DIPANGGIL KE DUNIA LAIN

Lingkaran sihir pemanggilan.
* * *

Hajime berdiri di sana dengan tangan yang melindungi wajah dan mata yang tertutup. Tetapi ketika mendengar suara gemerisik, dia perlahan-lahan membuka matanya.
Hajime melihat ke sekitarnya dengan perasaan yang takjub. Hal pertama yang dia lihat adalah sebuah lukisan dinding yang besar. Lukisan tersebut tingginya sekitar 10 meter, ada seseorang dengan kesan androgini, yang memiliki lingkaran cahaya di belakangnya dengan rambut pirang panjang serta sedikit senyuman pada lukisan tersebut. Dilatar belakangi dataran berumput hijau, sebuah danau, dan penggunungan yang digambarkan pada lukisan itu serta kedua tangan yang di terentang. Ini adalah lukisan yang indah. Ini adalah mural yang hebat. Akan tetapi, Hajime merasa tatapan mata itu terkesan sedikit dingin.
Ketika dia melihat sekelilingnya, dia menyadari bahwa mereka berada di sebuah aula yang besar. Dia penasaran apakah seluruh aula ini terbuat dari marmer. Seluruh bangunan dibuat putih, mulus, dan berkilau, ruangan itu memiliki pilar-pilar yang dipahat dengan indah untuk menahannya, dan langit-langitnya dibuat dengan cara yang sama. Seluruh tempat itu terlihat seperti katedral dan aula tersebut memiliki nuansa yang sangat tenang.
Sepertinya Hajime dan yang lainnya berada diruangan tepatnya di bagian terdalam bangunan tersebut. Di posisi yang lebih tinggi daripada area sekelilingnya, dimana mereka berdiri pada saat ini. Teman-teman sekelasnya juga melihat ke sekitar dengan terkejut pada apa yang mereka lihat. Kelihatannya, semua murid yang ada di ruang kelas pada saat itu, terseret ke dalam situasi ini.
Hajime melirik ke belakangnya. terdapat Kaori yang sedang memperhatikan area sekitar dengan tertegun dibandingkan yang lainnya. Gadis itu kelihatannya tidak terluka, Hajime merasa lega setelah memastikan itu.
Mungkin, orang-orang yang mengitari landasan itu akan menjelaskan situasi ini. Yeah, Hajime dan teman-teman sekelasnya bukanlah satu-satunya yang berada di ruangan ini. Ada sekitar setidaknya 30 orang yang sedang berlutut berdoa dengan kedua tangan mereka berada di depan dada. Mereka semua mengenakan jubah putih bersulam emas, dan masing-masing dari mereka memiliki sebatang tongkat tepat di sampingnya. Ujung tongkat terbentang seperti sebuah kipas, dan beberapa cakram bergantung melingkarinya.
Beberapa dari pendeta itu terlihat berusia sekitar 70 tahun. Yang membuat orang itu menonjol adalah hiasan di kepalanya yang memiliki tinggi hampir 30 cm, dan dia melangkah maju ke arah mereka. Walaupun usianya tua, dia juga mengenakan jubah yang terlalu mencolok. Pakaian itu mungkin cocok dan membuatnya seperti seseorang yang berusia 50 tahunan jika bukan karena keriput-keriput yang terukir di wajahnya.
Pendeta tua itu berbicara pada mereka dengan suara yang jelas dan tenang, yang sesuai dengan penampilannya, serta sebuah tongkat yang melekat di tangannya.
“Selamat datang di Tortus, Pahlawan kami dan rekan sebangsanya. Kami menyambut kalian disini. Saya adalah Ishtar Lombard dan saya adalah Paus dari Gereja Kudus ini. Mohon kerjasamanya.(seperti pada pengenalan di beberapa kasus di anime)
Setelah memperkenalkan dirinya, dia memberikan senyuman manis di bibirnya yang terkesan seperti orang tua yang baik.

* * *

Saat ini, Hajime dan yang lainnya berpindah tempat, mereka telah melewati aula besar dan melihat beberapa meja berjajar 10 meter di depan mereka. Tanpa pengecualian, ruang ini dibuat dengan detail yang mengagumkan. Dari sudut pandang orang awam, terlihat bahwa semua hal yang menghiasi ruangan ini dibuat dengan teknik yang ahli. Mungkin ini adalah tempat di mana mereka menggunakannya sebagai tempat untuk menjamu tamu. Keempat anggota grup Kouki dan Aiko-sensei duduk di meja terdepan. Sedangkan Hajime berada di tempat terjauh.
Tidak ada siapapun yang bersuara ketika mereka dipandu ke tempat ini hingga mereka duduk, pikiran mereka masih berusaha mencerna apa yang telah terjadi pada mereka. Itu semua tergantung pada bagaimana Ishtar menjelaskan situasi ini, bahkan Kouki dengan EX Charisma-nya terdiam bertanya-tanya. Aiko-sensei mengumpulkan murid-murid sebagaimana harusnya seorang guru, dengan matanya yang berkaca-kaca.
Saat semuanya duduk, dengan waktu yang menakjubkan, para pelayan (maid) mendorong troli-troli. Ya, ini pelayan yang asli! Bukan seperti para maid Obaa-san yang gemuk yang mewabahi bumi. Mereka benar-benar wanita nyata dan cantik, pelayan wanita berparas cantik yang mewujudkan impian seorang pria.
Kebanyakan murid laki-laki menatap para pelayan karena pikiran remaja mereka, walaupun para gadis menatapan dingin kepada mereka.
Hajime secara naluriah menatap pelayan yang datang ke sisinya untuk menghidangkannya minuman… tapi entah kenapa dia merasakan aliran dingin menuruni tulang punggungnya dan ia memindahkan tatapannya. Ketika dia menghadap ke arah asal hawa dingin tersebut, Hajime melihat Kaori tersenyum padanya. Hajime memutuskan untuk berhenti melihat.
Ishtar memulai penjelasannya setelah dia memastikan semuanya telah mendapat minuman.
“Saya yakin kalian semua kebingungan. Pertama-tama saya akan menjelaskannya, jadi tolong dengarkan hingga akhir sebelum menanyakan sebuah pertanyaan.”
Setelah itu, Ishtar secara sepihak menjelaskan situasinya dan itu terdengar seperti sebuah fantasi.
Kesimpulannya adalah:
Pertama-tama, dunia ini disebut Tortus. Dalam dunia ini, ada tiga ras besar yaitu, Manusia, Iblis, dan manusia setengah iblis (Demi-human). Manusia memerintah seluruh area di bagian utara. Iblis menguasai seluruh area selatan. Demi-human hidup dengan tenang di belantara, di daerah bagian timur.
Dari jumlah tersebut, Manusia dan Iblis telah berperang selama beberapa ratus tahun. Saat dibandingkan, Iblis jauh lebih kuat dari Manusia, tapi Manusia memiliki beberapa keuntungan. Kedua kubu belum pernah berada dalam perang skala besar selama beberapa dekade ini, tetapi mereka mempersiapkan diri mereka. Akhir-akhir ini ada peristiwa tidak normal yang telah terjadi, yaitu penyebaran monster oleh Iblis.
Monster dikatakan sebagai varian lain dari hewan liar yang menyerap sihir dan berubah. Mereka tidak dianggap sebagai makhluk hidup yang nyata. Mereka memiliki kekuatan untuk meniru sihir aneh yang digunakan ras lain, dan ini membuat mereka menjadi hewan yang kuat dan berbahaya.
Sampai saat ini hanya ada sedikit orang yang dapat menjinakkan mereka. Sekalipun mereka bisa dijinakkan, penjinak hanya dapat mengendalikan paling banyak 1 atau 2 monster. Pandangan umum ini benar-benar bertentangan dengan Iblis. Ini berarti Manusia tidak lagi memilliki keunggulannya. Sekarang, ras Manusia menghadapi sebuah krisis.
“Yang telah memanggil kalian ke sini adalah Eht-sama. Dia adalah dewa yang melindungi kami dan yang kami sembah di Gereja Kudus ini. Dialah yang menciptakan dunia ini. Kemungkinan besar Eht-sama menyadari jika tetap seperti ini, Manusia akan menghadapi kehancuran. Karena alasan ini, kalian dipanggil untuk mencegah masa depan tersebut. Dunia tempat kalian berasal berada di tingkatan yang jauh lebih tinggi dari kami, orang-orang dari dunia kalian akan memiliki kekuatan yang luar biasa saat berada di dunia ini. Sebelum dipanggil, kami berdoa pada Eht-sama. Kalian adalah ‘penyelamat’ yang ia kirimkanDengan kekuatan kalian, kita akan mengalahkan Iblis dan menyelamatkan Manusia atas kehendak Eht-sama.”
Ishtar mengatakan ini dengan ekspresi yang sangat bersemangat. Sepertinya dia teringat kembali akan ramalan tentang dirinya. Lebih dari 90% Manusia mengikuti ajaran dari Gereja, mereka yang telah mendengar ramalan biasanya mendapatkan posisi dalam kekuasaan.
Hajime mencurigai sosok yang disebut “Kehendak Dewa”. Dia merasa Ishtar memanipulasi apa yang sebenarnya terjadi pada dunia ini. Orang-orang yang memprotesnya tiba-tiba muncul, dan dia adalah Aiko-sensei.
“Tolong jangan bergurau! Pada akhirnya, anak-anak ini akan bertempur dalam perang! Saya tidak akan membiarkan hal semacam itu! Saya sama sekali tidak mengijinkan hal tersebut! Biarkan kami kembali! Tentunya, keluarga mereka mengkhawatirkan keadaan mereka! Apa yang sudah Anda lakukan adalah penculikan!”
Aiko-sensei marah. Dia adalah guru bidang studi pelajaran sosial yang berusia 25 tahun. Dia memiliki wajah baby face dengan tinggi badan 150 cm. Rambutnya ditata dengan potongan bob. Demi murid-muridnya, dia mencoba yang terbaik dan itu sangat menghangatkan hati. Sering ada kejadian di mana murid-murid dilindungi olehnya sekalipun tubuhnya tidak seperti orang dewasa.
Murid-murid sering memanggilnya Ai-chan, meskipun dia jadi marah karena mereka memanggilnya begitu. Dia berusaha untuk menjadi seorang guru yang berwibawa.
Dia marah karena pemanggilan tak masuk akal ini dan menentangnya. Ah, Ai-chan mencoba yang terbaik lagi. Ada murid-murid yang memperhatikan teguran Aiko-sensei pada Ishtar dengan perasaan tersentuh. Kata-kata berikutnya dari Ishtar membekukan mereka.
“Saya bersimpati dengan perasaan anda. Sayangnya, kami tidak tahu cara untuk memulangkan kalian.”
Kesunyian memenuhi ruangan. Ada udara dingin yang muncul di seluruh ruangan tersebut. Semuanya menatap Ishtar, tidak tahu apa yang harus dikatakan.
“Itu mustahil, apa yang Anda maksud dengan tidak mungkin? Jika Anda bisa memanggil kami, Anda bisa memulangkan kami!”
Aiko-sensei berteriak.
“Seperti yang saya katakan sebelumnya, Eht-sama-lah yang memanggil kalian. Sihir yang mempengaruhi dunia lain adalah sihir yang kami para manusia tidak bisa gunakan. Apakah kalian bisa kembali atau tidak, hal itu tergantung pada keputusan Eht-sama.”
“Hal seperti itu…”
Aiko-sensei kehilangan kekuatannya pada saat ini dan terjatuh ke kursinya seperti sebongkah batu. Murid-murid mulai ribut meributkan hal itu.
“Bohong! Kenapa kami tidak bisa pulang?”
Kyaa. Aku mau pulang!”
“Jangan kalian anggap perang itu sebagai candaan! Jangan main-main denganku!”
“Kenapa, kenapa, kenapa…”
Para murid mulai menjadi panik pada situasi ini. Bahkan Hajime tidak bisa menerima ini. Akan tetapi, sebagai seorang Otaku, dia telah membaca banyak situasi seperti ini sebelumnya. Karena itu, dia telah menduga pola kejadian ini. Karena ini bukanlah pola yang terburuk, dia jauh lebih tenang dari murid yang lainnya. Kebetulan salah satu pola yang terburuk adalah dipanggil untuk menjadi seorang budak.
Sementara yang lainnya lengah, Ishtar dengan tenang hanya mengawasi reaksi para murid dan memilih untuk membiarkannya mengalir secara alamiah. Akan tetapi, Hajime bisa melihat di balik ekspresi tenang tersebut terdapat rasa penghinaan terhadap mereka. Si pendeta mungkin berpikir bahwa mereka seharusnya merasa terhormat telah dipilih oleh Eht-sama.
Tetap saja, kepanikan tidak mereda. Kouki pada saat ini berdiri dan menggebrak meja dengan keras. Suara tersebut mengejutkan pada murid dan menarik perhatian mereka. Ketika dia memastikan telah mendapat perhatian semua orang, Kouki mulai berbicara.
“Semuanya, tidak ada alasan untuk membuat keributan semacam ini di depan Ishtar-san. Dia tidak ada kaitannya dengan ini. …Aku, aku akan bertempur. Manusia di dunia ini menghadapi krisis, ini adalah kenyataan. Mengetahui hal itu, aku tidak bisa mengabaikan permohonan bantuan mereka. Kalau aku dipanggil untuk menyelamatkan manusia, kita mungkin bisa kembali setelah menyelamatkan mereka. Ishtar-san, bagaimana dengan itu?”
“Benar, Eht-sama akan menjawab keinginan para Penyelamat.”
“Kita semua memiliki kekuatan khusus ‘kan? Sejak aku datang kemari, aku telah merasakan perasaan dari kekuatan ini.”
“Ya, itu benar. Kira-kira, setiap dari kalian memiliki kekuatan yang beberapa kali lebih tinggi daripada manusia dari dunia ini.”
“Kalau begitu tidak apa-apa. Aku akan bertarung. Aku akan menyelamatkan orang-orang, dan kita semua bisa pulang. Aku akan menyelamatkan dunia ini dan semuanya, kalian lihat saja!”
Kouki mencengkeram tinjunya erat-erat saat menyatakan ini. Dengan angkuh, Kouki menunjukkan senyum cerahnya yang berbinar-binar. Pada saat ini, tidak diragukan lagi EX Charisma-nya begitu efektif. Murid-murid yang tadinya berekpresi putus asa mulai menjadi tenang dan bersemangat. Mata Kouki bersinar begitu terang, terlihat telah menemukan harapan dalam situasi ini. Setengah dari siswi-siswi melirik kagum padanya.
“Kupikir kau akan mengatakan sesuatu seperti itu. Jika kau akan melakukannya sendiri, aku akan mengkhawatirkanmu. Aku juga akan bertarung.”
“Ryutaro.”
Saat ini, hanya inilah yang bisa kita lakukan. Bukannya aku membencinya, aku akan bertarung juga.”
“Shizuku.”
“Eh, kalau Shizuku akan pergi, aku akan mencoba yang terbaik.”
“Kaori.”
Grup empat orang yang biasanya setuju dengan Kaori. Teman-teman sekelas lainnya kelihatannya setuju dan mengikuti arus. Aiko-sensei mencoba menentangnya dengan mata berkaca-kaca, tapi menghadapi penampilan Kouki, itu sia-sia.
Bagaimanapun, kelihatannya semua orang akan berpatisipasi dalam perang. Kemungkinan besar teman-teman sekelas tidak benar-benar mengerti apa yang dimaksud dengan pergi berperang, mereka hanya mengkhayalkannya. Sepertinya mereka menyetujuinya sebagai mekanisme untuk melarikan diri dari kenyataan pahit dimana mereka berada sekarang, atau karena mereka telah menyerah pada situasi saat ini. Si pendeta memiliki ekspresi sangat puas di wajahnya.
Namun Hajime menyadarinya. Sementara Ishtar memberi penjelasan, dia mengamati Kouki, memastikan reaksi apa yang mereka miliki mengenai kisahnya. Dengan rasa keadilan Kouki yang kuat, mudah untuk melihat reaksinya terhadap tragedi yang akan menimpa manusia. Setelah dia menceritakan tentang kekejaman Iblis, Ishtar secara khusus menekankan pada kebengisannya. Ishtar mungkin memiliki wawasan yang baik. Dia penasaran siapakah yang paling berpengaruh di dalam grup tersebut.
Ini mungkin wajar bagi seseorang dalam agama terbesar di dunia ini, tapi dia adalah orang yang sukar dipercaya. Hajime menambahkan Ishtar sebagai seseorang yang harus diwaspadai di dalam kepalanya.

* * *

Yang menunggu mereka setelah dipanggil bukan seorang pendeta wanita atau tuan puteri, tapi hanya seorang tua renta!