TIO CLARCE
(Translator : Dhien ; Editor : Hamdi)

"Dia menariknya~, dia menariknya keluar dari pantatku~"
Di bagian pegunungan daerah Pegunungan Utara, dimana pohon-pohonnya telah rubuh dan sungai yang kering telah berantakan, terdengar sebuah suara mengerikan yang menggema. Itu adalah suara seorang wanita. Bukan seperti suara yang keluar dari mulut, tapi lebih seperti suara itu berasal dari telepati yang terngiang dalam area yang luas. Karena pita suara Naga tidak dapat mengeluarkan suara manusia, dia pun mengirimkan pesannya melalui getaran di udara.
Akan tetapi, dari awal memang sudah menjadi hal yang mustahil bagi Demonic Beast untuk menggunakan bahasa manusia. Saat ini, kasus yang baru diketahui hanyalah kasus ikan berwajah manusia di suatu tempat. Bahkan di dalam populasi normal, seharusnya tidak ada satupun demonic beast yang mengerti bahasa manusia. Ditambah, keberadaan Naga Hitam di depan mereka saja merupakan hal yang aneh. Tanpa mengikutsertakan monster di dalam Great Dungeon, dia adalah makhluk pertama yang berhasil menahan rentetan tembakan Hajime. Terlebih, meskipun memang ada demonic beast yang dapat mengeluarkan semburan seperti itu, tidak seharusnya mereka berada di sini. Jika mereka hidup di sini, daerah ini pasti sudah terkenal berbahaya.
Oleh karena itu, dia pun menyimpulkan 2 kemungkinan yang terjadi. Pertama: Naga Hitam itu memang datang dari Wilayah yang lebih jauh dibandingkan gunung kelima dalam area, benar-benar seekor demonic beast yang tak diketahui. Selanjutnya, kemungkinan lainnya adalah....
"Kau... ... Jangan bilang kalau kau dari ras Ryuujin (manusia naga)?"
"Mu? Memang. Aku berasal dari ras Ryuujin yang terhormat. Bukankah itu hebat? Luar biasa bukan? Makanya, meskipun kau menarik benda itu dari pantat... ... kekuatan sihirnya akan terputus. Jika aku kembali dalam situasi seperti itu... ...pastinya akan terasa sakit... pantat ini akan..."
Hajime pikir, itu tidaklah mungkin. Tapi Naga Hitam itu menjawabnya bahwa dia benar. Di dalam benaknya Hajime benar-benar terkejut. Entah berapa kali sejak dia datang ke dunia ini dia bertemu dengan 'makhluk-makhluk langka'. Yue adalah seorang vampir yang seharusnya telah musnah dalam perang 300 tahun lalu. Shia adalah seorang atavisme (mutasi genetik), dan di depan matanya adalah Naga Hitam dari ras Ryuujin, yang dipercaya telah musnah 500 tahun lalu.
"... ... Kenapa kau di tempat seperti ini?"
Ketika Hajime masih terkejut, Yue mencoba bertanya pada Naga Hitam. Bahkan bagi Yue, ras Ryuujin adalah sebuah legenda. Yue tertarik apakah dia merupakan satu-satunya naga hitam yang tersisa dari rasnya, seperti dirinya. Cahaya keingin tahuan bersinar di matanya.
"Yahh, yang terpenting, pantatku... ... energi sihirku yang tersisa... ... eh tolong hentikan! Jangan menusuknya! Rangsangannya---! Rangsangannya---~!"
Karena Naga Hitam mengabaikan pertanyaan Yue dengan belagu, Hajime pun berkata, "Kau berani mengabaikan pertanyaan Yue, Aa?", sambil menggunakan tinjunya untuk mendorong tiangnya masuk lebih dalam ke pantatnya. Dengan daya kejut yang menyebar di tubuhnya, Naga Hitam itu berteriak sambil menggeliat. Penampilannya sebelumnya yang berwibawa bagaikan dewa kematian kini semuanya bagaikan ilusi karena tak ada yang tersisa satupun.
"Apa yang dilakukan ras Ryuujin yang punah ini di sini, menyerang para petualang biasa... ... Aku juga ingin tahu tentang hal itu. Biasanya, aku akan langsung terus menusuk pantatmu, tapi akan kutunda untuk mendengar ceritamu. Baiklah, ceritakan dengan jelas."
Hajime pikir, tindakan ras Ryuujin ini terlalu aneh. Normalnya, dia tak akan memberi ampun sedikitpun, tapi dia sedikit menundanya untuk mendesaknya bercerita. Sambil dia memutar tiang yang ada di pantat Naga Hitam.
"Ah, kuh, berhenti memutarnya~ nanojyaa~. A-aku akan memberitahumu!"
Perlakuan Hajime membuat yang lain tercengang, tapi dia tidak mempedulikan mereka. Karena tidak mungkin baginya untuk berbicara dengan kondisi seperti ini, Hajime pun berhenti memutarnya. Akan tetapi, tangannya masih menempel ke tiang itu. Naga Hitam itu pun lega ketika putarannya berhenti sambil menghel nafas. Selanjutnya, dia mencoba menceritakan situasinya dengan nada yang terdengar terburu-buru. Suaranya yang mempesona pastilah hanya imajinasi mereka.
"Naga ini dimanipulasi oleh seseorang. Dia sama sekali tidak berniat menyerang kalian. Satu-satunya hal yang diperintahkan adalah untuk menemukan pria muda di sana bersama teman-temannya dan membunuhnya."
Naga Hitam mengalihkan pandangannya ke Will. Will sedikit bergidik dan tubuhnya gemetaran, kemudian dengan tegas dia membalas tatapan sang Naga Hitam. Melihat pertarungan Hajime, dia pasti telah memutuskan sesuatu.
"Apa yang kau maksud?"
"Akan aku ceritakan urutannya. Aku...."
Jika dipersingkat, kurang lebih cerita Naga Hitam dapat disimpulkan seperti berikut.
Sepertinya Naga Hitam ini pergi dari kota persembunyian ras Ryuujin dengan tujuan tertentu. Tugasnya adalah untuk menyelidiki para pendatang dari dunia lain. Meskipun detailnya tidak terlalu jelas, ada seseorang dengan persepsi sihir yang besar di dalam ras Ryuujin, dan sepertinya orang itu merasakan kekuatan sihir yang besar muncul saat sesuatu datang ke dunia ini beberapa bulan yang lalu.
Meskipun ras Ryuujin memiliki peraturan yang melarang mereka muncul ke permukaan, tapi seperti yang diduga, membiarkan pendatang misterius sebagai masalah yang tak diketahui begitu saja merupakan sebuah bahaya, bahkan untuk mereka. Setelah mengadakan beberapa kali diskusi, mereka pun setuju untuk melakukan penyelidikan.
Naga Hitam yang ada di hadapan mereka meninggalkan kota demi tujuan penyelidikan tersebut. Normalnya, dia akan berubah menjadi wujud manusia setelah melalui area pegunungan, kemudian mereka akan bekerja keras mengumpulkan informasi secara sembunyi-sembunyi, tapi sebelum itu dia berpikir untuk berisitirahat dahulu sejenak, dan sepertinya dia beristirahat di antara pertengahan area gunung pertama dan kedua. Biasanya, mereka menggunakan sihir khas mereka: 'Dragon Form'(Wujud Naga) dan merubah wujudnya menjadi naga karena terdapat demonic beast di sekitar mereka.
Lalu seorang pria yang mengenakan jubah serba hitam muncul di hadapan sang naga yang tertidur. Pria itu kemudian perlahan menggunakan sihir kegelapan pencucian otaknya untuk menggerogoti pikiran dan benak sang naga yang tertidur.
Biasanya, jika itu terjadi Naga tersebut akan segera balik menyerang. Tapi, ras Ryuujin memiliki kebiasaan buruk. Ya benar, itu adalah yang menjadi sumber kekuatan mereka. Ras Ryuujin yang tertidur saat menjadi naga tidak akan mudah untuk dibangunkan. Mereka tidur sangat lama selama tidak ada yang mengganggu mereka. Meskipun begitu, ras Ryuujin mengasah ketajaman kekuatan batin mereka sehingga mereka tidak akan mudah untuk dikendalikan orang lain.
Lalu, tentang bagaimana dia dapat dikontrol dengan begitu sempurna. Itu karena....
"Orang itu begitu menakutkan. Bakatnya dalam sihir kegelapan dapat disebut jenius. Pria itu terus menerus menggunakan sihirnya selama sehari penuh. Jadi tidak peduli sekuat apa aku, aku sama sekali tak dapat menahannya...."
Ini merupakan kesalahan terbesar dalam hidupku, adalah perasaan yang mengalir keluar dari suara sang Naga Hitam. Akan tetapi, Hajime hanya membalasnya dengan tatapan dingin.
"Dengan kata lain, dengan kedatanganmu ke sini, bagaimana bisa kau tidak menyadari sihir itu digunakan sehatian penuh hanya karena kau tertidur?"
Semua orang kebingungan. Naga Hitam itu hanya bisa pasrah menanti hari esok sambil terus melanjutkan ceritanya seperti tak terjadi apapun. Ngomong-ngomong, alasan kenapa dia tahu bahwa sihir itu digunakan seharian adalah karena ia masih sadar saat proses pencucian otak selesai dan mendengar pria itu mengatakan "Hanya untuk hal seperti ini membutuhkan waktu seharian penuh....".
Kemudian sambil mematuhi pria berjubah itu, ia membantu mencuci otak para demonic beast di sekitar. Lalu, di suatu hari, pasukan Brutal mencoba berpindah ke area pegunungan pertama, dan mereka berpapasan dengan kelompok Will yang sedang melakukan penyelidikan. Mereka yang diperintahkan untuk membunuh setiap saksi mata, mencoba mengejar kelompok Will. Hal itu pun dilaporkan kepada pria berjubah. Untuk beberapa alasan, sepertinya dia tak ingin ada orang yang tahu bahwa dia telah mencuci otak para demonic beast, jadi dia pun memerintahkan Naga Hitam untuk mencari lebih teliti.
Kemudian, begitu ia tersadarkan, ia telah dihajar habis oleh Hajime, dan panik karena ia bisa mati jika hal itu diteruskan. Itulah kenapa ia meledakkan tenaga sihirnya.
Selanjutnya, saat itu ia diperintahkan untuk melakukan serangan bunuh diri menurut perintah yang tertanam di dalam otaknya. Kesadarannya baru kembali setelah terkena serangan Shia. Detik berikutnya, kesadarannya benar-benar terbangkitkan saat menerima rasa sakit yang tak tertahankan dari pantatnya. Ia tidak tahu apakah kesadarannya kembali karena pukulan di kepalanya atau tusukan di pantatnya.
"... ... Berhentilah bermain-main."
Kepada sang Naga Hitam yang baru menyelesaikan ceritanya, datang sebuah suara gemetar yang sambil bersusah payah menahan amarahnya. Semuanya mengalihkan pandangannya pada orang itu. Dengan tangannya yang mengepal, Will mengarahkan amarahnya kepada sang Naga Hitam.
"... ... Hanya karena kau sedang dikendalikan... ... Gale-san telah---, Navarre-san telah---, Lento-san telah---, Waslee-san telah---, Kurt-san telah---! Terbunuh, tapi kau bilang itu terpaksa!"
Sepertinya, dia marah karena mengerti kenapa teman-temannya terbunuh. Dia meninggikan suara berisi amarahnya kepada sang Naga Hitam.
"... ..."
Naga Hitam yang dicaci-maki itu tidak mengelak sedikitpun. Ia hanya menerima semua perkataan Will dengan mata yang tenang sambil memandangnya. Will tidak tahan dengan sikapnya.
"Dari awal, ceritamu sama sekali tak bisa dibuktikan! Kau hanya membuat-buatnya karena kau tidak mau mati!"
"... ... Apa yang baru saja kukatakan merupakan kebenaran. Harga diri ras Ryuujin tidak akan membiarkan siapapun berbohong."
Sekarang, Will mencoba menjawabnya dengan berapi-api. Tetapi, Yue mencegahnya.
"... ... Aku yakin, ia tidak berbohong."
"Kh, atas dasar apa kau mengatakan itu..."
Memandang Will yang membentaknya, Yue mulai berbicara sambil melihat Naga Hitam.
"... ... Ras Ryuujin adalah ras yang terhormat dan jujur. Aku telah hidup lebih lama dari pada semua orang yang ada di sini. Itulah kenapa aku lebih paham tentang legenda ras Ryuujin. Ia mengatakan 'Demi harga dirinya.' Itulah kenapa, aku yakin ia tidak berbohong. Terlebih... ... aku mengetahui mata seseorang yang berbohong."
Yue sedikit menggerakan pandangannya dari Naga Hitam sambil memandang langit. Pastinya, ia terjngat akan peristiwa yang terjadi 300 tahun yang lalu. Menjadi seorang putri yang terasingkan, orang-orang di sekitarnya telah menjebaknya demi tujuan tertentu, tentunya banyak pembohong yang terlibat. Bahkan orang yang paling dekat dengannya termasuk salah satu 'pembohong' juga. Alasan kenapa ia selalu lari dari kenyataan adalah 'penghianatan'. Oleh karena itu, bagi Yue yang telah mengenal pahitnya 'kehidupan', matanya sensitif terhadap para 'pembohong'. Meskipun alasan mengapa ia mempercayai Hajime saat pertama kali bertemu adalah karena tidak ada cara lain lagi, dan meskipun Hajime tidak pernah berbohong padanya, ketika ia mengingat saat-saat itu, sensitivitasnya terhadap para pembohonglah yang berkontribusi paling besar.
"Fumu, ternyata masih ada orang yang mengetahui pemikiran ras Ryuujin... ... Tidak, apakah tadi kau bilang pada jaman dahulu?"
Menemukan seseorang yang masih mengetahui pemikiran sebenarnya ras Ryuujin, intonasi Naga Hitam entah mengapa berubah menjadi riang.
"... ...Nn, aku adalah dari ras Vampir yang berhasil selamat. 300 tahun lalu, aku dengar ras Ryuujin menjadi sebuah lambang kehormatan."
Sepertinya, Naga Hitam hidup dalam masa yang kurang lebih sama dengan Yue. Terlebih, perkataannya menyiratkan bahwa ia mengetahui sesuatu tentang dunia ini. Bahkan sampai sekarang, mereka masih menyembunyikan identitas mereka dan menyelidiki dunia luar. Tapi, Naga Hitam terlihat cukup terkejut saat mengetahui bahwa sang putri Vampir ternyata masih hidup. Orang-orang di sekitar, Will, Aiko dan para murid juga tercengang.
"Yue... ... itulah namaku. Itu nama yang kudapat dari orang yang paling berharga. Jadi, aku ingin kau memanggilku dengan nama itu."
Yue melakukan gerakan seperti sedang malu dengan menutupi pipinya yang memerah dengan kedua tangannya. Bagi Yue, ras Ryuujin adalah ras yang patut untuk dijadikan teladan. Jadi kalimatnya akan berujung pada sebuah penghormatan. Perasaan itu juga pasti dirasakannya saat mencoba menghentikan cacian Will.
Di dekat Yue, aura kebahagiaan terasa mengalir ke sekitar. Karena perbincangan manis yang begitu mendadak, para siswi mengeluarkan ekspresi seolah mereka sedang memakan makanan manis, sementara para siswa tersipu malu saat mereka melihat pesona Yue. Bahkan Will terlihat telah sedikit kehilangan amarahnya.
Akan tetapi, Will meneruskan ucapannya karena masih menyesali apa yang telah terjadi kepada para seniornya.
"... ... Meskipun begitu, itu tidak mengubah kenyataan bahwa kau yang membunuh mereka... ... meskipun aku tidak tahu apa yang harus dilakukan...... Meskipun begitu---! Gale-san akan menikah saat dia menyelesaikan pekerjaan ini... ... penyesalannya..."
Dia tahu di dalam pikirannya bahwa Naga Hitam tidaklah berbohong. Tetapi, tidak ada yang bisa dia lakukan selain menyalahkannya. Hatinya hanya tidak dapat menerima kenyataan. Di dalam benak Hajime, "Sekali lagi, hal yang menarik terjadi huh," penghormatan yang cukup unik. Kemudia dia mengingat Liontin yang mereka temukan di jalan.
"Will, apakah benda ini milik Gale?"
Sambil mengatakan itu, Hajime melemparkan liontin itu kepada Will. Will menerimanya, Will memperhatikannya lalu dia tersenyum bahagia.
"Ini, ini liontin milikku! Aku pikir aku sudah kehilangannya, tapi kau menemukannya. Terima kasih banyak!"
"Huh? Itu milikmu?"
"Ya, kau salah menduganya karena di dalamnya ada foto Mama."
"Ma-Mama?"
Jawabannya benar-benar jauh dari dugaan, dan jawabannya bahkan membuat pipi Hajime mengerut secara tidak disengaja.
Karena wanita di dalam foto itu seharusnya baru berumur belasan tahun Hajime ragu saat mendengarnya, "Bagaimanapun, foto mama saat muda memang yang terbaik." ucap Will seperti sudah ditakdirkan saja. Semuanya pun kemudian sadar "Aa, mama-con huh," sambil memasang ekspresi memakluminya. Khususnya para siswi yang terlihat lebih antusias.
Ngomong-ngomong, kelompok Gale yang lainnya merupakan pria semua. Selanjutnya, nama panjang Gale yang sebenarnya adalah Gale Homoluca. Seperti yang dikatakan orang-orang, nama memang mempengaruhi penampilan fisik.
Mungkin karena dia telah mendapatkan foto ibunya kembali, Will mencoba menenangkan dirinya. Tanpa diduga hal itu ternyata cukup efektif. Tapi, meskipun sekarang dia merasa lebih tenang, dendam dan rasa sakitnya belumlah hilang. Will, dengan tenang, berniat untuk membunuh Naga Hitam. Terlebih, meskipun dia tahu Naga Hitam telah dicuci otak, Will beralasan bahwa ia hanya berbohong. Alasan utamanya tentu saja untuk membalas dendam.
Lalu, seolah menyesali perbuatannya, Naga Hitam itu berbicara dengan suara yang diliputi perasaan berdosa.
"Meskipun aku dikendalikan, itu benar jika aku telah bersalah merenggut nyawa mereka. Untuk menyelesaikannya, aku akan patuh menerima hukuman. Akan tetapi, aku ingin kau menunggu sebentar lagi. Setidaknya, sampai pria berbahaya itu telah berhenti. Pria itu mencoba membuat tentara yang terdiri dari para demonic beast. Meskipun hukum ras Ryuujin tidak mengijinkan untuk ikut campur dalam masalah dunja luar, akulah yang akan bertanggung jawab. Aku tidak dapat meninggalkannya begitu saja...... Aku tahu ini hanyalah keegoisanku sendiri. Tapi, tolong coba pikirkanlah."
Mendengar apa yang dikatakan Naga Hitam, semua orang di tempat itu terkejut ketika mendegar tentang pasukan demonic beast. Secara alami, semua pandangan berfokus ke Hajime. Sebagai anggota, adalah hal yang wajar untuk melihat ke pemimpin mereka. Kenyataannya, karena Hajime lah yang berhenti menusuk Naga Hitam, secara alami mereka mempercayakan keputusannya pada Hajime.
Jawaban Hajime adalah,
"Yahh, aku tidak benar-benar tau tentang kondisimu. Tapi, ini akan merepotkan jika aku mengabaikannya begitu saja. Matilah sebagai permintaan maafmu."
Dia mengayunkan tangan buatannya sambil mengatakan hal itu.
"Tunggu---! K-kau, dengar cerita itu, kau seharusnya tidak mengakhirnya begitu saja tanpa membicarakannya terlebih dahulu! Tolonglah! Aku akan terus meminta maaf tanpa mengecewakanmu! Aku tidak akan mempedulikan hal apapun yang kau lakukan saat ini semua berakhir! Makanya tolong tunda sebentar! Ini keinginan terakhirku---!"
Hajime terus mengayunkan tinjunya dengan mengabaikan apa yang dikatakan Naga Hitam dengan mata dingin. Akan tetapi, dia tidak dapat melakukannya. Saat dia mengayunkan pukulannya, Yue memeluk erat leher Hajime. Hal itu membuatnya terkejut, Yue pun membisikkan sesuatu ke telinga Hajime sambil memeluknya erat.
"... ... Apa kau akan membunuhnya?"
"Eh? Yahh, kami saling mencoba untuk membunuh..."
"... ... Tapi, ia bukanlah musuh. Ia tidak pernah mengeluarkan hawa membunuhnya pada kita. Itu semua berlawanan dengan kehendaknya."
Sepertinya, Yue tidak ingin Naga Hitam itu untuk mati. Bagi Yue, ras Ryuujin adalah sesuatu yang ia dambakan, jadi ia pun menghormatinya.
Terlebih, meskipun Hajime bilang mereka mencoba untuk saling membunuh, dari awal Naga Hitam tidak pernah mengeluarkan niat membunuhnya pada Hajime dan yang lainnya. Mereka pun mengerti alasannya sekarang. Dengan kesadarannya yang dirampas, ia hanya menjalankan perintah bagaikan sebuah mesin. Meskipun begitu, itu tidak mengubah kenyataan bahwa mereka memang mencoba untuk saling membunuh. Akan tetapi, dari awal Will-lah yang Naga Hitam itu inginkan, dan alasan kenapa Naga Hitam itu bertarung dengan Hajime adalah karena ia dihadapkan pada niat membunuh Hajime.
Tanpa perlu dikatakan, Hajime akan dalam masalah jika Will sampai mati, jadi otomatis ia menjadi musuh Hajime karena ia mengincar Will, tetapi dalang dibalik semua itu adalah sang pria berjubah. Jadi, jika ditanya siapa musuh sebenarnya, pria berjubah itu lebih tepat menjadi jawabannya.
Juga, ada alasan lain untuk menghentikan Hajime.
Yue tahu kuda-kuda Hajime. Tapi, di mata Yue, Naga Hitam dan musuh yang harus mereka bunuh adalah hal yang berbeda. Karena ia adalah penguasa ras vampir, mengalami hal seperti itu, matanya tidak akan salah mengenai seseorang. Di mata Yue, tidak ada tanda-tanda dalam diri Naga Hitam bahwa ia adalah musuh. Bagi Yue, setidaknya ia tidak ingin Hajime membunuh seseorang yang bukan 'musuh' mereka.
Bagaimanapun,
"... ... Jika seseorang melanggar pendiriannya sendiri, mereka dapat terluka. Apakah kau akan mengubah pendirianmu setelah membunuh Naga Hitam?"
Ia khawatir jika Hajime bisa 'terluka' jika dia 'membunuh' seseorang yang bukan musuh mereka.
Mendengar apa yang Yue katakan, Hajime dapat menebak pemikirannya, dan dia mencoba berpikir untuk lebih berhati-hati jika Naga Hitam itu musuh karena ia sangat mudah merelakan nyawanya. Meskipun ia hanya dimanipulasi, Hajime tidaklah begitu naif memutuskan hal tersebut dalam pertarungan mematikan ini. Dia sepertinya dapat dengan mudah membunuhnya tanpa belas kasihan.
Akan tetapi, setelah ia mendapatkan kesadarannya kembali dan efek pencucian otak telah musnah, untuk dengan sengaja mengeksekusinya dengan pemikiran 'musuh harus dibunuh', dia pun berpikir, "bukankah itu sebuah penyimpangan?".
Sambil terus bergelantungan di leher Hajime, Yue memandangnya dengan begitu dekat seolah mereka dapat berciuman kapan saja, dan saat memikirkan hal tersebut, tiba-tiba Naga Hitam berbicara.
"Maaf telah merusak suasana, bahkan jika kau merasa kebingungan, dapatkah kau menarik tiang ini dari pantatku? Jika ini terus berlanjut, tidak peduli apa yang terjadi aku akan mati."
"Nn? Apa maksudmu?"
"Saat aku menerima segala sesuatu dalam wujud Naga, saat aku kembali ke wujud manusiaku aku akan menerima beban yang sama. Coba bayangkanlah, saat-saat dimana tiang ini menusuk pantat seorang wanita...... Kau pikir aku akan bisa selamat dari hal seperti itu"
Semua orang di sekitar membayangkan adegan seperti apa yang Naga Hitam katakan, lalu "Uwa~," mereka pun bergidik ngeri. Terutama para wanita, mereka memegang pantat mereka seolah ada tongkat yang menusuknya.
"Yahh, walaupun wujud naga ini dapat dipertahankan dengan energi sihir, energi sihirku akan segera habis. Dalam satu menit...... meskipun tak begitu buruk untuk pergi ke dunia luar, tolong jangan biarkan aku mati dengan cara seperti ini. Biarkan aku mati tanpa 'tertusuk'--"
Entah mengapa, dari perkataannya ia terlihat gelisah, dan intonasinya semakin melemah seolah ia sudah berada pada batasnya, dan sepertinya Hajime sudah tidak memiliki waktu untuk memikirkannya lagi.
Hajime merangkul Yue dengan lengan kanannya, dan daripada ragu-ragu, ia lebih memilih untuk mempercayainya partnernya. Untuk sebagian orang, mereka tidak akan dapat memahami diri mereka sendiri. Itulah mengapa, tidak salah salah untuk memilih jalan yang dipilih oleh partner yang mereka percayai.
Memikirkan hal tersebut, Hajime dengan hati-hati meletakkan tangannya di tiang yang tertancap di pantat Naga Hitam. Selanjutnya dia menggunakan tenaganya untuk mencabutnya
"Haaan! Tolong pelan-pelan. Aku masih lem-- fuwahhh. Hah, keras sekali! Kalo gini-- Aanh! Keluar, ada yang mau keluar--" (kok jadi berasa sesuatu yahh? :v)
Karena tersangkut di dalam, Hajime pun memutarnya berkali-kali, dia pun mengepaskan kekuatannya saat memutar-mutarkannya, tapi entah mengapa Naga Hitam mengeluarkan suara 'menarik' sambil kesakitan. Hajime mengabaikannya dan mengeluarkannya tanpa belas kasihan.
ZUBOh!!
"Ahiii--- --- ---!! Lu-luar biasa...... Meskipun sudah kubilang untuk melakukannya dengan pelan-pelan, tapi kau melakukannya tanpa belas kasihan sedikitpun...... Ini pertama kalinya..."
Di saat Naga Hitam menggumamkan hal yang tidak jelas, dengan segera tubuhnya terbungkus oleh sesuatu yang seperti kepompong, kekuatan sihir berwarna hitam pekat, dan ukurannya yang besar mulai mengecil. Selanjutnya, saat ukurannya mulai menyerupai manusia, kekuatan sihirnya dengan segera menghilang.
Naga Hitam yang berubah wujud ke wujud manusia pun ambruk, dan selagi salah satu tangannya menahan tubuhnya, tangan yang lainnya memegangi pantatnya. Dengan pipi yang memerah, rambut yang hitam dan mata emas seorang gadis cantik. Rambutnya yang hitam, lurus dan mengkilap mencapai pinggangnya dan pipinya berwarna merah cerah. Haa haa, ia kesulitan bernafas seolah sedang kesurupan.
Sekilas penampilannya sekitar awal 20 tahunan, dan tingginya mungkin sekitar 170cm. Dengan proporsi tubuh ideal yang bisa dibanggakan. Setiap kali ia bernafas, sepasang 'bukit' bergetar dengan hebat yang terlihat dari kerah bajunya yang berantakan, dan itu seperti bisa keluar kapan saja. Jika Shia adalah melon, maka Naga Hitam adalah semangka.
Wujud sebenarnya Naga Hitam begitu cantik dan mempesona dan hal itu membuat para pria bereaksi berlebihan melihatnya. 3 siswa yang dalam masa remaja pun entah mengapa terlihat membungkuk. Jika ini terus berlanjut, jumlahnya bisa bertambah menjadi 4. Sementara para gadis memandangi mereka dengan tatapan seolah mereka tak lebih dari seekor kecoak.
"Haa haa, aku masih hidup... ... Meskipun masih ada rasa tidak nyaman di pantat... ... seluruh tubuhku dipenuhi luka... ... Haa haa... ... sakit ini terasa begitu nikmat..."
Naga Hitam mengeluatkan ekspresi 'berbahaya' dan karena beberapa hal membuatnya mengeluarkan kata-kata yang 'berbahaya', lalu dia membenarkan posisinya dan meluruskan posisi duduknya dan mulai memperkenalkan dirinya di suasana yang 'dingin' tersebut. Tapi, dia masih terlihat ngos-ngosan, haa haa, mengotori pemikiran orang di sekitar, tapi...
"Aku memiliki masalah sekarang. Dengan sepenuh hati, aku meminta maaf. Namaku adalah Tio Clarce. Seseorang dari suku terakhir dari ras Ryuujin, suku Clarce.
Naga Hitam memperkenalkan dirinya sebagai Tio Clarce, selanjutnya, ia menceritakan bagaimana pria berjubah itu mencoba menyerang kota dengan pasukan prajurit demonic beast yang telah dicuci otaknya. Jumlah mereka berkisar antara 3000-4000. Lalu dia juga telah mencuci otak pemimpin demonic beast dari area pegunungan kedua, itu membuatnya dapat mengendalikan pasukan dengan lebih efektif.
Ketika ia membicarakan tentang demonic beast, hal itu membuat Hajime dan yang lainnya teringat tentang kekuatan baru dari Ras Iblis di dunia ini. Karena Aiko dan yang lainnya juga memikirkan hal yang sama, mereka pun menduga kalau pria berjubah itu berasal dari ras iblis.
Akan tetapi, tebakan mereka dengan cepat dibantah oleh Tio. Bagaimanapun, pria berjubah itu memiliki rambut dan mata manusia yang hitam dan masih seorang remaja. Terlebih, dari mulutnya sendiri Tio mengatakan sesuatu yang menjadi penentu utama, "Orang itu mengaku sebagai seorang pahlawan", dengan nada yang diselimuti dendam kepada orang yang disebut sebagai pahlawan itu.
Seorang anak laki-laki dengan rambut dan mata hitam, terlebih dia terlihat seperti seorang genius dalam penggunaan sihir kegelapan. Dengan petunjuk sebanyak ini, seseorang muncul di benak mereka. Aiko dan para murid bergumam, "Tidak mungkin...", sambil mengeluarkan ekspresi bingung dan perasaan yang tercampur aduk. Meskipun ada kemungkinan warna hitam yang dimaksud itu berbeda, tapi mereka mengatakan itu sambil seolah tidak mau mempercayainya.
Dan, Hajime tiba-tiba menggumamkan sesuatu, "Ooh, ini...", sambil melihat ke tempat yang jauh. Jika ada yang bertanya, setelah mendengar cerita dari Tio, Hajime mencoba mencari grup demonic beast dan pria berjubah yang dimaksud menggunakan PPTB ( Pesawat Pengintai Tak Berawak) miliknya.
Selanjutnya, PPTB akhirnya menemukan tempat dimana para tentara demonic beast berada. Mereka bergerombol....
"Mereka, kau tahu? Jumlahnya tidak hanya 3000-4000. Mereka berada pada kisaran angka dimana kau harus menambahkan 1 digit angka lagi."
Mereka semua membelalakkan mata setelah mendengar laporan Hajime. Para tentara itu, telah memulai perjalanan mereka. Arahnya tentu saja mengarah ke kota Ul. Dengan kondisi ini, mereka dapat keluar gunung dalam waktu setengah hari dan mencapai kota Ul dalam waktu satu hari.
"Kita harus secepatnya melaporkan hal ini ke kota--! Beritahu mereka untuk bersembunyi, memanggil bantuan dari ibukota kerajaan,...... lalu, lalu...."
Karena ini adalah situasi genting, Aiko bersusah payah memperbaiki kalimatnya sambil kepusingan. Tidak peduli jika demonic beast yang muncul sampai ribuan, bahkan dengan kekuatan murid-murid yang diatas batas kewajaran, mereka masihlah trauma. Aiko sama sekali tidak memiliki kekuatan tempur, sementara Will yang terinspirasi menjadi seorang petualang, dan Tio yang telah kehabisan sihirnya bahkan tidak akan dapat menjadi penghalang bagi musuh. Itulah kenapa, seperti yang baru saja Aiko bilang, mereka harus secepatnya ke kota untuk melaporkan keadaan darurat, lalu hal terbaik yang dapat dilakukan adalah menyelamatkan diri selagi menunggu pertolongan dari ibukota kerajaan sampai.
Lalu, diantara semua orang yang gemetaran. Will tiba-tiba menggumamkan sesuatu.
"Umm, jika itu adalah Hajime-dono mungkin dapat melakukan sesuatu...."
Dengan perkataannya itu, semua orang melihat ke Hajime. Mata mereka menggambarkan bagaimana mereka berharap. Dipandangi dengan cara seperti itu, Hajime melambaikan tangannya dengan suram, dan menjawabnya dengan rasa ketidak pedulian.
"Jangan lihat aku seperti itu. Pekerjaanku hanya untuk membawa Will kembali sampai ke Fhuren. Aku tidak mau menerima tugas untuk melindungi kota dari perang. Makanya kalian harus berhenti berharap dan segera pergi ke kota untuk melapor.
Para murid dan Will dapat merasakan ketidak pedulian Hajime dari sikapnya yang tak merasa tergerak. Di antara mereka, Aiko menanyakan pertanyaan dengan ekspresi seolah ia teringat akan sesuatu.
"Nagumo-kun apa kau menemukan pria berjubah itu?"
"Nn? Meskipun aku telah memeriksanya dari tadi, aku tak menemukan sesosok pun bayangan manusia."
Mendengar ucapan Hajime, Aiko kembali menunduk. Selanjutnya, potsuri, ia berkata masih ingin tinggal di sini untuk mengkonfirmasi apakah pria berjubah itu Shimizu Yukitoshi yang sedang menghilang atau bukan. Itu karena Aiko selalu memikirkan murid-muridnya. Bagaimanapun, ia sepertinya tidak dapat melakukan apapun jika semua ini memang benar ulah muridnya.
Akatetapi, mereka tidak dapat meninggalkan Aiko begitu saja di tempat ribuan demonic beast berkeliaran, jadi Sonobe dan murid yang lainnya pun mencoba untuk membujuk Aiko. Tapi, Aiko masih ragu. Jadi bagaimana jika Hajime ikut membujuk... ...mereka pun mulai berpikir seperti itu. Setelahnya, Hajime memikirkan pembicaraan tentang apakah mereka harus kembali atau tidak sambil berdiam diri di tempat membuat keadaan semakin rumit, Hajime pun berbalik dan mengeluarkan pandangan dingin terhadap Aiko.
"Tinggallah di sini jika kau mau. Kami akan membawa Will ke kota."
Seperti yang dia bilang, dia menarik kerah Will sambil mulai menuruni gunung. Will, Aiko dan para murid mencoba untuk menolak dalam kepanikan. Alasan mereka, mereka tidak bisa pergi meninggalkan para tetara demonic beast begitu saja, mereka ingin mengetahui identitas pria berjubah, dan para tentara demonic beast itu dapat dikalahkan oleh Hajime.
Hajime menghela nafas dan berbalik melihat Aiko dan yang lainnya dengan tampang sebal.
"Bukannya aku sudah bilang, pekerjaanku adalah untuk melindungi Will. Membawa orang yang harus kulindungi ke pertarungan melawan gerombolan tentara adalah sesuatu yang tidak akan kulakukan.. Contohnya, bahkan jika aku mau, rintangannya akan terlalu besar dan itu akan menjadi pembantaian untukku sendiri. Bukan berarti aku ingin mengalami hal itu. Ditambah, jika kau pergi untuk mengkonfirmasi identitas pria berjubah itu, siapa yang akan melaporkan tentang hal ini ke kota? Jika kebetulan kita dikalahkan, kota akan terserang oleh serangan kejutan, paham? Ngomong-ngomong, kendaraan sihir roda 2 itu hanya bisa digerakkan olehku, jadi mustahil untuk yang lainnya kembali terlebih dahulu selagi aku bertarung, ok?"
Mendengarkan serangan balik yang rasional dari permohonan mereka, Aiko dan yang lainnya tak sanggup berkata-kata menyadari betapa tak bergunanya permintaan mereka.
"Yahh, seperti yang baru saja Mas--... ... ohokk, seperti yang baru saja dia bilang. Karena aku baru saja kehabisan kekuatan sihirku, aku tidak dapat melakukan apapun. Jadi, prioritas utama kita adalah menginformasikan ke kota tentang situasi darurat ini. Jika aku dapat beristirahat sehari saja, aku dapat memulihkan banyak tenagaku."
Karena semuanya tetap diam, Tio berbicara untuk mendukung pernyataan Hajime. Meskipun cuma sedikit, ia memanggil Hajime dengan cara yang aneh... ... tapi itu pasti hanya imajinasi mereka saja. Aiko juga tahu akan lebih baik jika mereka berhenti mengkhawatirkan Shimizu, dan ia memutuskan untuk memprioritaskan keselamatan murid-murid disampingnya.
Tio tidak dapat bergerak karena kehabisan kekuatan sihirnya, Jadi Hajime menggeretnya di pangkal lehernya. Sebenarnya, para siswa berkata dengan penuh semangat kalau seseorang harus membawanya di punggung mereka, tapi ide itu ditolak oleh para siswi. Dan karena Tio sendiri yang memintanya, entah mengapa ia pun dibawa oleh Hajime.
Akan tetapi, dibandingkan di punggungnya, sudah menjadi sifat Hajime untuk tidak memegangnya. Sambil mengerutkan keningnya, Hajime tiba-tiba menggenggam kaki Tio dan menggeretnya.
Karena protes dari Aiko dan yang lainnya, dengan terpaksa dia pun mengubah genggamannya ke pangkal leher Tio, dan menggeretnya sama seperti sebelumnya. Tidak peduli apa yang Hajime lakukan, hal itu berakibat ke Tio, yang entah kenapa mengeluarkan ekspresi begitu menikmatinya yang membuat orang-orang di sekitar merasa ngeri, dan mereka pun menuruni gunung dengan cara seperti itu.
Dengan awan hitam dan bala tentara di belakang rombongan, mereka bergegas menuju ke kota Ul.