Sang Adik Perempuan yang Tidak Memiliki Teman



“Jenius……”

Seorang anak dengan seorang kakak perempuan dipandang seperti itu, akan tumbuh jadi seperti apakah dia?

Ichinose Guren menatap gerbang logam dingin di depannya.

Gadis muda itu ada di Tokyo, Shibuya, tinggal di sebuah blok apartemen kelas atas di depan Dogenzaka. Dia tinggal sendirian.

Guren mengulurkan tangan dan membuka pintu.

Apartemen itu tidak dikunci.

Bahkan koridor yang terhubung ke pintu masuk tidak ada pencahayaan sama sekali. Menurut informasinya, ini seharusnya ada hunian dengan 2 kamar, sebuah ruang keluarga dan sebuah dapur.

Sebuah hunian yang bisa mengakomodasi seorang gadis muda yang tinggal sendirian.

Di sepanjang koridor, ada apartemen di sisi kiri dan kanannya.

Di seberang lorong ada dapur dan ruang keluarga.

Akan tetapi, dia tidak bisa merasakan keberadaan siapapun yang tinggal di sini.

Guren melepaskan sepatunya dan berjalan menyusuri lorong.

Dia berjalan menuju ke ruang keluarga, dan seperti yang dia perkirakan, di sana juga tidak ada lampu.

Sekarang pukul 6 malam.

Tirainya tertutup.

Sekarang pukul 6 malam.

Dalam kegelapan, seorang gadis muda duduk sendirian di sofa, dalam keadaan termenung.

Hiragi Shinoa.

Dia baru berusia 7 tahun.

Adik perempuan Hiragi Mahiru yang seorang diri menguasai Mikado no Oni dan Sekte Hyakuya dalam genggamannya.

“......Kau tidak akan menyalakan lampunya?” 

Dia bertanya, dan Shinoa pun menjawab.

“Itu terlalu merepotkan.”

“Apa kau mau menyalakan saklarnya?”

“Saklarnya ada di belakangmu.”

“Aku akan membantumu menyalakannya.”

“Ah, apa mungkin kau mau menyelinap ke kamar seorang gadis muda cantik, dan berencana melakukan hal yang buruk dalam kegelapan? Menjijikkan sekali. Me—sum. Kalau kau melakukan itu, maka aku harus melaporkannya pada kakakku~”

Mendengar ini, Guren menyalakan lampu di kamar.

Di bawah cahaya, sosok gadis itu pun muncul.

Di balik rambutnya abu-abu mudanya, gadis berparas rupawan, seperti Mahiru. Namun, tidak seperti Mahiru, tidak ada jejak emosi di wajahnya.

Itu adalah akibat dibanding-bandingkan dengan kakaknya yang jenius sejak lahir.

Itu adalah akibat terlahir dan dibesarkan di keluarga Hiragi.

Guren pun bertanya,

“Kalau kau bisa melapor ke Mahiru, ayo lakukan saja.”

“Yah, kakakku hanya menghubungi orang lain saat itu menguntungkan untuknya. Jadi, kau yang menyebut dirimu sendiri sebagai kekasih kakakku, bukankah kau seharusnya lebih tahu di mana dia beradap daripada siapapun? — Ichinose Guren,” kata Shinoa.

Guren berpikir dan meliriknya.

“…………”

Mahiru benar-benar menghilang.

Bahkan dengan menggunakan jaringan 『Mikado no Oni』 yang sangat besar pun, tidak ada petunjuk tentang keberadaannya.

Ketika dia ingin muncul, dia akan muncul; ketika dia ingin menghilang, dia akan menghilang.

Dan setiap kali dia muncul, biasanya disertai dengan sejumlah besar kematian.

Selain itu, jumlah orang yang tewas sebelum Guren tidak terhitung.

Setelah itu dia tertawa.

Dia tertawa lantang.

《Lambat, terlalu lambat. Guren, kau terlalu lambat. Jika kau tidak berlari lebih cepat, kelinci malang itu akan langsung lari menuju kehancuran~》

Dan Guren hanya akan menjadi kura-kura yang lamban dan membosankan.

Dia sudah berusaha keras untuk mengejarnya, tetapi dia tetap tidak bisa melakukannya. Dia hanya bisa menunggu kelinci itu bermalas-malasan berhenti dan tidur siang.

Guren melirik ke dapur.

Tidak ada kulkas di sana.

Hanya ada beberapa makanan kaleng dan microwave.

Dia bertanya.

“Kapan terakhir kali kau makan yang benar?”

Shinoa tersenyum.

“Haha, tolong jangan bercanda. Aku bukan tipe anak yang makan apa pun yang dia mau~”

“Kalau begitu, datanglah ke rumahku. Orang-orang di tempatku bisa memasak makanan yang enak.”

“Lalu, sebagai gantinya, aku menjual informasi tentang kakakku, begitu?”

“…………”

“Bahkan anak kecil sepertiku pun tahu. Kakak mengkhianati 『Mikado no Oni』. Lalu, perintah untuk mengeksekusi pengkhianat itu—”

Shinoa menoleh.

“……Itu dikirimkan kepadamu. Ichinose Guren.”

“…………”

"Kudengar ayah dan juga bawahanmu disandera. Yah, kelihatannya kau memang harus membunuhnya."

Namun, informasi itu bukanlah sesuatu yang bisa diketahui orang luar. Orang-orang yang bisa mengetahui hal itu seharusnya adalah anggota inti keluarga Hiragi lalu Shinya, Goshi, dan Mito, yang ada di sana saat itu.

Kalau begitu,

“Kenapa kau tahu soal ini?”

Guren bertanya, dan wajah Shinoa memperlihatkan senyum yang diliputi kesedihan.

“Karena Kakak menelpon untuk memberitahukanku,”

“…………”

“‘Kalau sudah begini, Guren harus berusaha lebih keras lagi untuk mengejarku’—Kakak terdengar sangat senang saat mengatakannya. Sial, kau sudah tertangkap oleh kakakku. Kasihan sekali.”

Tapi itu salah.

Dulu sekali, Guren sudah tertangkap.

Sejak kapan kakinya menjejak tanah dengan kuat?

Sejak tarian itu dimulai, dirinya sudah tertangkap olehnya.

Saat dia berinteraksi dengannya, tangan gadis itu sudah menggenggam segalanya.

Tidak seperti Ichinose, dia memiliki kekuatan keluarga Hiragi yang luar biasa.

Dan kepribadiannya yang angkuh tapi manis.

Awalnya, Guren mengira perasaannya terhadap gadis itu lahir dari rasa cemburu.

Kemudian, berubah menjadi cinta (romantis). Cinta yang tidak mungkin terjadi, sebuah cinta yang bahkan di mana saling mengulurkan tangan pun tidaklah mungkin.

Karena itu adalah sesuatu yang tidak mungkin terwujud, yang tersisa di hati hanyalah kegelapan yang buruk rupa.

“……”

Guren mengamati Shinoa.

Jika material uji yang ditinggalkan Mahiru itu asli, maka alasan awal perencanaan kehancuran itu adalah untuk melindungi adik perempuannya ini.

Untuk melindunginya dari eksperimen keluarga Hiragi dan iblis, dia menggunakan dirinya sendiri sebagai eksperimen untuk 《Kiju》 dan mulai melakukan penelitian.


Namun, bisa jadi, dia tidak menceritakan semua ini pada Shinoa. Tidak perlu melakukannya. Demi dirinya sendiri, dia mempertaruhkan nyawa dan berjalan menuju kehancuran—ini tidak mengharuskan dia untuk melanjutkan hidup.

Terlebih lagi, Mahiru merasa takut dan karena itulah dia menjaga jarak.

Ketika dia menghubungi dengan menggunakan ponsel Hiragi Kureto, jelas bahwa kalau hal tersebut tidak ada hubungannya dengan kehidupan adiknya, dia akan dengan tenang mengabaikan apa pun.

Semua itu dilakukan untuk melindungi Shinoa.

Atau apa ada tujuan lain?

“……”

Alasan Guren datang ke sini adalah karena kontak Mahiru dengan Shinoa telah diketahui Kureto.

“Hiragi Mahiru tampaknya masih melakukan kontak dengan adiknya. Pergi dan awasi dia.”

Kalau begitu, apakah Shinoa dimanfaatkan?

Atau, apakah dia membiarkan keluarga Hiragi berpikir bahwa dia telah dimanfaatkan, dan kemudian membiarkan kecurigaan yang terhadapnya teralih ke tempat lain?

Apapun itu, tetap tidak ada cara untuk mengetahui kebenarannya. Dia selalu sangat terlambat, tertinggal; tetapi tetap saja mengejar bayangan Mahiru tanpa henti.

“Kalau begitu, apa alasan sebenarnya kau datang hari ini? Untuk mengawasiku? Untuk menginterogasiku? Memanfaatkanku sebagai umpan?”

“……”

“Ah, atau, untuk membunuhku? Kalau memang begitu, ini akan jadi bikin sakit kepala. Kau kelihatan begitu kuat, dan aku mungkin tidak akan bisa melawan balik.”

Berkata begitu, Shino mengangkat tangan kanannya dan menggerakkannya sedikit.

Di depan mata Guren, sebilah pisau mendadak muncul di tangannya, dan gadis itu segera menebaskannya ke arahnya.

Gerakannya begitu luwes. Gadis ini pasti sudah sangat terlatih.

Tapi meski begitu,

“……Neh.”

Guren mengulurkan tangannya dan menangkap pisau yang datang dengan mengapitnya di antara telunjuk dan jari tengah, lalu menempelkan jimat peledak di pisau itu, sebelum menggunakan ibu jari untuk mematahkannya.

Dan kemudian, seakan tidak terjadi apa-apa, Shinoa setengah memejamkan mata dan berkata dengan nada hambar.

“Sangat mengesankan, pantas saja kau kekasih kakakku

“Aku bukan kekasihnya.”

“Kudengar kalian berdua tidur bersama~”

Cih. Dia bahkan memberitahumu tentang hal semacam itu, ya.”

“Aku juga dengar kalau teknikmu sangat payah.” (TL: … …ni bocil belajar soal ‘ginian’ dari mana sih…?)

“Eh?”

Shinoa tersenyum.

“Ahahaha. Kena kau~ Kakak benar-benar menyukaimu, jadi dia pasti tidak akan memberitahukanku hal-hal seperti itu.”

Guren memelototi Shinoa.

“Dasar bocah tengil.”

“Ahaha.”

Dia tertawa lagi, tawanya diselingi kesedihan samar.

Tawa kakak perempuannya mirip seperti itu, jelas terlihat gadis kecil ini adalah adiknya.

Guren mengerutkan kening dan melanjutkan.

"Bahkan sekalipun tidur bersama, bukan berarti kami sepasang kekasih."

"Gwah~ orang dewasa, seperti yang mereka katakan; kau pria yang tidak bertanggung jawab."

“Diam kau bocah. Datang ke tempatku. Makan yang benar.”

Guren bersikap cuek dan mengeluarkan ponselnya untuk menelepon orang-orangnya untuk memberi instruksi agar mereka tidak menyiapkan kari yang biasanya, tapi hidangan yang jauh lebih enak. 

Dari daftar kontaknya, dia menemukan nama Sayuri dan menelepon. 

Di saat inilah, Shinoa bicara. 

“Apakah ini murni karena kebaikan hatimu? Kalau tidak, kalau kau melakukan kontak seperti ini denganku, reputasimu di mata keluarga Hiragi akan jatuh.”

Ha, mereka tidak pernah mempercayai keluargaku sejak awal.”

“Tapi apa yang kau lakukan sekarang hanya akan memperburuk situasinya. Kau akan diawasi lebih jauh lagi.”

“Terlebih lagi, ini bukan karena kebaikan hatiku. Aku ingin melakukan kontak dengan Mahiru.”

“Jadi kau memanfaatkanku?”

“Yeah. Tapi mengundangmu makan adalah urusan lain. Paling tidak makanlah yang benar sesekali.”

“Jangan perlakukan aku seperti itu, aku juga melakukan hal-hal yang normal~”

“Ah?”

“Kemampuanku menggunakan microwave sangat bagus……”

“Baiklah, baiklah. Aku mengerti.”

Pada saat ini, teleponnya tersambung.

『Guren-sama!』

Itu adalah suara Sayuri.

“Sayuri, di mana kau sekarang?”

『……saat ini saya……』

Ragu-ragu, Sayuri tidak mengatakan dia ada di mana.

Semoga saja, dia tidak sedang menjalani eksperimen.

Sisa orang yang bersama Ichinose, yang sekarang berada di bawah kendali 『Mikado no Oni』, telah menjadi tikus percobaan untuk memulai eksperimen 《Kiju》.

Namun, Guren tidak dapat mencegahnya. Dia sama buruknya dengan sampah, lambat dan lemah, tidak mampu melindungi rekan-rekannya.

Jika ada perlawanan, mereka akan dibunuh.

Guren memejamkan mata.

“Apakah kau sedang melakukan eksperimen 《Kiju》?”

Mendengar ini, Sayuri menjawab.

『Ah, tidak, baru saja selesai!』

“……benarkah?”

Meskipun dia ingin sekali meminta maaf, dia tidak melakukannya. Jika dia meminta maaf kepada mereka, itu hanya akan menambah rasa takut mereka tanpa alasan.

Mereka terus percaya padanya, menolak untuk menyerah atau meninggalkannya. Bahkan sekalipun mereka menjadi subjek percobaan bagi tuan mereka, mereka akan tetap percaya.

Dibandingkan itu, dirinya sendiri,

“…………”

Bagaimana dia bisa membalas kesetiaan mereka?

Hiragi dan Ichinose—kesenjangan di antara mereka, bagaimana dia bisa menutupnya?

Sayuri pun berkata,

『Ah! Ah! Benar juga, Guren-sama, apa yang Anda inginkan untuk makan malam nanti?』

“Soal itu……”

『Anda akan mengatakan kari lagi, kan?』

Guren tertawa getir.

“Kita akan makan sesuatu yang berbeda malam ini.”

『Eh?』

“Ikan, dan beberapa sayuran.”

『Eh? Eh? Kenapa tiba-tiba begitu……』

“Kita kedatangan tamu hari ini. Aku ingin membuat bocah nakal yang tidak memiliki kehidupan normal mendapatkan makanan yang layak. Bolehkah aku merepotkanmu?”

『Tamu? Saya mengerti. Jam berapa Anda ingin saya menyiapkan makanan?』

“Sekitar pukul 7.30 malam nanti aku akan pulang.”

Shinoa, yang sedang duduk di sofa, berkata.

“Bisa tidak kalau aku tidak pergi?”

Guren mengabaikannya.

“Kalau begitu, aku akan merepotkanmu.”

『Baiklah!』

Percakapan pun berakhir.

Dia mengembalikan ponsel ke saku dan berkata.

“Ayo, kita pergi. Makan malam sudah menunggu.”

“Sudah kubilang aku tidak mau pergi. Mungkin, kau tidak bisa pulang lagi.”

“……apa maksudmu?”

Guren melirik Shinoa, dan melihat ada ponsel di tangannya.

Ponsel itu bergetar.

Kata Shinoa.

“Hanya ingin bilang, saat ada yang meneleponku, kemungkinannya adalah mereka yang salah tekan nomor, atau, itu kakakku.”

“.......bagaimana dengan temanmu?”

“Pertanyaan yang sia-sia. Coba pikir di mana aku dibesarkan.”

Keluarga Hiragi.

Gadis ini juga menyandang nama Hiragi—lahir dari kegelapan. Dan menurut informasi yang ditinggalkan oleh Mahiru, anak ini juga memiliki iblis di dalam dirinya.

Kata Guren.

“Cepat angkat teleponnya.”

“Kalau begitu, tolong jawab sendiri. Lagipula, Kakakku tidak tertarik padaku.”

Itu bohong.

Demi melindungi adiknya, Mahiru rela mempertaruhkan nyawa. Namun, dia pun hancur. Bahkan iblis yang dulunya tinggal di dalam Shinoa, wanita itu mengambil tanggung untuk memikul beban gadis itu, lalu melarikan diri.

Namun, Shinoa tidak perlu tahu. Dia tidak perlu menanggung beban ini.

Guren mengambil telepon itu.

Dia menekan tombol jawab.

"Halo?"

Seseorang di seberang sana menjawab.

『Telepon telemarketing』

Itu suara Mahiru.

Nada suaranya terdengar seolah-olah dia mendengarkan percakapan mereka.

Mahiru melanjutkan.

『Saya menelepon untuk merekomendasikan penyedot debu spesial seharga 400 ribu yen』

“Di mana kau sekarang.”

『Jika saya memberi tahu Anda, apakah Anda akan datang dan memeluk saya?』

“Aku akan datang dan membunuhmu.”

『Blak-blakan sekali.』

“Kau seharusnya mati.”

『Ekstrim sekali. Bukankah aku wanita yang dulu pernah kau cintai?』

“Kalau begitu tolong beri tahu aku bagaimana aku bisa menyelamatkanmu. Aku akan menyelamatkanmu.”

Shinoa, yang sedang duduk di sofa, mengangkat kepalanya dan melirik.

Mahiru terdiam.

Dia bisa mendengar suara napasnya yang lembut.

『……ah, tentang itu, Guren kedengarannya sangat serius.』

Guren pun membalas.

“Apakah sekarang waktunya bercanda?”

『Tidak, kami baru saja menerima 40 ribu unit penyedot debu yang bisa-menyedot-apa-saja ini……』

“Diam, sekarang, di mana kau?”

『Bahkan sekalipun aku memberitahumu, kau tidak akan datang. Ponsel Shinoa disadap oleh para Hiragi dan mereka dapat mendengarkan percakapan ini. Jika aku memberitahukanmu di mana aku berada, maka akan ada banyak pembunuh 『Mikado no Oni』 yang datang ke sini, dan kemudian nyawa manusia akan terbuang sia-sia. Tentu saja, para pembunuhmulah yang akan mati.』

Dia sudah tahu bahwa ada yang sedang mendengarkan. Dalam kasus terburuk, Kureto mungkin juga mendengarkan.

Saat dia memikirkan banyak hal, ponsel Guren sendiri mulai bergetar. Seseorang mengirim SMS.

Itu dari Kureto.

Di sana tertulis—perpanjang percakapanmu—dalam pesan itu.

Memperpanjang pembicaraan akan memberi mereka kesempatan untuk mengetahui di mana Mahiru berada. Setelah SMS itu, Kureto juga menulis.

—Jangan mengkhianatiku saat ini, Guren. Jangan lupa bahwa jika kau gagal membunuh Mahiru pada akhir September, ayahmu akan mati. Tidak akan ada perpanjangan—

Kemudian, di layar, tertera tanggal.

28 September.

Ichinose Sakae……, kurang dari 2 hari lagi ayahnya akan dieksekusi.

Mahiru berkata dengan lembut.

『Bagaimana ini? Kau dengan mudahnya menunjukkan semua perasaanmu.』

“Apa yang kau katakan?”

『Kau menggenggam ponsel dengan sangat erat hingga terdengar suara berderak. Tanganmu sangat tegang, dan aku tahu ini, Guren.』

“…………”

『Yah, kau terpojok. Ayahmu disandera. Bawahanmu, serta siapa pun yang terhubung denganmu telah disandera. Karena terjadi seperti itu, aku juga jadi ingin menyelamatkan mereka juga……Bukankah itu sedikit terlalu serakah? Kau jelas tidak memiliki kekuatan seperti itu, bagaimana kau akan mencapainya?』

“……begitulah.”

Ponsel Guren bergetar lagi.

SMS Kureto. Itu tampak seperti perintah lain, tetapi Guren mengabaikannya.

“……karena itu, aku menyuruhmu pergi dan mati.”

Katanya, dan Mahiru tertawa.

『Tapi kau tidak bertindak sesuai perkataanmu itu. ekalipun kau mengatakan bahwa kita akan mati bersama dan kemudian melompat dari blok apartemen……jantungku tidak tertusuk. Aku tidak mati. Waktu itu, kamu memelukku erat dan aku bisa merasakan kehangatan tubuhmu……saat ini, aku merindukannya.』

Ponsel Guren berdering lagi.

Perintah Kureto.

—Terus lanjutkan. Temukan tempat persembunyian Mahiru. Bersiap untuk pergi.—

Untuk sepersekian detik, Guren ingin memperingatkan Mahiru bahwa Kureto akan datang. Dia tidak tahu dari mana keinginan ini muncul, tetapi kemudian, Mahiru berkata dengan nada mengejek,

『Aku……mungkin tidak bisa memberikan serangan mematikan dan membunuhnya.』

Tetapi kalau dia sekarang memperingatkan dia sekarang, maka ayahnya, bawahannya, semuanya akan terbunuh.

Lalu apa yang harus dia lakukan?

Apa yang harus dia lakukan?

“…………”

Dia tidak bisa bergerak. Tidak bisa bicara. Dia tidak melakukan apa pun.

Mahiru berkata.

“Hei, Guren.”

“…………”

Dengungan lagi. —Tercapai. Aku akan membunuh wanita itu. Teruslah bicara padanya—

『Guren, kau tidak perlu panik. Aku menyukai dirimu yang serakah dan lemah, tapi begitu kuat.』

“…………”

Suara dengungan lainnya. —Jika kau berani mengkhianatiku, aku akan membunuh semua orang yang kau sayangi. Bicaralah. Katakan sesuatu—

“……Aku, aku……”

Saat itu, Mahiru tertawa senang.

『Haha, haha, Guren yang manis. Dalam keadaan seperti ini kau masih saja bimbang. Kau ingin memperlakukan semua orang dengan lembut, tetapi kau masih mengulurkan tanganmu ke dalam kegelapan. Kegelapan itu jauh lebih dalam dan lebih gelap daripada aku, jelas-jelas menyamarkan keadilan, tetapi sayangnya, tidak ada tempat lain di masa depan... bagaimana hal itu membuat orang-orang mendambakannya. Aku benar-benar ingin melihat semuanya dengan kedua mataku sendiri. Tapi, aku akan berhenti di sini.』

“Mahiru, tunggu.”

『Aku tidak akan menunggumu. Kureto-nii sudah datang, dan juga membawa banyak orang. Ahaha, pesta malam ini akan segera dimulai.』

“Mahiru!”

Namun, panggilan itu telah terputus.

Guren telah dikeluarkan dari pertarungan antara Kureto dan Mahiru.

Dia yang tidak memiliki kekuatan, tidak lagi berguna.

Setelah mengakhiri panggilan telepon, seluruh tubuhnya seakan mati rasa, dan dia menatap teleponnya.

Di seberang tempatnya berada— Shinoa duduk di sofa sepanjang waktu, dan dia mengangkat kepalanya dan menatapnya, berkata.

"Sudah selesai?"

Guren menjawab.

"Tidak ada pun yang dimulai. Aku ada di luar.”

“……di luar sana……Musim panas seharusnya sudah berakhir.”

“…………”

“Tapi, aku sama sepertimu. Karena Kakakku sangat hebat dan cerdas, aku tidak pernah diperlakukan sebagai temannya. Bahkan ketika dia mengkhianati keluarga Hiragi, aku tidak tahu apa motifnya.”

Tidak, dia salah. Mahiru sengaja menjaga jarak. Untuk melindungi Shinoa.

“…………”

Dan, sampai hari ini, tidak jelas apakah itu motifnya yang sebenarnya.

Materi penelitian tersebut ditinggalkan oleh Mahiru. Jadi sangat mungkin Mahiru telah merusak isinya karena alasannya sendiri.

Kalau dia meninggalkan materi itu, mungkin saja adik perempuannya bisa kembali digunakan sebagai subjek uji coba.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Apakah Mahiru benar-benar memulai eksperimen dan penelitian 《Kiju》 untuk melindungi adiknya?

“………………”

Saat ini tidak ada yang jelas.

Kekuatannya sendiri tidak cukup.

Bagaimanapun, itulah hal yang paling mendesak saat ini.

Guren melempar kembali ponsel pinjaman itu ke Shinoa.

Ponsel itu terbang dalam lengkungan yang sempurna, mendarat di depan Shinoa. Benda itu kemudian memantul dari sofa dan jatuh ke lantai. Ponsel itu mungkin telah hancur.

"Kenapa kau tidak menangkapnya?"

Shinoa mengangkat bahu.

“Bagaimanapun, hanya Kakakku, telemarketer, atau orang yang salah tekan nomor yang meneleponku. Bahkan tanpa telepon, Kakakku masih bisa menghubungiku... jadi... ”

Dengan mata setengah terpejam, dia menoleh.

“Ichinose Guren. Selain memanfaatkanmu, Kakakku tidak punya alasan lain untuk menghubungi orang sepertiku.”

Katanya.

『Orang sepertiku』

Dia mengatakannya dengan suara tanpa emosi.

Akan lebih baik kalau dia tidak memiliki ikatan emosional yang kuat dengan adik perempuannya ini. Tidak, bukan hanya adiknya, tapi semua orang.

Karena dia adalah anak iblis.

Atau apakah karena dia seorang kakak perempuan yang terlalu baik dan lembut pada adik perempuannya?

Untuk melindungi dirinya sendiri, dia rela menjauhkan diri dari orang lain.

Guren mengamati Shinoa dan berkata.

“…Masih mau datang ke tempatku untuk makan malam?”

Shinoa tersenyum.

“Haha, kebaikanmu sungguh berlebihan.”

“Apa yang ingin kau katakan?”

“Kau tipe orang yang merawat anak anjing kecil yang makan makanan kaleng, ‘kan? Kalau begitu, kenapa tidak naik pesawat dan pergi ke Afrika untuk membantu memberi makan anak-anak yang kelaparan?”

“Dasar bocah nakal. Dengarkan orang dewasa.”

“Tapi kau sendiri juga bocah nakal berusia 15 tahun~”

“Aku 16 tahun.”

“Ha ha ha”

Guren mengulurkan tangannya dan meraih lengan Shinoa.

“Ya~. Jangan—menculik—anak—kecil—ah—”

Tapi, dia tidak melawan. Nada suaranya ringan dan tanpa banyak paksaan. Bagi gadis ini, tidak ada perubahan emosi.

Guren berkata.

“Diamlah dan ikutlah denganku. Jika kau tidak ikut, akan ada banyak makanan tambahan.”

“……wah, benar-benar merepotkan.”

Dia berkata begitu, tetapi tetap mengikutinya.

“Ayo pergi.”

Mereka berdua menyeberangi lorong dan berjalan keluar. Di lobi lift, di mana lift hanya dapat menampung 5 orang, dia menekan tombol untuk lantai pertama.

Di dalam lift.

Nomor lantai turun dari lantai 7 ke lantai 5. Shinoa, dengan mata setengah terpejam, mengangkat kepalanya dan melirik Guren, sambil berkata.

“……Hei, Ichinose Guren.”

“Ada apa?”

“......Kau mengundangku makan malam karena kau hanya ingin menyembunyikan dirimu yang lemah, karena kau tidak bisa menyelamatkan Kakak, ‘kan?

Guren pun membalas,

“Aku tahu.”

Aiyah, ternyata kau tahu. Betapa merepotkan pastinya untukmu.”

“Tapi makanan enak lebih baik, ‘kan?”

Guren berkata, dan Shinoa mengangkat kepala untuk menatapnya.

“Yah, tentu saja.”

Dia mengangguk, dan pada saat ini, lift tiba di lantai satu.

* * *

Sebuah gudang di gang gelap adalah tempat sinyal telepon Mahiru berasal.

“……buka pintunya.”

Mengikuti perintah Hiragi Kureto, daun jendela logam ditarik ke atas dengan suara bergesek nyaring.

Di dalam, gelap gulita.

Itu sudah bisa diduga.

Kali ini dia membawa serta 500 lebih orang dengan senjata 《Kiju》. Seluruh penjuru gudang telah dikepung rapat. Selain itu, level senjata 《Kiju》 telah ditingkatkan drastis.

Mahiru mungkin tidak bisa menghadapi pertarungan dalam skala ini.

Kemudian, di seberang mereka, ada seseorang.

Orang itu mungkin bersembunyi dalam kegelapan, menunggu kesempatan untuk kabur.

“......seandainya dia benar-benar di sini, tapi,”

Sangu Aoi, bawahannya, berdiri tepat di sebelahnya. Wanita itu berkata,

“Kureto-sama, tolong mundur. Garis depan sangatlah berbahaya.”

“Oh? Oke.”

Kureto mundur beberapa langkah. Tanpa emosi yang mendiktenya, dia membiarkan dirinya terseret ke dalam bahaya karena kebosanan semata. Meskipun benar bahwa jika komandan tidak bergerak maka mereka tidak akan dapat memenangkan pertempuran, akan tetapi, begitu dia terluka maka seluruh permainan berakhir. 

Kata Aoi. 

"Regu 1, regu 2, maju." 

"Baik!"

Kemudian kedua regu itu, mengenakan kacamata penglihatan malam, menyerbu ke dalam gudang.

Jika Mahiru benar-benar bersembunyi di sana, kedua regu itu akan musnah total. Tapi itu tidak masalah. Mengetahui bahwa Mahiru ada di dalam, akan ada berbagai taktik yang lebih luas untuk digunakan.

Namun, sebuah suara terdengar dari dalam.

“Targetnya tidak ada di dalam!”

Kureto bergumam.

“Tentu saja...kita tidak boleh ceroboh. Nyalakan lampunya.”

Aoi mengangguk, dan mengangkat tangan sebagai isyarat. Kemudian, dari belakang, terlihat beberapa lampu kendaraan. Lampu-lampu itu dinyalakan dan seluruh tempat itu pun dibanjiri cahaya.

Di dalamnya terdapat tumpukan kardus berisi barang-barang; sebagaimana halnya gudang.

Di tengahnya, terdapat boneka beruang kecil dari kain.

Di mulut boneka beruang itu, terdapat 2 ponsel.

Mikrofon dan lubang suara saling berhadapan, disatukan dengan selotip.

Ini untuk berjaga-jaga terhadap upaya pengintaian.

Ponsel yang sedang dipantau itu mengirimkan panggilan yang berasal dari tempat lain.

“Bawa ponselnya ke sini.”

Regu yang masuk mengambil ponsel dari mulut beruang itu.

Aoi berkata dengan cemas.

“Berbahaya sekali menyentuh barang-barang yang ditinggalkan Mahiru.”

“Tapi kita tidak ada hal lain untuk dilakukan.”

Berkata begini, dia menunjuk ke salah satu anggota regu dan memerintahkan untuk melepaskan selotipnya.

“Silakan, Kureto-sama.”

Kemudian, dia dengan hati-hati memberikan ponsel itu kepada Kureto.

Sepertinya dengan menggunakan dua ponsel, suara wanita itu bisa datang dari mana saja.

Dia memeriksa salah satu daftar penelepon ponsel itu. Telepon itu baru digunakan sekali. Percakapan yang baru saja terjadi.

Dia juga melihat buku kontak. Tidak ada apa-apa di dalamnya. Dia memeriksa SMS. Ada teks yang tidak terkirim, dan itu tidak lengkap.

Inilah yang tertulis di sana

Subjek: Tidak ada subjek

Teks:

—Aku bisa saja memasang jebakan menggunakan ponsel ini. Tapi aku tidak melakukannya. Kau tahu kenapa? Kureto-nii. Kau pernah berkata padaku, bahwa kau bukan lawanku. Dan mungkin, saat kau melihat pesan ini, aku sudah tidak berada di Tokyo lagi. Aku sedang bersiap untuk pergi ke Kyoto. Jika kau ingin membunuhku, kejar saja aku. Ah, hanya ingin bilang, kenapa tidak mencoba memburuku seakan-akan kau sedang ada di salah satu film mata-mata terkenal? Hiragi Kureto. Begitu kau membuka pesan ini, kau punya waktu sepuluh detik, setelah itu pesan akan meledak. 3, 2—

Pesan itu berakhir di sini.

Kureto melempar ponsel tersebut ke tempat yang tidak ada orangnya.

Ponsel itu jatuh ke lantai dan menggelinding sedikit.

“…………”

Tapi, ponsel itu tidak meledak.

Kureto melirik ponsel itu, dan berkata pelan.

“…… wanita sialan itu.”

Kemudian, ponsel satunya menerima pesan. Hanya ada beberapa baris kata.

—Apa kau takut? Apa kau takut? Bodoh~—

Kureto tidak berkata apa-apa, memeriksa informasi pengirim, dan menelepon nomor tersebut.

Mahiru menjawab.

『Aha, nii-san. Lama tak berjumpa.』

“Apa kau sudah di Kyoto?”

『Tidak. Aku masih di Shibuya. Dekat sekolah. Kau bisa menghentikan penyelidikanmu sekarang~』

Bagaimanapun juga, waktunya tidak cukup. Sejak awal dia tahu akan seperti ini. Kali ini sudah diatur oleh Mahiru. Karena itu, dia pasti sudah melakukan persiapan yang matang sebelum bertindak.

Dia memang wanita yang seperti ini.

Bahkan di masa lalu, dia memang orang yang aneh.

Benar-benar cocok dengan kata ‘jenius’.

Dan setiap hari, dengan sedikit usaha yang telah dikumpulkannya, dia melangkah dengan mudah menuju dimensi yang berbeda.

Namun, karena itulah, dia tidak layak untuk memimpin manusia.

Karena dia tidak dapat terhubung dengan siapa pun, dia tidak layak untuk memimpin keluarga Hiragi.

Kata Kureto. Hanya untuk maju selangkah demi selangkah. Meskipun tidak mungkin untuk menyeberang ke dimensi lain dalam satu langkah, tetapi masih diperlukan untuk mengambil langkah-langkah kecil, bergerak maju.

“……Katakan padaku lokasi persismu. Jika tidak, aku akan membunuh Guren.”

『Wah, kau menggunakannya untuk mengancamku?』

“Tidak, aku tidak mengancammu. Jika pendekatan ini berhasil padamu, maka aku akan melakukannya.”

『Itu sama saja. Kau lanjutkan saja dan lakukanlah.』

“Jika kau tidak ingin itu terjadi, maka patuhlah dan duduk di sana serta jangan bergerak. Jika tidak, aku akan mencungkil mata kanan Guren……”

『Ahaha』

“Aku serius. Jika kau berani menentangku, aku akan……”

『Ahahahahahaha ahahahahahahahaha』

Dia tertawa sangat girang. Seolah-olah dia merasa gembira; seperti gadis muda yang manis dan polos, dia tertawa.

Tidak ada gunanya. Sekalipun dia mencungkil mata kanan Guren, wanita itu tidak ada masalah. Bahkan sekalipun Guren dibunuh, wanita itu tidak keberatan.

Atau, apakah dia mengatakan hal-hal ini untuk menyesatkan Kureto? Pikiran monster tidak terduga.

"Tawamu benar-benar menyakiti telinga."

『Benarkah? Guren bilang dia sangat menyukainya.』

"Bahkan sekalipun kau tidak peduli, aku akan tetap membunuh Guren."

『Ah ah』

"Mulai hari ini, selama 3 hari aku akan menginterogasi Guren, lalu mematahkan kedua lengan dan kakinya, memotong lidahnya dan mencungkil matanya. Kemudian aku akan mengulitinya hidup-hidup dan membunuhnya. Kalau kau tidak datang ke gudang sekarang juga, Guren akan……”

『……ah ah, kau terlalu banyak bicara, Hiragi Kureto.』

“…………”

『Itu benar. Semua yang telah kau lakukan selama ini sudah benar. Jika kau terus berbicara seperti itu, hatiku akan sakit. Karena aku benar-benar menyukai Guren.』

“Jadi, jika kau tidak ingin itu terjadi……”

Tapi, Mahiru memotongnya, dan berkata.

『Ah, betapa sakitnya hatiku. Betapa menyakitkannya…………Tapi, bagaimana kau akan melakukannya?』

“…………”

『Selain itu, Kakak, biarkan saudari tirimu yang penyayang ini memberimu beberapa nasihat. Mulai sekarang, jika kau berencana untuk menggunakan kekuatan iblis, melakukan ini untuk tujuan yang kau anggap benar, bukankah itu akan membuatmu lebih lemah~?』

“…………”

『Kalau begitu, akumulasimu yang lambat dan kecil tidak akan cukup. Keadilan? Akal sehat? Ini di luar jangkauannya. Sepertinya, kau tidak akan pernah bisa mengejarku.』

Mengenai hal ini, Kureto menjawab.

“Bagi orang-orang yang tidak mengikuti hukum akal sehat, tahukah kau apa sebutan dunia untuk orang-orang seperti ini?”

『Aku tidak tertarik. Keluarga tempatmu dilahirkan—keluarga tempat kita dilahirkan...kekuatan adalah segalanya, Kakakku. Kau selalu tahu itu.』

Semua yang dikatakannya tidak lagi benar.

Namun, meskipun begitu,

“Aku adalah pemimpin 『Mikado no Oni』. Dalam hal pengetahuan manusia, aku telah melampauimu. Aku akan mengerahkan segalanya, dan aku akan menggunakan metode yang berbeda untuk maju dan menciptakan masa depan yang baru.”

『Silakan saja. Sekarang saatnya aku pergi ke Kyoto.』

Apa yang ada di Kyoto? Saat dia memikirkannya, dia menyerah. Tidak perlu lagi terus berbicara dengan Mahiru.

Lain waktu dia melihatnya, dia akan membunuh wanita itu.

Dia mengakhiri panggilannya.

Dia bertanya pada Aoi.

“Bagaimana penyelidikan lokasinya.”

Aoi menggelengkan kepala.

“Meskipun kami sudah mencari di daerah Tokyo, Shibuya, tapi sejauh ini……”

“Kau tidak dapat menemukannya?”

“Ya.”

Sejak awal, Mahiru sudah tahu cara menghindari sistem pelacakan mereka. Jadi itu tidak masalah baginya. Tapi tetap saja, dia menggunakan metode berbelit-belit ini untuk membuat semua orang mengejarnya.

“……Kyoto. Kyoto ya.”

Kureto berkata pada dirinya sendiri, dan tenggelam dalam pikirannya.