Invasi

(Penerjemah : E-Chan)


Eto dan party-nya menuju ke benteng dekat tembok kota dengan kereta yang disediakan guild. Selain kusir yang mengendalikan kereta, seorang karyawan guild juga ada bersama dengan mereka, memberitahu Eto dan party-nya tentang peristiwa yang terjadi secara detail. Menurut karyawan guild itu, serangan Goblin ke ibu kota dimulai dua jam yang lalu. Untunglah, para kesatria dan para prajurit pertahanan berhasil menyapu sekitar 200-300 Goblin dengan menembakkan panah mereka dari atas tembok.

Setelah itu, dengan kerja sama dari seorang Tamer, yang memiliki monster tipe burung sebagai bawahannya, mereka menemukan sebuah kawanan puluhan ribu hingga ratusan ribu Goblin di hutan timur. Para Goblin juga menunjukkan tanda-tanda membentuk beberapa peleton, yang mana tidak diragukan lagi ini menandakan bahwa mereka akan mengirimkan gelombang serangan kedua dan ketiga ke ibu kota.

Karena itulah, para petinggi memutuskan untuk menginformasikan bahaya ini pada penduduk dan meminta kesatria, penyihir, prajurit pertahanan, dan petualang untuk bergiliran menahan serangan Goblin, sehingga jika para Goblin berhasil menembus tembok, mereka bisa segera mengeluarkan peringatan evakuasi darurat pada penduduk sebagai usaha terakhir.

Selain itu diasumsikan bahwa grup kedua Goblin akan mencapai tembok dalam beberapa puluh menit lagi, dan kemudian grup Goblin yang ketiga serta yang keempat akan terus menyerang ibu kota tanpa henti.

Saat ini, pasukan-pasukan selain para petualang telah berkumpul di benteng dan gerbang-gerbang. Karyawan guild juga mengatakan bahwa para petualang yang dapat melakukan serangan jarak jauh diminta untuk menyerang dari tembok, dan mereka yang spesialisasinya dalam pertarungan jarak dekat akan bersiaga di alun-alun depan gerbang.

Saat kereta mereka sampai di menara, seorang penyihir muda muncul dari dalam. Karyawan guild kemudian turun dari kereta dan menyampaikan beberapa kata pada si penyihir sebelum dia menyapa Eto dan party-nya lalu kembali ke guild dengan kereta tersebut. Setelahnya, penyihir itu segera memandu Eto dan party-nya ke pemimpinnya.

Eto dan party-nya menaiki tangga panjang menuju ke puncak menara dan dipimpin ke depan sebuah pintu sederhana. Kemudian, setelah penyihir itu mengetuk pintu dan memberitahu kedatangan Eto beserta party-nya, sebuah suara menginstruksikan dia untuk membiarkan Eto dan party-nya masuk ke ruangan.

“Saya mohon diri dulu dari sini. Silakan memasuki ruangan,” berkata demikian, si penyihir pun pergi.

“Permisi.”

Saat Eto membuka pintu, mereka bisa melihat sesosok penyihir, yang punggungnya menghadap ke arah Eto sambil melihat ke luar benteng.

“Waah, lama tidak bertemu, Eto-kun. Orang-orang sering bilang ‘seorang pria berbicara dengan punggungnya’, tapi menurutmu apa yang punggungku katakan?” penyihir itu berbicara pada Eto masih dengan punggung yang menghadap ke arah mereka.

Fufu. Puke-sama benar-benar tidak berubah. Hmmm, sayangnya, aku tidak bisa melihat apa yang punggung Puke-sama katakan, karena pakaian penyihir yang Puke-sama kenakan benar-benar menutupinya. Meski begitu aku tahu kalau bahumu merosot.”

Hohoo. Kudengar kau sudah meninggalkan rombongan Hero, tapi sepertinya kau baik-baik saja sekarang. Dan aku yakin aku sudah mengatakan padamu sebelumnya kalau daging Wyvern adalah makanan favoritku.”

Penyihir itu akhirnya membalikkan badan dan menyengir. Rambut panjangnya menjuntai ke punggungnya, dan sebuah obor di ruangan ini menerangi wajah tampan dan kulit pucat pria itu.

“Sudah lama tidak bertemu, Puke-sama. Walaupun kita sedang di tengah-tengah situasi itu, aku senang bisa bertemu denganmu lagi.”

“Aku juga, Eto-kun. Sekarang, dengan kau ada di sini, sama saja dengan kita mendapat kekuatan seratus orang. Ayo bersama-sama menyingkirkan Goblin-Goblin itu,” Puke mengatakannya, dengan nada santai seakan-akan dia hanya akan pergi bermain ke suatu tempat.