CHAPTER 5
(Translater : Orion; Editor : Hikari)


Part 1
----[Underwood] Ruang VIP, Ruang Tidur  Kasukabe Yō.
Yō tiba – tiba tersadar dan membuka lebar matanya.
Udara lembab unik yang dikeluarkan oleh pohon air merangsang penciuman Yō. Tampaknya ini adalah ruang di Pohon Air Besar. Yō yang masih kebingungan, menoleh ke arah samping dan melihat kucing Calico.
Kucing Calico menyadari Yō yang sudah sadar, segera berlari ke sisinya.
“Ou, Oujo! Apa kau baik – baik saja?”
“....Kucing Calico.”
Setelah terluka dalam pertempuran melawan naga besar, kucing Calico menjalani masa perawatannya di [Underwood]. Meski masih ada perban yang menutupi perutnya, ia masih berlari untuk menunnjukkan kekhawatirannya tentang kondisi tubuh Yō.
“Oujo, kau tadi membuatku takut! Melihat mereka membawamu kembali ke sini dan dalam keadaan terluka, jantungku hampir saja copot! Katanya kau dikalahkan oleh seorang yang melerai dalam pertempuran itu.... aoakah masih sakit?”
Dikalahkan oleh seseorang yang menghentikan pertempurannya--- Mendengar hal itu, Yō akhirnya mengerti dengan situasi saat ini.
“...Aku kalah?”
“Pertarungannya? Masalah itu berakhir dengan [K.O di kedua belah pihak]
“...?”
Tidak mengerti apa yang dimaksud oleh kucing Calico, Yō memiringkan kepalanya kebingungan. Lalu dirinya segera bangkit dari tempat tidur mencoba untuk berdiri. Dan saat itulah tiba – tiba timbul rasa sakit yang melanda perutnya.
“Wu.......!”
Rasa sakit yang melandanya membuatnya merasa ingin pingsan dan terjatuh ke lantai. Namun, Yō tidak kehilangan keseimbangannya karena rasa sakitnya melainkan karena dia terkejut.
Rasa sakit itu tidaklah begitu parah dan karenanya dia menyimpulkan bahwa itu hanya rasa sakit yang ringan.
Namun, Yō tidak bisa mengingat apa yang meyebabkan rasa sakit ini.
Griffith berada dalam posisi bertempurnya memanfaatkan petir dan angin puyuh yang dihasilkan dari dirinya sendiri. Dengan memikirkan hal itu, rasa sakit yang ada di perut ini adalah hal yang aneh. Dan lagi dia tidak mengalami luka lain di bagian tubuhnya.
“Siapa.....”
Siapa----yang mengalahkanku?

Part 2
---[Underwood] Markas besar Festival Panen
Setelah keributan antara Yō and Griffith, Izayoi, Asuka, Kuro Usagi dan pemimpin dari mereka semua, Jin berkumpul di markas besar Festival Panen.
Yang muncul untuk mewakili komunitas ‘Two Wings’ adalah ketua mereka, Griffith. Eudemon yang dipukuli oleh Yō telah dirawat di rumah sakit untuk diobati luka – lukanya.
Atmosfer ditempat itu sangat tegang. Meski kedua belah pihak hanya saling bertatapan, dengan meja diantara keduanya, emosi di ruangan itu begitu tegang hingga sedikit hal saja bisa memancing kemarahan kedua belah pihak. Meski satu – satunya orang yang ada diruangan itu yang tetap menjaga ketenangannya adalah Ren, ia sudah basah dengan keringat dingin pada saat itu.
Terdengar desahan panjang dari sala saat dia selesai membaca laporannya dan melihat kedua belah pihak---
“......Aku sudah mengerti tentang apa saja yang terjadi sampai sekarang. Aku akan melupakan kejadian ini untuk kebaikan kedua belah pihak. Namun, jika hal yang sama terulang lagi, pihak yang terlibat harus keluar dari area Festival Panen---Itu saja.”
“Lelucon macam apa yang baru saja kau katakan?!”
Griffith berteriak dengan keras saat ia berulang kali memukul meja dengan telapak tangannya.
Ia berhasil membuat perhatian semua orang yang ada di ruangan itu tertuju kepadanya.
“Perwakilan Sala! Orang – orang ini sudah melukai rekanku! Tapi, kau akhirnya melepaskan mereka semudah ini?”
“Apakah kau lupa bahwa kau juga bertanggung jawab atas masalah ini? Hinaanmu terhadapku...aku tidak bisa mengabaikannya...”
“Omong kosong apa yang kau katakan? Bukankah itu yang paling penting?!”
Kata – kata yang diucapkan Sala membuat Asuka marah dan memukul meja dengan telapak tangannya.
“Ini pertama kalinya kudengar kabar tentang pengunduran dirimu yang diundur. Kau adalah orang yang brokntribusi paling banyak dalam mempertahankan [Underwood], jadi kenapa kau harus mengundurkan diri sebagai perwakilan?!”
“Ini adalah masalah yang rahasia dari Aliansi, aku tidak berkewajiban untuk mendiskusikannya denganmu.”
“....apa?!” kata – kata Asuka terdengar seperti dia sedang bergumama saat dia tidak menemukan kata – kata lain untuk membalas perkataan tersebut.
Asuka tidak mengira bahwa Sala akan secara terbuka menolaknya dan hanya bisa terdiam, membiarkan hal tersebut terjadi. Jika alasan pengunduran diri Sala disebabkan oleh tindakannya mematahkan tanduknya, bisa diikatakan bahwa Asuka juga bertanggung jawab atas hal tersebut.
Sala merasa tidak enak tentang hal itu saat dia mengalihkan pandangannya dan meneruskan permasalahan saat ini.
“...Bagaimanapun, Griffith. Itu adalah hal yang wajar kalau Kasukabe Yō menantangmu untuk berduel setelah kau sembarangan menyebar fitnah kan?”
Sala menegurnya dengan tajam. Namun, Griffith tidak mundur dengan kata – kata seperti itu:
“Tentu saja. Jika itu adalah duel dan jatuh korban, aku tidak akan komplain. Tapi gadis kecil itu menyerang dan melukai rekanku tanpa peringatan! Ini adalah tindak kekearasan!”
Pembuluh darah yang ada diwajahnya terlihat lebih jelas dan berdenyut – denyut dengan Griffith yang marah. Meski begitu, alasannya akan kemarahan ini bukan karena rekannya, tapi hanyalah alasan untuk tujuannya yang sebenarnya, komunitasnya dipermalukan di depan orang banyak. Akar dari masalah ini adalah keegoisannya.
Meskipun Sala sudah mengetahuinya, dia menghindari hal tersebut dan bersiap untuk pergi.
Saat Griffith hendak melanjutkan omong kosongnya, ada orang lain yang menghentikannya.
“---Sudahi saja. Tidakkah kau melihat bahwa Shasha-chan merasa terganggu?”
Setelah selama ini berdiri melihat kejadian ini dari pojokan dimana ia bersender di dinding, ia adalah orang yang menghentikan pertempurannya---Mata satu JaRyuu. Dia tersenyum pada Griffith dengan satu matanya yang ia sipitkan.
Mendengar namanya disebut sebagai “Shasha-chan” dengan suara yang tampaknya sangat bukan seperti aksen dari Kansai, membuat Sala mengigil.
“JaRyuu-sama.... Itu.... Aku sudah berumur dua ratus tahun, dan kau masih memanggilku “Shasha-chan” ... bukankah itu sedikit...”
“Hahaha! Kau mengucapkan kata – kata yang sama persis seperti saudara perempuanku, Shasha-chan!”
JaRyuu mengatakannya dengan aksen Kansai palsunya sambil tersenyum dengan cara yang tampaknya tidak menggerakan bagian tubuh yang seharusnya digunakan untuk tersenyum. Dengan senyuman palsunya yang membuat orang waspada dengan dirinya sekarang ditunjukkan olehnya, lalu ia mengalihkan tatapannya ke Griffith.
“Bagaimanapun juga, alasanmu ini, cukup benar juga. Dari laporan tersebut, gadis dari ‘No Name’ juga terlalu ceroboh.”
“Ap...Apa kau bilang?!”
Kemarahan Asuka membuat nada suaranya meninggi saat dia memprotes hal tersebut. Namun, jika dibandingkan dengan Griffith yang berdiri memprotes hal omong kosong, Asuka jauh lebih tenang.
“Lagipulai, kau siapa? Ini adalam masalah antara kami, ‘No Name’ dan ‘Two wings’! Setiap keputusan harus diserahkan kepada perwakilan Aliansi [Draco Greif] Sala.”
Asuka berkata dengan rasa benci kepadanya.
“Tunggu, Asuka...Tunggu sebentar! Orang ini adalah teman Draco Greif dan juga penasihat dari Aliansi! Ia jelas bukan seseorang yang mencurigakan!” Sala dengan cepat menjelaskannya.
“...Penasihat? Aku belum pernah dengar seseorang dengan jabatan seperti itu di Aliansi kita.”
Griffith mengerutkan keningnya karena terkejut. Menjadi pemimpin dari ‘Two wings’ dan bagian dari aliansi, ia tidak pernah mendengar posisi seperti itu, dan itu menunjukan betapa mencurigakannya orang itu.
Reaksinya berhasil membuat orang lain lebih curiga terhadap JaRyuu.
JaRyuu tersenyum sedikit sambil mengusap rambutnya dengan terlihat kesusahan. Tampaknya hanya ini pilihan terakhirnya, ia mengeluarkan Gift card biru laut dari lengan tangannya.
Melihat nama Gift yang ada pada kartu itu, wajah mereka semua berubah pucat.
Kata – Kata yang tertulis di Gift Card biru Laut itu adalah---[Guru Agung yang Menghancurkan Lautan].
“[Guru Agung yang Menghancurkan Lautan] Saurian Demon King?”
“Sau, JaRyuu-san sebenarnya adalah salah satu dari Tujuh Besar Raja Iblis?!”
Kuro Usagi juga terkejut meski dia menyadarinya lebih lambar dari Griffith.
JaRyuu menghela napas dan mengusap kepalanya dengan tangannya yang canggung.
“Draco Greif dan Garol telah membantuku di masa lalu jadi aku memutuskan untuk tinggal di sini sebentar untuk membalas jasanya.
JaRyuu tertawa terbahak – bahak.
Tidak ada kebencian dalam senyumannya.
Tapi emosi Kuro Usagi bergejolak. Dia telah melihat saudara perempuannya beberapa hari yang lalu ketika Shiroyasha membawanya berkeliling.
[Mungkinkah alasan Shiroyasha-sama datang ke Festival Panen [Underwood].... adalah untuk hal ini?”]
Yang dia temui sebelumnya, Roc Demon King [Guru Agung yang Mengacaukan Langit] yang menduduki peringkat keempat dalam Tujuh Raja Iblis.
Dengan kata lain, kekuatannya setara dengan garis keturunan Garuda atau bahkan lebih kuat.
[Luar biasa.... Orang seperti ini mengembara di tingkat bawah...Dengan kekuatan seperti itu, ia setidaknya seperti Raja Iblis tingkat lima].
Meski Kuro Usagi tahu bahwa JaRyuu sama sekali bukan orang biasa dari awal, ini lebih dari apa yang dia kira. Semua orang mengakui kekuatannya tapi ia tidak mengakui dirinya seperti itu.
Menyadari akan tatapan Kuro Usagi, ia tersenyum ke arahnya. Tapi setelah mengetahui bahwa ia adalah Raja Iblis, senyum itu menjadi lebih mencurigakan.
“Hmph... pada akhirnya, kau hanyalah seperti gelandangan pemalas yang meminta – minta! Kau bahkan tidak ikut dalam peperangan melawan naga besar dan kau masih berani menunjukan wajahmu di sini mengaku sebagai penasihat. Hak apa yang kau miliki untuk ikut campur dalam permasalahan kami?”
“Yes kau benar. Mengenai masalah tentang naga besar itu, Aku tidak akan mengelak tentang hal itu... Tapi ini adalah masalah yang berbeda. Kali ini aku harus ikut campur tangan dengan segala cara.”
“Apa?” Griffith menatapnya dengan tatapan yang penuh dengan rasa benci.
Saat JaRyuu berkata dengan nada yang dingin: “Apakah kau tau kau harus membayar hutang ini kepada siapa, anak kecil berbulu?”
“...Bukankah itu pertanyaan yang tak perlu dijawab lagi pada saat ini? Tentu saja itu untuk ‘No Name’.”
“Bodoh. Anak – anak itu bukanlah masalah utamanya. Shasha-chan juga. Masalah yang paling menakutkan adalah...... penghinaanmu terhadap rekan Shiroyasha.”
Meski ia ingin membalas perkataannya, Griffith menelan ludah dengan gugupnya saat ia memucat dan mata merahnya melebar karena mengerti maksud perkataan JaRyuu. Kejadian itu seperti ular yang menatap sampai kodok itu terdiam. JaRyuu kemudian melanjutkan ucapannya:
“Gryphon yang kau sebutkan adalah anggota dari ‘Thousand eyes’. Jika terdengar kabar bahwa kau memfitnah rekan – rekannya dan menodai reputasi mereka---- ‘Two Wings’ mungkin tidak akan bertahan selama dua hari dan akan dilenyapkan bukan begitu?”
“Hu.....!”
“Shiroyasha yang dikenal sebagai ‘Floor Master’ terkuat, juga sebagai Mahluk suci dari Malam Putih. Apa yang menakutkan adalah dia memiliki kuasa atas empat belas Matahari yang berbeda. Jika langsung ke intinya---- Apakah kau mencoba untuk mencari masalah dengan Keempat Belas Naga Besar?”
Ketika kata – kata itu terdengar, orang – orang yang merasa ketakutan bukan hanya Griffith tapi semua orang di ruangan tersebut.
---Naga Besar sebelumnya yang menyerang adalah salah satu naga yang dipanggil dari kuasa ‘Ophiuchus’. Dan itu saja baru kekuatan dari satu Kuasa Matahari.
Dikenal sebagai pemegang kuasa Matahari, Shiroyasha memegang ke-14 di anataranya, lebih dari setengah dari semua kuasa Matahari.
“...Dan itulah alasanku untuk ikut campur tangan dalam hal ini. Mencoba melawan Mahluk suci atau Buddha, bukanlah masalah sepele. Karena itu hanya akan membawa kehancuran pada komunitasmu dan tak perlu dikatakan lagi, benderamu bahkan tidak akan ada. Haiz.... Hal semacam itu bahkan lebih buruk lagi dari apa yang kau bisa bayangkan. Sejujurnya... jangan coba – coba untuk melawan kekuatan yang begitu besar ketika kau masih begitu lemah.” Kata – kata JaRyuu terdapat banyak rasa kasihan saat ia menepuk bahu Griffith.
Itu adalah nada suara yang memahami penyesalannya setelah membuat banyak musuh dari Buddha Shura.
Meski ketidakpuasaan Griffith  bisa dilihat dari matanya, ia tetap terdiam. Bagaimanapun, Griffith tahu bahwa JaRyuu berbicara yang sebenarnya dan tidak memiliki alasan lain untuk protes.
Setelah ia mendecakkan lidahnya sekali, Griffith melangkah ke pintu dan mareih pegangannya, berencana untuk pergi.
Namun, seseorang dibelakangnya berteriak menghentikannya, tidak terima hasilnya akan seperti ini.
“....Hey Basashi[1] tunggu! Siapa yang bilang kau boleh pergi seperti itu?”
“Apa?” Griffith kembali bingung.
Ini adalah reaksi yang normal. Tampaknya tidak ada orang selama ini yang pernah berani memanggil, pemimpin dari ‘Two Wings’, seorang Basashi.  Namun, Izayoi tidak peduli saat ia berdiri sebelum menatap dengan marah dan arogan ke arah Griffith.
“Jangan mencoba untuk kabur. Masalah Shiroyasha denganmu bukanlah masalah kami. Kenapa kami harus menyerah hanya karena hal itu?”
“Iz,.... Izayoi-san...”
Kuro Usagi tidak bisa menahan kecemasannya.
Meskipun dia juga sangat marah dengan masalah ini, dia tidak ingin masalah ini menjadi pertumpaha darah yang tidak perlu. Kehancuran dari suatu Komunitas mungkin terlalu dilebih – lebihkan tapi Shiroyasha pasti akan merencanakan semacam balas dendam. Meski Shiroyasha menjadi orang yang periang biasanya, dia pasti akan segera bertindak ketika hal seperti ini terjadi dan tidak akan melepaskannya. Jika dia tahu bahwa seseorang berani menghina rekan – rekannya, dia sudah pasti akan berubah menjadi Buddha Shura yang bisa mengalahkan ribuan orang dan membuat keributan.
JaRyuu juga terkejut dengan tindakan Izayoi saat ia mencoba menenangkannya. “Kubilang mari kita lupakan saja masalah itu. Aku mengerti perasaanmu tapi orang yang bertindak lebih dahulu adalah orang dari pihakmu. Dalam keadaan normal, bukanlah hal yang aneh bahwa kalian juga akan dihukum.”
“Ha! Lelucon macam apa yang sedang kau coba lakukan?! Apakah kau mencoba memberi tahu kepadaku bahwa kekerasan secara lisan untuk menyikiti orang lain adalah perbuatan yang dapat diamaafkan? Meski kekerasan secara lisan tidak menggunakan benda tajam secara fisik dan tidak akan meninggalkan bekas luka yang terlihat, ia memliki kekuatan untuk meyakiti jiwa korban, menyebabkan orang lain tersiksa tanpa orang lain yang bisa melihatnya dari luar....Menurut pendapatku, metode curang semacam ini hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang tercela dan busuk, seorang sampah yang bahkan lebih buruk dari sampah itu sendiri! Apakah perlu kukatakan betapa sakitnya itu jika dilakukan ke gadis kecil yang berusia sepuluh tahun?!”
Dia mengalihkan tatapan marahnya pada JaRyuu.
Melihat bagaimana ucapan Izayoi sampai saat ini, membuat anggota ‘No Name’ lainnya terkejut. Mereka tidak pernah mengira melihat Izayoi yang selalu tersenyum bisa sekesal ini demi rekan – rekannya.
“Jika Shiroyasha memutuskan untuk mengamuk, maka alasanku untuk memutuskan itu benar kan?”
 Ketika masih ditatap oleh Izayoi, JaRyuu memikirkan perkataan Izayoi barusan.
“......Jika kau mengatakannya seperti ini, ini benar – benar masuk akal.”
“Oi! What?!”
“Meski kubliang seperti itu, melihat bagaimana Festival Panen masih berlangsung dan peserta lainnya masih bersenang – senang..... mari selesaikan masalah ini dengan cara yang biasanya dilakukan di Liittle Garden. Gunakan Gift Game untul menyelesaikannya. Bagaimana menurut kalian?”
JaRyuu tersenyum saat ia mengatakan saran ini.
Saran yang diberikan saat ini oleh JaRyuu cukup bagus. Izayoi segera mengangguk setuju mengalihkan tatapannya kembali ke Griffith.
“Dalam acara Gift Game terbesar di Festival Panen, ‘Balapan Kuda Laut’ dua hari dari sekarang. Kita akan menggunakan game tersebut untuk menyelesaikannya. Yang kalah harus berlutut dan meminta maaf kepada yang menang----Ada masalah dengan hal itu?”
“.....Hmph. Mulailah persiapanmu untuk benar – benar dipermalukan.”
“Itu adalah kata – kataku untukmu. Ingat ini Basashi. Pedang yang baru saja kau kau hunuskan adalah pedang bermata dua. Kau boleh mengejek luka Gry tapi itu adalah biaya untuk tangan dan kaki-ku yang akan kugunakan untuk menyelesaikan masalah ini denganmu.”
Meski Izayoi memberikan tekanan yang menakutkan karena kemarahannya, Griffith mendecakkan lidahnya lagi saat ia meninggalkan markas besar.
Setelah melihat Griffith pergi, JaRyuu mendesah panjang.
“Maafkan aku anak muda. Keputusanmu memang sangat masuk akal. Terima kasih karena kau mampu menahan dirimu sampai saat ini.”
“Tidak apa – apa. Ini semua berkatmu juga.”
Izayoi kembali duduk di tempat duduknya dengan mukanya yang menunjukan ekspresi ‘Hmph’.
Namun,amarahnya tidak berlangsung lama ketika ia tiba – tiba tersenyum, seperti telah memikirkan sesuatu ketika ia menghadap ke JaRyuu.
“...Kalau dipikir – pikir lagi, ini sangat mengejutkan. Meski aku tahu bahwa kau itu kuat, tapi aku tidak pernah mengira bahwa kau adalah salah satu yang disebutkan di dalam <<Petualangan ke Barat>>, Saurian Demon King. Tidak banyak yang menyebutkan tentangmu dan aku selalu berharap bahwa aku bisa mengobrol denganmu suatu hari.”
“Nn, aku juga! Aku ingin tahu sejauh mana kebenaran yang dicatatat dalam kisah terkenal <<Petualangan ke Barat>> (Journey to the West, kisah Sun Wu Kong dll.) ”
“YES! ♪Kuro Usagi juga ingin dengar tentang hal itu juga!”
Kelompok ‘No Name’ memandanginya dengan mata yang penuh kegembiraan dan bertanya – tanya.
JaRyuu tersenyum gagap saat ia diterjang oleh kelompok ‘No name” seperti itu.
“Ah, Tidak. Itu tidak  perlu. Apa yang perlu diketahui dari cerita orang tua...”
“Kami sudah menyiapkan banyak makanan lezat.”
“Ada juga banyak makanan pencuci mulut.”
“Dan anggur yang berkualitas.... tapi kami akan minum jus saja. Jadi mari!”
Bagus. Semua sudah dipersiapkan--- Dua anak – anak yang bermasalah dan yang seharusnya menjadi penjaga mereka menjelaskan maksud tujuan mereka.
Menyadari bahwa melarikan diri itu hal yang sia – sia, Saurian Demon King hanya bisa tersenyum masam saat ia kembali duduk.


Part 3
---Pada saat yang sama, Shiroyasha dah menguasai panggung Festival Panen, memegang kipasnya dengan tinggi di udara.
“---dan karena alasan tersebut! Siapapun yang mengikuti dalam acara utama Festival Panen ‘Balapan Kuda Laut’! Tidak peduli jika kau orang yang meminjam atau menggunakan Kuda Laut~! Semuanya harus memakai pakaian renang!”
“Wooooooooooooooooooah!”
“Hidup Shiroyasha-sama! Hidup Shiroyasha-sama! Hidup Shiroyasha-sama!”
“Hidup ‘Thousand Eyes’! Hidup ‘Thousand Eyes’! Hidup ‘Thousand Eyes’!”
Para penonton... Tidak, itu adalah orang – orang yang mabuk yang banyak bersorak – sorai dan bertepuk tangan.
Shiroyasha melebarkan tangannya dengan sikap yang serius dan suci. “Dengan tambahan, tentang juri yang dipilih secara khusus, Kuro Usagi! Selama dia menjad juri! Dia harus memakai bikini~~~~!!!”
"Hurrrraaaaaaaaaaaaaaaaaaayyyyyyyyyyyyyyyyy !!!!!!!!!!"
“Hidup Pahlawan Keadilan Shiroyasha! Hidup Pahlawan Keadilan Shiroyasha!  Hidup Pahlawan Keadilan Shiroyasha!”
“Hidup Pakaian Renang Kuro Usagi! Hidup Pakaian Renang Kuro Usagi!”
“Wahahahaha! Kalian semua, pujilah aku! Dewa dan Buddha, takutlah! Aku adalah simbol dari matahari yang tak pernah terbenam! Penguasa Cakrawala! [Raja Iblis Malam Putih] Akulah Raja Malam Putih!”
---Situasinya menjadi di luar kendali. Benar – benar di luar kendali.
Kuro Usagi yang biasanya bertanggung jawab sebagai peran yang selalu tidak setuju atas apa yang Shiroyasha katakan sekarang tidak ada di sini.
Tuan rumah dari acara tersebut, Sala sedang tidak di situ.
Sang asisten wanita penjaga toko yang biasanya membatasi kebebasannya sudah tertidur karena minum – minum.
Tanpa ada seorangpun yang melarang tentang kelakuan yang Shiroyasha lakukan, semua peserta dengan senang hati mendukung pengumumannya.
Malam pertama dari Festival Panen---Tidak ada seorangpun yang menghentikan kelakuan Shiroyasha.
Hanya sinar dari bulan sabit baru yang bersinar dengan lembut seakan ia menolak untuk mengomentari apa yang terjadi di panggung tersebut.

Referensi
1.    Basashi – Sashimi daging kuda. Lol. Hinaan Izayoi terhadap Griffith.