6 NOVEMBER 2095 / RUMAH UTAMA YOTSUBA – RUANG TAMU
(Translater : Fulcrum; Editor : Hikari)

Hee-hee
Tiba-tiba suara tawa Miyuki membuat Tatsuya yang sedang melihat keluar jendela, kembali melihat ke dalam ruangan.
Berbeda dengan arsitektur bergaya timur, ruangan besar ini dibangun dengan arsitektur bergaya barat. Tergantung lukisan-lukisan pemandangan di sepanjang dinding ruangan berwarna cerah. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan cat minyak asli, hal itu dapat dilihat dari tanda tangan pelukisnya di kanvas. Selain itu, di ruangan ini juga ada sebuah meja kayu yang cukup untuk 10 orang.
Meski begitu, ruangan ini memiliki kesan kosong. Ini mungkin terjadi karena, bukannya berisi lebih dari sepuluh kursi, ruangan ini hanya berisi sofa berkaki empat yang ditaruh dekat dengan meja; juga selain meja dan sofa, di ruangan itu juga hampir tidak ada perabotan sama sekali, yang membuat ruangan ini memiliki banyak tempat kosong. Membuat ruangan yang luas dengan sia-sia ini mungkin untuk memberikan kesan tertekan secara psikologi.
Sebenarnya, hal seperti itu sudah disadari Tatsuya sejak dulu. Pandangannya tertuju langsung kepada adiknya.
Melihat wajah bingung Tatsuya, Miyuki, yang sedang duduk di sofa dengan ukiran bola dan cakar pada kakinya, langsung menunduk sambil malu.
“…Maafkan aku, Onii-sama. Hanya saja aku tiba-tiba teringat tentang apa yang terjadi dulu.”
“Sesuatu yang lucu?”
Tatsuya juga tersenyum membalas senyuman di wajah Miyuki saat dia menjawabnya.
“Tidak… dulu aku sangat bodoh, dan aku merasa kalau itu lucu.”
Senyuman Tatsuya hilang seketika, saat mendengar perkataan adiknya. Tapi dia tidak merasakan adanya hal buruk dari perkataannya, nada bicaraya, ataupun ekspresi wajahnya.
“Ngomong-ngomong, Onii-sama dulu dekat dengan Ayako-san dan Fumiya-kun…. waktu itu aku kaget sekali melihatnya?”
Dari apa yang dikatakannya, Tatsuya segera mengingat masa-masa yang dimaksud Miyuki dan menunjukkan senyumannya kembali.
“Yah… saat itu aku masih kecil lalu, tunggu dulu.”
“Rasanya ini aneh. Akulah yang bodoh dulu.”
Saat itu mereka berdua masih dianggap ‘anak-anak’ oleh orang lain. Mereka berdua sendiri juga tidak menganggap diri mereka dewasa saat itu.
Walau begitu, mereka berdua tidak ragu saat mereka masih dianggap orang-orang pada 3 tahun yang lalu hanya sebagai ‘anak-anak’.
“Saat itu, walaupun aku adikmu, aku tidak tahu sama sekali tentang Onii-sama. Tidak…. aku bahkan tidak ingin tahu.”
Tatsuya ingin mengatakan sesuatu untuk menyangkal hal itu, tapi selain dari senyuman sekilas yang diberikan oleh adiknya, sayangnya dia tidak bisa melakukan apa-apa selain tersenyum.
Sekalipun dia bisa menyangkal perkataan Miyuki, hal itu tidak perlu dilakukan.
Walaupun mereka berdua salah, yang bertanggung jawab bukanlah mereka berdua; Tatsuya dan Miyuki sadar akan itu.
Jika Miyuki sudah tidak ingin berbicara tentang masa lalu, maka Tatsuya tidak akan mengungkit-ungkit hal itu lagi.
Tatsuya kembali memandang keluar jendela.
Selagi melamun keluar jendela, kelima inderanya tetap berfungsi sepenuhnya, mencari adanya aktivitas-aktivitas mencurigakan dan sebagainya. Sementara itu, indera khusunya menangkap lebih banyak informasi daripada kelima inderanya, sehingga dia selalu siap untuk mengakses dimensi informasi saat itu juga.
Itu semua dilakukannya demi melindungi Miyuki.
Jika ada yang muncul dan dirasa itu akan membahayakan Miyuki, Tatsuya akan segera menghancurkannya untuk mencegahnya.
Hal ini tidak berubah dari dulu hingga sekarang.
Tapi saat itu, Miyuki tidak sadar akan hal ini.
Tapi saat itu, hal tersebut ditutup-tutupi dari Miyuki.