DI KOTA BROOK II

Karena guild biasanya dianggap sebagai sebuah tempat di mana orang-orang kasar berkumpul, Hajime berpikir itu akan menjadi tempat yang kotor, tapi di luar dugaan itu bersih. Ada sebuah konter di depan pintu masuk, dan sebuah restoran di sebelah kirinya. Ada beberapa orang yang kelihatannya adalah para petualang, makan dan bercakap-cakap. Dinilai dari bagaimana tidak ada satu pun yang memesan sake, itu mungkin karena mereka tidak menyediakannya. Bagi mereka yang ingin minum, mereka harus pergi ke bar.
Saat Hajime dan kelompoknya memasuki guild, secara alamiah para petualang mengalihkan tatapannya pada mereka. Awalnya, karena itu hanyalah tiga orang yang tidak dikenal, hanya hanya memberi sedikit perhatian pada mereka, tapi saat tatapan mereka beralih ke Yue dan Shia, rasa penasaran di mata mereka meningkat. Ada beberapa orang yang, "Hou", memperdengarkan suara kekaguman. Ada juga mereka yang menatap kosong dengan terpana seperti para penjaga, dan ada mereka yang dihajar kekasih mereka. Sepertinya para petualang tidak berhenti hanya dengan sebuah pukulan.
Itu adalah sebuah kondisi yang bagus. Walaupun ada beberapa orang yang mencoba untuk membuat masalah dengan mereka, sepertinya mereka secara logika menahan diri dan hanya mengamati. Karena tidak perlu untuk terus-menerus berdiri, Hajime dengan senang pergi ke konter.
Di konter ada seseorang yang terlihat menawan…seorang tante yang sedang tersenyum. Bentuk tubuhnya bagus. Dia kira-kira dua kali besarnya daripada Yue. Kelihatannya wanita cantik sebagai seorang resepsionis hanyalah fantasi. Itu sama seperti bagaimana pelayan profesional yang nyata di Bumi adalah tante-tante. Tidak peduli di dunia mana kau berada, kenyataan yang keras itu sama. Ngomong-ngomong, Hajime normal-normal saja, dia tidak mengira akan melihat seorang wanita cantik sebagai resepsionisnya. Kalau dia bilang dia tidak mengira, maka itu benar. Karena itulah, Hajime ingin Yue dan Shia untuk menghentikan tatapan dingin setajam es mereka. Dari beberapa saat yang lalu, tatapan mereka menusuk-nusuknya.
Mungkin karena dia tahu apa yang sedang terjadi dalam pikiran Hajime dan kelompoknya, tante itu terus mempesona mereka.
"Meskipun kau sudah memiliki bunga ke kedua tangan, itu masih belum cukup? Sayang sekali aku bukanlah resepsionis yang cantik."
……Tante itu mungkin tidak menggunakan sihir khusus untuk membaca pikiran. Hajime, dengan pipi yang berkedut, entah bagaimana dapat menjawab.
"Tidak, aku tidak pernah memikirkan itu."
"Ahahahaha, apakah kau menganggap entang intuisi wanita? Aku bisa dengan mudah membaca pikiran pria yang sederhana. Jangan coba-coba mengalihkan matamu terlalu banyak, itu hanya akan mengurangi kredibilitasmu, kau tahu?"
"……Aku benar-benar terkesan."
Jawaban Hajime adalah, "Ya ampun, menjadi tua dan tiba-tiba memberikan khotbah. Karena ini adalah pertemuan pertama kita, bisakah kau memaafkan aku?",  sebuah pernyataan tidak meminta maaf yang seperti meminta maaf pada tante itu. Bagaimanapun, ini bukannya karena dia membencinya. Para petualang yang sedang makan, mengintip Hajime sambil berkata, "Ah~ dia juga diceramahi oleh si tante itu~". Sepertinya para petualang bersikap baik karena tante ini.
"Yah baiklah, sekali lagi, selamat datang di adventure guild cabang Brook. Ada keperluan apa?"
"Aa, aku ingin tahu di mana tempat untuk menjual material mentah."
"Menjual material mentah, ya. Kalau begitu, bisa kau perlihatkan padaku plakat statusmu terlebih dahulu?"
"Nn? Apa perlu menunjukkan plakat statusmu untuk membelanjakan sesuatu?"
Menjawab pertanyaan Hajime , tante itu, "Wah, wah?", menunjukkan ekpresi semacam itu.
"Bukankah kau seorang petualang? Tentu saja, plakat status tidak dibutuhkan untuk berjual-beli sesuatu, tapi kalau kau dikonfimarsi sebagai seorang petualang, maka akan ada kenaikan 10% pada harga barang yang kau jual."
"Aku mengerti."
Seperti yang tante itu katakan, ada berbagai keuntungan sebagai seorang petualang. Itu karena para petualang adalah orang-orang yang mengumpulkan material langka seperti batu-batu sihir dan obat-obat penyembuhan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Juga, tidak diketahui kapan kota akan diserang oleh monster-monster ganas, jadi tidak ada amatiran yang mengumpulkan material langka itu. Adalah hal yang lumrah untuk memberikan keuntungan tersebut karena bahayanya.
"Ada keuntungan lainnya, seperti diskon 10-20% untuk hotel dan toko-toko yang berhubungan dengan guild, dan diperbolehkan untuk dengan gratis menggunakan kereta bagi orang-orang dengan tingkat tinggi. Apa yang kau lakukan? Apa kau mau mendaftar? Biayanya 1.000 ruta."
Ruta adalah mata uang yang umum digunakan di dunia ini, yang digunakan di benua utara, Tortoise. Bijih logam Zagaruta adalah bijih khusus yang digunakan untuk  membuat mata uang in. Perbedaan warnanya dibuat dengan mencampurkannya dengan mineral berbeda menggunakan metode khusus dan ukiran segel. Biru, merah, kuning, ungu, hijau, putih, hitam, perak, dan emas adalah warna-warnanya. Secara berturut-turut nominalnya adalah 1, 5, 10, 50, 100, 500, 1.000, 5.000 dan 10.000 ruta. Yang mengejutkan, nominalnya sama dengan mata uang Jepang.
"Hmm, aku mengerti. Walaupun kau sudah sangat berusaha menjelaskannya, aku tidak bisa mendaftar sekaran. Maaf, aku tidak punya uang sama sekali. Apakah mungkin bagiku menjual ini dulu? Tentu saja, nilai penjualan pertama yang bagus tentunya."
"Jangan berkata begitu di depan dua orang manis ini. Aku akan membantu. Ini tidak akan merepotkanku, kau tahu?"
Tante keren sekali. Hajime memutuskan untuk menerima niat baiknya dan menunjukkan plakat statusnya.
Dia memastikan untuk menyembunyikannya kali ini. Benda itu hanya menunjukkan nama, usia, jenis kelamin, dan class. Walaupun tante juga meminta plakat Yue dan Shia, tapi dihentikan. Meskipun kedua orang ini tidak mempunyai plakat sejak awal, bisa saja memintanya. Akan tetapi, angka-angka nilai dan kolom skillnya akan terlihat oleh tante.
Walaupun Hajime ingin melihat status mereka, dia berpikir pasti sihir khusus mereka akan tercantum di kolom skill mereka. Kalau keberadaan ketiga orang ini dipublikasikan, itu akan merepotkan, jadi mereka memutuskan untuk menundanya dulu.
Informasi baru tertulis di plakat status yang dikembalikan. Ada kolom pekerjaan di sebelah kolom class. Yang tertulis di situ adalah "petualang" bersama dengan tanda warna biru si sampingnya.
Tanda biru ini adalah ranking petualang. Itu berlanjut dengan warna merah, kuning, ungu, hijau, putih, hitam, perak, dan emas…kau mungkin menyadarinya. Itu benar, peringkat petualang sama halnya dengan mata uang. dengan kata lain, ranking biru itu adalah, "Nilaimu hanya 1 ruta," atau sesuatu semacamnya. Itu menyakitkan. Tentu saja, guild master sebelumnya yang memikirkan sistem ini adalah orang yang aneh.
Ngomong-ngomong, batasan untuk seseorang dengan profesi bukan petarung warnanya hitam. Itu sepertinya karena ranking hitam amat sangat jarang mencapai empat digit. Kau akan diberi selamat untuk sampai sejauh itu. Seseorang yang mencapai peringkat emas akan menjadi pusat kekaguman. Kau pasti bisa mengerti bagaimana warna adalah hal yang penting bagi para petualang sekarang.
"Kalau kau adalah seorang pria, bekerja keraslah untuk mencapai hitam, oke? Jangan tunjukkan sisi yang tidak keren pada gadis-gadis ini."
"Aa, akan kulakukan. Kalau begitu, apa tidak masalah menjualnya sekarang?"
"Tidak masalah. Aku memiliki kualifikasi untuk menaksir barang, jadi tunjukkan padaku."
Sepertinya tante bukan hanya seorang resepsionis tapi juga dapat memperkirakan nilai barang dagangan. Dia adalah seorang tante yang hebat. Hajime sudah mengeluarkan material mentah dari "Treasure Box" dan menaruhnya di tas sebelumnya. Barang-barang ini adalah kulit, kuku, taring, dan batu sihir monster. Saat wadahnya ditaruh di atas konter dan material mentah itu dilihat, tante memperlihatkan ekspresi tercengang.
"I-ini adalah-!"
Dia dengan takut-takut mengambilnya, lalu memastikan barang tersebut luar dan dalam. Setelah menahan napas gugup, tante akhirnya mendongak, lalu menghela nafas dan melihat Hajime.
"Kau telah membawa sesuatu yang tak terduga. Bukankah ini……berasal dari monster-monster Lautan Pohon?"
"Aa, itu benar."
Hajime juga ingin menghilangkan pola seperti itu di sini (TL: mungkin maksudnya 'pola kecenderungan yang akan terjadi'? Maybe…), karena itulah material mentah dari monster-monster Abyss tidak bisa dikeluarkan di sini. Kalau material tidak diketahui dikeluarkan, itu akan segera menyebabkan keributan besar. Meskipun dia merasa ragu-ragu karena material mentah dari monster  di Lautan Pohon juga tidak biasa, dia tidak punya material mentah lainnya, jadi dia menjual itu. Melihat reaksi tante tersebut, ternyata itu adalah hal yang tidak biasa.
Jika dia mengeluarkan material mentah dari Abyss, itu akan menjadi, Kepala Guild muncul! Kenaikan peringkat dengan mendadak! Mata si resepsionis akan menjadi berbentuk hati!, akan menjadi hal semacam itu…..adalah hal yang bagus dia tidak melakukan itu. Karena itulah, Hajime ingin Yue dan Shia berhenti melihatnya dengan tatapan mata sedingin es, karena itu membuat tubuhnya gemetar.
"……Kau juga tidak disangka-sangka." Tante melihat Hajime dengan kagum.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu."
Walaupun dia sudah berubah, jiwa otakunua tidak bisa dihapus…entah kenapa itu menjadi seperti ini. Hajime yang berpura-pura tidak tahu apa-apa, memalingkan diri dari kenyataan.
"Karena ada begitu banyak material mentah kualitas bagus dari Lautan Pohon, karena kau menjualnya."
Tante, meskipun dia tahu tahu apapun, terus berbicara. Sepertinya dia mampu membaca suasana. Dia benar-benar adalah tante yang menyenangkan dan luar biasa.
"Apakah ini tidak biasa ternyata?"
"Kau tahu. Indera arah manusia akan dikacaukan di dalam Lautan Pohon, karena begitu kau tersesat di sana, tidak ada kesempatan kedua. Itu adalah sebuah tempat dengan resiko tinggi. Karena itulah tidak ada seorang pun yang mencoba pergi ke sana. Meskipun mungkin saja untuk membeli budak demi-human untuk memasukinya, akan lebih menguntungkan untuk menjualnya di ibu kota. Mereka akan terjual dengan harga tinggi, dan itu akan dengan mudah mengangkat nama seseorang."
Tante melirik Shia. Dia mungkin menebak bahwa mereka mendapat pertolongan dari Shia untuk pergi ke sekitar Lautan Pohon. Kelihatannya, berkat Shia, dia tidak merasa curiga dengan material mentah dari Lautan Pohon.
Setelah tante itu menilai semua material mentah itu, dia memberikan uangnya. Nilai dari penjualan barang itu adalah 487.000 ruta. Itu adalah jumlah yang luar biasa.
"Apa sebanyak ini tidak masalah? Kurasa ini akan terjual lebih mahal di ibu kota."
"Yah, aku tidak keberatan sebanyak ini."
Hajime menerima 51 keping mata uang Ruta. Uang ini, mungkin karena ciri khas logam yang anehnya ringan, karena itulah tidak merepotkan untuk membawa lebih dari 50 keping mata uang Ruta. Pada akhirnya, kalau itu merepotkan, Hajime hanya akan memasukkannya ke "Treasure Box".
"Ngomong-ngomong, kudengar dari penjaga bahwa aku bisa mendapatkan peta sederhana kota ini…"
"Aa, tolong tunggu sebentar……ini, ini dia. Silakan mengikuti petunjuknya karena penginapan dan toko yang direkomendasikan tertulis di situ."
Di peta yang diberikan, ada informasi dan deskripsi berguna yang terperinci tertulis dengan kesederhanaan yang membuatnya menjadi barang yang luar biasa. Dia merasa ini cukup tidak bisa dipercaya bahwa ini gratis.
"Oi, oi, apa tidak masalah? Peta sehebat ini gratis. Kurasa diperlukan sejumlah uang untuk membuat sesuatu selevel ini…"
"Aku tidak keberatan, aku hanya melakukannya sebagai hobi. Bagi mereka yang bekerja untuk membuatnya, itu hanyalah sebuah coret-coretan."
Tante benar-benar orang yang luar biasa. Kenapa orang semacam ini menjadi resepsionis di guild?, sejauh itulah dia ingin membantah. Tentu saja, mungkin ada semacam drama mulia di baliknya.
"Aku mengerti. Yah, ini membantu."
"Itu perkataan yang bagus. Terlebih lagi, karena kau memiliki uang, silakan tinggal saja di sini untuk sementara. Meskipun ketertiban kota ini tidaklah buruk, mungkin ada beberapa orang nekad di luar sana, karena kedua orang itu."
Tante yang memperhatikan sampai ke detik terakhirnya, benar-benar adalah orang yang baik. Hajime menjawab, "Aku akan melakukannya," sambil nyengir, kemudian memutar kakinya ke arah pintu masuk. Yue dan Shia mengikuti setelah menundukkan kepala mereka. Beberapa petualang di restoran berbisik diam-diam, sementara mata mereka menempel pada Yue dan Shia hingga akhir.
"Fumu, dalam banyak artian, mereka benar-benar orang yang menarik…"
Tante dengan senang bergumam di belakang mereka
* * *
Hajime dan grupnya, daripada peta malah menyebutnya buku panduan, kemudian memutuskan untuk memilih sebuah penginapan bernama "Penginapan Masaka". Berdasarkan deskripsinya, tempat itu menyajikan makanan enak dengan keamanan yang bagus.  Tempat itu juga memiliki pemandian. Deskripsi yang terakhirlah yang menentukan semuanya. Meskipun harganya cukup mahal, tidak ada masalah karena mereka punya uang untuk itu. Tidak lama kemudian, mereka berpikir itulah "Masaka" …
"Selamat datang-, selamat datang di "Penginapan Masaka"! Hari ini, apakah kalian di sini untuk menginap? Atau hanya untuk makan?"
"Menginap. Meskipun aku sudah melihatnya di buku panduan, apakah tempat ini sebaik yang dengan yang digambarkan?"
Gadis itu mengangguk saat Hajime menunjukkan peta khusus si tante.
"Aa, itu perkenalan dari Catherine-san. Ya, seperti yang tertulis. Berapa malam kalian akan menginap?"
Meskipun gadis itu dengan cepat melanjutkan prosedur yang seharusnya, Hajime sedang memikirkan hal lain. Hajime merasa terkejut bahwa nama tante itu adalah Catherine. Gadis itu memanggilnya dengan, "Umm~, tuan pelanggan?"
"Ah, aa, maaf. Hanya satu malam. Satu malam dengan makan dan mandi."
"Baiklah. Pemandiannya 100 ruta per 15 menit. Saat ini, tempat itu kosong."
Gadis itu menunjukkan padanya tabel waktu. Karena dia ingin menikmatinya, dia ingin memesan pemandian pria dan pemandian wanita untuk dua jam. Saat dia berkata begitu, "Eh, untuk dua jam!?", gadis itu terkejut begitu saja. Mau bagaimana lagi, Hajime adalah orang Jepang.
"Kalau begitu, um~, bagaimana dengan kamarnya? Meskipun ada kamar untuk dua dan tiga orang…"
Gadis itu melihat Hajime dan grupnya dengan penasaran. Dia berada dalam masa pubertas bagaimanapun juga. Akan tetapi, Hajime dapat merasakan bahwa pelanggan lainnya yang sedang makan berusaha mencuri dengar. Meskipun mereka tahu Yue dan Shia itu cantik, kelihatannya mereka menarik perhatian lebih daripada yang dia perkirakan. Karena ada banyak orang di sini yang tidak mereka kenal, Hajime merasa sedikit membatu.
"Aa, kamar untuk tiga orang kalau begitu."
Hajime mengatakannya tanpa ragu-ragu. Sekeliling mereka  menjadi ribut, dan pipi para gadis memerah sedikit. Akan tetapi, ada satu orang yang keberatan dengan perkataan Hajime.
"……Tidak bagus. Dua kamar untuk dua orang."
Itu adalah Yue. Pelanggan di sekeliling mereka, terutama para pria melihat Hajime dengan ekspresi yang mengatakan, "Rasain!". Mereka mengartikan perkataan Yue adalah untuk memisahkan mereka antara pria dan wanita. Akan tetapi, kata-kata Yue berikutnya membuat mereka putus asa.
"……Satu untukku dan Hajime. Shia di kamar lainnya."
"A-, apa-apaan itu! Aku tidak mau ditinggalkan! Kamar untuk tiga orang lebih baik, kau tahu!"
Terhadap Shia yang memprotes sengit, Yue hanya mengatakan satu hal.
"……Akan mengganggu kalau Shia di situ."
"Mengganggu……apa maksudmu?"
"……Apa itu…..Apa?"
"Buh!? Ap-, jangan katakan itu di tempat ini! Itu vulgar!"
Mendengar kata-kata Yue, para pria yang jatuh dalam keputusasaan mulai mengalihkan mata mereka yang dipenuhi dengan api kecemburuan terhadap Hajime. Si gadis penginapan, dengan wajah memerah menatap bergantian antara Hajime dan Yue. Hajime yang berpikir itu akan mempermalukan dirinya kalau ini terus berlanjut, mencoba untuk menghentikannya, tapi rencananya sedikit terlalu lambat.
"Ka-kalau begitu, Yue-san silakan tidur di kamar lainnya! Hajima-san dan aku akan tinggal di kamar yang sama!"
"……Hou, kemudian?"
Tatapan dingin dan menusuk Yue terarah pada Shia yang sedang menudingkan jari. Karena kekuatan tatapan itu, Shia yang teringat dengan latihannya, gemetar. "Eei, kekuatan wanita," mengatakan itu, Shia kemudian kembali menatap sambil menyatakan dengan lantang.
"Ka-kalau begitu, aku akan memberikan keperawananku pada Hajime-san!"
Keheningan muncul. Tidak seorang pun, tidak satu kata pun diucapkan, tidak satu suara pun terdengar. Sekarang, semua orang di penginapan berfokus pada Hajime dan grupnya, dan menatapi mereka. Dari dapur, orang tua si gadis penginapan itu berkata, "Wah, wah, wah," dan "Masa muda memang indah", mengatakan sesuatu semacam itu.
Yue bergoyang dengan mata yang sepenuhnya hampa.
"……Hari ini adalah peringatan kematianmu."
"Uh, aku, aku tidak akan kalah! Aku akan mengalahkan Yue dan menjadi pemeran utama wanitanya mulai sekarang!"
"……Akan kutunjukkan padamu, tidak ada murid yang lebih kuat dari gurunya."
"Aku akan merebutnya!"
Sebuah tekanan yang tidak normal memancar dari Yue, dan Shia yang gemetar memanggul Sledgehammernya. Itu benar-benar kekacauan yang parah, semua orang tegang dan menelan ludah dalam suasana yang kritis ini.
Kemudian…
KACHink! KACHink!
"Hyu!?"
"Aduuh!?"
Suara tinju yang menghantam kedua gadis itu diikuti dengan jeritannya. Yue dan Shia, dengan mata berair, merunduk sambil menutupi kepala mereka dengan kedua tangan. Yang memukul kepala mereka berdua tentu saja adalah Hajime.
"Ya ampun, kalian merepotkan orang lain, dan terlebih lagi itu mempermalukanku."
"……Uu, rasa cinta Hajime itu menyakitkan…"
"Se-sedikit lagi, tinggal sedikit lagi dan kemudian……dengan penguatan tubuh maka rasa sakitnya akan…"
"Kau menuai apa yang kau tabur, dasar bodoh-"
Hajime mengalihkan tatapan dinginnya pada kedua orang itu, lalu kembali menatap si gadis penginapan. Gadis itu memperbaiki postur tubuhnya saat Hajime melihatnya.
"Maaf atas keributannya. Kamar untuk tiga orang, ya."
"……Kamar untuk tiga orang dalam situasi ini……de-dengan kata lain, tiga orang? He-hebat……hah, jangan bilang padaku kalau memesan pemandian untuk dua jam juga untuk itu!? Membasuh tubuh satu sama lain! Lalu……me-melakukan ini dan itu……abnormal sekali!"
Pikiran gadis itu telah pergi ke mana-mana. Ibu si pemilik penginapan tidak bisa menahannya lagi, menyeret gadis itu ke bagian dalam ruangan. Pria yang sepertinya adalah orang tua gadis itu melanjutkan untuk menyelesaikan prosedur. Saat dia memberikan kuncinya, dia meminta maaf, "Saya minta maaf atas putri saya", dan di matanya terlihat, "Kau adalah seorang pria, bagaimanapun juga, 'kan? Aku tahu apa yang kau rasakan", tatapan salah paham yang tidak diperlukan. Tentu saja, orang itu adalah tipe yang akan mengatakan, "Apa kau menikmati malammu?"., saat esok hari tiba.
Karena tidak peduli apa yang dia katakan akan menjadi kesalahpahaman, ditambah lagi dengan pelanggan lain yang dengan terang-terangan memperlihatkan tatapan skeptis, bersama Yue dan Shia yang masih merunduk di lantai bersisian, Hajime melarikan diri langsung ke lantai tiga di mana kamarnya berada. Setelah beberapa saat, waktu yang tadinya berhenti kini bergerak dan menjadi berisik lagi di lantai bawah, dan Hajime yang anehnya merasa letih memutuskan untuk mengabaikannya. Saat Yue dan Shia memasuki kamar, mereka berpindah ke ranjang mereka sementara Hajime yang sudah melesak di ranjangnya sudah memadamkan kesadarannya.
Setelah tidur selama beberapa jam, Hajime dibangunkan Yue saat waktunya makan malam, kemudian mereka bertiga turun ke ruang makan. Entah kenapa, pelanggan yang tadinya di situ saat mereka check-in masih ada di situ.
Untuk sejenak, Hajime merasa pipinya berkedut, kemudian dia mulai tenang dan duduk di kursi. Segera, si gadis penginapan yang sebelumnya datang sebagai pelayan toko dan berkata dengan wajah memerah. "Saya minta maaf untuk yang sebelumnya." Meskipun dia meminta maaf, dia tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran di matanya. Makanan yang dia pesan terasa enak dan itu adalah makanan normal yang akhirnya dia makan setelah waktu yang lama, jadi dia ingin memakannya pelan-pelan, tapi dia mau tidak mau menghela nafas diam-diam.
Di pemandian, meskipun waktu untuk pria dan wanita berbeda, Yue dan Shia melanggarnya, dan sekali lagi kekacauan besar muncul hanya untuk dihukum Hajime dengan tinju di kepala, dan siluet si gadis penginapan dapat terlihat bergerak mengendap-endap. Saat diketahui bahwa dia mengintip oleh si nyonya pemilik penginapan, gadis itu mendapat pukulan di bokong…
Bahkan ketika waktunya tidur, Yue dan Shia begitu saja datang ke ranjang Hajime. Sementara tangan kanannya menempel pada Yue, Shia yang menempel di lengan kirinya menangis karena rasa dingin dari lengan buatan. Hajime bisa merasakan Shia lewat syaraf tiruannya, terutama perasaan langsung dari senjata mematikan itu, dan itu mengganggu pikirannya. Saat itu ketahuan, Yue menatapnya tajam lekat-lekat, itu berlangsung sepanjang malam…
Pagi berikutnya, Hajime bersumpah. Kali berikutnya, dia akan memesan kamar untuk dua orang bagi Yue dan Shia tanpa ada pertanyaan lain. Tidak masalah kalau Shia ngambek karenanya. Bagaimanapun, bungkamnya Yue tidak begitu bagus untuk kesehatan mentalnya.
Setelah menyantap sarapan, Hajime menyerahkan sejumlah uang pada Yue dan Shia, untuk meminta mereka membantu membeli barang yang dibutuhkan untuk perjalanan. Ada waktu sampai check-out. Jadi, sementara Yue dan Shia melakukan tugasnya, dia akan menyelesaikan tugasnya di dalam kamar.
"Tugas apa?"
Shia dengan polos menanyainya. Akan tetapi, Hajime,"
"Ada sesuatu yang ingin kubuat. Karena sudah direncanakan, aku yakin itu hanya perlu waktu beberapa jam untuk menyelesaikannya. Meskipun aku serius berpikir untuk menyelesaikannya semalam……entah kenapa aku anehnya merasa letih kemarin."
"……Be-begitukah. Yue-san. Ti-tida apa-apa 'kan kalau aku mencari baju?"
"……Nn, tidak apa-apa. Aku mau mengelilingi lapak."
"Ah, itu bagus! Kemarin kita hanya melihatnya sekilas, setelah kita selesai belanja, ayo pergi makan."
Sambil mengalihkan tatapannya, Yue dan Shia mulai dengan berisik berbicara tentang belanja. Meskipun mereka tahu merekalah penyebabnya, mereka tidak mau mengakuinya, jadi mereka menggnati topik pembicaraan dengan tenangnya.
"……Kalian, ternyata kalian akrab, ya."
Gumaman Hajime hanya melewati telinga mereka begitu saja.