Yang Bertanggung Jawab Atas Persiapan
(Bagian 3)

(Penerjemah : Zerard)


Akira, yang kembali mendatangi reruntuhan Distrik Kuzusuhara, tengah melintasi reruntuhan di bawah bimbingan Aloha.

Jalanan reruntuhan ini terisi penuh dengan puing-puinh dari bangunan runtuh, karena itu jika seseorang tidak berhati-hati, sangatlah mudah untuk tersesat di dalam labirin ini. Terlebih lagi, bagian dalam dari sida bangunan yang masih berdiri mungkin telah menjadi rumah rari para monster di daerah ini, di sanalah tempat di mana ekosistem unik tercipta.

Para hunter yang memasuki reruntuhan ini demi mencari relik, membasmi para monster yang menghalangi mereka. Biasanya, mereka menjaga jalanan reruntuhan ini agar mereka yang lain dapat dengan mudah masuk ke dalam. Kemudian mereka bertemua monster kuat dan kehilangan nyawa mereka pada permainan mereka sendiri.

Dengan terus mengulangi ini, selain rerunntuhan ini berada di wilayah yang di mana semakin kamu ke dalam, semakin sulit rintangan yang akan di lalui, monster yanh hidup di sana juga biasanya adalah monster yang kuat. Tentunya, jumlah dari mereka yang mencapai kedalaman reruntuhannini pun berkurang, karena itu, relik berharga dengan jumlah yang melimpah pun masih tersedia. Dengan kata lain, semakin dalam tempatnya, maka semakin berbahaya dan semakin menguntungkan.

Akira mengetahui itu, karena itu kemarin dia menjelajahi bagian luar dari reruntuhan, yang di mana cukup berada jauh di luar.

Akan tetapi, hari ini dia berupaya untuk mencapai kedalaman reruntuhan yang di rekomendasikan Alpha. Tentunya, Akira bimbang, namun terbujuk oleh kepercayaan diri Alpha dan akhirnya memutuskan untuk mengikuti proposal wanita itu.

Dia tidak akan mendapatkan relik mahal kalau tidak masuk ke bagian lebih dalam. Aku akan membimbingmu, jadi selama kamu mengikuti instruksiku, kamu akan baik-baik saja. Adalah apa yang di katakan oleh Alpha sebelumnya, sangatlah sulit bagi Akira untuk menolaknya. Akira inngin menjadi hunter dengan cara meningkatkan peringkatnya. Walaupun Alpha menjamin keselamatannya, jika dia tidak melangkah maju, maka Akira tidak akan bisa meningkatkan peringkatnya.

Awalnya, Akira maju tanpa berbicara seperti yang di instruksi oleh Alpha. Namun setelah beberapa saay, Akira mulai meragukan Alpha sedikit demi sedikit. Ini di karenakan Akira di berikan instruksi yang tampak tidak masuk akal.

Dia maju oerlahan seraya menempelkam punggung ke dinding sebuah bangunan terbengkalai. Dia memasuki bangunan yang di tuju melalui sebuah jendela dengan memanjat tumpukkan puing-puing, tidak melalui pintu depan yang terbuka lebar. Tepat setelah itu, dia melangkah keluar dari pintu masuk itu yang baru saja dia lihat tadi. Dia mengikuti jalan yang sama berulang-ulang kali. Berhenti di tengah jalan untuk beberapa saat. Setelah pergi bolak-balik di jalan yang sama berkali-kali. Dia melanjutkan sesuai instruksi yang di berikan, namun dia tampak seperti melakukan hal yang sama berulang-ulang kali.

Ketika dia di serang oleh senjata anjing, dia hampir mati di ksrenaksn menghiraukan instruksi Alpha. Dan dia berhasil selamst karena mengikuti instruksi gila dari Alpha. Karena pengalaman itu, dia merasa jika mempertanyakan alasan dari instruksi ini adalah sesuatu yang tidak pantas, karena itu dia tetap diam mengikuti instruksi.

Akan tetapi, setiap kali dia melakukan tindakan yang tampak percuma, ketidakpercayaan kecil tumbuh secara perlahan.

Dan akhirnya Akira tidak sanggup lagi menahannya.

  • ...Hei, Alpha.

《Ya?》

  • Apa kita tersesat atau kita bukan di jalan yang benar, atau semacamnya?

Alpha menjawab dengan jelas.

《Ini jalan yang benar.》

  • ...Yang benar?

《Benar.》

  • Aku rasa kita sudah melewati jalan yang sama berkali-kali...

《Itu di perlukan. Karena kita menghindari rute yang berbahaya. Kalau kamu ingin alasan lebih, itu karena kesialanmu.》

Alpha tersenyum ringan dan membalas. Wajah Akira sedikit kusut.

  • Jadi ini salahku?

《Benar.》

Alpha sekali lagi berkata demikian. Nada suaranya yang jelas dan perilakunya sangatlah persuasif hingga cukup untuk memblokir argumen balasan dari Akira. Namun, itu tidaklah cukup untuk mengenyahkan akumulasi ketidakpuasaan dan ketidakpercayaan Akira.

Setelah itu, mereka berlanjut menelusuri reruntuhan untuk beberapa saat. Kemudian, tepat sebelum keluar dari sebuah gang tertentu, Alpha berputar dan memberikan instruksi yang sama lagi.

《Kembali.》

  • Lagi?

Alpha melewati Akira. Akira sudah cukup muak, namun dia tetap berputar dan mencoba mengikuti Alpha. Namun, tiba-tiba dia berhenti berjalan di sana.

Dia dapat melihat jalan utama di ujung gang. Akira penasaran tentang apa yang ada di ujung gang itu. Jika dia dapat memeriksa pemandangan yang ada di balik gang dan menemukan alasan untuk dia kembali lagi, walaupun cuma sedikit, dia merasa akan bisa memahami instruksi yang tampak percuma ini dan mengurangi ketidakpuasaannya dalam sekejap. Pikir Akira.

(...Sedikit saja, cuma sedikit ngintip.)

Membuat alasan itu, Akira mencondongkan sedikit kepalanya keluar dari gang dan memeriksa jalanan utama dengan waspada. Namun, hanya reruntuhan terbengkalai yang tidak berbeda dari pemandangan yang dia lihat selama ini.

(...Jadi memang nggak ada apapun ya?)

Pada saat itu Akira semakin menjadi tidak senang, Alpha beteriak dengan nada yang sangat kuat.

《Cepat kembali!》

Tepat setelah itu, sebuah suara meraung dan kilauan cahaya terpancar dari ujung pengelihatan Akira, dari sebuah tempat yang tampak tidak terdapat apapun di sana, tanpa adanya peringatan. Kilauan dan benturan dari pengeboman itu menbuat fungsi kamuflasi optikal dari monster itu mati sesaat, menyebabkan wujud monster itu terlihat. Tepat di saat dia melihatnya, ekspresi Akira membeku. Di tempat di mana Akira mengira tidak terdapat apapun, di sana terdapat monster mekanikal yang besar yang mengaktifkan fungsi kamuflasenya.

Sebuah hulu ledak berkaliber besar mengenai bangunan tidak jauh dari Akira berada, bangunan itu setengah hancur di karenakan ledakan, bersama dengan campuran dari suara ledakan, hempasan dan getaran. Banyak puing besar yang jatuh menghujani di sekitaran area tersebut. Benturan itu menggetarkan lantai tempat Akira berdiri.

Alpha berteriak kepada Akira, yang, terbengong di karenakan kejadian mengejutkan ini.

《Cepat, kembali! Kamu bisa mati!》

Akira, yang mendapatkan kesadarannya kembali, mulai berlari dengan segenap tenaga. Gang itu terus bergetar di karenakan selongsong-selongsing yang mengenai bangunan sekitar. Dia terus berlari liar. Akira berhasil berlindung di ruangan di dalam bangunan yang tidak jauh dari instruksi Alpha. Suara pengeboman dan getaran masih berlanjut. Puing dan debu masih berjatuhan dari plapon.

Alpha menoleh dengan tatapan tegas dan berkata kepada Akira.

《Apa yang kamu lakukan itu berbahaya. Kamu hampir matu. Kalau kamu mengikuti instruksiku, kamu bisa menghindari kejadian seperti barusan, tahu?》

Akira menundukkan kepalanya di sudut ruangan. Dia terus terdiam selama beberapa saat, namun akhirnya menjawab dengan suara kecil.

  • Maaf.

Permintaan maaf pendek itu terisi dengan kebencian diri yang kuat. Suaranya begitu muram dan berat.

Alpha merubah ekspresi tegasnya menjadi sebuah senyuman sedih.

《Kamu mungkin tidak puas dengan instruksiku, tapi aku tidak memberikanmu instruksi yang akan merugikanmu, dan kalau kamu menanyakannya secara terperinci nanti, aku akan menjawabnya sampai kamu puas. 》

Alpha tersenyum pada Akira, namun bocah itu tetap terdiam. Namun Alpha terus tersenyum seolah dia mengkhawatirkan bocah ini.

《Kita baru ketemu kemarin, jadi masih banyak hal yang tidak bisa kamu percaya, aku paham. Tapi aku akan sangat kerepotan kalau kamu sampai mati. Aku akan berusaha sebaik mungkin agar kamu tidak mati. Mungkin akan sulit, tapi kalau kamu bisa, setidaknya percayalah padaku pada hal itu.》

Alpha mencemaskan dirinya, Akira mengetahui itu. Dia berhasil menjawab seraya merasa bersalah.

  • Baiklah. Maaf aku sudah meragukanmu.

《Tidak apa. Aku tidak mengharapkan kamu langsung mempercayaiku begitu saja juga. Kita harus mengakumulasi hal itul secara bersama, setuju?》

Nada dan ekspresi wajah Alpha menunjukkan kepeduliannya kepada Akira dari setiap titik. Karena itu, Akira mendapatkan kembali semangatnya. Dan dengan itu dia berusaha memasang wajah berani, atau setidaknya mencoba. Dengan itu, dia mengerahkan semua semangatnya dan memaksa senyuman.

  • Baiklah. Aku akan menumpuk itu semua. Apa yang aku harus lakukan selanjutnya?

Alpha memastikan kondisi Akira. Kemudian, dia menilai bahwa lebih baik untuk tidak membuat bocah ini bergerak sembarangan hingga kondisi mentalnya telah pulih pada titik tertentu.

《Tunggu di sini sampai situasi di luar mereda. Aku akan membimbing monster itu menjauh dari area ini, tapi sayangnya itu akan memakan waktu yang cukup lama.》

  • Bimbing? Apa kamu bisa melakukan hal seperti itu?

Alpha tersenyum banghpga kepada Akira yang sedikit terkejut.

《Tergantung dari siapa yang ku hadapi dan situasinya. Monster mekanikal itu adalah tipe senjata otomatis yang akan terus menyerang musuh asing dengan menggunakan mode autopilot. Ada beberapa kasus di mana mesin-mesin sejenis itu mendapatkan informasi eksternal, termasuk gambaran dari alat pemantau untuk lebih bisa memahami situasi di sekitarnya.》

Sederhananya, makhluk itu melihat Alpha dengan teori serupa seperti Akira. Akan tetapi, bocah ini hanya mendengarkan wanita itu tanpa bisa memahami terlalu jauh.

《Kali ini, untungnya aku berhasil menganggu gambaran eksternal yang di gunakan monster itu untuk memproses gambar. Monster itu seharusnya terus menyerang gambaran palsu dari dirimu. Itulah kenapa serangan pertama dari monster itu meleset dari posisimu.》

Kamu bisa melakukan hal seperti itu? Akira semakin terkejut. Kemudian Alpha tertawa kecil.

《Akan mustahil jika dia adalah tipe monster yang mengambil keputusan berdasarkan dari informasi visual pribadinya. Tadi nyaris saja.》

Akira terlihat sedikit curiga.

  • Kalau dia tipe seperti itu, apa yang akan terjadi padaku?

Alpha tertawa dan menjawab dengan jelas.

《Pastinya pengeboman tadi akan mengenaimu telak, menghabisimu sampai lenyap.》

  • Be-begitu?

Wajah Akira sedikit menegang. Namun, mungkin karena dia terbujuk oleh sikap riang dari Alpha, dia tidak tampak menundukkan kepala membenci dirinya sendiri.

《Apa kita perlu berbicara lagi? Benar. Apa ada yang ingin kamu tanyakan padaku? Apa saja boleh. Jangan sungkan.》

Apa saja boleh, ucapnya kepada Akira, namun sebaliknya, Akira tidak dapat memikirkan apapun saat ini. Namun, ketika dia melihat Alpha yang menunggu pertanyaan seraya tersenyum ramah, Akira merasa ragu untuk membalas bahwa tidak ada yang dia ingin tanyakan. Ini juga kurang lebih merupakan instruksi dari Alpha, dan karena itu Akira berpikir bahwa dia harus merespon instruksi itu untuk menumpuk kepercayaan mereka.

Akira mencari apa yang ingin di tanyakan dan memikirkan kembali pertemuannya dengan Alpha. Dan kemudian dia mengingat sesuatu.

  • Kalau begitu apa aku boleh tanya kenapa Alpha telanjang bulat saat kita pertama kali ketemu?

Saat ini Alpha masih berpakaian. Wanita itu menggunakan busananya ketika dia bertemu dengan Akira. Dengan kata lain, wanita itu dengan sengaja telanjang di saat itu. Pada kala itu, hal itu tidaklah terlalu mengejutkan, namun sekarang setelah dia memikirkannya kembali, hal itu sangatlah tidak alami.

Alpha tersenyum berani dan nakal. Tidak lama setelah Akira sedikit curiga akan situasi ini, Alpha menghapus pakaiannya dan memamerkan tubuh telanjangnya yang luar biasa.

Alpha sama sekali tidak menunjukkan rasa malu dan memaparkan kulitnya secara terbuka, memamerkan lekuk tubuhnya yang memikat kepada Akira tanpa menyembunyikan apapun. Dan dia berkata dengan suara riang dengan pose yang menantang.

《Bagaimana menurutmu?》

Akira, yang terkejut namun terpana, mulai panik di saat dia mulai tersadarkan.

  • Menurutku bagaimana...? Uhm, pakai bajumu dulu!

Alpha tersenyum puas dan memasang pakiannya kembali.

《Tubuhku seksi kan? Mencolok kan? Bukankah tubuhku akan menarik perhatian? Akira juga di saat itu lebih melihat mengarahku di bandingkan area sekitarku.》

  • I-itu kan mau bagaimana lagi, oke?

Adalah benar bahwa Akira lebih terpana oleh tubuh telanjang Alpha di bandingkan pemandangan fantastis akan cahaya samar itu. Akira membuat alasan seraya tersipu karena Alpha mengetahui hal itu.

 Kemudian Alpha mengatakan kepada Akira sesuatu yang tidak di duga.

《Singkatnya, itulah alasannya. Jawaban dari pertanyaanmu sebelumnya.》

Akira telah lupa bahwa dia tersipu sebelumnya, dan bertanya kembali, terlihat sedikit penasaran.

  • Maksudmu apa?

《Itu adalah sebuah cara efisien untuk mencari seseorang yang dapat melihat wujudku. Tidak banyak mereka yang mendatangi reruntuhan ini sekarang, dan lebih sedikit lagi mereka yang dapat melihatku. Beberapa orang yang bisa melihatku pastinya akan bereaksi, dan terlebih, itu adalah penampilan yang akan menghilangkan kesiagaan. Setelah mencoba berbagai macam hal, telanjang bulat adalah yang terbaik. 》

  • Tapi aku benar-benar siaga waktu itu loh.

《Tapi kamu tidak lari setelah melihatku kan? Ketika kamu melihatku, apa yang akan kamu lakukam jika aku adalah prajurit berotot yang bersenjata?》

Akira membayangkan situasi tersebut. Orang yang berada di dalam cahaya samar itu adalah prajurit berotot bersenjata. Sesosok orang yang dapat melenyapkan atmosfir fantastis di sekitarnya. Dan dia, yang menilai itu semua secara diam-diam, bertatap mata dengan Alpha dan berkata.

  • “Kamu harus melarikan diri. Berlari sekuat tenagamu”, Menurutku.

《Iya kan? Perihal penampilan, sebuah tubuh telanjang adalah yang terbaik karena itu akan membuat orang lain berpikir secara sekilas bahwa aku tidak bersenjata, dan lagi, aku pastinya akan menarik perhatian seseorang dan mendapatkan reaksi yang-mudah-dipahami yang membuatku menilai bahwa “mereka dapat melihatku”.》

Alpha tersenyum ringan.

《Yah, walaupun begitu, aku tidak pernah menyangka bahwa kamu akan sesiaga itu. Maaf.》

Akira sedikit mengernyit. Dia merasa apa yang di ucapkan Alpha barusan itu terlalu berlebihan. Secara kurang lebih dia menyetujui penjelasan itu. Namun, dia ingin  sedikit menegur tingkah Alpha yang menunjukkan tubuh telanjangnya dan mengerjai dirinya.

  • ...Tapi, bukannya telanjang itu nggak sopan?

《Tidak masalah. Soalnya, ini palsu, jika ini dapat membuatku mencapai tujuanku, maka aku tidak peduli.》

  • Palsu?

《Ya. Sosokku ini di buat dengan grafik komputer. Jadi aku bisa merubah penampilanku sesuka hati.》

 Seolah ingin membuktikan hal itu, Alpha merubah penampilannya menjadi seorang gadis yang lebih muda dari Akira.

  • Uohh?! Itu kamu, Alpha?

Walaupun Alpha jauh lebih muda dari Akira, paras gadis itu membuat Akira ingin melihat perubahan paras indah itu ketika gadis itu tumbuh, akan tetapi, gadis itu hanya tersenyum dewasa mengarahnya yang menunjukkan bahwa dia adalah orang yang sama.

《Benar. Bagaimana kelihatannya? Aku imut kan?》

  • Eh? Yeah.

Akira terkejut, namun tidak terlalu menunjukkan reaksi positif terhadap penampilan luar gadis itu, Alpha menebak hal tersebut dan merubah penampilannya kembali.

《Tentu saja, kebalikannya juga bisa kok.》

Sosok gadis muda itu tumbuh menjadi sesosok wanita di umur belia dan terus berubah menjadi wanita tua. Walaupun Alpha membuat banyak keriput di wajahnya, penampilan Alpha terlihat begitu lembut dan berwibawa.

  • Oh, hebat banget. Apa benar kamu bisa merubah penampilanmu sesuka hati?

Akira sangat terkesan. Akan tetapi, di hadapan berbagai macam bentuk sosok dan wajah, Akira sama sekali tidak terlihat memiliki preferensi. Ketika Alpha memastikan itu dia kembali ke wujud awalnya.

《Tidak hanya itu. Aku juga bisa merubah bentuk tubuh, rambut, dan pakaian sesukaku loh?》

Alpha tersenyum bangga dan merubah penampilannya satu persatu. Dia tumbuh tinggi, pendek dan merubah bentuk tubuhnya menjadi langsing dan kemudian bulat. Dia memendekkan rambut, membuatnya panjang hingga mencapai lantai, membuat rambutnya menghiraukan gravitasi, dan bahkan menbuat rambutnya berkilau tujuh warna.

Dia melanjutkan mengganti pakiannya menjadi berbagai macam: seperti semacam seragam sekolah hingga menjadi gaun yang di kenakan warga kelas atas, sebuah pakaian renang mencolok, baju kamuflase dan seragam pilot. Dan termasuk pakaian yang begitu megahnya hingga membuat seseorang bertanya-tanya apakah pakaian ini benar-benar ada?

Pada mulanya, Akira hanya terkejut dengan pergantian penampilan Alpha. Namun setelah beberapa saat, ketika dia mendapatkan kembali ketenangannya, dia begitu terserap melihat Alpha yang berpose dengan beragam pakaian.

Karena bagi Akira, yang menghabiskan waktunya di wilayah kumuh, di sana hampir tidak ada hiburan sama sekali. Penampilan dari Alpha, yang merubah pose seperti berdansa dan menggunakan beragam seragam, sangatlah cukup untuk memukau Akira.

Akira melihat Alpha, dan Alpha mengamati Akira. Akira tidak menyadari bahwa penampilan Alpha, yang pada awalnya berubah secara acak, berubah sedikit demi sedikit menyesuaikan dengan selera Akira, seperti umur, bentuk tubuh, gaya rambut, dan pakaian.

Alpha terus mengamati Akira seraya menunjukkan senyum riang, lembut dan memikat.

《Kalau kamu punya permintaan pakaian, Aku akan menerima semuanya. Oh, apa lebih baik kalau aku telanjang? Telanjang bulat. Soalnya, kalau aku telanjang, kamu bisa menikmati tubuh telanjang indah ini. Apa kamu lebih suka itu?》

Pada kalimat yang menggoda, Akira sedikit tersipu lagi.

  • Apa saja nggak masalah, jadi tolong pakai baju! Kenapa sih kamu ini hobi banget telanjant?!

《Aku pikir kalau kamu sudah terbiasa dengan hal semacam itu dari sekarang, kamu tidak akan terkena jebakan madu dan semacamnya nanti. Bukankah latihan semacam itu di perlukan?》

Jika Akira menjawab “sepertinya“, keadaan akan menjadi rumit. Pikir Akira seraya tersenyum pahit. Dia pun menjawab dengan menyembunyikan rasa malunya dan dengan sedikit merajuk.

  • ...Nggak ada seorangpun yang akan menjebak anak kecil sepertiku.

Alpha menentangnya seolah ingin memblokir rute pelarian Akira.

《Mungkin tidak ada yang akan menjebakmu sekarang, tapi ada banyak orang yang merupakan hunter penjebak bertalenta yang menghasilkan banyak uang. Ketika kamu bertemu hunter semacam itu, aku tidak ingin kamu sampai terpengaruh oleh orang seperti itu. Sudah banyak pria yang menghancurkan kehidupannya karena wanita sejak dulu kala loh?》

Dia ingin menjadi seorang hunter yang bisa mendapat uang sebanyak itu, namun ketika di tanya apakah dia bisa menjadi hunter seperti itu, dia tidak begitu yakin. Kehampaan kepercayaan diri tampak dalam nada bicara Akira.

  • ...Apa aku bisa menjadi hunter seperti itu?

Alpha menjawab dengan sikap riang penuh keyakinan.

《Pasti bisa. Soalnya, kamu mempunyai dukunganku. Setidaknya selain tekadmu, aku bersumpah aku akan melakukan semaksimal mungkin. Terkecuali untuk hasrat, motivasi, dan tekad, dan sebagainya, kalau kamu tidak bisa melakukan yang terbaik untuk hal tersebut, maka tidak ada yang bisa ku lakukan untukmu. 》

Akira terdiam untuk beberapa saat, namun tidak lama kemudian, ekspresi wajahnya berubah menjadi penuh tekad kuat.

  • Baiklah. Aku akan lakukan sesuatu tentang hasrat, motivasi dan tekadku.

Alpha tersenyum gembira dan puas. Wajah senyumnya adalah untuk memuji resolusi Akira dan karena dia berhasil membimbing tekad Akira sesuai keinginannya.