan oleh Naga Petir Yue.
Setelah sekitar dua menit, Hajime mengkonfirmasikan bahwa mereka telah berhasil membunuh para pemimpin pasukan yang telah dicuci otaknya. Lalu, setelah mengkonfirmadikan hal tersebut dia pun, suuu--- menarik nafasnya dengan kencang dan berteriak menggunakan sihir pemancar/pengeras suara.
"KAaAAAAAAAAAAA"
Suara teriakkan dan gelombang besar kekuatan sihir menjalar ke seluruh medan pertempuran. Sebuah tekanan yang luar biasa menyerang dan mengejutkan para demonic beast dan membangkitkan insting ketakutan dalam diri mereka. Selanjutnya mereka menyadari bahwa para pemimpin pasukan mereka telah tiada. Setelah beberapa saat terpaku, mereka mulai melangkahkan kaki mereka dan mencoba mati-matian menyelamatkan diri ke arah utara sambil menghindari keberadaan Hajime.
Kerumunan besar demonic beast yang seperti arus air itu seolah terbelah oleh batu di sungai yang merupakan Hajime. Hajime memastikan penampilannya dengan tatapan tajam, ketika dia menemukan Shimizu yang mencoba kabur di tengah kerusuhan dengan menggunakan serigala hitam bermata empat  yang tersisa.
Hajime berlutut dan dengan percaya diri dia memegang Donner dengan kedua tangannya dan berhasil menarik pelatuknya. Peluru itu melaju di udara dengan rentan waktu yang sangat luar biasa singkat, serigala itu menoleh ke arah turbulensi di udara menggunakan 'Prediction' miliknya dan berhasil menghindari peluru pertama, tetapi dia langsung roboh begitu serangan kedua berhasil menembus paha besarnya. Dampak serangan itu membuat Shimizu terpentalkan. Karena tubuhnya memiliki spesifikasi yang tinggi, dia dengan segera berdiri walaupun tubuhnya telah terpukul keras. Dia berlari dan meneriakkan sesuatu ke serigala bermata empat itu dan mulai menendangi kepalanya.
Dia mungkin meneriakkan sesuatu seperti menyuruhnya untuk cepat berdiri. Dia benar-benar terlihat panik. Setelah beberapa saat, dia mungkin seperti menemukan petunjuk untuk memaksa serigala itu bergerak, dia mulai merapalkan mantra sambil menaruh tangannya di kepala serigala itu.
Hajime yang melihatnya, tanpa basa-basi menembakkan railgun miliknya, dan menembus di mana serigala itu berada. Shimizu yang sekali lagi terhempaskan karena dampak serangan menggerakkan badannya dalam kepanikan, dan kali ini dia mencoba menyelamatkan dirinya sendiri dengan berlari menuju utara mengikuti demonic beast yang lainnya.
Hajime mengeluarkan kendaraan sihir beroda dua miliknya sekaligus menjalankannya dan berhasil mencapai Shimizu dalam sekejap mata. Shimizu menoleh ke belakang ke KIiIII! suara di belakangnya dan menggerakkan badannya dengan panik untuk kabur sambil terteguh dengan kendaraan yang seharusnya tidak ada di dunia ini.
"Apa! Apa-apaan ini! Itu tidak mungkin! Jika itu benar, pahlawan yang sama sepertiku-GUPEh!?"
Bagian belakang kepala Shimizu yang mencoba kabur dengan panik selagi mengomel terpukul oleh tangan palsu Hajime dengan menggunakan momentum kendaraannya. Shimizu pun terpukul beberapa meter dengan wajahnya yang bergesekkan dengan tanah layaknya seekor ikan paus sebelum akhirnya dia berhenti.
"Baiklah, apa yang seharusnya kubilang ke Sensei nanti? Tentang orang ini... dan dilihat dari situasinya, aku pasti akan di..."
Hajime mengatakan hal itu sambil mengikat Shimizu menggunakan kawat dari lengan palsunya dan kembali ke kota dengannya. Penampilan Shimizu yang digeret dengan motor Hajime seolah diwarnai dengan darah dan daging yang bertebaran di jalan sambil membuat sebuah badai debu... benar-benar dapat dikatakan sebagai tentara yang gugur di medan perang.