SANG PENJAGA DI KEDALAMAN
Tidak ada keraguan bahwa Aruraune telah tewas, Yue masih terluka. Setelah kejadian itu, dia menghisap darah Hajime sampai dia pingsan. Itu cukup sukses untuk mengembalikan suasana hatinya, jadi mereka melanjutkan perjalanan mereka.
Perjalanan mereka dilanjutkan sampai mereka turun 100 lantai dari tempat di mana Hajime pertama kali memulainya. Sebelum setiap level, dia akan memeriksa peralatan dan suplainya. Seperti biasanya, kapan pun Hajime bekerja, Yue akan mengamatinya. Dia benar-benar mengamati Hajime daripada pekerjaannya. Bahkan dia sekarang sedang mengamatinya bekerja dari sisi kanan sambil bersantai. Ekspresinya tidak sesuai dengan suasana dungeon.
Mereka tidak tahu sudah berapa hari berlalu sejak mereka bertemu, karena tidak terasa aliran waktu di bawah tanah ini. Akhir-akhir ini, Yue menunjukkan ekspresi yang lebih nyaman. Dia bahkan bertingkah sedikit manja.
Kapan pun mereka beristirahat di perkemahan, dia akan secara khusus menempel padanya. Jika dia berbaring, dia akan menempel di lengannya sambil mereka tidur bersisian. Yue akan memeluknya dari belakang saat dia duduk. Saat dia minum darahnya, dia akan merengkuhnya dari depan. Dia akan tetap berada di situ bahkan setelah selesai makan. Dengan ekspresi puas, dia akan menggesekkan wajah di dada Hajime.
Hajime adalah seorang laki-laki. Yue dengan penampilan usia 12 tahun terlihat menawan dan seharusnya tidak mudah menimbulkan nafsu, tapi dia lebih tua dari itu. Untuk orang yang terpesona dari pandangan sepintas, itu akan merepotkan. Tetap saja, mereka berada di dalam dungeon, ketegangannya membantunya untuk bertahan terhadap hal itu. Saat mereka kembali ke permukaan, dia tidak punya banyak kepercayaan diri menahan rayuannya dalam mode orang dewasa. Mungkin tidak ada makna yang ditanamkan…
"Hajime…waspada seperti biasanya…"
"Hmm? Ah, karena berikutnya adalah lantai ke-100. Kupikir mungkin ada sesuatu di sini. Dungeon bagian atas diyakini memiliki 100 lantai…hanya untuk jaga-jaga."
Saat Hajime melewati lantai 80 di tempat ini, dia berpikir bahwa ada sebuah kemungkinan bahwa tempat mereka berada kini bukanlah "Orcus Dungeon" yang biasanya. Dia memiliki firasat yang sama dengan saat dia jatuh ke dalam jurang. Dinilai dari apa yang dia rasakan saat melintasi tingkat ini, sudah jelas ini adalah sebuah ruang bawah tanah yang jauh dari labirin yang biasa.
Senjata api, kemampuan bela diri, sihir khusus, senjata, dan transmutasi. Setelah mengasah semua skill ini, Hajime memiliki kepercayaan diri pada dirinya sendiri. Dia tidak akan bisa dirobohkan. Akan tetapi, tempat ini cukup mengerikan untuk membunuhnya bahkan dengan kemampuannya.
Karena itulah dia bersiap untuk segala kemungkinan yang ada. Status Hajime saat ini…
Nama
Nagumo Hajime
Usia
17 Tahun
Jenis Kelamin
Pria
Level
76
Class
Transmutation Artist (Sinergis)
Strength
1980
Vitality
2090
Resistance
2070
Agility
2450
Magic
1780
Magic Resistance
1780
Skill
· Transmutation
o  Mineral Appraisal
o  Precision Transmutation
o  Mineral Enquiry
o  Mineral Separation
o  Mineral Fusion
o  Replica Transmutation
·  Magic Manipulation
o  Magic Emission
o  Magic Compression
o  Remote Control
·  Iron Stomach
·  Lightning Clad
·  Divine Step
o  Air Walk
o  Flicker
o  Grand Legs
·  Air Claws
·  Night Vision
·  Far Vision
·  Perception
·  Magic Perception
·  Heat Perception
·  Hide Presence
·  Poison Resist
·  Paralysis Resist
·  Petrification Resistance
·  Varja
·  Magic Penetration
·  Coercion
·  Telepathic Communication
·  Language Comprehension

Statusnya terus menanjak setelah monster pertamanya, meskipun dia tidak menerima banyak Sihir Khusus. Statusnya tidak meningkat lebih banyak lagi dari monster biasa, tapi boss atau monster level tinggi masih bisa. Sama seperti monster yang tidak mendapat Sihir khusus dari memakan monster lainnya, dan statsnya menjadi semakin sulit untuk meningkat dalam keadaan ini.
Saat Hajime dan Yue menyelesaikan semua persiapannya, mereka menuju ke tangga yang membimbing mereka turun.
Tingkat yang mereka temui, adalah sebuah ruangan yang sangat luas yang ditopang oleh begitu banyak pilar. Setiap pilar berdiameter 5 meter, dan masing-masing memiliki desain spiral dan pola sulur yang terukir di permukaannya. Susunan dari setiap baris pilar sangat seragam dan memiliki renggang yang sama. Ada jarak sekitar 30 meter ke langit-langit tidak seperti permukaan tanah yang keras biasanya di dungeon ini, tempat ini memiliki permukaan datar yang indah. Ruangan ini memberikan suasana yang khidmat.
Mereka melangkah masuk ke dalam ruangan sementara mengaguminya. Semua pilar mulai bersinar redup kemudian. Ini membuat mereka kembali waspada. Pilar-pilar menyala secara berhubungan menuju ke bagian belakang ruangan.
Hajime waspada untuk sesaat, tapi mereka memutuskan untuk terus maju karena tidak ada apapun yang terjadi. Mereka maju sambil memanfaatkan penuh indera dan skill persepsi mereka. Setelah maju 200 meter, mereka menemukan sebuah jalan buntu. Tidak, bukan sebuah jalan buntu, tapi sebuah pintu besar. Sebuah pintu ganda setinggi 10 meter dengan pahatan yang indah terukir di permukaannya. Secara khusus, beberapa pola tergambar di atas sistem segi delapan.
"…Ini kelihatan mengagumkan. Jangan-jangan…"
"Kediaman Para Pengkhianat?"
Dia merasa bahwa ini adalah ruangan boss terakhir. Insting Hajime mengirimkannya peringatan, sementara tidak ada reaksi dari skill persepsinya. Ini akan jadi buruk nantinya. Yue sepertinya merasakannya juga karena ada keringat di dahinya.
"Bukankah ini bagus? Kita akhirnya mencapai tujuan kita."
Hajime mengabaikan instingnya dan menyunggingkan senyuman berani. Dia tidak ada pilihan selain terus maju, tidak peduli apa yang ada di baliknya.
"…Hn!"
Yue menatap pintu dengan sebuah ekspresi yang mengatakan pada pemuda itu bahwa dia sudah siap.
Mereka berdua akhirnya berjalan melewati pilar terakhir dan menuju ke pintu tersebut.
Pada saat itu, sebuah formasi sihir besar seluas sekitar 30 meter muncul di antara mereka dan pintu. Cahaya merah menyala muncul dari sihir tersebut, dan berdenyut.
Hajime mengenali sihir ini. Dia tidak dapat melupakannya. Itu adalah sihir yang terpicu karena perangkap pada hari itu dan menyebabkan dia terjatuh ke dalam jurang. Tapi formasi sihir untuk Behemoth hanya berdiameter 10 meter. Formasi sihir di depan mereka 3 kali lebih besar daripada itu, dan lebih rumit dalam detailnya.
"Hei, hei, apa-apaan dengan ukurannya? Apakah ini benar-benar boss terakhir?"
"…Tidak apa-apa…Kita tidak akan kalah…"
Seperti yang diduga, Hajime tersenyum. Yue merangkul salah satu lengan Hajime erat-serat dengan ekspresi penuh tekad di wajahnya.
Hajime mengangguk mengiyakan perkataan Yue, dan menatap tajam formasi sihir itu. Sepertinya mereka tidak akan dapat memproses maju jika mereka tidak mengalahkan monster yang muncul dari formasi sihir itu.
Formasi itu semakin dan semakin bercahaya sampai akhirnya meledak membuncah. Hajime dan Yue mengangkat lengan mereka untuk menghalangi cahaya untuk membutakan mereka. Saat cahaya itu menghilang, makhluk tersebut telah berada di sana
Seekor monster sepanjang 30 meter, berkepala enam dengan leher yang panjang, taring yang tajam, dan mata yang berwarna merah gelap. Sebanding dengan Hydra dalam mitos.
“”””””Kuruuaan!””””””
Keenam pasang mata itu menatap Hajime sambil mengeluarkan raungannya yang aneh. Dia sepertinya ingin memberikan hukuman kepada penyusup yang tidak tahu tempatnya itu. Rasa haus darah yang dahsyat, yang dapat menghentikan jantung orang biasa, diarahkan pada Hajime.
Salah satu dari kepala-kepala dengan tanda berwarna merah, membuka mulutnya,seketika api muncul dari dalamnya. Api itu berukuran dinding yang besar.
Hajime dan Yue melompat ke kanan dan kiri untuk memulai serangan balasan mereka. Hajime menembakkan Donner ke kepala merah. Peluru meledakkan kepala merah itu.
Saat Hajime mengacungkan tinju ke udara merayakan kemenangannya, salah satu kepala dengan tanda berwarna putih berseru. Cahaya putih menyelimuti di sekitar kepala merah dan memulihkan sepenuhnya, seakan waktu telah diputar mundur. Si kepala putih sepertinya dapat menggunakan sihir penyembuhan.
Yue melancarkan sebuah serpihan es pada kepala berwarna hijau dan meledakkannya. Akan tetapi, hasilnya sama saja dengan yang berwarna merah saat si putih melancarkan manteranya.
Hajime mulai berbicara dengan Yue lewat "Telepathic Communication", sementara dia berdecak tidak senang.
("Yue! Bidik kepala putih itu! Atau ini tidak akan ada akhirnya!")
("Oke!")
Kepala dengan tanda berwarna biru menembakkan sebongkah besar es dari mulutnya. Hajime dan Yue sedang membidik kepala putih sementara mereka menghindari tembakan tersebut.
Bang!
""Scarlet Spear"!"
Sebuah kilatan cahaya dan sebatang tombak yang berkobar-kobar melesat ke arah si kepala putih. Akan tetapi, begitu hampir mengenai, si kepala kuning dengan cepat menghalangi jalur tembakan dan menggembung. Kepala kuning itu bersinar dan menerima kedua serangan. Setelah serangannya selesai, ada sebuah kepala kuning yang tak terluka sedikit pun sedang memelototi mereka.
"Cih! Sebuah perisai. Kepala tersebut melindungi si kepala penyembuh, keseimbangan yang bagus."
Hajime melemparkan sebuah granat tangan ke atas kepala-kepala tersebut. Pada saat yang sama, dia menembakkan Donner ke Kepala Putih dalam kekuatan penuh. Yue membantu dengan menembakkan "Scarlet Spear"nya berturut-turut dengan cepat. "Azure Sky"nya mungkin melampaui si kepala kuning dan mengenai kepala putih, tapi dia akan menjadi mangsa empuk setelah menggunakan mantera kuat semacam itu yang akan menguras kekuatannya. Dia mungkin dapat memulihkan diri dengan cepat jika dia meminum darah, tapi kepala-kepala yang lain mungkin tidak akan melewatkan kesempatan tersebut. Kecuali jumlah kepalanya bisa dikurangi menjadi setengahnya, dia tidak akan dapat menggunakan manteranya yang terbaik.
Si kepala kuning menerima semua serangan mereka. Tapi segera, dia menunjukkan tanda-tanda cedera di kepalanya yang tadinya mulus tanpa cacat.
"Kuruan!"
Si kepala putih menyembuhkan kepala kuning saat itu juga. Kepala tersebut melakukan perannya sebagai penyembuh dengan sempurna. Akan tetapi, pada saat itu granat tangan meledak di atas kepala si kepala putih. Aspal bersuhu 3000 derajat centigrade bertebaran ke mana-mana. Saat itu tumpah di atas kepala putih, dia berteriak kesakitan.
Jangan lewatkan kesempatan ini! Hajime mengirim pesan ini secara telepatis. Mereka merencanakan serangan beruntun. Sebelum mereka dapat melakukannya, sebuah teriakan terdengar. Teriakan Yue.
"Tidaaaak‼"
"!? Yue!"
Dia dengan cepat bergegas menuju gadis itu, tapi dihalangi oleh pisau-pisau angin yang dilancarkan oleh si kepala hijau dan kepala merah berturut-turut. Yue masih menjerit. Hajime penasaran apakah yang sedang terjadi sambil menggertakkan giginya. Si kepala hitam, Hajime menyadari bahwa dia tidak melakukan apapun sampai saat ini.
(Tidak, itu salah, dia sudah melakukan sesuatu.)
Hajime menembakkan Donner ke kepala hitam, sambil menghindar dengan "Flicker" dan "Air Walk". Dengan suara tembakkan tersebut, si kepala hitam yang sedang menatapi Yue terhempas. Yue ambruk di saat yang bersamaan. Dia dapat melihat bahwa wajahnya memucat bahkan dari jauh. Si kepala biru membuka mulutnya yang besar dan menjulurkan kepalanya ke arah Yue untuk menelannya.
"Mana mungkin aku akan membiarkanmu!"
Hajime mempersiapkan dirinya untuk terluka dalam badai pisau angin dan bola-bola api saat dia menggunakan "Flicker"nya. Sebuah serangan yang berpotensi fatal dihindari dengan memanfaatkan Donner dan "Air Claws". Pada detik-detik terakhir, Hajime tiba di antara si kepala biru dan Yue. Tetapi tidak ada waktu untuk membalasnya, jadi dia dengan cepat memicu "Vajra". Hajime tidak dapat menggunakan skill ini sambil bergerak. Karena itulah dia berdiri di depan Yue untuk menahan serangan tersebut. Sihir itu menyelimuti tubuhnya pada saat yang bersamaan dengan kepala tersebut menggigitnya.
"Kururu!"
"Ugh!"
Sambil mengeluarkan geraman kecil, kepala biru menelan Hajime bulat-bulat. Saat dia mencoba untuk menutup rahangnya, Hajime mencondongkan dirinya ke depan dan menahan kakinya untuk mencegah makhluk itu untuk menutupnya. Dia mendorong Donner menghadap rahang bagian atas kepala tersebut dan menarik pelatuknya.
Kepala biru itu meletus karena ledakannya dan cuilan-cuilan kepalanya berterbangan. Hajime menggunakan "Grand Kick"nya pada kepala yang tak bergerak itu. Kemudian dia melemparkan sebuah granat tangan dan sonic grenade pada Hydra itu.
"Sonic Grenade" dikembangkan dari seekor monster yang dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik yang mereka temui di lantai ke-80. Monster ini memiliki organ khusus di dalam tubuhnya yang dapat menghasilkan suara ini untuk menyerang. Hajime tidak mendapatkan sihir spesial apapun dari mengalahkan monster tersebut, tapi dia dapat mengggunakan organ khususnya itu sebagai bahan untuk granat barunya ini.
Kedua granat itu menyelimuti Hydra dalam cahaya dan gelombang suara ultrasonik yang kuat. Hajime membawa Yue dan bersembunyi di belakang pilar dengan kesempatan yang disediakan granat-granat itu.
"Hei! Yue! Sadarlah!"
"…"
Dia tidak bereaksi terhadap perkataan Hajime dengan ekspresinya yang pucat dan tubuh yang gemetar. Apa-apaan yang si kepala hitam itu lakukan padanya? Sambil menyerapah, dia menampar pipi Yue. Hajime memanggilnya secara telepati dan memberinya air suci. Setelah beberapa saat, cahaya mulai muncul di matanya yang hampa.
"Yue!"
"…Hajime."
"Ya, ini aku. Kau tidak apa-apa? Apa yang terjadi?"
Yue memastikan keberadaan Hajime dengan mengerjapkan matanya. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh wajah Hajime. Sebuah helaan nafas lega meluncur dari bibirnya saat dia menyadari bahwa Hajime benar-benar ada di hadapannya, dan air mata mulai mengumpul di tepi matanya.
"…Syukurlah…Kupikir aku dibuang…sendirian dalam kegelapan lagi…"
"Ah? Apa yang sedang kau bicarakan?"
Hajime kebingungan dengan kondisi Yue. Yue berkata bahwa dia melihat sebuah adegan dimainkan di mana Hajime membuang dan menguncinya kembali. Saat dia melihat hal itu, rasa tidak aman yang kuat menyerangnya. Dia menjadi terikat dengan rasa takut yang melumpuhkan tubuh dan pikirannya.
"Cih! Mantera debuff? Sepertinya si kepala hitam dapat menanamkan rasa panik pada lawannya. Sial, monster itu memiliki skill dengan keseimbangan yang bagus!"
"…Hajime."
Yue menyaksikan Hajime mengutuki musuh yang merepotkan itu dengan mata yang cemas. Itu adalah pemandangan yang menakutkan. Dicampakkan Hajime. Dia adalah orang yang mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk melepaskan dia dari segel setelah 300 tahun. Dia yang tidak memperlakukan gadis itu secara berbeda setelah dia mengatakan padanya bahwa dia adalah vampir, dan mengizinkannya untuk makan darinya hari demi hari. Tidak terelakkan lagi hatinya jadi lemah.
Satu-satunya tempat bagi Yue adalah di samping Hajime. Betapa indahnya saat mereka berjanji untuk  kembali ke tempat asal Hajime bersama-sama. Dia bahkan tidak ingin membayangkan untuk sendirian lagi. Karena itu, mimpi buruk yang ditanamkan melekat dalam kepalanya dan melahapnya. Hajime berdiri karena gelagat Hydra yang pulih dari kebingungannya. Yue menahannya tanpa sengaja saat dia menyambar bajunya.
"…Aku…"
Dia gemetar dengan ekspresi cemas yang hampir-hampir menangis. Hajime akhirnya mengerti mimpi buruk apa yang dia lihat dan apa yang saat ini sedang dia pikirkan. Dengan sikapnya yang biasa, dia dapat merasakan perasaan gadis itu. Bagaimanapun juga, dia telah berjanji untuk membawanya ke Jepang. Tidak ada alasan untuk pura-pura tidak tahu.
Dia mungkin dapat menenangkan Yue dengan kata-kata, tapi tidak ada waktu untuk itu. Jika dia mengatakan sesuatu yang hanya setengah hati, dia tetap akan menjadi mangsa bagi sihir si kepala hitam. Ada kemungkinan bahwa Hajime akan mengacaukannya, tapi saat ini dia akan mengikuti Yue. Sementara dia memikirkan alasan itu, Hajime menggaruk kepala dan berlutut di depan Yue untuk menatap matanya.
Dan kemudian…
"?...!?"
Hajime mencondongkan kepala dan mencium Yue.
Bibir mereka hanya bersentuhan sedikit, tapi Yue menunjukkan reaksi dramatis. Dia menatap serius Hajime.
Pemuda itu mengalihkan matanya malu-malu, dan membantunya berdiri dengan tangannya.
"Kita akan membunuh monster itu dan selamat. Kemudian, kita akan mencapai permukaan dan pulang…bersama-sama."
Yue menatap Hajime dengan tatapan penuh ketakjuban, kemudian ekspresinya yang biasanya datar memperlihatkan seulas senyum yang indah.
"Ya!"
Hajime berdeham untuk menenangkan dirinya dan memberi informasi pada Yue tentang strateginya.
"Yue, aku akan menggunakan Schlagen. Itu tidak bisa ditembakkan terus-menerus, jadi tolong lindungi aku."
"…Serahkan padaku!"
Yue tiba-tiba penuh dengan motivasi. Gumaman tenangnya hilang, dan digantikan dengan suara yang penuh dengan ambisi. Semua rasa cemas barusan, menghilang sepenuhnya
Sepertinya ada jalan keluar dalam berbagai cara. Hajime mengingat kembali kebiasaannya yang kurang bebas, dia memikirkan masa depan, mungkin dia bertindak sembrono. Akan tetapi, Hydra melakukan sebuah ledakan. Makhluk buas itu meraung saat memberondong tempat Hajime dan Yue berada dengan bola-bola api, pisau angin, dan serpihan es.
Kedua orang itu melompat keluar dari bayangan pilar dan memulai serangan balasan mereka.
""Scarlet Spear"! "Imperial Cannon"! "Froze Rain"!"
Pemicu sihir ini diaktifkan dengan cepat. Sihir terbentuk dalam kecepatan yang mustahil, sebuah tornado es diikuti tombak yang berpilin dengan bilah-bilah vakum yang berputar dan sebatang jarum tajam menyerang Hydra secara bersamaan. Dia mengincar jeda saat mereka menyerang dan melancarkannya pada si kepala merah, hijau, dan biru untuk memaksa kepala kuning bertindak. Tapi makhluk itu tidak bergerak saat si kepala kuning menyadari bahwa Hajime mengincar si kepala putih, dia mengeluarkan sebuah raungan.
"Kuruuan!"
Kemudian sebuah pilar terdekat bergoyang dan dia mengubahnya menjadi sebuah perisai secara mendadak. Si kepala kuning sepertinya dapat menggunakan skill yang mirip dengan si kalajengking, meskipun dalam skala lebih kecil.
Sihir Yue mengenai dinding batu itu, meledak melewati dinding pasukan garis depan. Sihir itu secara langsung mengenai tiga dari kepala-kepala tersebut.
"""Guruuuu‼"
Ketiga kepala itu menjerit dan menggeliut. Saat mata si kepala hitam bertemu dengan mata Yue, dia mulai menggunakan sihir debuffnya.
Rasa gelisah kembali muncul dalam diri Yue. Akan tetapi, Yue teringat pada ciumannya dengan Hajime sebelum dia dihancurkan kegelisahan itu. Kemudian, tubuhnya kembali terasa bersemangat dan mengenyahkan semua rasa cemasnya.
"…Itu tidak mempan lagi!"
Untuk melindungi Hajime, Yue melancarkan mantera-mantera dengan cepat dan menekankan pada jumlah mantera daripada kekuatannya.
Kepala merah yang mendapat penyembuhan, kepala biru dan hijau melanjutkan serangan mereka, dan Yue menantang mereka seorang diri. Mereka mencoba saling membalas.
Sementara ketiga kepala disibukkan oleh Yue, Hajime mendekati monster itu dengan berlari kencang. Dia akan membunuh dalam sekali gerak, karena akan jadi merepotkan jika monster tersebut memiliki tindakan darurat yang belum digunakan. Saat si kepala hitam menyadari bahwa sihirnya tidak bekerja pada Yue, dia mencari Hajime. Rasa sakit, lapar, dan kegelisahan saat dia berada dalam jurang muncul di dalam dadanya. Tapi…
"Memangnya kenapa?"
Itu adalah hal yang melekat padanya yang telah dia tahan sejak waktu yang lama. Merasakan hari-hari tersebut bukanlah masalah besar sekarang. Hajime meledakkan kepala hitam itu dengan Donner.
Si kepala putih mencoba untuk menyembuhkan kepala itu dalam sekian detik, tapi sebelum dia dapat melakukannya, Hajime melompat ke udara menggunakan skillnya dan mengincar dengan Schlagennya.
Tepat seperti yang dia duga, si kuning telah menghadang tembakan untuk si kepala putih.
"Kalau begitu hancurlah bersama!"
Hajime menciptakan sebuah percikan dalam Schlagen dengan "Lightning Clad"nya. Peluru tersebut adalah selongsong yang seluruhnya terbuat dari Tauru ore yang ditutupi Stall ore dari si kalajengking. Stall ore memiliki kecocokkan tinggi dengan sihir dan pas dengan "Lightning Clad" juga. Semua bubuk ledakan yang dipadatkan menyala dengan percikan tersebut.
Bang‼
Peluru merah secara elektromagnetis melajut melewati laras sepanjang 1,5 meter dengan suara ledakan yang begitu besar. Senjata ini 10 kali lebih kuat daripada hasil tembakan maksimum Donner. Dengan perhitungan sederhananya, senapan ini 100 kali lebih kuat daripada anti-matter riffle normal. Sebuah senjata monster yang tidak mungkin ada tanpa bijih logam khusus dan sihir dunia ini.
Saat ditembakkan, peluru itu membuat jejak berwarna merah seakan itu adalah sebuah sinar laser yang tebal. Dulu, mereka berpikir bahwa mantera Kouki yang ditembakkan pada Behemoth adalah kartu andalan, tapi ini membuatnya terlihat seperti mainan anak-anak. Si kepala kuning menghadapi peluru itu secara langsung saat terbakar melintasi udara.
Meskipun si kepala kuning memiliki pertahanan seperti "Vajra"… tapi peluru itu mencapai kepala putih seakan tidak ada yang menghalangi. Peluru itu menembus apapun seakan itu meledak melewati dinding dari dekat. Getaran hebat merusak seluruh lantai itu dengan ganas seakan sebuah gempa bumi telah terjadi.
Apa yang tersisa adalah dua leher yang terlihat seakan dua kepala tidak pernah ada di situ. Luka yang terbuka telah terbakar oleh hawa panas dan membuatnya seperti tidak pernah ada dua kepala itu. Puing-puing berserakan di mana, dan tidak ada yang tahu seberapa jauh peluru itu terus melesat, hanya saja benda itu meninggalkan sebuah lubang besar di dinding.
Kepala-kepala yang lain tidak berpikir bahwa hampir setengah dari kepala-kepala itu dapat dimusnahkan dalam satu waktu. Bahkan Yue menatapi Hajime dengan sangat terkagum-kagum dan telah melupakan musuhnya. Hajime mendarat di tanah. Ada asap yang menguap dari Schalgen saat selongsongnya dikeluarkan. Saat selongsongnya menyentuh lantai, ketiga kepala itu sadar kembali. Ketiga pasang mata itu memelototi Hajime, tapi lawan mereka bukanlah seseorang yang bisa diabaikan.
""Scorching Heaven"!"
Dulunya adalah sang Vampire Princess. Keberadaan yang menyebabkan rasa takut pada rakyatnya sendiri karena bakatnya, dan menyebabkan mereka untuk menyegelnya. Kekuatan mengalir ke dalam mantera dan itu seperti pembalasan dendam Langit yang diarahkan untuk melawannya.
Segera sesudahnya, pancaran listrik mulai berkumpul di sekitar ketiga kepala itu dan segera 6 bola-bola kilat mengelilingi kepala-kepala itu. Lalu pancaran listriknya memanjang dan saling menghubungkan bola-bola listrik itu bersama-sama, dan menciptakan sebuah bola listrik besar di pusatnya.
Zugagagagaga!
Saat bola besar itu meledak, benda tersebut menurunkan hujan petir berkekuatan besar dalam batasan 6 bola yang lebih kecil. Ketiga kepala itu mencoba lari, tapi bola-bola petir mengelilingi seperti dinding. Saat kemarahan Dewa turun dari langit, kilat dan halilintar memenuhi ruangan.
Tak berdaya, ketiga kepala itu menjerit kesakitan saat terpanggang dan dimusnahkan oleh sihir terbaik yang berlangsung selama lebih dari 10 detik.
Seperti biasanya, Yue ambruk dalam posisi duduk setelah menggunakan sihir kuat itu. Dia bernapas berat karena sihirnya yang terkuras dan pada wajah datar tanpa ekspresi itu matanya memancarkan rasa puas; dia mengacungkan ibu jari pada Hajime untuk menunjukkannya. Hajime membalasnya dengan acungan ibu jarinya sendiri dan tersenyum. Dia mulai berjalan sambil membawa senapan di bahunya. Bagian yang tersisa dari Hydra berada di belakangnya sekarang saat dia berjalan menuju Yue.
Tepat setelah itu.
"Hajime!"
Suara putus asa Yue terdengar. Saat Hajime mengira-ngira apa yang terjadi, dia mengikuti arah penglihatan gadis itu. Di situ terdapat kepala Hydra ketujuh yang tersisa sedang menatap tajam dirinya. Hajime membeku tanpa sadar.
Akan tetapi, kepala perak ketujuh, mengalihkan tatapannya ke Yue dan memancarkan sebuah aurora tanpa persiapan apapun. Seperti tembakan Schlagen, aurora itu ditembakkan ke arah Yue dalam sekejap. Dia tidak dapat bergerak karena sihirnya terkuras.
Begitu si kepala perak menolehkan kepala ke arah Yue, Hajime melompat saat tubuhnya diserang udara dingin.
Sama seperti kepala biru sebelumnya, Hajime dapat melompat ke jalur serangan untuk menyelamatkan Yue. Kali ini hasilnya berbeda. Aurora tersebut menelan Hajime seluruhnya. Tubuh Yue terhempas menjauh oleh efek setelah serangan itu, sekalipun bukanlah serangan langsung.
Segera aurora itu mereda, dan Yue mendudukkan dirinya saat seluruh tubuhnya kesakitan. Dia mencari-cari sosok Hajime, karena pemuda itu telah ditelan oleh aurora setelah dia memaksa menerobas untuk menerima serangan.
Hajime tidak bergerak dari tempat dia menghalangi serangan. Dia berada dalam posisi memaksakan diri  saat asap mengepul dari seluruh tubuhnya. Di lantai terdapat puing dari Schlagen yang meleleh.
"H-Hajime?"
"…"
Dia tidak menjawab. Tubuhnya bergoyang dan jatuh ke depan.
"Hajime!"
Yui dengan cepat bergegas menuju Hajime, mengabaikan tubuhnya yang kesakitan saat digerakkan oleh rasa cemas. Karena sihirnya yang terkuras, dia tidak dapat mengumpulkan kekuatan sedikit pun dan terjatuh. Dengan rasa tak sabar yang ditahan, dia mengeluarkan air suci dan meminumnya. Vitalitasnya perlahan kembali dan dia bergegas menuju Hajime kali ini.
Darah secara bertahap mulai menggenang di bawah perut Hajime. Serangan itu menembus "Vajra" Hajime dan menyebabkan cedera parah. Jika dia tidak menggunakan Schlagen sebagai perisai, dia kemungkinan besar akan mati. Untungnya, Schlagennya adalah senjata yang dibuat dari cangkang kalajengking yang bertahan terhadap "Azure Sky" Yue.
Saat dia membalikkan tubuhnya, kondisi Hajime parah. Jari jemarinya, bahu dan panggulnya terbakar dan meradang kemerahan. Beberapa bagian bahkan memperlihatkan tulang. Sisi kanan wajahnya terbakar dan mata kanannya mengucurkan darah. Tidak ada banyak luka pada kakinya, itu adalah berkat di balik musibah.
Yue tadinya akan memberikan dia air suci, tapi Hydra tidak akan membiarkan hal itu. Makhluk itu menembakkan bola-bola cahaya yang tak terhitung banyaknya dengan diameter 10 cm, kali ini. Intensitasnya dapat dibandingkan dengan gattling gun.
Dia dengan cepat memeluk Hajime dan mengerahkan segenap kekuatannya untuk bersembunyi di belakang pilar-pilar. Bola-bola cahaya itu ditembakkan satu demi satu pada pilar-pilar itu, dan menyebabkan pilar itu terkikis. Itu bahkan tidak bertahan lebih dari satu menit. Setiap bola cahaya itu terisi dengan energi yang menyeramkan.
Yue dengan cepat meneteskan air suci ke luka-luka Hajime, dan mencoba untuk membuatnya meminum air suci tersebut. Akan tetapi, Hajime tidak memiliki kekuatan untuk menelannya, jadi dia tersedak dan menyemburkannya sedikit. Untuk membuat Hajime meminumnya, Yue menaruhnya di dalam mulut dan mencium Hajime. Dia memaksanya untuk  minum.

Tapi air suci itu tidak dapat memulihkan luka-lukanya. Biasanya, pemulihan dimulai secepatnya, tapi sepertinya sesuatu menghalanginya.
"Kenapa?!"
Yue mengeluarkan semua air suci yang dia miliki saat dia mulai merasa panik.
Faktor yang menghalangi pemulihan itu adalah racun Hydra yang ada dalam aurora; racun yang melelehkan daging. Itu biasanya akan melelehkan siapapun tanpa halangan. Akan tetapi, pemulihan dari air suci lebih cepat dari kecepatan pelelehan racun itu. Kecepatannya rendah tapi dengan tubuh Hajime yang diperkuat itu akan membutuhkan waktu untuk sembuh, tapi mata kanannya telah meleleh dengan cahaya aurora. Dia tidak akan bisa mendapatkannya lagi karena air suci hanya dapat memulihkan, bukan menumbuhkan kembali.
Segera, pilar itu hancur, dan sepertinya Hajime tidak akan dapat bergerak untuk beberapa lama. Yue menatap Hajime dengan ekspresi penuh tekad saat menciumnya. Dia mengambil Donner dan berdiri.
"…Kali ini, aku akan menyelamatkanmu…"
Setelah mengucapkan kata-kata penuh tekad itu, dia melompat keluar dari balik pilar. Dia hanya memiliki sedikit sihir dan air sucinya telah terpakai habis. Dengan tubuh seorang vampir yang bergantung pada penguatan tubuh, dia hanya dapat menggunakan Donner dan "Auto Regen" yang tidak bisa diandalkan.
Si kepala perak memelototi Yue yang melompat keluar dari balik pilar yang diserangnya. Karena persediaan sihirnya rendah, dia tidak memilih untuk bertarung dengan sihir. Sebagai gantinya, dia memilih untuk menghindar dan berlari karena dia tidak dapat menembakkan Donner seperti Hajime. Pada dasarnya, Yue tidak cocok dengan pertarungan jarak dekat. Dalam sekejap dia tersudut.
Akhirnya, salah satu dari bola-bola cahaya itu mengenai bahu Yue.
"Akh!"
Mengerang kesakitan, dia menahannya dan melanjutkan pelariannya setelah tetap menguasai momentumnya. Begitu dia berhenti karena kesakitan, akan menjadi saat dia ambruk. "Auto Regen"nya dimulai, tapi itu lebih lambat daripada biasanya. Sepertinya racunnya bahkan efektif terhadap regenerasinya. Persediaan sihir vampirenya terpotong lagi. Dalam situasi ini, kekuatan sihir yang digunakan untuk menguatkan tubuhnya akan segera menghilang.
Yue mencoba untuk mendekat, tetapi kepadatan dari serangan beruntun menahannya. Dia tidak akan dapat menembakkan Donner jika dia tidak dapat mendekat. Sebuah rencana dibutuhkan untuk mempersempit jarak antara dia dan si monster. Akan tetapi, serangan beruntun itu tidak kenal ampun dan akhirnya membuatnya terpojok.
Dalam keadaan putus asa, dia menarik pelatuk Donner untuk mencoba memecahkan situasinya. Yue menggunakan sebuah mantera petir untuk menggantikan akselerasi "Lightning Clad" yang dibutuhkan. Mungkin karena keberuntungan pemula, pelurunya melewati celah di antara serangan beruntun dan mengenai dahi si kepala perak.
Tapi,
Suaranya meluncur keluar tanpa sadar. Serangan barusan seharusnya memiliki cukup kekuatan meskipun dia tidak memiliki akselerasi yang memadai, tapi si kepala perak tidak menderita banyak cedera. Bayangan keputusasaan muncul pada ekspresinya, tapi kekalahannya berarti adalah kematian Hajime. Dia menggertakkan gigi dan bersiap untuk menghindar lagi.
Akan tetapi, pola semacam itu tidak bisa berlangsung selamanya. Mata si kepala perak bersinar dan aurora lainnya ditembakkan hingga menggetarkan ruangan di sekitarnya. Rute menghindar Yue terbatas oleh rentetan bola-bola cahaya sehingga dia memilih untuk terhempas dengan melompat ke bola-bola cahaya itu. Ini memungkinkan dia untuk menghindari aurora tersebut.
Harga dari tindakan itu adalah sebuah bola cahaya yang mengenai bagian abdomen dan dihantam ke tanah.
"Uu…Uu…"
Tubuhnya tidak dapat bergerak. Jika dia tidak bergerak, serangan beruntun bola-bola cahaya akan mengenainya. Yue tahu ini dan berjuang mati-matian, tapi tubuhnya tidak mendengarkan. Regenerasinya terlalu lambat. Dia mulai meneteskan air mata, tidak sadar. Ini benar-benar memalukan, amat sangat memalukan. Tidak bisakah dia melindungi Hajime seorang diri?
Setelah si kepala perak memastikan kemenangannya atas Yue, makhluk itu meraung dan menembakkan peluru-peluru cahayanya.
Peluru-peluru cahaya mendekati Yue, tapi dia tidak menutup matanya. Untuk menunjukkan bahwa setidaknya makhluk itu tidak mengalahkan hatinya, dia menatap tajam si kepala perak. Segera, seluruh pandangannya diambil alih oleh cahaya menyilaukan peluru-peluru itu. Jika terkena secara langsung, itu adalah kematian. Dia mencoba untuk meminta maaf pada Hajime karena gagal melindunginya, sambil berkata bahwa dia akan pergi lebih dahulu.
Dalam sekejap…sebuah hembusan keras angin bertiup.
"Eh?"
Yue menyadari bahwa dia sedang berada dalam lengan seseorang dan peluru itu menancap di samping. Saat dia melihat orang tersebut, dia tidak dapat mempercayai pandangannya. Itu tidak salah lagi adalah Hajime. Pemuda itu bernapas berat karena luka-lukanya dan salah satu matanya tertutup, tapi dia memberikan Yue pelukan erat.
"Jangan menangis, Yue. Ini adalah kemenanganmu."
"Hajime!"

Dia memeluk Hajime dengan penuh emosi. Sebagian besar luka-lukanya belum sembuh. Dia sedang berdiri murni karena kekuatan tekadnya.
Hajime menatap si kepala perak. Kepala perak itu menatap balik sambil membuat sebuah peluru cahaya melayang di sekitar. Dia melemparkan peluru itu sehingga tidak akan ada diskusi lagi tentang siapa yang lolos dari kematian.
"Lambat sekali…"
Hajime tidak bergerak sampai saat terakhir, dia merosot turun dan menghindari peluru itu.
Kepala itu menyipitkan mata dan mulai menyerang dengan begitu banyak bola-bola cahaya.
"Hajime, lari!"
Yue memberitahu Hajime dengan ekspresi putus asa, tapi Hajime acuh tak acuh. Dia bahkan memeluk dan menari berputar bersama Yue. Mereka goyah terjatuh dan menghindari peluru-peluru cahaya tersebut. Saat sebuah bola cahaya menghindari Hajime, Yue sepertinya telah salah paham.
Dia membelalakkan matanya.
"Yue, hisap darahku."
Matanya yang sunyi dan suara yang tenang mendesaknya. Bahkan normalnya, dia ragu-ragu untuk mengambil darahnya. Sambil menghindari peluru-peluru cahaya, Hajime memeluk Yue dan memperlihatkan tengkuknya.
"Sihirmu adalah usaha terakhir… Lakukan, Yue. Kita akan menang."
"…Baik!"
Kata-katanya kuat berdiam dalam diri gadis itu, dan dia mengangguk. Dia mempercayainya dan membenamkan wajahnya ke tengkuk Hajime dengan taringnya. Tubuh Yue dengan cepat sembuh saat kekuatan Hajime mengalir ke dalam dirinya. Mereka berdua menari berputar dan menghindari badai peluru, sementara mereka saling berpelukan.
Sekarang, dunia menjadi pudar warnanya dalam penglihatannya. Dalam dunia yang berwarna hitam putih, segalanya bergerak perlahan. Hanya Hajime yang bergerak seperti biasa.
Hajime melihat. Pemandangan Yue yang sedang bertarung seorang diri dengan kesadarannya yang goyah mencoba untuk bertahan. Gadis itu bertarung mati-matian dengan pistol miliknya di tangannya. Saat gadis itu jatuh ke tanah dan si monster mulai memancarkan aurora untuk menghabisinya, kemarahan hebat memenuhi Hajime.
Apa yang harus dia lakukan? Apakah dia akan puas hanya dengan berbaring tidur di sini? Membiarkan hal tidak masuk akal semacam itu untuk mengambil partnernya di tempat semacam itu? Apakah dia akan menyerah terhadap makhluk seperti itu?
Tidak! Sama sekali tidak! Sesosok musuh mengancam dirinya, bukan, keselamatan mereka! Sang musuh.
"Bunuh!"
Pada saat itu, Hajime merasakan sebuah percikan melintas di dalam kepalanya dan membangkitkan salah satu skillnya. Turunan terakhir dari "Divine Step", [Light Speed]. Dengan mengembangkan fungsi kognitifnya, skill tersebut meningkatkan efisiensi dari semua skill yang berhubungan dengan "Divine Step" secar dramatis. Hajime sekali lagi, "melampaui dinding pembatas".
Hajime tiba di tempat Yue dalam sekejap dengan skill ini dan dengan lembut menghindari peluru-peluru cahaya.
Pada akhirnya, Yue selesai menghisap darahnya dan mendapatkan kembali kekuatannya sepenuhnya.
"Yue, saat aku memberikan tanda, lakukan "Azure Sky". Sampai saat itu, pusatkan perhatianmu untuk menghindar."
"Oke…dan Hajime?"
"Aku, persiapan."
Hajime menurunkan Yue di balik pilar dan berlari menuju si kepala perak.
Dia menghindari serangan beruntun yang datang dan menembakkan Donner sambil menggunakan "Flicker". Makhluk itu tidak dapat bertahan diserang kembali dengan peluru itu jadi dia menghindarinya. Peluru Donner berakhir dengan membuat lubang di dinding.
Hajime terus mengganti area tembakkannya, tapi semua peluru itu hanya membuat lubang-lubang di sekitar. Sebuah kilatan mencemooh terlihat di mata si kepala perak. Yue menjadi gelisah tapi dia percaya pada Hajime. Dia menunggu tanda untuk melepaskan manteranya.
Dia melompat ke udara dengan "Air Walk" dan menembakkan Donner. Langkah-langkahnya yang halus menjadi mungkin yang seharusnya mustahil dalam pertarungan. Hajime melompat-lompat di udara dekat langit-langit, menghindari rentetan serangan.
Kesal, si kepala perak melancarkan sebuah serangan aurora dengan serampangan. Secara alamiah, Hajime menghindar dengan mudah sambil menyeringai. Hajime telah memperkirakannya. Kepala itu menjadi kaku saat dia melakukan serangan auroranya. Kemudian dia mengisi kembali Donner dan menembak ke 6 tempat yang berbeda. Sebuah ledakan dan getaran hebat muncul di langit-langit. Setelah kesunyian singkat, langit-langit itu runtuh sekaligus. Puing-puingnya berdiameter 10 meter dan beratnya belasan ton. Jumlah muatan sebanyak itu hancur ke atas kepala perak.
Hajime membuka sebuah lubang di langit-langit dengan Donner dan menyiapkan sebuah granat sambil menghindar. Dia membuat bagian dari langit-langit yang rapuh dengan transmutasinya. Kemudian dia menembak ke 6 tempat dan benda tersebut meledak.
Serangannya tidak mengendur. Jika hanya puing biasa dapat mengalahkan monster ini, dia tidak akan harus serepot ini. Hajime mendekati jebakan itu dan menghancurkan kepala perak dengan "Flicker". Menggunakan transmutasinya, Hajime dengan cepat mengubah puing-puing menjadi penahan. Pada saat yang sama, dia menciptakan tungku pembakar bersuhu tinggi dadakan di sekitar Hydra. Dia melemparkan kantung-kantung berisi granat tangan ke dalam tungku dan berteriak.
"Yue!"
"Baik! "Azure Sky"!"
Sebuah matahari pucat muncul dari tungku perapian bersuhu tinggi dan melelehkan kepala perak yang dikekang. Ada sebuah rangkaian ledakan di dalam, kekuatannya menembus pertahanannya dan si kepala perak menderita cedera yang tidak dapat diabaikan.
"Guuruaaa‼"
Jeritan kematian si kepala perak. Dia mencoba melarikan diri dengan ganas dan menembakkan peluru-peluru cahaya secara sembarang. Dinding-dinding mulai hancur tapi Hajime berada di situ untuk memperbaikinya, mencegah makhluk itu melarikan diri. Hydra mencoba menggunakan serangan auroranya tapi si kepala perak meleleh dalam panas tinggi dan tidak dapat menembakkannya.
"Perception" Hajime tidak lagi merasakan Hydra, saat makhluk itu menghilang dari indera pencitraannya. Kali ini dia merasa pasti dengan kematian makhluk itu dan ambruk ke belakang.
"Hajime!"
Yue merangkak ke arahnya saat tubuhnya kehilangan kemampuan untuk mengumpulkan energi.
"Tepat…aku kehabisan tenaga…"
Hajime berpisah dengan kesadarannya perlahan-lahan saat dia merasakan Yue memeluknya.