Akatsuki Tampil di Panggung 

(Bagian 3)

(Translator : Ridho. H)


Part 7

Akibatnya, strategi Airisuin telah dimulai dengan sangat baik. Semua orang yang berada di sisi Akademi Akatsuki terperangkap dalam bayangan mereka sendiri di saat kedua belah pihak bentrok, dan sama sekali tidak berdaya—

“Yaaaaahhh!”

Di hadapan pedang murid-murid Akademi Hagun, mereka semua terjatuh. Dalam kondisi tak berdaya, mereka telah menerima serangan fatal. Tidak dapat menangkis, maupun mengelak. Itu jelas adalah sebuah kemenangan.

Baguslah … sekarang.

Harapan Shizuku, adiknya yang berharga, telah terlindungi. festival Seven Stars Sword-Art mereka tidak ternodai. Arisuin bersukacita tentang itu. Dan begitu juga semua orang—

「Wh-Whew …. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan kalau kau benar-benar menyerang kami dari belakang. 」

Semua orang menghela napas lega, dan melepaskan ketegangan dari pundak mereka. Mungkin karena masing-masing dari mereka merasakan beban dari pedang mereka sendiri.

Kecuali satu orang.

Kecuali Ikki, yang dengan ekspresi kaku menunduk pada kakaknya, Ouma Kurogane, yang telah menebasnya sendiri.

Mustahil.

Ikki, terhadap situasi di depan matanya, teringat akan hawa dingin yang membuatnya mual.

Apa ini?

Tidak peduli bagaimana penampilannya, dia benar-benar kakaknya, Ouma. Dalam perilaku, aura, roh, suara, dan wajah, semua itu nyata. Intetsu juga menegaskan kalau dia telah mengalahkan lawannya.

Namun karena itulah, tidak peduli seberapa nyata itu ― ini benar-benar mustahil.

Kalau kakaknya, The Sword Emperor of Wind Ouma Kurogane, meregang di kakinya dengan sangat tidak sedap dipandang!

—Pada saat itu, apa yang membuatnya sadar adalah ingatan yang kembali ke pikirannya. Beberapa hari yang lalu, ingatan akan distrik perbelanjaan di pegunungan itu ― kepingan itu―

「Wah! Tunggu tunggu! Kau tidak bisa melakukan itu! 」

Pada hari itu, anak laki-laki itu, yang lebih cepat dari tubuh Ikki yang terlatih, meraih pria yang mulai menyerang orang-orang di jalan. Dan anak itu bilang kalau itu karena kemampuan Blazer-nya. Kemudian, dengan mempertimbangkan kebugaran fisik anak itu, dia pasti sudah mulai bertindak sebelum penyerang bergerak. Kalau tidak ― Ikki seharusnya lebih cepat.

Kemampuan itu bisa saja salah satu dari dua jenis.

Salah satunya penglihatan tajam. Kalau dia melihat pria itu membawa pisau, sangatlah mungkin untuknya mulai bergerak sebelum pria itu memulai aksinya.

Namun ada satu faktor yang menghalangi kemungkinan ini. Kagami mengatakan alasan anak itu terpilih sebagai wakil festival Seven Stars Sword-Art adalah karena dia adalah Blazer dari sistem sebab-akibat- dengan keterampilan langka.  Penglihatan tajam bukanlah keterampilan langka ataupun bagian dari sistem sebab-akibat.

Kalau begitu, hanya ada satu kemungkinan yang tersisa.

Penglihatan masa depan―

Menyadari kemungkinan itu, Ikki merasakan wahyu. Dalam sekejap sebuah getaran merambut melalui tenggorokan dan ususnya.

“Awas, Alice! Ini jebakan!”

Dia berbalik ke arah Arisuin, getarannya meletus mengikut suaranya. 

Namun ― sudah agak terlambat.

“Eh―?”

Lebih cepat daripada Arisuin bisa bereaksi, pedang yang tak terhitung jumlahnya terbang ke tubuh Arisuin dari belakang.

“Ha…?”

“Ali … ce?”

Dengan bunyi gedebuk, Alice jatuh ke tanah dengan sepuluh pedang perak menusuknya. Napas semua orang tertahan terhadap situasi yang tiba-tiba tersebut.

“Tidak terlalu bagus ya? Kau mungkin bisa melakukannya kalau kamu sedikit lebih cepat.”

Suara ceria lantang itu terdengar.

“Namun mengetahui kemampuanku hanya dari sekali lihati! Ikki-kun gitu loh!”

Suara itu datang dari belakang Arisuin. Berdiri di sana sambil tersenyum polos dengan pedang perak yang tak terhitung jumlahnya di kedua tangan, adalah Amane Shinomiya.


Part 8

Tubuh Alice yang tak berdaya jatuh ke tanah. Tubuhnya telah ditusuk oleh senjata dalam bentuk ilusi, dan dia pingsan.

Terhadap situasi ini, Shizuku adalah yang pertama bertindak.

“Alice!”

Sambil berteriak, dia mencoba bergegas menghampirinya. Namun pada saat itu—

“Shizuku, jangan gegabah! Awas di depanmu!”

Peringatan Ikki tepat waktu, tidak seperti sebelumnya. Di depan mata Shizuku, di tempat yang seharusnya udara kosong, ada lengkungan di angkasa.

Ini-!

Shizuku yang mengenali hal itu segera menutupi kepalanya dengan kedua tangan. Pada saat itu, sesuatu mengenai tubuh mungil Shizuku, dan memantulkannya kembali seperti bola. Seolah-olah sesuatu yang tak terlihat telah membuatnya terbang.

Dan memang itulah yang terjadi.

“Eh …!”

Apakah reaksi terkejut itu dari seseorang di pihak Hagun? Atau apakah itu dari semua orang? Namun itu dapat dimengerti. Itu adalah pemandangan yang menakjubkan. Para siswa Akademi Akatsuki yang seharusnya dikalahkan sedang berjalan keluar dari asap yang sepenuhnya transparan, benar-benar tidak terluka.

“H-Huh !? Apa artinya ini !?”

“Salinan dari orang yang sama … !? Tidak mungkin! Lalu siapa yang kita kalahkan— !?”

Renren dan Saijou sekali lagi mengkonfirmasi wujud siswa Akatsuki di kaki mereka.

Dan mereka membuka mata lebar-lebar. Benda-benda yang tergeletak di sana adalah boneka kayu yang dicat.

“A-Apa ini !?”

“Trik seni [8]. Seniku itu bahkan lebih nyata daripada yang asli.”

Terhadap tangisan Renren, salah satu orang dari Akademi Akatsuki berdeham malas. Itu adalah wanita muda bertelanjang dada yang mana dada besarnya disembunyikan di balik lukisan celemek. Seperti Arisuin, ia disewa oleh Rebellion, The Bloody Da Vinci, Sara Bloodlily.

“Dengan kata lain, apa yang kalian pikir adalah kami sebenarnya adalah boneka kayu yang dianimasikan oleh Black Widow-ku[9], dengan penampilan yang diberikan dari Noble Art-nya sendiri. Dan kita yang asli bersembunyi di sini sementara Ouma-kun mengendalikan udara di sekitar kami, menunggu kalian semua menyerang. “

“Kau sudah melihat rencana Alice sejak awal !?”

“Ya, begitulah. Kami memiliki peramal yang luar biasa di sini, tahu? … Meskipun kami tidak percaya kalau ada pengkhianat di antara kami.”

Sementara badut itu tertawa keras seolah-olah dia telah membuka lelucon—

“Tapi pada akhirnya, prediksi Amane-san menjadi kenyataan, ya? Aku yakin Wallenstein-sensei yang dengan murah hati memberinya kesempatan akan sangat sedih”.

Dia mengangkat tubuh Arisuin yang jatuh.

“Yah, aku akan membiarkan kalian menyelesaikan sisanya. Perintah sponsor kita adalah untuk menghancurkan mereka sampai tidak ada yang dapat menentang superioritas kita. Yang berarti menghabisi mereka semua. Sedangkan aku, aku harus membawa pengkhianat ini ke Sensei, jadi …. “

Dan dia melompat mundur dengan ketangkasan seekor macan kumbang, kemungkinan besar menarik diri dari medan perang. Tentunya dengan membawa pergi Arisuin.

Tapi tentu saja, Ikki tidak membiarkan itu terjadi semudah itu.

“Berhenti!”

Dia berlari dengan kecepatan yang menyamai si badut. Kecepatannya mengagumkan. Dia bisa segera menyusul ― atau dia seharusnya bisa.

Jalur Ikki dihadang oleh The Sword Emperor of Wind, Ouma Kurogane.

“Kak…!”

“Jatuhlah.”

Ouma, tanpa ragu, mengayunkan Device-nya Ryuuzume yang berbentuk nodachi sepanjang satu meter[10]. Membelah udara, dia meluncurkan sabit perak ke arah tubuh Ikki dalam sekejap.

Ikki tahu satu hal mengenai serangan itu. Seandainya dia tidak menghentikan kakinya, memfokuskan pandangannya, dan berbalik untuk mempertahankan tubuhnya dengan sekuat tenaga, maka dia akan dibelah bersama dengan Intetsu.

“Kuh!”

Namun saat Ikki hendak berhenti mengejar—

“Haaaaa!”

Mengikuti garis yang sama dengan Device Ouma, pedang emas yang tertutup api memblokade jalannya.

“Stella!”

Dia meneriakkan nama kekasih berberambut merahnya yang telah menempatkan dirinya untuk melindunginya. Dan sementara Stella bersilangan pedang dengan Ouma, dia memberi tahu Ikki.

“Ikki! Shizuku mengejar Alice!”

Setelah diberitahu hal itu, Ikki melihat ke arah tempat Ouma mengirim Shizuku terbang. Sudah tidak ada seorang pun di sana. Mencari lewat bidang penglihatannya, ia menemukan punggung Shizuku berlari mengejar Hiraga yang melarikan diri dengan kecepatan penuh.

“Orang-orang ini membiarkan Shizuku lewat! Mereka mungkin memasang jebakan sebelumnya! Sangat buruk membiarkannya pergi sendiri! Cepat dan kejar dia!”

Mendengar kata-kata Stella, Ikki sedikit ragu. Haruskah dia menyerahkan situasi ini kepada Stella dan yang lainnya?

Tapi untungnya, para eksekutif dewan siswa ada di sini, mulai Touka, dan wakil-wakil lain, termasuk juga Hagure bersaudari. Kalau begitu ― dia harus bergabung dengan orang yang sendirian.

“Aku mengerti! Aku akan menyerahkan yang disini pada kalian!”

“Ya. Jika orang-orang ini tidak memiliki kekuatan Alice untuk mendukung mereka, kami akan mengalahkan mereka semua!”

Kata-kata antusias Stella menetap di dalam dirinya, dan Ikki mundur dari lapangan untuk mengejar Shizuku. Melihat punggung Ikki ketika dia pergi ― Stella sekali lagi memandangi anak laki-laki yang paling dicintainya dan yang layak menjadi rivalnya.

Dan dia tahu. Musuhnya ada di depan matanya, berdiri tegak seperti boneka kayu dan menatapnya.

“Aku sudah merasakan tatapanmu selama ini. Kau ingin melawanku, kan !?”

Kalau boneka itu lebih nyata daripada yang asli, maka tatapan itu meniru emosi Ouma yang sebenarnya. Kalau benar begitu—

“Aku terima tantanganmu, The Sword Emperor of Wind!”

The Crimson Princess tidak punya alasan menolak. Karena lawannya adalah ksatria peringkat A seperti dirinya, ini memang merupakan tugasnya. Setelah memutuskan hal itu, Stella mendorong tubuh Ouma menjauh dengan seluruh kekuatannya.

Dan melawan Ouma yang telah terlempar tiga puluh meter, dia mulai mempersiapkan Noble Art-nya. Itu adalah teknik mengacungkan pedangnya yangl dilalap api dan cahaya, sementara dia menginvestasikan seluruh jiwanya ke dalam pedang panjangnya, Lævateinn.

―Katharterio Salamanda.

Aku tidak tahu kemampuan seperti apa yang dimiliki lawanku. Tapi aku tahu dia bukan orang biasa!

Kalau begitu, dia akan menggunakan semua kekuatannya di awal. Akan lebih baik untuk memutuskannya di sini. Kalau tidak, dia akan mencoba menyelidiki kemampuan lawannya dengan melihat bagaimana responnya. Itu adalah keputusan Stella. Sebagai tanggapan, Ouma―

https://www.baka-tsuki.org/project/thumb.php?f=Rakudai_Vol_4_Pg_205.jpg&width=300

“―Hmph.”


Terhadap semangat juang Stella yang mengaduk-aduk suhu atmosfer di sekitarnya―

“Itukah hal terbaik yang bisa kau lakukan?”

Sambil memberikan senyum buas yang menunjukkan sedikit taringnya – dia menjawab dengan Noble Art terkuatnya.

Anehnya, dia menggunakan kuda-kuda yang sama dengan Stella. Setelah menghunusl pedang besarnya dengan kedua tangan, dia mengangkat pedangnya, dan menuangkan semua sihirnya ke dalam Device tersebut. Kemampuan Ouma Kurogane, The Sword Emperor of Wind, adalah sistem influensi elemen— kekuatan untuk memanipulasi angin.

Badai angin yang lahir dari kekuatannya berubah menjadi topan di dalam Ryuuzume, dan melahap atmosfer di sekitarnya. Atmosfer, puing-puing, nyala api ― apa saja dan segala sesuatu di sekitarnya. Tidak lama kemudian, dia menciptakan pedang yang mengamuk seperti angin badai, lapisan demi lapisan massa yang saling menumpuk—

“Kusanagi.” [11]


Pedang cahaya dan panas melawan pedang angin badai. Kedua bilah itu memiliki panjang lebih dari lima puluh meter, masing-masing serangan di luar akal sehat. Dengan hanya tiga puluh meter di antara para pengguna, jangkauan mereka pasti lebih dari cukup. Kalau mereka mengayunkan pedang mereka disaat sama seperti ini, serangan mereka akan bentrok.

Dalam sekejap, api dan angin dari dua bilah sihir yang saling bertempur, meledak,dan  menghancurkan apa yang ada di sekitar dalam badai api.

“Eeeeeeekkk!”

Terhadap badai putih-panas yang meniup dan membakar segalanya, Hagure bersaudari berteriak. Tidak, semua orang di tempat itu termasuk mereka melindungi diri mereka dengan sihir masing-masing, meringkukkan tubuh mereka, dan hanya berhasil berdiri tegak. Kalau mereka kehilangan fokus sedikit saja, tubuh mereka akan terlempar jauh, dan mungkin akan berdampak seolah-olah mereka jatuh dari gedung pencakar langit. Itulah kenapa semua orang melindungi diri mereka dengan putus asa. Itu adalah pertempuran di luar apa yang bisa ditonton oleh ksatria biasa. Namun-

Tak lama, hasil bentrokan antara pedang api dan pedang angin mulai mereda. Yang mulai gemetar adalah ― The Crimson Princess.

T-Tidak mungkin!

Dengan suara berderit, dua tangan Stella yang memiliki kekuatan fisik di luar nalar mulai merasakan tekanan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Tumitnya perlahan-lahan tenggelam ke tanah, dan aspal di bawahnya pecah berkeping-keping. Saat ditunjukkan kenyataan ini, Stella tercengang.

Aku kalah dalam hal kekuatan? Aku…?

Ini adalah pertama kalinya dia mengalaminya. Alasannya adalah karena rencananya menggunakan Katharterio Salamandra untuk melihat tanggapan lawannya telah runtuh dalam sekejap.

Wajar saja. Sampai saat ini, tidak ada satu orang pun yang pernah mengambil atau mengembalikan Katharterio Salamandra, Noble Art yang dibanggakan The Crimson Princess. Dia belum belajar apa pun tentang lawannya.

Stella tidak punya pengalaman menangani situasi ini. Karena dia tidak punya pengalaman, dia tidak bisa memberikan jawaban.

Apa yang harus kulakukan…?

Secara bertahap. Salib indah yang dibuat oleh pedang api dan angin mulai kehilangan bentuknya. Pedang angin topan mendorong ke angin api, menerobos bilah cahaya dengan bentuk seperti bor yang berputar.

Akhirnya, wujud pedang Katharterio Salamandra terbelah. Dan Kusanagi jatuh ke kepala Stella.

Oh tidak-

Stella, dalam sekejap sebelum tekanan jatuh dari atas padanya, tidak bisa bergerak untuk menghindarinya. Dan pada tingkat yang sama di mana keduanya beradu, yang lain melindungi tubuh mereka dengan semua kekuatan mereka, dan tidak bisa bergegas membantu. Stella tidak bisa menghindari serangan ini. Kekalahannya sudah pasti.

Namun ada satu orang yang bisa melakukan sesuatu saat itu, adalah Raikiri Touka Toudou.

“Stella-san!”

Saat Kusanagi akan membelah tubuh Stella, Touka dengan cepat menggunakan Shippu Jinrai untuk mempercepat. Sambil meluncur ke sisi Stella, dia menarik Stella menjauh dari mata pedang tepat pada waktunya.

Saat Kusanagi menghantam tanah, bilah angin badai membelah dan meniup semua yang ada di sana. Sambil memeluk Touka dengan erat, Stella melihat kehancuran dengan matanya sendiri. Lintasan yang Kusanagi telah ukir di tanah, tidak ada yang tersisa di sana. Bangunan sekolah, arena latihan, bahkan aspal yang melapisi jalan … semuanya menjadi puing-puing. Segalanya telah terkoyak, hanya menyisakan jalur cekung di tanah cokelat. Itu tampak seperti naga raksasa yang telah mencungkil tanah. Kalau manusia menerima serangan itu secara langsung, dia mungkin tidak akan meninggalkan jejak.

Hampir saja…. kalau saja Touka-san tidak menyelamatkanku barusan …

“Terima kasih, kau telah menyelamatkanku, Touka― !?”

Ketika Stella berbicara, suaranya berhenti.

Alasannya adalah ― tangan kanan Touka yang memegang Stella. Tangan kanan Touka menopang kepala Stella. Saat ini, dia menyalurkan listrik ke tengkorak Stella.

“Ke … kenapa?”

“Maaf, Stella-san. Saat ini, kamu tidak bisa bertarung dengan Ouma-san. Saat ini kamu bahkan tidak bisa berpisah dariku, jadi kamu tidak bisa menang melawannya.”

“…ah….”

Dengan wajah yang seolah mengatakan ingin merespons, Stella langsung kehilangan kesadaran. Tentu saja begitu. Sebuah pemutus di dalam kepalanya langsung terbalik.

“Kikyou-san! Botan-san!”

“Eh !?”

“Eek!”

Touka, yang mengejutkan Stella, menghadap Hagure bersaudari, dan melemparkan tubuh Stella pada mereka dengan semua kekuatannya.

Para saudari Hagure tercengang oleh peristiwa yang mendadak itu, tetapi meskipun demikian mereka adalah wanita-wanita pemberani yang telah berjuang sampai akhir di pertandingan seleksi. Meskipun mereka heran, mereka berhasil  menangkap tubuh Stella.

Terhadap mereka berdua, Touka berteriak tanpa jeda.

“Tolong bawa dia dan pergi! Pergi sejauh mungkin dari sini! Sekarang ini, kalian adalah wakil di festival Seven Stars Sword-Art jadi kalian tidak boleh kalah di sini!”

Pada saat ini, di bawah keadaan ini, Touka lebih tenang daripada orang lain.

Setelah mengalahkan Akademi Akatsuki dan menyelesaikan ini sekarang, metode yang dipilih Stella jelas merupakan pendekatan terbaik, tetapi situasi ini bukan jenis yang akan mengarah pada skenario kasus terbaik.

Setelah serangan kejutan mereka gagal, situasinya berubah. Mempertimbangkan perbedaan dalam kemampuan bertarung, memukul mundur Akademi Akatsuki sudah sangat sulit. Kalau mereka melemparkan tantangan di sini, dan Stella dan Hagure bersaudari dikalahkan oleh Akademi Akatsuki di luar pemulihan, Akatsuki benar-benar mungkin menggantikan Akademi Hagun sebagai sekolah ketujuh di festival Seven Stars Sword-Art, menjadikan ini kesimpulan terburuk.

Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan di sini adalah melindungi wakil Akademi Hagun!

Touka, seorang veteran yang telah mengalami banyak contoh pertarungan nyata, mendapat satu strategi terbaik. Dan dengan kemauan yang kuat Touka telah memasukkan suaranya—

“Y-Ya!”

Meskipun Hagure bersaudari tidak mengerti jalan pemikirannya, suara Touka membangunkan mereka berdua untuk bertindak. Kikyou, yang kuat, menempatkan Stella di punggungnya, dan keduanya berbalik dan melarikan diri dari Akademi Hagun.

Sebagai balasan―

“Kau pikir bisa lari?”

Pada saat yang sama suara Ouma bergema di atas mereka, para siswa Akatsuki yang berdiri di belakangnya menghadang. Gadis muda dalam gaun itu, mengangkangi singa hitam besar – “Penjinak Binatang” Rinna Kazamatsuri. Dan “Unturning” Yui Tatara. Mereka mengejar tiga orang. Tapi-

“Mach Grid!”

“Crescendo Axe!”

Melesat maju dengan cepat, Runner’s High dan Destroyer menyerang  tiga orang yang mengejar samping, dan menghalangi jalan mereka.

“—Apa kalian pikir kalian bisa mengikuti?”

Touka menanyakan itu pada Ouma yang berdiri di depan matanya, dan mengangkat Narukami. Bertindak seperti sedang konser, dipimpin Touka mereka mengacungkan Device mereka.

“Kalian berniat mengorbankan diri supaya para wakil dapat melarikan diri? Keputusan yang begitu tenang. Tapi itu hanya akan menunda waktu yang tak terhindarkan sebentar lagi.”

Dalam persetujuan dengan kata-kata Ouma, agresifitas Akatsuki meningkat bersamaan, dan mereka maju selangkah. Ini akan menjadi pertandingan kedua mereka. Tapi bentrokan kali ini bukan kebohongan yang pertama. Ini mungkin akan menjadi pertarungan yang tulus sampai mati.

Dalam suasana yang dengan cepat menjadi tegang, Touka memanggil nama gadis di sebelahnya.

“… Kana-chan.”

Kanata Toutokubara. Satu-satunya wakil festival Seven Stars Sword-Art di antara para eksekutif dewan siswa. Touka mendesaknya untuk melarikan diri dengan tatapannya, tapi—

“Aku tidak akan lari. Aku akan bersamamu sampai akhir, Touka-chan.”

Pada tatapan itu, Kanata tidak melirik sekilas. Dia hanya menatap lurus ke depan.

“-Baik.”

Touka mengenal kekeraskepalaannya dengan baik, karena mereka sudah bersama sejak kecil, jadi Touka tidak mengulangi kata-kata tak berguna.

“Apa yang terjadi di sini hari ini adalah penghinaan terhadap dewan siswa Akademi Hagun. Kami akan membalasnya dua kali lipat!”

Setelah mengatakan itu, para sahabat yang tersisa di tempat ini mengeluarkan seruan semangat.

https://www.baka-tsuki.org/project/thumb.php?f=Rakudai_Vol_4_Pg_213.jpg&width=300

“Yeah!”

―Setiap orang di sana menghadapi musuh dan melemparkan tantangan mereka bersama-sama.


Part 9

“Haa … ha …!”

Dia sudah berlari cukup lama, menuruni lereng yang sepi di depan akademi. Setelah Shizuku meninggalkan jalan distrik perbelanjaan yang populer, kakinya berhenti karena rasa sakit yang dia rasakan di sisinya.

Aku … tidak dalam kondisi fit ya?

Mendecakkan lidahnya terhadap kelemahannya sendiri, dia mencoba menghitung jarak ke Hiraga yang membawa Arisuin. Itu sudah melampaui apa yang bisa dia periksa dengan matanya. Bahkan bisa jadi dia masuk ke mobil di sepanjang jalan.

Tapi aku belum kehilangan jejaknya.

Pada saat Arisuin diculik, Shizuku telah melilitkan benang air sihir yang tak terlihat ke tubuh Arisuin. Benang itu menembus setiap zat material, dan merentang lurus ke arah Arisuin. Dengan kata lain, kalau dia ditarik, itu pasti akan mengarahkannya ke tempat Arisuin.

Tapi sepertinya dia tidak bisa lagi mengikuti mereka dengan berjalan kaki. Karena itulah, Shizuku―

“Permisi.”

― Memanggil seorang pria yang sedang menunggu lampu lalu lintas di atas sepeda motor.

“Aku seorang kesatria muda Akademi Hagun. Karena keadaan darurat, aku ingin kamu meminjamkan motormu—”

“Hah !? Jangan main-main denganku, cebol. Kenapa aku harus?”

Dia mengacungkan Yoishigure ke tenggorokan si pengendara sepeda motor yang menolak dan mengerutkan kening.

“Ini darurat. Kumohon padamu.”

“Oke! Ambilah!”

Pria itu tersenyum dan mengangguk berulang kali ketika turun dari motornya dan melarikan diri.

Karena dia sedang terburu-buru, dia tidak punya pilihan selain melakukan ini. Mungkin tidak akan jadi masalah apabila dia meminta akademi untuk mengembalikan sepeda motor tersebut sesudahnya. Setelah berpikir begitu, Shizuku mengangkangi sepeda motor yang telah diserahkan pria itu. Tapi ― dia menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan serius.

Kakiku tidak mencapai pedal ….

“… Aku tidak percaya ada jebakan seperti ini.”

“Permainan apa yang sedang kau mainkan, Shizuku?”

Tiba-tiba, sebuah suara di tengkuknya membuat Shizuku menoleh.

“Onii-sama.”

Ikki yang mengejar Shizuku terengah-engah ada di sana. Begitu melihatnya, Shizuku menjelaskan situasinya sendiri.

“Alice semakin jauh, mungkin karena dia naik kendaraan. Aku telah mendapat motor ini, tetapi seperti yang kau lihat ada cacat struktural di dalamnya. Bahkan motor buatan Jepang, ini tidak memenuhi standar dengan benar. “

“Jelas itu bukan kesalahan pabrikan.”

Ikki tertawa masam pada keluhan Shizuku. Tapi dia segera mengeraskan ekspresinya, dan bertemu Shizuku setengah jalan, dia berbicara. Apa yang dia katakan adalah pertanyaan untuk Shizuku yang mengejar Arisuin, meskipun Arisuin telah menipu mereka hingga hari ini.

“… Shizuku. Meskipun mereka tahu kita mengejar Alice, Ouma dan teman-temannya tidak mengejar kita. Itu karena tidak perlu mengejar kita. Itu pasti karena ada musuh yang akan kita hadapi mungkin sangat kuat. Tentunya, kau menyadari hal itu, kan Shizuku? “

“Ya aku tahu itu.”

“Alice menipu kita. Bisa jadi kita mengejar Alice juga merupakan jebakan untukku dan kamu. Tentunya kau juga tahu kemungkinan itu, kan?”

“Ya, aku tahu itu.”

“Dan bahkan jika Alice benar-benar memutuskan hubungan dengan Akatsuki untuk menyelamatkan kita, dia bilang bahwa kita harus meninggalkannya. Itulah keinginan Alice. Dia tidak ingin melihatmu dalam bahaya, Shizuku. Benar begitu ‘kan?”

“Ya, aku tahu itu.”

Tiga kali. Shizuku telah mengkonfirmasi pemahaman yang sama pada setiap pertanyaan Ikki. Dia datang untuk menahannya. Namun dia belum melumpuhkannya. Meskipun itu adalah kata-kata dari kakak tercintanya. Lagipula-

“Onii-sama, apakah kamu datang untuk menanyakan hal ini padaku?”

Bagi Shizuku, tampaknya Ikki datang untuk mengajukan tiga pertanyaan tersebut. Semua itu tampaknya hal sepele. Shizuku menatap lurus ke wajah kakaknya yang datang untuk menahannya.

“Alice adalah orang pertama yang kusuka setelah kau, Onii-sama. Dia adalah sahabatku yang berharga. Saat ini, temanku tengah berada dalam bahaya. Bagiku, tidak ada masalah yang lebih besar. Jadi, bahaya apa pun yang menungguku , dan tidak peduli apa yang Alice lakukan atau apa yang dia inginkan ― aku akan pergi menyelamatkannya. “

Dia menyampaikan keputusannya kepada Ikki. Dia tidak akan pernah menariknya kembali. Meskipun dia mengerti semua risikonya, dia akan pergi dan menyelamatkan temannya, satu-satunya kakak perempuannya.

Mendengar itu, kakaknya … tersenyum kecil.

“-Jawaban yang bagus.”

“… Eh?”

Itu jawaban yang tidak dia harapkan dari Ikki. Dan Shizuku mengeluarkan suara bingung tanpa berpikir.

“Onii-sama, kamu tidak … datang untuk menghentikanku?”

“Yah, kalau kau memberikan jawaban dengan setengah hati, aku akan menyeretmu kembali, tapi … karena kamu begitu teguh, aku tidak punya alasan untuk menghentikanmu.”

Saat dia menjawab, Ikki menyorongkan tubuh Shizuku ke belakang, mengangkangi sepeda motor, dan meraih setang. Dan dia berbalik ke Shizuku di atas bahunya.

“Aku juga akan menuruti keinginanmu, Shizuku.”

Mengetahui semua bahaya, dia berjanji untuk mengikuti keinginan kakaknya.

“Onii-sama ….”

Terhadap rasa perhatian itu, Shizuku merasakan sensasi manis yang mengencang di dadanya. Dia menekankan dahinya ke punggung Ikki, dan berpikir—

Cintaku tidak akan diterima, tapi ….

Senang dia mencintai orang ini.

“Terima kasih.”

Saat dia mengucapkan terima kasih, dia menggigil sedikit.

“Jangan berterima kasih padaku, Shizuku. Bagaimanapun juga, aku kakakmu. ―Yah, ini dia. Aku akan menyerahkan arah kepadamu.”

“…Iya!”

Dan Ikki menginjak pedal sepeda.

Mereka melaju dalam garis lurus, menuju tempat Arisuin dibawa ― ke Akademi Akatsuki.