Memulai Kembali sebagai Seorang Late-Bloomer
(Part 2)
Keesokan harinya, pukul 6 pagi di tanggal 2 Januari, menurut waktu game, aku kembali log in ke LJO.
Hal yang paling pertama—ke ladang! Aku berlari kencang menyusuri jalur dari alun-alun ke petak sederhana kami, antusias ingin melihat apa yang mungkin kutemukan.
“Pagi, Olto!” sapaku.
“Mm-mm,” balasnya.
“Whoa! Ini hebat!” Aku terkesiap, tertegun dengan pemandangan di hadapanku.
Petak lahan kami, yang tadinya sama sekali tandus di awal hari kemarin, kini rimbun dengan tetumbuhan hijau.
“Coba kita lihat, kita ada medicinal herbs, poison hemlock, paralyzing plant, life sunflower, edible grass, dan salve-making plants…dan sekarang semuanya kualitasnya juga lebih tinggi!”
Tanaman-tanaman itu jelas-jelas hanya satu bintang saat aku memberikannya ke Olto kemarin; tapi sekarang, semuanya naik menjadi bintang tiga.
“Apa kau keberatan kalau memanen semua ini?”
Kalau ini dunia nyata, kurasa aku seharusnya mencabutnya dari akar atau semacamnya, tapi entahlah dengan aturan dalam game. Aku tidak sempat memikirkan mekanisme ini selama perjalanan memetik rumputku yang melelahkan, tetapi sekarang aku penasaran—apakah metode panen akan mempengaruhi kualitas tanaman?
“Mm.”
Seakan menjawab pertanyaan tak terucapku, Olto meraih salah satu tanaman di dekatnya, mencabutnya dari tanah, dan menyerahkannya kepadaku. Oh. Kurasa aku bisa mencabutnya seperti mencabut rumput liar biasa. Aku mengikuti dan memetik beberapa poison hemlock. Spesimen yang satu ini lebih besar daripada yang bintang satu, warnanya pun lebih gelap, memberi kesan kalau tanaman ini lebih beracun.
Total panen pagi ini adalah dua medicinal herbs, dua poison hemlock, dua paralyzing plant, dua life sunflower, lima salve-making plants, dan lima rumpun edible grass.
“Ini hebat! Kerja bagus, Olto!”
“Mm-mm!” berseru gembira saat aku mengelus kepalanya. Dia kelihatannya tidak keberatan saat aku mengacak-acak rambutnya dengan agresif seperti saat aku memuji anjing peliharaan orang tuaku. Forum online mengatakan sangat penting untuk berkomunikasi dengan monstermu; ini jelas berlaku juga untuk jenis humanoid.
“Baiklah, apalagi kalau begitu…? Bagaimana airnya?”
“Mm.”
Olto berjalan terhuyung-huyung mendekatiku dengan sebuah tong kayu kecil di tangannya. Caranya membawa tong yang seperti seorang anak kecil yang penuh semangat itu sangat menggemaskan, namun juga membuatku gugup. Aku cemas dia akan tersandung.
“Mm!” katanya, menyerahkan tong itu.
“Terima kasih.”
“Mm-mm.”
“Begitu, ya. Jadi batu apungnya hancur setelah sekali pakai.”
Batu apung yang kemarin kutambahkan ke dalamnya telah terbelah jadi dua, membuatnya jadi tidak bisa digunakan lagi. Meski begitu, tong itu sekarang jelas memperlihatkan marker hijau di atasnya.
“Masih kelihatan seperti air biasa untukku.”
Aku mencoba menyimpan air itu sekaligus bersama tongnya di dalam inventory. Tongnya tetap di tempatnya, tapi sekarang aku punya item tambahan bernama Purified Water di antara barang-barangku. Menggunakan batu apung ternyata membuahkan hasil.
Nama: Purified Water
Kelangkaan: 2 / Kualitas: 1★
Efek: Item.
“Yah, seharusnya ini semua yang kubutuhkan untuk membuat potion.”
Sebagai bonus, item-item yang kupunya kualitasnya lebih bagus daripada yang seharusnya didapatkan pada tahap ini. Dari yang kudengar, orang-orang lain kelihatannya orang-orang membuat potion hanya dengan mengumpulkan tanaman obat-obatan liar bintang satu dan life sunflower lalu mencampurnya dengan air sumur biasa, yang mana hal itu menguntungkan bagiku.
“Ayo langsung kerjakan.”
Aku mengikuti instruksi crafting Auto Mode dan melumat beberapa tanaman obat dan life sunflower menjadi pasta, lalu menambahkan air yang dimurnikan dan mencampur semuanya. Langkah-langkah ini pada dasarnya sama dengan membuat obat, hanya bahannya yang berbeda. Sekali lagi, mortar itu memancarkan pendaran cahaya, dan potionku pun siap.
“Baiklah!”
Nama: Low-Grade Potion
Kelangkaan: 1 / Kualitas: 3★
Efek: Memulihkan 30 HP. (Cooldown 5-menit)
Tiga bintang, sayang! Bahan-bahan berkualitas tinggi benar-benar membuat perbedaan. Tapi aku sama sekali tidak tahu dari mana botol-botolnya berasal.
Potion ini akan memulihkan sepuluh poin HP lebih banyak dibandingkan dengan yang dihasilkan peralatan pemulaku, dan nantinya pasti akan berguna di tahap-tahap awal game—walau begitu, saat ini yang manapun akan lebih dari cukup untuk memulihkanku sepenuhnya. Sejujurnya, mungkin sia-sia menggunakan potion berkualitas tinggi ini pada diriku sendiri. Lebih baik menjualnya untuk mendapatkan uang membeli hal-hal yang sebenarnya kubutuhkan.
“Skill Concoct-mu telah meningkat ke level 2.”
Bagus. Skillku juga naik level dengan mulus. Kuputuskan untuk memeriksa resepku yang lain untuk melihat apa lagi yang bisa kubuat.
“Coba kulihat, aku sudah membuat obat kemarin. Yang tersisa tinggal membuat ransum makanan.”
Seperti obat, ransum makanan bisa dibuat hanya dengan rumput dan air, dengan serumpun edible grass untuk lima porsi ransum. Satu batang ransum memulihkan dua puluh persen hunger status, yang berarti aku hanya perlu membuatnya sekali sehari untuk kebutuhan makanan sehari penuh. Mempertimbangkan rasanya, aku benar-benar ingin menghindarinya kalau bisa, tapi aku tidak bisa membuat diriku sendiri kelaparan. Kuputuskan untuk membuat sepuluh batang, sekaligus dua pil obat untuk keperluan darurat. Satu-satunya masalah adalah kedua bahan ini memerlukan air sumur. Aku ragu bahwa peningkatan kualitas makanan juga akan meningkatkan rasanya, dan rasanya mubazir menggunakan air yang dimurnikan untuk obat. Lagipula, dengan air kualitas terendah pun sudah lebih dari cukup untuk kebutuhanku.
Untuk membuat poison dan paralyzing potion, aku membutuhkan masing-masing poison hemlock dan tiga paralyzing plant, yang mana sayangnya diperlukan lebih banyak daripada yang saat ini kupunya. Aku juga kekurangan bahan untuk Hunter Potion, yang memerlukan poison hemlock, paralyzing plants, dan satu jenis jamur yang disebut red panther cap. Honey dumpling juga bukan pilihan karena aku tidak punya madu, dan aku tidak yakin di mana aku bisa mendapatkannya, tapi kuharap aku paling tidak bisa menemukan beberapa red panther cap.
“Aku masih perlu lebih banyak bahan.”
Namun, dapat membuat item tidaklah berarti banyak; statsku tidak akan meningkat kecuali level dasarku juga naik. Meskipun aktivitas craft memang memberikan para player beberapa EXP, jumlahnya tidaklah seberapa. Kalau memungkinkan, aku harus mendapatkan EXP poin lewat cara lain.
“Hmm. Kurasa melakukan beberapa quest dasar akan jadi cara tercepat mendapatkan EXP. Mungkin sekarang waktunya untuk mencuci piring lagi?”
Menyelesaikan quest memberikanmu tidak hanya hadiah, tapi juga EXP poin. Tapi, mencuci piring nyaris tidak memberiku poin, jadi aku tidak begitu berniat untuk mengulanginya. Tapi, kalau aku bisa menemukan quest yang tidak memerlukanku untuk mencuci piring dan menghadiahiku benih jenis baru, itu akan luar biasa. Aku membuat catatan mental agar nanti mengunjungi guild untuk memeriksa quest yang tersedia.
“Sebelum itu, aku harus menanam lebih banyak benih.”
Dengan semua tanamanku yang sudah dipanen, sekarang waktunya mulai menanam yang berikutnya.
“Aku tahu kalau aku baru saja memetik ini, tapi bisakah kau memperbanyak ini untukku?”
“Mm!”
Aku menyerahkan pada Olto tanaman obat yang baru saja kupanen. Aku tahu bahwa kualitas tanamannya akan menurun begitu diperbanyak, tapi apa yang terjadi kalau aku memperbanyak item tiga bintang? Bagaimana kalau itu hanya turun satu peringkat dan berubah menjadi benih dua bintang? Benih satu bintang yang kusemai kemarin telah berubah menjadi tanaman tiga bintang, yang berarti kualitas tanamannya meningkat dua bintang setiap kali bertumbuh.
Jika perhitunganku tepat, itu artinya kalau aku terus memanen dan memperbanyak tanaman setiap hari, aku akan bisa menciptakan tanaman obat sepuluh bintang dalam delapan hari. Paling tidak itulah yang kuharapkan…
“Mm-mm.”
“Bingo! Yang benar?!”
Lihat ini, benih yang Olto hasilkan memiliki rating dua bintang. Jelas, aku sudah memecahkan kodenya.
Aku menyerahkan pada Olto tanaman obat lagi, dua poison hemlock, dua paralyzing plant, satu life sunflower, tiga salve-making plant, dan serumpun edible grass untuk diperbanyak, kemudian menanam benih-benih itu. Aku menantikan panenan besok. Lupakan soal crafting atau concocting, hal pertama yang harus dilakukan adalah menciptakan bahan-bahan berkualitas tinggi sebisa mungkin.
“Baiklah, sekarang kembali mencari quest.”
Sekarang begitu aku tidak ada lagi yang harus dipanen atau dibuat, aku perlu sesuatu untuk menghabiskan waktu sementara Olto menyelesaikan pekerjaannya. Aku langsung menuju ke Adventurers’ Guild dan memeriksa papan pengumuman, di sana aku berhasil menemukan quest yang sempurna.
“Mencabut rumput, eh?”
Quest ini hanya bernilai 50 G—salah satu hadiah tingkat terendah—tapi kelihatannya ini memerlukan lebih sedikit waktu untuk diselesaikan dibandingkan dengan semua quest tanpa pertarungan. Aku mengikuti rute yang ditandai di peta menuju ke pertanian di South District yang mengirimkan permintaan tersebut.
“Ada orang di rumah?” panggilku begitu sampai.
“Wah, halo,” seorang pria tua membalas. “Apa kau anak muda yang datang untuk membantuku?”
“Benar.”
“Kau pengelana dunia lain pertama yang menerima quest ini. Tidak bisa kuungkapkan betapa aku menghargainya,” dia berterima kasih padaku.
Mengikuti instruksi pak tua itu, aku kemudian mulai mencabuti lima baris rumput liar. Ini lebih melelahkan daripada mencuci piring. Lagipula, siapa juga yang mau mencabut rumput liar di dalam game? Tapi tetap saja, senang rasanya mendapat ucapan terima kasih dari pak tua itu, dan mencabut rumput mungkin adalah skill yang nantinya akan berguna di ladangku. Quest ini hanya menghabiskan waktu satu jam untuk diselesaikan, yang mana sama sekali tidak buruk, setidaknya menurut standarku. Setelah itu, aku melakukan berbagai quest lain, seperti mengirim surat dan membantu seorang wanita tua yang kakinya cedera saat berbelanja, yang mana membuatku mendapat lebih banyak EXP. Kelihatannya aku tidak akan naik level dalam waktu dekat, tapi seperti kata pepatah, biar lambat asal selamat.
Rasanya sangat menyenangkan melihat senyuman di wajah mereka semua, dan para pemberi quest dengan gembira mengatakan bahwa aku adalah orang pertama yang menerima quest mereka. Tidak seperti tokoh protagonis, aku tidak akan bersikeras menganggap bahwa NPC memiliki jiwa atau patut diperlakukan seperti manusia biasa atau semacam itu, tapi kecanggihan kecerdasan buatan serta cara bicara mereka yang realistis membuatnya sulit untuk tidak merasakan keakraban terhadap mereka.
“Fyuuh, aku benar-benar mengumpulkan banyak EXP, ya. Hm? Tunggu sebentar…” Saat aku menyelesaikan permintaan sedikit dan menuju ke Adventurers’ Guild, sesuatu mendadak terlintas di pikiranku. “Sial! Aku belum menyelesaikan quest tanaman obat!”
Aku sama sekali lupa tentang quest pengumpulan yang kuterima di hari pertamaku. Tapi berkat semua tugas lainnya, aku sekarang punya herba yang lebih dari cukup untuk itu.
“Sebaiknya diselesaikan sekarang.”
Ding dong.
“Huh?”
“Ini adalah pengumuman publik.”
Tepat di saat itu, aku mendengar sebuah pengumuman dari sistem pengumuman publik, kelihatannya pengumuman untuk skala server.
“Hari ini menandai satu hari sejak peluncuran resmi LJO. Terima kasih telah log-in, semuanya.”
Aku melirik jam untuk melihat bahwa saat ini sudah tengah hari, dalam waktu game. Tentu saja. Tepat dua puluh empat jam telah berlalu di dalam game sejak diluncurkan kemarin siang.
“Kami akan memberikan hadiah spesial untuk player kami yang paling aktif sejauh ini.”
“Huh.”
Aku tidak ingat mendapatkan pemberitahuan apapun seperti itu. Mungkin semacam pencapaian rahasia. Tapi, aku yakin itu sama sekali bukan urusanku. Aku sudah gagal mendapatkan awal yang bagus, aku tidak memenangkan satu pertarungan pun, dan aku nyaris tidak menyelesaikan quest apapun… Wew, menyedihkan sekali.
“...Tapi, mungkin ada baiknya memeriksa pengumuman,” aku menghela napas.
Aku saat ini ada di salah satu alun-alun publik di South District. Semua orang di sekelilingku berhenti sejenak, menatap lekat-lekat jendela status mereka, mungkin sedang mengamati informasi yang sama. Namun, tidak sepertiku, player lainnya menyiratkan harapan di matanya.
“Pertama, player yang telah menempuh jarak terjauh akan diberikan gelar ‘Adventurer’,” suara itu mengumumkan, dan kerumunan itu sama-sama menghela napas.
Gelar diberikan dengan menyelesaikan aksi atau quest tertentu, dan amat sangat sulit untuk didapatkan. Kebanyakan gelar disertai dengan keuntungan seperti menaikkan skill atau stats, jadi kau bisa menganggap dirimu sangat beruntung kalau kau mendapatkan ini di awal-awal game. Fakta bahwa gelar-gelar ini diberikan event kejutan artinya akan jadi sangat langka dan mungkin adalah penghargaan yang dibagikan satu kali saja. Sudah jelas, semua orang menunggu nama para pemenangnya dengan napas tertahan.
“Total jarak yang ditempuh adalah 50,6 kilometer. Berdasarkan penampilan player ini, dia akan digelari “Purple-Haired Adventurer”.”
Aku tidak tahu apakah 50 kilometer itu termasuk jauh, tapi menurut apa yang bisa kusimpulkan dari percakapan di sekitarku, player ini pasti memiliki skill berkuda. Itu masuk akal.
“Berikutnya, player yang telah mengumpulkan paling banyak item akan diberi gelar ‘Explorer’.”
Tidak ada satu pun dari gelar itu yang berhubungan denganku. Seandainya saja aku tidak mengacaukan build karakterku, aku mungkin bisa merasakan sedikit keriangan ini…Tidak, lupakan saja. Tidak ada gunanya menyesali hal yang sudah lalu. Aku sudah memutuskan akan melakukan semuanya dengan caraku, ya ‘kan?
“Total jumlah item yang dikumpulkan adalah 191. Berdasarkan penampilan player ini, dia akan digelari ‘Ruby Red Explorer’.”
Apakah itu lagi-lagi didasarkan pada warna rambutnya? Kalau orang itu seaktif ini, dia pastinya akan terkenal, jadi kurasa nantinya aku akan tahu juga.
“Akhirnya, player yang tewas paling banyak akan diberi gelar ‘Pioneer’.”
Apa? Tewas? Apa maksud mereka jumlah respawn?
“Total jumlah kematian paling banyak adalah tiga. Berdasarkan penampilan player ini, dia akan mendapatkan gelar ‘Silver-Haired Pioneer’.”
Ding dong.
Silver-Haired...Pioneer...?
“Kau mendapatkan gelar ‘Silver-Haired Pioneer’,” layar statusku mengumumkan.
Yep, ternyata gelar kehormatan memalukan itu milikku, kawan-kawan. Maksudku, aku memang berambut perak, tapi serius? Tidak bisakah mereka paling tidak mengumumkannya dengan suara terompet atau semacamnya? Barusan terdengar seperti bunyi bel pintu.
Sementara aku mencoba untuk memproses apa yang terjadi, aku jadi tersadar dengan player lain yang berbisik-bisik di sekitarku.
“Tiga kematian di hari pertama? Kau pasti bercanda.”
“Siapa ‘tuh? Jangan-jangan kau, ya?”
“Ya nggaklah. Rambutku ini putih, bukan perak!”
“Ha ha ha, itu payah sekali.”
Sampai tadi, para player ber-ooh dan aah kagum di setiap pengumuman, tapi mereka sekarang terang-terangan mengolok-olok penyebutanku yang memalukan itu. Aku jadi bahan tertawaan.
Aku mungkin seharusnya tidak membiarkan orang malang itu adalah aku, pikirku dalam hati.
Sayangnya, ada puluhan pasang mata yang sudah terarah padaku, yang membuatku tidak bisa berpura-pura bahwa itu hanyalah imajinasiku semata.
“Hei, bukannya orang itu respawn kemarin?”
“Dia berambut perak.”
“Kalau begitu artinya…”
Sial! Kalau aku tidak segera pergi dari sini, semua orang akan tahu kalau itu adalah aku! Memang, aku sangat mendambakan perhatian sebagaimana layaknya para laki-laki pada umumnya, dan aku bahkan dulu pernah berandai-andai menjadi orang terkenal… Tapi bukan seperti ini! Ini sama sekali bukan jenis ketenaran yang kucari.
“Ngomong-ngomong, waktunya pergi ke guild.”
Aku diam-diam menurunkan pandanganku dan bergegas pergi dari alun-alun. Syukurlah, tidak ada satu pun yang sepertinya mengikutiku. Di perjalanan menuju aula guild, kuputuskan untuk mengalihkan perhatianku dengan memeriksa gelar yang baru saja kudapatkan. Bagian baru bernama “Title” telah ditambahkan ke menu statusku, yang berisi informasi berikut:
Title: Silver-Haired Pioneer
Efek: Kau mendapatkan 4.000 G dan dua poin bonus, sekaligus skill Flee.
Wah, lumayan juga. Uang, poin bonus, dan bahkan skill baru. Walaupun aku tidak bangga dengan pencapaian ini, aku jelas mendapat keuntungan dengan hadiah-hadiah ini. Sekarang waktunya melihat apa yang skill baruku bisa lakukan.
Flee: Memperpendek jangkauan pengejaran musuhmu saat kabur dan membuatmu lebih mudah melarikan diri.
Jadi pada dasarnya musuhku akan lebih mudah menyerah mengejarku. Itu melegakan; ini memang jenis skill yang kuperlukan—dan yang pastinya akan kumanfaatkan sebaik-baiknya.
“Waktunya untuk benar-benar menyelesaikan quest ini sekarang…”
Setelah kabur dari alun-alun, aku menuju ke Adventurers’ Guild, seperti yang kuniatkan sebelumnya. Begitu tiba, aku memilih item yang kubutuhkan untuk dikirm dari jendela statusku dan menekan tombol “Selesai”.
“Kau telah berhasil menyelesaikan quest ini. Kau akan mendapatkan hadiahmu.”
Lima tanaman obat menghilang dari inventory-ku, dan sebagai gantinya, mata uang gameku bertambah 50 G. Quest ini akhirnya selesai.
“Level dasarmu meningkat ke level 2. Kau mendapatkan dua poin bonus.”
“Level Jobmu telah meningkat ke level 2.”
“Hei, aku naik level. Ini bagus.”
Dengan meningkatkan levelku, aku juga mendapatkan poin bonus, mirip dengan yang kuterima saat proses pembentukan karakter. Ini bisa digunakan untuk mempelajari skill baru atau menaikkan statsku. Karena aku mendapatkan dua poin lagi saat mendapatkan gelarku, saat ini aku memiliki total empat poin bonus yang tersedia.
“Baiklah, itu seharusnya cukup.”
Aku langsung membuka menu statusku dan melihat daftar skill yang bisa diambil.
“Coba kulihat… Ini dia.”
Skill yang ingin kupelajari adalah Farming. Meskipun aku sangat bergantung pada Olto untuk mengurus ladang kami, aku tidak bisa membiarkan dia melakukan semua pekerjaan itu. Pastinya ada saat-saat di mana dia akan membutuhkan bantuanku. Akan tetapi, aku tidak ingin mengambil resiko merusak kualitas tanaman kami, sehingga menjadi hal yang sangat penting bagiku untuk mempelajari skill ini secepat mungkin. Dengan Farming dalam persenjataanku, sekarang aku bisa mengurus ladang kami tanpa khawatir.
“Dan selesai. Ayo jaga momentum ini dengan melakukan lebih banyak quest.”
Aku mengamati papan pengumuman, penasaran apakah ada hal lain yang memenuhi syarat untuk kulakukan. Mengingat bahwa quest tingkat pemula pun telah menempatkanku dalam situasi hidup dan mati, itu bukanlah usaha yang mudah.
“Hmm, lebih mudah diucapkan daripada dilakukan…”
Tunggu sebentar. Bukannya pak tua di Farming Guild mengatakan sesuatu tentang quest juga? Kalau tidak salah ingat, dia menyebutkan tentang papan pengumuman quest saat aku mendaftar sebagai anggota guild.
“Pergi ke Farming Guild kalau begitu.”
Jangan juga untuk mampir ke Magical Beasts Guild, yang mana menurut peta lebih dekat dengan posisiku saat ini. Aku belum sempat mengunjunginya, meskipun secara teknis itu adalah guild utamaku.
“Ayo ke sana dulu.”
0 Comments
Posting Komentar