Melihat Seekor Naga (1)

(Penerjemah : E-chan)


"...Naga?

“Ya."

“Saya pernah sekali melihat sesuatu yang mirip."

'Mirip apanya.'

Cale tahu apa yang sedang Choi Han maksudkan saat mengatakan melihat sesuatu yang mirip.

Hutan Kegelapan. Dia sedang membicarakan monster-monster ganas yang ada di dalam Hutan Kegelapan. Di antara monster-monster mengerikan itu ada makhluk-makhluk yang penampilannya antara kadal dan naga.

Choi Han telah membunuh monster mirip naga itu begitu dia berkembang dari tahap menengah ke tahap akhir dari Jurus Pedang Kegelapan Penghancurnya.

"Pernah? Bagaimana menurutmu?"

Cale berpura-pura tidak tahu tentang peristiwa itu dan menanyai Choi Han. Choi Han adalah satu-satunya orang lain di kamar Cale saat ini.

“...Itu adalah monster.”

“Bagaimana bisa begitu?”

“Penampilannya, kekuatannya, semuanya. Itu adalah seekor monster dalam segala aspek.”

“Begitukah?”

Cale mengangguk dan lanjut bicara. Tapi tindakan dan kata-katanya sama sekali berlawanan.

“Kalau begitu, kau belum pernah melihat naga.”

“Maaf?”

“Para naga seperti manusia.”

Clack. Cale menaruh cangkir limunnya yang terasa manis asam di atas meja. Dia kemudian menanggapi Choi Han yang menatapnya dengan penasaran.

“Naga, Manusia-Hewan, Dwarf, Elf, mereka semua seperti manusia. Kenapa? Karena mereka juga memiliki emosi dan hidup.”

Aspek tersebut tidaklah penting bagi Cale. Poin utama yang dia bahas dimulai dari sini.

“Akan tetapi…”

Choi Han mungkin merasakan perubahan mendadak dalam sikap Cale. Dia langsung duduk tegap dan fokus pada apa yang Cale katakan.

“Keberadaan semacam itu telah jatuh dalam kegelapan sejak dia lahir. Satu-satunya hal yang saat ini menerangi kegelapan dalam hidupnya adalah obor-obor, dan dia tidak pernah melihat cahaya matahari. Menurutmu, kehidupan macam apa yang dia jalani sekarang?”

Tap.

Cale mengetuk meja dengan jari telunjuknya.

“Dia dipaksa untuk menjadi sebuah sosok tanpa akal sehat.”

Tap.

Dia mengetuk meja sekali lagi.

“Dia harus menjalani penderitaan itu dalam kesepian, tanpa keluarga atau apapun untuk bersandar.”

Tap.

Pandangan Choi Han turun setiap kali jari Cale mengetuk meja. Tangan Choi Han terkepal erat di bawah meja, sampai-sampai kau bisa melihat urat-uratnya mulai menonjol. Cale tidak mengetahui hal ini sementara dia melanjutkan.

“Dia disiksa dan diperlakukan kejam setiap hari, dan baru ditinggalkan sendirian saat nyaris mati.”

Ekspresi Choi Han menjadi kaku dan amarah terlihat di matanya. Cale tahu Choi Han akan bereaksi seperti ini. Tidak mungkin orang baik seperti ini tidak akan marah setelah mendengar kisah seperti itu. Dia seharusnya juga bisa menerka kenapa Cale tiba-tiba membahas cerita ini.

Cale menyesap limunnya lagi, sebelum menyelesaikan kisahnya.

“Dan sosok itu ada di dekat sini.”

Sebuah keheningan singkat memenuhi ruangan itu. Cale melihat ke luar jendela sebelum perlahan mengembalikan pandangannya ke Choi Han. Dia tidak tahu apa yang sedang Choi Han pikirkan, tapi seluruh tubuhnya diselimuti aura berbahaya.

‘Apa dia marah terhadap fakta bahwa makhluk itu diperlakukan kejam karena dia adalah orang yang baik?’

Kebalikan dari hipotesis Cale, Choi Han saat ini mengingat kembali puluhan tahun di mana dia harus bertahan hidup sendirian di Hutan Kegelapan.

Karena itulah keheningan terus berlanjut untuk sementara waktu. Akhirnya, Choi Han berkontak mata dengan Cale dan bertanya, “Apa Anda akan menyelamatkan dan mencoba menjinakkannya?”

“Kau gila, ya?”

“Maaf?”

Cale bertindak refleks dan balik bertanya dengan kaget. Choi Han juga terkejut dengan Cale yang mempertanyakan kewarasannya.

“Kenapa aku akan mencoba menjinakkannya?”

Cale mengibaskan tangannya seakan-akan Choi Han gila.

Tidak mungkin seekor naga yang diperlakukan kejam oleh manusia akan bersedia untuk melayani seorang manusia. Malahan, mungkin saja dia dipenuhi kebencian dan rasa muak terhadap semua manusia. Bahkan sekalipun manusia itu adalah orang yang menyelamatkannya.

Para naga yakin bahwa mereka berada di atas semua makhluk, termasuk manusia. Ini adalah insting alamiah para naga, jadi sekalipun tidak melakukan kontak dengan naga manapun seumur hidupnya, dia tetap merasa seperti itu.

Karen itulah naga tidak bisa tumbuh berkembang di bawah manusia. Sikap seperti ini membuatnya mustahil untuk menjinakkan dan melatih naga tanpa menggunakan penyiksaan dan tindakan kejam untuk menghancurkan pikirannya.

‘Dragon terlahir luar biasa angkuh. Tapi, yang paling penting, kalau aku membesarkan seekor naga…’

Cale bisa merasakannya. Dia merasa dia akan terlibat dalam peristiwa-peristiwa menyebalkan kalau dia membesarkan seekor naga.

Ada kurang dari total dua puluh naga di benua Timur dan Barat jika digabungkan. Membesarkan salah satu dari naga-naga itu? Sama saja seperti mengatakan, ‘Aku akan jadi pusat dari semua hal yang terjadi di benua.’

Makhluk itu juga adalah seekor naga yang seharusnya mati. Akan lebih baik kalau dia pergi ke dunianya sendiri dan tidak terlibat dalam urusan siapapun.

Cale jelas menentang naga ini ikut dengan mereka. Selama dia menyingkirkan rantai penahan mana, naga berumur empat tahun ini akan menjalani hidup yang lebih baik daripada Cale. Naga bukannya tidak punya alasan disebut-sebut sebagai raja dunia sejak lahir.

“Kalau begitu?”

“Kenapa kau menanyakan hal yang sudah jelas?”

Cale menertawakan pertanyaan Choi Han sebelum menjawab.

“Lepaskan dia supaya menjalani hidup bebas dan damai. Bukannya naga harus hidup sebagai naga?”

“...Saya mengerti.”

Tinju Choi Han yang terkepal perlahan mulai mengendur.

“Kalau begitu, kita akan menyelamatkan naga itu?”

“Ya. Jadi aku akan membutuhkan bantuanmu.”

“Apapun. Saya akan benar-benar melakukan apapun untuk membantu.”

Cale khawatir Choi Han akan memperumit situasi ini, dan menggelengkan kepala.

“Tidak perlu bertindak berlebihan. Aku tidak ada niatan membunuh siapapun, jika memungkinkan. Kita akan melakukannya setenang mungkin.”

“Cale-nim, Anda benar-benar—”

Choi Han mulai bicara dengan nada kagum, tapi Cale melihat jam dinding sebelum menyelanya dan mengatakan apa yang harus dia katakan.

“Pergi beritahu Ron untuk menyiapkan minuman keras di lantai satu.”

“—Berbe-apa?”

Cale menyiapkan minuman dulu.


Dia mulai minum-minum sekalipun sekarang adalah tengah hari. Choi Han hanya duduk di sana dengan kebingungan di wajahnya sambil melihat sekeliling. Semua orang selain dirinya terlihat santai.

Di tengah-tengah suasana yang santai itu, Cale Henituse minum botol demi botol. Semburat kemerahan semakin terlihat di wajahnya, membuat siapapun yang melihatnya tahu bahwa dia mabuk.

“Apa tidak masalah membiarkan dia minum begitu banyak?”

Choi Han melihat Hans, yang sedang ada di sebelahnya, dan bertanya. Deputi butler Hans sedang mengantarkan makanan untuk On dan Hong, yang sedang dalam wujud kucing mereka. Dia masih belum tahu bahwa kedua kucing ini adalah bagian dari Suku Kucing. Dia kemudian dengan ringannya menjawab pertanyaan Choi Han.

“Ya! Tidak ada apa-apa di tangannya. Dengan demikian, ini aman! Dia berjanji tidak akan melemparkan botol apapun!”

Choi Han sedang membicarakan keamanan Cale, tapi Hans membahas tentang mereka. Choi Han pun tutup mulut setelah melihat arah percakapan ini jadi aneh, dan menjauh dari Hans. Lebih baik membiarkan Hans sendirian saat dia di dekat anak-anak kucing. Sebagai gantinya, Choi Han mengawasi Cale untuk memastikan dia aman.

“Pemilik. Alkoholmu rasanya enak sekali! Lebih baik dari yang kuperkirakan.”

Cale kelihatannya tidak tahu bahwa Choi Han sedang memperhatikan dia, dan alih-alih hanya memuji minuman keras. Mereka sudah minum selama dua jam. Ada beberapa yang tidak minum, untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu, tapi sebagian besar pengiring menikmati suasana meriah ini.

‘Mereka semua awalnya begitu gugup di sejam pertama, cih.’

Saat Cale memerintahkan mereka untuk berkumpul ketika dia akan minum, para prajurit muncul dengan helm terpasang. Cale tidak bisa percaya itu, tapi dia mengatakan pada mereka kalau dia tidak akan melemparkan botol apapun untuk membantu mereka merasa santai.

“Desa ini mungkin kecil, tapi ada banyak gunung di sekelilingnya. Alkohol ini adalah alkohol spesial yang saya buat dengan buah dan herba dari gunung. Karena itulah harganya sedikit mahal.”

Seperti yang pak tua katakan, minuman keras ini memang benar-benar enak. Cale kagum dengan alkohol ini, dan mengangkat botolnya pada si pak tua.

“Apa kau punya banyak?”

“Ya. Cukup banyak.”

“Kalau begitu, ambilkan lebih banyak lagi dan kirimkan pada semua orang yang ada di sini.”

“Tuan Muda, Anda tidak perlu—”

Wakil Kapten berteriak lantang dengan wajah bersemu merah, tapi matanya fokus pada botol di tangan Cale. Para prajurit lainnya juga memperhatikan hal yang sama. Sudah jelas, Cale pun sadar apa yang mereka sedang pikirkan.

“Minum saja. Aku menyuruh kalian minum. Paham?”

Mata para prajurit yang hadir pun semuanya berbinar-binar. Ini pertama kalinya mereka begitu bersemangat melihat botol di tangan Cale.

Cale menyaksikan si pemilik penginapan yang begitu antusias membawakan minuman keras dan kudapan pada semua orang di sini dengan tatapan tajam.

Cale Henituse. Manusia ini memiliki toleransi terhadap alkohol yang tinggi. Semua orang berpikir toleransinya rendah karena wajahnya gampang bersemu merah dan dia menyebabkan keributan kapanpun dia minum, tapi sebenarnya dia dulu melakukan semua hal itu tanpa mabuk sama sekali.

Karena itulah kepala Cale benar-benar jernih saat ini. Dia minum kurang lebih selama tiga puluh menit lagi sebelum melihat ke arah Choi Han dan mulai bicara.

“Choi Han. Sini, papah aku. Aku akan istirahat sekarang.”

“Tuan Muda, saya akan melakukannya.”

“Tidak apa-apa. Wakil Kapten, istirahatlah sedikit hari ini. Para prajurit yang lainnya juga. Bukankah kalian berjuang di pertarungan kemarin? Ini bukanlah area yang berbahaya, dan aku merasa tidak enak pada para prajurit yang bertugas jaga, tapi kalian semua bisa bersantai dan bersenang-senang.”

“Tuan Muda—”

“Aku capek. Sudah, ya”

Akan jadi rumit kalau Wakil Kapten atau orang lain mengikuti dia. Untungnya, tidak ada satu pun dari mereka yang mendekat setelah melihat Choi Han memapahnya. Itu mungkin karena Choi Han tidak minum sama sekali, dan juga karena dia adalah orang terkuat di sini. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena orang seperti itu akan menjaga Cale.

‘Tinggal satu orang lagi.’

Mudah untuk menghindari para penjaga di gerbang dan di sekitar penginapan, tapi masih ada Ron. Hans dan Ron tidak akan pernah masuk ke kamar kalau dia menyuruh mereka untuk tidak masuk. Akan tetapi, perbedaan antara mereka berdua adalah Hans tidak cukup terampil untuk tahu apakah Cale masih ada di dalam kamar atau tidak, sementara Ron begitu terampil sehingga dia bisa dengan mudah mengetahui apakah Cale menyelinap pergi.

‘Bukan berarti pak tua itu akan peduli tentang apa yang kulakukan.’

Secara logika, Ron tidak akan peduli apakah Cale menyelinap keluar dan apa yang akan dia lakukan begitu dia pergi. Itulah yang telah dia lakukan sampai sekarang. Akan tetapi, Cale tidak mau semuanya jadi menyebalkan di masa yang akan datang, jadi dia memutuskan untuk memberi tahu Ron lebih awal.

Melihat Ron mengikuti di belakang Choi Han, Cale cepat-cepat menginformasikan Ron.

“Ron, aku akan pergi ke luar untuk bermain. Ini rahasia. Mengerti?”

Pak tua ini suka minum-minum, tapi tidak menelan satu teguk pun malam ini. Malahan, dia hanya mengawasi Cale sepanjang malam. Dia benar-benar orang yang menakutkan. Senyum ramah yang Ron sunggingkan padanya saat ini bahkan lebih menyeramkan.

“Saya mengerti. Saya akan menunggu Anda.”

“Jangan.”

‘Apanya yang menungguku, hah.’

Sesuai dugaan, Ron setuju tanpa mengatakan apapun. Cale terus dipapah oleh Choi Han saat dia masuk ke kamarnya.

“Aku akan istirahat. Hans, Ron, jangan masuk untuk membangunkanku kecuali itu darurat. Kalian tahu seperti apa aku saat ada yang mengganggu waktu tidurku, ‘kan?”

Di masa lalu, ada seorang pelayan yang mendapat rentetan umpatan saat mencoba membangunkan Cale menggantikan Ron. Walaupun Cale tidak memukul siapapun secara fisik, pelayan itu berkoar-koar di penjuru kediaman mengatakan pada pelayan lainnya tentang dia merasa seakan dihantam oleh hujan hantaman sumpah serapah.

“Tentu saja saya mengetahuinya, Tuan Muda. Silakan beristirahat dengan nyaman.”

“Tuan Muda, Ron ini akan berdiri di luar kamar Anda.”

Ekspresi Cale menegang mendengar respon Ron, tapi dia memperhatikan mereka berdua pergi, sebelum diam-diam memberikan perintah pada Choi Han.

“Gunakan jendela untuk diam-diam datang kembali ke kamarku.”

Choi Han mengangguk dan cepat-cepat mengikuti kedua orang itu keluar dari kamar lalu menutup pintu.

Meeeeeow.

“Sudah waktunya sekarang?”

Cale menganggukkan kepalanya pada On dan Hong, yang mengikuti dia ke kamar, lalu segera membuka kotak.

Klik.

Kunci sihirnya terbuka, dan Cale mengeluarkan sebuah setelan pakaian hitam dari dalam kotak. Begitu selesai berganti baju, Choi Han masuk lewat jendela, dan kemudian matanya melebar kaget.

“Cale-nim?”

Sebelum memakai topengnya, Cale melemparkan setelan hitam di tangannya ke Choi Han.

“Kau juga pakai.”

Bola yang kemarin akan secara sementara menghentikan alat sihir perekam, tapi itu tidak cukup. Cale tidak mau tertangkap. Karena itulah dia minum-minum sejak tengah hari dan mempersiapkan pakaian ini.

“Apa ini?”

Baju hitam itu mempunyai satu bintang putih dan lima bintang merah yang lebih kecil mengelilinginya di bagian dada.

‘Apa ini? Seragam dari organisasi rahasia.’

Novel ‘Kelahiran Sang Pahlawan’ dengan jelas dan akurat menjelaskan tentang setelan seragam dari organisasi rahasia yang Choi Han temui berulang kali. Seragam ini dipesan secara khusus oleh Cale mengikuti penjelasan tersebut seakurat mungkin. Untuk berjaga-jaga, Cale bahkan membuatnya secara terpisah, dan menambahkan bintang-bintang itu sendiri.

Karena itulah kelihatan agak kasar dari dekat, tapi ini cukup sesuai dari kejauhan.

Orang-orang yang melihat pakaian ini tidak akan ingat dengan jahitan kasarnya, mereka hanya akan ingat bahwa itu adalah ‘Sebuah seragam dengan satu bintang putih dan lima bintang merah.’ Bagi Venion, yang tidak pernah secara pribadi bertemu dengan organisasi rahasia ini seperti yang dilakukan Marquis, laporan dari bawahan yang melihat seragam ini pasti akan memberinya rasa sakit kepala dan amarah yang signifikan.

“...Apa kita akan melakukan sesuatu yang buruk?”

Choi Han bertanya sekali lagi setelah melihat Cale tidak menanggapi. Melihat Cale dengan topeng hitam terpasang seperti ini sudah jelas membuatnya nampak seperti seorang penjahat.

“Ya. Kita akan melakukan sesuatu yang buruk.”

Cale tersenyum di balik topengnya.

“Kita akan melakukan sesuatu yang buruk pada Venion.”

“Ah.”

Choi Han terlihat paham pada akhirnya, karena dia cepat-cepat menunjuk pada topeng lain di tangan Cale.

“Tolong berikan itu pada saya.”

Bahkan orang-orang baik juga memiliki orang yang tidak disukai dan ingin dikerjai. Itu tidak ada bedanya dengan pemuda 17 tahun ini, yang menghabiskan puluhan tahunnya sendirian di dunia ini. 

“Ah, dan anak-anak ini berasal dari Suku Kucing. Mereka adalah manusia-hewan.”

Cale dengan santainya memperkenalkan On dan Hong pada Choi Han seakan itu bukanlah apa-apa, dan mereka juga hanya bertukar sapa sederhana. Anak-anak Suku Kucing, yang sensitif terhadap kepribadian sesungguhnya seseorang, sudah memiliki perkiraan yang bagus mengenai kekuatan Choi Han, dan Choi Han sendiri sudah menyadari kalau mereka bukanlah kucing biasa selama perjalan mereka.

“Dia Choi Han, ini On, itu Hong. Perkenalan selesai. Semuanya bersiap.”

Ada waktu pendek untuk bersiap-siap sebelum Cale memberi perintah pada Choi Han, yang baru saja keluar dari kamar mandi mengenakan pakaian dan topeng hitam yang sama.

“Ayo.”

Dia kemudian menambahkan, sambil berdiri di depan jendela lantai dua.

“Gendong aku saat keluar dari jendela. Aku tidak bisa lompat begitu tinggi ke bawah tanpa terluka.”

Choi Han menghela napas untuk pertama kalinya di depan Cale. On dan Hong mendekati Choi Han dan menepuknya dengan tapak kaki mereka untuk menghiburnya. Cale mendesak mereka sekali lagi.

“Ayo cepat.”

Grup itu dengan aman keluar dari penginapan menuju ke gunung yang ada Vila sang Viscount dan penjara si Naga.