Memulai Kembali sebagai Seorang Late-Bloomer

(Part 1)



Aku tiba di Eastern Plain, dalam pencarian beberapa herba obat untuk ditanam di ladang kami. Para monster di area ini cukup lemah, yang membuatnya cocok sebagai lahan mencari item bagi para pemula. Begitu menjejakkan kaki di dataran ini, aku segera menemukan sebuah marker hijau—tersembunyi di antara sesemakan terdapat tanaman ungu yang terlihat beracun.

“Mirip poison hemlock.” 

Bisakah aku menyentuh ini? Kelihatannya tidak begitu aman, aku bertanya-tanya sambil dengan berhati-hati menilai tanaman tersebut. Tapi ternyata, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.


Nama: Poison Hemlock

Rarity: 1 / Quality: 1★

Efek: Memiliki efek racun tingkat sedang saat dimakan.


Tanaman ini tidak begitu efektif jika digunakan sendiri, tetapi sepertinya punya banyak kegunaan kalau diubah menjadi racun. Tanaman ini juga sepertinya tanaman yang berguna untuk dibudidayakan, catatku, sambil melangkah hati-hati agar tidak bertemu monster.

"Wah Aku menemukan tanaman pelumpuh!"

Beberapa menit kemudian, aku bertemu dengan tanaman berdaun kuning yang agak mirip dengan bunga dandelion. Tanaman ini juga berguna untuk potion dan obat oles.


Name: Paralyzing Plant

Rarity: 1 / Quality: 1★

Efek: Memiliki efek sedikit melumpuhkan saat tertelan.

Skill Concocting dan Cooking-ku memberikanku delapan resep sejak awal. Item permulaan yang bisa kubuat adalah potion, salep, ransum makanan, hunter potion, racun, potion pelumpuh, honey dumpling, dan salad. Kau juga bisa mengkombinasikan bahan-bahanmu sendiri secara acak dan menciptakan potion dan medicine tanpa resep, tapi metode ini disertai dengan resiko kegagalan. Membiarkan resep untuk menangani tugas secara otomatis menjamin tingkat kesuksesannya sebesar 100%, meski dengan kualitas hasil yang lebih rendah. Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Secara pribadi, aku lebih suka mencoba-cobanya sendiri dan mendapatkan sebanyak mungkin resep baru. Itu akan lebih menarik dan seru.

Item berikutnya yang kutemukan adalah sebuah wooden stick yang sama sekali tanpa marker. Meskipun kau bisa menambahkan apapun di dalam game ini ke dalam persenjataanmu, item yang tidak ada efek spesial apapun dibiarkan tidak memiliki marker. Akan tetapi, aku tertarik dengan stick ini karena bentuknya, yang mengingatkanku pada staff. Bagaimanapun, aku sedang tanpa pertahanan pada saat ini. Bahkan senjata yang seadanya pun akan berguna.

“Aku penasaran apakah ini bisa digunakan sebagai staff.”


Nama: Wooden Stick

Rarity: 1 / Quality: 1★ / Durability: 30

Efek: Attack +1. Tidak bisa diperbaiki.

Berat: 1

Yang mengejutkanku, stick ini bisa digunakan. Ini adalah pengganti yang buruk dibandingkan dengan perlengkapanku sebelumnya, tapi ini lebih baik daripada tidak ada apa-apa.

Tiga puluh menit kemudian, saat aku berlari melintasi dataran, aku berhenti sejenak untuk membungkuk dan menyibak rumput di bawah kakiku. Aku kini sudah mendapatkan item-ku yang keenam.

“Bukan herba obat lainnya!”

Saat aku berhenti untuk menenangkan napasku, seekor hewan pengerat raksasa mendesis dan melemparkan dirinya padaku.

Yikes! Nyaris saja!”

Ini bukanlah hewan pengerat yang imut, seperti marmut atau hamster, tapi tikus menyeramkan yang begitu realistis, jenis yang biasa kau temui di selokan—belum lagi tubuhnya yang sebesar anjing pit bull.

Huss! Menjauh sana dariku!”

Squeak squeak.

“Barusan kau menertawakanku hah, sampah selokan?!”

Aku berusaha sekuat tenaga menangkis makhluk itu dengan wooden stick-ku, tapi aku tidak bia memberikan damage apa pun. Apa, kau pikir aku seharusnya menggunakan staff-ku untuk mengeluarkan sihir? Kalau saja bisa!

Aku mencoba menggunakan salah satu perintah staff-ku, Swing, tetapi sepertinya itu hanya bisa diaktifkan saat menggunakan staff sungguhan. Meski begitu, aku ragu itu akan berguna melawan makhluk yang lincah seperti tikus ini.

"Kau hanya menggiling makanan ternak, pergilah dari sini!"

“Kau ini cuma umpan untuk grinding, pergi sana!”

“Hisss!”

“Guh!”

Si brengsek itu menyerbu dengan kepalanya duluan ke perutku; aku bisa merasakan sensasi rambut tubuhnya yang bersentuhan denganku. Walaupun aku nyaris sama sekali tidak merasakan hantamannya, serangan itu saja mengikis sepuluh persen HP-ku.

Si tikus yang saat ini sedang mengusikku dikenal sebagai Fanged Rat. Makhluk ini terkenal sebagai monster terlemah di LJO, yang keberadaannya secara khusus bagi para player yang baru mulai bermain untuk mendapatkan EXP. Dengan kata lain, makhluk ini hanyalah gerombolan monster sampah, jadi kenyataan bahwa aku dihajar oleh monster seperti ini sudah bisa menjelaskan semuanya. Tentu saja, aku memainkan class yang terlemah dari semuanya, jenis yang tidak dibuat untuk pertarungan garis depan, dan aku sudah menjual perlengkapan pelindungku. Ditambah lagi, aku masih Level 1. Menggambarkan kondisiku saat ini sebagai “setipis kertas tisu” mungkin termasuk sudah bermurah hati.

“Terima itu!”

“Squeak!”

“Kena!”

Aku berhasil mengenainya, meski HP-nya hanya turun sekitar sepuluh persen.

“Yep... Waktunya lari!”

Mencoba menjinakkan dia akan sia-sia, jadi aku kembali berlari. Fanged Rat, masih tetap mengejarku, tapi berlari zigzag untuk mengaburkan bauku, sambil tetap mengarahkan pandanganku ke tanah sepanjang waktu supaya tidak melewatkan tanaman apapun. Serius, aku jelas layak mendapat poin tambahan karena tidak menyerah demi tujuan yang sebenarnya sia-sia. Tentu saja, aku menghadapi tikus lincah itu. Kalau aku tidak bisa mengalihkannya dan terus menerima serangan, pada akhirnya aku akan kehabisan HP.

“Sial!”

“Squeak squeak!”

HP-ku sekarang tinggal 3; terkena damage lagi dan aku akan respawn.

“Paling tidak biarkan aku dapat satu lagi…! D’aaaah!

Saat aku ambruk ke tanah, aku berhasil mengulurkan tanganku ke sebuah marker hijau dan memetik sebuah tanaman misterius, tepat sebelum Fanged Rat menguras sisa terakhir HP-ku.

Sekali lagi, aku menemukan diriku berada di alun-alun di mana aku pertama kali muncul di dalam game, ditemani dengan sensasi perasaan melayang yang kurasakan saat log in.

...Death-warp lainnya selesai.”

Apakah aku sedih? Te-tentu saja tidak! Bagaimanapun, itu semua bagian dari rencanaku!

“Sial,” gumamku, tapi aku mengesampingkan rasa frustasiku dan menilai tanaman terakhir yang kuraih.


Nama: Life Sunflower

Rarity: 1 / Quality: 1★

Efek: Bahan potion. Memulihkan status hunger sebagai 1%.

Jadi ini bahan untuk potion. Aku beruntung. Aku sudah tahu kalau aku bisa menumbuhkan herba-herba pengobatan, jadi kalau aku bisa membudidayakan ini juga, aku akan selangkah lebih dekat untuk bisa memproduksi potion secara massal.

Bisikan kerumunan di sekitar mulai semakin keras, dan aku bisa mendengar mata mereka yang menatapku tajam. Melihat seseorang respawn pastilah pemandangan yang langka bagi mereka. Meski begitu, aku tidak bisa menyalahkan mereka—aku juga pasti akan menatap seperti itu kalau aku melihat seseorang yang respawn di hari pertama game.

Terserahlah, aku akan mengatasi masalah dengan caraku sendiri, kataku dalam hati sambil cepat-cepat meninggalkan alun-alun.

Dalam lima menit, aku sudah kembali ke kebunku. Ternyata memang berguna mendapatkan petak tanah yang mudah dijangkau seperti ini.

“Aku pulang, Olto. Ada beberapa barang untukmu.”

“Mm-mm!”

“Jadi bagaimana? Bisakah kita menanam ini semua?” tanyaku pada Olto sambil menyerahkan jenis tanaman yang sudah kukumpulkan.

“Mm! Mmm-mmm-mm-mmm,” Olto bersenandung, langsung mengubah tanaman-tanaman itu menjadi benih.

“Wow! Kerja bagus, Olto.”

“Mm-mm.”

“Sekarang benar-benar mulai terlihat seperti sebuah ladang yang seharusnya.”

Selama kurang lebih sejam aku pergi, Olto sudah selesai membajak lahan yang tadinya kosong, dan sekarang dipenuhi oleh barisan-barisan gundukan tanah yang ditata rapi.

“Mm-mm.”

Olto membuat lubang-lubang di gundukan itu dengan jarinya dan mulai menebar benih yang tadi dia perbanyak. Sama seperti sebelumnya, benih-benih itu mulai bertunas hampir dalam sekejap.

Setiap tanaman tumbuh dengan kecepatan yang berbeda, tapi biasanya perlu satu sampai empat hari bagi mereka untuk bertunas, kemudian satu sampai sepuluh hari untuk tumbuh besar. Namun sepertinya Olto mampu membuat membuat tanaman bertunas hampir saat itu juga. Mungkin juga tidak akan perlu waktu lama bagi mereka untuk bertumbuh. Kalau seperti ini, mungkin aku bisa memanen tanaman-tanaman ini dalam waktu sehari, yang berarti panen harian bisa menjadi kenyataan. Aku jadi sangat bersemangat hanya dengan memikirkan kemungkinan itu.

“Kuserahkan urusan lahan kita ini padamu, Olto!”

“Mm!”

Waktunya mengumpulkan lebih banyak tanaman. Kuharap aku bisa mendapatkan spesimen yang sedikit lebih langka kali ini.

“Tapi aku sebaiknya menyiapkan beberapa recovery item sebelum pergi.”

Memiliki beberapa cara untuk recovery berarti mampu menjelajah sedikit lebih lama. Tapi karena aku sekarang benar-benar bangkrut, aku harus membuat item-item itu sendiri, jadi aku memutuskan untuk membuat beberapa obat menggunakan tanaman pembuat salep yang sudah kupetik.

Aku memperhatikan Olto bekerja dari sudut mataku sambil mengambil air dari sumur. Meskipun air sumur dimaksudkan untuk pertanian, sepertinya ini juga bisa digunakan untuk membuat item.

“Aku akan menggunakan Auto Mode untuk membuatnya.”

Aku mengikuti instruksi dan memasukkan tanaman pembuat salep serta air ke dalam mortar yang termasuk dalam peralatan dasar ramuanku, lalu mulai melumatnya dengan alu penumbuk—pekerjaan yang cukup sederhana. Setelah beberapa saat, tanaman-tanaman itu berubah menjadi pasta. Akhirnya, aku memasukkan sihir ke dalam campuran itu dan mortar tersebut berpendar samar. Ada suara pelan Poof! yang lucu dan obat itu pun siap. Pil-pil itu bahkan dikemas rapi dalam bungkusan kertas lilin...meskipun aku tidak tahu dari mana kertas itu berasal.

Terserahlah! Sekarang aku punya obat.


Nama: Medicine

Rarity: 1 / Quality: 1★

Efek: Memulihkan 10 HP. (10 menit cooldown)

Item pemulih ini tidak hanya kurang efektif dibanding potion tingkat rendah, tapi juga tingkat kualitas terendah, tapi ini lebih dari cukup untukku. Di level ini, satu dari item ini hampir cukup untuk memulihkan HP-ku sepenuhnya!

“Baiklah, item pemulihnya sudah beres. Ayo pergi sekarang.”

Tempat berikutnya yang kutuju adalah Western Forest. Seperti Eastern Plains, ini adalah tempat yang ramah pemula. Tapi sebelum itu, aku harus melakukan sedikit penelitian. Aku sampai mengalami situasi yang menyedihkan di petualangan terakhir karena aku lalai mempersiapkan diri dengan baik. Aku lupa siapa yang mengatakannya, Pengetahuan adalah kekuatan, tapi jelas pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya. Untuk kesekian kalinya hari ini, aku kembali ke sumber informasiku yang terpercaya, Farming Guild.

Sekarang pukul 5 lewat di sore hari dalam game. Kalau aku tidak buru-buru, malam akan segera tiba. Tidak hanya ada lebih banyak monster saat malam, mereka juga akan menyerangmu secara berkelompok. Seorang mangsa kecil akan mati dalam sekejap. Selain itu, lebih sulit menemukan tanaman dalam kegelapan, jadi sama sekali tidak ada untungnya melanjutkan sampai larut malam.

“Lebih baik menyelesaikannya sebelum matahari tenggelam.”

Pak Tua di Farming Guild mengatakan padaku bahwa ada sebuah sungai dalam di Western Forest, di mana kau seharusnya bisa menemukan berbagai macam item menarik.

“Batu apung, contohnya.”

Menurut Kakek, batu apung adalah item praktis yang membantu memurnikan air. Seharusnya juga ada di daerah tambang, tapi karena aku tidak punya perlengkapan yang sesuai, kuputuskan untuk melewatkannya sementara waktu ini.

“Sebaiknya mengatur obat ini ke quick access.”

Aku membuat sebuah pintasan untuk tiga pil yang baru saja kubuat. Pintasan ini membuatku bisa mengakses item dari inventory secara langsung dengan memikirkan kata kunci yang berhubungan dengan kata kunci yang kupikirkan. Meskipun ini mengurangi efek item-nya, ini adalah fungsi yang berguna saat pertempuran.

“Kata kunci, kata kunci … kupakai saja ‘Cure’.”

Dengan itu, aku memasuki Western Forest, bersenjata lengkap dan siap untuk bertugas.

Rencanaku sederhana saja—lari secepat yang kubisa dan kabur dari musuh-musuhku. Aku di sini untuk mengumpulkan item, bertarung adalah hal yang mustahil. Pemberhentian pertama: sungai di pinggir hutan.

“Ayo pergi kalau begitu?”



“Cure!”

Dua puluh menit berlalu dan aku sudah memakai satu dari tiga pilku yang berharga. Tapi aku tidak mengira benda itu mendadak muncul di mulutku dan hampir memuntahkannya. Rasanya biasa-biasa saja; berpikir harus menelan dua pil ini lagi membuat perutku mual, tapi ada masalah yang lebih mendesak untuk dihadapi saat ini.

“Squeak!”

Aku sekarang sedang dikejar oleh seekor tupai kecil manis. Masuklah monster pasaran nomor dua, Gray Squirrel. Dia sama lemahnya dengan Fanged Rat, tapi masih tetap lawan yang tangguh untuk orang sepertiku. Tidak hanya kecil, dia juga gesit, dan aku ragu bisa menyarangkan serangan dengan tepat.

Aku tidak ada pilihan kecuali lari. Aku berlari secepat yang kakiku bisa lakukan, tidak melihat ke belakang, questku untuk mengumpulkan item pun benar-benar terbengkalai. Gara-gara cooldown, perlu waktu beberapa menit sebelum aku bisa mendapat obat lagi, tapi tupai itu terus menyerang tanpa henti selagi aku berlari, menumpukkan damage point.

Setelah lima menit berlari, aku benar-benar kelelahan, napasku tersengal-sengal. Untungnya, si Gray Squirrel yang tadi mengejarku tidak terlihat lagi di manapun. Kelihatannya aku berhasil menyingkirkannya.

Oof, kalau ini bukan game, aku pasti muntah sekarang,”sengalku.

Beruntungnya, lariku yang asal-asalan itu telah membuatku maju pesat. Peta menunjukkan bahwa aku sudah sekitar setengah jalan melewati hutan.

"Ayo kita ke sungai kalau begitu."

Aku dengan berhati-hati berjalan melewati hutan dan akhirnya menemukan diriku di tempat yang kurasa adalah sungai, walaupun sebenarnya lebih tepat disebut sungai kecil.

Masa cooldown sepuluh menit obat sudah terlewat sekarang, jadi kuputuskan untuk minum satu pil untuk memulihkan HP-ku.

Eww, rasanya tidak enak. Kira-kira apa aku bisa minum air di sini?”

Aku perlu sesuatu untuk menyingkirkan rasa ini secepatnya, jadi aku mencedok air dengan tanganku dan memeriksanya. Seperti air sumur, kualitasnya adalah yang terendah, tapi sepertinya layak untuk diminum dan crafting.

“Yah, itu melegakan.”

Bisa menyingkirkan sisa rasa sebelum melanjutkan pencarianku adalah sebuah berkah. Dapat merasakan sesuatu dengan benar dalam game ternyata adalah fitur yang cukup menyebalkan. Sekarang begitu indera pengecapku sudah dibersihkan, aku memutuskan untuk berjalan menyusuri sungai dan melihat apa yang bisa kutemukan. Akan tetapi, setelah beberapa langkah, aku langsung menyesali keputusanku. 

“Pijakannya parah,” gerutuku.

Bahkan tepi sungainya pun dibuat terlihat dan terasa begitu nyata. Tapi syukurlah, aku berhasil menemukan sebuah marker hijau di sepanjang tepi sungai.

“Batu ini?”

Aku mengamati item yang ditandai. Meskipun sekilas ini kelihatan seperti batu biasa, saat diperhatikan aku mendapati bahwa ini ternyata adalah batu apung.


Nama: Batu Apung (Water Pumice)

Rarity: 2 / Quality: 1★

Efek: Bisa ditambahkan ke dalam air untuk membantu pemurnian.

Itu deskripsi yang agak kurang jelas. Kurasa itu artinya aku bisa menggunakan ini untuk membuat air yang dimurnikan, yang berarti bisa jadi lebih bagus daripada air biasa, meskipun aku harus menguji teori itu untuk memastikannya. Walau begitu, aku yakin ini akan berguna saat meramu item.

“Baiklah, apa ada yang lain di sini? Tanaman baru mungkin…? Oh hei, ada marker hijau lagi!” seruku, menemukan sebuah marker di antara tepi sungai dan hutan. Akan tetapi, saat aku mendekati titik tersebut, aku tidak menemukan apa-apa selain tanah. Walaupun ada beberapa rumpun rumput yang tumbuh bergerombol di petak tersebut, tanaman itu hanyalah rumput biasa. 

“Jadi, apa kalau begitu?”

Apa rumput ini semacam item? pikirku sambil memeriksa tanah.


Nama: Mulsa

Rarity: 1 / Quality: 1★

Efek: Tambahkan ke tanah untuk meningkatkan efisiensi pertanian. Efek berlangsung selama lima hari. Bisa digunakan bersama pupuk lainnya.

Aha! Jadi tanah ini adalah item! Bahkan item yang sempurna untuk ladang yang baru kudapatkan. Sayangnya mulsa adalah item sekali pakai, meski begitu kurasa fakta bahwa efeknya berlangsung selama lima hari sudah cukup menutupi kekurangan tersebut. Aku benar-benar beruntung.

“Sekarang seandainya saja aku bisa menemukan tanaman langka.”

Sejauh ini, aku hanya berhasil mengumpulkan sedikit herba obat.

“Ini benar-benar memakan waktu.”

Langit semakin gelap, yang berarti malam hampir tiba. Aku harus bergegas. DI saat itulah, aku mendengar suara gemeresak di sesemakan, dan seekor Fanged Rat melompat ke jalurku.

“Tentu saja. Aku tahu semuanya berjalan sedikit terlalu lancar.”

Dalam pertunjukan agresi yang membingungkan, makhluk itu menerjang saat melihatku. Ada kilatan cahaya hijau pucat, dan HP-ku langsung anjlok ke zona merah. Aku sepertinya mendapatkan sebuah critical hit.

“Guh! C-Cure!” aku terkesiap. “Sial!”

Kalau kau pikir aku akan dikalahkan di sini, kau salah besar! umpatku dalam hati. Aku harus pergi lebih jauh ke dalam hutan. Benar, teruslah berlari sampai tanganmu mendapatkan sesuatu, desakku pada diri sendiri

Lagi-lagi aku berlari sampai rasa lelah muncul, dan di saat itulah sepertinya aku berhasil melepaskan diri dari Fanged Rat, yang tidak lagi terlihat.

“Hampir saja...”

Aku berhasil bertahan hidup, tapi aku tidak ada lagi cara untuk memulihkan diri. Kalau aku bertemu monster sekarang, aku sudah pasti mati. Tolong, jangan ada monster lagi, aku memohon, tapi sayangnya doaku tidak terjawab. Tepat di saat itu, tiga ekor Fanged Rat lainnya muncul di hadapanku.

“Squeak squeak!” makhluk-makhluk itu mendesis, sebelum menyerangku sekaligus. 

“Oh aku tidak akan mati di sini!”

Berkata begitu, aku kembali berlari.

Aku berlari seperti orang gila melintasi hutan, tikus-tikus itu menyerangku dengan ganas sepanjang waktu. Sesekali aku merasakan sesuatu mengenai punggungku, tapi aku tahu ini akan menjadi game over untukku kalau aku tersandung, jadi aku terus berlari dengan kegigihan yang mengejutkan, sambil tetap menunduk menatap tanah.

“Squeak squeak!”

“Squeak!”

Makhluk-makhluk brengsek itu! Mereka datang mengincarku hanya karena aku adalah target yang mudah! Sialan! Tetap saja, aku masih menolak untuk mati. Baiklah, para tikus, waktunya untuk menunjukkan apa yang kupunya!

Selama pengejaran, kurasa aku melihat beberapa marker hijau, tapi aku mengabaikan semuanya. Saat ini, aku memfokuskan semua perhatianku untuk lolos dari tikus-tikus ini! Kepanikanku meningkat saat HP-ku merosot, tapi aku menolak untuk menyerah. Sayangnya, tikus-tikus itu juga tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah. Tamatlah aku.

“Paling tidak harus sampai ke pohon itu!” teriakku. Di atas lereng curam yang menghadap ke sungai, berdirilah sebatang pohon yang tampak sangat berbeda dari pohon-pohon lainnya.

Aaaargh!”

Aku berlari menaiki lereng, mengerahkan seluruh tenaga yang kumiliki. Saat mencapai pohon, napasku sudah terengah-engah. Meskipun kau tidak merasakan sakit dalam game ini, kau masih bisa merasa sesak napas. Paru-paruku terasa sakit.

“...Apakah itu pohon persik?” sengalku.

Skill Appraisal-ku menginformasikan bahwa itu memang sebuah pohon persik hijau, yang menghasilkan satu buah di salah satu dahan rendahnya. Dipandu oleh marker hijau, aku menjulurkan tanganku ke buah persik itu dan memetiknya.


Nama: Green Peach

Rarity: 2 / Quality: 1★

Efek: Mengisi ulang tingkat hunger sebesar sepuluh persen.

Selain warnanya, buah ini benar-benar mirip buah persik. Sebuah aroma manis muncul darinya.

“Tentu saja...!”

“Skill Gathering telah meningkat ke level 2.”

Tidak hanya mendapatkan item langka, tapi aku juga naik level! Apa mungkin ini hari keberuntunganku? Aku cepat-cepat menyimpan buah itu ke dalam inventory-ku.

“Situasinya sepertinya sudah am— Guh!

“Squeak squeak!”

Seekor Fanged Rat menyelinap ke belakangku sementara perhatianku teralih; aku tidak mendengar suara langkah kakinya karena suara aliran air.  Tikus itu berulang kali melemparkan dirinya ke punggungku, dan setelah merasakan sensasi melayang di udara selama sepersekian detik, aku mendapati tubuhku terlontar ke depan—terjatuh langsung ke tepi tebing.

“Ka-Kau pasti bercanda! Eep!”

Tentu saja, aku ketakutan setengah mati. Pada dasarnya, aku melakukan bungee jumping tanpa kabel. Angin menderu di telingaku, dan bahkan sebelum aku sempat merasakan angin yang menerpa pipi, aku mendekati permukaan air.

“Aaaah!” Sebuah jeritan keluar dari kerongkonganku. Ini sama menakutkannya dengan kematianku akibat Wild Dog.

Aku terjun setidaknya sepuluh meter, dan beberapa detik kemudian, aku menghantam air. Meskipun tidak merasakan sakit, guncangannya sangat hebat. Sekali lagi, tubuhku terasa seperti mengambang, dan aku kembali dibawa ke alun-alun yang sama.

“Dan begitulah yang satu lagi.”

Aku mulai terbiasa dengan hal ini. Aku memunggungi player lain dan berjalan pulang, mengabaikan tatapan terang-terangan mereka.

“Olto, aku pulang,” kataku.

“Mm-mm!” Olto menayapku.

Kawan kecilku yang lucu ini berjalan tertatih-tatih mendekatiku, tersenyum lebar. Dia lalu mulai menarik-narik kakiku dengan sungguh-sungguh.

“Mm-mm, mm-mm.”

Dia sepertinya menunjuk ke arah ladang kami.

“Ada apa?”

“Mm-mm.”

Aku mengikuti arah petunjuknya dan menemukan beberapa tunas muda yang cukup besar, jauh lebih besar daripada yang kuingat sebelumnya, dan sudah mulai memunculkan daun. Aku tertegun. Kami baru saja menyemai benih-benih ini beberapa jam yang lalu!

“Mereka sudah tumbuh sebanyak ini?!”

“Mm.”

“Wow. Kau hebat, Olto.”

“Mm-mm-mmm!”

Pujian itu sepertinya membuatnya senang. Aku menepuk kepalanya sembari menyerahkan padanya salah satu hasil dari perburuanku sebelumnya.

“Ini, aku mendapatkan sesuatu untukmu.”

“Mm!”

Item pertama yang kuberikan padanya adalah mulsa, yang dia ambil dari tanganku dengan sangat antusias, melompat-lompat naik turun. Dia langsung menaburkannya ke tanah.

“Selain itu, bisakah kau melakukan sesuatu dengan ini?” tanyaku, menunjukkan padanya persik hijau yang tadi kupetik. Aku berharap kami bisa menanam ini di ladang kami menggunakan skill Arboriculture. Kalau dia tidak bisa, maka aku akan menjualnya di suatu tempat atau memakannya sendiri.

“Mm? Mmm. Mm-mm.”

Buah itu berpendar saat Olto bersenandung, cara yang sama dengan saat dia mengaktifkan skill Propagation-nya sebelumnya. Dalam sekejap, persik itu berubah menjadi sebuah pohon kecil.

Kelihatannya, skill Propagation-nya ini mengubah tanaman menjadi benih dan pohon menjadi tunas pohon kecil. Namun, tidak seperti tanaman, yang menghasilkan dua benih, pohon kecil ini tidak berlipat ganda jumlahnya. Tentu saja, ini mungkin merupakan kompensasinya, karena kau bisa memanen banyak item dari pohon itu saat mereka dewasa.


Nama: Green Peach Sapling

Rarity: 2 / Quality: 1★

Efek: Tumbuh menjadi pohon Green Peach. Pemula tidak dapat merawat pohon kecil ini.

Hmm. Tebakanku benar; ini pohon yang sulit untuk tumbuh. Aku senang Olto memiliki skill Arboriculture.

“Kemampuan Command-mu telah meningkat ke level 2.”

Hebat! Ada naik level lagi. Menyuruh monstermu bekerja sepertinya adalah kunci untuk mendapat lebih banyak EXP skill.

“Tapi kurasa sudah cukup untuk hari ini.”

Aku sudah respawn tiga kali; lebih dari itu akan memunculkan penalti kematian. Selain itu, sekarang sudah malam. Tidak hanya ada lebih banyak monster yang berkeliaran, tapi juga lebih sulit untuk mengumpulkan item dalam kegelapan.

“Kurasa aku log out saja sekarang. Tapi aku masih bisa sebentar lagi sebelum batas waktunya…”

Untuk menjaga kesehatan player, ada batasan waktu berapa jam kau bisa dive ke dalam LJO dalam satu waktu. Tentu saja, itu adalah aturan yang berlaku pada semua game VR full dive.

Ada berbagai kecelakaan tragis ketika konsol game VR full dive pertama kali beredar di pasaran. Dalam mode junkie biasa, kau bisa makan sambil bermain dan tertidur jika merasa mengantuk, tetapi dengan game VR full dive, di mana kesadaranmu sendiri yang memasuki realitas virtual saat tubuhmu setengah tertidur, sulit untuk merasakan perubahan pada tubuh fisikmu yang sebenarnya. Beberapa player lupa waktu dan bermain selama lebih dari seratus jam tanpa makan atau minum, yang menyebabkan mereka pingsan saat log out, dan dibawa pergi ambulans. Dalam kasus yang lebih ekstrem, ada beberapa player hardcore yang benar-benar mengosongkan isi perut mereka dan memasang infus sebelum masuk dan mulai bermain. Kasus terburuk yang dilaporkan adalah seorang player yang meninggal karena gagal jantung setelah terus-menerus log in ke game VR selama seminggu penuh.

Akibatnya, game VR saat ini memiliki berbagai raturan untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti itu. Salah satu tindakan tersebut adalah dengan melakukan log out secara berkala. Jika kau tidak log out setelah jangka waktu tertentu, game tersebut akan mengeluarkanmu secara paksa.

Meski begitu, aku masih ada waktu beberapa jam lagi. Tapi, aku sudah lelah secara mental dan sangat membutuhkan istirahat.

“Tunggu sebentar.”

Apa itu ide yang bijak? Aku sudah memulai game ini dengan lambat. Bukankah lebih baik mencari sesuatu yang bisa kulakukan untuk mencoba dan memaksimalkan poin EXP-ku? Aku memutuskan untuk memeriksa papan pengumuman di Adventurers’ Guild. Jika ada quest yang bisa kuselesaikan, baguslah; kalau tidak ada, ya sudah.

Aku berhasil menemukan quest yang sangat mudah: mencuci piring di sebuah penginapan. Hadiahnya menyedihkan—satu herba obat—tetapi aku bersyukur karena mendapatkan sesuatu yang aman dan mudah dilakukan. Itu seperti bekerja paruh waktu.

Satu jam setelah menerima quest, aku pun selesai dan dalam perjalanan kembali untuk melapor ke guild.

“Capeknya...”

Meskipun aku sendiri yang memilih untuk menerima quest itu, sejujurnya aku tidak menyangka akan mencuci piring di dalam game. Ah, setidaknya aku telah membuat pemilik penginapan senang.

"Terima kasih, Sayang! Aku sangat senang kau datang! Tidak ada orang lain yang mau menerima pekerjaan itu," kata wanita itu.

"Bukan masalah."

Meskipun dia hanya seorang NPC, tetap saja senang rasanya mendengar sebuah ucapan terima kasih dari orang yang kelihatan nyata ini.

Adventurers’ Guild tetap buka bahkan di malam hari, dan resepsionisnya berbeda dari yang kulihat di sore hari. Perhatian terhadap detail dalam game ini benar-benar luar biasa. Penyelesaikan quest-ku hanya butuh waktu sebentar; aku hanya perlu menelusuri papan pengumuman dari jendela statusku dan menekan beberapa tombol. Setelah selesai, aku memutuskan untuk mencari quest lain, dan menemukan quest yang mirip dengan quest mencuci piring—membantu toko item menata gudangnya. Hadiahnya sangat kecil—hanya 50 G—tetapi itu satu-satunya jenis quest yang bisa kulakukan. Tugasnya sederhana; yang harus kulakukan hanyalah mengikuti instruksi si pak tua dan memindahkan beberapa kotak dan kereta dorong ke sana sini.

“Ho ho ho. Aku menghargai bantuanmu, Nak. Kau orang pertama yang menerima quest ini.”

Dengan alasan yang bagus. Mana mungkin ada orang yang mau membuang waktu dua jam waktu mereka yang berharga hanya untuk 50 G yang sangat sedikit? Kau bisa menghasilkan lebih daripada itu dengan mengumpulkan item di lapangan dan membunuh beberapa monster. Semoga berhasil membuat siapa pun menerima quest jenis ini di tahap game ini.

“Lihat sekarang...” gerutuku. “Sudah waktunya log out.”

Sekarang, aku sangat terkuras, dan benar-benar bisa memanfaatkan waktu istirahat itu. Lebih baik beristirahat dan melanjutkan bermain saat fajar. Olto akan bisa mengurus ladang kami sementara itu.

“Aku baru ingat, lebih baik mencoba batu apung sebelum aku pergi.”

Dengan uang yang kuhasilkan, aku membeli tong kayu, dan mengisinya dengan air dari sumur sebelum menambahkan batu apung ke dalamnya. Namun, tidak ada perubahan di saat itu juga. Aku mungkin harus meninggalkannya untuk sementara waktu.

“Sampai besok, kawan,” kataku pada Olto, berpamitan padanya.

“Mm-mm.”