Perang Pertahanan

(Penerjemah : E-Chan)


Di luar menara, area di sekitar kastil mendadak kacau balau. Itu karena gelombang kedua para Goblin akhirnya muncul. Karena ada jalan yang menghubungkan puncak menara dengan tembok, Puke membawa Eto dan party-nya ke atas tembok di timur lewat jalan tersebut. Dari sana, mereka bisa melihat kawanan-kawanan Goblin yang diterangi peralatan sihir yang kebetulan adalah sumber cahaya yang menerangi jalan-jalan.

Akan tetapi, tanpa mengetahui jumlah tepat musuh, akan beresiko untuk keluar dari gerbang dan menghalangi mereka. Karena itulah, para petinggi kerajaan memutuskan untuk melakukan pertempuran menghadapi pengepungan yang secara efektif menggunakan tembok-tembok kastil.

Untungnya, cara para Goblin menyerang itu sederhana. Mereka hanya menyerang gerbang dan mencoba mendobraknya atau memanjati tembok dengan menginjak-injak mayat sekutu mereka. Ya, kerajaan hanya perlu berhati-hati dengan kedua pola itu. Walaupun sepertinya ada cukup banyak Goblin Mage dan Goblin Archer, serangan-serangan mereka tidak dapat melewati tembok dan dinding penghalang yang dibuat dengan sihir.

Karena itulah, dengan menahan serbuan Goblin dari atas tembok menggunakan busur, tombak , bebatuan, atau bahkan air mendidih, mereka seharusnya bisa mencegah invasi para Goblin itu ke dalam kota mereka.

Akan tetapi, seiring berlalunya waktu, pihak yang bertahan pastinya akan terkena beberapa ancaman, seperti stamina dan kekuatan sihir yang bukannya tanpa batas, dan juga ada batasan berapa banyak jumlah anak panah.

Terlebih lagi, para Goblin juga menempelkan tubuh-tubuh mereka ke tembok, sehingga jasad-jasad mereka akan menumpuk. Dan gunungan jasad itu mulai menyentuh tembok-tembok di sebelah timur dan selatan. Karena itulah, para pasukan harus waspada terhadap Goblin yang berhasil mencapai bagian atas tembok kastil dengan mendaki gunung tersebut.

Mereka bahkan tidak bisa pergi ke luar tembok untuk menghancurkan gunungan jasad itu, karena mereka akan langsung dikepung oleh segerombolan Goblin dan dibunuh jika mereka melakukan itu. Sementara para pasukan pertahanan mati-matian terus bertahan tanpa cara mencegah yang pasti, matahari pun mulai muncul di langit. Bersamaan dengan itu, para Goblin mulai mundur ke hutan timur, seakan-akan mereka menghindari cahaya matahari.

“Apa? Para Goblin mundur? Sejauh yang bisa kulihat, mereka itu masih ada banyak, jadi kenapa mereka malah mundur seperti itu? Padahal kalau mereka mendorong lebih jauh sedikit, mereka akan bisa mencapai atas tembok.”

Puke menelengkan kepala, tidak dapat memahami tingkat aneh Goblin-Goblin itu. Kebetulan, sekalipun dia sudah berulang kali menggunakan sihir penyerangan dan pertahanan, sepertinya Puke masih memiliki cukup banyak kekuatan sihir yang tersisa.

“Cara mereka menarik diri seakan-akan mereka tidak menyukai cahaya matahari. Atau mungkin, mereka diinstruksikan untuk menyerang sampai pagi sejak awal? Akan tetapi, kalau memang seperti itu, artinya Goblin bahkan bisa berbagi perintah rumit semacam itu satu sama lain.”

Di sebelah Puke, Eto juga mulai berpikir. Dan sementara mereka berdua hanyut dalam pemikiran masing-masing, melupakan gerombolan Goblin, para monster tersebut perlahan menghilang dari jalan raya.

Malam itu, sebelum serangan dimulai, Eto telah memberikan para pemanah buff Strength dan meng-enchant busur-busur mereka, dan dia juga memberikan para penyihir buff yang meningkatkan kekuatan serangan sihir mereka. Dalam pertempuran, Sorano menembak dengan tepat dan mengincar Goblin berpangkat tinggi dari kejauhan. Sementara itu, Amou bertanggung jawab menjatuhkan batu-batu dan air mendidih dari atas tembok, dan Kohaku mengawal Eto untuk keadaan darurat.

Walaupun mereka berhasil mencegah gerombolan-gerombolan Goblin menyerbu ibu kota kerajaan, para kesatria dan tentara sama sekali tidak menunjukkan kegembiraan. Karena mereka tahu bahwa masih ada banyak sekali Goblin yang bersembunyi di sekitar hutan. Tapi, karena mereka tidak menemukan gerombolan Goblin di dekat situ  setelah mencari dengan cermat area di sekitar tembok, gerbang pun dibuka, dan mereka mulai bekerja untuk menyingkirkan bangkai-bangkai Goblin.

Setelah itu, serangan-serangan Goblin berlanjut tiap malam. Gerombolan Goblin akan membanjiri jalan saat matahari terbenam dan menyerang ibu kota sepanjang malam. Dan ketika matahari terbit, mereka akan bergerak mundur ke dalam hutan. Pasukan dan ahli monster mencoba untuk mencari-cari implikasi dari tindakan teratur Goblin ini, tapi sepertinya mereka masih tidak bisa menemukan jawaban yang memuaskan untuk hal itu.

Meskipun mereka berhasil mengusir Goblin-Goblin itu, para petinggi kerajaan tahu bahwa mereka tidak bisa membiarkan situasi ini berlanjut. Jika serangan ini terus berlangsung setiap malam, keletihan para prajurit akan menumpuk. Mereka juga harus memperhitungkan tentang mengisi kembali barang-barang habis pakai seperti anak panah, obat, dan makanan.

Para Goblin mungkin tidak menyerang saat siang hari sejauh ini, tapi bukan berarti mereka tidak akan mengubah taktik mereka. Karena pada dasarnya, Goblin adalah monster yang aktif bahkan di siang hari.

Aktivitas perdagangan di sekitar ibu kota juga sangat terpengaruh, dan jika situasi ini berlanjut untuk waktu yang lama, tidak diragukan lagi bahkan kerugian ekonomi akan meningkat. Karena itulah mereka harus sesegera mungkin memikirkan sebuah cara penanggulangan yang efektif.