Saat aku menatap para tamu yang berbisik-bisik penuh antusias di bawah, aku menghela napas kesal dalam hati pada ketiga waliku. Jangan seenaknya merencanakan sesuatu di antara kalian saja! Setidaknya beri tahu aku juga! teriakku dalam diam. Aku paham mereka sengaja menyembunyikan banyak hal dariku, tapi sedikit waktu untuk bersiap akan sangat membantu mengingat aku sedang berdiri di atas altar, terlihat jelas oleh semua tamu undangan.
“Seperti yang kalian semua lihat sendiri, Rozemyne memiliki jumlah mana yang luar biasa besar dalam dirinya,” ucap Sylvester tiba-tiba, tanpa repot-repot menenangkan kerumunan atau meminta perhatian lebih dulu. Dia jelas sudah terbiasa berbicara di depan umum sebagai Archduke, suaranya menggema ke seluruh aula besar itu.
Itu saja sudah cukup membuat para bangsawan terdiam. Aku tidak tahu apakah karena kharisma Sylvester atau karena aturan tak tertulis dalam masyarakat berstatus tinggi, tapi semua orang langsung diam dan memusatkan perhatian pada Sylvester saat dia berbicara.
“Jumlah mana miliknya begitu besar hingga Karstedt menilai perlu untuk menyembunyikan anaknya sendiri dan membesarkannya secara diam-diam demi menjauhkannya dari bahaya. Aku yakin kalian semua masih ingat bagaimana mantan Uskup Kepala dulu salah paham saat melihat keberadaan Rozemyne di kuil, dan setelah gagal mengenali jati dirinya, hanya bisa mengeluh soal biarawati rendahan yang mengusik ketenangan.”
Nah, itu dia. Dan begitulah, semua kesalahan kembali dilemparkan ke mantan Uskup Kepala. Teknik pamungkas: “Itu semua salah dia, bukan salahku.”

0 Comments
Posting Komentar