PERASAAN YANG TERTUJU PADA UTARA

Mungkin karena faktor belum pernah seserius ini saat menghadapi sebuah ujian, efek yang terasa saat ujian selesai rasanya sangat memuaskan dan akhirnya, hari dimana retreat perpisahan datang.
Cuasa sangat bagus. Suhu paling rendah 15 derajat dan paling panas 22 derajat, merupakan cuaca yang saat pagi hari tidak perlu menggunakan jaket. Dan menurut ramalan cuaca kemarin malam , tujuan retreat kali ini---Hokkaido, selama retreat cuacanya bagus, setidaknya tidak ada ramalan akan hujan.
Berjalan keluar dan sampai diruang tamu, Sorata menyiapkan tas besar yang memuat barang bawaannya selama 4 hari 3 malam.
Kalau begitu, kuserahkan Sakurasou pada kalian.”
Sorata, Mashiro dan Nanami berkata pada Iori dan Kanna yang mengantar mereka keluar.
Selama ada aku tidak akan ada masalah~Kouhai kun!”
Tapi, yang paling pertama memberikan reaksi itu adalah seorang mahasiswi status sudah menikah yang tinggal di sebelah Sakurasou. Walaupun sangat banyak sisi negatifnya, tapi—kalau sampai menyebutkan satu satu nanti topik ini tidak akan bisa dilanjut lagi.
Kuserahkan Sakurasou pada kalian ya, IoriKanna san.”
Sekali lagi dia mengingatkan pada kedua orang itu.
Ingat untuk menutup jendela.”
Nanami mengingatkan lagi.
Serahkan padaku!”
Iori dengan lebay menepuk-nepuk dadanya.
Aku mengerti.”
Dibanding dengan Iori, balasan Kanna terlihat sangat dingin.
Juga soal merawat kucing. Makanan kucingnya……..”
Pagi dan malam sekali, tidak salah kan?”
Kanna dengan sedikit sebal membalas.
Itu, kemarin aku sudah mendengar ini 10 kali lebih. Aku bukanlah orang bodoh yang sampai berani mengintip ke kamar mandi perempuan, jadi ingatkan sekali saja sudah cukup.”
Apaan, yang kau maksud itu siapa?”
Biarpun Iori tahu yang dia katakan itu siapa.
Jadi, kau tidak menyadarinya ya?”
Kalau sudah sampai seperti ini aku langsung katakan saja, apa apaan sikapmu itu terhadapku? Apa kau masih menganggapku manusia?”
Kalau sudah sampai seperti ini juga aku langsung katakan saja, aku sudah mendapatkan izin dari Sorata senpai untuk memarahimu loh?”
Aku tidak ingat kalau aku pernah memberimu izin yang seperti itu hoi!”
Ini adalah cara baru untuk meringankan stresku.”
Dan dengan tidak disangka mendapatkan sebuah pernyataan yang sangat mengejutkan.
Seperti yang dikatakan tadi. Pokoknya, mohon bantuannya.”
Kanna memberi salam pada Iori yang sepertinya sudah siap dimarahinya.
Mah, itu sih tidak apa.”
Tidak apa?!”
Tidak apa?!”
Suara Sorata dan Nanami saling tertimpa.
Tapi, kenapa?”
Perkataan Iori yang membuat bingung itu tidak membiarkan Kanna.
Apa untungnya bagiku?”
Bisa berbicara dengan anak perempuan, sudah cukup kan?”
Hnn, masuk akal juga.”
Iori dengan terpaksa untuk mengakui itu dan mengangguk anggukkan kepalanya. Apa apaan sikapnya itu.
Tapi tunggu sebentar!”
Sepertinya dia sadar betapa anehnya sikapnya itu.
Tapi yang dimaksud perempuan itu Misaki senpai!”
Iori dengan menggunakan jarinya menunjuk ke dada Misaki.
Kau palingan hanya gadis berdada ra………sakit!”
Belum selesai berbicara, kakinya sudah diinjak oleh Kanna.
Sakit! Sakit sekali!”
Iori kemudian loncat dengan memeluk kaki kanannya.
Pokoknya, bergaul lah dengan baik.”
Walau Sorata sudah tahu itu tidak mungkin namun dia tetap mengingatkannya. Disaat tidak ada Sorata, sepertinya mereka akan terus bertengkar.
Walaupun Chihiro juga pergi untuk retreat, jadi disiapkan seorang guru pengawas pengganti………tapi sangat diragukan ini akan berguna.
“Kanda kun, sudah saatnya pergi juga.”
Nanami mengambil tas besar yang ada dilantai. Mashiro juga sudah siap dengan mengambil tas wisata yang berwarena coklat.
Mashiro terlihat tidak begitu semangat. Walaupun sifat orangnya sendiri juga bukannya semangat, tapi tidak ada sosok siswi SMA yang menantikan retreat perpisahan ini didalam dirinya.
Ada apa Mashiro chan?”
Misaki yang menyadari ini bertanya.
“…………..”
Mashiro dengan menatap terus ke Sorata. Tatapannya itu seperti ingin mengatakan sesuatu.
A-ada apa?”
“……….Tidak ada.”
Dilihat dari manapun, sikapnya itu terlihat ingin mengatakan sesuatu.
Tapi biarpun dia mengetahuinya, Sorata juga tidak bertanya, karena dia tahu alasan Mashiro yang bersikap aneh begitu……..alasannya itu, kemungkinan besar disebabkan oleh Sorata.
---apakah hanya mengagumi Shiina……….?
Pemikiran seperti ini terus berada didalam pikiran Sorata selama ujian, dan bahkan masih sampai hari ini, ini membuat suasana hati Sorata tidak begitu enak.
Karena diganggu oleh perasaan seperti ini, sejak hari itu Sorata tidak bisa menatap lurus dengan Mashiro.
Saat bertemu diruang makan saat pagi.
“Sorata, pagi.”
“……….oh.”
Dia berpura pura menuangkan susunya ke dalam gelas untuk mengalihkan pandangannya.
Saat siang hari, Sorata pergi mengantar bekal yang Shiina lupakan.
“Shiina, ini.”
Makan sama Sorata.”
Ah, aku masih punya urusan sekarang………”
Dengan memindahkan pandangannya keluar jendela, dan berbohong dengan tidak berarti.
Disaat Mashiro datang ke kamar malam hari, dia terus berusaha menghindari waktu berduaan yang ada dengan alasan ‘aku pergi mandi dulu.’ , ‘ke toilet bentar’ , ‘hmm, rasanya pengen makan cemilan’.
Walaupun itu hanya dilakukan untuk menghindarinya, tapi rasanya terlalu dingin juga sikap ini. Mashiro menyadari ini dari Sorata.
Perasaan Mashiro yang senang dan santai beberapa saat yang lalu, menghilang sekejap, sedikit pun perasaan senang tidak tampak lagi darinya.
Dan mempertahankan jarak antaranya dengan Sorata.
Kalau begitu, ayo jalan.”
Sorata mengambil tasnya dengan suasana hati yang tidak begitu cerah.
Tempat berkumpulnya berada didepan gerbang Suiko, dengan naik bus dan pergi ke bandara.
Disaat sedang bersiap siap berjalan, tiba tiba pintu Sakurasou terbuka.
Pandangan semua orang yang berada ditempat ini semuanya tertuju pada pintu yang terbuka itu. Seseorang yang sangat tidak diduga…….itu adalah Ryuunosuke.
Bagian atasnya T-shirt dan bagian bawahnya celana jeans. Juga tas yang seperyadisiapkan untuk perjalanan 4 hari 3 malam. Juga sebuah laptop, dan sebuah kotak yang terlihat penuh.
“Akasaka?!”
“Kanda, apa hanya karena tidak bertemu beberapa saat kau sudah lupa dengan wajahku? Dingin sekali kau jadi orang.”
Ryuunosuke kemudian tidak menghiraukan Sorata yang terkejut, dan berjalan ke arah sekolah.
Itu, adalah Akasaka senpai yang berada di kamar no…………102?”
Kanna yang terlihat sedikit kaku ketika melihat Ryuunosuke itu sedang melamun pada mereka.
Benar benar ada ya.”
Ini kedua kalinya aku melihatnya.”
Iori sepertinya sangat bangga dengan ini.
Tunggu, tunggu bentar, Akasaka!”
Ryuunosuke kemudian berhenti sejenak.
Kau mau pergi retreat perpisahan?”
Padahal sebelumnya Sorata terus mengirimkan e mail ‘ayo pergi retreat perpisahan bersama sama’ dan mendapatkan balasan ‘tak mau’ , ‘membosankan’ , ‘menyerahlah’.
Lalu, akhirnya.
---apa Sorata sama adalah seorang homo?
Dan malah dianggap sebagai homo oleh maid chan……….
Sebenarnya angin apa yang membuat dia berubah pikiran.
“Kanda tidak pergikah?”
Pergilah! Pasti pergi!”
Kalau begitu lebih cepat lebih baik, kalau tidak nanti telat.”
Kenapa rasanya aneh sekali dibilang begitu olehmu!”
Mana tahu.”
Ryuunosuke tidak mengingatkan waktunya, dan berjalan dulu sendirian.
Huft? Memang lah, kalau begitu, kali ini kami benar benar pergi ya.”
Dan pergi dari Kanna dan Iori dengan tidak buru buru dan tidak panik.
Ayo kita pergi.”
Setelah memberi salamkepada Misaki, Sorata, Mashiro juga Nanami berjalan mengejar bayangan Ryuunosuke.
Selamat jalan?!”

--------------------------------
Pesawat yang terbang ke Hokkaido, sudah 1 jam 20 menit sejak pesawat terbang dari bandara Haneda.
---akan segera tiba di bandara New Chitose.
Pemberitahuan yang terdengar buru buru ini kemudian diulang lagi dengan menggunakan bahasa inggris.
Pesawat yang sebelumnya masih terbang diatas langit, sekarang sepertinya sedang mendarat.
Dibawah terlihat pemandangan yang luas tanpa apapun, membuat suasana hati menjadi bagus, terlebih lagi cuaca sedang bagus bagusnya.
Sawah yang luas, juga pepohonan yang terlihat hijau, dan jalan yang terlihat lebar, lalu hutan…….
Fasilitas pesawat yang belum pernah lihat, mungkin masih dibagian depan. Disaat sedang berpikir begitu , pesawat tiba tiba turun dari ketinggian.
Lalu, tabrakan saat mendarat itu segera dirasakan oleh Sorata.
Uhh.”
Karena tiba tiba direm, tubuh Sorata mencondong ke depan, dan tubuh pesawatnya terlihat sedang bergetar.
Kecepatan semakin menurun, setelah pemberitahuan sudahtiba di bandara New Chitose, didalam pesawat yang dipenuhi oleh suasana semangat yang disebabkan oleh murid murid Suiko. Retreat perpisahan akan dimulai dari sini.
Setelah itu, disamping Sorata terdengar suara yang dingin.
Sudah sampaikah.”
Ryuunosuke yang duduk disamping dengan tidak semangat mengatakan. Dia tertidur disaat naik pesawat dari bandara Haneda, lalu baru bangun sekarang saat sampai dibandara New Chitose.
Sedikitpun tidak dipengaruhi oleh suasana yang ada disampingnya. Juga tidak peduli dengan suasana disekitarnya. Terlihat seperti seorang murid SMA yang sama sekali tidak mengharapkan apapun dari retreat perpisahannya ini.
Kenapa dari tadi kau melamun terus.”
Ryuunosuke bertanya.
Aku sangat bingung dengan sikapmu itu, rasanya sia sia saja kau datang ke sini!”
Omong omong, bagi Ryuunosukesendiri, bisa ada disini sudah bisa bagaikan sebuah keajaiban.
Sampai sekarang masih sulit dipercaya.
“Akasaka, sebenarnya apa yang membuatmu berubah pikiran? Tiba tiba datang mengikuti retreat perpisahan?”
Walaupun Sorata sangat berterima kasih dan senang dengan ikutnya Ryuunosuke karena sekarang dia tidak akan menjadi satu satunya laki laki dikelompoknya. Tapi bagaimanapun dia sangat penasaran dengan alasannya ikut.
Karena sangat susah dipercaya bahwa Ryuunosuke mengikuti retreat perpisahan ini tanpa tujuan apapun……..
Bukannya yang menyuruhku datang itu Kanda.”
Apa karena hatimu tergerak karena aku yang tidak menyerah sampai akhir?”
Dalam hati rasanya sangat menjijikkan.”
Kupikir juga!”
Sampai ditengahpun langsung menyerahkan semua ini pada maid chan untuk mengurus Sorata.
Kalau begitu, kenapa datang.”
Sorata tidak menyerah, dan bertanya 1 kali lagi.
“…………”
Ryuunosuke dengan jarang jarangnya menunjukkan sikap yang susah untuk menjawab sebuah pertanyaan.
Tiba tiba semangat mungkin.”
Lalu memberi sebuah jawaban yang dingin. Seharusnya tidak perlu dipikir. Tapi karena ini lah Sorata berpikir seharusnya ada beberapa alasannya.
Disaat ragu apakah harus terus bertanya, pesawat sudah selesai menghubungkan tempat untuk turun. Dan dari depan dengan berbaris mulai turun dari pesawat.
Kebanyakan siswa setelah menginjakkan kaki ditanah Hokkaido berteriak kesenangan.
Juga terdengar suara guru guru yang mengingatkan jangan ribut. Ini lah pemandangan yang cocok untuk retreat perpisahan mungkin.
Sepertinya hanya Ryuunosuke sendiri, yang sambil berjalan sambil baca info info diinternet lewat tablet nya itu.
Setelah murid Suiko membagikan kelompoknya sendiri, mereka pun berpisah.
Mulai sekarang dari sini merupakanwaktu bebas.
Ada yang memutuskan untuk menjelajahi bandara, juga ada yang sudah mulai mencari oleh oleh. Mereka yang bersemangat sejak pergi dari bandara kebanyakan menuju ke stasiun.
Sorata dengan membawa Ryuunosuke, memutuskan untuk mencari 3 perempuan yang sekelompok dengannya……..Nanami, Mayu, dan Yayoi mereka. 5 orang ini terbentuk kelompok F.
Kalau begitu, ayo kita pergi juga.”
Sesuai rencananya, Sorata juga ingin pergi ke Sapporo. Rencananyaingin berkeliling ke Menara Jam, Taman Odori, dan Menara TV Sapporo.
Baik~tidak ada yang keberatan!”
Mayu yang badannya terlihat kecil itu mengeluarkan suara yang penuh semangat.
Menganggap ini sebagai tandanya, merekapun mengikuti panduan dan berjalan ke arah stasiun.
Pemandangan sawah yang seperti tergambar dalam lagu, dan berubah menjadi pemandangan stasiun yang sekelilingnya dikelilingi oleh bangunan bersiku empat.
Bangunan yang terlihat sangat tinggi, kalau hanya melihat ini rasanya tidak begitu berbeda jauh dengan ibu kota. Orang orang yang ada disekitar juga tiba tiba menjadi ramai. Kalau tidak hati hati nanti akan tertabrak seseorang.
Berbeda dengan disekitar bandara ya, ramai sekali.”
Yang pertama memberikan kesannya terhadap ini adalah Mayu.
Setelah mengecek tiketnya, untuk mengecek apa yang akan dilakukan selanjutnya Sorata berhenti sejenak. Supaya tidak menghalang orang orang yang lewat Sorata bersandar pada dinding. Nanami, Mayu, dan Yayoi semuanya setuju mengikuti rencana Sorata. Hanya Ryuunosuke yang berbeda.
Aku akan langsung pergi ke hotel.”
Sambil berbicara diapun langsung pergi.
“Akasaka kun! sekarang saatnya jam bebas untuk kelompok loh!”
Walaupun Nanami sudah mengingatkan, namun Ryuunosuke tidak akan berhenti hanya karena ini. Seperti tidak pernah mendengar, Akasaka pun dengan cepat menghilang dikerumunan orang.
Lalu, Mayu berkata :
Ah~memanglah, tidak ada cara lain lagi. Yayoi, kita saja yang pergi untuk mengejar Akasaka kun.”
Rasanya seperti sedang menghafalkan sebuah teks.
Benar juga, tidak ada cara lagi. Kalau begitu kita pisah saja disini.”
Yayoi juga dengan sengaja mengikuti kebohongan Mayu itu.
Tu-tunggu sebentar, kalian berdua!”
Mayu memberi sinyal dengan mengedipkan matanya pada Nanami yang panik. Disaat merasa begitu, dia datang ke depan Sorata :
“Kanda kun, Nanami kuserahkan padamu!”
Dengan kuat mengatakan.
“Mayu?!”
Kalau begitu, ayo berjalan, Yayoi.”
Mayu memanfaatkan kesempatan saat Sorata dan Nanami melamun dengan menarik tangan Yayoi dan segera pergi ke arah Ryuunosuke. Bayangan mereka berdua juga dengan cepat menghilang di kerumunan orang.
“………….”
“……….”
Sampai melakukan sesuatu seperti itu, Soratapun tahu apa maksud dari Mayu dan Yayoi itu. Dengan kata lain, itu adalah dukungan cinta yang diberikan pada Nanami sebagai teman.
I-itu, maaf, malah menyeret Kanda kun ke dalam masalah ini.”
Ah, tidak apa apa.”
Padahal aku sudah mengingatkan untuk tidak melakukan hal yang tidak diperlukan……”
Tetap saja tidak ada gunanya meskipun Nanami mengatakannya dengan suara kecil.
Mah, kalau hanya kita, kita tetap bergerak sesuai rencananya saja.”
Sorata yang tidak ingin memperpanjang topik memberi saran.
Hnn.”
Nanami membalasnya dengan senyum.
Setelah mendapat informasi dari buku panduan perjalanan, tujuan mereka yang pertama yaitu Menara TV,  butuh 10 menit untuk berjalan ke sana dari stasiun Sapporo.
Sorata dan Nanami dengan mengikuti petunjuk buku panduan perjalanan, dan mulai berjalan dari stasiun.
Rasanya seperti sama saja dibandingkan dengan jalan jalan di ibu kota, tapi berjalan dijalanan seperti ini rasanya tetap ada sedikit bedanya.
Dibandingkan dengan disana, pembagian daerah disini rasanya lebih rapi. Distrik yang berbentuk persegi empat, jalannya yang datar dan lurus, jarang ada belokan. Jadi kita bisa melihat ke depan sangat jauh.
Juga, udara disini terasa berbeda. Hari ini menurut informasi yang diberikan didalam pesawat bahwa suhu di Sapporo hari ini tertinggi 20 derajat, berbeda dengan disana. Tapi, perasaan yang dirasakan kulit kita itu berbeda, rasanya segar. Mungkin karena penyebab suhu yang lebih rendah, disini juga tidak ada tanda tanda akan hujan, rasanya membuat iri saja.
Rasanya sedikit aneh ya.”
Nanami yang berjalan disamping tiba tiba berkata begitu.
Hn?”
Bisa berjalan dengan Kanda kun berdua ditempat yang tidak begitu kita kenal.”
Ah, sepertinya aku bisa memahami perasaanmu itu.”
Memang rasanya ada sebuah perasaan yang aneh. Jalan yang belum dikenali, orang yang belum dikenali, diperasaan yang tidak tahu apapun seperti ini, hanya Nanami yang dia kenali saja. Biarpun merasa tidak tenang, orang yang disamping juga bisa membuat kita tenang. Disuasana yang gugup begitu perasaan semangat juga perasaan ingin berpetualang 2 orang itu bercampur aduk.
Kalau bergerak sesuai pembagian kelompok, siapa saja tidak akan sangka akan menjadi begitu kan.
Berkat Akasaka, rasanya tak seperti retreat perpisahan lagi kan.”
Benar juga……..tapi, syukurlah.”
Lalu mulai berbisik bisik sendiri.
Perasaan seperti ini selain aku………”
Tidak tahu apakah sadar dirinya sedang berkata sesuatu yang tidak boleh diketahui.
Ah, apa dibelokan selanjutnya kita harus belok?”
Nanami kemudian segera memindahkan topik.
Melihat ke peta, merekasudah sampai disekitar Menara Jam.
Setelah belok ke kanan, tujuan mereka yang merupakan bangunan berwarena putih itu masuk ke pandangan mereka.
Karena sebelumnya disekitar hanya terlihat distrik perbelanjaan yang biasa, jadi saat sampai disinirasanya tidak begitu yakin apakah sudah sampai atau tidak.
Tapi, saat menginjakkan kaki disini dan mengangkat kepala melihat ke atas, memang terlihat Menara Jam yang terkenal itu.
Diatapnya yang tajam terlihat jam raksasa.
Karena tidak ada pengunjung lain, sekarang Sorata dan Nanami sedang berduaan di Menara Jam.
Setelah menatap Menara Jam nya sebentar, rasanya ada seseorang mendekat dari belakang.
Uwaa?! Inikah Menara Jam?! Hebat sekali, ternyata didalam jalanan seperti ini! Hebat sekali!”
Rasanya seperti tahu suara siapakah itu.
Nanami juga mempunyai firasat seperti itu.
Pandangan kedua orang itu seperti mengatakan ‘tadi itu………’
Sorata dengan menebak dan memutar badannya, ingin membuktikan apa dirinya benar atau tidak.
Entah kenapa, Iori yang tadi pagi masih berada di Sakurasou untuk mengantar kepergian Mashiro, Nanami, dan Sorata, sekarang sedang dengan wajah konyolnya menatap ke Menara Jam.
“Iori?!”
“Iori kun?!”
Sama sama mengeluarkan suara yang terkejut.
Ah, senpai!”
Iori dengan tertawa dan berlari kecil kesini. Bisa dibilang dia datang ke sini dengan pakaian yang ada tadi pagi, juga masih terlihat headphone nya yang berada dilehernya itu.
Iori bertanya didepan Sorata mereka kenapa disini.
Apa ini adalah kencan saat retreat perpisahan, senpai?”
Dan mengatakan sesuatu yang seperti itu.
Bu-bukan begitu, ini……….”
Tapi kalau dillihat orang lain, mereka memang sedang berduaan, dan memang terlihat seperti sedang kencan………tidak, mereka memang terlihat seperti itu, seperti pasangan yang berlibur ke Hokkaido………
Ha-hanya karena anggota kelompok kami denganegoisnya pergi sendiri, jadinya hanya sisa aku dan Kanda kun 2 orang !ja-jadi tidak seperti yang kau bayangkan……..”
Enak sekali, aku juga ingin kencan dengan pacarku?”
Sama sekali tidak mendengar penjelasan Sorata dan Nanami.
Omong omong, kenapa Iori ada disini?”
Mah, walau alasannya bisa dibayangkan………..yang Sorata tahu orang yang akanmelakukan hal seperti ini hanya 1.
Lalu disaat Sorata merasakan firasat buruk……
Oh! Ternyata Kouhai kun dan Nanamin!”
  

Terdengar suara Misaki yang sedang berlari ke sini. Dibelakangnya, juga terlihat Kanna yang terlihat sangat lelah.
“Misaki san yang membawa kami ke sini. Ya~udara di Hokkaido benar benar segar~! Ya~rasanya enak sekali.”
Hari ini adalah hari kerja, hari senin, tapi Iori tidak terlihat menyesal karena bolos sekolah. Rasanya dia lebih menikmati perjalanan ke Hokkaido dari pada Sorata.
Sepertinya memang begitu…………”
Nanami yang berada disamping menunjukkan ekspresi yang tidak bisa melakukan apapun.
“mood Kouhai kun sama Nanamin terlalu rendah!”
“Misaki senpai semangat sekali……”
Soalnya retreat perpisahan mah?!”
Kau tak termasuk kali!”
Hanya kalian yang pergi retreat perpisahan sendiri, Kouhai kun terlalu dingin !”
Punya senpai itu sudah lewat kali!”
Tadi pagi masih bilang hati hati diperjalanan.
Kalau kalian kira aku akan puas hanya dengan 1 kali retreat perpisahan, maka kalian sudah salah besar!”
Kalau begitu puaskanlah sekarang!”
Mana mungkin!”
Misaki yang memberi pernyataan yang begitu gagah.
Sudah mau naik loh, Iorin!”
Setelah memberi tanda seperti itu diapun dengan segera berlari ke dalam Menara Jam, Iori yang mendengar tandanya itu pun berlari mengejar Misaki, Iori yang bisa mengikuti Misaki itu hebat juga ternyata…….
Yang sisa tinggal Sorata, Nanami, dan Kanna.
Tidak kusangka sampai Kanna datang juga.”
Bukannya datang karena ingin. Tapi setelah mengantar kepergian senpai langsung ditarik ke mobil, dan dengan begitu sampai di bandara…..”
Kanna dengan sedikit kesal mengatakan.
Apapun tidak kubawa…….bahkan uang juga tidak ada.”
Hn, benar juga. Semua ini salah Misaki senpai.”
Sorata juga punya pengalaman seperti itu. Dulu pernah dibilang mau pergi makan ramen, tapi akhirnya dibawa ke Sapporo, juga pernah diajak makan Takoyaki, tapi malah jadinya main ke Osaka selama 8 jam. Sorata sangat bisa memahami perasaan Kanna sekarang.
Melihat Nanami yang pasrah, sepertinya dia jugaterpikir hari saat diajak pergi makan mie, tapi malah dibawa ke Nagasaki.
Sepertinya tidak peduli sudah jadi mahasiswi atau jadi seorang istri, atau marganya diubah dari Kamiigusa menjadi Mitaka, semua itu tidak bisa mengubah kenyataan bahwa dia adalah seorang alien.
Mah, kalau sudah begitu mau bagaimana lagi. Kanna juga nikmati saja.”
Ya.”
Jawab Kanna terlihat sedikit kaku. Berbeda dengan Iori, mungkin dia sedikit khawatir soal bolos sekolah. Juga mungkin dia yang masih sedikit melamun karena tiba tiba dibawa pergi seorang alien.
Ah.”
Sorata tiba tiba teringat sesuatu yang penting.
Ada apa?”
Nanami sedikit memiringkan kepalanya.
Jadi siapa yang mengurus kucing sekarang.”
Awalnya ingin minta bantu sama Iori dan Kanna.  Tapi sekarang mereka berdua berada di Menara Jam………kalau begitu mereka tidak bisa menyiapkan makanan untuk kucing.
Kalau itu, tadi sudah kutelepon minta bantu Kanda san.”
Sikap Kanna yang sekali menerima tugas dan tanggung jawab sampai akhir membuat terharu saja. Sasuga murid teledan yang memberi kata sambutan saat upacara pembukaan.
Benarkah?syukurlah.”
Walaupun, rasanya kurang yakin sama Yuuko.
Melihat ke jam sejenak. Sekarang jam pelajaran sudah selesai.
Mengeluarkan ponsel dan menelepon adik perempuannya.
Baru terhubungi, sudah terdengar suara Yuuko.
“Onii chan! Kucing, karena makanan kucing, mereka semua datang ke Yuuko! Uwa, tunggu, tunggu bentar! Langsung kuberikan jadi tunggu saja~”
Sorata dengan tidak mengatakan apapun langsung menutup ponselnya.
Sepertinya sedang dengan senang melaksanakannya.
mengembalikan ponsel ke dalam sakunyadia melapor pada Nanami dan Kanna yang menunggu balasan.
Hn, sepertinya tidak masalah.”
Setelah membayar tiket masuk, mereka pun ikut Misaki masuk ke dalam Menara Jam. Didalamnya terlihat ruangan yang menjelaskan sejarah Mejara Jam juga Hokkaido.
Karena tenangnya seperti didalam perpustakaan, suara mobil ribut yang berada diluar pun dengan gampang terlupakan.
Sambil melihat sambil berjalan.
Lantai yang terbuat kayu kadang menghasilkan suara yang ribut, rasanya sedikit mirip dengan lantai Sakurasou.
Entah kenapa jadi teringat Sakurasou.”
Nanami tiba tiba berkata begitu.
Dan dengan alami tertawa.
Are, apa? Apa aku mengatakan sesuatu yang aneh?”
Tidak, hanya aku juga terpikir hal yang sama.”
Apaan, ternyata begitu.”
Situasi sekarang rasanya sedikit memalukan.
Untuk menyembunyikannya mereka sedikit memindahkan pandangan mereka, lalu malah bertemu dengan tatapan Kanna.
Sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu.
Ada apa?”
Apa boleh ku katakan?”
Sepetinya lebih baik tidak kutanyakan.”
Seperti percakapan pasangan yang sedang jatuh cinta saja.”
Berani juga ya omongnya!”
Ini merupakan referensi yang berharga untukku nanti menulis novel percintaan.”
Kanna kemudian melewati Sorata dan berlari ke tangga yang menuju lantai 2, sedikit waktu untuk menjelaskan pun tidak ada. Berkat ini, kedua orang itupun jatuh dalam suasana yang aneh.
“………….”
“…………..”
A-ayo kita pergi juga.”
Uh, hn.”
Rasanya hari ini terus terjadi hal yang begitu………
Lantai 2 Menara Jam merupakan ruangan kosong yang belum pernah digunakan.
Sampai langit langit bangunannya tinggi, rasanya sedikit bebas. Kanna sedang dengan bosan melihat ke alat yang memberi gambar penjelasan. Dan Iori malah melihat ke pemandangan yang ada diluar lewat jendela yang terbuka.
Sedangkan Misaki berada disudut ruangan dan sedang mengumpulkan data data yang ada disini.
Untuk menghindari suasana yang aneh ini, Sorata meninggalkan Nanami dan berjalan kesamping Misaki.
Misaki sedang menggunakan kamera foto data ruangan ini.
“Misaki senpai dengan jelas terlihat lebih semangat dibanding kami.”
Memangnya Kouhai kun tidak semangat!”
Tentu saja sangat semangat.”
Tapi, Sorata mempunyai alasan tidak boleh bermain main terus, sebelum retreat perpisahan ini selesai, dia harus memutuskan sebuah keputusan yang sangat penting.
Itu adalah janjinya dengan Mashiro dan Nanami.
“Misaki senpai.”
Ada apa, Kouhai kun.”
Yang dimaksud dengan suka itu apa?”
Setelah dengan serius mengatakan, Misaki pun memindahkan pandangannya dari datanya dan menatap ke Sorata. Lalu, dengan tertawa dengan lemah lembut.
Hal seperti itu, Kouhai kun sendiri tahu ada disini.”
Misaki mengatakannya sambil menusuk tusuk ke dada Sorata. Jantung yang berada ditengah tiba tiba berdetak dengan kuat.
Tapi, aku belum mendapat apapun, juga belum mencapai apapun. Kalau diriku yang begitu berpacaran dengan seseorang, apa aku bisa menghargainya dengan sungguh sungguh……..”
Siapa yang peduli soal seperti itu!”
Are?!”
Sorata merasa terkejut dengan kemarahan yang tiba tiba ini.
“Kouhai kun dasar bodoh!”
Kenapa aku tiba tiba dimarahi……..”
Rasanya memang aneh sekali, sepertinya memang salah mencari lawan yang bisa membantu dirinya.
Yang ingin ditanya Nanamin dan Mashiro chan bukan ini.”
Tiba tiba Misaki kembali lagi ke ekspresinya yang biasa, nada berbicaranya juga menjadi lembut.
Lalu yang ditanya itu apa?”
Tidak mengerti apa yang dikatakan Misaki lalu bertanya lagi.
Yang ingin mereka berdua tanya adalah.”
Adalah?”
Suka atau tidak suka…….hanya itu.”
Tiba tiba terdiam. Yang dikatakan Misaki memberi efek yang begitu luar biasa.
Seperti yang Misaki katakan.
Alasan selain ini tidak bisa diterima.”
Walau Misaki selalu sembarangan, namun dia juga selalu serius.
“Misaki senpai hebat sekali.”
Apanya hebat?”
Selalu terang terangan begitu.”
Sekarang baru menyadarinya memang terlalu lambat. Sorata harus kesampingkan semua pikirannya, dan memikirkan perasaaannya yang tertuju pada siapa.
Suka atau tidak suka.
Inilah yang diperlukan.
Jujur saja terhadap hati ini.
“Kouhai kun! harusberani, mengerti!”
Tiba tiba dadanya ditepuk oleh Misaki.
Aku tidak begitu mengerti.”
Tapi, dukungan yang diberikan lewat rasa sakit ini memang terasa.
Baik~, sudah saatnya pergi ke tempat lain, Iorin, no pants(maksudnya tidak menggunakan celana dalam).”
Misaki memanggil Iori dan Kanna.
To-tolong jangan memanggil pakai panggilan aneh seperti itu!”
Reaksi Kanna terlihat sangat panik.
Baik~memang kombinasi yang sempurna.”
Makanya benci………karena kenyataan.
Entah kenapa, tatapan Kanna dengan tajam menatap ke Sorata.
Sekarang pakai kok.”
Sambil menahan roknya sambil berkata. Sebenarnya apa hubungannya si.
Kalau begitu, diganti jadi no pasu(neta nya sebuah komputer)?”
Kalau begitu, panpan(itu bisa diartikan ke kata PSK………) gimana!”
Rasanya sudah keluar dari topik terlalu jauh. Rasanya sudah saatnya pisah dari celana dalam……..
Tapi Kanna malah
Kalau itu, namanya lumayan seperti panda ya, jadi tidak masalah.”
Dia menerima itu.
Tidak, kurasa lebih baik tidak usah.”
Sorata kemudian memberi saran. Bagaimanapun panggil seperti itu didepan umum rasanya memalukan sekali.
Mengapa?”
Nantiorang yang pikirannya negatif akan pikir kemana mana.”
Kalau begitu kita bisa tahu bahwa Sorata senpai juga sedang memikirkan hal yang negatif kan?”
Tatapan yang dingin menusuk Sorata. Rasanya tidak bisa diterima padahal sudah memberi saran begitu.
Hai hai! Kalau begitu kita ganti jadi Hasepan saja!”
Walau terdengar seperti pembawa acara, tapi setidaknya masih lebih baik dari pada yang tadi. Walaupun tetap tidak keluar dari topik celana dalam…….
Kalau begitu, pakai ini saja.”
Huft.”
Kanna yang menghela napas itu terlihat lelah. Mah, kalau lawannya itu Misaki wajar saja. Rasanya dia sudah berusaha.
Kalau begitu, ayo kita pergi naik mobil ke Asahikawa untuk bertemu panda! Follow me, Iorin, no pants!”
Bukannya tadi sudah diputuskan ganti ke Hasepan huh!”
Misaki tidak peduli dengan Kanna yang protes itu.
Beruang adalah beruang, adalah beruang putih.”
Sambil bernyanyi lagu yang begitu sambil pergi dari Menara Jam, Iori pun dengan nyanyi ikut dibelakang Misaki.
Sudah cukup……..”
Kanna dengan kesal mengatakan, lalu kemudian dengan berpikir selain mengikuti mereka berdua tidak ada cara lain lagi dan mulai mengejar dibelakang mereka.
Setelah 3 orang itu pergi, lantai 2 Menara Jam akhirnya kembali tenang. Rasanya beruntung sekali karena tidak ada pengunjung lain.
Ayo kita pergi juga.”
Hn.”
Sorata dan Nanami yang tujuan selanjutnya adalah Taman Odori itu pun keluar, kebetulan melihat Misaki yang sedang mengendarai HV berwarena biru tua sedang melaju dengan kecepatan tinggi.
Ngahhh~! Beruang putih~!”
Teriakan Misaki terdengar diseluruhkota Sapporo.
Yang tadi itu anggap saja tidak lihat.”
Benar juga.”
Pendapat Sorata dan Nanami sama sama.
3
Taman Odori berada didepan, dekat dengan Menara Jam, dan jalan menuju ke Taman Odori tidak ada belokannya.
Warena hijau menghiasi taman dari tengah sampai ke ujung. Air mancur dan patung patung yang ada juga ditempatkan dengan rapi, dan bunga Pansy yang berwarena warni sedang bermekaran. (perhatikan : bunga Pansy = bungan kebangsaan Polandia)
Orang orang pada duduk di kursi panjang, atau duduk disamping air mancur, juga ada yang sambil makan, masing masing mempunyai cara untuk menghabiskan waktunya sendiri.
Sorata dan Nanami sambil menikmati suasana yang begitu sambil berjalan ke Menara TV Sapporo yang ada didepan.
Sekarang sudah jam 4 sore.
Matahari yang sudah mau terbenam membuat udara disekitar menjadi sejuk.
Padahal T-shirt yang basah akibat  berkeringat  sejak turun dari pesawat di bandara New Chitose, sekarang terasa dingin dan kering.
Terutama saat berjalan dibawah bayangan, rasanya menjadi lebih dingin lagi.
Nanami hanya menggunakan kemeja wanita yang tipis, terlihat sepertinya dingin, dan terus menggosokkan kedua tangannya.
Aku ada bawa jaket, pakai saja.”
Are? Ti-tidak apa apa kok…….hachiuu!”
“…………”
“……….”
Aku ada bawa jaket, pakai saja.”
Seperti karakter yang berada didalam RPG terus mengulang kata yang sama.
Ma-makasih.”
Nanami yang akhirnya menyerah dengan jujur menjawab.
Keluarkan jaket dari tasnya dan memberinya pada Nanami.
Nanami terlihat sedikit malu.
Ini sudah dicuci jadi tidak apa apa.”
Bukan itu, apa Kanda kun tidak dingin?”
Setidaknya aku seorang laki laki.”
Terima kasih…….sebenarnya dalam hatiku kelaki lakian si.”
“…………”
Ma-maaf! Aku hanya bercanda.”
Nanamisepertinya ingin menyembunyikan kepanikannya itu, lalu dengan buru buru memakai jaket Sorata. Tapi, entah apakah karena ragu, tangannya tidak bisa masuk ke dalam jaketnya.
Apa yang kau lakukan…….”
Sorata membantunya memakai jaket.
Te-terima kasih.”
Bagaimanapun terlihat agak besar untuk Nanami karena ini punya laki laki. Sebenarnya terlihat kurang cocok dengan Nanami, namun Nanami sepertinya terlihat senang.
Dan saat ini terdengar sebuah suara yang tidak asing.
“Kanda kun!?”
Yang sedang melambaikan tangannya dan berada disamping jalan adalah Fukaya Shiho. Dia adalah murid jurusan seni, sama seperti Mashiro. Dan yang berada disampingnya adalah Mashiro. Sepertinya mereka 1 kelompok, selain itu ada 3 orang lagi, semuanya perempuan. Sepertinya jurusan musik membagi kelompoknya berdasar jenis kelamin. Karena murid dijurusan seni hanya ada 5 laki laki dan 5 perempuan, jadi kita bisa tahu kelompok yang lainnya semuanya pasti laki laki.
Setelah lampu lalu lintas berubah menjadi hijau merekapun berjalan ke sini.
Pandangan Shiho tertuju pada Sorata dan Nanami. Mungkin dia curiga terhadap Sorata dan Nanami yang hanya berduaan dan Nanami yang menggunakan jaket Sorata.
Tapi, yang dikatakan Shiho bukan itu semua.
Apa Kanda kun sudah pergi ke Menara TV ?”
Shiho memutar badannya menghadap ke Menara TV yang ada dibelakang.
Ah, sepertinya kalian baru kembali dari sana ya.”
Hn, setelah ini kami mau pergi ke museum seni !”
Lebih ceria dari biasanya. Sepertinya Shiho benar benar memanfaatkan retreat perpisahan ini untuk bersenang senang.
Sasuga jurusan seni.”
Benar, benar.”
Sekarang lampu lalu lintasnya sudah mau menjadi merah.
Oh, sudah saatnya berpisah.”
Shiho sekali lagi dengan lebay melambaikan tangannya, berjalan bersama samaMashiro.
Sorata dan Nanami juga dengan berlari kecil melewati jalan.
Setelah membalikkan kepala, terlihat Mashiro yang sedang melihat ke sini.
Setelah bertukar pandangan, Sorata memindahkan pandangannya karena perasaannya tidak enak.
Mobil yang lewat menutupkan pandangan kedua orang itu.
Setelah lampu lalu lintas menjadi merah, Mashiro sudah tidak melihat ke Sorata lagi, hanya terlihat bayangannya yang berjalan bersama teman temannya itu.
“………….”
Itu, Kanda kun?”
A-ada apa?”
Sorata terkejut karena Nanami memanggilnya saat dia sedang memikirkan sesuatu.
Apa terjadi sesuatu antara kau dan Mashiro kan?”
A-apa yang terjadi memangnya?”
Karena sejak ujian mulai……….rasanya kalian menjadi aneh.”
“……………”
Sebenarnya bukannya tidak terjadi apapun, harusnya terjadi sesuatu, tapi sebenarnya tidak ada karena tidak terjadi secara langsung.
Hanya Sorata menyadari sesuatu.
Perasaan yang Sorata kira adalah perasaan cinta terhadap Mashiro……….apakah itu hanya karena kagum pada Mashiro, kagum akan Mashiro melangkah ke impiannya dengan perlahan lahan dan pantang menyerah itu……..
Tidak terjadi apapun………..”
Benar?”
Apapun tidak terjadi.”
“………..Baguslah kalau begitu.”
Sebenarnya bisa tahu dari suaranya kalau Nanami terlihat kurang bisa terima, tapi keduanya tidak punya niat untuk omongkan hal ini lagi.
Kemudian Nanami mengganti nada berbicaranya menjadi ceria.
“Kanda kun, lihat itu.”
Nanami menarik lengan Sorata. Setelah mengangkat kepala, terlihat toko es krim susu Sapporo, sepertinya Nanami ingin mengajak Sorata makan.
“Aoyama, aku punya pertanyaan.”
Hn?”
Apa tidak dingin?”
Berkat Kanda kun sekarang tidak ingin lagi.”
Tapi sekarang dengan anehnya aku merasa dingin !”
Setelah matahari terbenam udara disekitar pun menjadi semakin dingin. Sekarang angin juga ikut berubah dingin.
Bukannya tadi bilang setidaknya laki laki?”
Bisa tidak jangan menyindirku?!”
Walaupun ini merupakan percakapan yang tidak berarti. Tapi, kalau bertemu pandangan dengan Nanami, rasanya tetap ingin senyum. Rasanya akhirnya bisa mengerti, perasaan seperti ini.
Hari ini, ini yang ke berapa kali. Sudah tidak apa apa lagi sudah berapa kali. Tapi sepertinya ini akan terus terjadi bila bersama Nanami.
Lalu, Sorata mulai sadar, hal hal seperti inilah yang penting.
Inilah yang dibicarakan Jin, soal cinta.
Sorata akhirnya mulai merasakannya.
Baru sadar setelah membeli tiket observasi Menara TV Sapporo, ternyata ada tambahan tiket es krim setengah harga untuk toko es krim yang baru mereka kunjungi tadi.
Sambil duduk di lift khusus observasi, Nanami dengan menyesal melihat ke tiket setengah harga itu.
Andaikan saja kita pergi ke Menara TV dulu baru pergi makan.”
Sorata mengatakannya pada Nanami karena dirinya juga sedikit menyesal.
Uh, hn, harusnya.”
Tapi reaksi Nanami sedikit berbeda dari yang diduga. Tetap dengan benci melihat ke tiket setengah harga itu. rasanya bisa tebak apa yang sedang Nanami pikirkan.
Jangan jangan Aoyama berencana pergi makan es krim lagi?”
Ha-hal seperti itu……….”
Hal seperti itu?”
“………Sedang kupertimbangkan.”
Ternyata dijawabnya tidak segan segan.
Co-coba lihat, kalau tidak pakai rasanya sangat bolos? Bu-bukannya juga karena ingin makan, nah?”
Apanya ‘nah’, aku tidak mengerti……..”
Bu-bukan. Kan sudah kubilang, benar!”
Disaat Nanami sedang menjelaskan, bell yang menandakan lift sudah sampai pada tujuan. Staff perempuan yang berada didalam lift sampai tertawa, dipikir bagaimanapun rasanya malu.
Semua salah Kanda kun.”
Dipikir dari manapun yang masalah itu Aoyama sendiri kan.”
“……….Mah, tidak salah si.”
Mengejar Nanami yang berencana berjalan sendirian didepan, melihat ke pemandangan yang ada diluar jendela, terlihat stasiun Sapporo yang kami tiba pertama kali. Setelah berjalan  lurus ketemu lagi Taman Odori , maju lagi, kali ini terlihat tanah yang hijau.
Terlihat sesuatu berada diantara bangunan.
Biangalala.
Walaupun lebih kecil daripada yang pernah naik bersama Nanami, tapi Bianglala yang terlihat romantis itu terus berputar.
Ah.”
Sepertinya Nanami juga menyadari kehadiran bianglala, dan mengeluarkan suara yang terkejut.
Kalau sekarang tiba tiba pandangan saling bertemu pasti jadi kaku nanti. Biarpun mengerti ini, Sorata tetap seperti ditarik dan melihat ke Nanami.
Teringat lagi ciuman waktu itu.
Bibir yang merebut semua kesadaran Sorata, sekarang Sorata sedang memikirkan hal itu.
“Kanda kun?”
Are? Ah.”
Apa yang kau lihat?”
Ekspresi yang sedikit ragu. Dan wajah yang berubah menjadi warena pink yang seperti bunga sakura, sepertinya dia tahu jawabannya.


Tidak ,tidak ada apa apa, kau terlalu banyak berpikir.”
Berpikir apaan?”
Nanami kemudian bertanya lagi pada Sorata.
Tidak ada.”
Apa kau ingin melakukannya?”
Nanami dengan berani menggunakan jarinya telunjuk menunjukkan bibirnya.
Jantungnya Sorata serasa ingin meledak karena candaan yang tidak terduga itu.
A-aku bilang ya!”
Boleh loh?”
Huh?”
Sorata sangat terkejut.
Kalau kau pilih aku, berapa kalipun boleh loh.”
“………”
Terhadap candaan yang tidak seperti Nanami sama sekali, Sorata yang kehilangan kesadarannya itu dengan terkejut membuka lebar lebar mulutnya.
Nanami juga sadar dirinya sudah melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan, dan wajahnya berubah menjadi sangat merah.
Me-memanglah. Setidaknya omong sesuatulah……kalau hanya aku yang omong sendiri, rasanya aneh……..”
Nanami kemudian dengan tangannya mengipas wajahnya.
Ma-maaf………”
Tidak mungkin hatinya tidak tergerak ketika mengatakannya. Dengan sedikit jahil, Nanami yang seperti iblis kecil memang terlalu imut, ini bisa membuat Sorata kehilangan kepribadiannya…………
Dan pandangannya sekali lagi pindah ke bibir Nanami.
“Kanda kun terlalu banyak memikirkannya………”
Ah, tidak……….”
Walaupun rasanya senang kalau tahu diri sendiri sedang dipikirkan.”
Ou, oh.”
Rasanya sangat senang……..”
Wajah Nanami yang terlihat malu dan juga jahil  itu membawa efek kehancuran yang luar biasa, membuat pikiran Sorata dipenuhi oleh semua hal tentang Nanami. Pemandangan disekitar sudah tidak terlihat lagi, namun Sorata tidak peduli dnegan semua itu.
Pandangannya tidak bisa pisah dari Nanami.
“…………..”
Ke-kenapa? Kanda kun, kenapa lihat terus…….”
“………….”
Nanami benar benar mempunyai sifat seorang perempuan. Tidak peduli hal apapun itu dia selalu berusaha keras, tidak terkecuali cinta………..sedangkan didepan Sorata, dia dengan berusaha menyampaikan isi hatinya pada Sorata.
Harusnya sangat penasaran akan jawabannya…………tapi diluar maupun dalamnya tidak terasa perasaan seperti itu. Itu pasti karena memikirkan Sorata.
Kalau dapat pacar seperti ini, pasti akan bahagia setiap hari. Pasti akan sangat bahagia.
Ke-kenapa si, memangnya ada apa.”
Nanami yang wajahnya memerah sambil memindahkan tatapannya sambil merapikan rambut yang berada didepan. Walaupun sedang melihat ke pemandangan yang ada diluar, tapi, sepertinya tidak tampak apapun dari matanya……….
Ke-kenapa si, sampai tidak bisa katakan apapun.”
Terhadap penampilan yang malu ini, suara yang malu ini, juga wajah yang memerah ini, jantung Sorata hanya bisa berdetak dengan keras.
Bukannya akan bereaksi seperti ini bila melihat siapapun. Karena yang didepan adalah Nanami, hati Sorata berdetak sangat keras. Saat ini Sorata tidak dapat melihat apapun selain Nanami.
Kenapa ada perasaan seperti ini, sekarang tidak perlu pikir juga mengerti.
Mungkin sudah tumbuh didalam hati Sorata sejak dulu.
Dengan tidak sadar, sedikit demi sedikit tumbuh.
Tidak, jangan jangan sudah sadar disuatu tempat.
Tapi, dengan tidak sadar menolak untuk mengubahnya menjadi kata kata.
Karena saat berubah wujud, maka perasaannya akan terus mengalir keluar…………
Juga, sekarang sudah terlambat.
Sudah mengerti.
---aku sudah dengan tidak sadar menyukai Aoyama ya………
Perasaan ini akan terus berkembang.
Sorata merasa sampai saat itu dirinya pasti akan lebih menyukai Nanami.
Dengan berpikir begitu………..
4
Sorata dan Nanami akhirnya tiba digaris finish hari pertama yang diberikan waktu bebas---suatu hotel di kota Sapporo, sekarang sudah sore jam enam tiga puluh.
Setelah kedua orang itu pergi dari tempat observasi Menara TV, mereka sekali lagi pergi makan es krim dengan tiket setengah harganya, setelah itu pergilagi ke museum Hokkaido yang dibangun dengan menggunakan semen berwarena merah, bahkan sempat pergi ke kampus Hokkaido untuk melihat lihat, bermain sampai puas. Setelah itu mereka pun menggunakan bus sampai ke hotel.
Murid Suiko lain yang baru sampai pun, sedang diabsen oleh guru guru.
Sorata dan Nanami juga datang ke samping Koharu sensei yang sedang duduk di sofa dengan tidak tenang. Harusnya mereka datang ke Koharu sensei secara berkelompok………bersama Ryuunosuke, Mayu dan Yayoi.
“Koharu sensei.”
Setelah dipanggil, Koharu sensei yang sepertinya sangat bosan, setelah menulis di buku absen diapun mengangkat kepalanya.
Itu, kami sudah sampai.”
Baik, seluruh anggota kelompok F sudah sampai.”
Setelah selesai menulis dibukuabsen, diapun sekali lagi mengecek kembali apakah ada yang salah.
Kalau begitu, pergilah ambil barang barangmu dan pergi ke kamar. Untuk laki laki disebelah sana…….”
Kemudian menunjuk ke suatu tempat yang jauh dari ruang utama.
Perempuan disebelah sini.”
Tidak sangka Koharu melakukan tugasnya dengan baik sebagai seorang guru.
Karena ada juga murid dari sekolah lain datang retreat perpisahan dan pelanggan yang biasa, jadi jagalah sikap sendiri, mengerti?”
Mengerti.”
Kemudian mengambil barang bawaan yang berisi kebutuhan selama 4 hari 3 malam dari bus.
Sepertinya tidak masalahkan soal bergerak terpisah. Mungkin dikelompok lain juga ada yang pisah.
Ah, kalian berdua.”
Tiba tiba dipanggil oleh Koharu saat baru mau ambil barang barang.
Sorata dan Nanami kemudian menunggu apa yang akan dikatakan oleh Koharu.
Nanti malam akan ada ronda malam, jangan coba coba.”
Diberitahu sesuatu.
A-apa yang kau katakan.”
Nanami protes dengan menggunakan logat Kansai.
Tidak mungkinlah.”
Sorata yang terlambat menyadarinyapun dengan dingin protes.
Kau tidak mengerti. Perempuan akan menjadi terbuka ketika dilingkungan yang berbeda.”
“………”
Begitukah’, memberi pandangan yang ingin bertanya begitu pada Nanami.
Ma-mana mungkin begitu! Kanda kun jangan melihat ke sini.”
Karena tertarik, perempuan yang main ke kamar cowok akhirnyapun ‘terjadilah’, itu hal yang sering terjadi.”
Yang benar saja.”
Sekali lagi melihat ke Nanami.
Mana mungkin !jadi sudah kubilang Kanda kun jangan melihat ke sini!”
Marah.
Yang paling mencurigakan dikelas kita itu Kanda kun dan Aoyama san loh.”
Ti-tidak mungkin begitu!”
Nanami kemudian segera menolaknya.
Biarpun perempuan yang terlihat jujur, bisa saja sebelum ‘membuka hatinya’ dia ‘membuka badannya’ dulu.”
Sama sekali tidak percaya terhadap Nanami.
A-aku kembali ke kamar dulu.”
Nanami kemudian dengan dua tangan mengambil barang barangnya dan naik lewat tangga.
Kalau begitu, aku juga.”
“Kanda kun, aku serius.”
Apa?”
Setidaknya berusahalah supaya tidak hamil.”
Makanya kan sudah dibilang tadi tidak akan terjadi hal seperti itu! Dengan pandangan seperti apakah sensei melihat kami huh!”
Maaf, benar juga……..”
Syukurlah kalau bisa mengerti.”
Bagaimanapun kalian berdua sudah hidup bersama di Sakurasou mah. Jadi seharusnya tidak mengambil resiko untuk lakukan ini malam ini.”
“…………Ada apa dengan sensei? Kenapa rasanya hari ini lebih menyebalkan dari biasanya.”
Coba untuk bertanya.
Apa Kanda kun mau mendengarku!”
Koharu pun tiba tiba maju dan menarik lengan Sorata. Tercium bau wanita dewasa, lengannya dijepit oleh 2 barang lembut,dan tiba tiba keluar banyak keringat.
Akhir akhir ini hubungan Chihiro chan dan Kazuki kun berjalan lancar, jadi Kazuki kun terus menolak undanganku. Rasanya tidakkah keterlaluan?”
Kalau begitu kenapa sensei tidak pergi mencari pacar?”
Benar juga~. Perlukah aku mencari disini.”
Koharu kemudian mendekatkan wajahnya.
Se-semangat.”
Biarpun itu Koharu, tapi kalau wajahnya dekat sampai sudah seperti mau ciuman, tetap hati akan berdetak keras kan.
“Kanda kun tadi, jadi terangsang kan?”
Dengan jahil mengatakan.
Tidak ada.”
Untuk membuktikannya Sorata melepaskan tangannya dari gengggaman Koharu.
Yah~ nggak asik.”
Mengeluarkan suara manja yang tidak seperti seorang guru. Rasanya terlihat menyedihkan.
Sorata pun kemudian mengambil barang bawaannya dan segera kabur ke kamar.
Berjalan sampai di daerah khusus laki laki.
Dalam perjalanan menuju kamar, Sorata melihat seragam yang berwarena hijau tua. Sepertinya itu adalah murid luar yang dibicarakan Koharu.
Setelah melewati mereka , dan sampai di lift.
Kamar Sorata berada dilantai 7.
Disaat menunggu lift ponsel tiba tiba bunyi.
Melihat siapa itu, dengan aneh tertera nama yang dibicarakan Koharu tadi.
Fujisawa Kazuki.
Seorang pembuat game yang Sorata kagumi. Melalui debut di proyek ‘ayo membuat game’ yang pernah diikuti Sorata. Mungkin sekarang dia masih menjadi jurinya.
Karena Sorata pernah berhasil melewati tahap pertama dan mendapat kesempatan untuk presentasi, jadi dia mendapat kesempatan untuk mengenal Kazuki. Juga mendapatkan cara untuk menghubunginya.
Omong omong ,ada apa Kazuki meneleponnya?
Setelah menekan tombol telepon, Sorata pun dengan gugup menunggu.
Sa-salam kenal. Saya Kanda.”
Ah, aku Fujisawa. Sudah lama ya.”
Suara pertama yang didengar oleh Sorata adalah suara yang lembut. Terakhir kali mendengarnya berbicara itu sepertinya pada tengah bulan maret lalu, disaat mereka membahas kenapa Sorata gagal.
Disini juga, sudah lama.”
Apa sekarang ada waktu?”
Are? Ah, tidak apa.”
Saat ini liftnya sampai. Murid Suiko pun dengan ribut keluar dari lift.
Diluar saja.”
Sepertinyasuara ributnya terdengar oleh Kazuki.
Ya. Sebenarnya sedang retreat perpisahan……sekarang sedang dihotel yang berada di Hokkaido.”
Tidak perlu menyembunyikannya, katakan saja secara jujur.
Ah, sudah sampai masa seperti ini ya.”
Terdengar suara yang kangen akan itu. Bagaimanapun Kazuki juga merupakan alumni Suiko, sepertinya dia terpikir masa lalunya yang menyenangkan.
Kalau begitu rasanya tidak enak mengganggu. Lain kali saja.”
Ah, tidak, kalau sebentar saja tidak apa!”
Kemudian dengan buru buru menghentikan Kazuki yang mau menutup teleponnya.
Apa boleh?”
Belum mengatakan apapun sudah mau menutup teleponnya, nanti akan mengganggu retreat perpisahan karena mati penasaran.”
Tanpa diragukan lagi itu merupakan jawab Sorata yang jujur. Kazuki sampai menelepon, berarti memang ada sesuatu.
Begitu ya.”
Kazuki kemudian tertawa dengan lemah lembut.
Sorata mempersiapkan dirinya, dan pergi dari depan lift dan menuju tangga yang sepi, menyandarkan punggungnya didinding.
Sebenarnya, mau merencanakan tema proyek yang baru.”
Jantungnya bereaksi keras dengan apa yang dikatakan Kazuki.
Ini bukan karena takut ataupun gugup. Ini karena berharap pada perkataan Kazuki.
“Kanda kun sendiri tahu ‘ayo membuat game’, sampai saat ini mempunyai masalah biaya pengeluaran yang sangat tinggi, jadi atasan mengusulkan untuk mengurangi biayanya.
Hn.”
Situasi sekarang untuk menghemat biaya pengeluaran untuk proyek, sekarang harus berhati hati dibagian seleksinya.”
Begitu ya.”
Sorata tahu betapa kerasnya pada bagian menyeleksi. Tahap pertama aja sudah susah untuk dilewati, biarpun berhasil, yang tunggu dibelakang masih ada presentasi yang penuh tekanan. Setelah itu, terlihatlah medan perang yang penuh biaya pengeluaran untuk merebut proyek tersebut……jadi tema seleksinya sangat menantang didepan penantang.
Awalnya ‘ayo membuat game’ itu ada karena untuk mendukung pemuda yang semangat dan ingin mencoba, namun sekarang karena dipengaruhi oleh pasar dan perusahaan, sangat susah untuk dilanjutkan lagi dengan tema ini.”
Jadi diputuskan untuk mencari tema baru ya.”
Ya.”
Dengan bentuk seperti apakah?”
Sorata kemudian dengan tidak sabar mencampur ke topik ini.
Sudah diputuskan dengan bentuk sekolah khusus jurusan komputer, tapi dengan meminjam bahan dari tim yang berhasil melewati seleksi.”
Tim……..kah.”
Kosakata ini sangat berarti bagi Sorata sendiri. Pembuatan game yang berdasar tujuan…….mempunyai keinginan yang sangat kuat untuk memiliki tim seperti saatmembuat ‘kucing galaksi nyaboron’.
Dengan kata lain si sendirian juga boleh ikut. Tapi, itu berarti harus menyelesaikan semua bagian sendirian……..dengan kata lain, desain game, naskah, sketsa, musik semua harus diselesaikan sendirian, ini keterlaluan.”
Benar.”
Karena keputusan ‘ayo membuat game’ berbeda, jadi tidak akan diberikan uang untuk bekerja, juga tidak akan kami berikan orang untuk membantu.”
Jadi untuk berpartisipasi harus mempunyai tim, dan harus pastikan sendiri anggota anggota nya.
Soal uang untuk bekerja kesampingkan dulu. Karena untuk menarik orang masuk ke  dalam tim sangat susah, makanya lebih mengutamakan sekolah yang jurusannya fokus ke komputer untuk menarik peminat.
Jadi dengan kata lain untuk menjadi lebih luas?”
Benar, jadi hilangkan aturan hak untuk berpartisipasi, ini adalah proyek yang membangun, menjadikan ini sebagai tema baru, namanya ‘kamp pegumpul game’.”
Sorata merasa tengah tubuhnya sedang panas.
Tubuhnya serasa memberitahu apa yang harus dilakukannya.
Cara seleksi juga berbeda dari ‘ayo membuat game’, yang pertama kali adalah ‘seleksibagian luar’. Yang kedua kali ‘pertemuan dan presentasi yang sederhana’. Dengan begitu akan dipastikan lulus atau tidak. Ini sedikit lebih mudah dibandingkan dengan ‘ayo membuat game’, tujuannya untuk memberi kesempatan yang lebih banyak pada pemula.”
Dengan kata lain……….”
Aku merasa proyek Kanda kun yang sudah melewati tahap seleksi tema, pasti akan berhasil.”
Mendapatkan jawaban yang pasti, Sorata jadi bersemangat. Karena kalau tidak begitu nanti air matanya akan keluar.
Tapi, ada1 hal yang perlu diperhatikan.”
Apa itu?”
Seberapa menarik proyek itu, kalau diputuskan ‘tidak bisa dibuat’ maka itu tidak akan berhasil.
“………..”
Penilaiannya diambil berdasar ‘menarik atau tidaknya’ dan apakah tim ini ‘bisa membuatnya’.”
Bisa membuatnya ya……….”
Memang seharusnya begitu. Kalau Sorata tidak mampu maka semua akan sia sia. Ini diciptakan untuk main, bukan untuk di tes.
Dan game yang berhasil melewati tahap penilaian, setelah selesai maka mereka akan masuk ke tahap seleksi tema.”
Are?”
Tahap seleksi tema itu adalah pertemuan yang memutuskan apakah akan diedarkan. Dengan kata lain……..
Tentu saja, kalau berhasil melewati tahap seleksi tema maka gamemu pun akan dipasarkan. Tujuan akhir sebagai seorang pembuat, bukannya untuk menjual gamenya secara besar besaran dan mendapatkan banyak uang.”
Kazuki dengan santai mengatakankan keinginan sesungguhnya para orang dewasa.
Biaya pengeluaran juga akan diberikan saat berhasil melewati tahap seleksi tema. Tapi kalau tidak berhasil, maka sedikitpun uang tidak akan kau dapatkan, gamenya juga tidak akan dipasarkan. Mah, yang dibahas sekarang, apakah harus menagih biaya memberikan sewa tempat bekerja dengan para tim.”
Tempat untuk bekerja ya……….”
Entah kenapa rasanya sangat bersemangat terhadap kosakata ini, karena impiannya semakin dekat dengannya.
“ Keuntungan terbesar ‘kamp pengumpul game’ itu, diputuskan berdasar apakah gamenya bisa dimainkan, bukan berdasar proyek ataupun pemikiran. Mah, dengan kata lain sebelum selesai, kitatidak bisa memastikan sudah seberapa jauh mereka bekerja……..dan kalau memikirkan akan ada orang yang memanfaatkan kesempatan ini, maka pikirnya perlu menagih uang sewa dengan mereka.”
Bahkan dibagian yang kurang menguntungkan itupun bisa dikatakan dengan santai. Pertama kali bertemu sudah ada perasaan seperti ini. Tapi Sorata merasa, Kazuki lah yang memberikannya kesempatan untuk mencoba lagi.
Tidak peduli hal sekecil apapun, Kazuki akan dengan tidak menyembunyikan dan memberitahu kelemahannya, tidak peduli berada dipihak manapun. Entah itu untuk membuat game, memberi kata kata yang kurang enak didengar, dia selalu berpikir diposisi netral.
Pokoknya begitulah, apa ada pertanyaan?”
Aku sudah mengerti. Terima kasih banyak.”
Aku meneleponmu karena berpikir kau akan tertarik dengan ini………”
Setelah mendengar itu Sorata pun langsung menjawab dengan semangat.
Sangat tertarik!”
Bisa mendengar suara yang semangat begitu, percakapan telepon ini tidak sia sia.”
Bisa terdengar kalau Kazuki sedang berusaha menahan tawanya.
Ma-maaf, sepertinya suasana hatiku sedang tinggi tingginya.”
Tidak, semangat itu sangat penting. Nanti aku akan memberimu file lewat e mail, setelah retreat perpisahan berusahalah untuk memahaminya.”
Aku mengerti. Sekali lagi terima kasih banyak.”
Kalau begitu, sampai jumpa.”
Setelah menutup teleponnya untuk sementara Sorata tidak bisa bergerak. Suasana hatinya sangat bagus, dengan alaminya dia menjadi sangatsenang.
Membuat tim, dan suatu hari membuat perusahaan sendiri. Tadi juga sudah mengundang Ryuunosuke, dan sekarang bertemu sebuah kesempatan bagus. Tentu, karena ketidakdewasaannya Sorata, jadi sepertinya masih agak sedikit sulit untuknya. Biarpun Ryuunosukeikut berpartisipasi, setidaknya masih memerlukan 2 orang, 1 untuk bagian gambar, 1 untuk bagian musik.
Tapi, tantangan seperti ini, justru membua Sorata semakin semangat.
Yang pertama beritahu dulu soal ‘kamp pengumpul game’ pada Ryuunosuke dulu.
Dengan berpikir begitu rasanya semakin tidak sabar. Ryuunosuke yang sudah sampai duluan, mungkin sedang membuka laptopnya dan melakukan pekerjaannya.
Biarpun tahu tidak berguna, Sorata terus memencet tombol lift.
Dan dengan cepat masuk ke dalam lift yang baru datang.
Dengan ding dong menekan tombol ‘7’ dan ‘tutup’.
Setelah pintunyatutup perlahan, liftpun dengan perlahan naik.
Liftnya sempat berhenti beberapa kali, dan banyak orang yang turun dari lift juga naik lift.
Jadi kira kira menghabiskan waktu 5 menit lebih untuk sampai dilantai 7.
Setelah bunyi yang menandakan sudah sampai lantai 7, Soratapun langsung berlari saat pintu terbuka. Dan memastikan letak kamarnya dari peta yang ada didinding.
Lalu, terlihat Ryuunosuke sedang berada dikoridor………didepan mesin penjual minuman otomatis.
Hn?”
Sorata mengeluarkan suara yang bingung, karena pemandangan yang aneh itu masuk ke dalam matanya.
Ryuunosuke tidak hanya sendirian.
Pernah melihatnya dilantai 1, murid sekolah lain yang menggunakan seragam berwarena hijau tua sedang menghadap Ryuunosuke, 1 nya laki laki 1 nya perempuan.
Tinggi laki lakinya tidak jauh berbeda dengan Sorata, model rambutnya yang tajam memberi kesan yang kuat. Bisa dilihat dari penampilannya kalau dia populer.
Sedangkan yang perempuan juga, rambut yang panjangnya sampai ke bahu menunjukkan warena yang cerah. Kukunyajuga bersinar, sedikit make up.
2 orang yang seharusnya tidak mempunyai hubungan dengan Ryuunosuke, sedang berbicara dengan Ryuunosuke.
Kau sNama sekali tidak berubah ya.”
Masih tetap seperti dulu.”
Suara yang terdengar membawa suasana yang tidak begitu enak.
Omong omong, kalian berubah total ya. Aku sekejap tidak tahu kalian siapa.”
Setelah mendengar Ryuunosuke, laki laki itu mendekat 1 langkah.
Sorata dengan reflek bergerak.
Mengeluarkan suaranya dan mendekat, 2 orang yang menggunakan seragam berwarena hijau menghadap ke Sorata.
Dengan pandangan yang seperti sedang menilai penampilan luar………lalu.
Sudah cukup. Ayo pergi, Takumi.”
Si perempuan memanggil laki laki, lalu langsung pergi.
Ah, tunggu bentar, Maya.”
Si laki laki pun langsung mengejar.
Siapa?”
Melihat lagi ke kedua orang yang perg iitu, Sorata dengan suara kecil bertanya pada Ryuunosuke.
Kenalan waktu SMP.”
Jawaban yangsangat singkat. Tapi sikapnya yang dingin itu juga memberitahu untuk tidak tanya lebih lanjut lagi. Walau sedikit penasaran, tapi Sorata tahu akan buruk bila bertanya lebih lanjut.
Soraat berencana untuk mengubah suasana, kemudian membicarakan topik proyek.
Omong omong, tadi Fujisawa san menelepon. Sepertinya mereka membuat cara pemilihan proyek yang baru.”
Begitukah.”
Balasan yang dingin seperti biasanya. Mah, itu sudah biasa. tapi, Sorata dapat merasakan ada sesuatu yang aneh.
Sedang dilihat seseorang.
Mencari arah  tatapan itu, terlihat 2 orang yang tadi, sedang menatap ke sini dengan tatapan yang tajam dari arah lift.
“…………..”
Apa Sorata mengatakan sesuatu yang membuat mereka penasaran.
“Takumi, sudah datang.”
2 orang itu kemudian masuk ke dalam lift yang sudah datang, sampai pintu tertutup tatapan mereka terus menghadap kesini. Juga rasanya yang dilihat bukan Ryuunosuke, namun Sorata.
Sorata memiringkan kepalanya untuk mencari tahu alasannnya tapi tidak dapat.
Ryuunosuke langsung berjalan ke kamar. Tidak memberi Sorata waktu untuk bertanya.
5
Kamar dihotel itu adalah kamar yang luas cukup untuk 2 orang, ruang untuk Sorata dan Ryuunosuke lebih dari cukup.
Tablet juga laptop yang jelas jelas bukan milik hotel terlihat dimeja. Sambil cas, juga sudah terhubung internet.
Baru sampai kamar Ryuunosuke langsung duduk di depan laptop, dan lanjut pekerjaannya itu.
Sorata sambil merapikan barang bawaannya, sambil melihat ke situasi Ryuunosuke sekarang.
Rasanya sedikit aneh.
Awalnya kira sedang fokus dipekerjaannya. Tapi setelah sesaat tangan Ryuunosuke yang sedang bekerja berhenti sejenak dan kemudian lanjut lagi, kondisi itu sepertinya mengulang beberapa kali.
Itu pasti bukan ekspresi yang sedang memusingkan perhitungan. Disaat tangannya terhenti, dia pasti sedang memikirkan hal lain.
Nah, Akasaka.”
Ryuunosuke memindahkan pandangannya dari laptopnya dan melihat ke Sorata.
Apa boleh aku bertanya.”
“2 orang tadi itu hanya kenalan yang dekat saat SMP. Tidak ada hubungan lainnya.”
Baru bertanya sudah diberikan jawaban yang begitu singkat dan jelas.
Kalau begitu rasanya tidak enak lagi bertanya ‘tadi itu siapa?’.
Bagaimana ya, rasanya sedikit terkejut.”
Sorata sambil baring dikasur sambil mengatakannya dengan melihat ke langit langit kamar.
Apa.”
Ternyata Akasaka punya teman dekat.”
Walaupun ini sedikit tidak masuk akal. Tapi karena Sorata mengenal Ryuunosuke lah dia berpikir begitu.
Sepertinya tidak kenal akan lebih baik.”
Ryuunosuke kemudian berbisik bisik sendiri.
Huh?”
Tidak ada. Jangan dipikirkan.”
Sorata kurang jelas mendengar dan ingin bertanya lagi malah ditolak.
Dibanding dengan ini, inikah pemilihan proyek baru yang dibilang Kanda ?”
Ryuunosuke datang ke bagian kasur, dan memberi Sorata tablet pada Sorata yang sedang baring.
Dengan miring melihat ke layar.
Diatasnya tertulis ketentuan jugasyarat untuk mengikuti ‘kamp pengumpul game’.
Ah, memang ini………”
Rasanya sedikit penasaran.
Kenapa kau dengan santainya membuka e mail orang?!”
Walaupun apa yang dilakukan Ryuunosuke sekarang Sorata tidak akan bingung, tapi kalau tidak memastikan tetap saja rasanya tidak tahan.
Kenapa kau kira e-mail yang berada di akun Sakurasou tidak bisa kulihat? Aku lah yang tidak memahami cara berpikir Kanda yang begitu.”
Ryuunosuke sambil memberi pendapatnya, sambil kembali ke meja yang tertaruh laptop.
Yang kubilang itu masalah privasi!”
Barang yang seperti itu tidak berguna.”
Sama sekali tidak bisa membalas. Kalau begitu lebih baik langsung masuk ke topik utama.
Sepertinya ini terlihat menarik, bagaimana kalau kita ikut?”
Proyek yang kita kerjakan bisa dipasarkan nanti, tidak buruk. Dan kita perlu membuat dasar dasar untuk perusahaan kita nanti, ini merupakan kesempatan yang bagus untuk mencari dana. Tapi, bagaimana dengan bagian musik juga gambar? Dilihat dari isi dan skala proyeknya, kita tetap memerlukan 1 orang untuk masing masing bagian itu.”
Pandangan Ryuunosuke sudah kembali ke layar laptopnya.
Jarinya seperti menari diatas keyboard. Apa hal yang dipusingkannya sudah beres?
Soal gambar, ada 2 orang yang Sorata kenal. Yang 1 nya adalah Mashiro yang merupakan pelukis jenius juga seorang komikus, yang satu lagi adalah si alien, Misaki yang berbakat dibidang anime. Kemampuan mereka tidak perlu diragukan.
Tapi tidak pernah ada maksud mau merekrut mereka berdua. Mashiro komik, sedangkan Misaki anime, masing masing sudah punya tujuannya masing masing. Tujuannya berbeda dengan Sorata.
Pokoknya, bagaimana kali ini kita minta bantuan Rita saja dulu?”
Dengan bercanda, Sorata mencoba mengusulkan nama ini.
Kalau begitu aku tidak akan ikut. Dan jangan memanggilku lagi untuk selamanya. Mengerti?”
Ryuunosuke dengan ekspresi serius menolak.
Be-bercanda saja.”
Rita adalah teman Mashiro saat Mashiro masih di Inggris. Rita Ainsworth yang juga adalah seorang pelukis adalah musuh abadi Ryuunosuke. Tapi, Rita yang berada di Inggris sepertinya sangat peduli pada Ryuunosuke, dan mengirim e mail setiap hari. Walaupun hampir semuanya tidak Ryuunosuke tanggapi, malahan semua itu diurus oleh maid chan……
Kalau bagian musik sepertinya ada 1.”
Himemiya Iori. Murid Suiko kelas 1 jurusan musik dan tinggal di Sakurasou kamar no.103. Tapi Iori sedang  berada pada masa masa pusing akan musik, dia sedang berpikir harus menghadapi musik seperti apa.
Rasanya tidak berani untuk mendekat dulu sebelum dia mendapatkan jawabannya.
Kalau begitu minta bantuan Hauhau senpai bagaimana?”
Kemampuannya memang tidak diragukan. Tapi, bukannya dia kuliah di Australia?”
Ah, benar juga, kalau sampai ganggu dia belajar rasanya tidak enak juga.”
Dengan begitu sedang mempertimbangkan anggota anggotanya, bisa diketahui akan sangat susah untuk mencari anggota. Walaupun disekitar Suiko merupakan lingkungan yang menguntungkan bagi Sorata, tapi kalau ingin menemukan anggota yang ingin bergabung rasanya sangat susah.
Topik tidak bisa dilanjutkan, Sorata dan Ryuunosuke kemudian tidak lanjut membahas topik ‘Kamp Pengumpul Game’.
Dengan bermalas malasan dikamar sekitar 30 menit, tiba jamnya makan malam.
Setelah selesai makan malam, sekarang waktunya untuk mandi berdasar urutan kelas.
“Akasaka, pergi ke tempat pemandian?”
Aku mandi di toilet kamar saja.”
Kalau begitu, aku pergi duluan.”
Sorata meninggalkan Ryuunosukesendirian di kamar, dan berencana pergi ke tempat pemandian untuk menghilangkan rasa lelahnya hari ini. Yang disayangkan adalah teman kelasnya yang ribut,sama sekali tidak punya suasana hati yang enak untuk terus berendam.
Kalau begitu, malahan lebih baik mandi di toilet kamar.
Setelah pergi dari temapt berendam, Sorata pun duduk mengkilas. Menyiram kepalanya dengan air panas, lalu disaat sedang mencuci badannya menggunakan sabun, sepertinya seseorang datang.
Ya~retreat perpisahan tidak buruk juga.”
Yang datang kemari itu ternyata Iori.
Menyiram air seperti Sorata, setelah itupun dia menggelengkan kepalanya seperti anjing. Lalu sambil bersuara ‘geia~’ sambil mencuci kepalanya.
Saat aku SMP, karena lomba jadi tidak bisa pergi.”
Kenapa Iori disini?”
Setelah menghasilkan banyak busa, diapun menyiram air lagi ke atas kepala.
“Misaki san memilih hotel yang sama.”
Hebat juga bisa dapat kamar kosong.”
Soalnya ada sekolah lain yang tinggal di hotel ini juga.
Sepertinya hanya kamar yang berada dipaling atas yang kosong.”
Mungkin itu untuk para tamu yang istimewa.
Katanya tingkatannya bisa digunakan oleh seorang presiden………….”
Kalau yang memesan kamar itu Misaki wajar saja. Bagaimanapun dengan kemampuannya sebagai seorang alien, juga setelah lulusdari SMA diapun langsung membangun rumah disamping Sakurasou dengan menggunakan kekayaannya itu.
Syukurlah, Iori.”
Huh?”
Bisa dibawa untuk retreat perpisahan.”
Ya!”
Kali ini kedua orang itu sama sama menggunakan handuk mengelap tubuhnya.
Ah, ya, Sorata senpai.”
Apa?”
Ekspresi Iori terlihat sangat serius.
Ada yang ingin aku bahas.”
Tiba tiba ada apa. Dilihat dari suasana yang serius ini, sepertinya soal musik. Iori seperti ingin membuktikannya, dengan berhati hati dia sedang mencuci ke sepuluh jarinya.
Sebenarnya, aku…………”
Hn.”
Akhir akhir ini aneh.”
Ah, aku tahu.”
Tidak hanya akhir akhir ini, tapi Iori selalu aneh.
Yang kubicarakan itu adalah soal otak loh?”
“bisa menyadari ini sendirian. Hebat juga ya kau.”
Ya~tidak sehebat itulah.”
Iori yang sambil membasuh badannya, dengan tidak malu mengatakannya.
Aku sama sekali tidak sedang memujimu.”
Are? Begitukah?”
Bagaimana ya. Terkadang rasanya Iori seperti makhluk yang sejenis dengan Yuuko.
“………..kalau begitu, apa yang ingin kau bahas?”
Sejak hari itu, wajah si gadis berkacamata yang datar itu terus memenuhi pikiranku.”
“……….”
Ini sangat berbeda dari yang diduga Sorata.
“Sorata senpai.”
“……….ah, maaf. Aku kira kau akan membahas soal musik. Kalau begitu, berarti sejak hari itu…………”
Mungkin karena itu, Iori terlihat tidak ingin memikirkan kembali hal hal yang terjadi saat hari itu,tidak selesai memainkan lagunya, juga melihat pemandangan dibawah rok Kanna.
Hari itu bulan mei tanggal 3………..hari raya no pants.”
Jangan mengubah hari raya konstitusi menjadi hari yang begitu luar biasa!”
Yang didalam rok itu merupakan area terlarang.
Apa yang harus kulakukan? Tidak peduli saat sedang tidur ataupun belajar, atau sedang buang air kecil maupun besar, aku terus memikirkannya.”
Iori menatap kemari.
Sejujurnya Sorata tidak ingin Iori menatap kemari karena mereka berdua sedang telanjang.
Eh, itu, dengan kata lain……”
Sambil membasuh tubuhnya sambil berpikir.
Apa itu termasuk cinta?”
Malah memilih Sorata untuk membahas, apalagi disaat seperti ini………seharusnya Sorata sendirilah yang perlu mencari orang untuk membahas masalahnya.
Bu-bukan.”
Iori dengan dingin mengatakan.
Huh? Bukankah?”
Sama sekali tidak mengerti apa yang Iori katakan.
“Sorata senpai juga tahu. Yang paling kusukai itu dada loh? Bisa dibilang ini adalah sesuatu yang paling penting bagiku, yaitu dada!”
Hn, ya aku tahu.”
Sorata sampai malas untuk menjawabnya.
Yang besarlah baru bisa dianggap dada!”
Iori dengan berdiri mengatakannya sambil mengepalkan tangannya.
Tidak begitu mengerti maksudnya. Tapi sepertinya intinya itu yang penting besar.
“Iori, pokoknya duduk dulu, nanti ‘barang’mu yang penting tampak.”
Oh.”
Iori dengan diam duduk kembali.
Kalau begitu, terkait soal Kanna san.”
Apa yang harus kulakukan.”
Dimanapun kau terus memikirkannya kan?”
Ya.”
Dengan kata lain kau menyukainya?”
Tidak. Sudah kubilang, aku menyukai dada yang besar. Apa kau tidak apa apa, Sorata senpai?”
Dibalas dengan ekspresi yang serius. Tapi yang sangat disayangkanitu adalah Iori tidak mengerti.
Walaupun begitu, tapi kau terus memikirkan Kanna san kan?”
Ya.”
Bagaimanapun, aku merasa kau tertarik pada Kanna secara lawan jenis.”
Tidak tidak tidak, ini tidak mungkin………tidak,tunggu bentar, tapi, hn~…………kalau Sorata senpai yang omong, mungkin saja begitu?”
Iori kemudian menyilangkan kedua tangannya dan berpikir. Sikapnya itu terlihat seperti jendral yang sedang berpikir strategi untuk berperang.
Tidak, tapi kalau datar begitu gimana bisa aku naik ke puncaknya?”
Kenapa harus naik ke puncaknya………..”
Ini pasti halusinasi! Aku terlalu banyak berpikir! Pasti karena itu! burung sejak lahir bukankah dia akan menganggap siapapun yang dilihatnya pertama kali sebagai keluarga? Jadi aku juga hanya tergoda oleh nya dan tiba tiba sifat asli dipancing keluar! Apaan, kau lihat, begitulah menurutku! Dada!”
Entahlah apa yang dia bicarakan, tapi jangan mengakhirinya dengan kosakata dada.
Tapi ya, Iori, kalau berdasar konsep burung yang baru lahir, apakah tidak bisa kita anggap itu perasaan menyukai?”
Huh, tidak mungkin?! Tidak tidak tidak, aku tidak akan mengakuinya. Dada wanita yang bahkan tidak pantas disebut dada itu!”
Begitukah…………..hn, tidak ada cara lagi. Sebaiknya kau berpikir lagi masalahmu ini.”
Ya, akan kulakukan.”
Padahal datang mandi untuk menghilangkan rasa lelah, tapi yang ada malah semakin lelah.
Ah, iya, masih ada 1 hal.”
Apa?”
Mungkin kali ini soal musik.
“Sorata senpai, boleh pinjamkan aku celana dalam?”
Tidak boleh!”
Tolong pinjamkan aku!”
Memohon dengan merapatkan kedua telapak tangannya.
Kalau tidak ada pakaian ganti nanti beli saja di supermarket, nanti aku pinjamkan uang!”
6
Setelah berpisah dengan Iori yang masih ingin berendam, disaat ingin balik kekamar, terlihat kelompok perempuan dikoridor.
Seragam sekolah yang berwarena hijau tua. Ada kenalan Ryuunosuke di sekolah itu.tadi sempat berpapasan dengan mereka. Biarpun banyak orang, Sorata bisa langsung mengenali salah satunya.
Kalau tidak salah nama perempuan itu Maya.
Dari penampilan luarnya bisa terlihat dia adalah orang yang populer.
Dia tidak sadar ada Sorata. Tapi ya wajar saja, karena yang dia kenal itu adalah Ryuunosuke bukan Sorata.
Lalu, setelah sempat berpapasan, terjadi situasi yang tidak disangka.
Nah.”
Sempat terkejut saat diajak omong.
Berhenti sejenak dan membalikkan kepala.
Yang pergi dari kelompok itu adalah Maya.
Kalau Akasaka ada di kamar.”
Lihat juga tahu kalau dia tidak disini.”
Benar juga.”
Ada yang ingin kubicarakan.”
Sikapnya yang keras itu sedikit mengggangu.
Aku?”
“………….”
Maya mengangguk anggukkan kepalanya, dan terasa suasana yang sedikit menekan…….apa harus bersikap itu pada orang yang baru pertama kali bertemu?
Itu, aku adalah teman sekelas Akasaka, namaku Kanda Sorata.”
Tak tanya.”
Apa berbicara dengan orang yang tidak diketahui namanya nyaman?”
Tidak juga.”
Be-begitukah.”
“Ikejiri Maya.”
Are?”
Nama.”
Lah katanya tidak perlu beritahu nama!”
Sorata kira dia tidak akan beritahu namanya.
Reaksimu ribut.”
Dia selalu bersikap dingin.
Pokoknya, apa yang ingin kau bicarakan.”
“………….”
Sambil menggigit bibirnya.
Game…………”
Are?”
Apa kau sedang membuat game? Dengan dia?”
Dia. Entah apakah itu panggilan yang menandakan dekat dengan dia atau tidak dekat dengan dia, sikap Maya berbicara agak aneh. Tapi, Sorata tahu yang dia maksud itu adalah Ryuunosuke.
Belum buat.”
Begitu ya.”
Ekspresi Maya akhirnya sedikit menjadi santai.
Aku berpikir untuk buat bersama sama.”
Setelah mendengar itu, wajahnya menjadi ‘gelap’ lagi.
Lebih baik menyerah.”
Mengapa?”
Sorata dengan bingung bertanya.
Kau akan menyesal.”
Maya membalikkan kepalanya.
Maaf. Aku tidak akan menyerah.”
“……….”
Aku ingin membuatnya bersama Akasaka.”
Berisik, apa kau tidak dengar apa yang kukatakan?”
“…………”
Kaulah yang begitu, apa kau tidak mendengar kata kata ku?”
“…………..”
Aku pikir aku tidak akan menyerah.”
“………..”
Maya dengan tidak mengatakan apapun menatap ke Sorata. Tidak, sekarang dia sedang melirik Sorata dengan tatapan yang tajam.
Kalau begitu sudahlah. Itu urusanmu.”
Setelah meninggalkan kata ini diapun langsung pergi.
Apaan itu.”
Yang bisa dipastikan adalah, Ryuunosuke dan Maya, juga si laki laki yang bernama Takumi………pernah terjadi sesuatu diantara mereka bertiga saat SMP.
Dimana Akasaka……..”
Biarpun ingin menebak, didalam otaknya tidak bisa membayangkan Ryuunosuke yang sedang bersama seseorang, atau sedang melakukan sesuatu. Sebelum ini, sama sekali tidak pernah mendengar soal masa lalu Ryuunosuke, sedikitpun tidak.
Padahal sudah mengenalnya sejak dulu.”
Dengan sedikit sedih mengatakannya. Lalu, sesuatu terbayang didalam otaknya.
Jangan jangan Ryuunosuke datang ke retreat perpisahan ini karena tahu 2 orang itu akan datang ke Hokkaido……..”
Sorata mengatakannya, rasanya alasanya memang seperti itu.
Ryuunosuke selalu bergerak dengan mengutamakan pekerjaannya. Ke sekolah juga, dia hanya hadir untuk memenuhi absen yang sudah ditentukan yaitu 2 per 3. Laki laki seperti ini tidak akan datang ke retreat perpisahan kalau tidak ada apa apa.
Coba saja nanti aku tanya.”
Walaupun takut akan ditipu nanti. Biarpun begitu, Sorata tetap ingin mencoba untuk bertanya.
Disaat balik ke kamar, sempat melewati toko oleh oleh yang ada di lantai 1.
Lalu didalam toko terlihat seseorang yang tidak asing.
Kanna sedang berdiri disana. Sudah bertemu Iori di tempat pemandian, jadi kalau Kanna disini juga tidak aneh.
Terlihat Kanna yang baru selesai berendam dan menggunakan pakaian hotel, tidak menggunakan kacamata. Ditangannya terlihat keranjang kecil yang terisi baju ganti dan handuk.
Sepertinya Kanna ingin membeli sesuatu.
Sorata mendekat ke belakangnya dan ingin menyapa.
“Kanna san.”
Sepertinya dia sedikit terkejut.
“………..Sorata senpai kah……….”
Kanna kemudian melihat ke Sorata.
Ya.”
Walau memberi orang perasaan seperti sedang direndahkan, tapi sepertinya bukan begitu. Sepertinya karena penglihatannya tidak begitu jelas karena tidak menggunakan kacamata. Padahal dekat begitu didepan……..
Apa penglihatanmu memang buruk begitu.”
Hn, biarpun jarak sedekat ini juga tidak begitu tampak.”
Setelah mengatakan begitu.
Kalau tidak sedekat itu………”
Kemudian wajahnya semakin mendekat ke wajah Sorata.
Benar benar Sorata senpai ya.”
Akhirnya dia bisa mengenalinya. Tapi kemudian seperti menyadari sesuatu , kedua tangannya mendorong dada Sorata dan menarik jarak.
“……….apa yang kau lakukan.”
Entah kenapa menjadi marah dengan Sorata.
Maaf.”
Setelah meminta maaf ternyata mendapat balasan yang begitu.
“Sorata senpai tidak salah, jadi jangan minta maaf.”
Ternyata memang marah.
Itu……..kacamata ketinggalan di kamar.”
Berkata seperti sedang mencari alasan.
Kalau begitu, kenapa tidak kembali ke kamar dulu.”
Kalau begitu, pilih oleh oleh saja akan susah nanti. Sekarang Kanna sedang memegang pin model beruang putih ‘beruang iblis’ dan menaruhnya didepan matanya. Kalau tidak begitu tulisan besar yang tertulis Hokkaido only pun tidak bisa dia lihat dengan jelas.
“Misaki san yang pegang kunci kamar, dan masih berendam sampai sekarang.”
Ah, begitukah.”
Kalau tidak ada kunci maka tidak bisa masuk ke kamar. Karena begitulah dia sedang menghabiskan waktunya.
Karena aku tidak begitu ingin dilihat ketika sedang tidak menggunakan kacamata, jadi tolong menghadap ke sana.”
Menjadi sedikit malu.
Mengapa?”
Apa kau masih belum mengerti meski sudah melihatnya?”
Sikap bicara yang menantang.
Tidak, tidak mengerti.”
“………karena aku tidak begitu percaya diri.”
Kali ini dia memutar badannya.
Malahan kurasa, lebih cantik kalau tidak memakai kacamata.”
“!?”
Kanna melirik ke arah Sorata dengan tatapan yang tajam.
Tolong jangan bercanda.”
Sepertinya perkataan jujur Sorata membuat Kanna marah.
“……....”
Kanna kemudian dengan tidak mengatakan apapun lanjut memilih oleh oleh.
Itu, apa kau menyukainya?”
Daritadi melihat ke pin model beruang putih ‘beruang iblis’.
Setelah ditunjuk oleh Sorata, Kanna memindahkan pandangannya ke arah lain.
Kenapa tidak beli?”
Sorata kemudian mengambil barang yang ditaruh kembali oleh Kanna.
Aku tidak membawa uang.”
Begitu ya. Tadi pagi memang mendengarnya tidak punya waktu untuk membawa barang, dang langsung dibawa Misaki.
Kalau begitu kubelikan saja.”
500 yen murah si.
Are?”
Maaf mengganggu, ini tolong.”
Dengan tidak bertanya pada Kanna, langsung menyapa ke penjaga kasir.
Ah, senpai.”
Kemudian bertambah 1 lagi.
Tolong pisahkan.”
Totalnya menghabiskan 1500 yen.
Kemudian memberikannya pada Kanna yang wajahnya terlihat kesal. Dan tidak diterima.
Apa kau merasa aku ini wanita yang tidak tahu malu?”
Tidak. Cuma segitu saja kok.”
Benar?”
Memangnya apa yang kau pikirkan terhadap aku sih.”
Rasanya sedikit kesal.
Itu……….terima kasih.”
Akhirnya Kanna pun menerimanya.
Tidak perlu terima kasih. Awalnya memang mau bawa oleh oleh pulang untukmu, kalau begini kan sekalian bagian Yuuko juga.”
Entah apakah memang tertarik dengan model beruang putih ‘beruang iblis’, Kanna tersenyum ketika melihat ke kantong yang diberikan Sorata.
Rasanya ini ekspresi yang jarang sekali terlihat.
Tolong jangan menatapku seperti itu.”
Setelah dikatakan begitu Sorata pun memindahkan pandangannya.
Ju-juga aku baru selesai mandi, dan menggunakan pakaian seperti ini……….”
Kanna sepertinya tiba tiba menjadi malu, dan memindahkan pandangannya.
Rambut yang masih sedikit basah, kulit yang sedikit memerah, bahkan keningnya berkeringat. Karena Kanna menggunakan pakaian mandi, jadi lekukan tubuh terlihat sangat jelas.
Bentuk tubuh yang indah, sedikit kekurangan pun tidak ada.
Setelah Kanna menyadari pandangan Sorata, dia pun dengan cepat menggunakan keranjang menutupi tubuhnya.

Kau lihat kemana?”
Kemudian dengan sedikit malu dan marah mengatakannya.
Akhirnya Sorata mengerti, alasan sebenarnya kenapa disuruh jangan melihatnya.
Ja-jangan jangan, tidak pakai?”
Sambil memastikan apakah ada orang lain disekitar, sambil bertanya.
“…………..”
Kanna dengan kaku mengangguk angguk kepalanya.
Apa soal novelmu masih tidak lancar?”
“………Bu-bukan begitu.”
Ah, ya. Karena tiba tiba dibawa Misaki senpai, jadi tidak sempat bawa pakaian ganti kan.”
Teringat soal Iori yang ingin meminjam celana dalam ketika ditempat pemandian.
Pakaian ganti si Misaki senpai beli lumayan banyak.”
Kanna seperti mengenang kembali sesuatu yang buruk. Jangan jangan dipaksa Misaki mencoba pakaian 1 per 1. Kalau begitu kenapa tidak sekalian belikan bagian Iori.
Tidak, sebaiknya sekarang bertanya dulu alasan kenapa Kanna tidak menggunakan celana dalam.
Kalau begitu, apa memang tekanan?”
Mungkin……..karena melihat senpai .”
Huh, aku?”
Kanna mengangguk angguk kepala.
Apa yang sudah kulakukan?”
Sikap senpai terhadap aku sangat baik.”
Suaranya sungguh kecil. Hanya ‘terhadap aku’ yang terdengar oleh Sorata.
Are? Apa?”
Tidak ada.”
Tidak, kalau kau bilang begitu aku akan menjadi semakin penasaran.”
“Sorata senpai. Dibandingkan aku, bukannya ada sesuatu yang harus kau perhatikan dulu?”
Sikap yang tidak peduli apapun itu.
Keras sekali, ditolak.”
Yang dibicarakan Kanna itu adalah soal Mashiro dan Nanami.
“Shiina senpai itu perempuan yang sangat cantik.”
Ya.”
Hanya sifatnya……….agak aneh.”
Ya.”
2 orang itu kemudian tertawa pahit.
“Aoyama senpai, itu orang yang sangat imut.”
Ah benar.”
Selalu berusaha dalam melakukan apapun, selalu melangkah maju, jujur juga perhatian……..rasanya membuatku iri saja.”
Begitukah.”
Sepertinya dia lebih mengerti Nanami. Sorata juga berpikir begitu.
Kalau jujur, Sorata senpai tidak pantas untuk mereka.”
Aku juga berpikir begitu.”
Aku pikir tidak seharusnya kau menjawab begitu.”
Aku menjawab begitu karena Kanna san hoi!”
Walaupun sedikit berbeda. Tapi murid baru tahun ini semuanya tidak masuk akal.
Terhadap Shiina senpai dan Aoyama senpai, tidak sopan bila kau menghina dirimu.”
Ya.”
2 orang itu sudah memberitahu menyukai Sorata, tidak membuat mereka malu adalah tugas Sorata. Mungkin itu yang ingin dikatakan oleh Sorata.
Tidak masalah, Sorata senpai juga mempunyai kelebihan.”
Kalau memang begitu aku akan senang sekali.”
Setidaknya, aku bisa begitu karena diajar oleh Sorata senpai.”
Soal novel ya, bukan aku, itu adalah Jin san.”
Kanna yang berdiri disamping Sorata, akhirnya sedikit melemahkan penjagaannya.
Awalnya kukira setelah ketahuan, maka aku tidak bisa sekolah lagi…………tapi Sorata senpai ternyata menerimaku, sekarang juga.”
Tingkah yang sedikit aneh itu aku sudah terbiasa karena Sakurasou.”
Bisa bilang aku ‘sedikit’, Sorata senpai memang aneh.”
Kalau ingatanku tidak salah, berarti sekarang kau sedang membicarakan kelebihanku kan?”
Maaf, aku berubah pikiran.”
Dipermainkan oleh Kanna yang entah sejak kapan sudah kembali normal itu.
Aku ini memang berantakan.”
Sorata tidak mengerti maksudnya itu, hanya bisa bersikap kaku.
Percakapannya juga berhenti.
Sorata berencana menemani Kanna melihat lihat di toko oleh oleh sampai Misaki selesai berendam.
Setelah sekitar 5 menit, Misaki pun datang kemari.
Misaki yang menjadi semangat karena melihat oleh oleh, memindahkan pandangannya ke arah sana.
Obaa san, aku mau semua ini!”
Lalu memberi pernyataan yang menakutkan. Sepertinya yang akan terjadi selanjutnya sangat menyeramkan.
Kalau yang bicara itu bukan Misaki, maka itu bisa dianggap bercanda. Tapi Misaki itu selalu serius. Hal yang dikira hanya bercanda, entah sudah berapa kali……..
“tunggu bentar senpai!”
Dengan buru buru menghentikan Misaki.
Sudah tidak bisa ditunggu lagi, Kouhai kun!”
Tolong jangan menyapu bersih semua stok di toko !”
Tidak masalah, selama uang cukup!”
Misaki kemudian mengeluarkan dompetnya dari keranjang yang sama dengan Kanna. Bentuk dompet yang sama dengan gambar ‘beruang iblis’ tadi. Tapi, dompet yang penampilan luarnya terlihat lucu itu, tampak seperti sebuah bencana dimata Sorata.
Ketebalannya sudah melewati batas normal. Rasanya seperti bisa menangkis peluru untuk beberapa kali.
Apa senpai itu artis huh!”
Karena retreat perpisahan yang selalu kupikirkan, jadi aku membawa banyak uang jajan~!”
Lalu, akhirnya bisa menghentikan Misaki dengan menggunakan waktu 20 menit. Sorata dan Kanna yang baru selesai berendam itu, akhirnya kembali berkeringat lagi.
Setelah berpisah dengan Misaki dan Kanna, Soratapun kembali ke kamar. Ruangannya gelap.
Ryuunosuke sudah tertidur dikasur yang menghadap ke dalam. Rasanya dulu pernah mendengar Ryuunosuke mengingatkan, setiap hari harus tidur 8 jam, dia pernah membicarakannya saat sedang chat, mungkin dia mendengar ini dari maid chan. Tapi kalau sudah sekarang, seperti apapun sudah tidak apa lagi.
Karena Ryuunosuke sudah tertidur, jadi tidak bisa menanyakan hubungannya dengan Ikejiri Maya.
Sebenarnya apa yang terjadi saat Ryuunosuke SMP.
Kalau bilang tidak tertarik itu bohong, sebenarnya Sorata sangat tertarik.
Kenapa Maya mengatakan sesuatu yang seperti itu.
Soratapun akhirnya berbaring dikasur, kasur yang tebal dengan lemah lembut menerima punggungnya. Tapi rasanya berbeda dengan kasur yang biasa dia pakai untuk tidur, jadi sedikit tidak tenang.
Melihat kesamping, Ryuunosuke menggulung dirinya dalam selimut, dan tertidur seperti anak kecil.
“…………”
Mengambil ponselnya.
Sepertinya mendapat sesuatu dari maid chan.
--itu, maid chan, Ikejiri Maya itu
Lalu setelah mengetik sampai sini tangannya terhenti.
Sorata kemudian menghapus kata kata yang baru diketiknya.
Rasanyabertanya langsung ke Ryuunosuke akan lebih baik.
Bersamaan dengan ini, Sorata juga memberitahu dirinya, kalau ada masalah yang lebih penting dari ini, sekarang bukan saatnya mengurus ini.
Sudah janji akan memberitahu jawabannya sebelum retreat perpisahan selesai.
Waktu yang tersisa sedang berkurang detik demi detik.
Tapi, Sorata juga tahu ini bukan hanya masalah waktu saja.
Akhirnya dia mengerti apa yang dimaksud Chihiro dengan salah paham.
Juga sudah membayangkan masa depan yang dibilang Jin saat berpacaran dengannya.
Misaki juga sudah memberitahu berpikir saja suka atau tidak.
Lalu, hari ini juga menyadari perasaannya terhadap Nanami.
Jawabannya………sepertinya sudah keluar.
Tapi rasanya sangat sesak, sangat menyakitkan. Dadanya seperti sedang ditusuk sesuatu, dalam hati tidak tenang , seperti akan hancur oleh tekanan,dan tekanan inilah yang akan menerima pernyataan perasaaan orang itu.
Sudah tidak bisa balik lagi ke hubungan yang seperti dulu lagi. Tidak bisa kembali ke masa masa itu lagi.
Karena kenyataan inilah Sorata menderita.
Tidak peduli itu Mashiro ataupun Nanami, sudah menghabiskan waktu yang panjang dengan mereka. Tapi, waktu yang panjang ini merupakan harta yang sangat penting bagi Sorata, ini tidak perlu diragukan. Tidak ada hari yang tidak berarti, bisa dibilang tiap hari dipenuhi oleh kenangan yang berharga.
Sempat berharap agar hari hari seperti itu bisa terus bertahan sampai saat wisuda dari Suiko nanti. Biarpun ada perbedaan pendapat, adan kesakitan, ada air mata, merekatetap akan tersenyum lagi setelah saling menyemangati.  Sorata berharap masa masa seperti itu bisa terus berlanjut.
Tapi, Mashiro dan Nanami sudah memutuskannya sesuai keinginannya, mereka lebih memilih masa depan yang belum pasti dari pada masa sekarang yang tenang.
Untuk mendapatkan hal yang tidak bisa didapatkan bila tidak mengulurkan tangan menghadap ke masa depan dan merubah hubungan hari ini………..
Tidak peduli dibilang terlalu menghayati, ataupun terlalu lemah lembut, masa masa saat tertawa bersama, selalu Sorata bayangkan dalam pikirannya.
Tapi………itu juga sudah menjadi ‘saat itu’ ya.”
Biarpun tidak ingin mengerti, Sorata terpaksa tenggelam dalam kesadarannya, dan dipaksa mengerti.
Sekarang sudah tidak ada jalan mundur lagi tidak peduli apakah Sorata ingin memutuskan atau ingin terus memusingkannya.
Waktu yang berharap bisa terus berlanjut ini, disaat diberitahu oleh perasaan oleh kedua orang itu, sudah menjadi masa lalu.
Ternyata waktu terus berubah seperti ini ya.”
Hal juga perasaan ‘sekarang’ yang belum lama dari itu, semua sudah menjadi kenangan, dan disimpan kedalam album dalam hati. Tidak ada hubungannya dengan keinginan sendiri………
Sorata berpikir ini bahagia, karena ini juga berarti ada orang yang hubungannya begitu dekat dengannya……
Karena begitulah, dia harus membalas perasaan ini dengan serius.
Benar, sudah saatnya untuk memutuskan.
Saat ini, kamar yang gelap terdengar bunyi bel……..
Sorata sambil berpikir siapa itu sambil membangunkan dirinya.
Setelah membuka pintu, ternyata yang berdiri disana, adalah Nanami yang menurunkan rambutnya.
Huh, A-Aoyama!?”
A-aku datang~”
Nanami dengan bercanda mengatakannya.
Are?”
Sorata sama sekali tidak menduganya, dan hanya bisa terkejut sesaat.
“………….”
“…………..”
Langsung berubah menjadi suasana yang kaku. Wajah Nanami kemudian dengan cepat dihiasi warena yang malu.
Bu-bukan!  Ma-mayu yang bilang! Be-benar, jadi bukan aku yang ingin mengatakan itu!”
Disituasi seperti ini, bahkan bicarapun Nanami tidak begitu lancar.
“Kan-Kanda kun? apa kau dengar? Be-benar benar bukan begitu !”
Lalu, terdengar suara guru laki laki yang sedang menceramahi laki laki yang ribut diluar kamar.
“Aoyama!”
Dengan refleks menariknya ke dalam kamar.
Are? Kya!”
Dengan segera menutup pintu, didalam kamar pun menjadi gelap seketika pintu ditutup.
“………..”
“………….”
Tidak bisa mengatakan apapun, hanya bisa menebak situasi seperti apakah diluar. Hari sudah malam, kalau ketahuan ada lawan jenis yang datang ke kamar, sepertinya tidak akan diampuni.
Pokoknya, yang penting tidak ketahuan.
“Kan-Kanda kun.”
Hn?”
“Le-lepaskan……….itu, kalau bisa lepaskan tanganmu.”
Sampai saat ini Sorata masih menarik tangan Nanami, bahkan itu adalah posisi dimana Sorata mendekatkan Nanami ke dinding kamar.
Ma-maaf.”
Dengan segera melepaskan tangannya, Sorata pun kemudian menjauhi badannya dari Nanami.
Tidak, tidak apa apa………hanya saja terkejut.”
Karena hampir ketahuan oleh guru mah.”
Bukan begitu, karena tiba tiba ditarik oleh Kanda kun……….apalagi ditarik ke kamar dan tidak tahu apa yang akan dilakukan………..”
A-aku tidak akan melakukan apapun !”
Setelah berteriak baru sadar, kalau Ryuunosuke masih tertidur…….tapi tidak masalah, tidak ada tanda tanda Ryuunosuke akan bangun.
“……….Kalau kau bilang tidak akan melakukan apapun, rasanya sedikit kecewa.”
Itu, Aoyama……….kalau kau mengatakan ini tanpa persiapan, biarpun aku juga tidak akan bisa tahan lagi nanti.”
“…………..”
“………..”
Terdiam disituasi yang begitu. Walau disekitar gelap, tapi keduanya tetap saling menatap, dan tidak bergerak sedikitpun.
Tatapan yang terlihat tidak tenang juga seperti sedang mengharapkan sesuatu itu, sedikit demi sedikit menarik konsetrasi Sorata.
Dengan tidak sadar Sorata menelan ludahnya sendiri.
Apa ini berarti sekarang boleh malakukan apa saja. Atau sebenarnya kalau tidak melakukan sesuatu nanti akan membuat Nanami kecewa.
Disaat berpikir begitu, bunyi bel terdengar lagi.
A!”
Kya!”
2 orang itu terkejut sampai hampir terloncat.
Sial! Jangan jangan guru! Aoyama, cepat sembunyi!”
Se-sembunyi dimana !?”
Sorata kemudian menarik Nanami dan mendorongnya ke dalam kamar mandi. Dengan buru buru menutup pintunya, walaupun sepertinya terdengar suara kecewa , tapi tidak ada waktu untuk perhatikan itu lagi.
Dengan menarik napas dalam dalam Soratapun membuka pintu.
Menjadi putih seketika.
“…………..”
Yang berdiri didepan bukan guru yang berpatroli.
Itu adalah Mashiro.
Dengan sendirian sedang berpikir didepan pintu.
“Shii-Shiina?”
Sorata dengan refleks melihat ke arah kamar mandi.
“Sorata.”
Bertukar pandangan dengan Sorata yang terkejut, tatapan Mashiro selalu lurus.
A-ada apa?”
Sepertinya menyadari sesuatu, Mashiro menatap ke Sorata dengan tatapan menyalahinya, karena ini Sorata menjadi ragu.
Besok.”
Hn?”
“Otaru.”
Ah, ah.”
Akhirnya mengerti apa yang dia mau, tujuan Mashiro datang ke sini.
Janji saat jam bebas nanti.”
Aku tahu, mau pergi melihat kanal sungai kan?”
Itu adalah janji yang Mashiro buat dengan Sorata sebelum ujian dimulai.
Setelah itu masih ingin pergi ke tempat yang bermacam macam.”
I-iya. Kita pergi setelah selesai mengambil bahan referensi saja, bagaimanapun sudah di sini.”
Perasaan yang sedikit meragukan ini, Sorata dengan cepat mengatakannya.
Hn.”
Mashiro mengangguk angguk kepalanya. Setelah itu dia mengangkat kepalanya dan menatap ke Sorata.
“Sorata.”
A-apa?”
“………”
“…………”
Sudahlah. Tidak apa apa.”
Mashiro kemudian berkata begitu.
Bisa dirasakan didalam kamar mandi, Nanami sedang berusaha menyembuyikan kehadirannya.
Jantung Sorata seketika berdetak dengan cepat. Perasaan bersalah dan menyalahkan dirinya ini memenuhi dirinya.
Sampai bertemu besok.”
Ah, oh.”
Selamat malam.”
Setelah mengatakan ini, Mashiro pun dengan cepat pergi dari kamar Sorata.
Setelah bayangan Mashiro menghilang, Sorata pun menutup pintunya.
Nanami berjalan keluar dari kamar mandi.
Omong omong, Aoyama juga, ada apa?”
“…………Tidak, tidak apa apa. Aku juga kembali ke kamar saja.”
Ah, hoi, Aoyama.”
Kan yang penting tidak ketahuan guru.”
Nanami menunjukkan senyuman yang begitu sempurna. Karena inilah, bisa tahu bahwa tidak sedang berbohong………..tapi juga karena inilah, Sorata tidak punya alasan untuk menghentikan Nanami.