Konfrontasi 

(Penerjemah : E-chan)


“Oh roh tanah, dengarlah permohonanku dan hancurkan kejahatan di hadapanku ini, Earth Shaker!”

Puke, yang telah menyimpan kekuatan sihirnya sampai sekarang, melancarkan sihir tanah tingkat atas pada gerombolan Goblin yang mengejar mereka dari belakang.

Dan kemudian, tanah di belakang pasukan mulai bergetar hebat. Guncangannya menjadi semakin intens, menyebabkan para Goblin berdiri goyah dan ambruk ke tanah. Mengikuti Puke, penyihir tingkat tinggi lainnya segera melancarkan sihir api, air, angin, dan tanah tingkat atas ke gerombolan Goblin itu, menciptakan badai api yang berputar-putar tepat di belakang pasukan, membakar setiap Goblin yang terlihat. Kemudian, di sisi kiri, sebuah tsunami besar menelan Goblin satu per satu. Sementara di sisi kanan, para Goblin ditebas menjadi potongan-potongan oleh pisau-pisau angin, dan di sebuah area yang luas termasuk di luar sihir-sihir itu, batu-batu tajam mencuat keluar dari tanah dan menusuk para Goblin.

Dengan begini, mereka bisa mengulur waktu sebelum gerombolan Goblin lainnya datang, itulah yang Eto pikirkan. Akan tetapi, itu juga berarti bahwa pasukan tidak akan bisa terlibat dalam pertarungan berdurasi lama melawan Mata Merah, karena semakin lama mereka bertempur, semakin tinggi kemungkinan mereka diserang oleh gerombolan Goblin dari belakang. Satu-satunya cara bagi mereka untuk selamat adalah mengalahkan Mata Merah secepat mungkin dan mundur begitu Goblin kehilangan kendali mereka karena kehilangan pemimpin.

Dengan demikian, sambil memikirkan itu, para kesatria yang berada di garis depan pun langsung menyerang si Mata Merah, para petualang dan penyihir juga mengikuti mereka. Akan tetapi, begitu para kesatria mengangkat tombak mereka dan mencoba mengayunkannya ke Mata Merah, makhluk itu menghilang dari penglihatan mereka.

“Kapten-!”

Mendengar jeritan si penyihir, Eto menoleh ke belakang dan melihat Puke, yang berada di garis belakang, dadanya tertusuk, menyebabkan darah menyembur dari sana. Walaupun ada penyihir lainnya di sekitar Puke, tidak ada satu pun yang menyadari Mata Merah yang mendekat.

“Apa itu? Itu bukanlah sesuatu yang bisa disebut kemampuan fisik tingkat tinggi! Itu terlalu cepat!”

Zenith, pimpinan party tingkat A  Arrow of Light, berteriak. Pandangannya dengan hati-hati mengikuti si Mata Merah, menaikkan tingkat kewaspadaan terhadap lawan di hadapannya sebagai musuh yang sangat berbahaya.

Eto segera mendekati Puke dan memberikan Slow, yang dianggap sebuah debuff.

“Ini akan memperlambat dan mengurangi pendarahanmu. Cepat pulihkan dirimu dengan potion!”

Berkata demikian, Eto meninggalkan Puke pada para penyihir dan menatap Mata Merah, yang sudah kembali ke pintu masuk gua.

Mata Merah baru saja menyerang Puke, yang merupakan orang terkuat di pasukan. Dan intuisi Eto berkata bahwa tidak mungkin itu hanyalah sebuah kebetulan.

Eto kemudian perlahan memajukan kudanya sampai dia tepat berada di belakang para kesatria dan melancarkan Dark pada Mata Merah. Sihir pendukung Eto tidak memerlukan rapalan apapun seperti kata ‘Dark’ untuk melancarkan debuff-nya dalam jarak yang memungkinkan. Tidak perlu dikatakan lagi, kata pendek seperti ‘Dark’, adalah debuff tercepat yang saat ini Eto miliki. Akan tetapi, pada saat itu juga, Mata Merah sekali lagi menghilang dari penglihatan mereka.

Saat anggota pasukan mencari-cari di sekeliling, melacak sosok si Mata Merah, sebuah suara teredam terdengar dari belakang Eto. Saat Eto menoleh ke belakang, dia bisa melihat cakar panjang Mata Merah menghujam lengan kiri Amou. Dan ujung dari cakar itu terarah ke leher Eto. Dengan kata lain, seandainya Amou tidak menggunakan tubuhnya untuk melindungi Eto, nyawanya sudah melayang dalam sekejap.

“Ayah!”

Melihat hal itu, Kohaku, yang sedang menunggangi kuda yang sama dengan Amou, berteriak. Dan seakan tertarik suara itu, mengalihkan pandangannya pada Kohaku dan menyeringai mengerikan.

Menilai kondisinya berbahaya untuk Kohaku, Eto sekali lagi melancarkan Dark pada Mata Merah. Kali ini, sepertinya efektif, karena Mata Merah menunjukkan tanda-tanda terkena kondisi abnormal.

Slow! Gravity! Pain!

Tahu bahwa ini adalah kesempatannya, Eto segera melancarkan banyak debuff berturut-turut pada Mata Merah, dan menghujamkan pedang satu-tangannya yang di-enchant dengan sihir api ke Mata Merah.

Akan tetapi, begitu pedang itu hampir mencapai Mata Merah, makhluk itu sekali lagi menghilang dalam sekejap. Dan kemudian, sebuah erangan terdengar di dekat gua di mana Mata Merah berdiri sebelumnya. Ya, ke sanalah Mata Merah berpindah.

“I-itu, adalah…sihir, teleportasi…”

Puke, yang berhasil menyembuhkan lukanya dengan potion, mendadak bergumam, dan Eto segera melepaskan Slow darinya.

“Puke-sama, apakah barusan kau bilang, sihir teleportasi?”

“Aa. Jelas bukan Haste… Setelah dia menghilang, tepat sebelum dia muncul kembali, aku samar-samar merasakan fluktuasi kekuatan sihir dalam ruang. Itu sesuai dengan karakteristik dari sihir teleportasi legendaris.

Puke menatap langsung ke mata Eto dan mengatakannya. Dari situ, Eto bisa melihat perasaan krisis dalam ekspresi pria itu.