JAWABAN DAN DOA

Bagian 1

Minggu, 24 Januari
Lampu pentas yang kuat menyinari Harumi dan Koutarou.
Harumi sedang mengenakan gaun putih polos dan tiara perak. Wajahna penuh dengan kasih sayang ketika dia menatap Koutarou. Karena lampu lain sudah dimatikan, tubuh Harumi kelihatan seperti bercahaya di kegelapan.
“...Saya memintamu tidak datang, berulang-ulang kali.”
Senyuman Harumi menghilang selama sekejap seraya mengkritik Koutarou.
“Maaf, tapi bagiku itu terdengar seperti teriakan minta tolong.”
Koutarou malah membalas dengan senyuman.
Dengan mengenakan baju besi logam, Koutarou sedang berhadapan dengan Harumi. Baju yang dia kenakan adalah replika baju besi yang mengendalikan kapal perang Theia, Ksatria Biru. Baju besi berwarna biru itu berukuran besar dan membuat tubuh Koutarou, yang dari awal memang besar, kelihatan semakin besar dan kuat.
“Terimakasih sudah datang, Tuan Veltlion.”
Harumi tersenyum sekali lagi. berbeda dari sebelumnya, senyumannya kali ini adalah senyuman yang hanya akan dia tunjukkan pada seseorang yang spesial.
“Nyawa dan pedangku ada untuk yang mulia.”
Koutarou tersenyum kecil dan mengangguk pada Harumi. Dia mengayunkan pedang di tangannya sebelum pelan-pelan menaruhnya kembali di sarung pedangnya.
Ujung pedangnya melukis sebuah lingkaran yang elegan. Di mata para penonton, itu kelihatan seperti bulan perak.
Sekarang hari minggu, tanggal 24 Januari, hari dimana drama itu akan dipentaskan.
Untungnya, meskipun dramanya dipentaskan di akhir pekan, ada banyak pelajar, keluarga mereka dan penduduk setempat yang datang beramai-ramai untuk menonton. Karena itu, semua kursi yang sudah disiapkan telah diduduki dan ada orang-orang yang berdiri untuk menonton. Karena drama sebelumnya begitu populer, ekspektasi untuk drama ini sungguh besar.
Dan memenuhi ekspektasi tersebut, pentasnya berjalan mulus. Mulai dari akting, adegan aksi yang mengesankan sampai perlengkapan berskala besar, semuanya diterima dengan baik. Para penontong telah beberapa kali terombang-ambing.
Adegan yang khususnya membuat para penontong paling heboh adalah adegan dimana Kaisar Naga Api, Alunaya, terbang di atas panggung. Yurika, yang sedang menikmati momen dirinya menjadi pusat perhatian, malah terlalu sombong dan mulai mengamuk di pinggir panggung, hal itu menyebabkan anak kecil yang sedang menonton mulai menangis.
Dengan demikian, tanpa masalah berarti, ceritanya mencapai bagian akhir. Hanya ada dua adegan yang tersisa: adegan upacara kenaikan tahta dimana Putri Perak dinobatkan sebagai kaisar, dan adegan terakhir, dimana Putri Perak dan Ksatria Biru berpisah.
Setelah adegan mereka selesai, Koutarou dan Harumi kembali ke belakang panggung, melewati latar medan pertempuran. Perlengkapan panggung yang sudah digunakan memenuhi area tersebut dan banyak orang-orang lalu lalang.
“Turunkan tirainya sekarang! Kita mengganti latarnya!”
“Lampu A-4 mati!”
“Ganti dengan yang mana?”
“Pakaian! Dimana baju ganti Sakuraba-san!?”
“Ganti dengan adegan upacara kenaikan tahta! Cepatlah!”
“Tutupi dengan lampu B-4 di sebelahnya, tapi hati-hati karena sudutnya berbeda!”
“Apa semua bangsawan sudah hadir!?”
“Sudah!”
“Aku tidak tahu!”
“Sudah atau belum?”
“Aku bilang sudah!”
Meskipun prosedur mengenai cara menangani perubahan adegan sudah dipersiapkan, situasinya tidak berjalan sesuai rencana saat pementasan yang sebenarnya. Berdasarkan jadwal aslinya, mereka tidak perlu terburu-buru seperti ini, tapi pada akhirnya tetap saja itu terjadi. Namun, karena dramanya berjalan dengan baik, mereka cukup bagus meskipun amatir.
“Saaa~tomi-saaa~n, Saaa~kuraba-senpaaa~i.”
Ketika bagian belakang panggung membuat Harumi dan Koutarou bingung, Yurika lewat disana sambil masih digantung dengan kawat. Dia masih mengenakan kostum Alunaya dan menggerakkan anggota tubuh serta ekornya untuk memanggil mereka berdua.
Dia tidak punya adegan lagi di drama ini, tapi rasanya hampir mustahil bagi Yurika yang mengenakan kostum raksasa Alunaya untuk bergerak-gerak di belakang panggung. Karena itulah, Yurika, yang masih digantung dengan kawat, dibawa keluar ke bagian belakang gedung olahraga, tempat barang-barang dikumpulkan.
“Semuanya kelihatan sedang kesulitan...”
Setelah melihat Yurika pergi, Harumi melihat-lihat di sekitar belakang panggung lagi dan menghela napasnya. Hanya dengan melihat keadaan belakang panggung ini, siapa saja bisa melihat seberapa besar kesulitan yang dihadapi para staf. Harumi merasa kalau kerja keras semuanya benar-benar luar biasa.
“Sekarang bukan waktunya bertingkah seolah ini bukan masalahmu.”
“Eh?”
Saat Koutarou tersenyum kecut ke arah Harumi yang keheranan, entah darimana manajer panggung datang dan memegangi lengan Harumi dengan santai.
“Kya!?”
“Ketemu, Sakuraba-san, cepatlah! Kita harus mengganti kostummu!”
“B-Benar! Sampai nanti, Satomi-kun.”
“Simpan itu untuk nanti, kita harus cepat-cepat Sakuraba-san!”
Harumi dipaksa pergi oleh manajer panggung.
“Ahaha, kelihatannya kau juga kesulitan yang, Sakuraba-senpai...”
Koutarou tertawa sambil menatap punggung Harumi. Berbeda dari Koutarou yang tidak muncul di adegan selanjutnya, Harumi muncul di adegan tersebut. Karena adegannya mengenai Putri Perak yang dinobatkan sebagai kaisar, dia harus mengenakan sebuah mahkota, jubah dan tongkat kerajaan. Sama seperti staf lainnya, Harumi tidak punya banyak waktu. Dia tidak berada dalam posisi dimana dia bisa bersantai.
Theia dan Ruth juga ada di tempat yang sedang dituju Harumi. Karena Theia berperan sebagai adik Putri Perak, Putri Emas, dia muncul di adegan upacara kenaikan tahta. Jadi Theia sedang menunggu di sebelah Ruth, dia mengenakan gaun formal yang berbeda dari biasanya.
“Awas, Satomi! Minggir!”
“Ups, maaf!”
Tim perlengkapan panggung yang sedang membawa perlengkapan mau lewat. Karena Kouarou menghalangi jalan mereka, dia buru-buru minggir.
“Minggir, Satomi-kun, aku sedang buru-buru!”
“M-Maaf!”
Namun, anggota staf lain mau lewat ke tempat dia minggir tadi. Koutarou segera minggir lagi, namun kejadian serupa kembali terjadi selama beberapa kali. Tidak ada tempat di belakang panggung yang bisa dipakai istirahat oleh Koutarou saat dia tidak punya kerjaan.
“Ya ampun.”
“Apa yang mau kau lakukan, Koutarou?”
“Kayaknya kita tidak punya pilihan, kita pergi ke belakang gedung olahraga bersama Yurika.”
“Siap.”
Koutarou mengikuti Yurika bersama Sanae yang sudah membantunya selama pentas.
Koutarou tampil lagi di panggung sekitar sepuluh menit lagi, jadi dia pikir kalau lebih baik menghafal dialognya di belakang gedung olahraga daripada berdiri disana dan menghalangi jalan para staf.
“Ah, Satomi-kun, jika kau pergi ke tempat barang-barang, bawa Yurika ya.”
“*aum*”
“Baiklah.”
“Kau hanya perlu menarik tali ini.”
Saat dia berjalan kesana, Koutarou menerima tali dari seorang gadis anggota tim spesial efek. Tali itu tersambung ke kostum Turika.
“Makasih, Satomi-kun. Sampai nanti.”
“Ya.”
Gadis yang memberikan tali itu pada Koutarou berjalan kembali ke tempat dia datang. Gadis itu tidak punya waktu untuk istirahat, tugas selanjutnya sudah menunggunya.
“Semuanya benar-benar bekerja keras...”
“Ya.”
“*aum**aum*”
Melihat gadis tadi pergi, Koutarou memberitahu dirinya sendiri untuk melakukan yang terbaik dan menyemangati dirinya sendiri. Penampilan selanjutnya Koutarou adalah adegan terakhir yang paling penting. Kualitas adegan itu dapat mempengaruhi hasil dari seluruh drama.
“Ayo, Yurika.”
“*aum*”
“Tapi, penampilan yang cukup memalukan...”
“*aum**aum*”
Koutarou dan Sanae menarik tali Yurika dan pergi dari belakang panggung. Pemandangan yang aneh karena mereka kelihatan seperti sedang mengajak seekor naga raksasa jalan-jalan.

 

Bagian 2

“Aku akan menurunkanmu.”
“Ahhh, tunggu, tunggu sebentar!”
“Ei.”
“Kyaaaaaaaaaa!!”
Yurika menjerit. Ketika Koutarou mendongak ke atas, dia melihat Yurika melayang dan jatuh ke tanah bersama dengan kostum Alunaya yang Yurika kenakan.
“Owowowow...”
“M-Maaf.”
“Jangan bilang kalau kau menyesal! Harusnya kau menurunkanku dengan lebih lembut!”
“Aku tidak mengira kau akan jatuh begitu cepat.”
Koutarou menyerahkan Yurika pada Sanae dan membaca kembali dialognya sebelum adegan terakhir. Tapi kelihatannya pilihannya itu salah karena Yurika tergeletak tak berdaya di tanah.
Setelah sampai di belakang gedung olahraga, Sanae menekan tombil untuk melepaskan tali yang menggantung Yurika. Tapi karena Sanae menekan tombil tersebut sebelum dia menurunkan Yurika ke tanah, Yurika malah jatuh ke tanah dari ketinggian sekitar satu meter. Meskipun itu tidak terlalu berbahaya, kostum yang dikenakan Yurika lumayan berat, dan luka yang dialami Yurika tidak bisa disebut luka kecil.
“Mereka itu sedang apa sih...”
Koutarou menghela napasnya dan meletakkan pembatas buku Kabutonga di naskah miliknya dan menutup naskah tersebut sebelum melompat dari perlengkapan panggung yang dia duduki.
Ketika Koutarou mendarat, baju besinya bersuara keras dan memberi kesan kalau baju besi itu lumayan berat. Namun, Koutarou berjalan seolah-olah dia tidak merasakan berat baju besi tersebut. Karena baju besi canggih, baju besi itu tidak menghambat pergerakan Koutarou. Kontras dari tampilan klasiknya, baju besi itu adalah hasil dari sains Forthorte yang canggih.
“Hei, kau baik-baik saja, Yurika?”
Koutarou menaruh naskahnya di baju besinya dan mengulurkan tangan kirinya pada Yurika.
“Tidaaa~k.”
Yurika mencoba meraih tangan Koutarou, tapi rasa sakitnya lebih besar dari yang dia kira. Tangannya kehilangan momentum sebelum meraih tangan Koutarou, lalu jatuh ke tanah. Yurika lalu mulai menangis sambil tergeletak tak berdaya.
“Hei...”
Koutarou saat itu merasa heran oleh Yurika, tapi mengingat apa yang akan terjadi selanjutnya, tidak meraih tangan Koutarou adalah pilihan yang teepat.
“Awas, Koutarou!!”
Ketika Sanae memperingatkannya, partikel logam berat yang ditembakkan melalui elektromagnet telah meluncur ke arah Koutarou. Pancaran sinar yang mengandung energi tepat sebelum hilang kendali menggores lengan Koutarou yang terulur ke arah Yurika.
“Uwah!?”
“Kyaaaaaaa!?”
Koutarou dan Yurika dibutakan oleh pancaran sinar yang mendadak tersebut dan ledakan kecil setelahnya. Namun, satu-satunya kerusakan yang dia alami adalah baju besi di sekitar tangan kiri Koutarou. Untungnya, baik lengan Koutarou maupun Yurika yang ada di dekatnya tidak terluka. Jika Yurika tadi meraih tangannya, tangan Yurika mungkin akan terkena serangan bersama dengan baju besinya. Dengan kata lain, Yurika selamat berkat nyalinya yang kurang. Satu-satunya yang Koutarou rasakan adalah rasa panas membara di lengannya, bisa dibilang kalau dia benar-benar beruntung.
“Ah, panas panas panas!”
“Koutarou, dia pelakunya! Gadis yang menyerang Theia di pentas sebelumnya―”
“Benar sekali, akulah pelakunya!”
Baik suara Sanae dan suara pelaku yang menembakkan sinar tersebut terdengar dari atas Koutarou. Ketika Koutarou mendongak, asap dari ledakan tadi telah menghilang dan dia bisa melihat seseorang di langit biru yang cerah.
“Bersiaplah, Ksatria Biru palsu! Bulan Schweiger yang terpantul di permukaan air akan merenggut nyawamu!!”
“Dia kan-!?”
Koutarou pernah melihat gadis itu sebelumnya.
Dia mengenakan gaun putih dan hitam yang mewah dan kacamata antik di wajahnya. Dia memegang sebuah beam rifle sederhana di tangannya sambil melayang di langit.
“Namaku Clariossa! Clariossa Dawra Schweiger Meltsfen Forthorthe! Ukir nama kehormatan ini di pikiranmu saat kau masuk ke gerbang neraka, Ksatria Biru palsu!!”
Dia adalah rival Theia, Clan, tuan putri kedua Forthorthe.
Ada dua alasan kenapa Clan menyerang Koutaroy saat ini.
Alasan pertama adalah karena Koutarou telah terpisah dari Theia dan Harumi.
Selama adegan upacara kenaikan tahta, Putri Emas dan Putri Perak akan ada di panggung. Namun, Ksatria Biru tidak muncul disana, jadi tentu saja Koutarou akan terpisah dari keduanya. Memisahkan Koutarou dari Theia yang punya kekuatan tempur luar biasa dan Harumi yang merupakan musuh tidak dikenal adalah titik penting yang akan mempengaruhi hasil dari serangan Clan.
Alasan kedua adalah jika dia membunuh Koutarou sekarang, itu akan membuat Theia merasa sangat berduka.
Adegan selanjutnya setelah upacara kenaikan tahta adalah adegan perpisahan antara Ksatria Biru dan Putri Perak. Jika dia bisa menghabisi Koutarou sebelum adegan tersebut, Ksatria Biru jadi tidak muncul di adegan paling penting drama ini. Karena Clan tahu betul kalau Theia sangat menyukai Ksatria Biru, dia mengatur serangannya supaya dia bisa memberikan kerusakan paling fatal terhadap drama ini.
Dan dengan terpenuhinya kedua persyaratan tersebut, Koutarou datang ke belakang gedung oalahraga yang lumayan sepi. Tentu saja, Clan tidak akan melewatkan kesempatan emas tersebut.
Di saat yang sama ketika Koutarou melihat Clan, Koutarou meletakkan tangannya di pedang yang ada di pinggangnya.
Pedang berharga, Saguratin, yang telah diberikan Theia pada Koutarou telah melindungi mereka beberapa kali.
“Kau lagi! Mau mengincar Theia lagi!?”
Koutarou menarik pedangnya dari sarungnya dan, mengikuti ajaran aliran berpedang kuno Forthorthe, dia menggambar sebuah lingkaran besar dengan ujung pedangnya.
Rasanya sedikit aneh.
Saat Koutarou memegang pedang tersebut dengan kedua tangannya, dia menyesuaikan pegangan tangan kirinya. Koutarou selalu berlatih menggunakan pedang sambil mengenakan baju besi, jadi dia merasa sedikit tidak nyaman saat menghunuskan pedang dengan lengan kirinya yang tidak dilindungi baju besi.
“Mengincar Theiamillis-san!? Salah, Ksatria Biru palsu!!”
Clan tersenyum lebar dan memegang beam riflenya dengan kedua tangannya. Meskipun dia melayang di udara, Clan kelihatan tidak bergerak dari posisinya; dia tidak bergeming maupun terbang sedikitpun. Dari beberapa meter di langit, Clan membidik kepala Koutarou dengan akurat.
“Mangsaku hari ini adalah kau! Aku akan mengalahkanmu sebelum mengincar Theiamillis-san!!”
“Aku!?”
“Tentu saja! Membiarkanmu hidup dan berdiri di depanku adalah noda yang mengotori kehidupanku!”
Ketika Koutarou terkejut, Clan menekan pelatuk senapannya.
Ketika dia menekan pelatuknya, sebuah pancaran sinar keluar dari senapan yang terisi penuh tersebut. Meskipun efek serangan dari sinar tersebut berkurang drastis saat ditembakkan di udara, dalam jarak seperti ini, kelemahan itu seolah tidak berarti. Sinar tersebut mendekati Koutarou dengan energi hampir sebesar ketika sinar itu ditembakkan.
Cepat!
Koutarou tentu saja tercengang, sinar itu memancar jauh lebih cepat dari apa yang dia perkirakan. Jauh lebih cepat dari sinar yang ditembakkan Clan dulu. Hal ini berkat Clan yang merombak senapan tersebut.
“Tsk!”
Karena itu, meskipun Koutarou mencoba menghindar, dia tidak akan sempat.
“Serahkan padaku!”
Namun, saat itulah sesuatu yang aneh terjadi. Setelah melompat untuk menghindar, tubuh Koutarou tiba-tiba menjadi lebih cepat. Seolah-olah ada sesuatu yang tidak terlihat telah mendorongnya sekuat tenaga. Berkat hal itu, Koutarou terhindar dari serangan langsung sinar tadi, yang malah menghujam tanah dan membuat lubang gosong.
“Apa itu tadi!?”
“Koutarou!!”
“Tadi itu kau, Sanae!? Kau menyelamatkanku!!”
Clan merasa terkejut, tapi Koutarou tidak begitu. Dia tahu kalau Sanae telah menggunakan kekuatan spiritualnya untuk membuatnya terlempar dan menyelamatkannya. Koutarou mendarat dengan tenang, dan memanfaatkan momentum tersebut, mulai berlari dengan kecepatan penuh. Meskipun Clan berhasil melancarkan tembakan pertama karena Koutarou teralihkan oleh percakapan mereka, Koutarou tidak berniat membiarkan Clan mendikte situasinya. Dia mulai berlari untuk membuat Clan kesulitan membidik ke arahnya dan mengurangi jarak diantara mereka berdua.
“Brengsek, berhenti berlari kesana kemari!”
Dua sinar tambahan keluar dari senapan Clan. Karena Koutarou telah mengantisipasi serangan itu, dia dengan lincah melenturkan badannya dan mengelak dari sinar tersebut. Karena itu, Koutarou berhasil menghindari dua serangan langsung, namun salah satu sinar tersebut menggores baju besinya.
“Whoa!?”
Meskipun sinar tadi hanya menggores tubuhnya, Koutarou bisa merasakan pengaruh yang besar. Bukan hanya kecepatan sinarnya saja yang meningkat, kekuatannya juga telah ditingkatkan.
“Sial, senapan itu benar-benar berbeda dari sebelumnya!”
Performa beam cannon tersebut telah meningkat dalam segala aspek.
Kelihatannya aku akan dalam masalah jika aku pikir situasinya sama seperti sebelumnya...
Koutarou menjentikkan lidahnya dan semakin mendekati Clan. Mengurangi jarak diantara mereka itu penting bagi Koutarou baik untuk bertahan maupun menyerang.
“Sudah kubilang serahkan padaku.”
Sanae tertawa kecil di dekat telinga Koutarou, tanpa Koutarou sadari, Sanae telah menempel di punggungnya.
“Sanae?”
“Kekuatan persahabatanku dan Koutarou tidak akan kalah dari orang seperti dia!”
Saat Sanae berteriak begitu, penglihatan Koutarou berubah drastis.
“Ini...”
Saling tumpang tindih dengan apa yang bisa dia lihat normalnya, Koutarou melihat cahaya putih di sekeliling makhluk hidup manapun. Dan dengan berkonsentrasi pada cahaya tersebut, dia bisa sedikit tahu apa yang sedang makhluk itu lakukan dan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Itu adalah kekuatan yang diberikan Sanae pada Koutarou. Melakukan hal yang terbalik dari ketika Sanae bisa merasakan apa yang dimakan Koutarou, dia memberikan indra spiritualnya pada Koutarou. Berkat hal itu, Koutarou bisa sedikit tahu arah bidikan Clan dan kapan dia akan menembak. Tidak ada hal yang lebih berguna daripada ini saat dalam pertarungan.
“Ehehehe~, bukan itu saja lho♪”
“Makan ini!!”
Di saat yang sama dengan tawa riang Sanae, Clan menembak secara beruntun. Meskipun tembakan itu lebih sulit dihindari karena jumlah tembakannya, Koutarou berhasil menghindari semua sinar tersebut dengan menggunakan langkah cepat.
Apa ini?
Koutarou merasa bingung karena dia menghindari sinar-sinar tadi dengan mudah.
Di mata Koutarou, sinar-sinar tersebut rasanya seperti tiba-tiba melambat dan tubuhnya terasa sangat ringan. Dia merasa seperti waktu berjalan 50% lebih lambat.
“Sanae, apa ini juga perbuatanmu?”
“Benar♪ Jangan lupa memujiku setelah ini selesai ya♪”
Sanae merespons pertanyaan Koutarou dengan senyuman cerah. Karena senang melihat Koutarou merasa terkejut, Sanae mempererat pegangannya di sekitar leher Koutarou.
“Ikatan kuat kita berdua telah menciptakan sebuah keajaiban!”
Kekuatan spiritual Sanae adalah penyebab di balik meningkatnya kecepatan Koutarou. Normalnya, Sanae menggunakan kekuatan ini untuk memijat Koutarou, tapi dengan membuka pembuluh darah Koutarou, dan mengirimkan energi miliknya ke tubuh Koutarou, dia bisa menajamkan indra Koutarou dan meningkatkan kecepatan refleksnya. Dan karena Sanae yang sedang menempel di punggung Koutarou telah menyingkirkan masalah mental yang tidak diperlukan, pergerakan Koutarou menjadi jauh lebih akurat.
Karena Koutarou bisa tahu kapan dan dimana Clan akan menembak, menghindari sinar yang ditembakkan Clan tidak menjadi masalah baginya. Itu sudah jelas karena dia sudah mulai menghindar bahkan sebelum Clan menembak.
“Kau belum sepenuhnya merasukiku, kan?”
“Hmm~, kurasa kau bisa bilang begitu.”
Perintah dari otak Koutarou dikirim ke seluruh tubuhnya melalui Sanae. Situasi saat ini bisa digambarkan sebagai Sanae mengambil alih tubuh Koutarou, tapi dia bergerak seperti yang dia inginkan.
“Kayaknya aku harus sedikit berkorban untuk bertahan hidup, tapi rasanya menyeramkan...”
“Tidak apa-apa. Lagipula aku mencintaimu♪”
Koutarou melompat sekuat tenaga ke arah Clan yang ada di atas tubuhnya. Dia berencana untuk memukul jatuh Clan dengan pedang yang dia genggam dengan kedua tangannya. Posisi Clan cukup tinggi sehingga normalnya posisi Clan tidak bisa dicapai Koutarou, tapi berkat kekuatan yang diberikan oleh baju besi dan Sanae, dia bisa dengan mudah mencapai posisi Clan.
“Bagus sekali! Tapi-!”
Clan melayang semakin tinggi ke langit, dia mencoba menjaga jarak dari Koutarou. Karena hal itu, pedang Koutarou hanya mengenai angina kosong.
“Meleset!?”
Koutarou lalu terus melayang ke tanah dan mendarat. Namun, tepat saar dia mendarat, Clan menghujaninya dengan tembakan sinar.
“Koutarou!”
“Aku tahu!”
Mantel yang Koutarou kenakan di atas baju besinya untuk adegan terakhir telah terbakan dan baju besi itu melaporkan kerusakan kecil. Clan mengincar momen ketika dia mendarat, jadi Koutarou tidak bisa menghindari dari serangan tersebut, bahkan dengan bantuan Sanae sekalipun.
“Koutarou, kita tebang juga! Baju besi ini, bisa terbang, kan!?”
“Kudengar sih iya, tapi aku tidak tahu caranya!”
“Kau bercanda!!”
Baju besi yang dikenakan Koutarou berfungsi untuk mengendalikan kapal perang Ksatria Biru. Karena baju tersebut biasa dipakai pilot kapal perang, baju besi tersebut tentunya memiliki semua fungsi yang dimiliki baju luar angkasa. Terbang di udara adalah salah saru dari fungsi tersebut, tapi karena Koutarou hanya menggunakan baju besi itu untuk drama, dia tidak tahu hal lain yang tidak berhubungan dengan itu. Ksatria Biru legendaris dikatakan bisa terbang di udara, tapi mereka tidak bisa menggunakan kekuatan baju besi itu dalam pentas drama ini.
Karena hal itu, saat ini Koutarou tidak punya cara untuk balas menyerang. Karena Clan melancarkan serangan dari luar jangkauannya, Koutarou mati kutu. Sambil menghindari tembakan sinar, Koutarou memutar otaknya, dia mencoba mencari solusi dari masalah ini.
“Brengsek! Apa kau punya mata di belakang kepalamu atau semacamnya!?”
Menanggapi hal itu, Clan menjadi semakin frustasi. Meskipun Koutarou tidak bisa lagi balas menyerang karena posisi Clan jauh lebih tinggi lagi, tembakan sinarnya tidak bisa lagi mengenai Koutarou yang bergerak dengan cepat. Senapannya jauh lebih mudah untuk digunakan daripada beam cannon sebelumnya, tapi Koutarou bergerak jauh lebih cepat dari data yang dia miliki dari pertarungan sebelumnya, jadi meskipun bidikannya dibantu dengan komputer, dia masih tidak bisa melancarkan serangan yang efektif pada Koutarou. Jarak antara dirinya dan Koutarou serta Sanae yang menjaga titik buta Koutarou adalah alasan utama di balik kurangnya serangan Clan yang mengenai Koutarou.
“Kalau begitu!”
Clan menyentuh tombol yang menempel di tubuh senapannya karena jengkel. Ketika dia menyentuh tombol tersebut, informasi yang mengalir dari senapannya ke gelangnya terputus sebentar sebelum datanya mendadak terkirim lagi. dia telah mengubah mode serang senapannya dan merestart komputer penargetannya.
“Kau pun tidak akan bisa menghindari hal ini!”
Clan tersenyum sambil kembali mengarahkan moncong senapannya ke arah Koutarou. Senyumannya adalah senyuman senang seperti seekor kucing yang sudah menyudutkan seekor tikus. Jika Koutarou melihat hal itu, dia pasti akan teringat kembali ketika dia pertama kali bertemu dengan Theia. Clan merasa sangat yakin pada serangannya yang selanjutnya sampai-sampai dia tersenyum seperti itu.
“Koutarou, kalau begitu, aku akan melawannya langsung― Awas, lari, Koutarou!!”
Sanae adalah yang pertama menyadari hal itu, dan dia buru-buru memperingati Koutarou.
Sampai saat ini, setiap kali Clan menyerang, Koutarou dan Sanae bisa merasakan kebenciannya, yang digambarkan oleh lingkaran-lingkaran kecil dengan diameter beberapa sentimeter. Lingkaran tersebut berhubungan dengan diameter tembakan yang diperkirakan dan bidikan Clan, jadi dengan menjauhkan tubuhnya dari lingkaran-lingkaran tersebut, tembakan sinar Clan akan meleset.
“Apa!? Itu kan―”
“Berhenti bicara dan lari! Kau tidak bisa menghindari serangan ini―”
“Terlalu lambat, Ksatria Biru palsu!!”
Sebelum Koutarou bisa mengambil langkah untuk menghindar, Clan menarik pelatuk senapannya.
Begitu ya, jadi ini yang dia maksud!!
Koutarou merasakan kebencian Clan sesaat setelah Sanae merasakannya. Apa yang muncul adalah lingkaran besar dengan diameter beberapa meter.
“MAAAAKAAAAN INIIIII!!”
Sinar kerucut raksasa keluar dari laras senapan Clan. Sinar tersebut tercipta dengan menghamburkan sinar tersebut; bisa dibilang tembakan itu adalah sebuah beam shotgun.
Meskipun lebar sinar tersebut jadi lebih besar saat dihamburkan, jumlah energi yang dibutuhkan untuk menembak sekali menjadi meningkat dan efek sinar tersebut jadi berkurang. Tembakan itu adalah cara menyerang yang berguna ketika dikelilingi oleh banyak musuh.
“Koutarou!”
Sanae menutup matanya dan berpegangan erat pada Koutarou, seolah-olah dia sedang mencoba melindunginya. Tapi sebagai seorang hantu, Sanae tidak bisa melakukan hal itu. Sinar itu akan menembus tubuhnya dan membakar Koutarou. Sanae menyadari seberapa tidak berdayanya dia saat ini saat mengetahui hal itu.
“Sial!”
Koutarou melompat sekuat tenaga, mencoba keluar dari jangkauan sinar tersebut. Namun, sepenuhnya menhindari serangan tersebut kelihatannya sia-sia saja. Jika sinar biasa digambarkan seperti kran, maka hamburan sinar ini mirip seperti sebuah shower. Meskipun jumlah airnya sama, jangkauannya benar-benar berbeda. Meskipun kekuatannya menurun, Koutarou bukanlah orang optimis yang akan mengira kalau dirinya akan selamat tanpa tergores.
Sinar itu kelihatan hampir mengenai Koutarou. Namun, di momen itu, suara dua orang gadis terdengar.
“Karama, Korama! Medan energi spiritual kekuatan penuh!”
“Ksatria Biru! Maneuver suit, aktifkan mode pertarungan! Batalkan input dan atur booster darurat di punggung dan kaki pada dorongan penuh!”
Dua orang gadis tersebut adalah Kiriha dan Ruth, yang masih mengenakan kostum mereka untuk pentas drama. Kiriha sedang berteriak sambil menghadap Koutarou dan Sanae sedangkan Ruth sedang memberikan perintah pada gelangnya.
“Serahkan pada kami Ho-!”
“Karama-chan, Korama-chan!”
“Ho-, Sanae-chan, semuanya akan baik-baik saja sekarang Ho-!”
Serempak dengan kemunculan dua gadis itu, dua haniwa muncul di dekat Koutarou dan Sanae. Menanggapi perintah Kiriha, kedua haniwa itu mengerahkan perisai untuk melindungi Koutarou, Sanae dan diri mereka sendiri.
“Sesuai yang anda inginkan, nyonya.”
Masih ada satu perubahan lagi. setelah gelang Ruth merespons seperti biasanya, bagian punggung dan kaki baju besi Koutarou mulai menyemburkan api.
Api itu adalah api dari booster yang dipasang di baju besi tersebut. Normalnya, baju besi itu akan memanipulasi gravitasi, sama seperti penghalang yang dikerahkannya, untuk terbang. Namun, ketika penggunanya perlu dorongan yang besar dalam situasi darurat, booster yang menggunakan bahan bakar konvensional digunakan untuk membantu. Booster di punggung dan kaki Koutarou menyemburkan banyak api dan mempercepat gerakan tubuh Koutarou dengan pesat.
“Uooooo!? A-Apa!?”
“Kyaaaaaaa!!”
Setelah dipercepat oleh tolakan luar biasa dari booster tersebut, 90% tubuh Koutarou telah keluar dari area serangan sinar tadi sementara Karama dan Korama memblok sisa 10% tubuhnya dengan penghalang mereka. Normalnya, penghalang mereka ditujukan untuk membendung serangan energi spiritual, jadi penghalang tersebut tidak terlalu cocok untuk membendung serangan seperti beam cannon. Jika serangannya berupa sinar terkonsentrasi seperti biasanya, kedua haniwa tersebut mungkin tidak akan bisa memblok serangan tersebut. Namun, penghalang kedua haniwa tersebut sudah cukup untuk memblok sinar terhambur seperti yang satu ini.
“Ada lagi!? Pardomshiha and... gadis itu!!”
Clan lebih merasa jengkel karena kemunculan Ruth dan Kiriha daripada serangannya yang diblok. Dia ingat kalau dia menderita kekalahan di tangan Kiriha sebelumnya, jadi dia memendam kebencian yang kuat terhadap gadis itu, di bawah Koutarou dan Theia.
“Koutarou!”
“Satomi-sama, apa anda baik-baik saja!?”
Kiriha dan Ruth berlari ke arah Koutarou, yang jatuh terjerembab di tanah. Clan merasa waspada karena kemunculan kedua gadis itu, dia memberikan tatapan benci ke arah Koutarou dan yang lain, tapi dia tidak bisa langsung menyerang begitu saja. Sementara itu, kedua haniwa bersiaga diantara Clan dan Koutarou serta yang lainnya, berusaha melindungi mereka.
“Kau menyelamatkanku.”
“Saya senang anda baik-baik saja, Satomi-sama.”
“Timing yang bagus!”
“Saya terkejut ketika saya menerima peringatan tentang lengan kiri baju besi ini rusak tepat setelah saya turun dari panggung, Satomi-sama.”
Kiriha dan Ruth datang ke belakang gedung olahraga hanya karena alarm yang menyala di gelang Ruth. Karena baju besi yang dikenakan Koutarou adalah perlengkapan yang dimiliki Ksatria Biru, tentu saja peringatan kerusakannya akan mencapai operator Ksatria Biru, Ruth. Setelah mendapat peringatan mengenai situasi tidak normal ini, Ruth dan Kiriha, yang adegannya sudah selesai di waktu bersamaan, buru-buru lari ke tempat Koutarou.
“Koutarou, gunakan ini.”
Berbeda dari Ruth, ekspresi Kiriha tetap tidak berubah dan dia memberi Koutarou sebuah sarung tangan biru ketika Clan memelototi mereka.
“Ini kan benda yang kau gunakan―”
Koutarou merasa pernah melihat sarung tangan di tangannya ini sebelumnya. Berbeda dari baju besi yang Koutarou kenakan, entah kenapa sarung tangan ini berbau Jepang. Sarung tangan ini adalah senjata pribadi yang Kiriha gunakan untuk melawan sekutunya yang tidak bisa dikendalikan.
“Benar. Saat menghadapi seseorang seperti itu, kau perlu senjata jarak jauh, kan?”
Melihat Clan yang melayang di langit, Kiriha merasa kalau Koutarou tidak akan menang hanya dengan pedangnya saja, jadi dia berencana memberi sarung tangannya pada Koutarou untuk menambal kelemahannya ini. Entah nasib baik atau buruk, baju besi di lengan kiri Koutarou telah lepas, jadi sarung tangan ini juga berguna untuk pertahanan. Dan karena Koutarou merasa tidak nyaman menggenggam pedangnya dengan tangan kosong, sarung tangan ini juga berguna dalam aspek tersebut.
Ada juga cara lain, yaitu Kiriha menggunakan sarung tangan ini untuk membantunya dari tanah, tapi membidik seseorang yang terbang di langit dari tanah itu sulit. Jadi Kiriha merasa cara terbaik adalah Koutarou yang menggunakan senjata ini.
“Makasih, tapi bagaimana cara menggunakannya?”
“Jangan khawatir. Sanae tahu caranya.”
“Nggak. Aku belum pernah menyentuh― sebenarnya, kayaknya aku bisa, Koutarou!”
Sanae memasang senyuman lebar ketika Koutarou memasang sarung tangan tadi di tangan kirinya. Senyumannya adalah senyuman yang pas dari seorang anak kecil yang baru saja menemukan mainan baru. Tepat ketika Koutarou menyentuh sarung tangan tersebut, Sanae mengenali strukturnya dan sepenuhnya paham cara menggunakannya. Senjata ini mudah dipahami oleh orang yang menggunakan energi spiritual, seperti Sanae.
“Baiklah, saatnya serangan balik!”
Sambil menyesuaikan tangan kirinya, Koutarou memegang pedangnya dengan tangan kanannya.
“Lalu begini!”

Bola api yang bersinar merah muncul di tangan kiri Koutarou, bola tersebut membuat medan elektromagentik yang kuat di sekelilingnya. Medan elektromagnetik tersebut melepaskan kilatan petir dari waktu ke waktu dan api merah tersebut terus menguat.
Api dan medan itu disebabkan oleh Sanae. Menggunakan sarung tangan yang mengubah energi spiritual menjadi elemen, energi spiritual luar biasa milik Sanae menciptakan stok api dan petir yang hampir tidak terbatas. Bola api itu cukup panas untuk menghanguskan baju besi kapal luar angkasa, sedangkan petirnya membuat elektromagnetik yang mampu mengalahkan pertahanan elektromagnetik baju besi yang sama dan menyebabkan error pada sistem utamanya.
“Sanae-sama, tolong kecilkan api dan petirnya sedikit. Kalau terus begini, Satomi-sama akan hangus duluan.”
“Ah, maaf.”
“Satomi-sama, saya akan tetap disini dan memberi bantuan dukungan.”
“Aku mengandalkanmu.”
“Karama, Korama, ikuti Koutarou. Aku akan memberikan perintah lanjutan jika diperlukan.”
“Dimengerti Ho-!”
“Baik, Nee-san!
Kedua gadis itu diam di tempat untuk menyokong Koutarou dan Sanae, dan di sisi Koutarou ada Karama dan Korama. Koutarou dan Sanae berada di garis depan, Kiriha akan membantu mereka dengan haniwanya dan Ruth akan menyokong Koutarou.
“...Ah, kelihatannya mereka serius...”
Ada satu orang lagi yang membantu Koutarou dari baying-bayang. Orang itu adalah Yurika, yang masih tergeletak di dalam Alunaya.
Ada banyak ruang kosong di dalam kostum naga raksasa tersebut. Yurika sudah memanggil tongkat sihirnya dan diam-diam membantu Koutarou. Contohnya, dia sudah memasang penangkal untuk mencegah orang lain datang, meningkatkan kekuatan pertahanan baju besi Koutarou, dan meningkatkan densitas udara diantara Koutarou dan Clan untuk menghalangi tembakan sinar Clan dan lain-lain.
“Baiklah, adegan terakhir sudah menunggu, jadi sebaiknya kita cepat-cepat mengalahkan penjahatnya dan mencapai akhir yang bahagia!!”
Koutarou meraung sambil melotot ke arah Clan yang melayang di udara. Tidak mungkin dia akan kalah. Koutarou yakin akan hal itu setelah dia mendapat beberapa kekuatan.
Pertarungan jarak dekat, pertarungan jarak jauh, informasi, dan sihir. Meskipun tim itu dibentuk dengan ala kadarnya, mereka punya keseimbangan yang sangat bagus antara penyerangan dan pertahanan.
Sembilan bulan telah berlalu sejak para penjajah muncul di kamar 106 Rumah Corona. Kekuatan yang membuatnya takut saat itu telah digunakan untuk melindunginya.

 

Bagian 3

Meskipun Ruth belum punya kesempatan untuk menunjukkan kelihaiannya dalam pertarungan jarak dekat, kemampuannya yang sebenarnya terlihat ketika dia mulai mendukung Koutarou dari belakang.
“Kiriha-sama, saya sudah selesai menganalisis pola elektromagnetis sebelum Clan-sama menembak!”
“Apa kamu bisa memberitahukan waktunya pada Karama dan Korama!?”
Menggunakan sensor yang diluncurkan dari Ksatria Biru, Ruth mengumpulkan segala jenis data dan menganalisisnya. Dia kemudian memilah data tersebut untuk mencari informasi yang akan berguna bagi Koutarou. Informasi yang dia miliki berkisar dari performa senjata dan pertahanan sampai ke ciri-ciri geografis area sekeliling. Dia bahkan punya informasi mengenai berbagai macam kebiasaan Koutarou dan Clan.
“Saya bisa menggunakan komunikasi laser yang terletak di area bahu baju besi Satomi-sama!”
“Kalau begitu, kita tidak perlu khawatir mengenai gangguan apapun!! Lakukan sekarang juga, Ruth!! Kalian dengar, kan, Karama, Korama!?”
“Baik! Mengatur salah satu pemicu dari medan energi spiritual untuk menerimanya Ho-!”
“Ruth-chan, kau sangat membantu Ho-!”
Infortmasi yang sudah dipilah itu lalu diproses oleh Kiriha dan dia mengambil keputusan yang sesuai. Pengaturan baju besi Koutarou telah diubah untuk beradaptasi dengan gaya bertarungnya, efek negatif dari medan elektromagnetik yang dipancarkan oleh Sanae yang menggunakan sarung tangan Kiriha telah diubah, pancarang penghalang Karama dan korama telah disinkronisasikan untuk bereaksi terhadap tembakan Clan. Instruksi Kiriha yang terus menerus cepat dan tepat mengubah situasi pertarungan ini menjadi semakin menguntungkan Koutarou.
Seperti yang diharapkan dari Kiriha-sama... tidak ada yang bisa menandingi pemikiran tajamnya...
Ruth diam-diam merasa lega, sambil memproses informasi yang berjumlah banyak. Dia tidak bisa mencegah perasaan itu saat melihat kecerdasan luar biasa Kiriha. Jika dipikir-pikir, hal yang aneh bahwa mereka tidak dikalahkan olehnya sesaat setelah mereka bertemu.
Di momen itu, di atas kedua gadis tersebut, Karama dan Korama menangkis tembakan hamburan sinar Clan dengan penghalang mereka.
Berkat hal itu, Koutarou tidak terluka sama sekali.
“Benda itu lagi!? Mereka terus bergerak kesana kemari!!”
Karena kesal, Clan mengubah pengaturan senapannya supaya tembakan sinarnya kembali terfokus dan dia menembakkan senapannya berkali-kali ke arah Koutarou dan yang lainnya.
“Koutarou, dia menembakkan banyak sinar lagi!”
“Tidak masalah, aku bisa melihat semuanya!!”
“Ho-, HoHo-!”
“Lamban Ho-!”
Namun, serangan mati-matian Clan tidak bisa melukai Koutarou yang berada dalam efek kekuatan spiritual Sanae, bahkan juga tidak melukai kedua haniwa tersebut.
Informasi Ruth benar-benar akurat... apakah sifat cermatnya telah muncul sendiri ke permukaan...?
Kiriha sedikit tersenyum sambil melihat ke arah haniwa. Senyumannya adalah senyuman yang terbuat dari campuran rasa senang dan kagum. Kedua haniwa tersebut dapat menghindari tembakan Clan berkat informasi akurat Ruth. Jika Ruth tidak menyelesaikan analisisnya, kedua haniwa itu mungkin akan hancur atau menghabiskan banyak energi untuk memblok serangan Clan. Jadi, ketika Kiriha merasa berterimakasih atas akurasi data Ruth, dia tersenyum melihat sifat cermat Ruth.
“Ayo, Sanae!”
“Yeah!”
Koutarou mendekati Clan sambil menghindari hujan sinar yang ditembakkannya. Kemampuan terbang baju besi ini membuat baju besi ini terasa ringan, berbeda dari penampilannya. Sambil memanipulasi gravitasi untuk terbang, dengan menyalakan booster darurat dan pendorong untuk mengendalikan postur tubuh, hal itu membuat Koutarou bisa terbang bebas, seperti Sanae. Clan juga terbang menggunakan manipulasi gravitasi, tapi Koutarou yang punya alat penggerak tambahan bisa bergerak lebih cepat.
“Koutarou!!”
“Tolong ya!”
Koutarou mengayunkan pedang di tangan kanannya, dan di saat yang sama Sanae memanipulasi tangan kirinya untuk menembakkan bola api dan kilatan petir.
“Tangan kiri itu sungguh menyebalkan! Tapi itu cuma mainan anak-anak bila dibandingkan dengan sarung tangan Ksatria Biru!”
Clan mengalihkan semua energi yang dia gunakan untuk terbang ke penghalangnya.
Saat dia terbang, penghalangnya menjadi lemah dan tidak bisa memblok bola api maupun petir dari Sanae. Ditambah lagi, bola api dan kilatan petir itu mengejarnya seperti sebuah peluru kendali. Sanae menggunakan kekuatan spiritualnya untuk mengubah lintasan bola api dan petir tersebut. Clan mungkin bisa menghindari keduanya dengan mobilitasnya, tapi itu bukanlah pilihan yang bijak.
Jadi Clan berhenti terbang untuk sesaat, lalu, sambil jatuh bebas, dia menaruh semua energi yang tidak dia gunakan ke penghalangnya. Dia harus memblok bola api dan petir tersebut sebelum dia melanjutkan serangannya.
Sekian banyak segienam putih dan tembus pandang muncul di sekitar Clan. Segienam tersebut adalah penghalang repulsi yang diciptakan oleh alat yang ditempelkan di bagian belakang pinggangnya. Ketika bola api dan petir menabrak penghalang tersebut, penghalang itu melenyapkan serangan tersebut dengan suara yang tidak mengenakkan.
“Selanjutnya-!!”
Tapi Clan tidak punya waktu untuk bersantai. Dia mengarahkan beam riflenya pada Koutarou yang sedang melayang ke arahnya. Ketika Clan memperkuat penghalangnya, Koutarou telah menutup jarak diantara mereka berdua.
“Makan iniiiii!!”
“Memangnya aku akan kalah semudah itu!!”
Koutarou mengayunkan pedangnya sekuat tenaga, dia mencoba menembus penghalang Clan. Untuk mencegahnya, Clan menarik pelatuk senapannya.
“Kau tidak akan berhasil Koutarou!”
“Tidak, aku akan baik-baik saja!!”
Sanae memperingatkan Koutarou mengenai bahayanya, tapi Koutarou mengayunkan pedangnya tanpa ragu.
Aku bisa melakukannya! Aku bisa menang! Tidak akan kubiarkan dia merusak drama kami!!
Koutarou benar-benar marah. Clan telah mencoba menghalangi drama mereka sebanyak dua kali demi alasan egoisnya sendiri, belum lagi dia mencoba membunuh Theia. Kemarahan membabi buta mendorong Koutarou maju. Dan merespons keinginan yang kuat ini, pedang berharga, pedang Saguratin mulai bercahaya putih bersih.
Apa yang terjadi selanjutnya membuat Clan tidak bisa berkata-kata.
“Uoooooooooooooo!!”
Ketika sinar yang ditembakkan senapan Clan bersentuhan dengan pedang Koutarou, pedang itu terus melaju dan membelah sinar tadi. Sinar yang terbelah itu bergetar dan memancar ke samping.
“Apa, itu kan!?”
Clan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat.
Mustahil, bagaimana bisa dia melakukan hal semacam itu!?
Sama seperti Saguratinnya Theia, Clan juga diberi pedang berharga saat dia lahir. Tapi pedang itu tidak punya kekuatan khusus. Pedang itu hanyalah hadiah peringatan untuk merayakan kelahirannya; baik pedang Clan maupun pedang Theia harusnya adalah pedang biasa.
Meskipun baju besi Koutarou mensuplai pedang itu dengan kekuatan, Clan tidak bisa membayangkan kalau energinya akan cukup untuk membelah sinar. Itu bukanlah hal yang bisa dihasilkan oleh generator baju tempur pribadi.
Karena Clan sangat berpengalaman dalam hal sains, dia paham kalau kekuatan Koutarou itu tidak normal, dan mau tidak mau, dia merasa terkejut dan takut.
“Oh tidak!”
Di momen itu, mata pedang yang bercahaya putih itu mendekati Clan. Penghalangnya sudah menghabiskan cukup banyak energi untuk memblok bola api dan petir tadi, jadi pedang Koutarou menebas penghalang Clan seperti sebuah kertas.
Koutarou lalu mengincar Clan dengan ayunan selanjutnya. Dengan penghalang yang lenyap sepenuhnya karena serangan sebelumnya, Clan tidak punya pertahanan sama sekali.
Aku akan kena serangan!?
Menyadari hal itu, Clan tanpa ragu melempar senapannya. Dia tidak mungkin bisa mengelak dari serangan Koutarou sambil membawa senapan yang besar dan berat itu. Dia menendang senapan itu dan menjaga jaraknya dari Koutarou.
Sesaat kemudian, pedang Koutarou membelah senapan tadi.  Senapan itu sedikit meledak dan jatuh berserakan ke bagian belakang gedung olahraga. Ketika penglihatan Koutarou terhalangi oleh ledakan tersebut, Clan semakin menjauh dari Koutarou.
“Hampir saja!”
“Tapi, dengan begini, dia tidak punya senjata!”
Ketika asap ledakannya menipis, Koutarou memegang pedangnya dengan kedua tangan dan mengarahkan ujung pedangnya pada Clan.
“Jika kau mau menyerah, sekaranglah saatnya.”
“Kau mau aku menyerah pada orang primitif dari planet terbelakang!? Jangan bercanda dong!!”
Meskipun tidak bersenjata, Clan dengan berani menolak untuk menyerah. Karena dia juga punya harga diri yang tinggi seperti Theia, Clan hanya tidak bisa terima kalau dia harus menyerah.
Kurasa seorang tuan putri memang begitu... Tapi apa yang akan Theia lakukan di situasinya?
Sambil menatap Clan, Koutarou memikirkan Theia. Dulu, Theia mungkin juga tidak akan terima kalau dia harus menyerah, sama seperti Clan sekarang. Tapi Koutarou merasa kalau Theia yang sekarang kalah meskipun sudah berusaha sekuat tenaga, dia akan menerima kekalahannya dan memuji pihak yang menang.
Kurasa kau bisa bilang kalau itu adalah ketenangan seorang tuan putri, bukan, ketenangan seorang penguasa...
Itulah perbedaan mendasar diantara Theia dan Clan. Dan dapat menyadari hal itu adalah bukti bahwa Koutarou telah menerima Theia.
Meskipun aku bilang begitu, saat dia bermain games denganku, dia mungkin tidak akan pernah mengakui kekalahannya...
Sisi dirinya yang seorang tuan putri, dan sisi kekanak-kanakan dari seorang gadis sebayanya; saat ini, Koutarou menerima kedua sisi Theia itu.
“Aku tidak bisa menerima lelucon seperti menyerah... tapi...”
Ketika Koutarou sedang memikirkan Theia, Clan sedang memeras otaknya mengenai situasi saat ini.
Tidak kusangkan Ksatria Biru palsu punya kekuatan sebanyak ini...
Clan tidak hanya menyerang begitu saja. Dia telah memulangkan kapal perang pribadinya, Bulan Berkabut, ke Forthorthe menggunakan pilot otomatis dan menyerang Koutarou saat dia terpisah dari Harumi dan Theia.
Tentu saja, Clan tidak meremehkan Koutarou. Dia sudah menganalisis data dari pertarungan mereka sebelumnya dan menyiapkan perlengkapannya supaya dia bisa menang melawan itu. Beam rifle, cara dia terbang dan penghalangnya sudah lebih dari cukup untuk menang melawan Koutarou dua bulan lalu.
Namun, setelah dipraktekkan, hasilnya kelihatan jelas. Serangan Clan tidak efektif sama sekali dan dia tidak bisa memblok serangan Koutarou. Semuanya telah benar-benar melampaui dugaannya.
Tanpa senjataku, aku pasti akan kalah. Karena mereka lebih cepat, aku juga sulit untuk kabur. Tapi aku masih punya itu!
Clan tersenyum lebar meskipun situasinya sedang sangat buruk.
Ada apa dengan Clan...?
Ketika Koutarou punya firasat buruk mengenai ekspresi Clan, Clan berteriak.
“Datanglah, Cradle! Bersiaplah untuk menembakkan peluru repulsi super ruang dan waktu!”
Itu adalah pilihan terakhir yang sudah disiapkan Clan.
Apa yang dipanggil Cradle oleh Clan adalah kapal luar angkasa kecil yang dia gunakan.
Dalam rangka membuat Theia dan Koutarou lengah, Clan telah mengirimkan kapal luar angkasa pribadinya, Bulan Berkabut, kembali ke Forthorthe. Cradle adalah salah satu dari kapal luar angkasa dalam Bulan Berkabut yang dia gunakan sebagai pusat operasinya.
Cradle berfungsi sebagai kapal penyelamat dan punya perlengkapan yang cukup untuk berfungsi sebagai pangkalan operasi darurat. Dia telah menyembunyikan kapal ini di gunung terdekat dan menggunakannya sebagai pangkalan sambil mengamati Theia dan Koutarou serta membuat senjatanya. Beam rifle dan alat penerbangannya adalah contoh dari senjata yang telah dia buat. Dia juga telah menciptakan peluru repulsi yang baru saja dia sebut.
“Ksatria Biru palsu, kekuatanmu tidak ada artinya saat berhadapan dengan peluru repulsi super ruang dan waktu Cradle!!”
Clan meletakkan tangannya di pinggang dan sesumbar dengan penuh kemenangan. Sebuah keinginan yang kuat bisa dilihat di matanya yang ada di balik kacamata dan wajahnya dipenuhi kepercayaan diri.
Di belakang Clan adalah kapal luar angkasa, Cradle. Kapal luar angkasa berbentuk telur ini muncul menggunakan cara yang sama seperti ketika Clan dan Theia memanggil senjata mereka. Meskipun ukurannya kecil, Cradle masih berukuran beberapa lusin meter. Figurnya yang megah bahkan melampaui figur Clan sendiri, dan kapal tersebut menunjukkan keberadaan yang luar biasa terhadap sekelilingnya. Jika bukan karena kemampuan siluman kapal tersebut yang mengesankan dan sihir Yurika, orang-orang di sekitar sini pasti sudah jatuh dalam kepanikan.
“Peluru repulsi super ruang dan waktu...?”
Koutarou menatap kemegahan Cradle dengan pandangan kosong. Karena dia tidak terlalu paham soal sains, dia kesulitan memahami apa efek senjata tersebut dari namanya saja.
“Fufufufu, kau tidak perlu mengerti.”
Clan tertawa ketika Koutarou memiringkan kepalanya karena bingung.
Di saat yang sama, badan Cradle terbuka dan memperlihatkan dua buah peluru kendali, yang berukuran sama seperti Clan. Cradle berbentuk seperti telur yang terbaring menyamping. Bagian paling tebal dari telur itu adalah haluan kapal dan bagian paling tipisnya adalah buritan. Jika dibandingkan dengan kapalnya yang berukuran besar, peluru kendali itu kelihatan kecil, dan di mata Koutarou, peluru kendali itu kelihatan tidak bisa diandalkan.
“Itu karena kau akan segera merasakan apa efek peluru kendali ini dengan tubuhmu!!”
Namun, Clan sangat yakin dengan bom buatannya yang baru, peluru repulsi yang dibawa peluru kendali tersebut. Secara teori, tidak ada yang tidak bisa dikalahkan peluru repulsi tersebut, memang bom sepert itulah peluru repulsi buatan Clan.
Peluru repulsi super ruang dan waktu adalah sesuatu yang telah Clan kembangkan sejak lama. Keistimewaan dari senjata ini adalah, seperti yang dikesankan oleh namanya, peluru ini dapat memanipulasi ruang dan waktu. Ketika hulu ledak ini diaktifkan, peluru ini akan membuat medan energi raksasa yang menghapus semua hal dalam ruang tersebut secara paksa dari alam semesta ini. Terlepas dari seberapa cepat musuh bergerak atau seberapa kuat penghalang yang mereka miliki, mereka tidak dapat meloloskan diri maupun memblok serangan yang akan melempar mereka keluar dari alam semesta.
Serangan ini mirip seperti lubang cacing, tapi ketika melakukan warp, tempat tujuannya masih ada di alam semesta yang sama, jadi pelakunya dapat kembali ke tempat asalnya. Dan dengan peluru kendali sebesar ini, ada batasan seberapa jauh mereka dapat melakukan warp, tapi setelah dilempar keluar dari alam semesta, mereka tidak dapat kembali. Orang perlu mengembangkan teknologi yang sama untuk kembali, yang cukup sulit dilakukan ketika terkurung di luar alam semesta.
Peluru ini hampir tidak mungkin dihindari. Jika terkena, tidak ada jalan untuk kembali. Dari situlah keyakinan Clan berasal.
Bom ini selesai beberapa hari yang lalu. Clan sudah menyiapkan prototipenya dua bulan lalu ketika dia menyerang Theia, tapi Yurika membuatnya pingsan sebelum dia dapat menggunakannya. Karena dia ingin kemenangan telak, Clan menunggu senjata ini siap sebelum menyerang Koutarou. Dia ingin mengalahkan Koutarou dengan cara apapun; peluru repulsi ini adalah bukti kegigihannya.
Tentu saja, Koutarou tidak tahu hal itu. Sehingga kalau terus begini, Koutarou pasti akan terkena peluru kendali tersebut, tapi di saat itulah Koutarou mendengar suara yang memberitahukan bahaya tersebut.
“Koutarou-sama, anda tidak boleh membiarkan Clan-sama menggunakan senjata itu...”
Suara itu tidak merambat melalui udara seperti bunyi, tapi suara tersebut masuk langsung ke dalam kepalanya. Itu adalah suara yang tidak mungkin bisa dia dengar jika Sanae tidak menajamkan indra miliknya.
“Siapa!? Apa katamu!?”
“Ada apa, Koutarou!?”
“Senjata itu akan membawa kehancuran yang luar biasa...”
Ketika Koutarou masih kebingungan dengan suara misterius tersebut, sebuah bayangan muncul di dalam kepalanya. Itu adalah pemandangan dari peluru repulsi super ruang dan waktu yang ditembakkan di suatu tempat.
Koutarou melihat orang-orang yang kelihatannya memiliki status tinggi dan mengenakan pakaian yang mirip dengan apa yang dikenakan para bangsawan dalam drama yang mereka mainkan, dan orang-orang yang memegang tongkat serta mengenakan jubah panjang. Di sekeliling mereka ada berbagai macam monster. Monster-monster tersebut sedang memegang sebuah botol yang diisi dengan sesuatu berwarna hitam, mereka membentangkan sayap mereka dan mencoba terbang ke langit.
Peluru repulsi itu meluncur ke arah mereka. Sesaat kemudian ada cahaya yang hebat, dan sebuah kubus raksasa bercahaya tercipta. Semua orang yang terkurung di dalamnya terhapus bersama dengan tanah. Satu-satunya yang tersisa hanyalah lubang raksasa dan gempa bumi yang bisa mengguncang planet.
Ketika bayangan mengerikan tersebut dikirim ke dalam kepalanya, Koutarou tiba-tiba melihat ke bawah kakinya. Dia melihat SMA Kitsushouharukaze dan gedung olahraga; kubus yang diciptakan oleh peluru repulsi super ruang dan waktu itu dapat memuat keduanya dengan mudah.
“Tidak akan kubiarkan!!”
“Koutarou!?”
Sesaat kemudian, Koutarou bergegas maju. Sanae mencoba sekuat tenaga untuk berpegangan pada Koutarou saat dia tiba-tiba beraksi.
Jika peluru repulsi itu ditembakkan, akan ada banyak kehancuran. Hal itu harus dihindari dengan cara apapun; hanya itu yang dipikirkan Koutarou.
Satu-satunya alasan yang dua punya adalah suara dan bayangan yang telah dia dengar dan lihat, tapi dia merasa kalau dia bisa percaya hal itu. Bayangan itu terlihat nyata dan dia bisa merasakan kebaikan yang polos dari suara tadi, dia tidak bisa membayangkan kalau suara itu berbohong.
“Ada apa mendadak begini, Koutarou!?”
“Aku perlu menghancurkan peluru-peluru kendali itu! Kita tidak bisa membiarkannya menggunakan peluru itu!”
Koutarou menjawab pertanyaan Sanae sambil mengatur boosternya ke kekuatan penuh. Koutarou terbang di udara seperti sebuah meteor. Angina yang intens berputar-putar di sekeliling mereka dan mengeluarkan suara keras, jadi Sanae perlu berteriak supaya Koutarou bisa mendengarnya.
“Apa? Maksudmu peluru itu bom jamur!?”
“Semacamnya!”
Apa yang Sanae maksud dengan bom jamur adalah senjata nuklir. Koutarou mengangguk untuk menjawab pertanyaan Sanae dan dia semakin meningkatkan kecepatannya.
“Karena itulah aku perlu menghancurkannya sebelum dia bisa menembakkannya!”
Sistem komputer baju besi itu memekik ketika Koutarou semakin meningkatkan kecepatannya melebihi batasan baju besi tersebut. Tapi saat ini, Koutarou tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan hal tersebut.
“Apa kau tidak akan kenapa-napa, Koutarou!?”
“...Karena itulah, selamat tinggal, Sanae.”
“Kyaaaaaaa!?”
Sanae tiba-tiba terhempas dari tubuh Koutarou. Dia bukan terlempar dai Koutarou, tapi dia tidak bisa berpegangan pada tubuh Koutarou karena dia merasa sesuatu seperti energi listrik mengalir ke dalam tubuhnya.
“T-Tunggu, Koutarou!!”
Sanae segera mencoba mengejar Koutarou, tapi sesuatu seperti dinding tak terlihat menghentikannya dan dia tidak bisa mengikuti Koutarou.
“Kenapa!?”
Itu adalah kali pertama dia merasakan Koutarou menolaknya sejak ia mulai menempel di punggungnya sehari-hari.

 

Bagian 4

Setelah menyelesaikan bagiannya dalam adegan upacara kenaikan tahta, Theia sampai di bagian belakang gedung olahraga di saat yang sama dengan Sanae yang terhempas dari Koutarou. Yang tersisa di panggung hanyalah Harumi dan beberapa figuran. Putri Perak sedang berpidato setelah dinobatkan menjadi kaisar wanita yang baru.
“Yang Mulia!!”
“Ruth, bagaimana situasinya!?”
Meskipun informasi yang detail sudah dikirim ke gelang Theia, ada penangguhan yang tidak bisa dihindari ketika informasi tersebut dikirim. Jadi Theia segera bertanya pada Ruth mengenai informasi terbaru.
“Beberapa saat yang lalu, Satomi-sama membuat Clan-sama terdesak, tapi beliau memanggil kapal luar angkasanya dan kelihatannya akan melancarkan serangan besar-besaran.”
“Suruh Ksatria Biru membom kapalnya!”
“Mustahil! Baru saja terjadi gangguan yang berarti pada komunikasi radio dan hyperspace[1], dan saya tidak bisa menghubungi Ksatria Biru!”
“Apa!?”
Penyebab gangguan tersebut adaalh peluru repulsi super ruang dan waktu. Untuk melempar targetnya keluar dari alam semesta, peluru ini perlu menyerap banyak energi. Ketika menyerap energi, peluru ini menciptakan distorsi yang besar di ruang sekelilingnya, dan akibatnya, komunikasi menjadi terhalang.
“Ini memalukan, tapi kita tidak bisa melakukan apa-apa selain menyerahkannya pada Koutarou.”
“Koutarou!”
Theia melangkah maju dan mendongak ke langit sambil menggertakkan giginya bersama Kiriha. Nun di langit sana ada seorang ksatria yang mengenakan baju besi biru dan sebuah kapal luar angkasa yang besar.
Koutarou...
Melihat Koutarou melaju jauh dari jangkauannya, Theia merasa cemas, dia seperti punya firasat kalau hal yang buruk akan terjadi. Sesaat kemudian, kata-kata Sanae membuktikan kalau perasaannya memang benar.
“Semuanya, lakukan sesuatu! Hentikan Koutarou!”
“Ada apa!?”
“Koutarou sedang melakukan misi bunuh diri!”
Ketika Theia mendengar perkataan Sanae, dia merasa kalau dunia telah berhenti berputar.

Sadar kalau Koutarou sedang mendekat, Clan memerintah Cradle untuk balas menyerang. Untuk menembakkan peluru repulsi, hulu ledaknya memerlukan waktu lebih untuk pengisian. Selama waktu tersebut, dia tidak bisa membiarkan Koutarou mendekat.
“Kau akhirnya muncul, Theiamillis-san! Tapi sudah terlambat. Dramamu tidak akan berakhir bahagia!”
“Clan, aku tidak akan membiarkanmu mengganggu drama ini!”
Sambil menghindar dari rentetan tembakan Cradle, Koutarou mendekati peluru repulsi yang ada di bagian bawah lambung kapal. Karena dia tidak punya waktu, Koutarou tidak mendekat tanpa luka. Tembakan sinar dan laser telah berulang kali menggoresnya, dan wajah serta tubuhnya diepnuhi luka-luka, sama seperti baju besinya.
Namun, Koutarou tidak mundur. Apa yang menyokong keberaniannya adalah janjinya saat Hari Natal. Pada hari itu, Koutarou telah bersumpah untuk membuat drama ini sukses pada banyak orang. Dia tidak bisa membiarkan Clan menghancurkan hal itu demi alasan egoisnya sendiri.
“Drama ini adalah mimpi kecil yang dilihat oleh seekor burung yang dikurung!”
Koutarou tahu bagaimana perasaan Theia mengenai drama ini. Drama ini adalah keinginannya yang melibatkan kekagumannya pada Ksatria Biru dan hasratnya untuk melindungi ibunya. Dan keinginan itu menjelma dalam drama ini; itu adalah keinginan kecil Theia yang tidak bisa hidup sesuai yang dia inginkan. Koutarou tidak bisa mengizinkan Clan menginjak-injak mimpi tersebut.
“Bisakah kau melindungi semuanya!? Kau bahkan tidak bisa melindungi temanmu dengan pedan itu saja!!”
“Akan kuperlihatkan kalau aku bisa melindungi mereka!!  Itu karena mereka semua harus berhasil dalam invasi mereka!!”
Itulah jawaban yang akhirnya didapat Koutarou selama pertarungan sengit ini.
Koutarou ingin invasi semua gadis itu berhasil. Dia ingin membiarkan Sanae menunggu orang tuanya di kamar itu. Dia ingin Theia menyelesaikan ujiannya, untuk memperoleh hak menjadi kaisar wanita dan melindungi ibunya. Dia ingin sukunya Kiriha, Orang-Orang Bumi, bermigrasi ke permukaan dengan selamat. Dia ingin Yurika hidup seperti teman sekelas normal.
Dia ingin mereka semua menang. Dia ingin mereka semua meraih masa depan yang mereka inginkan. Mengabulkan semua keinginan mereka itu mungkin sulit, tapi dia tidak bisa membiarkan semua keinginan mereka diinjak-injak sekarang.
“Ooooooooo!!”
Oleh karena itu, Koutaru tidak akan berhenti.
Meskipun dia bakar oleh tembakan sinar maupun ditembus laser.
“Hentikan Koutarou!! Patuhi perintahku!!”
Meskipun dia membuat tuan putri bercahaya emas itu menangis.
“Kau itu ksatriaku, kan!?”
“...Maaf, Theia.”
Koutarou membiarkan pedangnya bercahaya putih begitu saja. Dia tidak peduli dari mana cahaya putih itu berasal, atau kenapa cahaya putih itu ada disana. Selama cahaya itu bersinar, dia bisa melindungi semuanya.
Itu saja sudah cukup bagi Koutarou.
“Carilah... ksatria pengganti secepatnya.”

“Tunggu, Koutarou tunggu!!”
Dan akhirnya Theia menyadari perasaannya sendiri.
“Meskipun aku menemukan ksatria pengganti, tidak ada pengganti bagi dirimu!!”
Itulah jawaban Theia. Theia benar-benar menginginkan Koutarou.
Namun, tepat ketika dia memperoleh jawabannya, pedang Koutarou telah membelah peluru repulsi super ruang dan waktu.
Di momen tersebut, sebuah kubus raksasa bercahaya muncul di ata SMA Kitsushouharukaze.
Dari atas panggung, Harumi tahu apa yang sedang terjadi. Lambang berbentuk pedang di dahinya memberitahunya kalau keberadaan Koutarou telah menghilang.
Koutarou-sama...
Sambil memikirkan Koutarou, Harumi berlari di panggung sesuai naskahnya. Menyadari kalau Ksatria Biru tidak kelihatan, Sang Putri Perak berlari mencarinya.
Selamat jalan, Koutarou-sama...
Semuanya sampai saat ini telah berjalan sesuai dengan apa yang telah diberitahukan padanya, tapi dia tidak tahu apa yang akan terjadi mulai saat ini. Meskipun dia punya banyak kekuatan, dia bukanlah orang yang Maha Mengetahui.
Dan saya mohon, tetaplah selamat...
Oleh karena itu, Harumi, sama seperti Putri Perak yang dia perankan, berdoa.
Dia berdoa semoga dia akan bertemu dengan orang berharganya yang telah menghilang sekali lagi.


[1] Ruang dengan lebih dari tiga dimensi.