Cafe — 38


Aku terkejut ketika nama nenekku yang sudah meninggal beberapa tahun lalu tiba-tiba disebut.

Apa ini hanya soal nama yang kebetulan sama? Park Heesun bukanlah nama yang langka.

Akan tetapi, Nenek—Kim Deokyi—tersenyum kecil dan mengiyakan dugaanku.

“Dia pernah menunjukkan foto cucunya padaku sekali. Kau sudah besar sekarang.”

Nenek menepuk ringan bahuku dengan ekspresi senang. Lalu dia mengeluarkan sebuah foto dari balik bajunya dan menunjukkannya padaku. Dalam foto itu, Kim Deokyi yang tampak sedikit lebih muda berdiri bersama nenekku. Keduanya tampak sangat akrab.