Lepas dari Perbudakan

(Penerjemah : E-chan)


Keesokan paginya, Kohaku muncul di lantai satu penginapan dengan wajah kurang tidur. Dia kemudian menuju ke tempat Eto dan yang lainnya duduk sambil mengucek matanya yang setengah terbuka. Ngomong-ngomong, Sorano sama saja seperti biasanya.

Setelah sarapan, Eto mengirim sepucuk surat ke Agensi Budak Tamara, memintanya untuk melepaskan Kohaku. Di ibu kota kerajaan, saat membuat kontak seperti itu, adalah hal yang umum meminta seorang yatim piatu atau seorang anak dari keluarga miskin untuk membawa surat seseorang dan membayar mereka dengan uang saku. Karena itulah, bahkan di penginapan tempat party Eto menginap, walaupun tidak ada kontrak yang mengikat, ada anak-anak yang siap untuk menerima pekerjaan semacam itu. Dengan demikian, Eto meminta seorang bocah laki-laki yang dia kenal untuk mengirim suratnya dan memintanya untuk menunggu balasan. Dan kurang dari sejam, bocah itu kembali dengan pesan dari Tamara, menginformasikan Eto bahwa dia bisa datang ke agensi kapan saja.

Dengan demikian, Eto meninggalkan penginapan pada pukul 10 dan menuju ke agensi budak. Kebetulan, mungkin karena sempat tidur sebentar setelah sarapan, Kohaku terlihat lebih baik daripada saat pagi tadi.

“Apa kau gugup?”

“Hmm. Entah bagaimana, rasanya tidak nyata.”

Kohaku yang berjalan dengan alis dan bahu yang merosot, terlihat sama sekali tidak tahu harus melakukan apa. Bahkan Amou sampai harus menopang bahunya.

“Itu karena pada akhirnya tidak ada yang berubah di antara kita. Satu-satunya hal yang berubah adalah apa yang Kohaku bisa lakukan jadi bertambah.”

“Apa yang bisa kulakukan?”

“Sebagai contoh, setelah kau dilepaskan, Kohaku bisa membawa Amou dan Sorano ke guild untuk membuat permintaan. Walaupun kau masih memerlukan izinku, aku tidak ada masalah dengan itu. Selain itu, kalau Kohaku mau, kau bahkan bisa pergi ke sekolah. Kau bisa belajar membaca, menulis, berhitung, dan bahkan berteman dengan orang-orang sebayamu. Bahkan kalaupun kau tidak mau pergi ke sekolah setiap hari, kurasa kau juga bisa meminta mereka mengajarimu sementara kau senggang setelah menyelesaikan permintaan guild. Tentu saja, bukan berarti kau harus melakukan itu. Sederhananya, kau bisa memiliki lebih banyak pilihan di masa depan.”

“Lebih banyak pilihan, ya… Aku tidak begitu paham,” Kohaku menatap langit dan bergumam.

Bagaimanapun, sambil bercakap-cakap begitu, mereka tiba di agensi budak dan disambut oleh Tamara, pemilik agensi tersebut. Tamara pun langsung memuji party Eto atas pencapaian mereka menyelesaikan penyerbuan dan pembasmian wyvern.

“Baiklah kalau begitu, hanya satu orang yang dibebaskan dari perbudakan hari ini?”

“Ya. Itu Kohaku. Tolong tangani.”

“Saat Eto-sama datang ke sini untuk pertama kalinya, saya mengajukan beberapa pertanyaan pada Eto-sama, bukan? Apa Anda ingat?”

“Ya, saya mengingatnya dengan baik.”

Tamara menatap Eto lekat-lekat. Itu tidak seintimidasi seperti Grand Master dari Guild Petualang, tapi itu adalah mata seorang pedagang yang tidak akan melewatkan sedikit perubahan ekspresi Eto.

“Eto-sama menjawab bahwa Anda ingin melindungi diri Anda sendiri dengan kontrak budak. Tapi hari ini, Eto-sama akan melepaskan budak Anda. Apakah itu berarti kekhawatiran Eto-sama kini sudah sirna?”

“Yah, entahlah. Tapi, saya telah bekerja sebagai seorang petualang dengan party ini lebih dari setengah tahun. Dan dalam Penyerbuan Goblin, kami pada dasarnya saling mengandalkan dan melindungi satu sama lain. Dengan demikian, saya menilai, jika itu adalah mereka, saya yakin kami akan bisa berpetualang bersama dalam posisi yang setara. Sekalipun kami jatuh dalam krisis, saya yakin kami bisa bertahan hidup bersama-sama.”

“Saya mengerti… Itu amat sangat luar biasa.”

Mendengar perkataan Eto, Tamara tertawa senang dengan kerutan-kerutan yang muncul di sudut-sudut matanya. Setelah itu, prosedur membebaskan budak berjalan dengan mulus tanpa masalah. Dan kemudian, hanya dengan merapalkan sesuatu dan memegang tangan, Tamara dengan mudah menghapus tanda budak Kohaku, tanpa meninggalkan bekas.

“Err, dengan begini, aku bukan budak lagi?”

“Ya, Kohaku-sama. Karena Anda sudah menandatangani dokumen, tanda budaknya juga sudah berhasil dihapus. Dengan begini, Kohaku-sama telah dibebaskan dari perbudakan,” Tamara membalas dengan senyum di wajahnya.

“Kohaku-sama… Seperti yang kuduga, rasanya aneh dipanggil dengan “-sama”...” Kohaku menghela napas dalam-dalam. “Aku adalah Kohaku yang baru saja dibebaskan dari perbudakan. Mohon bantuannya mulai sekarang,” Kohaku berkata dengan senyum riang, seakan meninggalkan perasaannya yang sebelumnya dan bergerak maju.

Setelah itu, situasi menjadi sangat merepotkan, karena Amou mendadak mulai menangis. Walaupun terkejut, Eto dan tiga orang lainnya mencoba menenangkan Amou, tapi mereka gagal menghentikan Amou yang tidak berhenti menangis. Itu sampai Kohaku akhirnya marah.

“Ayah! Kohaku benci orang yang cengeng! Hentikan tangisnya sekarang!”



Permintaan Untuk Investigasi Ulang


Sebenarnya, ketika Eto meminta agensi budak untuk melepaskan Kohaku dari perbudakan, dia juga menulis permintaan lain di surat itu. Itu adalah permintaan untuk menginvestigasi ulang tentang peristiwa yang membuat Sorano menjadi seorang budak kriminal.

Sejak pertama kali dia bertemu Sorano, Eto tahu bahwa wanita itu bukan jenis orang yang bisa dengan mudah berbohong untuk keuntungannya sendiri. Selain itu, dia juga yakin bahwa tidak mungkin Sorano melukai orang lain tanpa alasan. Karena itulah, Eto ingin membuktikan ketidakbersalahan Sorano dengan meminta investigasi ulang mengenai masalah itu.

“Tamara-san, sejujurnya, saya tidak terbiasa dengan hal semacam ini. Saya akan membayar biaya kerja sama dan investigasi pada Tamara-san, jadi bisakah Anda mengajari saya cara melakukan ini?” berkata demikian, Eto menundukkan kepalanya.

“Jangan, tolong, Eto-sama, saya tidak bisa membiarkan pahlawan kerajaan ini menundukkan kepalanya pada saya. Sebenarnya, kami juga ada beberapa pemikiran mengenai kasus Sorano-san. Akan tetapi, orang yang terlibat dalam kasus ini adalah seorang bangsawan berpengaruh bernama Margrave Erven, dan seorang pedagang budak yang kebetulan adalah pengikutnya. Eto-sama mungkin akan mendapat perlawanan kuat jika Anda mencoba ikut campur dalam urusan mereka dengan setengah hati. Akan tetapi, jika Eto-sama masih tetap ingin melanjutkan investigasi ulang, perkenankan kami untuk ikut bekerja sama.”

Tamara menatap Eto dengan ekspresi penuh tekad.

"Terima kasih banyak.”

Eto berjabat tangan dengan Tamara, dan dia bersumpah untuk menemuan dalam yang secara sewenang-wenang membuat Sorano menjadi seorang budak.

Selain mereka yang dipekerjakan oleh Agensi Budak Tamara, Eto berpikir akan lebih baik lagi jika berbicara dengan Guild Petualang dan Guild Pedagang mengenai permintaan ini. Meskipun mengkonsultasikan masalah ini ke guild dapat meningkatkan resiko kebocoran informasi, hal ini juga dapat mengurangi kemungkinan untuk dihancurkan oleh para bangsawan. Terlebih lagi, kali ini adalah permintaan dari Pahlawan kerajan yang menuntaskan masalah penyerbuan. Dengan demikian, Eto menilai bahwa tidak ada banyak orang yang akan menolak mentah-mentah permintaan Eto.

Berikutnya, Eto membuat janji temu dengan Guild Master Sidrake di Guild Petualang. Dan setelah Eto menjelaskan situasi Sorano padanya dan meminta kerja samanya, Sidrake memberitahu Eto bahwa dia akan memperkenalkan seseorang yang sangat terampil dalam investigasi semacam itu. Setelah itu, Eto berjanji akan datang kembali ke guild dua hari lagi, dan pulang ke penginapan.

Begitu dia sampai, sebuah pesan dari Tamara pun tiba di penginapan. Kelihatannya, Tamara telah bertemu dengan Guild Master dari Guild Pedagang dan berhasil mendapatkan kerja sama. Untungnya, orang-orang yang diperlukan kerja samanya ini mendukung Eto. Dengan begini, Eto merasa perjuangan mereka telah dimulai.

Dua hari kemudian, party Eto, dan Guild Master Sidrake berkumpul di ruang pertemuan Guild Petualang. Kelihatannya Tamara dan Sidrake telah membicarakan tentang investigasi ulang ini sebelum berkumpul di sini. Eto kemudian meminta mereka untuk memastikan resikonya, alur investigasi, dan biaya untuk mereka berdua. Dan begitu semua kesepakatan selesai, Sidrake meninggalkan ruang pertemuan dan membawa seorang pria dan seorang wanita.

Sidrake kemudian memperkenalkan mereka berdua sebagai investigator yang akan menerima permintaan itu. Si pria memperkenalkan diri sebagai Narl dan si wanita memperkenalkan diri sebagai Nii, yang mungkin hanyalah nama samaran, dan mereka tidak terlihat mencoba untuk menyembunyikannya. Dan setelah mengatakan pada mereka untuk menghubungi Eto begitu ada kemajuan, mereka pun pergi.

“Entah kenapa, ini jadi urusan yang besar….”

Di perjalanan pulang ke penginapan, Sorano bergumam dengan raut wajah meminta maaf.

“Ini hal yang lumrah. Ini tentang Sorano bagaimanapun juga. Kuharap mereka akan menemukan kebenarannya.”

Saat Kohaku berkata begitu, Eto dan Amou mengangguk.

“Maaf… Tidak, terima kasih, kalian semua.”

Sorano berhenti dan berbalik menghadap Eto dan dua orang lainnya, dan berterima kasih pada mereka.

Malam itu, Sorano menulis sebuah surat ke desanya, menjelaskan situasinya secara rinci. Sampai saat ini, Sorano tidak pernah menulis satu surat pun ke desanya, berpikir tidak akan ada yang berubah sekalipun dia menulisnya sebagai seorang budak. Akan tetapi, Tamara dan Sidrake memberitahukan padanya bahwa begitu investigasi dimulai, mereka membutuhkan pendapat dari pihak ketiga yang mengingat peristiwa waktu itu. Dengan demikian, Sorano menuliskan surat pertamamya sejak dia meninggalkan desa Elven, menjelaskan tentang investigasi ulang dan statusnya saat ini dengan Eto dan dua orang lainnya.



Kejatuhan Sang Hero


Mirei dan Lana sedang menuju ke mansion Marquis Killingworth tempat Ronaldo menginap. Mereka dipandu oleh butler Ronaldo, yang terus melirik mereka sambil berjalan di depan.

Sebelumnya, si butler tua dengan cemas meminta kedua orang itu untuk menunda mengunjungi Ronaldo untuk sementara waktu. Tapi saat mereka menanyakan alasannya, si butler tua hanya menjawab bahwa Ronaldo tidak dalam kondisi yang dapat menemui tamu.

“Apa Ronaldo-sama terluka?” 

Mendengarnya, ekspresi Mirei memucat, dan dia pun bertanya.

“Tidak, bukan seperti itu.”

“Kalau begitu, apakah dia sakit?”

“...Hero-sama tidak sakit.”

“Apa kau mempermainkan kami?”

Sebuah kekuatan sihir pekat mendadak merembes dari Mirei, yang bahkan membuat Lana merasa tercekik, apalagi untuk butler yang ada di hadapan mereka.

“Sejak hari itu, Ronaldo-sama telah… Bagaimana sebaiknya saya menjelaskan ini…” Si butler tua ragu-ragu.

“Katakan saja! Kami adalah anggota party Ronaldo-sama, kau tahu!? Kami ini tidak seperti kenalan-kenalannya itu!”

“Ya…tentu saja, saya mengerti itu. Yang ingin saya katakan adalah sikap Ronaldo-sama menjadi…kasar. Beliau juga sepertinya tidak mampu menahan emosinya.”

"Dan hal itu terjadi sejak hari itu, ya."

"Ya, benar."

Hari itu yang sedang mereka bicarakan adalah, tentu saja, hari ketika Ronaldo menghadapi Eto dan kalah. Saat Ronaldo terbangun di ruang medis Kesatria, dia bertanya pada para kesatria apa ingatannya itu benar. Dan saat dia menkonfirmasi bahwa dia telah kalah dari Eto, dia tertawa merendahkan dirinya sendiri pada Mirei, yang mengikuti dia ke ruang medis.

“Menyedihkan…”

Di perjalanan pulang, Ronaldo hanya menggumamkan kata itu. Dan Mirei, yang bersama dengannya, tidak bisa berkata apa-apa. Sudah tiga hari sejak saat itu.

Si butler memandu mereka berdua ke kamar yang menghadap ke selatan yang selalu mendapat cahaya matahari. Di dalam kamar itu, terdapat Ronaldo yang sedang duduk di sofa dekat jendela. Dia tidak merespon suara ketukan pintu, dan hanya melihat ke luar jendela.

"Ronaldo-sama, bagaimana kabarmu?" tanya Mirei, sambil menyembunyikan kegugupannya. Ronaldo berpakaian seakan-akan dia baru saja bangun tidur, dengan rambut acak-acakan dan dagu yang tidak dicukur. Kemeja putihnya kusut dan ada noda percikan minuman.

Mereka bedua bisa melihat sebuah gelas dan sebotol alkohol di atas meja di sebelahnya. Ronaldo kemudian melirik sekilas Lana dan Mirei, lalu meminum segelas alkohol.

“Ada apa?”

Hanya itu kata-kata yang Ronaldo utarakan pada mereka.

“Aku khawatir cederamu belum sembuh, jadi aku datang ke sini dengan Lana. Tapi, sepertinya itu kecemasan yang tidak diperlukan. Kalau kau sudah baik-baik saja, bagaimana kalau pergi ke luar untuk mengubah suasana? Aku kebetulan menemukan sebuah restoran bagus di mana kau bisa makan daging wyvern yang enak.”

“Oh, begitu.”

“Lana juga suka daging wyvern, ‘kan?”

“Ya. Aku suka sekali. Ronaldo-sama juga menyukainya, ‘kan?”

“...Ya. Tapi, aku tidak ada nafsu makan saat ini.”

“Aku mengerti. Sayang sekali. Kalau begitu, ayo makan di lain waktu.”

“Mirei, Lana.”

“Ya?”

“Ada apa?”

“Aku telah kalah dari Eto. Aku, sang Hero, kalah dari Sage, yang kemampuan pedang dan sihirnya tidak ada apa-apanya! Aku tidak pantas memanggil diriku sendiri sebagai Hero! Aku...Aku tidak lagi bisa melanjutkan perjalanan ini—”

“Apa yang kau katakan!” teriak Mirei, seakan-akan berusaha menenggelamkan kata-kata Ronaldo. Dan wajahnya terlihat dipenuhi kemarahan dan frustasi. “Hanya orang tolol yang menyerah setelah hanya satu kekalahan. Apa itu pertama kalinya Ronaldo-sama kalah dalam uji tanding?”

“Tidak, bukan begitu…”

“Kalau begitu, apa bedanya?!”

“…”

“Aku pulang hari ini! Aku akan kembali lagi, jadi tolong dinginkan kepalamu sampai saat itu! Ayo, Lana.”

“Ya. Ronaldo-sama, kita adalah satu party. Sekalipun kau kalah atau membuat kesalahan, aku yakin kita bisa bergerak ke arah yang benar dengan saling mendukung satu sama lain. Maaf jika aku lancang. Aku permisi dulu.”

Dari tempat Ronaldo duduk, dia bisa melihat lorong menuju ke pintu keluar. Dia bisa melihat sosok Lana yang sedang mengejar Mirei yang marah, sampai keduanya berjalan pergi bersama.

Kita satu party, ya…” Ronaldo bergumam pelan



Lana dan Instruktur Musika


Hari itu, Lana pergi ke arena latihan kesatria sendirian. Ini adalah tempat di mana dia mempelajari ilmu pedang selama setengah tahun saat dirinya dan Eto pertama kali datang ke istana.

Setelah berlatih pedang dengan para kesatria yang kebetulan sedang ditempatkan di istana, Lana beristirahat di lantai atas di mana dia bisa melihat seluruh arena latihan. Sampai mendadak, Kapten dari Ordo Kesatria, Musika, muncul.

“Lama tidak bertemu. Maaf, saya sudah lama tidak menemui Anda,” Lana membungkuk pada Musika.

“Hm, benar-benar sudah lama. Kelihatannya kau tadi melatih kesatria kami.”

“Bukan, malah saya yang diajari oleh mereka.”

Karena kekuatan Lana sebagai sang Sword Saint bangkit, dan dia mendapatkan ilmu pedang yang tingkatannya lebih tinggi, jumlah kesatria yang bisa menyamai dia pun berkurang. Sepertinya, bahkan sekalipun mereka bisa menandingi dia kemarin, mereka sama sekali tidak dapat menyaingi dia keesokan harinya. Sejak saat itu, sedikit sekali kesatria yang menantang dia. Walaupun salah satu alasannya adalah karena perbedaan kemampuan yang begitu besar, yang mana membuatnya berbahaya bagi para kesatria, masalah terbesarnya adalah menantang dia akan membuat para kesatria muda kehilangan kepercayaan diri.

Dengan demikian, selama masa itu, orang yang ditunjuk sebagai instruktur Lana adalah Musika, yang merupakan wakil kapten ordo kesatria pada saat itu. Berkat dia, Lana dapat mengayunkan pedangnya dengan bebas, dan gadis itu juga terbuka pada Musika, yang dia hormati.

“Aku sudah mendengar tentang Eto-dono.”

“Saya mengerti… Tempo hari, saya bertemu Eto untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Dia sama bersemangatnya seperti saat masih di desa. Terlebih lagi, dia jadi begitu kuat setelah kami terpisah.”

“Hm. Aku juga merasakan semacam aura yang tidak kurasakan darinya sebelumnya. Itu terasa seperti seseorang yang telah menaklukkan gunung besar di hadapannya. Apakah Lana-dono pernah terpikir untuk meninggalkan party Ronaldo-sama dan bergabung dengan Eto?”

Lana merasa tidak nyaman dipanggil ‘Lana-dono’ oleh Musika, karena saat mereka berdua adalah murid dan instruktur, pria itu memanggilnya secara langsung dengan nama saja. Akan tetapi, setelah dia dan Eto terpilih, Musika mungkin tidak bisa memanggil Sword Saint dan Sage yang dipilih oleh sang Dewi dengan nama saja lagi.

“Sebenarnya, tempo hari, Eto memperkenalkan saya pada anggota party-nya, dan saya merasa suasana di antara mereka sangat nyaman. Itu membuat saya berpikir mungkin bertarung bersama Eto dan party-nya tidak begitu buruk.”

“Kalau begitu, kenapa kau tidak bergabung dengannya?”

“Karena saya memutuskan untuk mendukung Ronaldo-sama.”

Lana menatap Musika secara langsung. Dan pandangan kuatnya itu menunjukkan tekadnya.

“Ronaldo-sama terkadang memutuskan banyak hal seorang diri saja tanpa berkonsultasi dengan siapapun. Dan itu sering memicu masalah besar nantinya. Tapi, dari apa yang bisa saya lihat, Ronaldo-sama sendiri percaya bahwa apa yang dia lakukan itu adalah hal yang benar-benar dibutuhkan.”

“Semua yang dia lakukan itu dibutuhkan?”

“Ya. Walaupun ini mungkin tidak sopan terhadap Eto, Ronaldo-sama percaya bahwa party Hero harus cukup kuat untuk meyakinkan orang-orang. Karena itulah saat itu dia tidak mengakuti keberadaan Eto, yang tidak cukup kuat menurut penilaiannya.”

“Hmm.”

“Dan saya rasa Ronaldo-sama juga percaya bahwa karena Eto dipilih oleh sang Dewi sebagai seorang Sage, dia harus berkontribusi pada party dengan melakukan apa yang dia bisa. Setidaknya pada awalnya, dia mungkin benar-benar berpikir bahwa adalah hal yang lumrah melarang Eto menggunakan sihir pendukung yang dia anggap tidak efektif dan membantu party dengan cara lain. Dan hal itulah yang berikutnya memicu sikap meremehkan Eto.”

“Lanjutkan.”

“Pada saat itu, saya tidak menyalahkan Ronaldo-sama atau menolong Eto, dan saya hanya terbawa saja oleh situasi dan percaya dengan kabar buruk mengenai Eto. Saya benar-benar parah.”

Musika hanya mendengarkan dalam diam kisah Lana, sambil sesekali mengangguk menanggapi, karena dia merasa bahwa Lana tidak sedang meminta dihibur.

“Tapi berkat pengalaman itu, saya rasa saya harus melakukan apa yang bisa saya lakukan saat ini. Saya adalah Lana, Sword Saint dari party Hero. Adalah tugas saya untuk mendukung Ronaldo-sama.”

“Dari apa yang bisa kulihat, Ronaldo-sama sepertinya tidak stabil secara mental, lebih daripada sebelumnya. Kau mungkin menerima diskriminasi yang dulu Eto terima di sana, kau tahu?”

“Musika-sama, masalahnya adalah, Ronaldo-sama telah tidak stabil secara mental untuk waktu yang lama. Saya segera menyadari hal itu ketika kami pertama kali bertemu. Mirei-sama juga setuju dengan saya mengenai hal ini.”

“Begitukah? Setidaknya di mataku, dia tidak terlihat seperti itu sebelumnya, padahal?”

“Tapi saya rasa Ronaldo-sama baik-baik saja sekarang. Saya yakin ikatan yang kami bentuk dari pelatihan di istana kerajaan sampai ke perjalanan untuk menaklukkan monster sudah solid. Walaupun saya mengerti apa yang terjadi pada Eto adalah dosa kami, saya yakin setidaknya Ronaldo-sama, Mirei-sama, dan saya memiliki perasaan solidaritas satu sama lain.”

“Aku mengerti. Kelihatannya kau sudah bertekad.”

“Ya.”

“Kalau begitu, tidak ada lagi yang bisa kukatakan.”

“Terima kasih atas perhatiannya.”

“Bagaimanapun, karena sudah lama, ayo ke arena latihan. Aku akan berlatih denganmu.”

“Baik, Instruktur Musika!”

“Kuharap kau bisa berhenti memanggilku instruktur…”

“Anda tidak pernah membolehkan saya memanggil Anda wakil kapten, lagipula. Bagi saya, Anda adalah Instruktur Musika, yang mengajari saya ilmu pedang!”

“Baiklah. Aku akan mengizinkanmu memanggilku begitu hanya saat kita berlatih.”

Musika melembutkan pandangannya dan pergi menuruni tangga menuju arena latihan bersama Lana.




Pemasangan Permata dan Sebuah Sihir Baru


Setelah Kohaku dilepaskan dari perbudakan, party Eto kembali ke rutinitasnya yang biasa. Sarapan, pergi ke guild Petualang, dan menerima permintaan pembasmian atau pengumpulan di dekat ibu kota kerajaan.

Penyerbuan Goblin telah menyebabkan kerusakan besar pada sisi timur ibu kota kerajaan. Banyak desa telah hancur dan sumber daya hutan seperti herba, jamur, dan hewan pun dikatakan telah rusak. Saat ini, Pasukan Kerajaan sedang melakukan operasi pembasmian goblin berskala besar untuk mencegah kerusakan menyebar ke area lain. Bahkan guild Petualang juga mengedarkan permintaan pembasmian goblin untuk petualang tingkat C ke bawah. Rencana mereka adalah mengurangi jumlah goblin dengan menawarkan imbalan yang lebih tinggi daripada biasanya.

Bagaimanapun, saat ini, party Eto sedang menuju ke hutan sebelah barat ibu kota kerajaan untuk mengumpulkan berbagai herba. Tentu saja, mereka bertemu beberapa goblin dalam perjalanan, tapi melihat situasi hutan, kelihatannya itu tidak berpengaruh banyak, tidak seperti hutan di sisi timur. Party terebut hanya mengambil batu sihir dari goblin-goblin tersebut, membakar bangkainya, dan lanjut menyelesaikan tujuan mereka.

Mendadak, Sorano, yang telah pergi mengintai lebih dulu, kembali dan melaporkan bahwa ada tiga Forest Wolf dengan dua Orc yang mengejar mereka. Mendengar itu, Eto segera mengumpulkan anggota party-nya, mengambil permata yang bisa menyebarkan efek sihir pendukung, dan melancarkan buff Strength, Haste, dan Protect pada semua orang.

Protect adalah sihir pendukung yang Eto baru-baru ini coba dengan Shield. Protect adalah buff anti serangan fisik, dan Shield adalah anti serangan sihir dan buff pertahanan fisik lemah yang bisa dipasangkan di sekeliling tubuh target.

“Amou dan aku akan menghentikan Orc. Kalian berdua mengejar Forest Wolf dan membunuh mereka. Jika salah satu dari kita selesai duluan, jangan lupa untuk membantu yang lain. Baiklah, operasi dimulai!”

Dengan begitu, Sorano dan Kohaku segera berlari berbelok-belok di antara lautan pohon. Sementara itu, kedua Orc dengan gada kasar di tangan kanan mereka mendekati Eto dan Amou. Memanfaatkan pepohonan di sekitar, Amou kemudian memancing Orc sebelah kanan untuk menjauh dan memisahkan mereka.

Tidak lama setelah itu, Eto melompat dari bayang-bayang pohon di depan Orc sebelah kiri yang ditinggalkan, membuat makhluk itu mengayunkan gadanya dengan panik. Menilai itu hanyalah sebuah pukulan lemah, Eto memutuskan untuk mencoba efek Protect dengan sengaja menerima hantaman itu dengan tubuhnya. Hasilnya, gada itu dipantulkan oleh dinding transparan yang diciptakan oleh Protect, dan bahkan meniadakan dampak yang seharusnya tercipta dari benturan.

“Yep, ini sangat berguna.”

Si Orc kelihatannya keheranan dengan faktar bahwa serangannya tidak bekerja sama sekali, tapi itu hanya sekejap, karena makhluk itu segera mengangkat gadanya ke atas kepala dan mengayunkan sekuat mungkin memanfaatkan beratnya. Menemukan kesempatan untuk menguji buff itu lagi, Eto mengambil satu langkah lagi untuk menerima hantaman dengan bahu kirinya. Sekali lagi, efek dari Protect muncul, memantulkan gada itu sekaligus kedua tangan si Orc. Berpikir bahwa pengujiannya sudah cukup, Eto langsung melancarkan Dark dan Slow pada si Orc. Dan kemudian, dia memenggal leher Orc itu, yang hanya bisa bergerak perlahan karena debuff, dengan Enchant – Wind Sword.

Eto kemudian meninggalkan bangkai si Orc dan menuju ke Amou, dan melihat bahwa Orc yang sudah kehilangan lehernya itu terjatuh di kaki Amou, yang ada di dekatnya. Tapi, Amou tidak melihat Orc yang tumbang, dia memperhatikan puncak pohon.

Mengikutinya, Eto juga melihat puncak pohon dan melihat kepala si Orc yang tersangkut pada sebuah dahan tiga meter di atas sana. Kelihatannya, ini terjadi karena Amou memenggal kepala si Orc dengan ayunan kuat greatsword-nya. Sepertinya masih sulit bagi Amou, yang bisa menggunakan lebih banyak kekuatan sihir daripada sebelumnya, untuk menyesuaikan tenaganya.

Mereka berdua memutuskan untuk membiarkan kepala dan bangkai Orc itu untuk sementara waktu, dan pergi untuk membantu Kohaku dan Sorano. Tapi saat mereka sampai, Eto dan Amou melihat mereka berdua muncul dari semak-semak dengan sebuah karung besar di tangan mereka. Mereka kemudian melaporkan bahwa mereka sudah menyelesaikan tugas mreka. Kemudian, begitu party tersebut kembali ke tempat mereka semula, Sorano memanjati pohon dan menjatuhkan kepala Orc itu.

“Itu hebat, Sorano! Seperti yang diharapkan dari seorang elf!”

“Fufunnn, ini mudah.”

Sorano dengan bangga berkata demikian sambil berdiri di atas dahan. Itu membuat mereka bertiga sekali lagi terkejut dengan kemampuan keseimbangannya yang luar biasa. Dan Eto juga berpikir bahwa kemampuan memanjat pohon serta keseimbangan Sorano mungkin akan berguna suatu hari nanti.

Setelah itu, Eto dan party-nya menguliti bangkai-bangkai monster dan pekerjaan mereka pun selesai untuk hari ini.

“Tubuhku rasanya sakit semua… Melakukan pekerjaan setelah istirahat panjang ternyata benar-benar sulit,” Kohaku mengatakan sesuatu yang tidak pas untuk dikatakan oleh seorang gadis berusia tiga belas tahun.

“Bahuku juga rasanya kaku. Seperti yang kuduga, latihan dan pertarungan nyata itu berbeda,” Sorano menyetujui pernyataan Kohaku.

‘Kohaku yang masih bertumbuh mengalami nyeri otot sementara Sorano keletihan kronis, ya.’ Pada saat itu, Eto berpikir demikian, tapi dia tidak cukup bodoh untuk membicarakan tentang usia pada wanita.

“Apa?”

Tapi mendadak, Sorano, yang intuisinya tajam, menanyai Eto.

“Hm? Aku tidak mengatakan apapun, lho?”

Tentu saja, Eto berpura-pura tidak tahu.

Bagaimanapun, setelah melaporkan penyelesaian permintaan dan menjual material ke guild, party Eto kembali ke penginapan dan bersiap-siap karena mereka ada janji makan malam dengan Lana malam ini. Kebetulan, mereka akan makan di restoran yang terkenal dengan hidangan rebus yang direkomendasikan Kohaku.