Diam Saja (2)

(Penerjemah : Ei-chan)


Rosalyn pun tersenyum.

“Kudengar kau adalah sampah, tapi kurasa itu adalah sebuah kebohongan.”

Rosalyn berhenti dengan nada bicara sopannya hampir saat itu juga, seperti yang Cale telah perkirakan. Meskipun mayoritas orang mungkin tidak tahu seperti penampilan puteri dari kerajaan lain, namun tidak demikian halnya bagi para bangsawan.

Bangsawan tingkat rendah mungkin sulit untuk mengumpulkan informasi, tapi pada tingkat Count—seperti keluarga Henituse—mendapatkan informasi tentang bangsawan dan keluarga kerajaan tetangga adalah pengetahuan dasar. Bukanlah hanya tentang bersenang-senang dan permainan menjadi seorang bangsawan.

Cale menanggapi pernyataan Rosalyn.

“Memang benar saya terkenal sebagai seorang sampah. Akan tetapi, seorang penyihir sebaiknya membuat penilaian mereka berdasarkan kelima indera mereka.”

“Kau benar, Tuan Muda Cale. Kami hanya mempercayai hal-hal yang kami alami sendiri.”

Cale merasa cara berbicara Rosalyn sangat aneh. Dia berbicara informal padanya sebagai seorang tuan puteri, tapi ketika dia merujuk dirinya sendiri sebagai bagian dari komunitas penyihir dengan menggunakan penyebutan ‘kami’, dia berbicara sebagai formal. Identitasnya sebagai seorang penyihir sepertinya sangatlah penting baginya.

“Tapi Tuan Puteri.”

“Rosalyn.”

Dia kelihatannya benar-benar tidak ingin diperlakukan sebagai seorang tuan puteri.

“Baiklah kalau begitu. Nona Rosalyn, apa Anda sudah selesai dengan pertanyaan Anda?”

“Ya. Aku sudah selesai.”

Dia tersenyum sambil menjawab

“Tuan Muda Cale, sepertinya Anda tidak ingin terlibat denganku?”

Walaupun dia tahu bahwa wanita itu adalah seorang puteri, dia hanya memberitahu bahwa dia bisa menikmati kunjungannya dan kemudian pergi. Bukannya dia merasa ini adalah sikap tidak menghormati atau semacamnya. Malahan, dia lebih suka seperti itu. Kalau dia menginginkan perlakukan khusus, dia akan segera mengungkapkan nama lengkap dan identitasnya.

Dia tidak ingin diperlakukan seperti itu. Sebagai tambahan, dia merasa berterima kasih pada Cale karena memberitahu mereka tentang kondisi Lock.

“Benarkah? Saya hanya bertindak seperti itu karena tuan puteri sepertinya lebih suka seperti itu.”

‘Bohong.’

Rosalyn menganggap perkataan Cale sebagai alasan yang bagus.

Seorang manusia yang berpergian dengan seekor naga. Dia dikenal sebagai seorang sampah di masyarakat, tapi tidak seperti itu sebenarnya pada kenyataannya. Dia bisa dengan mudah mengungkapkan keberadaannya kalau pria ini benar-benar menginginkannya.

Dia berterima kasih pada Cale, yang sedang tersenyum seakan tidak tahu apa-apa.

“Sepertinya Anda tidak menginformasikan keluarga kerajaan Roan. Terima kasih banyak.”

“Tidak masalah. Sesuatu seperti itu sebaiknya berdasarkan keinginan pribadi orang yang berkepentingan.”

Cale berpikir bahwa Putera Mahkota akan menerobos masuk ke kediaman ini jika Cale melaporkannya ke istana.

“Anda benar, Tuan Muda Cale. Aku tidak ingin mengungkapkan diriku. Jika ini menimbulkan masalah bagi Anda di kemudian hari, silakan beritahu mereka bahwa akulah yang meminta Anda untuk melakukannya. Aku akan mengirimkan pembawa pesan untuk mendukung cerita Anda.”

“Saya mengerti.”

“Terima kasih sudah memperbolehkanku menginap di sini. Aku akan mengurus urusanku sendiri dan tidak akan menyebabkan masalah untukmu.”

‘Tidak menyebabkan masalah untukku.’

Cale berterima kasih pada Rosalyn karena memberinya jawaban yang paling dia inginkan.

“Terima kasih banyak.”

“Jangan dipikirkan, memang sudah seharusnya seperti itu.”

Rosalyn menepis terima kasih Cale sebelum lanjut makan. Cale dan Rosalyn, mereka berdua tidak perlu bicara lagi. Rosalyn hanya melirik diam-diam si naga dengan cukup sering.

Dia tidak bisa menahan diri. Sebagai seorang penyihir, pandangannya terus tertuju pada naga itu. Si naga berhenti menyantap sosis yang awalnya adalah milik Cale sebelum menoleh menatap Rosalyn. Setelah mengabaikan lirikan Rosalyn selama beberapa waktu, dia akhirnya bicara. 

“Makan sendiri makananmu. Ini punyaku.”

Si Naga Hitam menarik piring berisi sosis mendekatinya. Cale dengan santainya menumpuk lebih banyak makanan ke piring itu untuk si naga. Naga Hitam itu ketagihan dengan rasa steak—yang berbeda rasanya dari memakan daging mentah—dan juga jenis-jenis makanan lainnya yang ada di atas meja.

Rosalyn melirik pada Cale, dan pria itu dengan diam-diam mengacungkan empat jari tanpa diketahui naga itu. Empat tahun. Rosalyn tersenyum menanggapi pesan Cale dan membalas si naga.

“Ya, Tuan Naga. Saya tidak akan berani mengincar makanan Anda.”

Si Naga Hitam kembali makan dan begitu pula dengan Rosalyn dan Cale.

Ini adalah waktu makan yang santai dan damai.

Setelah selesai, Cale menaiki kereta kuda untuk menemui para bangsawan Kawasan Timur-Laut. Bangsawan Timur-Laut hanya terdiri dari 10 keluarga bangsawan. Akan ada lebih banyak jika mempertimbangkan tingkat baron dan di bawahnya, tapi pilar wilayah Timur-Laut didasarkan pada kesepuluh keluarga ini. Dari 10 keluarga ini, tiga orang yang Cale temui hari ini berasal dari tiga keluarga yang sudah akrab dengan keluarga Henituse sejak lama.

“Benar-benar sebuah dilema.”

Karena itulah Cale merasa khawatir. Choi Han, yang mengikuti dia sebagai seorang pengawal, bertanya dengan hati-hati.

“Ada apa? Jika ada yang bisa saya bantu, tolong beritahu saya.”

“Bukan apa-apa. Kau tidak perlu tahu.”

Cale hanya menjawab singkat sebelum kembali berpikir. Choi Han mengamati Cale dan mulai merasa khawatir juga. Ini pertama kalinya Choi Han melihat Cale khawatir seperti ini.

Cale tidak tahu harus berbuat apa.

Kekacauan macam apa yang harus dia lakukan agar benar-benar terlihat sebagai seorang sampah? (TL : Anak baik disuruh jadi preman...perlu bakat khusus itu mah LOL)

Cale akhirnya menyadari setelah terikat dengan beban besar seperti Choi Han dan si Naga Hitam. Dia mengalami dilema tentang bagaimana caranya menjalani kehidupan seorang sampah masyarakat.

Para bangsawan Timur-Laut pasti telah melihat sikap brengsek Cale di masa lalu. Mereka juga pasti menerima berita tentang semua tindakan brengsek Cale di wilayah Henituse. Karena itulah dia harus lebih berhati-hati,...tidak, dia bahkan harus lebih kacau.

“Hmm.”

Cale mengamati kedua tangannya. Bersikap sebagai orang yang benar-benar bajingan? Itu akan menjadi salah satu cara untuk terlihat seperti seorang sampah dari semua sampah masyarakat. Sementara Cale memikirkan tentang bagaimana cara dia bisa bertindak separah mungkin, kereta tersebut berhenti di sebuah kediaman. Karena para bangsawan Timur-Laut memiliki kediamannya masing-masing di area yang sama di ibukota, tempat ini tidaklah terlalu jauh.

“Selamat datang, Tuan Muda Cale.”

Cale menyadari kehadiran si butler tua menyambut dia di gerbang dan melihat bangunan di belakang butler itu.

Ini adalah kediaman Count Wheelsman. Wilayah Count Wheelsman berada di bagian depan sisi Timur-Laut dan dia tidaklah sangat berpengaruh maupun kaya raya. Karena itulah dia dapat membangung hubungan dekat dengan Count Henituse di Timur-Laut, di mana mereka tidak memiliki Duke maupun Marquis. Count Henituse suka dengan pertemanan ini karena bagi seseorang seperti dirinya—yang wilayahnya berada di sudut Timur-Laut—mengenal seseorang yang dekat dengan ibukota adalah hal yang menguntungkan.

Cale mengingat tentang penerus dari Count Wheelsman.

‘Eric Wheelsman.’

Deputi butler Hans sudah mewanti-wanti Cale sebelum dia berangkat ke pertemuan ini.


-’Tuan Muda, adalah hal yang sangat bagus Anda memiliki hubungan yang baik dengan Tuan Muda Eric, namun saya menyampaikan hal ini untuk bertanya apakah menurut Anda akan lebih cerdas untuk tidak bersikap terlalu dekat antara satu sama lain di depan para bangsawan lainnya dalam pertemuan ini.’


Itu membuat Cale tahu bahwa Eric dan pemilik asli tubuh ini dulunya sangatlah dekat. Akan tetapi, informasi mengenai Eric dalam laporan informasi para bangsawan menggambarkan Eric sebagai seseorang yang baik namun sedikit kaku.

“Tuan Muda Cale, bolehkah saya memandu Anda di dalam?”

“Tentu.”

Cale mengikuti si butler tua masuk ke kediaman Wheelsman.

Eric Wheelsman, Gilbert Chetter, dan Amiru Ubarr. Mereka bertiga sudah ada di dalam. Cale masih berpikir bagaimana sebaiknya dia bertindak di depan mereka saat masuk ke dalam.

Pada akhirnya, dia tidak perlu khawatir tentang hal semacam itu.


“Cale. Kau paling tidak masih mau mendengarkan kata-kata hyung-mu ini. Bukan begitu?”

Cale memperlihatkan raut wajah bingung. Eric Wheelsman mendorong naik kacamatanya setelah melihat ekspresi Cale. Saat ini, duduk di meja bersama dengan ketiga bangsawan yang mengelilingi dia seakan-akan dirinya sedang diwawancara.

‘Ini aneh.’

Tapi suasana ini lebih seperti mereka sedang menghibur daripada mewawancara dia. Eric Wheelsman pun mulai bicara.

“Bukankah ini akan menyebalkan bagimu juga?”

Puteri Viscount Ubarr, Amiru, dan putera Baron Chetter, Gilbert, ikut berbunyi.

“Dia benar. Tuan Muda Cale, kudengar kau tidak suka formalitas menyebalkan.”

“Tuan Muda Cale, tidaklah salah merasa sesuatu menyebalkan.”

Rasanya seakan mereka sedang mencoba menghibur seorang anak kecil. Cale pertama-tama menanggapi pernyataan mereka.

“Ya, itu menyebalkan.”

“Nah! Karena itulah!”

Tap.

Eric mengetuk ringan meja. Nampaknya bukan karena dia marah, tapi lebih seperti bergerak tanpa menyadarinya.

Dia menatap Cale—yang dulunya adalah seorang bocah kecil manis sampai akhirnya tumbuh menjadi seorang sampah—dan melanjutkan dengan tenang.

“Karena itu, kau tidak perlu mengatakan ataupun berbuat apapun. Diam saja! Tetap diam dan kami akan mengurus semuanya untukmu. Lagipula kau juga tidak suka hal-hal yang merepotkan dan formalitas.”

Cale menanggapi balik dengan ekspresi penuh minat.

“Aku sangat pintar dalam bersikap diam.”

“Huh? Benarkah? Ah, ya. Kau memang seperti itu. Kau benar-benar pintar dalam hal itu.”

Eric dikenal sebagai orang yang mudah gelisah, sekaligus jenis yang mudah khawatir. Tapi itu hanya karena dia cenderung was-was tentang segalanya sebelum hal tersebut benar-benar terjadi.

Dia pun berbicara pada Cale, yang menjadi kecemasan terbesarnya sejak kemarin, ketika mengetahui bahwa Cale sungguh-sungguh yang menjadi perwakilan ke ibukota. Dua orang lainnya mengamati Eric seakan-akan sedang menyemangati dia.

“Beberapa bangsawan Timur-Laut lain mungkin akan mencoba membuatmu kesal. Mereka yang mendukung Marquis Stan atau beberapa Duke lainnya pasti akan mencoba. Tapi yang perlu kau lakukan hanyalah tetap diam dan kami akan mengurus semuanya untukmu. Bagaimana?”

Inilah yang Eric paling cemaskan. Dari 10 keluarga pilar, hanya 4 keluarga ini yang mengaliansikan diri dengan yang lain. Bangsawan lain yang bekerja sama dengan bangsawan dengan tingkat yang lebih tinggi dari luar area akan mau menawarkan seluruh grup bangsawan Timur-Laut ke jajaran mereka.

Mereka harus waspada, waspada, dan semakin waspada. Grup dari keempat keluarga ini harus berada di tengah-tengah. Itulah cara mereka menjadi fraksi terkuat di Timur-Laut, dan untuk bisa melakukannya, keluarga Henituse yang kaya raya tidak boleh menyebabkan masalah di ibukota.

Eric, begitu pula dua orang lainnya, menanti dalam diam tanggapan Cale.

“Itu akan sangat bagus.”

Cale menyunggingkan senyum lembut sebagai tanggapan. Eric berpikir bahwa Cale masih terlihat seperti anak baik yang dulu—selama dia tidak minum-minum—dan mulai bicara.

“Aku berencana agar kita juga bersama-sama menyampaikan rasa hormat kita pada Putera Mahkota. Aku yakin kau merasa ini menyebalkan dan ingin langsung minum-minum, tapi itu akan sulit. Selama kau melakukan salam perkenalan itu, kami akan mengurus SEMUANYA!”

‘Oh?’

Cale pun menyengir. Dia merasa suasana ini sangat menarik. Dia mengambil gelas anggur di depannya. Cale bisa melihat Gilbert berjengit saat dia melakukan itu.

Cale juga merasa ini janggal. Dia memang seorang sampah bermasalah, tapi karena mereka berada di pihak yang sama, satu-satunya tindakan yang memungkinkan bagi mereka adalah melindungi dirinya. Dia membasahi mulut dengan anggur, sebelum mulai bersuara.

“Itu sangat bagus.”

“Ya ‘kan?”

Eric tersenyum cerah sementara kacamatanya memantulkan cahaya dari lampu kandelir.

Cale memutuskan untuk menerima tawaran dari ketiga bangsawan ini untuk tidak melakukan apapun dan mendapatkan perlindungan dari mereka. Dia sangat menyukai ide ini.

“Yang harus kau lakukan adalah muncul, duduk di sana, dan bersantai.”

“Bagus sekali. Kedengarannya sempurna.”

Itu adalah penawaran yang sangat bagus, sesuai dengan yang Cale sukai. Dia dengan tenang menyantap hidangan di depannya, sementara dia berpikir bahwa adalah ide bagus datang ke sini hari ini. Akan tetapi, Eric, Gilbert, dan Amiru tidak melepaskan kewaspadaan mereka. Cale Henituse adalah orang yang bahkan melemparkan botol pada pertemuan para bangsawan Timur-Laut saat segalanya berjalan lancar.

Mereka bersikap waspada terutama karena mereka di sini untuk meyakinkan Putera Mahkota untuk berinvestasi di pesisir pantai Timur-Laut, di mana keluarga Gilbert dan Amiru berada.

“Anggur dari wilayah Henituse benar-benar enak.”

Tentu saja, Cale mengetahui keinginan kedua keluarga itu terhadap investasi Putera Mahkota tersebut dari informasi yang Hans berikan padanya. Keempat keluarga berbagi informasi satu sama lain tanpa rahasia apapun. Akan tetapi, Cale tahu bahwa investasi dari Putera Mahkota tidaklah memungkinkan. 

‘Bagaimana dia bisa berinvestasi saat perang akan segera dimulai dari selatan Benua Barat? Mungkin akan berbeda jika ada angkatan laut.’

Keempat bangsawan bercakap-cakap cukup sering selagi mereka melanjutkan makan. Ketiga bangsawan merasa sedikit lega setelah melihat Cale menuntaskan seluruh hidangan tanpa membuat masalah.

Mereka semua cukup puas dengan pertemuan ini.

* * *

Cale beristirahat sebentar setelah kembali ke kediamannya, sebelum mendengar bahwa Choi Han kembali, membuat Cale memanggil dia ke kamarnya.

“Cale-nim, Anda memanggil saya?”

“Penginapan?”

“Baik-baik saja. Untungnya, anak-anak penuh semangat.”

Cale memucat memikirkan 10 anak-anak Suku Serigala yang penuh semangat. Di sisi lain, Choi Han seperti jadi lebih lega dan senang.

“Kalau begitu, tidak ada hal lain untuk dilakukan?”

“Ya?”

Cale mengangguk sebelum bangkit berdiri. Barulah Choi Han menyadari bahwa Cale tidak sedang memakai piyama atau bajunya yang biasa. Dia sedang mengenakan pakaian yang sangat kasual.

Cale berjalan melewatinya ke tempat tidur sambil berkata, “Aku akan berbaring di tempat tidur, jadi bilang pada Hans kalau dia bisa berhenti berdiri di luar pintu dan pergi tidur. Dia bahkan akan pergi tanpa menengok ke belakang.”

Choi Han melihat ke luar jendela teras yang terbuka. Malam ini cerah. Dia kemudian bertanya pada Cale.

“Apakah Anda akan pergi ke luar?”

“Ya.”

Cale tersenyum sambil menjawab, “Aku membiarkan teras terbuka seperti sebelumnya, jadi datanglah ke kamarku.”

“Saya mengerti.”

Tatapan mata Choi Han berubah. Dia ingat apa yang Cale telah katakan padanya tempo hari. Cale mengatakan bahwa dia akan memberitahu Choi Han bagaimana caranya menemukan si penyihir peminum darah.

“Apakah hanya kita berdua, tanpa On ataupun Hong?”

Choi Han bertanya dengan ekspresi serius, tapi jawabannya muncul dari tempat lain.

“Aku juga akan pergi.”

Si Naga Hitam menghilangkan sihir tak kasat matanya dan masuk lewat jendela teras. Choi Han menatap si Naga Hitam sebelum kembali melihat Cale. Pria itu bahkan menjawab dengan nada yang lebih santai dibandingkan sebelumnya.

“Kita bertiga yang akan pergi.”

* * *