BAB 11
(Translater : Fulcrum; Editor : Hikari)

Di dalam kegelapan.
Meski kesadarannya sedang terbangun, ia tidak dapat menggerakkan tubuh fisiknya.
Matanya tidak dapat terbuka.
Telinganya tidak dapat mendengar.
Indera penciuman dan perabanya juga tidak bekerja.
Kalau ia manusia, dia mungkin akan tidak waras menghadapi hal ini meski hanya setengah hari. Namun, ia bukanlah manusia. Dengan kata lain, dia bukanlah mahluk hidup.
Ia dapat menunggu sampai kapanpun. Lagipula, ia tidak memiliki apa yang namanya jangka waktu hidup. Karena kesadarannya bangkit, ia telah memasukkan dirinya pada sesuatu dan dia sendiri sekarang merenungkan sesuatu. Agar tidak salah, ia perlu mempelajari wadah yang ditempatinya sekarang.
Ia segera sadar siapa dirinya. Yang memberi kesadaran ke dalam wadah kosong ini kini berada di dalamnya, dia tidak memikirkannya. Karena ini memanglah sebuah wadang kosong, ia tidak terganggu oleh pemikiran yang akan lebih statis.
Ia tahu alasan mengapa dirinya terlahir. Yang tersisa hanyalah kekuatan untuk dapat bergerak.
Dengan sabar, ia menunggu sampai tiba-tiba, ia merasa energi mengalir ke dalam wadahnya.
Segera, ia menggerakkan tubuhnya. Cara untuk melakukannya tersimpan di dalam otaknya. Tidak seperti terakhir kali, ia memiliki kebebasan, tapi untungnya, ia tidak mengingat sama sekali waktu itu. Didalam otaknya, sinyal elektronik yang kuat berubah menjadi sinyal Psion; membaca pikiran seseorang adalah sesuatu yang pernah dilakukannya terakhir kali. Bahkan jika ia tidak ingat pernah melakukannya, ia mengerti bagaimana caranya dan untungnya, wadah ini memiliki jumlah Psion yang besar.
Ia membaca dirinya sendiri dengan cara membenamkan dirinya didalam sinyal Psion yang, dirinya sendiri, hasilkan. Ia belajar cara menggunakan tubuhnya ini. Matanya dapat melihat. Telinganya dapat mendengar. Jarinya, lengannya, dan kakinya juag dapat bergerak. Dengan ini, ia sekarang dapat digunakan oleh orang itu. Ia tidak ingin terlihat senang karena mendapat tubuh yang dapat bergerak.
Meski begitu, ekspresinya tak berubah. Tubuhnya tidak punya mekanisme untuk merubah ekspresi yang telah ada. Karena itu, ia, dengan kekuatannya sendiri, membuat ekspresi bahagia selagi mencari orang yang telah dibaca otaknya.
◊ ◊ ◊
15 Februari.
Dibandingkan dengan atmosfer tak terduga kemarinnya, sebuah kebingungan misterius menyebar di seluruh area SMA 1.
Ini tidak ada hubungannya dengan para siswa. Sedikit bertolak belakang, kebanyakan siswa tidak ada hubungan langsung dengan indisen ini.
Meski begitu, dalam sekejap mata, rasa penasaran tentang misteri ini menyebar hingga ke seluruh sekolah.
Tatsuya menjejakkan langkahnya di tempat kejadian selama jam istirahat sebelum makan siang.
Tidak mungkin ini hanya karena rasa penasaran belaka. Seorang anak kelas satu yang wajahnya familiar, sebenarnya adalah ‘orang yang terlibat di insiden ini’, telah memohon kepadanya sampai-sampai dia datang dengan enggan.
“Ah, Shiba-kun.”

Saat dia melihat Tatsuya, Isori memanggilnya dengan suara yang entah bagaimana terdengar lega.
“Isori-senpai, terima kasih telah memanggilku. Apa Nakajou-senpai juga ikut terseret?”
Tidak perlu dikata, Tatsuya menyebut Azusa ‘Nakajou-senpai’ daripada ‘Ketua’ bukan karena dia masih menganggap Mayumi sebagai ketua atau alasan khusus lainnya. Seperti biasa, Kanon berada disamping Isori. Diantara kerumunan orang-orang itu, Tatsuya fokus pada Hattori, Ketua Manajemen Klub, yang juga ada di tempat itu.
“Banyak sekali siswa yang resah akibat fenomena ini……”
Azusa, sendiri, dengan resah menjawab. Meski dia telah terseret, masalah ini tidak seperti apa yang biasa dihadapinya.
“Tetapi, jujur saja, aku merasa kalau insiden ini berada diluar kemampuan anak SMA. Apa kita sudah mendengar apapun dari para guru?”
‘Jujur saja’, sesama anak kelas satu yang memanggil Tatsuya ke sini, sedang berada di sekitar tempat itu dan kelihatannya sedang mencemberutkan bibirnya karena dia merasa kalau itu tidak bekerja pada Tatsuya.
Sang 3H [Humanoid Home Helper: sebuah robot pembantu pekerjaan rumah], sebuah mekanisme yang berwujud manusia, sedang tersenyum; katanya benda itu telah terkena kekuatan sihir.
Kalau semua humanoid yang telah dibuat memiliki ekspresi tersenyum, itu mungkin tidak akan membuat keresahan seperti itu. Sudah ada humanoid yang dilengkapi dengan fitur perubah ekspresi. Untuk Tipe P94, benda itu tidak memiliki fitur perubah ekspresi yang dipasang padanya sehingga hal tersebut merupakan hal yang aneh, tapi hal itu tidak akan meresahkan orang yang gagap teknologi. Dan di SMA Sihir, kebanyakan siswanya tidak ahli dalam kemampuan non-sihir seperti kemampuan mekanik.
Namun, jika sebuah boneka yang seharusnya tidak dapat merubah ekspresi jadi bisa tersenyum karena sihir, maka ini adalah sebuah fenomena paranormal yang tidak dapat diabaikan murid SMA.
Meski mereka yang menggunakan sihir yang berhubungan dengan ‘batin’, mereka tidak pernah berhadapan dengan hal ‘Paranormal’. Faktanya, mereka bahkan mungkin akan lebih takut dan gelisah menghadapi fenomena paranormal karena mereka tidak terbiasa menghadapinya.
“Sampai baru-baru ini, Tsuzura-sensei sedang menyelidikinya, tapi dia berkata kalau dia tidak bisa menyimpulkan penyebabnya.”
“Dia juga tidak dapat menemukan petunjuk apapun?”
“Benar sekali.”
Saat dia menjawab, Isori tampak makin bingung.
“Sensei menemukan adanya jejak Psion konsentrasi tinggi dari tubuh P94. Sensei bilang kalau sepertinya Psion itu mencuat keluar dari mesin yang ada dibalik dadanya.”
Saat Isori menjawab, ekspresi Tatsuya masam, yang mana benar-benar normal.
“Bagian dada dari 3H berisi unit otak elektronik dan bahan bakar ‘kan? Mana yang mengeluarkannya?”
Didalam tubuh 3H, unit komunikasi dan sensor utama terletak di bagian kepala, sebuah tangki bahan bakar terpasang di dadanya, otak elektronik mengisi dada bagian kanan dan kirinya, dan kabel informasi dan energi terletak di kerangka bentuknya.
Jika asal dari emisi itu berada tepat di tengah dadanya, maka jawabannya adalah otak elektronik, tapi….
“Di sekitar otak elektroniknya kata sensei. Hmm….. pembuatannya terlalu baik.”
Jawaban itu sudah diduganya. Tatsuya tidak ingin mengecewakan Isori.
Ini sudah biasa, tapi tidak ada mekanisme untuk memancarkan Psion dari otak elektronik itu. Butuh yang namanya batu induksi untuk mengubah sinyal elektronik dan sinyal Psion agar dapat menyatu dan barang seperti itu tidak ada didalam komputer 3H, dia tidak memerlukannya. Dan sebenarnya, dia memang bukanlah robot yang seharusnya memilikinya.
“……Apa ada anggota klub ini yang memodifikasinya?”
Yang dimaksudnya ‘anggota klub ini’ adalah Klub Riset Robot. Tempat mereka berbicara saat ini adalah garasi yang dijadikan ruang klub mereka.
“Kalau memang mereka yang melakukannya, mereka seharusnya tidak sekhawatir ini.”
Balasan kepada Tatsuya bukanlah pertanyaan yang cukup serius dan diikuti dengan sebuah tawa kecut.
Hal tersebut tidak terlalu berguna untuk merubah suasana saat itu.
“Dan juga, sensei kelihatannya juga melihat adanya jejak Pushion. Tapi meski begitu, dia masih tidak tahu apa emisi itu berasal dari luar atau dalam.”
“Karena jika dibandingkan dengan sensor Psion, performa dari mesin pencatat Pushion sangatlah buruk.”
Suara Isori sangat kecil, tapi informasi tambahan yang diberikannya memberi kesan yang kuat pada pemrosesan mental Tatsuya.
Didalam kepalanya, dia sedang membangun sebuah hipotesis yang luar biasa. Dia dengan terpaksa menahan imajinasi liarnya dan mengkesampingkan hipotesis itu, membuat semua ide-ide itu kembali ke pikirannya untuk sesaat.
“Bukankah kau dapat melihat apa ada yang aneh di CONTROL? Apa robot itu sudah mulai bergerak sendiri…..”
“Oh, masih belum. Bahkan sekarang, ia masih menjalankan perintah, menunggu dalam suspend mode sampai perintah selanjutnya.”
Ada tanda-tanda kalau ada orang yang membicarakan mereka dibelakang. Kalau begini dia tidak akan makan siang; Tatsuya khawatir, baik, Miyuki atau Honoka akan membelikannya makan siang.
“Lalu, apa yang kau ingin untuk kulakukan?”
Meski begitu, pembicaraannya dengan Isori masih belum selesai. Alasan mengapa dia dipanggil, dan jelas sekali dia tidak bisa diam-diam memesan sesuatu untuk makan siang.
“Aku ingin kau memeriksa otak elektronik P94. Sebuah CAD adalah contoh mesin yang mengkombinasikan ilmu elektronik dan sihir. Dan di sekolah kita, orang yang paling berbakat yang tahu hampir semua tentang CAD adalah dirimu. Setidaknya, begitulah setahuku. Sejak Kompetisi Sembilan Sekolah.”
Setelah Isori mengatakan hal itu kepadanya, kemungkinan besar karena dia sadar akan tatapan-tatapan yang memerhatikan mereka dari belakang, dia memperkecil suaranya.
“Aku ingin kau memastikan kalau tidak ada sesuatu seperti ‘Golden Electron Silkworms’ seperti saat Kompetisi Sembilan Sekolah.”
“Aku mengerti.”
Bahkan Tatsuya mulai paham akan apa yang dikhawatirkan Isori.
Tentu saja, kalau saja ia memiliki alat penyembunyi aktivasi, maka bahkan jika ekspresinya berubah, mereka mungkin masih tidak akan dapat mengetahui siapa yang menggunakan sihir pada boneka ini. Mereka tidak tahu mengapa ada orang yang melakukan hal itu, tapi kemungkinan kalau alasannya atas dasar kriminal tidaklah mustahil.
“Aku mengerti. Namun, aku tidak bisa melakukan pengecekan menyeluruh disini, tapi bisa kalau aku menggunakan ruang perbaikan.”
“Tidak apa-apa. Akan segera kubuatkan izinnya.”
Azusa lah yang menjawab. Dia cukup terbiasa menggunakan terminal tipe telepon, dan dia mengangkat wajahnya dengan ekspresi lega.
“Aku sudah dapat izin untuk menggunakan ruang perbaikan. Kita dapat menggunakannya setelah jam pelajaran keempat berakhir.”
Apa maksudnya itu peringatan untuk tidak meninggalkan pelajaran? Tatsuya berkomentar dalam kepalanya.
Ruangan yang memiliki mesin modifikasi CAD disebut ruang penyesuaian. Ruangan ini biasa digunakan para siswa dan staf untuk mengatur CAD mereka.
Ruang perbaikan bukan hanya untuk memodifikasi CAD saja, tapi juga untuk melakukan penyetelan dan perakitan CAD; ruangan itu juga memiliki alat untuk konfigurasi perubahan secara mendalam dan mesin-mesin lain yang mempermudah perancangan ulang. Namun, alat-alat itu adalah mesin khusus yang mahal dan sulit untuk dioperasikan. Karena itu, Tatsuya membawa tubuh P94 ke ruang perbaikan karena ruangan itu jarang kedapatan pengunjung.
Tatsuya ditemani Isori dan Azusa, dan juga Miyuki, Honoka, Erika, Leo, Mikihiko, dan Mizuki, yang biasa bersamanya. Sekali kesabarannya sudah habis, mereka semua segera pergi meninggalkannya, mungkin karena takut melihat wajahnya yang menakutkan.
Kanon, sama seperti Mizuki dan yang lain, sedang melakukan hal aneh-aneh. Penonton-penonton tambahan itu diusir oleh Hattori. Hattori tidak termasuk dalam penonton-penonton tambahan itu, dan mengakui hak Erika dan Leo untuk duduk disampingnya sambil memasang ekspresi yang sulit untuk ditebak. Tentu saja, ini mungkin karena kelemahannya. Dia entah bagaimana terlihat lega ketika melihat mereka tidak menatap Isori dan Azusa seperti turis penasaran.
“Pertama-tama, bisakah kau jelaskan semuanya.”
Tatsuya meminta informasi yang akurat, selagi mengunyah sandwich panas yang diperbolehkan Isori saat dia menyarankan kalau mereka makan terlebih dahulu.
“Yang kutahu tidak lebih dari rumor yang beredar di sekolah.”
Sesama anak kelas satu yang telah menyeret Tatsuya ke dalam masalah ini belum menjelaskan situasinya dengan jelas.
“Insiden ini dimulai sekitar jam tujuh pagi ini?”
Merespon permintaan Tatsuya, Isori mengangguk dan, dengan nada serius, ia mulai menjelaskan.

15 Februari 7.00 pagi.
3H Tipe P94 bernama ‘Pixie’, yang disimpan di garasi Klub Riset Robot, diaktifkan ulang dari suspend mode dengan sebuah perangkat nirkabel. Humanoid Home Helper yang biasa disebut robot pembantu rumah tangga 3H juga memiliki timer untuk mengaktifkan dirinya sendiri, tapi karena ada kendala bahan bakar, disarankan untuk menggunakan listrik sebagai penggantinya.
Saat tidak ada seorangpun disana, Pixie terbangun dan menjalankan diagnosis diri. 3H memiliki prosedur program diagnosis diri yang dijalankan setiap pagi sebelum melakukan pekerjaan rumah. Prosedur ini tidak dilakukan di kebanyakan rumah, tapi Klub Riset Robot mengikuti prosedur manualnya dengan baik karena bukan mereka lah pemilik dari P94.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, tidak ada seorangpun di garasi. Dan tidak ada aktivitas aneh yang terekam kamera baik didalam maupun diluar garasi saat server tempat tersebut menggunakan aplikasi yang ada didalamnya untuk memulai diagnosis diri, tidak peduli berapa kali hal tersebut sudah dilakukan.
Program diagnosis diri menyatakan tidak ada yang aneh saat proses pengaktifan. Saat program selesai, 3H seharusnya kembali ke suspend mode.
Faktanya, 3H yang mana seharusnya menjalankannya tidak menjalankan fungsinya.
Setelah program diagnosis diri berhenti, P94 mulai berkomunikasi secara elektronik dengan server. Menurut catatan akses, data yang diterimanya adalah siswa yang terdaftar di sekolah ini.
Selesai memutuskan kalau ada kemungkinan besar jika Pixie terinfeksi malware, perintah pemberhentian fungsi. Karena pemberhentian fungsi berjalan tidak hanya pada otak elektronik saja, perintah itu menghentikan semua perintah yang lain. Biasanya, jika sebuah program yang terimplan (karena mesin tidak dapat berjalan sendiri) digunakan dalam sebuah OS, maka resistensi software juga akan percuma.
Mesin yang digunakan militer memiliki alat didalamnya untuk memutus perintah kendali jauh, tapi mesih miliki warga sipil tidak memiliki benda seperti itu. Tentu saja, P94 juga tidak memiliki perangkat seperti itu. Hal ini membuat proses penonaktifan dapat berjalan dengan lancar; meski perlu beberapa waktu untuk benar-benar mati, tidak mungkin perintah itu dapat diabaikan.
Meski begitu Pixie tidak benar-benar berhenti berfungsi.
Setelah itu ia terus meminta data dari server; server itu sendiri, menutup koneksi nirkabel itu, dan akhirnya P94 menghentikan aktivitas anehnya.
Dalam waktu tersebut, kamera pengawas merekam Pixie tersenyum dengan terlihat senang.
“Ekspresinya seperti sedang gembira menantikan sesuatu.”
Setelah Isori menceritakan semuanya, wajah Azusa telihat sedikit pucat, menandakan kalau dia mungkin sedang ketakutan. Saat boneka mekanik yang seharusnya tidak bisa merubah ekspresi membuat ekspresi seperti itu, bahkan Tatsuya pun merasa takut.
“Aku melihat catatan akses P94 dan memang ada perintah yang diterimanya. Tidak, kalau ini memang sungguhan maka tak diragukan lagi, perintah untuk memberhentikan fungsi itu ada didalam otak elektronik P94.”
Saat dia mendengar perkataan ini, Tatsuya terlihat sedikit terguncang.
“….P94 terus beroperasi saat dirinya seharusnya dalam keadaan mati karena sesuatu selain listrik sedang memberi sinyal perintah ke kontrol mesin tersebut. Dan aku rasa kalau itu bukanlah gelombang Psion, atau apapun seperti kemampuan sihir yang diikuti gelombang Psion.”
“Tepat seperti yang kuharapkan dari Shiba-kun, benar sekali. Tsuzura-sensei, mengatakan hal yang sama, tapi aku juga tidak bisa menemukan penjelasan lain.”
“Aku mengerti….. akan kuperiksa.”
Saat mereka sedang berbicara, dia merasa kalau mesin itu mungkin terinfeksi virus tipe baru, tapi penjelasan itu tidak seharga dengan ‘senyuman’ itu. Dia ragu untuk menggunakan ‘kemampuan pengamatannya’ didepan Isori dan Azusa, tapi kelihatannya tidak ada yang dapat dilakukannya jika tidak menggunakannya.
“Pixie, matikan suspend mode.”
Tatsuya berbicara kepada robot tipe perempuan yang duduk di sebuah gerobak (untuk lebih tepatnya, ia duduk di kursi yang ada di gerobak tersebut).
Hasilnya segera nampak. Singkatnya, itu adalah respon normal yang biasa diberikannya saat menerima input vokal. Mesin bernama Pixie tersebut segera membuka matanya, bangkit berdiri dari kursi dan menundukkan kepadanya.
“Apa ada yang Anda butuhkan, Tuan.”
Kalimat sambutan itu terdengar dari mulutnya dengan baik.
Kalimat tersebut sekali lagi berjalan seperti biasanya; tetapi, nada bicaranya lebih terdengar seperti manusia daripada sebelumnya.
“Cari catatan operasi dan komunikasi dari jam tujuh pagi hari ini. Setelah itu, tetap berdiri, dan aktifkan mode inspeksi.”
“Konfirmasi wewenang administrator.”
Perintah Tatsuya membutuhkan izin administrator; jawaban Pixie padanya masih normal.
Karena ia masih belum turun dari gerobak, matanya lebih tinggi daripada Tatsuya dan gadis itu terlihat sedang melihat ke arah mata Tatsuya. Tentu saja, begitulah cara menjelaskannya kalau saja ia itu manusia; sebenarnya, ia sedang memandangi wajah Tatsuya. Pada jarak seperti itu, akan masuk akal jika ia sedang menjalankan proses pindai iris.
Ngomong-ngomong, Tatsuya tidak terdaftar sebagai pemilik Pixie. Akibatnya, tidak ada gunanya menggunakan sandi wajah (nama lain dari sistem keamanan pengenal wajah); itu bukanlah cara memberikan izin kepada Pixie.
Sebenarnya, Tatsuya memiliki kartu administratif didalam kantungnya.
Karena itu, sejak awal, mata Pixie seharusnya tidak tertuju pada wajahnya, tapi pada kantungnya.
Meski begitu.
Tatapan Pixie.
Tetap tertuju pada wajah Tatsuya seolah-olah terpaku dan tidak bisa berpindah.
Waktu terus berjalan saat ia ‘memandangi’ wajahnya lebih cocok ketimbang kata ‘menatap’.
Bukan hanya Tatsuya dan Azusa saja tapi semuanya mulai merasakan ‘sesuatu yang aneh’, Pixie bergerak.
Sebuah bisikan kecil berbunyi ‘Ketemu’ terdengar keluar dari mulutnya,
Dan dalam sekejap, beranjak dari gerobak itu,
Dan sesaat setelahnya menjatuhkan tubuhnya pada Tatsuya.
(Tidak disarankan untuk menghindar!)
Hal-hal seperti ini,
(Ancaman terhitung rendah.)
Berputar didalam benak Tatsuya.
Tatsuya menangkap tubuh Pixie, yang mana kepalanya lebih rendah daripadanya, dari depan.
Mengingat kalau 3H diciptakan untuk keperluan rumah tangga, mereka diproduksi dari bahan yang ringan.
Benturannya tidak sekeras itu. Tentunya, ini mungkin terasa seperti dipeluk oleh seorang wanita dewasa.
Sebuah teriakan aneh terdengar.
Kedua lengan Pixie melingkari leher Tatsuya.
Sederhananya, bisa dibilang, tidak diragukan lagi kalau Tatsuya sedang dipeluk.
Tidak ada seorangpun, termasuk Tatsuya, yang dapat berkata-kata.
Kehabisan kata-kata mungkin adalah kata yang cocok untuk menggambarkan situasi ini.
Seisi ruangan terkejut.
Robot tidak bisa memiliki emosi.
“….Oh, Shiba-kun bahkan populer di kalangan robot.”
Keheningan ruangan tersebut dihilangkan oleh orang yang tidak terkejut melihat pemandangan itu.
Kanon baru saja masuk ke dalam ruangan itu dan memberikan sepatah kalimat datar.
Perkataannya itu berperan sebagai pemecah keheningan, satu per satu mulai sadar kembali.
Tatsuya merasakan banyaknya tatapan yang tertuju kepadanya dari belakang punggungnya.
Sebuah angin es tertiup ke arahnya, tepat dari belakangnya.
Miyuki telah sadar kembali sepenuhnya dan kembali pada dirinya yang biasanya setelah sempat syok sesaat.
Tak diragukan lagi dia memang sudah kembali normal.
“…..Aku tidak tahu kalau Onii-sama punya ketertarikan untuk main dengan boneka.”
“Yang lebih penting, sekarang tenanglah dulu, Miyuki.”
Kalau apa yang Miyuki lakukan hanyalah menatap Honoka, yah, apapun yang terjadi, Tatsuya tidak mempermasalahkan tuduhan adiknya. Kalau Tatsuya dapat membuat asumsi seperti itu pada hari-hari biasa maka tak diragukan lagi kalau ada sesuatu yang salah pada sisi ‘kakaknya’.
“Tidak mungkin aku memeluknya. Akulah yang dipeluk.”
“Dengan kemampuan fisik Onii-sama, seharusnya tidaklah sulit untuk menghindarinya.”
Tentunya, kalau dia mencoba untuk menghindarinya, dia pasti bisa. Kekuatan 3H tidak sekuat perabotan rumah tangga dan tidak sampai membahayakan siapapun, jadi 3H diciptakan lebih lemah daripada seorang wanita dewasa.
“Kalau aku menghindarinya, aku pasti akan menabrakmu.”
Itulah mengapa dia tidak menghindar, karena Miyuki tepat berada dibelakangnya. Tidak akan beda jauh meski dia melompat ke belakang; akan cukup untuk menghentikannya, tapi kemungkinan kalau dia akan menabrak Miyuki tetaplah tinggi.
“Oh, kau dapat mengetahuinya dalam sekejap.”
“Kau bisa mengetahuinya hanya dengan melihatnya.”
Suara Leo menunjukkan keterkejutannya dan Erika menggunakan nada seperti ‘kau baru sadar’ pada kalimatnya.
“…..Maafkan aku. Aku sangat kasar…..”
Disisi lain, Miyuki, yang tidak mengerti (atau lebih tepatnya tidak dapat berpikir jernih sejauh itu) setelah menarik kedua tangannya untuk menutupi mulutnya, segera meminta maaf dengan putus asa dan tak berdaya. Namun, meski terlihat putus asa, dia juga entah bagaimana merasa senang.
“Yang lebih penting, kita harus melakukan sesuatu tentang Pixie.”
Akibatnya Azusa dapat bergerak lagi, dia menyarankannya dengan malu-malu.
Tatsuya, yang telah sadar kalau dirinya sedang dipeluk, membuat senyuman yang sedikit jahat.
“Pixie, lepaskan aku.”
Mendengar perintah Tatsuya, lengan yang dilapisi resin milik Pixie tersentak. Ini terlalu berlebihan untuk gerakan sederhana sebuah motor.
Pixie dengan patuh melepaskan pelukannya. Terlihat ada sedikit keengganan yang bukan ilusi.
Tatapan membara yang terlihat dari kedua mata Tatsuya bukanlah imajinasinya belaka.
Ini seharusnya tidak lebih dari ilusi optik, tapi, untuk alasan tertentu, Tatsuya tidak dapat mengabaikannya.
“Perubahan mode dibatalkan. Pixie, duduklah kembali.”
“Seperti yang Anda minta.”
Kali ini ia mengikuti perintah dengan baik. Penjelasan logisnya itu karena ini bukanlah perintah yang membutuhkan izin administratif, namun, tindakan janggalnya sebelumnya yang terjadi didepan matanya, ia kelihatannya hanya patuh menjalankan perintah itu karena perintah itu berasal dari Tatsuya.
“Mizuki.”
Selanjutnya, Tatsuya memanggil nama Mizuki.
“Y-ya?”
Mizuki sedang mode siaga; bicaranya sedikit kacau akibat mendadak dipanggil.
Mizuki, sendiri, bukanlah satu-satunya orang yang terkejut; Isori dan Kanon juga memberikan tatapan curiga kepadanya.
“Mizuki, tolong lihat apa yang ada didalam Pixie. Mikihiko, aku ingin kau menjaga Mizuki jadi dia tidak terluka sedikit pun karena melakukan ini.”
“…….Apa kau pikir ada sesuatu yang merasuki Pixie?”
Secara tidak sadar, Mikihiko membisikkan pertanyaan itu.
“Sesuatu, hmm, pemilihan katamu lumayan tepat, Mikihiko.”
Jawaban Tatsuya juga tidak terlalu jelas, tapi itu sudah lebih dari apa yang harus dikatakannya, jadi ini sudah cukup.
Daripada sebuah CAD, yang mana dilarang untuk dibawa (di sekolah), Mikihiko menggunakan jimat dan bersiaga.
Sepertinya Mizuki juga sudah menerka jalan pikiran Tatsuya. Dia menegang, wajahnya tampak sedikit menakutkan, tapi meski dia melepas kacamatanya dan memerhatikan Pixie dengan dalam.
Mata Mizuki terbelalak.
Lebih cepat daripada mulutnya, terjadi perubahan pada Pixie.
Itu adalah ekspresi yang tampak seperti manusia.
Dari apa yang dilihatnya, ia sedang membentuk keberadaannya, ini juga bisa merupakan bagian dari fenomena tersebut.
“Ia disitu….. ada Parasite disitu.”
Seseorang menelan ludah.
Terkecuali Mizuki, semuanya menunjukkan kekagetan masing-masing, dan setiap dari mereka sedang bersiap dengan cara mereka sendiri-sendiri.
“Tapi…..”
Perkataan Mizuki masih belum selesai.
“Pola ini…….”
Setelah Mizuki mencoba memikirkannya dan membuat sebuah ‘Hmmmmm’ dengan wajah gelisahnya, dia segera menyimpulkannya.
“Eh, apa?”
Fokusnya tertuju pada Honoka.
Setelah memerhatikan Honoka untuk waktu yang lama sekali, tatapan Mizuki berkali-kali berpindah-pindah dari Honoka ke Pixie dan juga sebaliknya.
“Pola ini….. sama seperti milik Honoka-san.”
Dan saat Mizuki menyampaikan kesimpulannya,
“Eeh!?”
Honoka berteriak dengan ketakutan.
“…..Apa maksudmu?”
Kanon lah orang yang menyuarakan pertanyaan bodoh itu, tapi bukan hanya dirinya saja yang memikirkan hal itu.
“Parasite berada di bawah kendali gelombang pikiran Honoka-san.”
Dihadapkan dengan keterkejutan dan keraguan, Mizuki menjawab dengan nada yang sedikit ambigu.
“Umm, maksudmu Parasite berada dibawah kendali Mitsui-san?”
“Tidak, aku rasa bukan seperti itu.”
Mizuki menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Isori.
“Tidak ada hubungan antara Honoka-san dengan Parasite; aku rasa yang terjadi saat ini adalah Parasite itu menduplikasi pikiran Honoka-san. Mungkin, kalimat yang benar untuk mengatakannya adalah pikiran Honoka-san telah ‘tertanam’ pada Parasite itu.”
“Aku tidak melakukan itu!”
“Dia tidak berkata kalau kau melakukannya dengan sengaja, Honoka.”
Tatsuya menenangkan Honoka yang sedang panik.
“Apa itu benar, Mizuki?”
“Ah, ya. Itu tidak berasal dari pikiran Honoka-san saat ini, aku rasa itu lebih seperti kesan dari masa lalu.”
Kepanikan itu berhenti.
Namun, perdebatan mereka masih belum berakhir.
“Kesan dari masa lalu…. Sederhananya, apa yang Mitsui-san pikirkan diambil dan disalin oleh Parasite yang kebetulan ada di sekitarnya? Lalu setelahnya, Parasite itu merasuki Pixie? Ataukah Parasite itu masuk ke dalam Pixie dan pikiran Mitsui-san juga ikut tertanam ke dalamnya…..?”
Sanggahan Mikihiko hanya berdasarkan pemikirannya saja; sebenarnya, itu hanyalah monolog.
Namun, sesaat setelahnya, wajah Honoka memerah.
Menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Dari sela-sela jari tangannya, terlihat wajahnya yang lebih merah daripada biasanya.
Kelihatannya, dia sudah mengerti bagaimana ini bisa terjadi.
Sebelum ada yang bisa menebak pikirannya,
[Itu benar.]
Dia, dia sendiri. Tidak, pada kasus ini, ‘ia sendiri’ seharusnya lebih cocok. Memberikan sebuah jawaban. (herself = dia sendiri (untuk subjek wanita), itself = ia sendiri (untuk subjek benda mati/hewan). Pada cerita, Parasite dianggap sebagai benda mati/hewan)
[Saya telah dibangkitkan oleh sebuah pikiran yang kuat darinya tentangnya.]
Bibir Pixie membuat gerakan bibir yang dapat dimengerti manusia.
Tetapi, ‘perkataan’ itu tidak terdengar melalui telinga mereka melainkan pikiran mereka.
“Telepati?”
“Sepertinya Psion adalah bagian dari fisika, dan bukan sihir.”
Tatsuya menjawab gumaman Azusa dan terus tetap berdiri didepan Pixie.
“Apa bisa komunikasi dengan suara?”
[Penangkapan suara dimungkinkan. Namun, menggunakan organ vokal sangatlah sulit; tolong gunakan transmisi yang disebut telepati ini saja.]
“Karena itu bukanlah organ vokal; itu adalah mesin. Meski begitu, sepertinya kau bisa menata kalimat dengan baik; dari mana kau memperlajarinya?”
[Pengetahuan ini didapatkan dari inang sebelumnya.]
“Jadi kau Parasite yang waktu itu?”
[Parasite…. Sesuatu yang berasal dari dimensi lain. Ya, itulah saya.]
“Sebangsamu telah berpindah inang dengan cara seperti ini. Berapa banyak orang yang sudah kau korbankan sampai sekarang”
[Korbankan….. tidak ada penyangkalan atas hal tersebut. Saya tidak bisa menjawab pertanyaan berapa banyak itu. Saya tidak mengingatnya.]
Tidak ada seorang pun yang mencoba mengganggu percakapan antara Tatsuya dan Pixie.
Semuanya fokus memandang mereka dengan gelisah.
“Kau bilang kau tidak ingat banyak hal?”
[Salah. Saat kami berpindah ke inang yang baru, apa yang dapat kami bawa hanyalah pengetahuan. Ingatan yang ada sebelumnya hilang saat kami berpindah inang.]
“Aku mengerti, jadi kau tidak tahu orang seperti apa inangmu sebelumnya, dan kau bilang kau tidak dapat mengingat apa itu hanya satu, atau dua, atau banyak orang.”
[Itu benar. Anda memahaminya dengan tepat.]
“Selain menjawab pertanyaanku, bisakan kau menunjukkan apa yang ada padamu sekarang. Apa sebangsamu memiliki emosi?”
[Bahkan kami ingin bertahan hidup.]
“Sederhananya, kau ingin berkata kalau keberadaan sepertimu dan tidak sepertimu berasal dari apa yang kalian anggap bermanfaat atau berbahaya untuk keberlangsungan sebangsamu.”
Tatsuya berhenti berbicara sejenak,
“Namun, aku tidak bermaksud membicarakan tentang asal usul emosimu saat ini.”
Dia segera kembali memberikan pertanyaan.
“Siapa namamu?”
[Kami tidak memiliki nama, jadi panggil saja kami dengan nama benda ini, Pixie.]
“Apa kau mendapat informasi dari otak elektronik itu?”
[Hal tersebut memungkinkan saat saya mendapatkan tubuh ini. Tapi tentang nama benda ini, itu karena sampai sekarang, begitulah cara Anda memanggil saya.]
“Baiklah kalau begitu, Pixie. Apa keberadaanmu berbahaya bagi kami?”
[Saya adalah bawahan Anda.]
“Aku? Kenapa?”
[Saya ingin menjadi milik Anda.]
Parasite yang bersemayam didalam Pixie memberikan tatapan penuh gairah kepada Tatsuya.
[Saya terbangun dari tidur saya akibat pikiran gadis itu, nama gadis itu ‘Mitsui Honoka’.]
Setelah ada sebuah teriakan kecil, sebuah erangan yang terdengar dari mulut yang tertutup masuk ke telinga Tatsuya.
Saat dia segera melihat apa yang terjadi dibelakangnya, dia melihat Miyuki dan Erika, menutupi mulut Honoka bersama-sama.
[Kami tertarik pada pikiran yang kuat; pikiran itulah yang membentuk nukleus ‘saya’.]
“Pikiran yang kuat? Apa semua pikiran bisa seperti itu?”

[Tidak. Hanya pikiran yang benar-benar murnilah yang dapat menciptakan diri kami.]
“Maksudmu benar-benar murni, apa maksudmu keinginan terpendam?”
[Itu benar. Saya rasa apa yang paling cocok dengan bahasa manusia adalah ‘doa’.]
Tatsuya tidak bertanya ‘Doa seperti apa yang membangkitkanmu?’. Dia sudah tahu jawabannya dan karena dia sudah tahu, tidak ada baiknya menanyakan hal tersebut. Meski begitu, walaupun Tatsuya tidak bertanya, Pixie mulai untuk menjelaskan asal usulnya dengan bersemangat.
[Saya ingin memberikan seluruh milik saya kepada Anda.]
Di belakang Tatsuya, erangan itu tidak makin keras.
[Saya ingin berguna bagi Anda.]
Ada tanda-tanda perlawanan dari belakangnya.
[Saya ingin melayani Anda.]
Mungkin ia melawan sangat keras, sampai-sampai orang yang menahannya kelihatannya lelah.
[Saya ingin menjadi milik Anda. Saya ingin memberikan seluruhnya kepada Anda. Itulah doa yang membangkitkan saya.]
Kalau mulutnya tidak ditutupi, Honoka mungkin akan berteriak.
[Seperti yang telah saya katakan, karena ingatan dari inang sebelumnya telah hilang, saya tidak tahu pikiran seperti apa yang ‘menarik’ saya ke dunia ini. Dan sekarang, inti struktur saya adalah keinginan ‘untuk dimiliki oleh Anda’. Saya telah menjadi bawahan Anda.]
Sebuah hentakan, suara tiga orang itu yang menghentakkan kaki ke lantai terdengar dengan jelas; Honoka mungkin juga sudah menyerah, sudah tidak tahan lagi, dan telah dikalahkan oleh Miyuki dan Erika saat dirinya terjatuh.
Namun, Tatsuya tidak menunjukkan respon apapun terhadap Honoka yang sedang malu.
“Cerita yang luar biasa.”
Kesadaran Tatsuya tidak dipenuhi oleh yang namanya ‘emosi’ tapi sebaliknya dipenuhi dengan ‘pengetahuan’.
“Kalau kalian memang memiliki ego, maka sikap kalian yang pasif tepat sesuai dugaan. Dasarnya, kau berkata kalau kalian tidak bermaksud untuk datang ke dunia ini.”
[Sebenarnya, kami bukanlah apa-apa, ‘keinginan’ kami semua didasarkan atas inang kami.]
“Tepat sekali. Baiklah, lain kali saja kupastikannya….. Pixie, kau bilang tidak apa-apa bagiku untuk memerintahmu.”
[Itulah ‘keinginan’ saya,]
“Kalau begitu, patuhilah perintahku. Mulai sekarang, kau tidak boleh menggunakan kekuatanmu tanpa izin. Perubahan ekspresimu adalah salah satu dari psikokinesis[1], bukan? Itu juga dilarang.”
[Seperti yang Anda perintahkan.]
Sebagai caranya untuk membuktikan perkataannya, Pixie menjawab dengan suara yang sedikit aneh.
Senyuman itu hilang dari wajahnya. Struktur mesinnya kembali seperti wajah sintetisnya sebelumnya.
Walau begitu, sepertinya ada senyuman aneh pada wajah sintetis itu.


[1] Kemampuan memanipulasi sesuatu hanya dengan pikiran.