Memastikan Kemampuan Satu Sama Lain

(Penerjemah : E-Chan)


Keesokan paginya, setelah makan lebih awal di penginapan, Eto dan party barunya menuju ke arena latihan guild. Walaupun mereka sudah saling informasi tentang kemampuan mereka, mengenai sihir pendukung Eto, ada banyak hal yang tidak bisa dipahami kecuali mengalaminya sendiri. Dan karena tidak mungkin meninggalkan kota sampai perlengkapan mereka siap, mereka memutuskan untuk mencoba berbagai hal di arena latihan guild terlebih dahulu.

Dengan demikian, sambil menyelip melewati kerumunan petualang yang berlomba-lomba menerima permintaan, Eto menuju ke ruang latihan yang dibangun di belakang guild. Tempat latihan dalam ruangan berbentuk oval dengan tanah yang benar-benar dipadatkan, didesain agar tahan dengan latihan dari banyak orang. Di pinggir arena latihan, ada beberapa target untuk berlatih serangan sihir dan busur, dan di sisi lain, pedang-pedang serta kapak dengan bilah yang tajam berbaris di rak-raknya. Dan untuk memastikan kemampuan masing-masing, mereka memutuskan untuk berlatih dengan pedang dulu.

Pertama, Eto bertarung tanpa menggunakan sihir pendukungnya. Dan sesuai dugaan, tanpa itu, kemampuan dan kekuatan Amou jauh melampauinya. Sementara itu, meskipun Kohaku pengguna pedang ganda agak kurang dalam hal tenaga, kecepatannya cukup tinggi, dan dia juga memiliki indera pertarungan yang diwariskan dari ayahnya. Seni belati Sorano juga bisa dianggap hebat, sampai-sampai Eto tidak dapat menembus pertahanan wanita itu dengan kemampuan berpedangnya. Secara keseluruhan, dipastikan dari antara mereka berempat, Eto dalam kondisi ‘normal’ adalah yang terlemah.

Berikutnya, mereka mencoba berbagai hal dengan sihir pendukung Eto. Saat Eto bertarung menggunakan buff-nya, tidak perlu dikatakan lagi bahwa dia dapat menghadapi mereka bertiga. Akan tetapi, jika Amou serius dan memutuskan untuk mengayunkan greatsword-nya, hasilnya mungkin tidak seperti itu. Tapi dalam pertarungan percobaan ini, Amou tidak berkutik di hadapan kecepatan Eto.

Eto kemudian memberikan beberapa buff pada anggota party-nya dan menyuruh mereka mencoba bergerak dengan pedang dan busur mereka. Kelihatannya Sorata ada pengalaman dalam menerima sihir pendukung, tapi Amou dan Kohaku terkejut karena ini pertama kalinya mereka menerima buff. Tapi kelihatannya, ini juga kali pertama untuk Sorano diberikan buff sekuat ini. Eto menyuruhnya mencoba menembakkan beberapa anak panah sambil mencoba beberapa kombinasi sihir pendukung, seperti menggunakannya dengan buff tenaga ditambah sihir penguatan fisik atau menambahkan sihir angin ke panahnya.

Yang terakhir, Eto memutuskan agar anggota party-nya mencoba efek dari debuff. Eto mencoba memberikan mereka semua debuff yang dia tahu satu per satu, seperti debuff yang dapat memperlambat pergerakan seseorang, ‘Slow’, debuff yang dapat menyebabkan status abnormal mirip dikirim ke dalam kegelapan, ‘Dark’, debuff yang mendorong seseorang ke tanah, ‘Gravity', debuff yang bisa menimbulkan rasa sakit terus-menerus pada tubuh seseorang, ‘Pain’, dan debuff yang bisa menghilangkan suara apapun dari sekeliling seseorang, ‘Silence’.

Walaupun Eto menggunakan metode untuk memangkas durasi debuff agar waktunya pendek dengan segera memberikan lawan dari debuff itu, kelihatannya mereka bertiga masih mengalami kesulitan. Saat Eto mengatakan bahwa semua debuff itu bisa berlapis-lapis, ketiganya mulai nampak seperti merasakan keputusasaan.

“Aku sekarang tahu dengan sangat baik bahwa kemampuan Eto itu sangatlah mengerikan.”

Saat Kohaku berkata begitu, Amou dan Sorano mengangguk berkali-kali.

Selama dua hari berikutnya, Eto menghabiskan waktunya mempraktekkan teknik kerja sama dengan anggota party-nya sambil membuat mereka membiasakan diri dengan buff Eto.

Dan tiga hari kemudian, saat senjata dan armor mereka akhirnya siap, mereka semua mengenakan perlengkapan mereka masing-masing dan pergi ke luar kota. Kemudian, setelah mengalahkan beberapa goblin di hutan dan memperbaiki koordinasi mereka beberapa kali, mereka menyelesaikan petualangan hari itu.

“Aku akan mengambil sebuah permintaan dari guild besok.”

Malam itu, ketika Eto berkata demikian di kamar penginapan, Amou mengangguk mantap, dan Kohaku mengepalkan tinjunya di dapan dada sambil berseru “Yosh” untuk menyemangati dirinya sendiri. Bahkan Sorano, yang kelihatan tanpa ekspresi saat dilihat sekilas, pipinya sedikit bersemu merah.

Besok adalah hari pertama petualangan Eto dengan anggota party barunya. Dan Eto bersumpah bahwa dia akan memberikan keamanan pada anggota party-nya terlebih dulu sebagai prioritas pertama, dan penyelesaian misi sebagai yang kedua.