Membalas Jasa (3)

(Penerjemah : Ei-chan)


Tentu saja, dia berencana memberikan mereka harapan secara anonim. Itu adalah sesuatu yang dia pelajari dari si naga.

'Kecuali dewa mereka tidak ada kerjaan dan mengungkap tentang aku, tidak mungkin mereka akan mengenaliku.'

Mustahil bagi mereka untuk mengetahui identitasnya. Bukankah itu hebat? Dia seharusnya melakukan semuanya secara anonim hingga sekarang. Cale melangkah masuk ke reruntuhan dengan perasaan sebuah beban yang berat telah diangkat dari dadanya.

Dia bisa melihat orang-orang sedang berdoa di penjuru area ini.

Di saat itulah, Hans secara diam-diam mendekati Cale dan berbisik padanya.

"Saya baru saja melihat putera sulung keluarga Marquis Stan."

“...Bagaimana kau bisa tahu tentang orang itu?"

Cake sungguh-sungguh terkejut. Hans tersenyum sebelum menunjuk matanya sendiri.

"Ada sangat banyak informasi apapun tentang para bangsawan dalam kepala saya. Saya bisa melihat seorang pria yang didorong di atas kursi roda. Sebenarnya aneh hanya ada satu orang bersamanya, tapi saya dapat melihat ada sebuah lambang ular merah pada kursi roda tersebut."

“Hans.”

“Yes, tua .”

"Kau lebih baik daripada penampilanmu."

“Terima kasih?”

Hans mengangkat bahu dengan ekspresi puas saat menyelesaikan laporannya. Dia kemudian bertanya pada Cale.

"Apa yang Anda rencanakan akan lakukan?"

Cale bisa merasakan sisi kiri wajahnya menghangat dan dia melihat ke arah itu. Choi Han sedang menatapnya. Cale menggelengkan kepala dan menjawab mereka berdua.

“Abaikan mereka.”

Mereka berdua mengangguk tanpa mengatakan apapun. Barulah setelah itu tur mereka resmi dimulai. Setelah melihat sekeliling, Cale terhenyak dengan penampilan menara-menara batu di reruntuhan tersebut.

“Semuanya…”

Cale terlihat tidak bisa mempercayai ini.

“Lebih jelek daripada yang kuperkirakan.”

Cale tidak bisa memahami selera gaya masa kuno. Dia tadinya mengira akan melihat tumpukan-tumpukan batu, tapi ada menara-menara batu dalam banyak bentuk di reruntuhan ini.

Semuanya terlihat menarik. Akan tetapi, jelas tidak indah. Cale mencuri lihat anak-anak kucing di pelukan Hans. Mereka terlihat luar biasa kecewa juga.

Akan tetapi, ada seseorang yang kelihatannya lebih serius daripada yang Cale perkirakan. Choi Han menundukkan kepalanya seperti orang-orang lain yang sedang berdoa, dan dia pun sepertinya juga ikut berdoa.

‘Aku yakin dia berdoa untuk kembali ke Korea.’

Choi Han bertumbuh dalam lingkungan keluarga yang bahagia. Dia jenis orang yang berbeda dibandingkan Cale—Kim Rok Soo. Choi Han tumbuh besar dalam keluarga yang bahagia dan pengaruh lingkungan yang positif. Karena itulah dia mampu bertahan hidup dalam situasi yang membahayakan sambil tetap menjadi orang yang baik.

Cale sedang memandangi Choi Han saat pemuda itu mengangkat kepala dan berkontak mata dengannya.

“Cale-nim.”

“Apa?”

“Aku ada satu pertanyaan dan satu laporan.”

Cale punya firasat buruk soal ini.

“Mulai dengan pertanyaanmu.”

Choi Han sepertinya memikirkan sesuatu sembari memandang menara-menara batu yang berdiri di atas dataran luas ini dan mulai bicara.

“Cale-nim, apa kau tidak akan membuat permohonan?”

‘Itukah yang dia ingin ketahui?’

Cale hanya menjawab santai.

“Aku tidak melakukan hal-hal seperti membuat permohonan.”

“Kenapa tidak?”

“Itu membuatmu terlalu banyak berharap.”

Choi Han, Hans, dan bahkan para anak kucing semuanya menoleh pada Cale. Cale memandangi menara-menara batu itu seperti yang Choi Han lakukan, dan lanjut bicara dengan perlahan.

“Jauh lebih mudah menjalani hidup tanpa banyak berharap.”

Rasanya luar biasa saat kau menggosok tiket undian dengan mengharapkan uang Rp 10.000,- dan ternyata menang Rp 50.000,-, tapi kalau kau menggosoknya dengan mengharapkan hadiah utama dan hanya berakhir dengan Rp 50.000,-, kau pastinya akan jadi kesal.

Tap. Cale mengalihkan pandangannya setelah merasakan tepukan di bahunya, dan menemukan deputi butler Hans tersenyum padanya lalu bicara.

“Anda benar, Tuan Muda. Tidak ada hal seperti mimpi atau harapan di dunia ini.”

“...Berhentilah bicara.”

“Ya, tuan!”

Hans menanggapi dengan lantang, tapi sepertinya juga agak kecewa saat dia memimpin jalan dengan para anak kucing. Cale dengan santai mengikuti dari belakang Hans, dan di saat itulah Choi Han cepat-cepat mendekat lalu berbisik dengan suara pelan agar tidak terdengar Hans.

Choi Han belum menyampaikan laporannya.

“Naga itu sudah memasuki kota.”

“Abaikan.”

“Aku mengerti.”

Cale mengamati sekeliling. Naga itu pastinya telah membuat dirinya tidak terlihat, karena dia tidak bisa melihat. Hal yang bisa dia lihat hanyalah orang-orang yang sedang berdoa pada menara-menara batu itu. Festival Menara Batu masih seminggu lagi, tapi tetap saja ada sejumlah besar orang di sini. Pandangan Cale beralih ke arah yang berlawanan dengan menara-menara batu di padang rumput ini.

Area yang lebih tinggi, area di mana penduduk terkaya di Kota Puzzle ini bermukim. Di balik area itu ada sebuah gunung kecil dan di suatu tempat di gunung itu adalah makam orang yang dulunya hidup sampai berumur 150 tahun.

Keesokan harinya, Cale siap menuju ke makam itu. Sudah jelas, dia harus menyingkirkan manusia-manusia dan anak kucing yang ingin mengikutinya. Syukurlah, semua orang berhenti menyuarakan keluhan mereka saat dia bilang hanya satu orang yang akan ikut dengannya.

“Aku hanya akan membawa Choi Han.”

Choi Han adalah orang terkuat di sini. Dengan Choi Han yang mendampingi, baik Wakil Kapten maupun Hans tidak ada keluhan lagi.

Wakil Kapten hanya mengerutkan dahi dan berkata dia perlu melatih para kesatria, sebelum mulai mengumpulkan mereka. Sementara Cale menyaksikan para kesatria yang mengikut di belakang Wakil Kapten dengan tampang putus asa, Hans hanya mengatakan satu hal sebelum menghilang.

“Saya akan mengurus anak-anak kucing tersayang kita.”

Cale berpaling dari Hans yang sepertinya sangat antusias untuk bersama-sama dengan para anak kucing itu dan melangkah keluar dari penginapan. Choi Han mengikuti di belakangnya.

“Apa kita akan melakukan sesuatu lagi hari ini?”

“Lagi? Orang bisa salah paham kalau mendengarmu.”

Choi Han tidak merespon. Cale pun tidak mempedulikannya dan hanya melangkah menuju ke gunung di belakang area yang lebih tinggi lalu lanjut bicara.

“Aku harus pergi ke gunung itu. Kau bisa tunggu saja aku di pintu masuk gunung.”

“Baik.”

Choi Han tidak berkata-kata lagi. Cale lebih suka orang yang seperti ini. Choi Han tidak bertanya-tanya pada Cale. Dia adalah seseorang yang sepertinya mengikuti Cale, tapi tidak merasa penasaran dengan apa yang Cale lakukan. Ini mungkin bisa saja terjadi karena Choi Han berpikir dirinya bisa menduga-duga kalau dia memang menginginkannya, dan karena dia merasa dirinya tidak akan berada dalam bahaya tidak peduli apa yang sebenarnya Cale lakukan.

Cale tiba di gunung kecil itu setelah melewati area tinggi yang khas, sebelum berhenti setelah mendengar Choi Han memanggilnya.

“Cale-nim.”

“Apa?”

“Aku akan pergi besok.”

“Aku tahu. Akulah yang menyuruhmu untuk pergi besok.”

Choi Han berkontak mata dengan Cale yang berdiri dengan tidak sabaran di pintu masuk gunung. Cale-lah yang mengatakan bahwa dia, Choi Han, cukup untuk perlindungan. Choi Han sudah memikirkan tentang aksi perlindungan ini selama beberapa hari terakhir.

"Aku terus mempertimbangkan hal untuk beberapa lama, tapi ada sesuatu yang harus kukatakan padamu."

Laporan tentang naga kemarin bukanlah hal yang benar-benar ingin Choi Han sampaikan. Dia merasa ragu sesaat, sebelum kembali menatap Cale dan mulai bicara. Pandangan Choi Han terarah melewati bahu Cale ke sebatang pohon di dekat pintu masuk gunung.

"Ron-ssi adalah orang yang berbahaya."

Cale tersentak sejenak karena pernyataan langsung yang didapatnya tanpa peringatan ini. Haruskah dia pura-pura tahu atau pura-pura tidak tahu? Dia langsung memantapkan pikirannya. Cale tidak memperkirakan pernyataan seperti ini, tapi dia menanggapinya dengan tenang.

“Begitukah?”

“Kau tidak kaget? Ada bau darah berbahaya darinya. Dia adalah orang kuat yang menumpahkan banyak darah. Awalnya, kupikir Cale-nim sudah tahu soal itu dan tetap menempatkan Ron-ssi di sisimu.”

Tapi kalau Cale sudah tahu, dia akan membawa Ron dengannya untuk menyelamatkan si naga. Tapi Cale tidak melakukan itu. Choi Han pikir itu berarti antara Cale tidak tahu tentang kekuatan Ron atau tidak mempercayai Ron, tapi tidak mungkin Cale tidak akan mempercayai seseorang yang sudah bersama-sama dengannya selama 18 tahun.

Karena itulah Choi Han berkesimpulan bahwa Cale tidak sadar dengan kekuatan Ron.

“Tapi Cale-nim maupun yang lain sepertinya tidak tahu kekuatan Tuan Ron.”

Choi Han memperdebatkan hal ini untuk beberapa lama. Sejujurnya, fakta bahwa Cale mengatakan kalau dia tidak memiliki ekspetasi apapun membuatnya memutuskan untuk tidak berkata apa-apa tentang Ron. Akan tetapi, fakta bahwa Cale telah memilihnya menjadi pengawal untuk hari ini membuat Choi Han merasa bersalah.

“Karena itulah kupikir aku harus memberitahu Cale-nim.”

“Oh, benarkah? Aku tidak tahu kalau Ron kuat.”

Choi Han sekali lagi bertanya setelah mendengar tanggapan tenang Cale.

“Apakah kau akan tetap membiarkan dia di sisimu? Dia kelihatannya adalah orang yang jahat.”

Cale mendengus terhadap perkataan Choi Han. Mempertahankan Ron di sisinya? Cale berencana menyodorkan Ron ke Choi Han begitu mereka tiba di ibu kota.

“Kau dan Ron sama saja.”

“Maaf?”

“Kau bilang dia memiliki kekuatan yang berbahaya, tapi kenapa kau membiarkan Ron begitu saja?”

“Itu karena-.”

Choi Han mendadak tidak bisa berkata apa-apa.

“Itu mungkin karena dia tidak melakukan apapun padamu.”

Choi Han tidak bisa membalas perkataan Cale. Awalnya ada kesalahpahaman yang membuat mereka melakukan pertarungan kecil, tapi Ron telah membantunya menemukan pedang setelah itu dan bahkan membantu menangani masalah dengan Desa Harris.

Cale mengamati Choi Han dalam diam.

Tidak hanya pada Choi Han. Ron tidak melakukan apa-apa pada siapapun. Satu-satunya ulah yang dia lakukan adalah sering memberikan Cale sari lemon atau meledek Cale dengan daging kelinci. Tapi itu bukan apa-apa.

“Ron sudah menjadi pelayanku selama 18 tahun.”

Bagaimanapun, Ron mendedikasikan diri dalam berakting sebagai seorang pelayan. Bahkan Wakil Kapten, yang sangat mempedulikan soal hierarki, tidak marah ketika Ron, yang seorang pelayan, berjalan bersisian dengannya. Tidak hanya itu, deputi butler Hans tidak tersinggung ketika Ron melakukan pekerjaan dia untuknya.

Itu karena Ron terampil dan cukup disukai di kediaman.

“Apa kau membenci Ron?”

Choi Han menggeleng setelah memikirkannya sejenak.

“Tidak.”

“Lalu?”

“Aku hanya berpikir akan lebih baik bagimu untuk tahu bahwa dia adalah orang yang berbahaya dan karena itulah kuputuskan untuk melaporkan.”

“Kau dan Ron sama saja.”

Choi Han menatap Cale setelah mendengar perkataan itu sekali lagi.

“Kalian sama saja untukku. Dalam aspek tersebut, kau juga sama berbahayanya.”

Cale menatap Choi Han dengan ekspresi tenang dan lanjut bicara.

“Kau juga kuat.”

“Ah.”

Choi Han terkesiap. Cale tidak tahu alasan dia melakukan itu, tapi lanjut bicara.

“Semuanya sama untukku.”

Dia tidak tahu alasannya, tapi Ron, yang telah datang dari Benua Timur, tinggal di wilayah Henituse sambil menyembunyikan identitasnya. Kalau orang seperti itu menyentuh putera Count? Itu akan menyebar seperti kebakaran hebat di kerajaan.

Ron adalah orang yang tidak peduli tentang hal ataupun orang lain selain puteranya dan dirinya sendiri. Jadi kenapa orang seperti itu membuat keributan? Cale hanya merasa takut karena dia tahu bahwa Ron adalah pria tua yang berbahaya. Dia ingin menyingkirkan pria tua itu secepat mungkin supaya dia bisa hidup damai.

“Selama dia adalah pelayanku, dia hanya pelayanku. Sama seperti kau adalah Choi Han, yang membalas jasa.”

Cale mengecek jam tangannya. Kekuatan angin di gua itu berbeda berdasarkan waktu dan harinya. Dia harus bergegas.

“Tidak ada yang perlu dikatakan lagi, ‘kan? Jangan ikuti aku.”

Choi Han mengangguk menanggapi dalam diam. Cale bahkan tidak balik menoleh saat dia menuju ke gunung kecil itu.

Setelah merasa dia tidak lagi bisa melihat Cale, Choi Han kembali melihat pohon di pintu masuk gunung dan berbicara.

“Kau mendengarnya, ‘kan?

Ron dengan mulus melompat turun dari pohon. Dia menatap tajam Choi Han dan mulai tersenyum. Suara tegas meluncur dari mulut Ron.

“Aku mengganti popok dan mengasuhnya sejak dia masih kecil.”

Itulah kebenarannya.

Choi Han berdiri di depan jalur menuju ke gunung dan berkata, “Cale-nim mengatakan tidak ada satu pun yang mengikuti dia dari sini.”

“Aku tahu itu, dasar berandal cilik.”

Ron membalikkan badan dari gunung itu tanpa penyesalan. Setelah mendengar bahwa Cale pergi hanya dengan Choi Han, dan bahkan meninggalkan anak-anak Suku Kucing, Ron mengikuti untuk berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu.

“Aku seharusnya tidak datang.”

Orang bilang kau jadi semakin plin-plan saat kau semakin menua, dan hal semacam itu benar-benar merepotkan. Ron berjalan kembali ke penginapan dengan langkah yang lebih pelan dibanding ketika dia pergi, dan Choi Han menyaksikan Ron menghilang sebelum duduk di atas batu besar, menunggu Cale kembali.


Cale berdiri di depan sebuah gua tepat di luar jalur gunung. Pintu masuk gua itu ditutupi sulur-sulur tanaman menjalar sehingga sulit untuk ditemukan kecuali kau memperhatikannya dengan seksama.

“Sial.”

Cale mengerutkan dahi.

Pintu masuk guanya cukup kecil. Dia melihat bajunya. Saat ini dia mengenakan pakaian sederhana namun tetap saja kelonggaran.

Haah.”

Cale menghela napas panjang sebelum merangkak masuk ke dalam gua. Tidak peduli apakah itu pohon pemakan-manusia atau gua ini, semua yang berhubungan dengan kekuatan kuno sepertinya gila. Tanah di pintu masuk gua kini memperlihatkan jejak Cale yang merangkak masuk.

Beberapa saat kemudian, ada jejak kaki reptil kecil muncul di tempat yang sama.

Cale bisa melihat gua itu menjadi lebih luas setelah merangkak sekitar lima menit.

‘Taylor pastinya benar-benar nekat. Dia merangkak sampai sejauh ini bahkan dengan separuh bagian bawah tubuhnya yang lumpuh.’

Karena kau harus menumpuk menara batu itu dengan kekuatanmu sendiri, Taylor si putera sulung harus datang sendiri ke sini. Jika Cale memerlukan lima menit untuk melakukannya, mungkin untuk Taylor perlu waktu yang jauh lebih lama.

Cale langsung berdiri begitu di dalam cukup lebar dan mulai berjalan masuk. Semakin jauh dia ke dalam, semakin jelas suara berisik yang sampai di telinganya.

Swiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiish. Swiiiiiiiiiiiiiiiiiiiish.

Itu adalah suara angin. Suara yang muncul ketika angin saling berbenturan menjadi terdengar semakin kencang saat dia masuk semakin dalam ke gua. Akhirnya, Cale menemukan beberapa kain dan sebuah pilar yang mungkin dulunya adalah sebuah gubuk.

Setelah melihat sekilas semua itu, Cale terus berjalan semakin ke dalam.

Swiiiiiiiiiiiish.

Suara angin jadi semakin besar. Boom. Boom. Dia bahkan bisa mendengar angin menabrak ke dinding gua seperti sebuah kepalan tinju raksasa. Cale pun berjalan semakin cepat.

‘Angin itu. Aku penasaran apakah itu akan bersuara seperti ini saat aku mendapatkan kekuatan ‘Suara Angin’ nantinya.’

Perisai. Kemudian Pemulihan. Lalu kaki yang gesit. Itulah rencana Cale. Cale akhirnya harus berhenti berjalan setelah memikirkan kekuatan kuno berikutnya yang akan dia coba dapatkan.

Dia bukannya berniat berhenti berjalan, hanya saja dia dipaksa untuk berhenti berjalan.

“Wow.”

Ini bahkan lebih parah daripada yang Cale perkirakan.

Sebuah area bawah tanah besar muncul di hadapan Cale. Di saat yang sama, sebuah pusaran angin ganas memenuhi pandangannya.

Boom, boom!

Bebatuan di dinding gua perlahan runtuh karena puting beliung itu. Ada banyak batu di tanah yang membuat Cale tahu bahwa area ini secara konsisten terus melebar.

Cale melihat ke depan dan belakang antara area bawah tanah ini dan jalur yang dia tempuh ke sini. Dia merasa dia akan didorong balik oleh angin jika dia pergi ke dalam. Yah, tidak hanya didorong balik, tapi sampai menghantam dinding yang mungkin bisa menyebabkan cedera serius padanya.

Sekuat itulah angin tersebut.

“Mm.”

Tentu saja, pusat dari puting beliung itu akan tenang, sebagaimana halnya mata badai.

‘Kurasa mustahil bagi Taylor tanpa bantuan dari Cage.’

Dia sekarang mengerti kenapa novel mengatakan mereka berdua berjuang selama seminggu penuh. Akan tetapi, Cale menyunggingkan senyum. Sekarang akan menjadi pertarungan melawan waktu.

Cale melangkah ke area bawah tanah itu, menuju badai ganas tersebut tanpa ragu sedikit pun. Rambut merah Cale berkibar-kibar bersama dengan pakaiannya.

Di saat yang sama…

“J, jangan! Kau akan terluka! Kau luar biasa lemah!”

Naga itu muncul di belakang jalur dan berteriak panik.

Juga di saat yang sama…

“…Huh?”

Naga itu bisa melihat sebuah perisai besar dengan sayap perak muncul mengelilingi Cale.

Sayap itu, yang bercahaya begitu terangnya sampai bisa disebut suci, mengelilingi Cale sementara perisainya menghalangi angin. Perisai dan sayap-sayap itu menjaga Cale tetap aman.

Cale menoleh. Matanya terbuka lebar saat pandangannya mendarat pada naga itu.

“Apa yang kau lakukan di sini?”

Naga Hitam itu tidak bisa berkata apapun untuk menanggapi.


Hola~ Sorry telat update. Ngumpulin mood bukan hal yang gampang, apalagi yang baca cuma sedikit dan bahkan nggak ada yang komen. Tapi demi cintaku pada Cale-nim, bakalan tetap kulanjut XD LoL

Anyway ada catatan sdikit. Mungkin ada yg ngeh kalau bentuk dialog Choi Han berubah. Sempet bingung, aq mau ngungkapin sikap Choi Han sama Cale yang sopan namun tetap santuy sebagai pemuda Korea, tapi entah kenapa lama-lama risih juga. Makanya di bab ini kubuat total santuy. 

Lalu soal akhiran -ssi saat Choi Han membahas Ron. Kalau di terjemahan Inggris sebenarnya diartikan “Mr. Ron”, tapi rasanya aneh karena Cale saja pake ‘-nim’, kenapa Ron nggak sekalian aja ngikutin pake ‘-ssi’, jadi ya udah kulokalin sekalian XD Jadi terutama bagi kalian yang sudah terbiasa dengan budaya Jepang, sufiks ‘-ssi’ sama saja dengan ‘-san’, sedangkan ‘-nim’ sama dengan ‘-sama’.