MIMPI BURUK KEDUA
(CLASSMATE SIDE 2 PART I)

Hari di mana Hajime bertemu Yue dan bersama-sama mereka kesusahan melawan kalajeking.
Grup Kouki, rombongan pahlawan datang sekali lagi ke dungoen Orcus. Rombongan tersebut hanya berisi grup kouki dan pasukan kecil pengembara. Pasukan yang terdiri dari 5 cowok dan cewek dipimpin oleh Nagayama Jugo,  anggota judo.
Alasannya sederhana. Walaupun mereka tidak membicarakannya, kematian Hajime menciptakan kegelapan di hati mereka. Mereka meresakan [petarungan mati-matiannya] dan ini membuat mereka tidak dapat bertarung langsung. Mereka trauma.
Tentu saja mereka tidak melibatkan gereja dengan ini. Jika mereka mendapatkan pengalaman bertarung lagi, kemungkinan mereka bisa kembali bertarung. Setiap hari mereka memaksa diri mereka untuk kembali menjadi mereka yang dulu. Namun, Aiko-sensei memprotes tentang apa yang mereka lakukan.
Aiko tidak ikut dalam ekpedisi. [Class] nya termasuk langka dan [farmer] yang spesial. Sewaktu pelatihan, gereja menginginkannya untuk turut serta dengan pengembangan pertanian. Jika itu Aiko-sensei, dia pasti bisa mengatasi masalah pangan.
Dia tertidur di kasurnya setelah mendapatkan berita kematian Hajime. Sementara dia tinggal di kota yang aman muridnya malah mati. Mereka tidak bisa kembali ke jepang bersamaan. Untuk Aiko-sensei yang memiliki rasa tanggung jawab tinggi, hal itu membuatnya shok.
Oleh karena itu dia tidak mengijinkan murid-muridnya turun ke pertarungan lagi. Bersama dengan anak-anak kelasnya, dia mampu merubah masalah pangan dunia ini. Aiko-sensei tersebut memprotes pelatihan murid-muridnya dengan tekad kokoh. Tidak ingin hubungan mereka memburuk, Gereja mengiyakan protesnya.
Hasilnya, ada pengembara yang melatih mereka. Satu-satunya yang melanjutkan latihannya adalah kelompok Jugo. Sebab mereka ingin melawan dungoen “Orcus” sekali lagi. Kali ini Meld dan beberapa anggota ksatria datang.
Ini adalah hari ke 6 dari perjalanan mereka ke dungoen. Mereka saat ini berada di lantai 60. 5 lantai lagi sebelum rekor tertinggi. Namun, kelompok Kouki [stuck]. Tidak, daripada dibilang tidak bisa melangkah maju, mereka terus-terusan mendapat mimpi buruk tentang hari itu.
 “Kaori…”
Walaupun itu adalah tebing yang berbeda dari hari [itu], tebing itu masih memiliki rasa yang mirip dengan [itu]. Mereka harus melewati jembatan gantung yang berada di tebing untuk melenjutkan ke lantai berikutnya. Tidak ada masalah yang terjadi, namun mereka masih ingat. Di tempat tertentu, Kaori tidak bergerak sambil menatapi kegelapan dari jurang.
“Kaori”
Panggilan khawatir itu datang dari Shizuku. Kaori menggelengkan kepalanya perlahan seraya menatap lekat pemandangan, dia memberikan senyum pada Shizuku.
 “Aku baik-baik saja Shizuku-chan”
“Aku mengerti…jangan berlebihan melakukannya. Tidak perlu sungkan denganku”
“Ehehe, makasih Shizuku-chan”
Shizuku memberikan senyuman kepada teman terbaiknya. Mata Kaori bersinar kuat. Tidak ada keputus asaan ataupun lari dari kenyataan di matanya. Shizuku yang bijak peka terhadap seluk-beluk perasaan manusia, dia tahu Kaori mengatakan yang sebenarnya.
(Tentunya, Kaori kuat)
Kematian Hajime sudah hampir pasti. Itu terasa hangat jika melihatnya selamat. Namun, itu bukanlah penyangkalan ataupun lari dari kenyataan. Kaori menyakinkan dirinya untuk maju ke depan, dan Shizuku merasa bangga terhadap teman baiknya itu.
Namun, seseorang dengan kualitas pahlawan tidak bisa membaca keadaan. Kouki berpikir Kaori meratapi kematian Hajime ketika memandang ke bawah jurang. Dia menyimpulkan bahwa Kaori yang lembut tersiksa dari kematian teman sekelasnya.  Asumsinya memperngaruhi pemikirannya dan dia yakin Kaori yang tersenyum memaksakan dirinya.
Kaori berpikir bahwa Hajime spesial baginya. Kouki sedikitpun tidak percaya terhadap adanya kemungkinan selamat. Dia mencoba menghibur Kaori
“Kaori…aku menyukai kebaikanmu. Namun kau tidak boleh selalu teperangkap dengan kematian temanmu. Kau harus tetap maju. Tentu saja, itu yang diinginkan Nagumo”
“Tunggu, Kouki…”
“Diam Shizuku! Bahkan jika aku kejam, jangan coba hentikan aku cuma karena kau teman kecilku…Kaori, tenang saja. Aku di sisimu. Aku tidak akan mati. Aku tidak akan membiarkan siapapun mati lagi. Aku berjanji aku tidak akan membuat Kaori sedih lagi”
 “Haa… seperti biasa, sangat sembrono… Kaori…”
“Haha, tidak apa Shizuku-chan… Aku mengerti apa yang Kouki-kun ingin katakan. Tidak apa”
“Aku tahu, kau mengert!”
Kaori tidak bisa untuk tidak tersenyum getir pada kesalahpahaman Kouki. Bahkan jika dia mengatakan apa yang sebenarnya dia rasakan, itu tidak akan sampai padanya. Hajime sudah mati di kepala Kouki. Dia tidak akan mengerti bahwa alasan dia berlatih giat dan ikut ekpedisi  ke dungoen karena dia percaya bahwa Hajime masih bertahan hidup.
Sifat dasar Kouki adalah tidak meragukan apa yang dia percayai. Anak itu hanya mengambil perasaan Kaori sebagai pengakalan terhadap kenyataan. Mereka sudah sudah tahu satu sama lain dalam waktu lama, jadi Kaori sudah biasa dengan bagaimana isi kepala Kouki berjalan. Itulah alasan kenapa mereka berdua diam saja.
Dia berpikir kata itu  adalah satu-satunya cara untuk membujuk Kaori, dia tidak punya maksud lain dengan kalimat itu. Kaori dan Shizuku sudah terbiasa dengan perilakuknya, namun gadis lain akan jatuh cinta padanya dengan topeng manisnya dan auranya.
Biasanya, Ikemen dengan sifat dan kemampuan sebaik itu akan memebuat teman masa kecilnya kagum padanya. Shizuku sudah berada di dojo dewasa sejak dia kecil, karena ayahnya keras dan pengetahuannya, dia tahu bahwa rasa keadilan Kouki bisa menjadi kelemahan. Jadi, perasaan lebih dari teman masa kecil tidak tumbuh darinya. Orang lainnya juga sama.
Shizuku sering memberitahu Kaori bahwa Kouki tumpul ketika berurusan dengan cinta, jadi perilaku Kouki tidak berpengaruh baginya. Dia adalah orang baik dan teman masa kecil yang penting, namun tidak ada perasaan romantis.
“Kaori-chan, aku akan mendukungmu. Jika kau butuh sesuatu beritahu aku”
“Ya benar, Suzu selalu menjadi sekutu Kaori”
Selain mendengar percakapan Kouki. Taniguchi Suzu dan Nakamura Eri bergabung dengan obrolan. Setelah masuk sma, mereka berdua menjadi teman dekat Kaori. Mereka bergabung dengan kelompok yang dipimpin oleh Kouki.
Nakamura Eri adalah wanita cantik berambut hitam yang diubah menjadi  natural bob dan mengenakan kacamata. Dia punya karakter lembut dan dia adalah orang yang berada di belakang dan menonton semuanya dengan tenang. Eri menyukai buku. Dia memberikan aura seperti dia berada di komite khusus buku, dan sebenarnya dia berada di dalamnya.
Taniguchi Suzu adalah gadis kecil setinggi 142 cm. Dia merupakan sebuntel energi yang membuat orang-orang bertanya dari mana datangnya energi dari tubuh mungilnya. Suzu selalu gembira dan meloncat ke sana-sini. dengan sosoknya yang hangat dia adalah maskot kelas.
Mereka mengerti apa yang Kaori rasakan saat Hajime menghilang, jadi mereka mendukung keputusannya.
“Yah, Eri-chan, Suzu-chan, terima kasih”
Kaori tersenyum kepeda kedua teman dekat yang dia buat di sma nya.
“Oh~…Kaori sangat berani~ Nagumo-kun! Untuk membuat Kaori sesedih ini! Kalau kau tidak hidup, Suzu akan membunuhmu”
 “S-Suzu? Kupikir kau tidak bisa membunuhnya jika dia tidak hidup”
“Jangan pedulikan hal-hal kecil itu. Jika dia mati, kita bisa gunakan necromancy Eririn untuk Kaori”
“S-Suzu, kamu tidak punya kehalusan. Kaori-chan percaya Nagumo-kun masih hidup. Juga, necromancy milikku…”
Suzu menggila dan Eri memperingatkan. Itulah keseharian mereka. Kaori dan Shizuku menunjukan ekpresi gembira pada pertunjukan keduanya. Walaupun Kouki tidak sejauh itu dia tidak mendengarkan pembicaraannya. Secara alami, Kouki mempunyai skill kehilangan pendengarannya saat ada pembicaraan atau kalimat penting
 “Eri-chan, aku tidak memperdulikan itu”
“Suzu cukup. Eri kerepotan”
Suzu mengembungkan pipinya ketika Kaori dan Suzu tertawa sambil mengatakan itu. Eri lega sewaktu Kaori tidak menggapi dengan serius perkataan Suzu. Wajahnya pucat pada penyebutan “Necromancy”
“Eri-chan, apa Necromancy tidak bagus? Padahal class yang bagus…”
“…Yeah, maaf. Jika aku bisa menggunakanya dengan baik, itu sangat membantu…”
“Eri, setiap orang punya kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Kamu punya bakat sihir yang bagus, jadi jangan khawatirkan itu”
 “Begitulah Eri-chan. Bahkan jika itu classmu, ada preferensi dan bidang dari bakat. Ketelitian dan akurasi sihirmu sangat membantu kami”
“Yah, Aku bisa jika aku berjuang keras. Aku ingin menolong semuanya lagi”
Eri mengenggam tangan kecil menjadi tinju untuk menunjukkan tekadnya. Suzu meloncat-loncat berkata:”Itu baru semangat, Eririn!” pada situasi sekarang. Shizuku dan Kaori tersenyum terhadap kegigihan teman mereka.
Class Eri adalah [Necromancer]. Sihir kegelapan biasa dihubungkan dengan jiwa dan pikiran. Jenis sihir ini bisa mengeluarkan efek buruk (debuff) di petempuran. Necromancy adalah sihir paling sulit di sihir kegelapan; itu bereaksi terhadap sisa pikiran dari orang yang sudah mati. Ada beberapa priest yang melakukannya. Priest tersebut mengeluarkan sisa pikiran dari orang mati dan menyampaikannya pada keluarga yang ditinggalkannya.
Namun, itu bukan inti dari sihir ini. Kekuatan sebenarnya dari sihir ini adalah kemampuan untuk memberikan sisa pikiran dari mayat untuk berkerja dan mengendalikan mereka seperti boneka. Walaupun level dari skill mayat yang dihidupkan kembali akan terlihat memburuk dari sewaktu mereka hidup. Dan juga, ada cara untuk mengendalikan atau merasuki manusia hidup.
Boneka-boneka itu hanya dapat merespon sampai beberapa tahap. Mereka mati dan pucat, seperti hantu. Sebagai tambahan, dia merasa bersalah untuk menggunakan orang mati seperti ini. Eri memilih untuk tidak masuk ke jalan ini.
Dengan sosok keempat gadis itu, ada seseorang yang menatap Kaori dari kejauhan dengan mata gelap. Dia adalah Hiyama Daisuke. Ketika mereka kembali dari kerajaan dan para siswa tenang kembali, ada beberapa tuduhan parah yang diarahkan ke Hiyama untuk apa yang telah diperbuatnya [mengatur jebakan].
Hiyama sudah menduga ini dan meminta maaf dengan Dogeza. Dia tahu bahwa berdebat atau melakukan hal yang lain tidak bisa membantunya. Waktu dan tempat untuk meminta maaf adalah hal yang penting.
Waktu yang tepat datang ketika dia meminta maaf ke Kouki di depan semuanya. Dia tahu bahwa jika dia meminta maaf kepada Kouki, anak itu akan menerimanya dan berusaha untuk menengahinya dengan anak kelas. Rencananya berhasil dan kritikan yang mengarah Hiyama diurus oleh Kouki. Kaori sebenarnya baik, jadi dia tidak menyalahkan Hiyama yang meminta maaf sambil berlinangan air mata. Namun, Shizuku sudah menyadari motif Hiyama. Dia merasa jijik dengan cara bagaimana dia menggunakan teman kecilnya.
Apalagi, dia mengikuti perintah dari orang itu. Itu perintah yang sangat buruk dan mengerikan. Hiyama berusaha menghindarinya, namun dia sudah melawati batas. Dia tidak bisa berhenti sekarang. Namun, Hiyama merasa senang dan takjub dengan orang yang merancang rencana jahat ini. Orang itu sangat alami dalam bercampur dengan anak kelas.
(orang itu gila… namun Kaori akan menjadi milikku…)
Kaori bisa didapatkan jika dia mendengar orang itu. Hiyama tersenyum secara insting terhadap pikiran jahat itu.
“Oi, Daisuke? Ada apa?”
Kondo, Nakamura, dan Saito melihat curiga terhadap keadaan Hiyama. Mereka bertiga masih tetap bersama dengan Hiyama. Burung dengan bulu yang sama berkumpul untuk mereka bereempat. Hiyama canggung untuk sesaat, namun sebentar saja dia mendapatkan kembali sikap ramahnya. Tapi apakah pertemanan itu benar-benar tulus merupakan hal yang sulit.
 “Bu-bukan, bukan apa-apa. Aku Cuma bahagia bahwa kita melewati lantai 60”
“Oh, tentunya. Hanya 5 lagi dan kita akan memecahkan rekor~”
“Sepertinya kita bertambah kuat. Kelompok yang tinggal di belakang tidak punya keberanian”
“Ya, tidak perlu mengatakan itu. Karena kita spesial”
Mereka bertiga tidak kelihatan akan menanyakan tipuan Hiyama. Orang-orang yang terus bertarung sambil berpikir bahwa mereka istimewa dan menjadi angkuh adalah penjahat dari penjahat. Mereka punya sikap besar dibandingkan dengan mereka yang tinggal di istana kerajaan. Keluhan dikeluarkan dengan sikap angkuh. Namun, mereka punya kemampuan untuk menembus lantai 60, jadi mereka tidak bisa menghentikan sikap mereka.
Tidak seperti sikap mereka yang riuh, sisi Kouki tenang. Dekorasi sepertinya menjadi prinsip pembimbing.
Tanpa banyak kesulitan, kelompok itu berada di lantai tertinggi yang pernah dicapai, 65.
 “Kuatkan diri kalian! Peta daerah ini masih belum lengkap. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi”
Suara Meld terdengar. Kelompok Kouki  mengeraskan ekpresi mereka dan melangkah ke wilayah yang belum diketahui.
Aula besar muncul setelah mereka maju sebentar. Seluruh anggota merasa prasangka buruk. Perasaan itu dibenarkan oleh sihir yang muncul di tengah ruangan sewaktu mereka memasukinya. Lingkaran sihir sebesar 10 meter berdenyut dengan energi hitam kemerahan. Ada pemandangan yang familiar untuk mereka.
“Ti-tidak mungkin…itu adalah dia?”
Kouki berteriak sambil keringat dingin jatuh dari dahinya. Anggota lainnya juga punya ekpresi wajah tegang.
“seriusan, dia belum mati?”
Ryutaro berteriak terkejut. Meld merespon ke mereka dengan tenang  dan wajah tegang.
 “Asal monster dari dungoen ini tidak diketahui. Bahkan jika kamu mengalahkanya sekali, kamu akan menemuinya beberapa kali. Hati-hati! Jangan lupa untuk menjaga rute melarikan diri!”
Supaya mereka bisa kabur  jika keadaan gawat, Meld memprioritaskan untuk memberi perintah untuk memastikan jalan kabur. Anak buahnya langsung patuh. Namun, kouki ingin mengungkapkan pikirannya.
“Meld.  Kami tidak sama dengan yang dulu. Aku sudah menjadi lebih kuat dan tidak akan dikalahkan lagi! Kami pastinya bisa menang!”
Ryutaro berteriak dengan senyum tanpa kenal takut. Meld hanya menjatuhkan bahunya seperti dia tidak membantu. Dengan kemampuan mereka sekarang mereka bisa baik-baik saja. Dia juga punya senyum yang sama.
Lingkaran sihir itu akhirnya menyala dan meledak. Mimpi buruk mereka muncul di depan mereka.
“Guugaaa!!”
Makhluk buas itu meraung dan menginjak-injak tanah. Tatapan penuh keinginan untuk membunuh ditujukan kepada kelompok Kouki oleh Behemoth. Di rombongan itu ada seorang gadis yang menatap balik ke arah monster; cuek terhadap ketegangan yang lainnya.
Gadis itu adalah Kaori. Tanpa didengar siapapun, Kaori dengan semangatnya menyatakan pada dirinya sendiri.
“Aku tidak akan membiarkanmu mengambil siapapun lagi. Aku akan melebihimu dan turun ke arah dia”
Saat ini, pertarungan untuk menaklukkan masa lalu mereka dimulai.
* * *
Translator’s Note:
Author’s note talks a little more about the dungeon. I’ll translate it later if there is any interest, but for now I’ll give a summary. He talks about how the comparison of strength in the dungeon. The behemoth is the strongest on the 65th floor but that’s just the upper level of the dungeon. Orcus went further than 100 levels that the people were aware of. Hajime had fallen in the abyss that was lower than those 100 levels. The monsters in the lower level (abyss) are much stronger than the upper levels (100 and up?).
He also showed as Kouki’s stats
Ada catatan pengarang, namun aku hanya akan memberi kesimpulannya.
Dia mengatakan perbedaan kekuatan di dungoen, Behemoth yang paling kuat di lantai 65 tingkat atas. Namun, Hajime jatuh dan berada di tingkat bawah.
Monster di tingkat bawah lebih kuat dari monster tingkat atas.
Pengarang juga menunjukkan status Kouki
* * *


Nama
Amanokawa Kouki
Umur
17
Gender
Cowok
Level
46
Class
Hero
Strength
560
Vitality
560
Resistance
560
Agility
560
Magic
560
Magic Resistance
560
Skills
Aptitude All Attribute
Resist All Elements
Resist Physical
Complex Magic
Swordplay
Herculean Strength
Quick Movement
Foresight
High-speed Magic Recovery
Sign Perception
Magic Perception
Limit Break
Language Comprehension