Melihat Seekor Naga (3)

(Penerjemah : Ei-chan)


Setelah keluar dari penjara, Cale menurunkan naga tersebut di depan kedua anak kucing itu.

"Kelihatannya sakit."

"Sangat menyedihkan."

On dan Hong berkeliling di sekitar si naga yang tetap bungkam. Naga tersebut menunjukkan gigi-giginya dan menggeram pada mereka. Ini mungkin pertama kali dalam hidupnya melihat hal lain selain manusia.

Cale mengecek waktu di jam tangannya. Sepertinya waktu mereka pas-pasan untuk kabur.

"Kelihatannya dia kesakitan."

On mendekati Cale dan menepuk kakinya. Dia sepertinya terpikir dengan obat sihir yang Cale bawa di kotak sihirnya. Dia tidak bisa meminta itu, jadi dia hanya bisa bertingkah seperti ini.

"Tunggu sebentar."

Cale telah membawa obat itu untuk digunakan. Hanya saja, dia harus menunggu sampai rantai penahan mana-nya lepas. Obat itu hanya bisa bekerja dengan baik jika mana—yang pada dasarnya sama pentingnya dengan jantung naga—tidak lagi ditahan.

Cale mulai menuju ke sisi seberang penjara, lokasi yang sepertinya dijaga oleh si penyiksa. Suaranya tidak begitu keras, tapi dia bisa mendengar Choi Han sedang bertarung di kejauhan. Cale memperhitungkan bahwa pertarungan Choi Han akan segera berakhir.

“Ayo kita lihat.”

Cale mulai menepuk dinding gua dengan tangannya. Dia menendang si penyiksa dengan kakinya untuk menyingkirkan dia, dan terus menepuk setiap titik dinding tersebut. Naga itu menggeram setelah melihat si penyiksa, tapi tetap diam dan terus berfokus pada Cale.

‘Garis pertahanan terakhir Venion seharusnya ada di sekitar sini.’

Seperti semua anggota keluarga Marquis Stan, Venion sangat cemas tentang seseorang yang menyusup saat dia ada di dalam. Dia telah menciptakan sebuah terowongan rahasia untuk digunakan sebagai jalur pelarian ketika sesuatu seperti ini terjadi. Jika si penyiksa tahu tentang hal ini, dia mungkin sudah menggunakannya untuk kabur sejak awal, tapi sayangnya, bahkan si penyiksa tidak tahu tentang jalur pelarian ini.

‘Novel menyebutkan bahwa ada area yang datar di dinding yang tidak rata—, ah ini dia.”

Ada sebuah area yang datar seukuran tangan seseorang pada dinding gua yang bergelombang. Walaupun Venion sepertinya memiliki sindrom OCD dan tidak akan pernah melakukan hal-hal seperti latihan fisik, semua orang di keluarga Marquis mempelajari seni bela diri.

‘Kalau kau menggunakan tenaga yang cukup pada lokasi itu, maka dindingnya akan terbuka.’

Ini bukanlah sebuah alat sihir. Malahan, kekuatan dari dampak benturan yang membuat alatnya bergerak. Cale menolehkan kepalanya untuk menatap orang yang masuk dan bertanya padanya.

“Sudah selesai?”

“Ya.”

Choi Han dengan ringannya mengayunkan pedang di udara untuk menyingkirkan darah di benda tersebut dan kemudian mendekati Cale. Pandangannya langsung tertuju pada si naga, dan dia pun mengerutkan wajah. Itu adalah reaksi alamiah melihat makhluk sekecil itu bersimbah darah. Mata Choi Han yang melotot tajam saat menatap si penyiksa terlihat sangat ganas.

“Choi Han.”

Karena itulah Cale memanggil Choi Han. Choi Han masih memelototi si penyiksa saat melaporkan.

“Seperti yang kau perintahkan, saya membiarkan para pekerja yang kabur. Saya juga memastikan bahwa semua orang-orang yang kuat tidak lagi bisa bertarung.”

“Bagus.”

Cale memuji Choi Han sebelum menunjuk ke area rata di dinding.

“Pukul bagian sini.”

“Sekuat yang saya bisa?”

‘Apa kau berniat menghancurkan gua ini?’

“Tidak. Kendalikan kekuatanmu. Anggap saja kau membuat sebuah rongga sedalam 10 cm di dinding ini.”

“Mm. Jadi, sangat ringan.”

“Ya.”

Sangat ringan? Cale buru-buru minggir menjauh dari Choi Han setelah mendengarnya menyebutkan sesuatu yang mustahil untuk Cale lakukan hanya dengan menggunakan tenaga yang amat sangat sedikit.

Choi Han mengerti bahwa Cale menyuruh untuk cepat-cepat dan dia pun segera memukul dinding tersebut dengan tinjunya.

Boom!

“Wow.”

“Oh.”

Cale menggendong si naga lagi sementara si anak kucing bersaudara mengagumi apa yang terjadi.

Screeeeeeeech-

Sebuah suara menggeret yang membuat merinding muncul dari dinding tersebut, dan sebuah area seukuran pria dewasa muncul di sisi lain dinding gua. Choi Han buru-buru mengambil obor.

“Ayo.”

Mengikuti perintah Cale, para anak kucing naik ke punggung Choi Han sementara pemuda itu melangkah duluan ke dalam terowongan. Cale mengikuti di belakang dia. Si naga tetap diam dalam pelukan Cale, dengan hanya suara napasnya yang terdengar. Akan tetapi, matanya yang menatap Cale masih sangatlah galak.

Daripada rasa terima kasih karena telah menyelamatkannya, makhluk itu sepertinya dipenuhi dengan rasa takut akan disiksa oleh orang lain, juga perasaan marah dan benci terhadap para manusia.

“Berhenti menatapiku seperti itu.”

Cale dengan santainya bicara pada si naga di pelukannya.

‘Ah, aku agak kehabisan napas.’

Cale kehabisan napas saat mencoba untuk mengikuti kecepatan Choi Han, yang sepertinya tidak ada masalah dengan berlari.

‘Haruskah aku menyuruh Choi Han membawa naga ini?’

Naga sepajang 1 meter ini cukup berat. Dia tidak akan kesulitan seperti ini kalau dia bisa mendapatkan kekuatan kuno bernama ‘Vitalitas Jantung’.

Cale memeluk erat-erat naga di lengannya, sehingga dirinya tidak akan melemparkannya karena marah. Tidak mungkin dia bisa meninggalkannya di sini setelah mengerahkan semua usaha untuk menyelamatkannya.

Naga itu terus mengawasinya. Baju hitam Cale mulai basah oleh darah naga.

Setelah berlari menyusuri terowongan gelap dan sempit itu selama beberapa menit, Choi Han mendadak memanggil Cale.

“Ada dinding di depan kita.”

“Pukul bagian tengah dinding dengan tinjumu sekuat sebelumnya. Lalu kita akan terus berlari sambil berdiskusi.”

“Saya mengerti!”

Anak-anak kucing melompat dari bahu Choi Han dan mulai berlari. Choi Han menyalurkan sedikit tenaga ke dalam tinjunya dan memukul bagian tengah dinding sekuat sebelumnya.

Boom!

Dinding itu nyaris saat itu juga runtuh dan mereka bisa melihat langit malam. Mereka berada di luar gua. Kali ini, Cale yang memimpin sambil melihat ke sekeliling.

Inilah alasan mereka membutuhkan Alat Pengacau Mana untuk bekerja ke seluruh gunung. Venion telah memasang sebuah alat sihir perekam di terowongan rahasia ini juga. Dia orang yang sangat teliti.

Cale tidak tahu dengan pasti di mana pintu masuk ini berada, sehingga diperlukan agar Alat Pengacau Mana berpengaruh ke seluruh gunung.

Tidak ada banyak waktu yang tersisa. Mereka harus keluar dari jangkauan alat sihir perekam dalam satu atau dua menit berikutnya. Tapi seharusnya itu tidaklah masalah.

Choi Han mengikuti di belakang Cale dan membuat jejak-jejak keberadaan mereka yang baru, atau menghapus beberapa jejak saat mereka lewat. Setelah selamat bertahan hidup sendirian di Hutan Kegelapan untuk begitu lama, dia menjadi seorang yang ahli dalam menciptakan dan mengikuti jejak. Setelah berlari dari pintu masuk terowongan rahasia selama sekitar dua menit, Cale melihat jam tangannya.

“Berhenti.”

Alarm yang menyala di area tersebut pun mendadak berhenti berbunyi. Alat Pengacau Mana telah berhenti bekerja.

“Huuuu~.”

Cale menarik napas dalam-dalam, menenangkan jantungnya yang berdebar cepat. Perisai Tak Dapat Hancur di sekitar jantungnya sedang mengumpulkan kekuatan setiap kali jantungnya berdetak seperti itu, untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang darurat.

‘Aku tidak ada rencana untuk menggunakannya sekarang.’

Akan tetapi, Cale belum berencana untuk menggunakan perisai itu. Setelah membebaskan naga ini dan mengucapkan selamat tinggal pada Choi Han di kota berikutnya, dia berniat untuk mengumpulkan kekuatan kuno, ‘Vitalitas Jantung’, untuk memperkuat perisainya. Barulah pada saat itu dia menggunakan perisainya.

Sekarang, begitu dia ada waktu untuk memperhatikan sekitar, Cale melihat si naga. Dia pun tersenyum.

Tatapan menentangnya sudah hilang, dan naga itu mendongak ke langit malam dengan kekaguman. Ini pertama kalinya naga tersebut melihat hal selain dinding-dinding gua selama empat tahun hidupnya. Cale paham apa yang naga itu rasakan dan ingin memberinya lebih banyak waktu, tapi dirinya tidak bisa melakukan itu.

Dia menurunkan naga itu ke rerumputan dan terus memperhatikannya. Naga itu balik menatapnya. Matanya sekali lagi dipenuhi dengan amarah dan kebencian sementara badannya meringkuk dan terlihat siap untuk menyerang.

'Pantas saja dia terus disiksa selama empat tahun. Dia sama sekali tidak akan menyerah.'

Karena itulah kenap Cale secara pribadi menyukai naga ini. Makhluk ini berbeda dari dirinya. Tumbuh dalam tindak kekerasan sebagai seorang yatim piatu, Cale—yah, tepatnya Kim Rok Soo—sudah pasrah. Setelah itu, dia tidak ingin menjadi tokoh utama dalam suatu kisah, seperti Choi Han. Setelah dia menyerah atas tempat yang dia sebut sebagai rumah, dia merasa tidak lagi memiliki kekuatan untuk melawan dunia.

“Hei.”

Cale memastikan naga itu memperhatikannya, kemudian mengeluarkan sepasang sarung tangan dan semacam alat pemotong berbentuk gunting. Ada banyak segel sihir di kedua bilah pemotong itu. Dia kemudian memakai sarung tangan anti-listrik tersebut.

Alat pemotong ini adalah salah satu dari dua benda yang dipinjamkan atas nama Billos. Ini bukanlah sesuatu yang bisa kau pinjam dengan uang.


-'Saya tidak mengerti mengapa Anda memerlukan ini, tapi Tuan Muda, saya harap dapat bertemu Anda hidup-hidup di ibukota.'

-'Menurutmu aku akan mati?'

-'Saya hanya mengetahui bahwa Anda berencana untuk membuat sebuah keributan.'

-‘…Diam kau.’


Cale memikirkan kembali percakapannya dengan Billos, sebelum menyadari bahwa sekelilingnya mendadak menjadi sangat hening. Choi Han memandangi alat pemotong itu dengan tatapan tak menentu, sementara si anak kucing bersaudara menjauh dari Cale dan bersembunyi di belakang Choi Han.

Si naga masih masih hanya diam menatapnya.

“Cih.”

Cale mendecakkan lidah terhadap tanggalan mereka dan mendekati si naga. Rantai penahan mana itu dibuat dari sesuatu yang mirip dengan karet. Jika itu terbuat dari logam, itu tidak akan sesuai dengan pertumbuhan si naga. Karena itulah benda ini dibuat dari sesuatu yang memiliki daya elastisitas.

Dia lalu memegang leher si naga.

GASP.”

Anak-anak kucing itu menarik napas dalam-dalam. Akan tetapi, Cale mengabaikan mereka sementara dia terus melanjutkan, karena lebih baik melakukan ini secepat mungkin. Pemotong itu mengarah ke leher si naga. Bilah tajamnya berkikau di bawah cahaya bulan, dan naga itu hanya memperhatikan mata Cale. Mata tersebut tanpa emosi dan tenang.

Naga itu memejamkan matanya.

Di saat itulah, mereka semua mendengar suara sesuatu yang putus karena dipotong.

Kress. Kress.

Rantai penahan mana itu menyebabkan percikan-percikan bunga api di tangan Cale.

"Lihat apa kau?"

Cale mendengus pada si naga yang membuka mata untuk menatapnya dan melepaskan salah satu sarung tangan lalu menyerahkannya pada Choi Han. Pemuda itu memakai sarung tangan tersebut dan Cale menyerahkan rantai itu sebelum mengeluarkan ramuan sihir dari sakunya.

Ini adalah ramuan tingkat tertinggi. Bahkan harganya lumayan mahal. Ini membuat Cale merasa tidak enak hati meminta uang saku selama beberapa hari terakhir sebelum dia pergi. Cale mendecakkan lidah dan menatap tajam si naga.

"Apa kau tahu berapa banyak uang yang kuhabiskan untukmu?"

Naga tersebut bisa mendengar kata-kata yang sama yang sangat sering dia terima. Dia sudah mendengarnya hampir setiap hari sejak dia lahir. 'Kenapa kau tidak mematuhiku padahal aku sudah menghabiskan banyak uang untukmu? Kurasa kau harus dihajar lagi.' Kemudian dia dipukuli. Mereka bilang dia harus berhenti memikirkan dirinya sendiri dan mendengarkan mereka sementara mereka terus menghajarnya.

Akan tetapi...

"Karena aku menghabiskan banyak uang untukmu, kau sebaiknya sembuh dengan benar, dasar bodoh."

Naga itu sama sekali tidak merasakan sakit.

Cale menuangkan sekitar setengah ramuan itu ke punggung si naga dan menuang sisanya ke dalam mulut. Untugnya, naga itu tidak melawan dan menelannya.

Setelah beberapa menit, Cale hanya bisa berpikir bahwa makhluk ini benar-benar seekor naga. Mana—yang setara dengan jantung naga dan sumber semua kekuatannya—mulai bergerak di dalam tubuhnya.

Semua luka di tubuh naga itu langsung menghilang dan aura biru yang sepertinya adalah mana naga tersebut melingkupi tubuhnya seperti angin.

Perubahan ini terjadi dalam sekejap, membuat Cale berpikir betapa menakutkan dan kuatnya eksistensi para naga sesungguhnya di dunia ini.

“Hei.”

Naga itu seharusnya tidak ada alasan untuk terluka lagi. Naga cerdas itu sepertinya mengerti apa yang telah terjadi pada tubuhnya, karena matanya telah sepenuhnya kembali hidup.

Cale maju selangkah mendekati naga itu. Bayi naga itu meringkuk sambil terus mengamati Cale. Cale mengabaikan naga tersebut dan bertanya.

"Apa yang ingin kau lakukan sekarang?"

Cale mulai tersenyum sambil memandang si naga yang tetap bungkam.

"Aku tahu kau bisa bicara bahasa manusia. Kau adalah naga. Makhluk paling cerdas dan kuat di dunia."

Cale bertanya sekali lagi.

"Apa yang ingin kau lakukan begitu kau bebas?"

“…Aku.”

Naga itu mulai bicara. Naga tersebut benar-benar tahu bagaimana caranya berbicara dengan bahasa manusia. Dia lebih cerdas daripada manusia. Tidak mungkin dia tidak mempelajari bahasa manusia selama empat tahun ini.

“Aku.”

Naga tersebut bisa merasakan dalam hatinya. Dengan kekuatannya saat ini, dia bisa dengan mudah membunuh pria di hadapannya ini. Dia takut dengan pria yang ada di belakang, tapi adalah hal yang mungkin untuk kabur hidup-hidup. Dia telah mendapatkan kekuatan yang telah dia tunggu begitu lama.

Karena itulah naga tersebut akhirnya mengucapkan hal yang telah terus-menerus dia pikirkan selama empat tahun ini. Akan tetapi, ini adalah kali pertamanya dia mengungkapkan secara terang-terangan.

“Aku akan hidup.”

Dia akan hidup, tidak peduli bagaimanapun caranya.

"Aku akan pergi jauh."

Dia akan pergi jauh dari sini.

Dia mengungkapkan pikiran terdalamnya.

"Aku tidak akan dijinakkan."

"Ya. Kau benar."

Cale berkata bahwa naga itu benar.

"Kau adalah seekor naga. NAGA. Kau berhak untuk hidup dengan bebas."

Bahkan seekor naga empat tahun lebih kuat daripada sebagian besar hewan di dunia ini. Dia memiliki cukup kekuatan untuk bertahan hidup sendirian, dan normalnya para naga sangatlah mandiri dan angkuh. Mereka pada dasarnya ingin menciptakan sarang milik mereka sendiri begitu berumur dua tahun. Itu adalah dunia yang sangat jauh berbeda dibandingkan dengan manusia berumur dua tahun.

Cale menatap mata naga itu, yang masih tidak mempercayai manusia, dan dengan tegas mulai berkata,

"Aku tidak akan merawatmu."

Cale tidak punya alasan untuk merawat sesuatu yang lebih kuat darinya. Juga ada terlalu banyak potensi penyebab sakit kepala yang berada di sekitarnya untuk membalas bantuan Cale. Berbeda dengan anak-anak dari Suku Kucing, On dan Hong. Seekor naga berada di luar jangkauan Cale.

Naga itu tidak bisa mempercayai Cale.

"Bohong. Manusia pintar berbohong."

Ada kemarahan di mata naga itu. Meski demikian, amarah itu tidak tertuju pada Cale. Para naga secara alamiah terlahir dengan harga diri yang begitu tinggi. Kemarahan ini muncul dari tahun-tahun di mana harga dirinya diinjak-injak oleh manusia.

"Kurasa itu benar. Aku juga sering berbohong."

Cale dengan mudahnya menerima perkataan naga itu dan lanjut bicara.

"Hiduplah seperti yang kau inginkan. Apa yang ingin kau lakukan?"

“Aku-.”

Bayi naga itu mengangkat kepalanya untuk menatap langit malam. Langit itu berbeda dengan kegelapan di dalam gua. Itu memang gelap, tapi masih ada cahaya.

"Aku benci manusia. Aku ingin bebas."

"Bagus."

Cale bangkit dari jongkoknya. Dia kemudian mengeluarkan beberapa obat sihir tingkat menengah dan sebuah kantung yang lebih kecil dari dalam tas sihirnya lalu memasukkan obat itu ke dalam kantung sebelum menyerahkan pada si naga.

"Hiduplah dengan bebas."

Pupil mata naga hitam itu membesar dan mulai bergetar. Akan tetapi, masih ada keraguan dan kebencian dalam matanya. Sudah jelas, Cale tidak peduli.

'Ini seharusnya cukup.'

Dia membebaskan naga itu, mengacaukan rencana Venion, menyelamatkan desa, dan membantu Choi Han memahami makna kebebasan berkat naga itu.

Yang lebih penting, dia tidak perlu bertanggung jawab atas naga itu. Dia bisa melihat di matanya bahwa makhluk itu tidak mau mengikutinya. Ini kesimpulan yang sangat bagus. Cale berkata pada anggota timnya dengan nada puas

“Ayo.”

Dia membalik badan memunggungi si naga tanpa penyesalan dan mulai berjalan. Choi Han mengikuti dalam diam di belakang Cale dan fokus mengubah jejak mereka. Anak-anak kucing, yang merasa ragu untuk sesaat, melihat naga itu mengalihkan pandangannya dari Cale sebelum ikut menyusulnya.

Begitu si bersaudara Suku Kucing itu membalikkan badan darinya, si naga mengangkat kepala dan menyaksikan mereka berjalan menjauh.

"...Aku benci manusia…mereka jahat…"

Entah kenapa, naga tersebut lebih memperhatikan punggung si manusia—ras yang paling dia terbiasa dan benci—daripada langit malam yang dia lihat untuk pertama kalinya.

Hong perlahan mendekati kakaknya, On, sementara mereka mengikuti di belakang Cale.

"Noona, kurasa dia akan mengikuti kita."

"Uh huh. Aku juga merasa begitu."

"Apa aku akan mendapat seorang adik laki-laki?"

"Kelihatannya begitu."

Anak-anak kucing itu bercakap-cakap berdua saja, tapi Cale mendengus pada mereka dan berujar ketus.

"Tidak mungkin. Naga sangatlah angkuh dan tidak akan pernah rela berada di bawah manusia. Terlebih lagi, naga ini benci manusia."

Ekspresi On terlihat tidak setuju. Jika seekor kucing punya ekspresi mengejek, mungkin itulah yang ada di wajah On sekarang. On menggelengkan kepala dan bergumam pelan.

"...Kurasa tidak begitu."

…Uh huh.”

Hong melihat ke belakang sebelum setuju dengan kakaknya. Si Naga Hitam masih melihat ke arah mereka. Hong sekarang yakin. Naga ini akan menikmati kebebasannya sedikit, sebelum nantinya berbagi daging sapi dengannya. 

Cale memerintahkan kedua anak kucing yang sedang saling berbisik itu.

"Ambil kembali bola itu."

Kedua bersaudara itu pergi untuk mengambil bola hitam supaya mereka bisa makan lebih banyak daging sapi. Cale bahkan tidak melihat si bersaudara itu, sementara dia menepuk bahu Choi Han.

“Kerja bagus.”

Hari ini seharusnya adalah pertama kalinya Choi Han menyelamatkan sesuatu. Ad pertarungan dengan bandit-bandit sebelumnya, tapi itu lebih tepatnya melindungi daripada menyelamatkan.

Tentu saja, peristiwa sesungguhnya berubah dari menyelamatkan penduduk desa dari naga di dalam novel menjadi menyelamatkan naga yang seharusnya dia bunuh dalam novel, tapi yang penting adalah dia 'menyelamatkan' sesuatu.

“Cale-nim.”

“Apa?"

Choi Han terdiam sesaat sesudah memanggil nama Cale, sebelum akhirnya mulai bicara lagi.

"Bagaimana kalau naga itu memutuskan bahwa hidup sesuai keinginannya adalah mengikutimu, Cale-nim?"

"Itu tidak akan pernah terjadi."

"Seandainya. Hanya berandai-andai saja."

'Berandai-andai?'

Cale memikirkannya sejenak, sebelum menanggapi dengan ringan.

"Aku tidak memikirkan seandainya ataupun masa lalu."

Tapi entah kenapa, Cale mendadak merasa merinding dan melihat ke belakang untuk pertama kalinya sejak berjalan menjauh dari si naga. Syukurlah, si Naga Hitam tidak terlihat.

Cake menghela napas lega, sebelum kembali ke penginapan dan tidur. Karena itulah dia tidak tahu bahwa naga itu menggunakan sihirnya yang pertama kali untuk menjadi tak kasat mata, dan duduk di jendela untuk waktu yang lama sebelum pergi. Naga itu memegang erat-erat kantung obat sihir yang Cale berikan padanya.


Keesokan harinya, Cale harus berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan Choi Han sejak pagi-pagi sekali.

"Cale-nim. Ada kota yang akan muncul dalam beberapa hari. Apakah itu titik pertengahannya?"

Sekarang sudah hampir waktunya bagi Choi Han untuk menunaikan 'pelunasan' yang Cale bicarakan 

Itu juga berarti Cale semakin dekat untuk mendapatkan kekuatan kuno lain untuk dirinya. Aslinya, dalam novel, putera tertua dari keluarga Marquis Stan, yang disingkirkan oleh Venion, akan menemukan kekuatan kuno ini sekitar sebulan lagi. Ini adalah secercah harapan terakhirnya, tapi sayangnya, itu berakhir menjadi kekuatan yang tidak bisa dia gunakan.